Contoh No. 1
Nilai buku aktiva lain-lain ............................. Rp 180.000,00
Dijual (direalisasi) menjadi kas ..................... Rp 140.000,00
Rugi dalam realisasi ............................... Rp 40.000,00
Kerugian dibebankan kepada anggota A, B, C dan D dengan
perbandingan : 30% ; 30%; 20% dan 20%.
Pembebanannya kerugian realisasi kepada rekening modal
masing-masing adalah sebagai berikut :
A = 30% x Rp 40.000,00
= Rp 12.000,00
B = 30% x Rp 40.000,00
= Rp 12.000,00
C = 20% x Rp 40.000,00
= Rp 8.000,00
D = 20% x Rp 40.000,00
= Rp 8.000,00
Contoh No. 2
Misalnya realisasi aktiva lain-lian berjumlah Rp120.000,00
sehingga mengalami kerugian realisasi sebesar Rp 60.000,00.
Pembebanan kerugian realisasi aktiva lain-lain kepada masingmasing anggota mengakibatkan saldo modal tuan D tidak
cukup untuk menutup kerugian yang menjadi tanggungannya.
Akan tetapi karena tuan D mempunyai piutang kepada
persekutuan maka selisih kerugian yang tersisa harus ditutup
dengan sebagian piutang yang bersangkutan sebelum tuan D
menerima kembali pembayaranatas hak-haknya dalam
persekutuan. Dengan lain perkataan tuan D tidak menerima
kembali pembayaran sepenuhnya atas haknya yang berupa
piutang kepada persekutuan. Keadaan ini merupakan
perwujudan dari tanggung jawab yang tidak terbatas
(unlimited liability) pada jumlah modal yang ditanamkan
dalam perusahaan yang berbentuk persekutuan.
Contoh No. 3
Misalnya realisasi aktiva lain-lain hanya berjumlah
Rp100.000,00 sehingga mengalami kerugian Rp80.000,00.
Pembebanan rugi realisasi aktiva kepada masing-masing
anggota mengakibatkan tuan D mempunyai defisit terhadap
hak-haknya dalam persekutuan tidak cukup menutupbeban
kerugian yang menjadi tanggungannya. Defisit tuan Dpada
akhirnya berakibat tidak cukupnya jumlah uang tunai yang
tersedia untuk dibayarkan kepada anggota-anggota yang lain,
seteloah terlebih dahulu hutang kepada kreditur dibayar.
Apabila pada saat itu juga tuan D segera menyetorkan uang ke
dalam persekutuan sejumlah defisit modalnya, maka
pembayaran kemballi kepada anggota yang lain dapat
dilakukan sesuai dengan jumlah hak masing-masing.
Contoh No. 4
Misalnya realisasi aktiva hanya mencapai Rp 80.000,00
sehingga ada kerugian Rp 100.000,00.
Pembebanan rugi realisasi aktiva lain-lain mengakibatkan
defisitnya saldo modal tuan D sedemikian rupa, sehingga
jumlah uang yang tersedia untuk para anggota lainnya setela
hutang kepada kreditur dibayarlunas jauh lebih kecil dari hakhak para anggota yang bersangkutan. Perhitungan jumlah hakhak anggota dapat dibayar lebih dulu, dengan suatu modal
tanggapan dengan defisit modal tuan D tidak dapat disetor dan
dibebankan sebagai kerugian para anggota yang lain dapat
berakibat tidak cukupnya saldo modal tuan C untuk menutup
kerugian tersebut.
Contoh No. 5A
Misalnya realisasi aktiva berjumlah hanya Rp.60.000,00
sehingga menderita rugi sebesar Rp. Rp.120.000,00. Kerugian
realisasi aktiva lain-lain sebesar Rp.120.000,00
mengakibatkan defisit saldo modal dua orang anggota (Tuan C
dan D). Realisasi aktiva lain-lain sebesar hanya Rp.160.000,00
juga mengakibatkan jumlah uang tunai tidak cukup untuk
membayar hutang kepada kreditur. Dalam hal ini cara
penyelesaian yang dapat ditempuh tergantung pada :
a. Jika semua anggota secara pribadi mampu untuk menutup
kewajiban-kewajibannya.
b. Jika terdapat anggota-anggota tertentu yang mempunyai
defisit modalnya, secara pribadi dinyatakan tidak mampu
menutup kewajiban-kewajibannya.
Contoh No. 5B
Apabila rugi realisasi aktiva lain-lain sedemikian besarnya
sehingga mengakibatkan jumlah uang tunai tidak cukup untuk
melunasi hutang-hutang kepada kreditur, sedang beberapa
anggota tidak mempunyai kemampuan yang sama untuk
memenuhi kewajiban-kewajibannya, maka perlu diadakan
penyelidikan yang seksama terhadap posisi harta dan hutang
pribadinya. Hal ini penting untuk menentukan siapakah yang
harus membayar sisa hutang kepada kreditur dan siapa pula
yang dinyatakan tidak mampu (insolvable) sehingga
kewajibankewajibannya kepada persekutuan akan ditanggung
oleh anggota-anggota yang lain.
Dalam hubungannya dengan penentuan kemampuan masingmasing anggota perlu diperhatikan mengenai hak-hak kreditur
perusahaan di satu pihak dan hak-hak kreditur pribadi masingmasing anggota di pihak yang lain, di dalam likuidasi
perusahaan sebagai:
Hak Kreditur Perusahaan Kreditur perusahaan berhak
sepenuhnya untuk menerima pembayaran kembali atas
piutangnya, dari hasil penjualan (realisasi) aktiva
perusahaan sampai dengan jumlah piutang yang
bersangkutan.
Hak Kreditur Pribadi Anggota Kreditur pribadi anggota
berhak sepenuhnya untuk menerima pembayaran kembali
dari hasil penjualan harta pribadi pemilik sampai dengan
jumlah piutang yang bersangkutan.