Anda di halaman 1dari 22

LIKUIDASI PERSEKUTUAN

MAKALAH
Diajukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Advance Accounting Tahun Akademik 2015/2016

Program Studi Advance Accounting


Jurusan Computer Accounting
Kampus LP3I
Jl. Raden Fatah No. 111 Telp. (031) 895 9099/895 7004
Fax. (031)8941627 Website : www.Lp3i.ac.id

SIDOARJO
OKTOBER 2015

LIKUIDASI PERSEKUTUAN
MAKALAH
Diajukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Advance Accounting Tahun Akademik 2015/2016

Disusun Oleh :
( KELOMPOK 1 )
1.
2.
3.

ACH. FAIZ IRHAMNI


ACHMAD HAQOWI
SAIFU FARISIL HAQ

CA 1401
CA 1401
CA 1402

Program Studi Advance Accounting


Jurusan Computer Accounting
Kampus LP3I
Jl. Raden Fatah No. 111 Telp. (031) 895 9099/895 7004
Fax. (031)8941627 Website : www.Lp3i.ac.id

SIDOARJO
OKTOBER 2015

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Ilahi robbi yang telah melimpahkan rahmat
dan petunjuk-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini
dengan baik. Tidak lupa kami ucapkan terimaksih kepada pihak-pihak yang telah membantu
kami baik moril maupun materil dalam penyusunan makalah ini.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk menjelaskan Likuidasi Persekutuan di Indonesia.
Selain itu, makalah ini kami susun dimaksudkan memenuhi tugas mata kuliah Advance
Accounting.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari sempurna.Oleh karena itu
kami sangat menerima masukan-masukan sebagai pelajaran untuk kami kedepan supaya lebih
baik lagi.

Sidoarjo, Oktober 15 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL LUAR...........................................................................

HALAMAN JUDUL DALAM.......................................................................

ii

KATA PENGANTAR......................................................................................

iii

DAFTAR ISI....................................................................................................

iv

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................
1.3 Tujuan penulis.............................................................................................
1.4 Manfaat penulis..........................................................................................

1
1
2
2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Likuidasi...................................................................................

2.2 Jenis-Jenis Likuidasi...................................................................................

2.3 Tujuan Likuidasi ........................................................................................

2.4 Metode Akuntansi Likuidasi.......................................................................

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan.................................................................................................

18

DAFTAR PUSAKA.........................................................................................

19

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sistem likuidasi merupakan proses atau cara akibat terjadinya pembubaran atau
perubahan terhadap perusahaan yang mengalami kerugian yang sangat besar jumlahnya dan
tidak mampu untuk membayar segala kerugian tersebut. Sehingga perusahaan tersebut
dengan terpaksa memberhentikan untuk sementara waktu kegiatan dan kinerja perusahaannya
agar tidak menimbulkan risiko-risiko yang mungkin saja dapat terjadi, Risiko merupakan
aspek utama dari kehidupan manusia pada umumnya dan merupakan faktor penting dalam
dunia bisnis. Risiko merupakan kemungkinan penyimpangan harapan yang tidak
menguntungkan, yaitu ketidakpastian suatu peristiwa yang tidak diinginkan.
Proses reorganisasi maupun likuidasi dapat diselesaikan dengan penyelesaian melalui
pengadilan (formal) atau penyelesaian melalui jalur di luar pengadilan (informal). Sebagian
besar perusahaan Indonesia memilih penyelesaian informal. Dalam resolusi informal,
perusahaan dapat merestrukturisasi harta atau kewajibannya tanpa harus mengikuti hukum
kepailitan. Sebagai contoh, perusahaan dapat menjual beberapa hartanya untuk melunasi
kawajiban-kewajibannya. Dalam restrukturisasi kewajiban, perusahaan mencoba untuk
mencari investor baru atau melakukan debt to equity swap. Pilihan yang terakhir
menyebabkan pemberi utang berubah status menjadi pemilik perusahaan.
Masalah utama pada penjualan harta adalah pasar yang tidak likuid. Perusahaan
menghadapi kesulitan menjual harta pada harga yang layak. Mengapa? Karena Pembeli
potensial yang mau membeli dengan harga terbaik adalah perusahaan-perusahaan di industri
yang sama. Jika perusahaan pesaing juga terkena dampak penurunan industri sehingga
mereka juga dalam kesulitan likuiditas, maka harga jual harta bisa tertekan.
1.2. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka hal-hal yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu :
1. Apakah yang dimaksud dengan Likuidasi ?
2. Jenis jenis Likuidasi ?
3. Tujuan Likuidasi?
4. Metode akuntansi Likuidasi?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk :
1. Mendeskripsikan pengertian Likuidasi
2. Mengetahui jenis-jenis Likuidasi
3. Mengetahui Tujuan Likuidasi
4. Mengetahui Metode akuntansi Likuidasi

1.4 Manfaat Penulisan


Selain memiliki tujuan penulisan, makalah ini pun memiliki manfaat penulisannya, yaitu:
1. Dapat digunakan sebagai referensi Mahasiswa dalam Mata Kuliah Advance
Accounting
2. Dapat digunakan sebagai pedoman guru yang hendak melaksanakan kegiatan
pengajaran di kelas.
3. Dapat memberikan tambahan pengetahuan tentang pendidikan yang sedang
berkembang saat ini.
1.5. Metode Penulisan
Makalah yang berjudul Likuidasiini disusun dengan menggunakan mencari referensi yang
bersifat kualitatif data dikumpulkan melalui buku-buku langsung dan akses internet. Metode
ini dilakukan atau disusun secara bertahap, mengingat sulitnya mencari buku-buku sumber
atau referensi.

BAB II
Pembahasan
2.1 Likuidasi
Pengertian Likuidasi
Menurut Beam (2000, hal 625), disolusi persekutuan ialah berubahnya hubungan sekutu yang
menyebabkan berhentinya persekutuan secara hukum. Dengan disolusi, persekutuan tetap
bisa berjalan terus dengan perjanjian baru, atau persekutuan bisa juga berhenti/bubar secara
bisnis. Berhentinya persekutuan secara bisnis disebut juga likuidasi.
Pembubaran persekutuan dapat disebabkan oleh:
1)

Salah seorang sekutu menghendaki pembubaran

2)

Salah seorang sekutu meninggal dunia, dan ahli warisnya tidak menyetujui untuk

melanjutkan persekutuan
3)

Perselisihan intern diantara sekutu

4)

Salah seorang sekutu dinyatakan pailit

Likuidasi menurut Floyd A.Beams (1988) adalah suatu proses yang meliputi merubah aktiva
non kas menjadi kas, mengakui laba atau rugi dari proses merubah aktiva non kas menjadi
kas, melunasi kewajiban firma, dan akhirnya membagi semua kas yang dimiliki kepada
masing-masing anggota sekutu sesuai dengan saldo modalnya. Sedangkan menurut Harry
Simon (1990) likuidasi adalah proses merealisasikan aktiva non kas menjadi uang kas,
menyelesaikan dengan para kreditur dan pembagian sisa aktiva kepada kelompok-kelompok
pemilikan.

Dengan melihat definisi diatas, maka dapat dikatakan bahwa likuidasi merupakan proses
yang berakhir dengan pembubaran perusahaan sebagai suatu unit organisasi.

Menurut The Uniform Of Partnership Act (UPA), undang-undang Persekutuan di AS, pasal
31 menyebutkan, ada beberapa faktor yang menyebabkan suatu persekutuan dibubarkan yang
pada intinya dapat diklasifikasikan sebagai berikut (seperti yang dikutip oleh Arifin (1997)
dalam bukunya pokok-pokok akuntansi lanjutan) :

1. Sistem perkonomian masyarakat atau negara tidak mendukung adanya kegiatan usaha,
seperti adanya undang-undang pemerintah, sistem monopoli perusahaan besar dan
sebagainya, yang kesemuanya itu tidak memungkinkan lagi suatu persekutuan hidup.

2. Ada faktor-faktor ekstern yang berada diluar jangkauan manajemen perusahaan


seperti bencana alam, kecelakaan, kebakaran dan sejenisnya yang kesemuanya tidak
memungkinkan lagi suatu persekutuan mempertahankan hidupnya.
3. Adanya faktor-faktor intern di dalam persekutuan, seperti adanya perselisihan antar
anggota, kesalahan dalam manajemen, ketidakserasian dalam kerja dan sejenisnya
yang kesemuanya itu dapat berakibat tidak memungkinkan lagi suatu persekutuan
dipertahankan hidupnya.

2.2 JENIS-JENIS LIKUIDASI PERSEKUTUAN


Ditinjau dari waktu penyusunan daftar likuidasi, maka likuidasi dapat dibedakan menjadi:
1.

Likuidasi secara langsung/sekaligus:

Likuidasi secara langsung yaitu likuidasi yang dilakukan setelah seluruh aktiva direalisasi.
2.

Likuidasi secara bertahap periodik

Likuidasi secara bertahap periodik yaitu proses likuidasi dilakukan secara periodik setelah
terjadinya realisasi aktiva nonkas dan mengikuti prosedur likuidasi secara berulang-ulang
sampai akhirnya semua perkiraan tidak bersaldo.
3.

Likuidasi secara bertahap dengan program kas

Likuidasi secara bertahap dengan program kas yaitu proses likuidasi dilakukan secara
periodik dimana daftar likuidasi yang disusun akan sama dengan likuidasi secara bertahap
periodik tetapi perlu membuat suatu program kas terlebih dahulu sebelum daftar likuidasi
disusun, yang menunjukkan bagaimana kas dibagikan kepada para sekutu dikemudian hari.
Disamping itu skedul pembayaran kas pada cara ini juga agak berbeda dengan likuidasi
secara bertahap periodik.

2.3 TUJUAN LIKUIDASI PERSEKUTUAN

Tujuan utama dari likuidasi persekutuan adalah melakukan pengurusan dan pemberesan atas
harta pailit. Proses likuidasi juga mengacu pada perpu No. 1 tahun 1998 tentang Perubahan
Atas Undang-Undang tentang Kepailitan.
Aturan dalam mendistribusikan aktiva dalam likuidasi persekutuan dibuat bertingkat sesuai
prioritas:
1)

jumlah yang terhutang kepada negara.

2)

jumlah yang dipinjam dari kreditur yang bukan sekutu.

3)

jumlah yang dipinjam dari sekutu selain untuk modal dan laba.

4)

jumlah yang harus diberikan kepada sekutu sesuai kepemilikannya.

Meskipun terdapat urutan prioritas tersebut diatas, namun bukan berarti jika terdapat kas
yang akan dibagikan kepada sekutu (distribusi kas) pasti dibagikan kepada sekutu atas bagian
pinjaman kepada sekutu yang bersangkutan, tetapi pada saat likuidasi maka kedudukan
pinjaman dari sekutu/loan dan modal sekutu yang bersangkutan adalah setingkat untuk
menghitung hak sekutu yang bersangkutan. Setelah melalui perhitungan yang tertuang dalam
skedul pembayaran kas, maka kas yang dibagikan kepada masing-masing sekutu barulah
dibedakan berdasarkan prioritas tersebut diatas untuk masing-masing sekutu yang
bersangkutan.

Pada umumnya likuidasi persekutuan menyangkut hal-hal:


1. Semua perkiraan sementara / nominal pada buku besar disesuaikan dan ditutup, kemudian
laba/rugi hasil penyesuaian dipindahkan ke modal para sekutu berdasarkan rasio laba/rugi.
2. Mengkonversi aktiva nonkas menjadi kas
3. Mengakui keuntungan dan kerugian dan biaya likuidasi yang timbul selama masa likuidasi
dengan cara mengalokasikan ke modal para sekutu sesuai dengan perbandingan laba/rugi.

4. Membayar semua kewajiban kepada negara dan kreditur / pihak ketiga.


5. Bila modal sekutu bersaldo debit (defisit) maka dapat dikompensasi / di-offset dengan
saldo pinjaman modal dari sekutu yang bersangkutan, maksimum sebesar saldo pinjaman
modal dari sekutu yang bersangkutan / loan tetapi tidak sampai menyebabkan modal bersaldo
kredit. Jika tidak ada saldo pinjaman dari sekutu yang bersangkutan, maka sekutu yang
bersaldo modal debit harus menyetorkan kas.
6. Mendistribusikan sebagian atau seluruh kas yang tersedia kepada para sekutu berdasarkan
rasio laba/rugi dengan memperhatikan syarat perlu menyusun skedul pembayara kas.
2.4 AKUNTANSI LIKUIDASI
1. A. Likuidasi berlangsung setelah proses realisasi aktiva non kas selesai
(likuidasi secara langsung)
Dalam hal ini pembayaran kepada anggota sekutu dilakukan setelah seluruh aktiva non kas
telah selesai direalisasikan (dijual) menjadi uang kas, sehingga laba rugi yang terjadi dari
adanya realisasi tersebut dapat segera diketahui seluruhnya dan langsung dapat dibebankan
kepada modal masing-masing sekutu.
Contoh 3.1
Persekutuan Cinta Sekali yang anggotanya A,B, dan C. Pada tanggal 2 januari 2003
bersepakat melakukan likuidasi perusahaannya karena ketiga anggotanya tersebut tidak ada
kecocokan lagi untuk menjalankan usahanya. Semua aktiva non kas dapat direalisasikan
seluruhnya menjadi uang kas. Pembagian laba ruginya dengan perbandingan 4:4:2.
Adapun laporan keuangannya adalah :
CV Cinta Sekali
Neraca
Per 31 Desember 2002
AKTIVA
Kas
Dagang
Rp
30.000Persediaan
Aktiva Tetap

HUTANG DAN MODAL


Rp 20.000Piutang
Rp 40.000
Rp 80.000

Hutang dagang
Rp 60.000Hutang kpd
sekutu B
Rp 10.000Modal
A
Rp 40.000
Modal B

Rp 40.000

Modal C
TOTAL AKTIVA

Rp 150.000

Rp 20.000

TOTAL PASSIVA

Rp 150.000

Realisasi aktiva non kas adalah sebagai berikut :


1. Piutang dagang dapat ditagih sebagai Rp 25.000
2. Persediaan dapat dijual dengan harga Rp 42.000
3. Aktiva tetap dapat dijual dengan harga Rp 50.000
Untuk mempermudah di dalam penyelesaian likuidasi, maka selanjutnya disusun menjadi
ikhtisar sebagai berikut :

CV CINTA SEKALI
Laporan Likuidasi

S.sbl likuidasi

Kas

Piutang persd

A.tetap H.dag

H.kpd B Modal AModal B Modal C

20000

30000

80000

10000

25000

-30000

45000

40000

60000

40000

40000

20000

-2000

-2000

-2000

38000

38000

19000

800

800

200

Realisasi
piutang
Dan distribusi
rugi

40000

80000

60000

10000

Realisasi
prsediaan
Dan distribusi
laba

42000

-40000

87000

80000

60000

10000

38800

38800

19400

Realisasi a.tetap
Dan distribusi
rugi

50000

-80000

137000 0
Pmbyrn pd
krditur

60000

10000

26800

26800

13400

10000

26800

26800

13400

26800

26800

13400

-60000
0

-10000
67000

Pmbgian kpd
angg

-60000
77000

Pem.kpdskutu
B

-12000 -12000 -6000

-10000
0

-67000

S.stlh likuidasi 0

-26800 -26800 -13400


0

Setelah ikhtisar likuidasi disusun, maka selanjutnya disusun jurnal realisasi dan likuidasi
sesuai dengan transaksi yang dicatat dalam tabel ikhtisar likuidasi.
1. Jurnal penagihan piutang dagang
Kas

Rp 25.000

Modal A

Rp 2.000

Modal B

Rp 2.000

Modal C

Rp 1.000
Piutang dagang

Rp 30.000

(realisasi piutang sebesar Rp 25.000 dari saldo piutang sebesar Rp 30.000, berari ada
kerugian penagihan piutang sebesar Rp 5.000. Kerugian tersebut dibagi kepada masingmasing anggota sekutu dengan perbandingan 4:4:2)
1. Jurnal penjualan persediaan
Kas

Rp 42.000

Modal A

Rp 800

Modal B

Rp 800

Modal C

Rp 400

Persediaan

Rp 40.000

(realisasi persediaan sebesar Rp 42.000 dari saldo persediaan sebesar Rp 40.000, berarti ada
keuntungan sebesar Rp 2.000 dibagikan kepada masing-masing sekutu dengan perbandingan
4:4:2)
1. Jurnal penjualan aktiva tetap
Kas

Rp 50.000

Modal A

Rp 12.000

Modal B

Rp 12.000

Modal C

Rp 6.000
Aktiva tetap

Rp 80.000

(realisasi aktiva tetap sebesar Rp 50.000 dari saldo aktiva tetap sebesar Rp 80.000, berarti ada
kerugian sebesar Rp 30.000 dialokasikan kepada masing-masing sekutu dengan perbandingan
4:4:2)
1. Jurnal pelunasan hutang kepada kreditur eksternal
Hutang dagang
Rp 60.000
Kas

Rp 60.000

1. Jurnal pelunasan hutang kepada kreditur internal


Hutang kepada sekutu B Rp 10.000
Kas
Rp 10.000
1. Pembagian kepada para anggota
Modal A
Rp 26.800
Modal B

Rp 26.800

Modal C

Rp 13.400
Kas

Rp 67.000

Dalam likuidasi secara langsung, dapat juga timbul masalah dalam pengembalian modal
kepada para anggota, permasalahan tersebut timbul apabila salah satu atau beberapa anggota
sekutu mengalami defisit modal. Ada dua kemungkinan dalam permasalahan defisit modal
anggota: (1) anggota yang mengalami defisit modal mampu membayar, (2) anggota yang

mengalami defisit modal tidak mampu membayar. Permasalahan yang lebih serius lagi
apabila hasil realisasi aktiva non kas tidak mampu menutupi hutangnya.
1. 1.

Anggota yang mengalami defisit modal mampu membayar

Pada Tahap realisasi aktiva non kas menjadi uang kas apabila terjadi kerugian dalam
merealisasikannya, maka bisa timbul masalah adalah salah satu atau beberapa anggota
mengalami defisit modal tersebut. Konsekuensinya maka anggota yang mengalami defisit
modalnya tersebut harus menutupi defisitnya dengan cara menyetorkan uang tunai atau aktiva
lainnya kedalam persekutuan, sehingga saldo defisitnya habis.
Contoh 3.2
Dari data CV CINTA SEKALI diatas, dimana realisasi aktiva non kasnya adalah sebagai
berikut :
1. Piutang dagang dapat ditagih sebesar Rp 15.000
2. Persediaan dapat dijual dengan harga Rp 10.000
3. Aktiva tetap dapat dijual dengan harga Rp 20.000
CV CINTA SEKALI
Laporan Likuidasi

Keterangan

Kas

piutang prsdiaan A.tetap H.dg

S.sblm
likuidasi

20000 30000

40000

80000

Modal Modal
H.kpd Modal
B
A
B
C

60000 10000

40000

40000

20000

-6000

-6000

-3000

34000

34000

17000

Realisasi
piutang
Dan distribusi
rugi
15000 -30000
35000 0

40000

10000

-40000

45000 0

80000

60000 10000

Realisasi
persdiaan
Dan ditribusi
rugi

-12000 -12000 -6000


80000

60000 10000

22000

22000

11000

Realisasi
a.tetap
Dan distribusi
rugi
20000

-80000

65000 0
Pmbyrn pd
krditur

-60000
5000

Pem.h.kpd
skutu B

-24000 -24000 -12000


60000 10000

-2000

-2000

-1000

-2000

-2000

-1000

-2000

-2000

-1000

-60000
0

-5000

10000

-5000

5000

-5000

Mntup defisit
m. B
Dg saldo
hutangnya

Mntp df.A C
dg kas

Pmbyrn pd
sktu B

3000

5000
-2000

3000

-1000

2000

3000

3000

-3000

3000

Setelah ikhtisar likuidasi disusun, maka selanjutnya disusun jurnal realisasi dan likuidasi
sesuai dengan transaksi yang dicatat dalam tabel ikhtisar likuidasi.
1. Jurnal penagihan piutang dagang
Kas

Rp 15.000

Modal A

Rp 6.000

Modal B

Rp 6.000

Modal C

Rp 3.000
Piutang dagang

Rp 30.000

(realisasi piutang dagang Rp 15.000 dari saldo piutang sebesar Rp 30.000, berarti ada
kerugian penagihan piutang sebesarr Rp 15.000. Kerugian tersebut dibagi kepada masingmasing anggota sekutu dengan perbandingan 4:4:2)
1. Jurnal penjualan persediaan
Kas

Rp 10.000

Modal A

Rp 12.000

Modal B

Rp 12.000

Modal C

Rp 6.000
Persediaan

Rp 40.000

(realisasi persediaan sebesar Rp 10.000 dari saldo persediaan sebesar Rp 40.000, berarti ada
kerugian sebesar Rp 30.000. Kerugian tersebut dialokasikan kepada masing-masing sekutu
dengan perbandingan 4:4:2)
1. Jurnal penjualan aktiva tetap
Kas

Rp 20.000

Modal A

Rp 24.000

Modal B

Rp 24.000

Modal C

Rp 12.000
Aktiva tetap

Rp 80.000

(realisasi aktiva tetap sebesar Rp 20.000 dari saldo aktiva tetap sebesar Rp 80.000, berarti ada
kerugian sebesar Rp 60.000. Kerugian tersebut dialokasikan
kepada masing-masing sekutu dengan perbandingan 4:4:2)\
1. Jurnal pelunasan hutang kepada kreditur eksternal
Hutang dagang

Rp 60.000

Kas

Rp 60.000

1. Jurnal pembayaran hutang kepada kreditur internal


Hutang kpd skutu B

Rp 5.000

Kas

Rp 5.000

1. Jurnal menutup defisit modal sekutu B dengan saldo hutangnya


Hutang kpd skutu B

Rp 5.000

Modal B

Rp 5.000

1. Jurnal menutup defisit sekutu A dan C dengan uang tunai


Kas

Rp 3.000
Modal A

Rp 2.000

Modal C

Rp 1.000

1. Pembayaran kepada sekutu B


Modal B
Rp 3.000
Kas
1. 2.

Rp 3.000

Anggota yang mengalami defisit modal yang tidak mampu membayar

Dalam likuidasi apabila salah satu anggota sekutu mengalami defisit modal setelah tahap
realisasi, maka anggota tersebut diwajibkan untuk menyetorkan modal untuk menghapus
defisit modal tersebut dengan uang tunai atau aktiva tertentu. Apabila anggota sekutu yang
mengalami defisit modal tersebut tidak mampu menyetor modal maka yang menanggung
defisit tersebut adalah anggota yang lain yang tidak defisit dengan pembebanan sesuai dengan
pembagian laba rugi.
Contoh 3.3
Dengan menggunakan contoh CV CINTA SEKALI diatas, apabila sekutu A dan C yang
mengalami defisit dan tidak mampu membayar baik dengan uang tunai maupun aktiva
tertentu, maka penyelesaiannya sekutu B yang tidak defisit modal yang menanggungnya.
CV CINTA SEKALI
Laporan Likuidasi

Keterangan

Kas

S.sblm likuidasi

20000 30000

Realisasi piutang

Piutang prsdiaan A.tetap H.dg


40000

80000

Modal Modal
H.kpd Modal
B
A
B
C

60000 10000 40000 40000 20000

Dan distribusi rugi 15000 -30000


35000 0

-6000
40000

80000

-6000

-3000

60000 10000 34000 34000 17000

Realisasi
persdiaan
Dan ditribusi rugi 10000

-40000

45000 0

-12000 -12000 -6000


80000

60000 10000 22000 22000 11000

Realisasi a.tetap
Dan distribusi rugi 20000

-80000

65000 0

Pmbyrn pd krditur -60000


5000

-24000 -24000 -12000


60000 10000 -2000

-2000

-1000

-2000

-1000

-2000

-1000

-60000
0

Pem.h.kpd skutu B -5000

10000 -2000
-5000

5000

-5000

-2000

Mntup defisit m. B
Dg saldo
hutangnya

5000
-2000

3000

-1000

2000

-3000

1000

Modaldef.modal A
Dan C dg Modal B
0

Setelah ikhtisar likuidasi disusun, maka selanjutnya disusun jurnal realisasi dan likuidasi
sesuai dengan transaksi yang dicatat dalam tabel ikhtisar likuidasi.
1. Jurnal penagihan piutang dagang
Kas

Rp 15.000

Modal A

Rp 6.000

Modal B

Rp 6.000

Modal C

Rp 3.000
Piutang dagang

Rp 30.000

(realisasi piutang dagang Rp 15.000 dari saldo piutang sebesar Rp 30.000, berarti ada
kerugian penagihan piutang sebesarr Rp 15.000. Kerugian tersebut dibagi kepada masingmasing anggota sekutu dengan perbandingan 4:4:2)

1. Jurnal penjualan persediaan


Kas

Rp 10.000

Modal A

Rp 12.000

Modal B

Rp 12.000

Modal C

Rp 6.000
Persediaan

Rp 40.000

(realisasi persediaan sebesar Rp 10.000 dari saldo persediaan sebesar Rp 40.000, berarti ada
kerugian sebesar Rp 30.000. Kerugian tersebut dialokasikan kepada masing-masing sekutu
dengan perbandingan 4:4:2)
1. Jurnal penjualan aktiva tetap
Kas

Rp 20.000

Modal A

Rp 24.000

Modal B

Rp 24.000

Modal C

Rp 12.000
Aktiva tetap

Rp 80.000

(realisasi aktiva tetap sebesar Rp 20.000 dari saldo aktiva tetap sebesar Rp 80.000, berarti ada
kerugian sebesar Rp 60.000. Kerugian tersebut dialokasikan
kepada masing-masing sekutu dengan perbandingan 4:4:2)\
1. Jurnal pelunasan hutang kepada kreditur eksternal
Hutang dagang

Rp 60.000

Kas

Rp 60.000

1. Jurnal pembayaran hutang kepada kreditur internal


Hutang kpd skutu B

Rp 5.000

Kas

Rp 5.000

1. Jurnal menutup defisit modal sekutu B dengan saldo hutangnya


Hutang kpd skutu B

Rp 5.000

Modal B

Rp 5.000

1. Jurnal menutup defisit sekutu A dan C dengan saldo modal B.


Modal B

Rp 3.000
Modal A

Rp 2.000

Modal C

Rp 1.000

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam Encyclopedia of Banking and Finance, istilah likuidasi mempunyai 3 (tiga)
arti :
Pertama, likuidasi berarti realisasi tunai, artinya penjualan kepemilikan saham,
obligasi atau komoditas baik untuk memperoleh laba maupun mengantisipasi ataupun
menghindari kerugian-kerugian karena harga lebih rendah.
Kedua, likuidasi berarti pengakhiran suatu perusahaan dengan cara pengkonversian
aset-asetnya menjadi uang tunai.
Ketiga, likuidasi berarti suatu cara penyembuhan yang tersedia bagi debitur yang
tidak bisa membayar kewajiban-kewajibannya atau disebut Insolvensy.
Dari beberapa pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa likuidasi adalah :
1. Tindakan menentukan dengan kesepakatan atau melalui litigasi jumlah secara pasti
(sebagai hutang atau biaya) yang sebelumnya tidak pasti;
2. Tindakan menyelesaikan hutang piutang dengan cara pembayaran ataupun cara lain;
3. Tindakan atau proses penggantian aset menjadi kas/uang tunai untuk menyelesaikan hutang
piutang.

DAFTAR PUSAKA
Munir Fuady, 2003, Perseroan Terbatas Paradigma Baru, Bandung : Citra Aditya Bakti
Dr.Munir Fuady, SH,LL M.Pengantar Hukum Bisnis, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 2005
Zaeni Asyhadie, SH M.Hum, Hukum Bisnis, Prinsip Dan Pelaksanaannya Di Indonesia,PT
Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005

Anda mungkin juga menyukai