Anda di halaman 1dari 7

RESUME PERSEKUTUAN LIKUIDASI

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN II

DosenPengampu :RistiUlfiHanifah SE. M.Ak


( Selasa18.30)

DISUSUN OLEH:

1. Nisfatullah Fadillah ( B.231.19.0020 )

2.Novia Heni Ismawati ( B.231.19.0129 )

3.Moch Yusuf ( B.231.19.0136 )

4. Inna Nindyasari ( B.231.19.0149 )

5. RahmaYakiatulMuna ( B.231.19.0220 )

S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEMARANG
2022
PERSEKUTUAN LIKUIDASI

A. Pengertian Likuidasi

Likuidasi  adalah  suatu  keadaan  dimana  baik  persekutuan  maupun  usaha perusahaannya 
dibubarkan  semua.  Likuidasi (Purnama Sari:2013) adalah berhentinya kegiatan operasi
perusahaan secara keseluruhan dengan menjual sebagian atau seluruh aktiva
perusahaan,membayar semua utang pajak,kewajiban pada pihak ketiga dan sisanya dibagikan
kepda para anggota sekutu sesuai dengan ratio laba atau rugi. Dalam  likuidasi  ini 
perusahaan  hanya  berjalan beberapa saat guna menyelesaikan proses likuidasi tersebut.

Likuidasi didefinisikan oleh Floyd A.Beams (1988) adalah sebagai “suatu proses yang


meliputi merubah aktiva non kas menjadi kas, mengakui laba atau rugi dari proses merubah
aktiva non kas menjadi kas, melunasi kewajiban firma, dan akhirnya membagi semua kas
yang dimiliki kepada masing-masing anggota sekutu sesuai dengan saldo modalnya”.
Sedangkan menurut Harry Simon (1990) likuidasi adalah proses merealisasikan aktiva non
kas menjadi uang kas, menyelesaikan dengan para kreditur dan pembagian sisa aktiva kepada
kelompok-kelompok pemilikan.

Dengan melihat definisi diatas, maka dapat dikatakan bahwa likuidasi merupakan proses
yang berakhir dengan pembubaran perusahaan sebagai suatu unit organisasi.

Menurut The Uniform Of Partnership Act (UPA), undang-undang Persekutuan di AS, pasal


31 menyebutkan, ada beberapa faktor yang menyebabkan suatu persekutuan dibubarkan yang
pada intinya dapat diklasifikasikan sebagai berikut (seperti yang dikutip oleh Arifin
(1997) dalam bukunya pokok-pokok akuntansi lanjutan) :

1. Sistem perkonomian masyarakat atau negara tidak mendukung adanya kegiatan usaha,
seperti adanya undang-undang pemerintah, sistem monopoli perusahaan besar dan
sebagainya, yang kesemuanya itu tidak memungkinkan lagi suatu persekutuan hidup.

2. Ada faktor-faktor ekstern yang berada diluar jangkauan manajemen perusahaan 


seperti bencana alam, kecelakaan, kebakaran dan sejenisnya yang kesemuanya tidak
memungkinkan lagi suatu persekutuan mempertahankan hidupnya.

3. Adanya faktor-faktor intern di dalam persekutuan, seperti adanya perselisihan antar


anggota, kesalahan dalam manajemen, ketidakserasian dalam kerja dan sejenisnya
yang kesemuanya itu dapat berakibat tidak memungkinkan lagi suatu persekutuan
dipertahankan hidupnya.

B. Perbedaan Likuidasi dengan Perubahan Persekutuan:

Likuidasi terjadi apabila semua sekutu mengundurkan diri dan persekutuan dibubarkan, serta
aktiva non-kasnya dijual. Perubahan persekutuan terjadi apabila:

1. Sekutu berkurang, hal ini terjadi bila seorang sekutu atau beberapa sekutu
mengundurkan diri.

2. Sekutu bertambah, hal ini terjadi apabila ada seorang sekutu atau beberapa sekutu
yang masuk ke dalam persekutuan.

C. Proses pembubaran usaha ini meliputi dua tahap, yaitu :

1. Proses mengubah harta kekayaan yang ada menjadi uang tunai,  yang disebut dengan
proses realisasi ;

2. Proses pembayaran  kembali  utang  – utang  kepada  para  kreditur  dan pembayaran 
kembali  sisa  modal  kepada  para  anggota,  yang  disebut  juga dengan proses
likuidasi.

D. Prosedur Likuidasi :

1. Rekening –rekening pembukuan harus disesuaikan dan ditutup. Laba dan rugi bersih
selama  periode  terakhir  diperhitungkan  ke  rekening  modal  masing  – masing,
sesudah itu dikatakan persekutuan siap untuk dilikuidasi ;

2. Pada proses  pengubahan  aktiva  menjadi  uang  tunai,  apabila  ada  perbedaan
antara  nilai  buku  dan  nilai  realisasi  yang  menunjukkan  keuntungan  atau
kerugian  harus  dibagi  di  antara  anggota  sesuai  dengan  perbandingan pembagian 
laba  (rugi).  Saldo  modal  selanjutnya  dipakai  sebagai  dasar penyelesaian.

3. Apabila dijumpai  keadaan  di  mana  salah  seorang  anggota  mempunyai  saldo debit
di dalam rekening modalnya, di lain pihak ia mempunyai piutang kepada
persekutuan,  maka  piutang  kepada  persekutuan  itu  dipakai  untuk  menutup saldo 
debit  rekening  modal  yang    Di  samping  itu  pada prinsipnya apabila seorang
anggota mengalami defisit maka anggota yang lain berkewajiban untuk menutupnya
terlebih dahulu.

4. Apabila uang  tunai  sudah  tersedia  untuk  dibagi,  maka  pertama-tama  harus
dibayarkan  terlebih  dahulu  kepada  para  kreditur  extern,  baru  sesudah  itu
dibayarkan saldo –saldo modal masing – masing anggota.

E. Likuidasi berlangsung setelah proses realisasi berakhir

Apabila semua anggota persekutuan mengalami deficit modal, maka secara pribadi
dinyatakan mampu untuk menutup kewajiban kewajibannya , maka penyelesaian dapat
menenmpuh antara lain :

1. Anggota anggota yang mengalami deficit modalnya menyetorkan sejumlah uang


kepada perusahaan untuk menutup deficit modal tersebut, tentunya pertama – tama
harus di bayarkan kepada kreditur bayarkan kepada anggota sebesar hak mereka
masing masing

2. Pelunasan sisa hutang kepada kreditur oleh salah satu pemilik. Pelunasan hutnag ini
boleh dilakukan oleh anggota yang mengalami defisit saldo modalnya maupun oleh
anggota yang masih mempunyai hak klaim di dalam perusahaan, tetapi tetap harus
mengutamakan hak kreditur utuk melunasisemua hutang yang dimilki oleh
persekutuan.

Apabila rugi realisasi aktiva lain lain sedemikian besarnya sehingga mengakibatkan jumlah
uang tunai tidak cukup untuk melunasi hutang trhadap kreditur, sedang anggotan persekutuan
juga tidak memiliki  kemampuan yang sama utuk memenuhi kewajiban, maka perlu diadakan
penyidikan terhadap posisi hutang dan harta, karena ini menyangkut hak kreditur perusahaan
dan hak kreditur pribadi anggota, antara lain :

1. Hak untuk para kreditur perusahaan antara lain adalah berhak sepenuhya untuk
menerima pembayarab kembali atas piutangnya, dari hasil penjualan ( realisasi )
aktiva perusahaan sampai dengan jumlah piutang yang bersangkutan

2. Hak untuk kreditur anggota antara lain adalah kreditur pribadi anggota berhak
sepenuhnya untuk menerima pembayaran kembali dari hasil penjualan harta pribadi
pemilik sampai dengan jumlah piutnag yang bersangkutan.
F. Metode Likuidasi :
 Likuidasi sekaligus
 Likuidasi bertahap / berangsur
G. Likuidasi berlangsung setelah proses realisasi aktiva non kas selesai (likuidasi
secara langsung)
Dalam hal ini pembayaran kepada anggota sekutu dilakukan setelah seluruh aktiva non
kastelah selesai direalisasikan (dijual) menjadi uang kas, sehingga laba rugi yang terjadi dari
adanya realisasi tersebut dapat segera diketahui seluruhnya dan langsung dapat dibebankan
kepada modal masing-masing sekutu.
Contoh 1.
Persekutuan “CintaSekali” yang anggotanya A,B, dan C. Padatanggal 2 januari 2003
bersepakat melakukan likuidasi perusahaannya karena ketiga anggotanya tersebut tidak ada
kecocokan lagi untuk menjalankan usahanya. Semua aktiva non kas dapat direalisasikan
seluruhnya menjadi uang kas.Pembagian laba ruginya dengan perbandingan 4:4:2.
Ada pun laporan keuangannya adalah :
Realisasi aktiva non kas adalah sebagai berikut :
1. Piutang dagang dapat ditagih sebagai Rp 25.000
2. Persediaan dapat dijual dengan harga Rp 42.000
3. Aktiva tetap dapat dijual dengan harga Rp 50.000
Untuk mempermudah di dalam penyelesaian likuidasi, maka selanjutnya di susun menjadi

ikhtisar sebagai berikut :


Setelah ikhtisar likuidasi disusun, maka selanjutnya disusun jurnal realisasi dan likuidasi
sesuai dengan transaksi yang dicatat dalam table ikhtisar likuidasi.
1. Jurnal penagihan piutang dagang
Kas                      Rp 25.000
Modal A              Rp   2.000
Modal B              Rp   2.000
Modal C              Rp   1.000
Piutang dagang           Rp 30.000
(realisasi piutang sebesar Rp 25.000 dari saldo piutang sebesar Rp 30.000, berari ada
kerugian penagihan piutang sebesar Rp 5.000. Kerugian tersebut dibagi kepada masing-
masing anggota sekutu dengan perbandingan 4:4:2)
2. Jurnal penjualan persediaan
Kas                  Rp 42.000
Modal A                       Rp   800
Modal B                       Rp  800
Modal C                       Rp 400
Persediaan                  Rp 40.000
(realisasi persediaan sebesar Rp 42.000 dari saldo persediaan sebesar Rp 40.000, berarti
ada keuntungan sebesar Rp 2.000 dibagikan kepada masing-masing sekutu dengan
perbandingan 4:4:2)
3. Jurnal penjualan aktiva tetap
Kas                  Rp 50.000
Modal A          Rp 12.000
Modal B          Rp 12.000
Modal C          Rp  6.000
Aktivatetap                 Rp 80.000
(realisasi aktiva tetap sebesar Rp 50.000 dari saldo aktiva tetap sebesar Rp 80.000, berarti
ada kerugian sebesar Rp 30.000 dialokasikan kepada masing-masing sekutu dengan
perbandingan 4:4:2)
4. Jurnal pelunasan hutang kepada kreditur eksternal
Hutang dagang           Rp 60.000
Kas                         Rp 60.000
5. Jurnal pelunasan hutang kepada kreditur internal
Hutang kepada sekutu B Rp 10.000
Kas                                            Rp 10.000
6. Pembagian kepada para anggota
Modal A                      Rp 26.800
Modal B                      Rp 26.800
Modal C                      Rp 13.400
Kas                  Rp 67.000
Dalam likuidasi secara langsung dapat juga timbul masalah dalam pengembalian modal
kepada para anggota, permasalahan tersebut timbul apabila salah satu atau beberapa anggota
sekutu mengalami defisit modal. Ada duakemungkinan dalam permasalahan defisit modal
anggota: (1) anggota yang mengalami defisit modal mampu membayar, (2) anggota yang
mengalami defisit modal tidak mampu membayar. Permasalahan yang lebih serius lagi
apabila hasil realisasi aktiva non kas tidak mampu menutupi hutangnya
H. Tujuan Likuiditas
 Mengkonversi aktiva perusahaan menjadi uang tunai dengan kerugian minimum
dari realisasi aktiva
 Untuk menyelesaikan kewajiban yang sah dari persekutuan
 Untuk membagi uang tuani dan tunai dan aktiva lain yang tidak dapat di cairkan
kepada masing- masing sekutu dengan cara yang adil

Tujuan fungsi akuntansi yang berkaitan dengan likuiditas adalah untuk menyajikan
informasi yang memadai agar aktiva dapat dibagi secara adil kepada kreditor dan
sekutu dengan memperhatikan perundang-undangan yang berlaku. Dengan demikian
terjadi pergeseran dari pengukur rugi laba periodic menjadi penentuan realisasi
keuntungan dan kerugian

Anda mungkin juga menyukai