BAB I
PANDAHULUAN
Akuntansi keuangan II 1
karena konsep kesatuan usaha menuntut artikulasi antar statemen
keuangan,tidak terdapat masalah semantik atau definisional dalam
pembahasan ekuitas seperti halnya elemen pendapatan, biaya dan laba.
Teori ekuitas yang bersifat semantik adalah teori sudut pandang atau teori
entitas. Ekuitas pemegang saham itu sendiri terdiri atas dua komponen
penting yaitu modal setoran (paid-in atau contributed capital) dan laba
ditahan (retained earnings). sebagai pasangan modal setoran, laba ditahan
dapat disebut sebagai modal bentukan atau cioptaan (earned capital).
B. RUMUSAN MASALAH
A. EKUITAS
B. LABA
Sumber utama laba yang ditahan adalah laba bersih yang dihasilkan
perusahaan , perkiraaan laba yang ditahan bertambah karena laba bersih
dan berkurang karena kerugian bersih dari kegiatan perusahaan.Apabila
kerugian operaasi atau debit lain ke laba yang Ditahan mengakibatkan saldo
debit dalam perkiraan ini, maka saldo debit itu sebagai suata deficit.
Laba perusahaan berasal dari transaksi-transaksi dengan perseorangan atau
badan usaha di luar perusahaan, tidak ada laba yang diakui dari
pembangunan gedung atau pembuatan aktiva tetap lainnya akan digunakan
sendiri oleh perusahaan, walaupun biaya pembuatannya di bawah harga
pasar aktiva yang serupa pembuatan sendiri dengan harga yang lebih
rendah dari harga beli aktiva hanya dianggap sebagai penghematan biaya.
Tidak ada penambahan laba ditahan dari transaksi dengan para pemegaang
saham yang melibatkan saham yang dibeli kembali.
C. DIVIDEN
4. Dividen harta
Pembagian kepada para pemegang saham yng dapat dibayar
dengan aktiva selain kas biasanya disebut sebagai dividen harta.
Sering kali aktiva yang akan didistribusikan adalh sekuritas
perusahaan lain yang dimiliki oleh perusahaan.Dengan demikian,
perusahaan memindahkan hak pemiliknya dalam sekuritas itu
kepada para pemegang saham. Dividen harta biasanya hanya
terjadi dalam perseroan yang bersifat tertutup.
Jenis pengalihan hak kadang- kadang disebut sebagai transfer
tanpa timbal balik kepada para pemilik karena tidak ada yang
diterima oleh perusahaan sebagai imbalan atas distribusinya
kepada para pemegang saham.
Pengalihan ini harus dicatat dengan menggunakan nilai pasar
wajar dari aktiva yang didistribusikannya (pada tanggal
pengumuman), dan selisih antara nilai terbawa dalam pembukuan
perusahaan yang menerbitkan dengan nilai pasar wajar aktiva
diakui sebagai keuntungan atau kerugian. Dividen harta dinilai
dengan nilai terbawa jika nilai pasar wajar tidak dapat ditentukan.
5. Dividen saham
Dividen saham memungkinkan perusahaan untuk tetap
menggunakan aktiva bersih yang dihasilkan dari laba bersih dan
serentak dengan itu menawarkan tambahan pemilik kepada
pemegang saham.
Akuntansi untuk dividen saham oleh penerbit. Dividen saham
biasanya mencakup kapitalisasi laba yang ditahan, dan pembagian
saham biasanya kepada pemegang saham biasa. Pembagian ini
kadang-kadang disebut sebagai “dividen-saham khusus”. Dividen
saham menurunkan laba yang ditahan tetapi menaikkan modal
resmi perusahaan. Dalam mencatat dividen, ayat debit dibuat ke
laba yang ditahan dan kreditnya dicatat ke saldo modal setoran
yang sesuai. Dividen saham mempunyai pengaruh yang sama
seperti pembayaran dividen tunai oleh perusahaan dan kemudian
uang tunai tersebut dikembalikan kepada perusahaan tersebut
untuk ditukarkan dengan modal saham. Dalam mendistribusikan
saham sebagai dividen, perusahaan yang menerbitkan harus
memenuhi persyaratan hokum sehubungan dengan jumlah yang
dikapitalisasi. Jika saham mempunyai nilai pari atau nilai statute,
jumlah yang sama dengan nilai pari atau nilai statuer harus
dipindahkan ke modal saham,
jika saham tidak mempunyai nilai pari atau nilai statuter, hukum
dagang Negara bagian yang bersangkutan mungkin memberikan
persyaratan khusus mengenai jumlah yang akan dipindahkan atau
mungkin menyerahkan penentuan jumlah itu kepada direksi
perusahaan.
E. DIVIDEN LIKUIDASI
Para pemegang saham harus diberi tahu mengenai alokasi total pembayaran
dividen sehingga mereka dapat menentukanjumlahyang merupakan
pendapatan dan jumlah yang merupakan “pemulangan investasi”.
F. KUASI REORGANISASI
Seperti yang diuraikan sebelumnya, saldo debit dalam perkiraan Laba yang
Ditahan disebut defisit. Hal ini bisa disebabkan oleh akumulasi kerugian.
Selama beberapa tahun atau pendebitan lain dalam jumlah besar ke Laba
yang Ditahan Ada kalanya perusahaan yang mengalami defisit yang besar
dipaksa untuk menghentikan usahanya dan ditangani pengadilan sebagai
perusahaan yang sedang bangkrut. Namun, dalam beberapa kasus
undang-undang Negara baian mengizinkan, sebuah perusahaan dapat
menghapuskan defisit dengan mencatat saldo baru untuk modal yang
tertanam sehingga seakan-akan perusahaan tersebut baru didirikan dengan
saldo laba yang ditahan nol. Inilah yang disebut kuasi-reorganisasi.
Keunggulan kuasi-reorganisasi adalah bahwa prosedur itu tidak
memerlukan keputusan pengadilan sebagaimana halnya dengan
reorganisasi formal atau kebangkrutan dan tidak ada perubahan dalam
bentuk hokum satuan usaha atau penghentian aktivitas perusahaan.
Kuasi reorganisasi bukan hal yang umum, tetapi mungkin cocok bagi
perusahaan yang beroperasi dalam keadaan yang jauh berbeda dari masa
lalu, misalnya perusahaan dengan manajemen baru. Meskipun operasinya
menguntungkan perusahaan tersebut mungkin memerlukan waktu ber
tahun-tahun untuk menghapuskan defisit yang terjadi ketika perusahaan di
bawah naungan manajemen terdahulu. Sementara itu, perusahaan pada
umumnya juga dapat membayar dividen kepada pemegang saham. Akan
tetapi, dengan adanya kuasi reorganisasi maka defisit yang ada dihapuskan.
Prestasi sejak dilakukan reorganisasi dapat diukur dan dilaporkan tanpa
menodai perusahaan baru tersebut dengan kesalahan dan prestasi yang
jelek dimasa lalu.
PENUTUP
A. KESIMPULAN