Anda di halaman 1dari 10

NAMA : Rizki Damayanti

KELAS : 5B Akuntansi
NIM : 1703101060
RESUME AKUNTANSI KEUANGAN LANJUATAN
BAB 1
PERSEKUTUAN (PEMBENTUKAN DAN USAHANYA)

PENGERTIAN PERSEKUTUAN
Persekutuan merupakan suatu penggabungan di antara dua orang (badan) atau lebih
untuk memiliki suatu perusahaan guna mendapatkan keuntungan atau laba secara
bersama-sama.

KARAKTERISTIK PERSEKUTUAN
a. Berusaha bersama-sama (Mutual Agency),
b. Jangka waktu terbatas (Limited Life),
c. Tanggung jawab yang tidak terbatas (Unlimited Liability),
d. Memiliki suatu bagian/hak di dalam Persekutuan (Ownership of an interest in
a partnership),
e. Pengambilan bagian keuntungan Persekutuan.

MACAM-MACAM BENTUK PERSEKUTUAN (PARTNERSHIP)


1. Persekutuan dapat diklasifikasikan ke dalam :
a. Persekutuan perdagangan (trading partnership),
b. Persekutuan jasa-jasa (non trading partnership).
2. Persekutuan dapat pula dibedakan antara :
a. Persekutuan umum (General Partnership),
b. Persekutuan terbatas (Limited Partnership),
c. Joint-stock companies.

ISI PERJANJIAN PERSEKUTUAN


Selain menyebutkan tentang nama persekutuan, anggota, tanggal berdiri, sifat serta
bidang usaha, maka perlu disebut tentang :
1. Besarnya investasi dari masing-masing anggota.
2. Hak dan kewajiban anggota.
3. Buku-buku catatan dan laporan-laporan keuangan.
4. Pembagian keuntungan.
5. Hal-hal khusus yang menyangkut masalah pembebanan dan penerimaan
imbalan jasa tertentu di antara para anggota, penarikan kembali modal yang disetor.
6. Asuransi jiwa, kematian salah satu anggota.
7. Penyelesaian apabila ada perselisihan di antara para anggota dan lain-lain.

AKUNTANSI TERHADAP PENYERTAAN MODAL DALAM PERSEKUTUAN


Masalah yang berhubungan dengan pengukuran milik atau penyertaan (hak) masing-
masing anggota di dalam perusahaan merupakan masalah akuntansi yang spesifik pada
persekutuan. Hak dari beberapa anggota diikhtisarkan di dalam rekening modal masing-
masing yang terdiri dari penanaman mula-mula, penanaman tambahan dan prive, serta
bagian dari keuntungan atau kerugian usaha. Para anggota boleh membuat persetujuan
dalam membagi keuntungan atau kerugian dalam berbagai macam cara sesuai dengan
hak penyertaan mereka. Apabila tidak ada suatu persetujuan tertentu, maka keuntungan
atau kerugian harus dibagi sama di antara para anggota.

AKUNTANSI TERHADAP KEGIATAN (USAHA) PERSEKUTUAN


Penyelenggaraan akuntansi dalam masa kegiatan (usaha) Persekutuan bertujuan
untuk mencari laba (profit-oriented bussiness) dan menentukan laba (rugi) periodik .
Masalah akuntansi yang spesifik terhadap kegiatan akuntansi :
• Penentuan jumlah hak kepemilikan relative dari para anggota didalam
persekutuan.
• Pembagian laba (rugi) perseutuan kepada para anggota pemilik.
• Penyajian laporan keuangan (neraca, laporan perhitungan rugi dan laba dan
laporan perubahan modal)didalam persekutuan.

HAK PEMILIKAN RELATIF DI DALAM PERUSAHAAN


Jumlah hak kepemilikan relative dari para pemegang saham tergantung dari jumlah
lembar saham yang dimilikinya sesuai golongan sahamnya. Modal Perusahaan
diklarifikasikan menurut sumbernya, klarifikasi dalam persekutuan dinyatakan menurut
masing-masing pemilik. Hal ini dapat dilakukan apabila perusahaan membuat
pembukuan atas mutasi yang terjadi untuk setiap pemilik secara terpisah. Dalam hal ini
masing-masing pemilik harus memiliki 2 rekening yaitu Rekening ‘Modal (Pemilik)’ dan
Rekening ‘Pribadi (Prive) Pemilik’ .

PEMBAGIAN LABA (RUGI) DIDALAM PERSEKUTUAN


1. Dibagi sama rata,
2. Dengan perbandingan atas dasar perjanjian,
3. Dengan perbandingan penyetaraan modal,
4. Mula-mula ditentukan bunga modal dari masing-masing anggota, selebihnya dibagi
atas dasar perjanjian,
5. Mula-mula diberikan gaji sebagai pemilik dan bonus kepada anggota yang aktiv
bekerja, sisanya dibagi atas dasar perjanjian,
6. Mula-mula ditetapkan bunga untuk modal dari anggota, lalu gaji sebagai pemilik dan
bonus untuk anggota-anggota yang berjasa, sisanya dibagi atas dasar perjanjian
bersama.

MASALAH GAJI PEMILIK, DAN BUNGA MODAL


Gaji pemilik adalah biaya yang terjadi atas jasa yang diberikan kepada perusahaan,
sedang bunga modal yang ditanamkan oleh para pemilik merupakan biaya atas modal
yang diinvestasikan didalam perusahaan.
Di dalam akuntansi gaji pemilik dan bunga modal (sendiri) tidak diakui sebagai
biaya (usaha) bagi perusahaan, karena pada umumnya jumlah-jumlah tersebut ditentukan
secara sepihak (dalam hal ini oleh para pemilik sendiri) dan bukan atas dasar transaksi
yang obyektif. Bagi manajemen sendiri akan lebih bermanfaat untuk memperlakukan
gaji pemilik dan bunga modal (sendiri) sama halnya dengan biaya usaha. Karena dengan
demikian informasi laba (rugi) periodiknya lebih menggambarkan kemampuan
perusahaan memperoleh laba yang sebenarnya untuk dibandingkan dengan kemampuan
perusahaan lain yang sejenis

KOREKSI ATAS LABA (RUGI) TAHUN-TAHUN YANG LALU


Koreksi atas laba (rugi) tahun-tahun yang lalu merupakan masalah penting bagi
setiap bentuk badan usaha, karena mempunyai pengaruh terhadap pelaporan keadaan
keuangan dan hasil usaha perusahaan yang sebenarnya. Masalah lain yang dianggap
penting terhadap koreksi laba (rugi) tahun-tahun yang lalu didalam persekutuan, ialah
pengaruhnya terhadap hak pemilikan dan bagian atas laba (rugi) kepada masing-masing
pribadi anggota (pemilik). Hal ini menyangkut masalah koreksi dan penyesuaian
terhadap alokasi laba (rugi) kepada masing-masing anggota pemilik.

LAPORAN KEUANGAN PADA PERSEKUTUAN


Sebagaimana halnya pada perusahaa-perusahaan umumnya, laporan keuangan yang
biasanya disusun untuk badan usaha yang berbentuk persekutuan terdiri dari dua laporan
keuangan utama, yaitu Neraca dan Laporan Perhitungan Rugi-Laba ditambah dengan
Laporan Perubahan Modal.

PERUBAHAN RATIO PEMBAGIAN LABA (RUGI) DI DALAM PERSEKUTUAN


Apabila para anggota pemilik bersepakat untuk mengadakan perubahan ketentuan
pembagian laba (rugi) perusahaan, maka terlebih dahulu harus diadakan penilaian
kembali terhadap aktiva perusahaan sebelum ketentuan baru mulai berlaku. Hal ini
dianggap penting agar perimbangan hak-hak pemilikan setelah berlakunya ketentuan
yang baru tetap dapat dipertahankan. Perubahan ketentuan pembagian laba (rugi) tanpa
diikuti penilaian kembali aktiva, kemungkinan akan mengakibatkan keuntungan pada
sebagian pemilik dan kerugian bagi sebagian pemilik lainnya dari posisi aktiva sebelum
ketentuan baru itu mulai berlaku. Dengan kata lain perubahan ketentuan pembagian laba,
kemungkinan akan berlaku surut.

NAMA : Rizki Damayanti


KELAS : 5B Akuntansi
NIM : 1703101060
RESUME AKUNTANSI KEUANGAN LANJUATAN
BAB 3
LIKUIDASI PERSEKUTUAN

A. Pengertian Likuidasi Persekutuan


Likuidasi adalah suatu keadaan dimana baik persekutuan maupun usaha
perusahaannya dibubarkan semua. Dalam likuidasi ini perusahaan hanya berjalan
beberapa saat guna menyelesaikan proses likuidasi tersebut. Proses pembubaran usaha ini
meliputi dua tahap, yaitu:
1. Proses mengubah harta kekayaan yang ada menjadi uang tunai (cash), yang
disebut proses realisasi.
2. Proses pembayaran kembali hutang-hutang kepada para kreditur dan
pembayaran kembali sisa modal kepada para anggota yang disebut juga proses
likuidasi.

B. Prosedur dalam Likuidasi


1. Rekening-rekening pembukuan harus disesuaikan dan ditutup. Laba dan rugi
bersih selama periode terakhir diperhitungkan ke rekening modal masing-masing,
sesudah itu dikatakan persekutuan siap untuk dilikuidasi.
2. Pada proses pengubahan aktiva menjadi uang tunai (cash), apabila ada
perbedaan antara nilai buku dan nilai realisasi yang menunjukkan keuntungan atau
kerugian harus dibagi di antara anggota sesuai dengan perbandingan pembagian
laba (rugi). Saldo modal selanjutnya dipakai sebagai dasar penyelesaian.
3. Apabila dijumpai keadaan dimana salah seorang anggota mempunya saldo
debit didalam rekening modalnya, di lain pihak mempunyai piutang kepada
persekutuan, maka piutang kepada persekutuan itu dipakai untuk menutup saldo
debit rekening modal yang bersangkutan. Disamping itu pada prinsipnya apabila
seorang anggota mengalami deficit maka anggota yang lain berkewajiban untuk
menutupnya terlebih dahulu.
4. Apabila uang tunai sudah tersedia untuk dibagi, maka pertama-tama harus
dibayarkan terlebih dahulu kepada para kreditur extern; baru sesudah itu
dibayarkan saldo-saldo modal masing-masing anggota.

C. Likuidasi yang Berlangsung setelah Proses Realisasi Selesai


Misalnya persekutuan Tuan A, B, C, dan Dinyatakan akan dilikuidasi. Pembagian laba
(rugi) didalam persekutuan diatur dengan perbandingan sebagai berikut : 30%, 30%, 20%
dan 20%.
Neraca per 2 Mei 1980 disusun sesaat sebelum likuidasi menunjukkan saldo-saldo
sebagai berikut:

AKTIVA HUTANG &MODAL


Kas……………………………….Rp Hutangdagang ……………..Rp 75.000,00
10.000,00 Hutangkepada Tuan B….Rp 6.000,00
Akiva lain-lain……………..Rp 180.000,00 Hutangkepada Tuan D....Rp 5.000,00
Modal A………………………...Rp
42.000,00
Modal B………………………...Rp
31.500,00
Modal C…………………………Rp
20.500,00
JumlahAktivaRp 190.000,00 Modal D…………………………Rp
10.000,00

JumlahHutang& Modal Rp 190.000,00

Dibawah ini diberikan beberapa kemungkinan di dalam pelaksanaan realisasi


pengubahan aktiva lain menjadi uang tunai dan proses likuidasi selanjutnya:
1. Realisasi aktiva lain sebesar Rp 140.000,00. Kerugian dalam realisasi aktiva
lain-lain dibebankan kepada rekening modal masing-masing anggota dengan
jumlah yang masih cukup ditutup oleh saldo modal.
2. Realisasi aktiva lain-lain sebesar Rp 120.000,00. Pembebanan kerugian
melampaui saldo rekening modal beberapa anggota sehingga harus ditutup dengan
saldo piutangnya kepada persekutuan.
3. Realisasi aktiva lain-lain sebesar Rp 100.000,00. Kerugian realisasi akiva lain-
lain mengakibatkan defisitnya rekening modal seorang anggota.
4. Realisasi aktiva lain-lain sebesar Rp 80.000,00 dengan kerugian realisasi yang
mengabitkan defisitnya rekening modal beberapa orang anggota.
5. Realisasi aktiva lain-lain sebesar Rp 60.000,00 dengan berakibat kekurangan
uang tunai untuk membayar para kreditur.
a) Apabila semua anggota secara pribadi mampu untuk menutup
kewajiban-kewajibannya.
b) Apabila anggota-anggotanya tertentu secara pribadi mampu, sedang
beberapa anggota yang lain tidak mampu untuk menyelesaikan kewajiban-
kewajibannya.
NAMA : Rizki Damayanti
KELAS : 5B Akuntansi
NIM : 1703101060
RESUME AKUNTANSI KEUANGAN LANJUATAN
BAB 4
LIKUIDASI BERANGSUR DALAM PERSEKUTUAN

A. Likuidasi Berangsur dalam Persekutuan


Apabila pelaksanaan likuidasi memerlukan waktu yang agak lama (karena realisasi
aktiva tidak bisa sekaligus). Maka pembayaran kembali penyertaan para anggota dapat
dilakukan secara bertahap sesuai dengan jumlah uang kas yang tersedia. Proses likuidasi
demikian disebut sebagai lukuidasi berangsur. Apabila pada tahap pertama baru sebagian
aktiva dapat direalisasikan (di jual), maka pertama harus dibayar. Pembayaran kembali
hak penyertaan kepada para anggota secara anggota secara bertahap, dilakukan sebelum
laba (rugi) likuidasi yang menjadi tanggungan mereka dapat ditentukan secara pasti.

B. Pembayaran Kembali Hak Penyertaan Ditentukan Secara Periodik Atau Setiap


Kali Aktiva Dapat Direalisasikan.
Sebelum laba rugi likuidasi dapat ditentukan secara pasti (karena belum semua aktiva
dapat direalisasikan) harus dilakukan sedemikian rupa sehingga dihindarkan
kemungkinan terjadinya pembayaran dalam jumlah yang berlebihan kepada anggota
tertentu dengan mengurangi hak-hak dari anggota lainnya. Pembayaran kembali hak
penyertaan kepada anggota secara bertahap, tidak akan menimbulkan persoalan apabila
hak-hak penyertaan para anggota telah menunjukkan posisi yang sebanding dengan
perbandingan laba rugi pada saat menjelang proses likuidasi itu berlangsung. Hal ini
dapat dilaksanakan dengan memperlakukan sebagai kerugian yang harus di tanggung oleh
masing-masing anggota atas nilai buku aktiva yang belum dapat direalisasikan. Jika
alokasi kerugian sebesar nilai buku aktiva (yang bel;um dapat direalisasikan) berakibat
defisit saldo modal salah satu atau lebih anggota, maka defisit modal angota-anggota
yang bersangkutan harus ditanggung oleh anggota-anggota yang lain.

C. Masalah Hutang Kepada Anggota Persekutuan


Dalam keadaan “going concern” hak-hak para anggota yang berupa “penyertaan
model dalam persekutuan” dan “piutang kepada persekutuan” harus diadministrasi secara
terpisah dan dipertahankan integarisnya. Seberapa besar jumlah prioritas untuk menerima
pembayaran lebih dahulu yang dimilki oleh seorang anggota didalam proses likuidasi,
tergantung pada kemampuan masing-masing anggota untuk menanggung kemungkinan
rugi yang maksimum dari keseluruhan hak-hak mereka didalam persekutuan. Pembayaran
kembali harus dilakukan terlebih dahulu kepada anggota yang masih menunjukkan saldo
kredit modalnya (setelah memperhitungkan piutangnya kepda persekutuan). Bagi anggota
persekutuan secara individual penyertaan modal didalam persekutuan adalah merupakan
jumlah yang diserahkan untuk menanggung segala kemungkinan resiko yang terjadi pada
perusahaanya.
D. Penentuan Prioritas Pembayaran Kepada Anggota
Disamping perlakuan yang sama antara piutang kepada persekutuan dan penyertaan
modalnya, penentuan prioitas pembayaran kepada anggota juga perlu memperhatikan
apabila pembebanan kemungkinan rugi maksimum atas nilai buku aktiva lain-lain
mengakibatkan defisitnya saldo modal (dan piutang kepada persekutuan) dari salah satu
atau lebih anggota, maka prioritas pembayaran diatur sebagai berikut:
a. Anggota yang mengalami defisit saldo modalnya, tidak memperoleh hak
pembayaran lebih dulu.
b. Anggota yang lain mempunyai hak pembayaran lebih dahulu, sebesar saldo
haknya didalam persekutuan sebelum diadakan pembayaran kembali dikurangi
dengan alokasi kemungkinan rugi tidak dapat direalisasikan aktiva lain-lain dan
alokasi defisit modalnya anggota tertentu yang harus ditanggung bersama sesuai
dengan ratio pembagian laba rugi yang ada.

E. Penyusunan Rencana Prioritas Pembayaran Kepada Anggota Sebelum Proses


Likuidasi Berlangsung
Cara yang telas dijelaskan sebelumnya dapat diterapkan dalam semua hal termasuk
likuidasi berangsur. Cara-cara tersebut memerlukan perhitungan-perhitungan dan
penyusunan daftar untuk setiap tahap pembayaran kepada anggota yang akan dilakukan
saampai seluruh hak pentertaan anggota mencapai ratio pembagian laba (ruginya).
Dengan beberapa hal mungkin dikehendaki untuk menyusun sebelumnya suatu rencana
yang lengkap mengenai prioritas pembayaran kepada anggota sesuai dengan uang yang
ada selama proses likuidasi berlangsung. Uang yang akan diterima hasil realisasi aaktiva
yang yang ada akan dibagi sesuai dengan rencana yang telah dibuat.

F. Piutang Kepada Persekutuan Di Dalam Rencana Prioritas Pembayaran Kepada


Anggota
Seperti dikemukakan sebelumnya di dalam likuidasi tidak dibedakan antara status
“piutang kepada persekutuan” yang dimiliki oleh seorang anggota dengan saldo
modalnya. Rencana prioritas pembayaran kepada anggota disusun berdasar kemampuan
hak-hak masing-masing anggota di dalam persekutuan untuk menanggung (menutup)
kemungkinan kerugian yang maksimum. Oleh sebab itu saldo piutang kepada
persekutuan harus ikut dipertimbangkan di dalam menentukan jumlah kemampuan
masing-masing anggota untuk menutup kerugian yang maksimum tersebut. Dengan
demikian saldo piutang kepada persekutuan akan menambah kemampuan anggota yang
bersangkutan untuk menutup kemungkinan rugi yang terjadi, pada akhirnya akan
memberikan kemungkinan untuk dapat memperoleh hak pembayaran terlebih dahulu.
Namun demikian adanya piutang kepada persekutuan itu sendiri, tidak berarti bahwa
anggota yang bersangkutan dapat menuntut pembayaran terlebih dahulu, baik sebagian
maupun keseluruhan jumlah piutangnya.
NAMA : Rizki Damayanti
KELAS : 5B Akuntansi
NIM : 1703101060
RESUME AUDITING 1
BAB 5
PENERIMAAN PERIKATAN DAN PERENCANAAN AUDIT

TAHAP TAHAP AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN


Proses audit atas laporan keuangan dibagi menjadi 4 tahap:
1. Penerimaan Perikatan Audit
2. Perencanaan Audit
3. Pelaksaan Pengujian Audit
4. Pelaporan Audit
5. Menyelesaikan Audit dengan Meringkas Semua Hasil Pengujian dan Menarik
Kesimpulan.
6. Menerbitkan Laporan Audit

TAHAP-TAHAP PENERIMAAN PERIKATAN AUDIT


1. Mengavaluasi Integritas Manajemen
2. Mengidentifikasi keadaan khusus dan risiko luar biasa.
3. Menentukan kompetensi untk melaksanakan audit.
4. Menilai indenpendensi.
5. Menentukan kemampuan untuk menggunakan kemahiran profesionalnya
dengan kecermatan dan keseksamaan.
6. Membuat surat perikatan audit

PERENCANAAN AUDIT
Memahami Bisnis dan Industri Klien
Sebelum auditor melakukan verivikasi dan analisis transaksi atau akun akun tertentu, ia perlu
mengenal lebih baik industri tempat klien berusaha serta kekhususan bisnis klien. SA Seksi
318 Pemahaman atas Bisnis Klien memberikan panduan tentang sumber informasi bagi
auditor untuk memahami bisnis dan industri klien:
1. Pengalaman sebelumnya tentang Entitas dan Industrinya
2. Diskusi dengan Orang dalam Entitas
3. Diskusi dengan Personel dari Fungsi Audit Intern dan Review terhadap
Laporan Auditor Intern
4. Diskusi dengan Auditor Lain dan dengan Penasihat Hukum atau Penasihat
Lain yang telah Memberikan Jasa kepada Entitas atau dalam Industri.
5. Publikasi yang Berkaitan dengan Industri
6. Kunjungan Ke Tempat atau Fasilitas Pabrik Entitas
7. Perundangan dan Peraturan yang secara Signifikan Berdampak terhadap
Entitas
8. Dokumen yang Dihasilkan oleh Entitas

MELAKSANAKAN PROSEDUR ANALITIK


Prosedur analitik memberikan panduan bagi auditor dalam menggunakan prosedur analitik
pada tahap perencanaan audit, pada tahap pengujian, dan pada tahap review menyeluruh
terhadap hasil audit.
Konsep Prosedur Analitik
Prosedur analitik meliputi pertandingan jumlah-jumlah yang tercatat atau ratio yang
dihitung dari jumlah-jumlah yang tercatat dibandinkan dengan harapan yang dikembangkan
oleh auditor.
Tahap-tahap Prosedur Analitik
Prosedur analitik dilaksanakan melalui enam tahap berikut ini:
a. Mengidentifikasi perhitungan/perbandingan yang harus dibuat.
b. Mengembangkan harapan.
c. Melaksanakan perhitungan/perbandingan
d. Menganalisis data dan mengidentifikasi perbedaaan signifikan.
e. Menyelidiki perbedaan signifikan yang tidak terduga dan mengevaluasi
perbedaan tersebut.
f. Menentukan dampak hasil prosedur analitik terhadap perencanaan audit.
Mengidentifikasi Perhitungan/Perbandingan yang Harus Dibuat
Pada tahap perencanaan audit, auditor biasanya melaksanakan prosedur analitik dengan
menggunakan data agregasi (gabungan, kumpulan), data perusahaan secara keseluruhan yang
didasarkan pada data gabungan sampai dengan bulan dilakukannya prosedur analitik atau
pada data proyeksi tahunan.
Mengembangkan Harapan
Dalam prosedur anallitik, auditor perli mengembangkan harapan sebagai dasar untuk
membandingkan perhitungan dan ratio yang dibuat dalam prosedur anallitik.
Melaksanakan Perhitungan/perbandingan
Auditor mengumpulkan data yang akan dipakai dalam penghitungan perbedaan
jumlah absolut atau presentase sekarang dibandingkan dengan jumlah atau presentase tahun
yanglalu, perhitungan common-size financial statements, financial ratios, dan trend.
Menganalisis Data dan Mengidentifikasi Perbedaan Signifikan
Data yang telah dikumpulkan kemudian dibandingkan dengan harapan yang
dikembangkan oleh auditor untuk mengidentifikasi perbedaan signifikan yang terjadi.
Menyelidiki Perbedaan Signifikan yang tidak Terduga dan Mengevaluasi Perbedaan
Signifikan
Perbedaan signifikan yang tidak terduga perlu diselidiki penyebabnya:
 Auditor perlu mempertimbangkan kembali metode dan berbagai faktor yang
digunakan untuk mengembangkan harapan dan untuk meminta keterangan kepada
manajemen
 Kadang-kadang informasi baru akan bermanfaat untuk memperbaiki harapan,
dan sebagai akibatnya dapat menghilangkan perbedaan yang terjadi
 Sebelum auditor akan melakukan tindakan berdasarkan respon yang diberikan
oleh manajemen.
Menentukan Dampak Hasil Prosedur Analitik tesirhadap Perencanaan Audit
Perbedaan signifikan yang tidak terduga biasanya dipandang oleh auditor sebagai
petunjuk meningkatnya risiko salah saji dalam akun atau berbagai akun yang bersangkutan
dengan perhitungan dan perbandingan. Dalam situasi seperti ini auditor merencanakan untuk
melaksanakan pengujian yang lebih rinci terhadap akun atau berbagai akun yang
bersangkutan. Dengan mengarahkan perhatian auditor ke bidang yang memiliki risiko lebih
besar, prosedur analitik dapat bermanfaat dalam pelaksanaan audit yang efektif dan efisien.

PENGUJIAN AUDIT
1. Pengujian analitik
Pengujian ini dilakukan oleh auditor dengan cara mempelajari perbandingan dan
hubungan antara data yang satu dengan data yang lain. Pengujian analitik dimaksudkan untuk
membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam menemuka bidang yang
memerlukan audit lebih intensif.
2. Pengujian Pengendalian
Pengujian pengendalian terutama ditujukan untuk mendapatkan informasi mengenai:
1. Frekuensi pelaksanaan aktivitas pengendalian.
2. Mutu pelaksanaan aktivitas pengendallian tersebut
3. Karyawan yang melaksanakan aktivitas pengendalian tersebut.
3. Pengujian Substantif
Kesalahan moneter yang terdapat dapat dalam informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan kemungkinan terjadi karena kesalahan dalam:
a) Penerapan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia.
b) Tidak diterapkannya prinsip akuntasnsi berterima umum di Indonesia.
c) Ketidakkonsistenan dalam penerapan prinsip akuntansi berterima umum di
Indonesia.
d) Ketidaktepatan pisah batas pencatatan transaksi.
e) Perhitungan.
f) Pekerjaan penyalinan, penggolongan dan peringkasan informasi.
g) Pencantuman pengungkapan unsur tertentu dalam laporan keuangan.

Anda mungkin juga menyukai