TINJAUAN PUSTAKA
Pada dasarnya ekuitas berasal dari investasi pemilik dan hasil usaha
perusahaan. Ekuitas akan berkurang terutama dengan adanya penarikan kembali
penyertaan oleh pemilik, pembagian keuntungan atau karena kerugian. Ekuitas
terdiri atas setoran pemilik yang sering kali disebut modal atau simpanan pokok
anggota untuk badan hukum koperasi, saldo laba, dan unsur lain.
8
9
b. Persekutuan perdata
Persekutuan perdata bukan suatu badan hukum, dan modalnya tidak
terdiri atas saham.
c. Firma
Modal Firma tidak terbagi atas saham dan para anggota Firma
bertanggung jawab renteng atas kewajiban Firma sebagai suatu
persekutuan orang.
d. Commanditaire Vennootschap (C.V.)
Modal suatu persekutuan C.V. harus dipisahkan antara Modal Persero
Aktif dan Modal Persero Komanditer. Persero aktif adalah persero yang
bertindak aktif sebagai pengurus C.V. Persero Komanditer adalah persero
tidak aktiv sebai pengurus C.V. dan hanya bertanggung jawab sebatas
Modal C.V. yang menjadi bagiannya.
e. Perseroan Terbatas (PT)
Modal Perseroan Terbatas terdii atas saham. Tanggung jawab persero
terbatas pada jumlah modal saham yang disetor apabila PT telah disahkan
Menteri Kehakiman.
Hal ini bisa dicapai bila perusahaan, meski defisit disebabkan operasi
masa lalu, masih memiliki prospek baik di masa mendatang. Prospek ini bisa
timbul dari pengembangan poduk dan pasar baru, masuknya grup manajemen
baru, atau adanya peningkatan kondisi perekonomian yang dapat mendorong
peningkatan hasil operasi.
Dalam prakteknya, Kuasi-reorgansasi (quasi-reorganization) dibedakan
dengan true-reorganization, atau yang lazim disebut coorperate restructuring,
dalam hal keberadaan arus dana secara nyata. Dalam true-reorganization ada
kemungkinan untuk mengubah kewajiban menjadi ekuitas, mengubah tanggal
jatuh tempo dan tingkat bunga kewajiban menjadi ekuitas,mengubah tanggal jatuh
tempo dan tingkat bunga kewajiban, mengurangi tunggakan bunga atau menunda
pembayarannya, mengubah golongan saham, atau menyuntikkan dana segar
dalam wujud modal saham dan/ kewajiban. Dalam kuasi-reorganisasi arus dana
yang nyata seperti itu tidak ada, yang ada adalah penilaian kembali seluruh aktiva
dan kewajiban pada nilai wajarnya dan penghapusan defisit ke tambahan modal
setoran dan modal saham. Karena itu reorganisasi semacam ini disebut kuasi
13
Agio saham (paid in capital in excess of par) dan selisih harga jual
kembali treasury stock dari harga perolehannya (paid in capital from treasury
stock) merupakan contoh dari tambahan modal setoran.
Dengan kuasi reorganisasi, perusahaan menyelenggarakan dasar
pembukuan baru yang membukukan aktiva tertentu sebesar nilai wajar yang lebih
rendah dari nilai bukunya dengan mendebit akun Defisit dan menurunkan nilai
nominal saham. Penyesuaian ekuitas berkenaan dengan tindakan termaksud harus
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
perusahaan bisa meneruskan usahanya secara lebih baik, seolah-olah mulai dari
awal yang baik (fresh start), dengan neraca yang menunjukkan nilai sekarang dan
tanpa dibebani defisit.
Pernyataan tentang kuasi-reorganisasi ini dijelaskan di dalam
Pernyataan Standart Akuntansi Keuangan No. 51 Akuntansi Kuasi-
reorganisasi (Revisi tahun 2003; 51.2), sebagai berikut :
”Kuasi-reorganisasi adalah reorganisasi, tanpa melalui reorganisasi
nyata (true reorganization atau corporate restructuring) yang
dilakukan dengan menilai kembali akun-akun aktiva dan kewajiban
pada nilai wajar dan mengeliminasi saldo laba negatif atau defisit.”
h. Aktiva likuid (near money): dalam perbankan adalah aktiva yang dengan
mudah diuangkan tanpa mengalami kerugian yang berarti. Dapat menjadi alat
penimbun kekayaan, tetapi bukan alat pembayaran.
i. Aktiva moneter bersih (net monetary assets) adalah kas, surat berharga dan
piutang (aktiva lancar kecuali persediaan dan pembayaran di muka) dikurangi
dengan kewajiban lancar.
j. Aktiva tak berwujud (intangible assets) adalah hak mutlak perusahaan
terhadap sesuatu yang diperolehnya karena keistimewaan tertentu. Hak
tersebut harus diperoleh melalui pengeluaran biaya yang sebenarnya. Syarat-
syarat aktiva tak bewujud ialah (1) ada hak mutlak, (2) ada keistimewaan
tertentu, dan (3) ada pengeluaran biaya.
k. Aktiva tetap (fixed assets) adalah aktiva yang bersifat permanent dan
dipergunakan untuk kegiatan perusahaan, tidak untuk dijual kembali dan yang
jumlahnya cukup besar.
l. Aktiva yang diperkenankan / tidak diperkenankan (admitted / non admitted
assets) adalahaktiva yang diperkenankan / tidak diperkenankan sesuai dengan
peraturan dan perundangan yang berlaku untuk perhitungan batas tingkat
solvabilitas (solvency margin ratio) pada perusahaan asuransi/reasuransi
m. Aktiva yang masih harus diterima (accured assets) adalah berbagai bentuk
aktiva yang sudah menjadi hak perusahaan dan patut diakui sebagai milik
perusahaan, walaupun aktiva tersebut belum saatnya untuk diterima / belum
jatuh tempo.
n. Aktiva yang terbatas umur / masa penggunaanya (limited-life assets) adalah
sejumlah aktiva modal, seperti suatu gedung, mesin, atau hak paten yang
kegunaanya bagi si pemilik oleh manfaat fisiknya atau oleh periode selama
masa manfaat fisiknya atau oleh periode selama masa aktiva tersebut
menyumbangkan jasanya pada operasi perusahaan.
o. Aktiva-aktiva non-moneter (non monetary assets) adalah aktiva-aktiva yang
harga-harganya dalam satuan uang dapat berubah-ubah dari waktu ke waktu
sesuai denagn kesepakatan mengenai jumlah daya beli uang yang ingin
18
Selisih antara nilai wajar aktiva dan kewajiban dengan nilai bukunya
diakui atau dicatat pada akun selisih penilaian aktiva dan kewajiban. Akun ini
akan menambah defisit bila terjadi penurunan nilai aktiva bersih setelah proses
penilaian pada nilai wajar. Bila proses penilaian tersebut menyebabkan kenaikan
aktiva bersih, akun selisih penilian aktiva dan kewajiban akan digunakan untuk
menutup saldo laba negatif.
Selisih penilaian aktiva dan kewajiban digabung dengan selisih revaluasi
(jika ada) sebelum digunakan untuk mengeliminasi atau menambah defisit.
Karena pada dasarnya selisih revaluasi aktiva tetap dengan selisih penilaian aktiva
dan kewajiban adalah sama.
2.4 Defisit
Defisit dalam suatu pelaporan keuangan sering kali terjadi bilamana
perusahaan memilki akun-akun beban yang jumlahnya lebih besar dari pendapatan
perusahaan sendiri. Hal ini dapat ditelusuri dengan memeriksa dan menghitung
selisih setiap akun-akun pada laporan keuangan pada tahun yang berjalan.
Tetapi karena definisi dari FASB memusatkan pada arus aktiva ke luar
perusahaan untuk membayar faktor-faktor produksi. Ini sangat bertentangan
dengan definisi beban yang lain maka menurut Eldon S. Hendriksen (1997: 173)
yang dikutip dari APB (Accountant Public Board) Statement No.4 diterjemahkan
oleh Marianus Sinaga, mengartikan beban sebagai berikut :
“Beban adalah arus ke luar atau pengunaan lain aktiva atau
terjadinya kewajiban (atau keduanya) dari penyerahan atau
produksi barang, pemberian jasa, atau pelaksanaan kegiatan lain
merupakan operasi terbesar atau utama yang berkelanjutan dari
perusahaan tersebut”.
Dengan perkataan lain, laba, menurut Smith dan Hicks adalah Surplus
sesudah pemeliharaan kesejahteraan, tetapi belum dikonsumsi perusahaan.
Dari pernyataan di atas dapat ditarik suatu pendapat umum, bahwa
besarnya jumlah laba (rugi) dalam Laporan Keuangan perusahaan disebabkan
selisih dari pendapatan dengan beban, dimana dalam penelitian ini disebutkan
perusahaan mengalami defisit dalam jumlah yang material, berarti dalam kasus ini
24
disebabkan jumlah dari pendapatan jauh lebih kecil dari jumlah beban, dimana
selisih yang diperoleh merupakan angka dalam jumlah yang besar dan dapat
mempengaruhi tingkat risiko dan kegiatan operasional perusahaan.