Anda di halaman 1dari 17

“LIKUIDASI PERSEKUTUAN SEDERHANA”

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Akuntansi


Keuangan Lanjutan

Disusun Oleh Kelompok 1 :

1. Lutfi Asti Rahmadani 2019410257


2. Shintia Nur Aida 2019410341
3. Tarisya Rachma Dewi 2019410766
4. Dea Ayu Lestya Putri 2019410784

FAKULTAS EKONOMI PRODI D-III AKUTANSI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS

SURABAYA

T.P 2021/2022

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh

Segala puji milik Allah subhanahu wa Ta’la .Shalawat serta salam semoga
senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW . Berkat limpahan
waktu, kesehatan dan ilmu dari Allah subhanahu wa Ta’la. Alhamdulillah naskah
makalah tentang Likuidasi Persekutuan Sederhana dapat kami selesaikan.

Tercurah dari segala kemampuan yang ada, kami berusaha membuat


makalah ini dengan sebaik mungkin, namun demikian kami menyadari
sepenuhnya bahwa penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dikarenakan
keterbatasan pengetahuan kami, maka dengan sepenuh hati kami mohon maaf dan
mengaharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk perbaikan
selanjutnya.

Terakhir kami ucapkan terimakasih untuk semua pihak yang sudah


membantu dan memudahkan penyelesaian makalah ini, kami berharap semoga
makalah ini bisa bermanfaat.

Wassalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh

Surabaya , 04 Oktober 2021

DAFTAR ISI

2
Kata Pengantar ................................................................................................ 2

Daftar Isi........................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang....................................................................................... 4


1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 5
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN

2.1Pengertian Likuidasi ................................................................................. 6


2.2Proses Likuidasi ....................................................................................... 7
2.3Jenis-Jenis Likuidasi ................................................................................. 8
2.4Pencatatan Likuidasi Persekutuan ............................................................ 11

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.............................................................................................. 15
3.2 Saran........................................................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Likuidasi adalah pembubaran perusahaan sebagai badan hukum yang


meliputi pembayaran kewajiban kepada para kreditor dan pembagian harta
yang tersisa kepada para pemegang sekutu. Tujuan utama dari
likuidasi itu sendiri adalah untuk melakukan pengurusan dan
pemberesan atas harta perusahaan yang dibubarkan tersebut. Sehingga
perusahaan tersebut dengan terpaksa memberhentikan untuk sementara
waktu kegiatan dan kinerja perusahaannya agar tidak menimbulkan resiko-
resiko yang mungkin saja dapat terjadi ,resiko merupakan aspek utama dari
kehidupan manusia pada umumnya dan merupakan faktor penting dalam
dunia bisnis. Risiko merupakan penyimpangan harapan yang yang
tidak menguntungkan yaitu ketidakpastian suatu peristiwa yang tidak
diinginkan. Proses reorganisasi maupun likuidasi dapat diselesaikan dengan
penyelesaian melalui jalur formal atau informal.

Sebagian perusahaan di indonesia memilih jalur penyelesaian


informal. Dalam resolusi informal,perusahaan dapat merestrukturisasi harta
atau kewajibannya tanpa harus mengikuti hukum kepailitan. Dalam
merestrukturisasi kewajiban perusahaan mencoba untuk mencari investor
baru atau melakukan debt to equity swap. Pilihan yang terakhir
menyebabkan pemberi utang berubah status menjadi pemilik
perusahaan. Masalah utama pada penjualan harta adalah pasar yang
tidak likuid. Perusahaan menghadapi kesulitan menjual harta pada
harta yang layak karena pembeli potensial yang mau membeli
dengan harga terbaik adalah perusahaan- perusahaan di industri yang
sama. Jika perusahaan pesaing juga terkena dampak penurunan industri
4
sehingga mereka juga dalam kesulitan likuiditas,maka harga jual harta bisa
tertekan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan likuidasi?
2. Bagaimana prosedur likuidasi?
3. Apa saja jenis-jenis likuidasi?
4. Bagaimana pencatatan likuidasi?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Menjelaskan pengertian likuidasi.
2. Menjelaskan prosedur likuidasi.
3. Menjelaskan jenis-jenis likuidasi.
4. Menjelaskan pencatatan likuidasi.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Likuidasi

Likuidasi menurut Floyd A.Beams (1988) adalah “suatu proses yang


meliputi merubah aktiva non kas menjadi kas, mengakui laba atau rugi dari
proses merubah aktiva non kas menjadi kas, melunasi kewajiban firma, dan
akhirnya membagi semua kas yang dimiliki kepada masing-masing anggota
sekutu sesuai dengan saldo modalnya”. Sedangkan menurut Harry Simon
(1990) likuidasi adalah proses merealisasikan aktiva non kas menjadi uang
kas, menyelesaikan dengan para kreditur dan pembagian sisa aktiva kepada
kelompok-kelompok pemilikan.

Dengan melihat definisi diatas, maka dapat dikatakan bahwa likuidasi


merupakan proses yang berakhir dengan pembubaran perusahaan sebagai
suatu unit organisasi.Menurut The Uniform Of Partnership Act (UPA),
undang-undang Persekutuan di AS, pasal 31 menyebutkan, ada beberapa
faktor yang menyebabkan suatu persekutuan dibubarkan yang pada intinya
dapat diklasifikasikan sebagai berikut (seperti yang dikutip oleh Arifin (1997)
dalam bukunya pokok-pokok akuntansi lanjutan) :

1. Sistem perkonomian masyarakat atau negara tidak mendukung


adanya kegiatan usaha, seperti adanya undang-undang
pemerintah, sistem monopoli perusahaan besar dan sebagainya,
yang kesemuanya itu tidak memungkinkan lagi suatu persekutuan
hidup.
2. Ada faktor-faktor ekstern yang berada diluar jangkauan
manajemen perusahaan  seperti bencana alam, kecelakaan,
kebakaran dan sejenisnya yang kesemuanya tidak memungkinkan
lagi suatu persekutuan mempertahankan hidupnya.
6
3.  Adanya faktor-faktor intern di dalam persekutuan, seperti adanya
perselisihan antar anggota, kesalahan dalam manajemen,
ketidakserasian dalam kerja dan sejenisnya yang kesemuanya itu
dapat berakibat tidak memungkinkan lagi suatu persekutuan
dipertahankan hidupnya.

2.2 Prosedur Likuidasi

Secara ringkas urutan (prosedur) dalam melikuidasi persekutuan


adalah sebagai berikut :

1. Rekening-rekening pembukuan dilakukan penyesuaian dan


penutupan kemudian laba/rugi selama periode tersebut
dipindahkan ke rekening modal masing-masing sekutu.
2. Aktiva dicaikan menjadi kas (bisa dijual atau dibeli sendiri oleh
anggota sekutu), jika terjadi selisih antara nilai buku dengan harga
jualnya maka laba rugi yang terjadi dibagikan kepada masing-
masing sekutu sesuai dengan perjanjian.
3. Jika ditemukan rekening modal salah satu sekutu bersaldo debet
maka dapat ditutup dengan salah saldo piutangnya, tetapi jika
salado piutangnya tidak punya maka sekutu tersebut harus
menyetorkan modalnya kembali. Dan jika ternyata juga tidak
punya maka saldo debet harus ditanggung anggota sekutu lainnya.
4. Jika uang kas telah tersedia dibagikan, maka terlebih dahulu
dibayarkan kepada kreditur luar, setelah itu baru digunakan untuk
membayar saldo modal masing-masing anggota sekutu.

Berdasarkan saat dan cara pembayaran  (distribusi) pembagian kas,


maka likuidasi dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu :

1. Likuidasi berlangsung setelah proses realisasi aktiva non kas


selesai (likuidasi secara langsung)

7
2. Likuidasi berlangsung setiap saat setelah realisasi aktiva non kas
dilakukan (likuidasi bertahap).

2.3 Jenis-Jenis Likuidasi


Adapun proses likuidasi persekutuan terdiri dari 2 tahap yaitu
Likuidasi Sederhana dan Likuidasi Bertahap.
1. Likuidasi Sederhana
Likuidasi persekutuan yang sederhana adalah konversi semua aktiva
persekutuan menjadi kas dengan satu distribusi kas kepada para sekutu
dalam penyelesaian akhir atas permasalahan persekutuan.
Proses Likuidasi.
Pada umumnya, likuidasi persekutuan (partnership liquidation)
melibatkan halhal berikut:
a. Mengonversi aktiva nonkas menjadi kas
b. Mengakui keuntungan dan kerugian serta melikuidasi beban
yang terjadi selama periode likuidasi
c. Menyelesaikan semua kewajiban
d. Mendistribusikan kas kepada para sekutu sesuai dengan
saldo akhir akun modalnya.
Deskripsi umum dari dari proses likuidasi ini mengnsumsikan hal-hal
berikut:
a. Persekutuan bersifat solven (yaitu aktiva persekutuan
melampaui kewajiban persekutuan).
b. Semua sekutu memiliki ekuitas dalam aktiva bersih
perekutuan.
c. Tidak ada saldo pinjaman yang beredar kepada setiap
sekutu yang ada.
d. Semua aktiva dikonversi menjadi kas sebelum kas
didistribusikan kepada para sekutu.

8
2. Likuidasi Bertahap
Likuidasi Bertahap merupakan suatu likuidasi yang secara umum
memerlukan beberapa bulan dalam penyelesaiannya dan mencangkup
pembayaran secara periodik atau cicilan/bertahap kepada para
sekutunya selama masa likuidasi. Kebanyakan persekutuan dilakukan
dalam periode yang diperpanjang dengan tujuan memperoleh realisasi
aset sebesar mungkin. Pada umumnya para sekutu menerima
pembayaran periodik selama likuidasi karena memerlukan dana untuk
keperluan pribadi.
Proses likuidasi bertahap ini terdiri dari beberapa tahap yaitu tahap
pertama baru sebagaian aktiva dapat direalisasikan (dijual), maka
pertama kali harus dibayar semua kewajiban kepada kreditur. Sisa uang
(kas) hasil penjualan aktiva kemudian dibayarkan kepada para sekutu
sebagai pembayaran kembali sebagian hak penyertaannya. Hasil
realisasi aktiva pada tahap berikutnya akan dibayarkan kepada sekutu.
Proses demikian ini akan dilaksanakan terus sampai dengan aktiva yang
dimiliki habis terjual seluruhnya.
Untuk menjamin agar penyelesaian dapat dilakukan sesuai dengan hak-
hak para sekutu, pembayarn bertahap harus diatur sebagai berikut :
“Pembayaran hanya dilakukan kepada anggota yang mempunyai saldo
kredit atas rekening modalnya setelah mempertimbangkan seluruh
jumlah kemungkinan kerugian yang akan terjaadi. Pembayaran
demikian tidka boleh melampaui saldo kredit atas rekening modal
anggota yang bersangkutan”.
Dengan ketentuan demikian berati terdapat dua kemungkinan rugi yang
maksimum harus ditanggung oleh setiap anggota perlu diperhitungkan
dengan saldo dengan saldo masing-masing sbelum pembayaran kepada
sekutu dilakukan, yaitu :
a. Kemungkinan rugi sebagai akibat tidak dapat
direalisasikannya aktiva (non kas) yang ada/dimiliki.

9
b. Kemungkinan adanya anggota-anggota yang mengalami
defisit modal, sehingga tidak mampu menyelesaikan
kewajibannya kepada persekutuan. Prosedur pembagian dan
penyertaan kembali modal para anggota sedemikian itu
dimaksudkan agar hak penyertaan masing-masing anggota
secepat mungkin sesuai dengan perbandingan pembagian
laba/rugi yang ada. Sehingga tidak dikhawatirkan akan
timbulnya pembayaran dalam jumlah lebih, karena kerugian
realisasi aktiva dikemudian hari tidak akan mempengaruhi
posisi modal para sekutu.

Prinsip Umum Likuidasi Bertahap

Likuidasi yang berurutan pada persekutuan yang solven dapat


dilaksanakan dengan pendistribusian kas yang tersedia secara teratur
hingga semua aktiva nonkas dikonversi menjadi kas. Kewajiban selain
kewajiban kepada sekutu harus dibayar sebelum distribusi dilakukan
kepada para sekutu.

Begitu kas tersedia untuk didistribusikan kepada sekutu, jumlah yang


akan didistribusikan kepada setiap sekutudapat ditentukan dengan
menyusun skedul pembayaran terjamin bagi setiap distribusi bertahap.
Akan tetapi, skedul pembayaran terjamin tidak akan diperlukan apabila
akun modal pada awal proses likuidasi berada dalam rasio pembagian
laba dan rugi relative sekutu dan tidak ada pinjaman sekutu atau saldo
awal atau dimuka. Dalam kasus ini, semua distribusi kepada sekutu
akan dilakukan dengan rasio pembagian laba dan rugi relatif.

Apabila pembayaran bertahap atau cicilan kepada sekutu ditentukan


dengan menggunakan skedul pembayaran terjamin, urutan
pendistribusian akan menjadi sedemikian rupa sehingga saldo modal
yang tersisa (saldo ekuitas jika ada pinjaman dengan sekutu) setelah
setiap distribusi akan ditutup untuk disesuaikan dengan rasio
10
pembagian laba dan rugi sekutu. Jadi, walaupun akun modal (ekuitas)
tidak disesuaikan pada awal proses likuidasi, jika semua sekutu
dilibatkan dalam tahapan pertama, pembayaran bertahap dimasa depan
kepada sekutu akan berada dalam rasio pembagian laba, dan skedul
pembayaran terjamin tambahan tidak diperlukan.

2.4 Pencatatan Likuidasi Persekutuan

Menurut cara pembagian kasnya, likuidasi dapat dibedakan menjadi 2


jenis, yaitu:

1. Likuidasi Sekaligus/ Sederhana , yaitu likuidasi yang pembagian


kasnya dilakukan serentak karena realisasi non-aktivanya
sekaligus.
2. Likuidasi Bertahap/ Berangsur, yaitu likuidasi yang dilakukan
sesuai tersedianya kas walaupun realisasinya belum tuntas.

Likuidasi Sederhana Dengan Kondisi Sekutu Secara Pribadi Masih


Mampu

Pengertian Likuidasi Sederhana (Simple Liquidation) Likuidasi


sekaligus/ sederhana sering disebut sebagai likuidasi serentak karena
pembagian kasnya dilakukan serentak untuk semua sekutunya. Disamping itu
sering disebut juga sebagai likuidasi tunggal karena realisasi non aktivanya
hanya sekali saja dan menyeluruh. Pembagian kas dilakukan hanya sekali saja
yaitu setelah semua aktiva non-kasnya terjual dan hutang kepada pihak ketiga
maupun kepada sekutu telah dilunasi. 

Terdapat 5 kemungkinan yang akan terjadi di dalam likuidasi


sederhana/ sekaligus, yaitu:

a. Semua sekutu modalnya bersaldo positif.


b. Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif tetapi dapat ditutup
dengan utang kepada sekutu yang bersangkutan.
11
c. Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif namun tidak dapat
ditutup dengan utang-piutang sekutu yang bersangkutan.
d. Kondisi Khusus: Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif
namun sekutu yang harus menyetor modal secara pribadi dalam
keadaan tidak mampu.
e. Kondisi Khusus: Kas yang ada tidak cukup untuk melunasi Utang
kepada pihak ketiga. Pada topik 1 akan dibahas likuidasi
sederhana dengan 3 kemungkinan diatas dimana semua sekutu
dalam keadaan mampu, kemudian pada topik kedua dibahas
mengenai likuidasi sederhana dalam keadaan khusus yaitu sekutu
dalam keadaan tidak mampu dan realisasi yang terlalu kecil
sehingga kas tidak cukup melunasi hutang kepada pihak ketiga.

Saldo Semua Sekutu Setelah Realisasi Bernilai Positif.

Di dalam kasus normal biasanya nilai realisasi lebih kecil daripada nilai
bukunya namun kerugian akibat realisasi tidak begitu besar sehingga saldo
masing-masing sekutu setelah realisasi bernilai positif semua.

Langkah-langkah:

1. Realisasi nilai aktiva non-kas.


2. Membagi kerugian realisasi sesuai dengan proporsi rugi-labanya.
3. Pelunasan utang dagang kepada pihak ketiga.
4. Pelunasan hutang sekutu dan pembagian kas sekaligus.

 Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif akan tetapi dapat


ditutup dengan utang kepada sekutu yang bersangkutan.

12
Rugi realisasi yang cukup besar dapat menyebabkan saldo milik sekutu
bernilai negatif (defisit) sesudah realisasi. Apabila persekutuan memiliki
hutang kepada salah seorang sekutu tersebut, maka defisit sekutu tersebut
dapat ditutup dengan hutang persekutuan kepada sekutu. 

Langkah-langkah:

1. Realisasi nilai aktiva non-kas.


2. Membagi kerugian realisasi sesuai dengan proporsi rugi-labanya.
3. Pelunasan utang dagang kepada pihak ketiga.
4. Penutupan defisit dengan pembayaran sebagian hutang sekutu.
5. Pelunasan hutang sekutu.
6. Pembagian kas.

Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif akan tetapi tidak dapat
ditutup dengan utang kepada sekutu yang bersangkutan.

Rugi realisasi yang cukup besar dapat menyebabkan saldo milik sekutu
bernilai negatif (defisit) sesudah realisasi. Apabila defisit lebih besar daripada
hutang persekutuan kepada salah seorang sekutu tersebut, maka defisit sekutu
tersebut dapat ditutup dengan sebagian hutang namun akhirnya harus ditutup
sekutu yang defisit tersebut dengan setoran kas.

Langkah-langkah:

1. Realisasi nilai aktiva non-kas.


2. Membagi kerugian realisasi sesuai dengan proporsi rugi-labanya.
3. Pelunasan utang dagang kepada pihak ketiga.
4. Penutupan defisit dengan pembayaran sebagian hutang sekutu.
5. Pembagian kas dari selisih antara modal bersih dengan penutupan
defisit yang dibebankan kepada masing-masing sekutu sesuai
prosentase yang telah dikurangi prosentase sekutu tidak mampu.

13
14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Likuidasi adalah pembubaran perusahaan sebagai badan hukum


yang meliputi pembayaran kewajiban kepada para kreditor dan pembagian
harta yang tersisa kepada para pemegang sekutu. Tujuan utama dari
likuidasi itu sendiri adalah untuk melakukan pengurusan dan
pemberesan atasharta perusahaan yang dibubarkan tersebut. Berikut ini
adalah tahap-tahap dalam likuidasi persekutuan :

Rekening-rekening pembukuan harus disesuaikan dan ditutup. Laba


dan rugi bersih selama periode terakhir diperhitungkan ke rekening modal
masing-masing, setelah itu dikatakan persekuuan siap untuk dilikuidasi.

1. Pada proses pengubahan aktiva menjadi uang tunai (cash), apabila


ada perbedaan antara nilai buku dan nilai realisasi yang
menunjukkan keuntungan atau kerugian harus dibagi di antara
anggota sesuai dengan perbandingan pembagian laba (rugi). Saldo
modal selanjutnya dipakai sebagai dasar penyelesaian.
2. Apabila dijumpai keadaan dimana salah seorang anggota
mempunyai saldo debit di dalam rekening modalnya, di lain pihak
mempunyai piutang kepada persekutuan, maka piutang kepada
persekutuan itu dipakai untuk menutup saldo debit rekening
modal yang bersangkutan. Di samping itu pada prinsipnya apabila
seorang anggota mengalami defisit maka anggota yang lain
berkewajiban untuk menutupnya terlebih dahulu.
3. Apabila uang tunai sudah terbiasa untuk dibagi, maka pertama-
tama harus diayarkan terlebih dahulu kepada para kreditur extern,
setelah itu dibayarkan saldo-saldo modal masing-masing anggota.

15
3.2 Saran

Demikianlah makalah ini pemakalah buat dengan sesungguhnya, untuk


memenuhi tugas mata kuliah akuntansi keuangan lanjutan.Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dalam menganalisis pengukuran
kinerja pada perusahaan. Pemakalah menyadari masih terdapat banyak
kekurangan pada makalah ini baik dari segi penulisan makalah, kelengkapan
isi, data yang disajikan, dan lainnya. Kritik dan saran yang membangun
sangat diharapkan dari para pembaca untuk penulisan makalah yang lebih
baik lagi kedepannya.

16
DAFTAR PUSTAKA
Modul Perkuliahan Akuntansi Keuangan Lanjutan disusun oleh Dr.
NANANG SHONHADJI ., S.E., M.Si., Ak., CA., CMA., CIBA

17

Anda mungkin juga menyukai