Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

LIKUIDASI PERSEKETUAN

OLEH KELOMPOK 1:

1. FADALDIN (16-320-016)
2. WD. MARDIANA (16-320-017)
3. NARMI (16-320-022)
4. ALAMSYAH (16-320-027)
5. ONA ALFIYANTI (16-320-028)
6. ARIFUDDIN (16-320-030)
7. ASRILA (16-320-042)
8. AZLAN (16-320-045)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN BAUBAU


TAHUN 2018

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan
baik dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas
mengenai “Likuidasi Persekutuan”

Makalah ini telah dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari
berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama
mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah
ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik
yang dapat membangun makalah kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Baubau, 19 November 2018

Penyusun
DAFTAR ISI
SAMPUL

KATA PENGANTAR ..............................................................................................................

DAFTAR ISI ...........................................................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................................................

1.1.Latar Belakang ......................................................................................................

1.2.Rumusan Masalah ...............................................................................................

BAB II. PEMBAHASAN ........................................................................................................

2.1. Pengertian Likuidasi Persekutuan ...................................................................

2.2. Prosedur Likuidasi Persekutuan. ....................................................................

2.3. Pencatatan Likuidasi Persekutuan. .................................................................

BAB III. PENUTUP ................................................................................................................

3.1.Kesimpulan ..........................................................................................................

3.2.Saran .....................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Likuidasi adalah pembubaran perusahaan sebagai badan hukum yang meliputi
pembayaran kewajiban kepada para kreditor dan pembagaian harta yang tersisa kepada
para pemegang saham (Persero)”. Tujuan utama dari likuidasi itu sendiri adalah untuk
melakukan pengurusan dan pemberesan atas harta perusahaan yang dibubarkan
tersebut.
Oleh karena itu, penulis menulis makalah yang berjudul “Likuidasi Persekutuan “.

1.2.Rumusan Masalah
Dilihat dari latar belakang penulisan makalah ini, penulis ingin menjelaskan
mengenai likuidasi, tahap-tahap likuidasi sampai kepada pembagian harta hasil likuidasi.
Hal inilah yang jadi permasalahan dalam makalah ini, yang mudah-mudahan dapat
menjawab semua pertanyaan kita tentang “ Likuidasi Persekutuan ”.

1. Pengertian Likuidasi Persekutuan.

2. Prosedur Likuidasi Persekutuan.

3. Pencatatan Likuidasi Persekutuan.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Likuidasi Persekutuan


Likuidasi menurut Floyd A.Beams (1988) adalah “suatu proses yang meliputi
merubah aktiva non kas menjadi kas, mengakui laba atau rugi dari proses merubah
aktiva non kas menjadi kas, melunasi kewajiban firma, dan akhirnya membagi semua kas
yang dimiliki kepada masing-masing anggota sekutu sesuai dengan saldo modalnya”.
Sedangkan menurut Harry Simon (1990) likuidasi adalah proses merealisasikan aktiva
non kas menjadi uang kas, menyelesaikan dengan para kreditur dan pembagian sisa
aktiva kepada kelompok-kelompok pemilikan.

Dengan melihat definisi diatas, maka dapat dikatakan bahwa likuidasi


merupakan proses yang berakhir dengan pembubaran perusahaan sebagai suatu unit
organisasi.

Menurut The Uniform Of Partnership Act (UPA), undang-undang Persekutuan di


AS, pasal 31 menyebutkan, ada beberapa faktor yang menyebabkan suatu persekutuan
dibubarkan yang pada intinya dapat diklasifikasikan sebagai berikut (seperti yang dikutip
oleh Arifin (1997) dalam bukunya pokok-pokok akuntansi lanjutan) :

1. Sistem perkonomian masyarakat atau negara tidak mendukung adanya kegiatan


usaha, seperti adanya undang-undang pemerintah, sistem monopoli perusahaan
besar dan sebagainya, yang kesemuanya itu tidak memungkinkan lagi suatu
persekutuan hidup.
2. Ada faktor-faktor ekstern yang berada diluar jangkauan manajemen perusahaan
seperti bencana alam, kecelakaan, kebakaran dan sejenisnya yang kesemuanya
tidak memungkinkan lagi suatu persekutuan mempertahankan hidupnya.
3. Adanya faktor-faktor intern di dalam persekutuan, seperti adanya perselisihan
antar anggota, kesalahan dalam manajemen, ketidakserasian dalam kerja dan
sejenisnya yang kesemuanya itu dapat berakibat tidak memungkinkan lagi suatu
persekutuan dipertahankan hidupnya.

2.2. Prosedur Likuidasi Persekutuan.


Secara ringkas urutan (prosedur) dalam melikuidasi persekutuan adalah sebagai
berikut :

1. Rekening-rekening pembukuan dilakukan penyesuaian dan penutupan kemudian


laba/rugi selama periode tersebut dipindahkan ke rekening modal masing-masing
sekutu.
2. Aktiva dicaikan menjadi kas (bisa dijual atau dibeli sendiri oleh anggota sekutu), jika
terjadi selisih antara nilai buku dengan harga jualnya maka laba rugi yang terjadi
dibagikan kepada masing-masing sekutu sesuai dengan perjanjian.
3. Jika ditemukan rekening modal salah satu sekutu bersaldo debet maka dapat
ditutup dengan salah saldo piutangnya, tetapi jika salado piutangnya tidak punya
maka sekutu tersebut harus menyetorkan modalnya kembali. Dan jika ternyata juga
tidak punya maka saldo debet harus ditanggung anggota sekutu lainnya.
4. Jika uang kas telah tersedia dibagikan, maka terlebih dahulu dibayarkan kepada
kreditur luar, setelah itu baru digunakan untuk membayar saldo modal masing-
masing anggota sekutu.

Berdasarkan saat dan cara pembayaran (distribusi) pembagian kas, maka likuidasi
dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu :

1. Likuidasi berlangsung setelah proses realisasi aktiva non kas selesai (likuidasi secara
langsung)
2. Likuidasi berlangsung setiap saat setelah realisasi aktiva non kas dilakukan (likuidasi
bertahap)

2.3. Pencatatan Likuidasi Persekutuan.


Menurut cara pembagian kasnya, likuidasi dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

1. Likuidasi Sekaligus/ Sederhana , yaitu likuidasi yang pembagian kasnya dilakukan


serentak karena realisasi non-aktivanya sekaligus.
2. Likuidasi Bertahap/ Berangsur, yaitu likuidasi yang dilakukan sesuai tersedianya kas
walaupun realisasinya belum tuntas.

Likuidasi Sederhana Dengan Kondisi Sekutu Secara Pribadi Masih Mampu

Pengertian Likuidasi Sederhana (Simple Liquidation) Likuidasi sekaligus/


sederhana sering disebut sebagai likuidasi serentak karena pembagian kasnya dilakukan
serentak untuk semua sekutunya. Disamping itu sering disebut juga sebagai likuidasi
tunggal karena realisasi non aktivanya hanya sekali saja dan menyeluruh. Pembagian kas
dilakukan hanya sekali saja yaitu setelah semua aktiva non-kasnya terjual dan hutang
kepada pihak ketiga maupun kepada sekutu telah dilunasi.

Terdapat 5 kemungkinan yang akan terjadi di dalam likuidasi sederhana/


sekaligus, yaitu:

a. Semua sekutu modalnya bersaldo positif.


b. Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif tetapi dapat ditutup dengan utang
kepada sekutu yang bersangkutan.
c. Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif namun tidak dapat ditutup dengan
utang-piutang sekutu yang bersangkutan.
d. Kondisi Khusus: Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif namun sekutu yang
harus menyetor modal secara pribadi dalam keadaan tidak mampu.
e. Kondisi Khusus: Kas yang ada tidak cukup untuk melunasi Utang kepada pihak
ketiga.

Pada topik 1 akan dibahas likuidasi sederhana dengan 3 kemungkinan diatas dimana
semua sekutu dalam keadaan mampu, kemudian pada topik kedua dibahas mengenai
likuidasi sederhana dalam keadaan khusus yaitu sekutu dalam keadaan tidak mampu
dan realisasi yang terlalu kecil sehingga kas tidak cukup melunasi hutang kepada pihak
ketiga.
1) Saldo Semua Sekutu Setelah Realisasi Bernilai Positif.
Di dalam kasus normal biasanya nilai realisasi lebih kecil daripada nilai bukunya
namun kerugian akibat realisasi tidak begitu besar sehingga saldo masing-masing
sekutu setelah realisasi bernilai positif semua.
Langkah-langkah:
1. Realisasi nilai aktiva non-kas.
2. Membagi kerugian realisasi sesuai dengan proporsi rugi-labanya.
3. Pelunasan utang dagang kepada pihak ketiga.
4. Pelunasan hutang sekutu dan pembagian kas sekaligus.

2) Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif akan tetapi dapat ditutup dengan
utang kepada sekutu yang bersangkutan.
Rugi realisasi yang cukup besar dapat menyebabkan saldo milik sekutu bernilai
negatif (defisit) sesudah realisasi. Apabila persekutuan memiliki hutang kepada salah
seorang sekutu tersebut, maka defisit sekutu tersebut dapat ditutup dengan hutang
persekutuan kepada sekutu.
Langkah-langkah:
1. Realisasi nilai aktiva non-kas.
2. Membagi kerugian realisasi sesuai dengan proporsi rugi-labanya.
3. Pelunasan utang dagang kepada pihak ketiga.
4. Penutupan defisit dengan pembayaran sebagian hutang sekutu.
5. Pelunasan hutang sekutu.
6. Pembagian kas.
3) Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif akan tetapi tidak dapat ditutup dengan
utang kepada sekutu yang bersangkutan.
Rugi realisasi yang cukup besar dapat menyebabkan saldo milik sekutu bernilai
negatif (defisit) sesudah realisasi. Apabila defisit lebih besar daripada hutang
persekutuan kepada salah seorang sekutu tersebut, maka defisit sekutu tersebut dapat
ditutup dengan sebagian hutang namun akhirnya harus ditutup sekutu yang defisit
tersebut dengan setoran kas.
Langkah-langkah:
1. Realisasi nilai aktiva non-kas.
2. Membagi kerugian realisasi sesuai dengan proporsi rugi-labanya.
3. Pelunasan utang dagang kepada pihak ketiga.
4. Penutupan defisit dengan pembayaran sebagian hutang sekutu.
5. Pembagian kas dari selisih antara modal bersih dengan penutupan defisit
yang dibebankan kepada masing-masing sekutu sesuai prosentase yang telah
dikurangi prosentase sekutu tidak mampu.

BAB III
PENUTUP

3.1.Kesimpulan
Likuidasi adalah pembubaran perusahaan sebagai badan hukum yang meliputi
pembayaran kewajiban kepada para kreditor dan pembagaian harta yang tersisa kepada
para pemegang saham (Persero)”. Tujuan utama dari likuidasi itu sendiri adalah untuk
melakukan pengurusan dan pemberesan atas harta perusahaan yang dibubarkan
tersebut.

Berikut ini adalah tahap-tahap pembubaran persekutuan :

a. Tahap Pengumuman dan Pemberitahuan Pembubaran Perseroan


b. Tahap Pencatatan dan Pembagian Harta Kekaya
c. Tahap Pengajuan Keberatan Kreditor
d. Tahap Pertanggung Jawaban Likuidator
e. Tahap Pengumuman Hasil Likuidasi

3.2.Saran
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan adalah keinginan penulis atas
partisipasi para pembaca, agar sekiranya mau memberikan kritik dan saran yang sehat
dan bersifat membangun demi kemajuan penulisan makalah ini. Kami sadar bahwa
penulis adalah manusia biasa yang pastinya memiliki kesalahan. Oleh karena itu, dengan
adanya kritik dan saran dari pembaca, penulis bisa mengkoreksi diri dan menjadikan
makalah ke depan menjadi makalah yang lebih baik lagi dan dapat memberikan manfaat
yang lebih bagi kita semua.

Anda mungkin juga menyukai