“EKUITAS (EQUITY)”
DI SUSUN OLEH:
Kelompok 9
1. NINGSIH (201710189)
2.
KATA PENGANTAR
Puji syukur yangkita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga makalah yang berjudul “Ekuitas” ini dapat diselesaikan
sebagaimana mestinya.
Meskipun apa yang dapat kami sajikan ini masih jauh dari kesempurnaan, kami harap dapat
memberikan manfaat bagi kita semua dan khususnya bagi kami pribadi dalam menambah ilmu
pengetahuan khususnya dalam bidang Akuntansi khususnya Akuntansi Keuangan.
Kami sadar kesempurnaan hanya milik-Nya. Atas segala kekurangan dan khilaf, kami
mengharapkan kritik dan saran yang kritis, logis, dan bersifat membangun untuk penyempurnaan
makalah ini. Sehingga apa yang dapat kami berikan pada waktu yang akan datang dapat lebih baik
serta semuanya dapat memberikan hikmah dan membawa berkah bagi kita semua.
BAB I
PANDAHULUAN
1.1. Latarbelakang
Pada dasarnya setiap perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur, jasa, maupun
dagang memerlukan pengelolaan ekuitas yang baik dalam perusahaannya, istilah ekuitas
(ekuitas pemegang saham atau stockholders' equity) lebih merefleksi kata yang ingin
dikandungnya. Istilah modal sering digunakan pula sebagai padan kata equity walaupun modal
lebih dekat maknanya dengan istilah capital. Ekuitas mengandung unsur kepemilikan
(ownership), untuk organisasi nonprofit ekuitas disebut dengan aset bersih (net assets) untuk
menghindari kesan adanya pemilikan.
Ekuitas juga mengatur konsep kesatuan usaha yang memisahkan antara manajemen dan
pemilikan, informasi tentang akuitas pemegang saham menjadi sangat penting karena hal
tersebut menunjukan hubungan antara perusahaan (perseroan) dengan pemegang saham. dari
sudut pemegang saham, ekuitas pemegang saham merupakan hak atas kekayaan atau nilai yang
tertanam dalam perseroan. Kalau dipandang dari sudut kesatuan usaha, ekuitas pemegang
saham merupakan "utang" perseroan kepada para pemegang saham. Oleh karena itu, ekuitas
pemegang saham dapat juga dipandang sebagai gambaran hubungan yuridis antara perseroan
dan pemegang saham. Dengan kedudukannya yang demikian persoalannya adalah bagaimana
melaporkan atau menyajikan informasi elemen ini agar hubungan dan tanggung jawab yuridis
dapat dipertahankan.
BAB II
PEMBAHASAN
Secara sederhana Ekuitas diformulasikan sebagai total aktiva dikurangi total pasiva. Ekuitas
merupakan bagian hak pemilik dalam perusahaan yaitu selisih antara aktiva dan kewajiban yang ada,
dan dengan demikian tidak merupakan ukuran nilai jual perusahaan tersebut. Pada dasarnya ekuitas
berasal dari investasi pemilik dan hasil usaha perusahaan. Ekuitas akan berkurang terutama dengan
adanya penarikan kembali penyertaan oleh pemilik, pembagian keuntungan atau karena kerugian.
Hak Istimewa untuk melindungi seorang pemegang saham dari kehilangan kepentingan
kepemilikan di luar kemauannya. Tanpa hak ini, pemegang saham yang memiliki persentase
kepentingan tertentu akan merasa dirugikan akibat penerbitan saham tambahan tanpa
sepengetahuannya pada tingkat harga yang tidak menguntungkan mereka. Namun banyak perseroan
yang menghapus hak istimewa ini, karena hak istimewa ini melekat pada saham yang akan membuat
perusahaan tidak dapat menerbitkan lebih banyak saham tambahan, seperti yang sering dilakukan
ketika mengakuisisi perusahaan lain.
1. Modal Saham
2. Tambahan Modal Disetor
3. Laba Ditahan
Dua kategori yang pertama, yaitu modal saham dan tambahan modal disetor, merupakan
modal (disetor) kontribusi. Laba ditahan merupakan modal yang diperoleh/dihasilkan perusahaan.
Modal kontribusi adalah total jumlah yang disetorkan kemodal saham, jumlah tersebut diberikan
oleh pemegang saham kepada perseroan untuk digunakan dalam bisnisnya. Modal kontribusi ini pos-
pos seperti nilai pari dari semua saham yang beredar dan premi dikurangi diskonto atas penerbitan
saham. Modal yang diperoleh/dihasilkan adalah modal yang dikembangkan jika bisnis berjalan
dengan menguntungkan. Modal ini terdiri dari semua laba yang tidak dibagi yang tetap
diinvestasikan dalam perusahaan.
Masalah akuntansi yang ada pada penerbitan saham akan dibahas dalam topic berikut:
1. Akuntansi untuk saham tanpa nilai pari
2. Akuntansi untuk saham dengan nilai pari
3. Akuntansi untuk penerbitan saham yang digabungkan dengan sekuritas lainnya (penjualan lump
sum)
4. Akuntansi untuk saham yang diterbitkan dalam transaksi non kas
5. Akuntansi untuk biaya penerbitan saham
Saham merupakan tanda sebuah kepemilikan perusahaan atas penyetoran kekayaan atau
uang oleh investor kepada perusahaan penerbitnya, jadi ketika seorang investor membeli atau
memiliki saham perusahaan sebesar 30% maka investor tersebut berhak mengklaim atas
kepemilikannya sebesar 30% atas perusahaan tersebut. Saham, dalam penerbitannyapun dapat
dilakukan dengan berbagai cara penerbitan saham, sebagai berikut:
Sebagai contoh, Penerbitan saham 2.000 lembar saham biasa pada harga Rp. 10 per lembar
saham. Ayat jurnalnya :
Kas 20.000
Saham Biasa-tanpa nilai pari 20.000
2. Penerbitan Saham yang dijual atas dasar pesanan atau tanpa nilai pari
Untuk memperlihatkan informasi tentang penerbitan saham dengan nilai pari, akun harus
dipertahankan untuk masing-masing kelompok saham berikut :
a) Saham Preferen atau Saham Biasa. Kedua akun ini mencerminkan nilai pari saham
perseroan yang diterbitkan. Akun ini dikredit ketika saham pertama kali diterbitkan. Tidak
ada ayat jurnal tambahan pada akun ini kecuali saham tambahan yangditerbitkan atau
saham yang ditarik.
b) Modal Disetor yang Melebihi Nilai Pari atau Tambahan Modal (Additional Paidin Capital).
Menunjukkan setiap nilai pari yang disetor oleh pemegang saham sebagai pengganti
saham yang diterbitkan untuk mereka
Selain dijual secara tunai, kadangkala penerbitan saham juga dapat dilakukan secara
pesanan, biasanya ini dilakukan oleh perusahaan yang baru saja masuk dibursa pasar modal
atau go publik.
Sebagai contoh, PT Sinar Mas menawarkan saham pesanan ke para investor untuk membeli
1.000 lembar saham dengan nilai pari 20 pada harga Rp. 50. sebanyak 100 investor tertarik
untuk memesan dengan membayar uang muka 70% dan 30% sisanya pada akhir bulan
keenam. Ayat jurnalnya : Pada tanggal penerbitan saham
Kas 3.500.000
Piutang Pesanan 3.500.000
( 5.000.000 x 70% )
( untuk mencatat penerimaan angsuran pertama 70% )
a) Metode Proporsional adalah jika nilai pasar wajar atau dasar lainnya yang baik untuk
menentukan nilai relative setiap kelompok sekuritas tersedia, maka nilai lump sum yang
diterima dialokasikan antara kelompok-kelompok sekuritas atas dasar proporsional.
b) Metode Inkremental adalah jika nilai pasar wajar semua kelompok sekuritas tidak dapat
ditentukan, maka metode inkremental dapat digunakam. Nilai pasar sekuritas itu
digunakan sebagai dasar untuk kelompok-kelompok yang telah diketahui dan sisa dari
nilai lump sum dialokasikan ke kelompok di mana nilai pasar tidak diketahui.
Sebagai contoh, Penerbitan saham 500 lembar saham biasa, nilai pari 10, nilai pasar 20, dan
200 lembar saham preferen, nilai pari 40, nilai pasar 80. Keduanya secara lumpsum sebesar
Rp. 15.000.
Penyelesaiannya sebagai berikut menggunakan metode proporsional :
Maka dari itu, ketika sebuah perusahaan menerbitkan saham, ,maka seharusnya
melaporkan biaya yang dikeluarkan untuk menjual saham, seperti biaya penjaminan,biaya akuntansi
dan hukum, biaya percetakan dan pajak sebagai pengurang jumlah yang disetor. Oleh karena itu,
biaya penerbitan didebet ke Tambahan Modal Disetor karena biaya tersebut tidak berhubungan
dengan operasi perusahaan. Gaji manajemen dan biaya tidak langsung lainnya yang berhubungan
dengan penerbitan saham harus dibebankan pada saat dikeluarkan karena sulit untuk menetapkan
hubungan antara biaya-biaya tersebut yang diterima dari hasil penjualan.
1. Untuk memenuhi distribusi pajak yang efisien dari kelebihan kas kepada pemegang saham.
Tingkat keuntungan modal kas atas penjualan saham kepada perusahaan oleh pemegang saham
diperkirakan sekitar setengah tarif pajak biasa. Keuntungan ini agak terkurangi karena baru-baru
ini terjadi perubahan mengenai hukum pajak yang berkenaan dengan dividen
2. Untuk meningkatkan laba per saham dan pegembalian atas ekuitas (ROE). Dengan mengurangi
jumlah saham yang beredar dan mengurangi ekuitas pemegang saham, rasio kinerja tertentu
sering kali meningkat.
3. Untuk memenuhi saham dalam kontrak kompensasi saham karyawan atau memenuhi
kebutuhan merger yang potensial. Honeywell Inc. melaporkan bahwa sebagian dari
pembeliannya atas satu juta lembar saham biasa igunakan untuk kontrak opsi saham karyawan
4. Untuk mengurangi upaya pengambilalihan atau mengurangi jumlah pemegang saham. Dengan
mengurangi jumlah saham yang dipegang public, pemilik sekarang dan manajemen dapat
menghindari pihak luar untuk mengendalikan perusahaan atau pengaruh yang signifikan.
5. Membentuk pasar bagi saham. Dengan membeli saham di pasar modal, diciptakan suatu
permintaan yang dapat menstabilan harga saham atau dalam kenyataannya meningkatkan
harga saham itu.
1. Ada dua metode umum yang digunakan untuk menangani saham treasuri yaitu:
a) Metode Biaya. Menghasilkan pendebetan akun Saham Treasuri untuk biaya reakusisi, serta
dalam pelaporan akun ini sebagai suatu pengurangan dari total modal dsetor dan laba
ditahan di neraca
b) Motode Nilai Pari atau Nilai Ditetapkan. Mencatat semua transaksi saham treasuri pada nilai
parinya dan melaporkan saham treasuri hanya sebagai pengurang atas modal saham.
Metode biaya atau harga pokok umumnya digunakan dalam akuntansi untuk saham treasuri.
Metode ini mengambil namanya dari kenyataan bahwa saham treasuri dibuat pada biaya
atau harga pokok saham yang dibeli. Menurut metode biaya, akun saham treasuri didebet
pada biaya saham yang diperoleh dan penerbitan kembali saham dikredit pada akun biaya
yang sama. Harga yang diterima untuk saham ketika pertama kali diterbitkan tidak
mempengaruhi ayat jurnal untuk mencatat akusisi dan penerbitan kembali saham treasuri.
2. Dalam Penjualan Saham Treasuri terdapat dua metode yang digunakan, yaitu:
a) Penjualan Saham Traesuri di Atas Harga Pokoknya. Apabila harga jual saham treasuri lebih
besar dari harga pokonya, maka perbedaan ini dikredit ke Modal
Disetor dari Saham Treasuri
b) Penjualan Saham Treasuri di Bawah Harga Pokok. apabila saham treasuri dijual dibawah
harga pokok, maka kelebihan harga pokok atas harga jual didebet ke Modal Disetor dari
Saham Treasuri.
3. Penarikan Saham Treasuri
Dewan direksi dapat menyetujui penarikan saham terasuri. Penarikan saham treasuri
mempunyai status sebagai saham yang diotorisasi dan saham yang belum diterbitkan.
Pengaruh akuntansinya adalah sama dengan penjualan saham treasuri kecuali bahwa debet
dilakukan ke akun modal disetor yang dapat diaplikasikan ke penarikan saham, bukan ke kas.
Karakteristik yang membedakan saham preferen dengan saham biasa terletak pada sifatnya yang
lebih tertutup dan negatif disamping preferensinya, misalnya seperti tidak memiliki hak suara, tidak
kumulatif, dan non partisipasi.
Karakterisik paling umum yang melekat pada saham preferen adalah sebagai berikut :
Kas $120.000
Pembagian dividen pada umumnya didasarkan atas akumulasi laba (laba ditahan) atau atas bebrapa
pos modal lainnya seperti tambahan modal disetor. Berikut adalah beberapa jenis dividen :
1. Dividen Tunai
Pengumuman dividen tunai merupakan kewajiban dan karena pembayaran biasanya harus
harus dilakukan dengan segera dan biasanya disebut sebagai kewajiban lancar
2. Dividen Properti
Hutang dividen dalam bentuk aktiva perusahaan selain kas, dapat berupa barang dagang, real
estate, atau investasi yang dirancang oleh dewan direksi. Ketika dividen property diumumkan,
maka perusahaan harus menetapkan kembali nilai wajar property yang akan dibagikan dengan
mengakui setiap keuntungan atau kerugian sebagai perbedaan nilai wajar dengan nilai buku
pada tanggal pengumuman.
3. Dividen Likuidasi
Dividen yang tidak didasarkan pada laba ditahan, yang menyiratkan bahwa dividen ini
merupakan pengembalian dari investasi pemegang saham dan bukan dari laba. Dengan kata
lain, setiap dividen yang tidak didasarkan pada laba merupakan pengurangan modal disetor
prusahaan dan sejauh itu merupakan dividen likuidasi
4. Dividen Saham
Dividen saham merupakan penerbitan oleh suatu perseroan atas saham miliknya sendiri
kepada pemegang saham sesuai dengan porsi masing-masing.
Dari sudut pandang akuntansi, tidak ada ayat jurnal untuk mencatat pemecahan saham.
Namun suatu catatn memorandum dibuat untuk menunjukkan bahwa nilai pari saham telah
berubah, dan jumlah saham telah bertambah.
Ketika tambahan saham diterbtikan dengan tujuan mengurangi harga pasar per unit, maka
pembagian itu lebih merupakan pemecahan saham daripada dividen saham. Pembagian ini biasanya
timbul jika jumlah saham yang diterbitkan lebih besar dari 20%-25% jumlah saham yang beredar
sebelumnya.Selain itu, karena nilai pari saham yang beredar juga tidak berubah, maka transfer dari
laba ditahan hanya dilakukan jumllah yang disyaratkan menurut akta. Biasanya hal ini merupakan
transfer laba ditahan ke modal saham sebesar nilai pari saham yang diterbitkan yang berlawanan
dengan transfer nilai pasar sham yang diterbitkan.
2.14 Analisis
Analisis menggunakan rasio ekuitas pemegang saham untuk mengevaluasi profitabilitas dan
solvensi jangka panjang perusahaan, dan berikut adalah rasio yang digunakan, yaitu :
Rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih dikurangi dividen saham preferen dibagi
dengan rata-rata ekuitas pemegang saham biasa.
2. Rasio Pembayaran
Rasio pembayaran merupakan rasio dividen tunai terhadap laba bersih. Jika saham
preferen sedang beredar, maka rasio ini dihitung untuk pemegang saham biasa dengan
membagi dividen tunai yang dibayarkan kepada pemegang saham biasa dengan laba bersih
yang tersedia untuk pemegang saham biasa.
Deviden Tunai
Rasio Pembayaran =
Laba bersih – Dividen preferen
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dilihat dari definisinya ekuitas merupakan hak residual atas aset perusahaan setelah dikurangi
semua kewajiban. Ekuitas mengandung makna kepemilikan, oleh karena itu, untuk organisasi
nonbisnis ekuitas sering disebut sebagai aset bersih. Ekuitas berbeda dengan kewajiban dalam tiga
hal, yaitu hak atas penyelesaian klaim, hak penggunaan aset, dan substansi perjanjian (yuridis).
Walaupun demikian, atas dasar konsep kesatuan usaha kreditor dan investor dipandang sebagai
pihak luar perusahaan yang terpisah dari manajemen.
Ekuitas dapat berbentuk modal setoran dan laba ditahan dimana modal setoran merupakan suatu
bentuk kontrak yuridis yang harus dipertahankan keutuhannya sedangkan laba ditahan merupakan
modal yang tercipta atau terhimpun karena pemanfaatan aset, selain itu modal setoran juda dapat
menyebabkan perubahaan aset dalam rangka pendanaan (transaksi modal) sedangkan laba ditahan
hanya menyebabkan perubahan aset dalam rangka produksi (transaksi operasi).
3.2 Saran
Sebaiknya Perusahaan melakukan Pendekatan yang signifikan mengenai pengolaan ekuitas yang ada
di perusahaan tersebut. Mengenai semua hal yang melandasi konsep-konsep kontinuitas usaha
serta upaya dan hasil yang menegaskan bahwa statemen laba-rugi harus memuat semua perubahan
ekuitas kecuali yang berasal dari transaksi dengan pemilik. Perubahan ekuitas harus dipisahkan
dengan tegas menjadi ekuitas yang berasal dari transaksi modal dan transaksi operasi. Laba ditahan
hanya akan berisi laba komprehensif yang dipindah dari statemen laba rugi dan berbagai komponen
transaksi modal seperti dividen dan saham treasuri, sehingga perusahaan akan dengan mudah
mengidentifikasikan apa yang menjadi masalah perusahaan terutama dalam pengolaan ekuitas ini.
DAFTAR PUSTAKA
Kieso, Weygandt, dan Warfield. 2011. Intermediate Accounting IFRS Edision. Volume
Kedua. United States of America: Wilay
Lam, Nelson dan Lau, Peter. 2014. Akuntansi Keuangan: perspektif IFRS. Jakarta: Salemba Empat
Harahap, Sofyan Syafri. 2011. Teori Akuntansi Edisi Revisi 2011. Jakarta: Rajawali Pers
Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, dan Terry D. Warfield, 2002. Akuntansi Intermediate,
Terjemahan Emil Salim, Jilid 2, Edisi Kesepuluh, Penerbit Erlangga, Jakarta