Likuidasi
Likuidasi
MAKALAH
Diajukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Advance Accounting Tahun Akademik 2015/2016
SIDOARJO
OKTOBER 2015
LIKUIDASI PERSEKUTUAN
MAKALAH
Diajukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Advance Accounting Tahun Akademik 2015/2016
Disusun Oleh :
( KELOMPOK 1 )
1.
2.
3.
CA 1401
CA 1401
CA 1402
SIDOARJO
OKTOBER 2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Ilahi robbi yang telah melimpahkan rahmat
dan petunjuk-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini
dengan baik. Tidak lupa kami ucapkan terimaksih kepada pihak-pihak yang telah membantu
kami baik moril maupun materil dalam penyusunan makalah ini.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk menjelaskan Likuidasi Persekutuan di Indonesia.
Selain itu, makalah ini kami susun dimaksudkan memenuhi tugas mata kuliah Advance
Accounting.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari sempurna.Oleh karena itu
kami sangat menerima masukan-masukan sebagai pelajaran untuk kami kedepan supaya lebih
baik lagi.
Penyusun
DAFTAR ISI
ii
KATA PENGANTAR......................................................................................
iii
DAFTAR ISI....................................................................................................
iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................
1.3 Tujuan penulis.............................................................................................
1.4 Manfaat penulis..........................................................................................
1
1
2
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Likuidasi...................................................................................
18
DAFTAR PUSAKA.........................................................................................
19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sistem likuidasi merupakan proses atau cara akibat terjadinya pembubaran atau
perubahan terhadap perusahaan yang mengalami kerugian yang sangat besar jumlahnya dan
tidak mampu untuk membayar segala kerugian tersebut. Sehingga perusahaan tersebut
dengan terpaksa memberhentikan untuk sementara waktu kegiatan dan kinerja perusahaannya
agar tidak menimbulkan risiko-risiko yang mungkin saja dapat terjadi, Risiko merupakan
aspek utama dari kehidupan manusia pada umumnya dan merupakan faktor penting dalam
dunia bisnis. Risiko merupakan kemungkinan penyimpangan harapan yang tidak
menguntungkan, yaitu ketidakpastian suatu peristiwa yang tidak diinginkan.
Proses reorganisasi maupun likuidasi dapat diselesaikan dengan penyelesaian melalui
pengadilan (formal) atau penyelesaian melalui jalur di luar pengadilan (informal). Sebagian
besar perusahaan Indonesia memilih penyelesaian informal. Dalam resolusi informal,
perusahaan dapat merestrukturisasi harta atau kewajibannya tanpa harus mengikuti hukum
kepailitan. Sebagai contoh, perusahaan dapat menjual beberapa hartanya untuk melunasi
kawajiban-kewajibannya. Dalam restrukturisasi kewajiban, perusahaan mencoba untuk
mencari investor baru atau melakukan debt to equity swap. Pilihan yang terakhir
menyebabkan pemberi utang berubah status menjadi pemilik perusahaan.
Masalah utama pada penjualan harta adalah pasar yang tidak likuid. Perusahaan
menghadapi kesulitan menjual harta pada harga yang layak. Mengapa? Karena Pembeli
potensial yang mau membeli dengan harga terbaik adalah perusahaan-perusahaan di industri
yang sama. Jika perusahaan pesaing juga terkena dampak penurunan industri sehingga
mereka juga dalam kesulitan likuiditas, maka harga jual harta bisa tertekan.
1.2. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka hal-hal yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu :
1. Apakah yang dimaksud dengan Likuidasi ?
2. Jenis jenis Likuidasi ?
3. Tujuan Likuidasi?
4. Metode akuntansi Likuidasi?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk :
1. Mendeskripsikan pengertian Likuidasi
2. Mengetahui jenis-jenis Likuidasi
3. Mengetahui Tujuan Likuidasi
4. Mengetahui Metode akuntansi Likuidasi
BAB II
Pembahasan
2.1 Likuidasi
Pengertian Likuidasi
Menurut Beam (2000, hal 625), disolusi persekutuan ialah berubahnya hubungan sekutu yang
menyebabkan berhentinya persekutuan secara hukum. Dengan disolusi, persekutuan tetap
bisa berjalan terus dengan perjanjian baru, atau persekutuan bisa juga berhenti/bubar secara
bisnis. Berhentinya persekutuan secara bisnis disebut juga likuidasi.
Pembubaran persekutuan dapat disebabkan oleh:
1)
2)
Salah seorang sekutu meninggal dunia, dan ahli warisnya tidak menyetujui untuk
melanjutkan persekutuan
3)
4)
Likuidasi menurut Floyd A.Beams (1988) adalah suatu proses yang meliputi merubah aktiva
non kas menjadi kas, mengakui laba atau rugi dari proses merubah aktiva non kas menjadi
kas, melunasi kewajiban firma, dan akhirnya membagi semua kas yang dimiliki kepada
masing-masing anggota sekutu sesuai dengan saldo modalnya. Sedangkan menurut Harry
Simon (1990) likuidasi adalah proses merealisasikan aktiva non kas menjadi uang kas,
menyelesaikan dengan para kreditur dan pembagian sisa aktiva kepada kelompok-kelompok
pemilikan.
Dengan melihat definisi diatas, maka dapat dikatakan bahwa likuidasi merupakan proses
yang berakhir dengan pembubaran perusahaan sebagai suatu unit organisasi.
Menurut The Uniform Of Partnership Act (UPA), undang-undang Persekutuan di AS, pasal
31 menyebutkan, ada beberapa faktor yang menyebabkan suatu persekutuan dibubarkan yang
pada intinya dapat diklasifikasikan sebagai berikut (seperti yang dikutip oleh Arifin (1997)
dalam bukunya pokok-pokok akuntansi lanjutan) :
1. Sistem perkonomian masyarakat atau negara tidak mendukung adanya kegiatan usaha,
seperti adanya undang-undang pemerintah, sistem monopoli perusahaan besar dan
sebagainya, yang kesemuanya itu tidak memungkinkan lagi suatu persekutuan hidup.
Likuidasi secara langsung yaitu likuidasi yang dilakukan setelah seluruh aktiva direalisasi.
2.
Likuidasi secara bertahap periodik yaitu proses likuidasi dilakukan secara periodik setelah
terjadinya realisasi aktiva nonkas dan mengikuti prosedur likuidasi secara berulang-ulang
sampai akhirnya semua perkiraan tidak bersaldo.
3.
Likuidasi secara bertahap dengan program kas yaitu proses likuidasi dilakukan secara
periodik dimana daftar likuidasi yang disusun akan sama dengan likuidasi secara bertahap
periodik tetapi perlu membuat suatu program kas terlebih dahulu sebelum daftar likuidasi
disusun, yang menunjukkan bagaimana kas dibagikan kepada para sekutu dikemudian hari.
Disamping itu skedul pembayaran kas pada cara ini juga agak berbeda dengan likuidasi
secara bertahap periodik.
Tujuan utama dari likuidasi persekutuan adalah melakukan pengurusan dan pemberesan atas
harta pailit. Proses likuidasi juga mengacu pada perpu No. 1 tahun 1998 tentang Perubahan
Atas Undang-Undang tentang Kepailitan.
Aturan dalam mendistribusikan aktiva dalam likuidasi persekutuan dibuat bertingkat sesuai
prioritas:
1)
2)
3)
jumlah yang dipinjam dari sekutu selain untuk modal dan laba.
4)
Meskipun terdapat urutan prioritas tersebut diatas, namun bukan berarti jika terdapat kas
yang akan dibagikan kepada sekutu (distribusi kas) pasti dibagikan kepada sekutu atas bagian
pinjaman kepada sekutu yang bersangkutan, tetapi pada saat likuidasi maka kedudukan
pinjaman dari sekutu/loan dan modal sekutu yang bersangkutan adalah setingkat untuk
menghitung hak sekutu yang bersangkutan. Setelah melalui perhitungan yang tertuang dalam
skedul pembayaran kas, maka kas yang dibagikan kepada masing-masing sekutu barulah
dibedakan berdasarkan prioritas tersebut diatas untuk masing-masing sekutu yang
bersangkutan.
Hutang dagang
Rp 60.000Hutang kpd
sekutu B
Rp 10.000Modal
A
Rp 40.000
Modal B
Rp 40.000
Modal C
TOTAL AKTIVA
Rp 150.000
Rp 20.000
TOTAL PASSIVA
Rp 150.000
CV CINTA SEKALI
Laporan Likuidasi
S.sbl likuidasi
Kas
Piutang persd
A.tetap H.dag
20000
30000
80000
10000
25000
-30000
45000
40000
60000
40000
40000
20000
-2000
-2000
-2000
38000
38000
19000
800
800
200
Realisasi
piutang
Dan distribusi
rugi
40000
80000
60000
10000
Realisasi
prsediaan
Dan distribusi
laba
42000
-40000
87000
80000
60000
10000
38800
38800
19400
Realisasi a.tetap
Dan distribusi
rugi
50000
-80000
137000 0
Pmbyrn pd
krditur
60000
10000
26800
26800
13400
10000
26800
26800
13400
26800
26800
13400
-60000
0
-10000
67000
Pmbgian kpd
angg
-60000
77000
Pem.kpdskutu
B
-10000
0
-67000
S.stlh likuidasi 0
Setelah ikhtisar likuidasi disusun, maka selanjutnya disusun jurnal realisasi dan likuidasi
sesuai dengan transaksi yang dicatat dalam tabel ikhtisar likuidasi.
1. Jurnal penagihan piutang dagang
Kas
Rp 25.000
Modal A
Rp 2.000
Modal B
Rp 2.000
Modal C
Rp 1.000
Piutang dagang
Rp 30.000
(realisasi piutang sebesar Rp 25.000 dari saldo piutang sebesar Rp 30.000, berari ada
kerugian penagihan piutang sebesar Rp 5.000. Kerugian tersebut dibagi kepada masingmasing anggota sekutu dengan perbandingan 4:4:2)
1. Jurnal penjualan persediaan
Kas
Rp 42.000
Modal A
Rp 800
Modal B
Rp 800
Modal C
Rp 400
Persediaan
Rp 40.000
(realisasi persediaan sebesar Rp 42.000 dari saldo persediaan sebesar Rp 40.000, berarti ada
keuntungan sebesar Rp 2.000 dibagikan kepada masing-masing sekutu dengan perbandingan
4:4:2)
1. Jurnal penjualan aktiva tetap
Kas
Rp 50.000
Modal A
Rp 12.000
Modal B
Rp 12.000
Modal C
Rp 6.000
Aktiva tetap
Rp 80.000
(realisasi aktiva tetap sebesar Rp 50.000 dari saldo aktiva tetap sebesar Rp 80.000, berarti ada
kerugian sebesar Rp 30.000 dialokasikan kepada masing-masing sekutu dengan perbandingan
4:4:2)
1. Jurnal pelunasan hutang kepada kreditur eksternal
Hutang dagang
Rp 60.000
Kas
Rp 60.000
Rp 26.800
Modal C
Rp 13.400
Kas
Rp 67.000
Dalam likuidasi secara langsung, dapat juga timbul masalah dalam pengembalian modal
kepada para anggota, permasalahan tersebut timbul apabila salah satu atau beberapa anggota
sekutu mengalami defisit modal. Ada dua kemungkinan dalam permasalahan defisit modal
anggota: (1) anggota yang mengalami defisit modal mampu membayar, (2) anggota yang
mengalami defisit modal tidak mampu membayar. Permasalahan yang lebih serius lagi
apabila hasil realisasi aktiva non kas tidak mampu menutupi hutangnya.
1. 1.
Pada Tahap realisasi aktiva non kas menjadi uang kas apabila terjadi kerugian dalam
merealisasikannya, maka bisa timbul masalah adalah salah satu atau beberapa anggota
mengalami defisit modal tersebut. Konsekuensinya maka anggota yang mengalami defisit
modalnya tersebut harus menutupi defisitnya dengan cara menyetorkan uang tunai atau aktiva
lainnya kedalam persekutuan, sehingga saldo defisitnya habis.
Contoh 3.2
Dari data CV CINTA SEKALI diatas, dimana realisasi aktiva non kasnya adalah sebagai
berikut :
1. Piutang dagang dapat ditagih sebesar Rp 15.000
2. Persediaan dapat dijual dengan harga Rp 10.000
3. Aktiva tetap dapat dijual dengan harga Rp 20.000
CV CINTA SEKALI
Laporan Likuidasi
Keterangan
Kas
S.sblm
likuidasi
20000 30000
40000
80000
Modal Modal
H.kpd Modal
B
A
B
C
60000 10000
40000
40000
20000
-6000
-6000
-3000
34000
34000
17000
Realisasi
piutang
Dan distribusi
rugi
15000 -30000
35000 0
40000
10000
-40000
45000 0
80000
60000 10000
Realisasi
persdiaan
Dan ditribusi
rugi
60000 10000
22000
22000
11000
Realisasi
a.tetap
Dan distribusi
rugi
20000
-80000
65000 0
Pmbyrn pd
krditur
-60000
5000
Pem.h.kpd
skutu B
-2000
-2000
-1000
-2000
-2000
-1000
-2000
-2000
-1000
-60000
0
-5000
10000
-5000
5000
-5000
Mntup defisit
m. B
Dg saldo
hutangnya
Mntp df.A C
dg kas
Pmbyrn pd
sktu B
3000
5000
-2000
3000
-1000
2000
3000
3000
-3000
3000
Setelah ikhtisar likuidasi disusun, maka selanjutnya disusun jurnal realisasi dan likuidasi
sesuai dengan transaksi yang dicatat dalam tabel ikhtisar likuidasi.
1. Jurnal penagihan piutang dagang
Kas
Rp 15.000
Modal A
Rp 6.000
Modal B
Rp 6.000
Modal C
Rp 3.000
Piutang dagang
Rp 30.000
(realisasi piutang dagang Rp 15.000 dari saldo piutang sebesar Rp 30.000, berarti ada
kerugian penagihan piutang sebesarr Rp 15.000. Kerugian tersebut dibagi kepada masingmasing anggota sekutu dengan perbandingan 4:4:2)
1. Jurnal penjualan persediaan
Kas
Rp 10.000
Modal A
Rp 12.000
Modal B
Rp 12.000
Modal C
Rp 6.000
Persediaan
Rp 40.000
(realisasi persediaan sebesar Rp 10.000 dari saldo persediaan sebesar Rp 40.000, berarti ada
kerugian sebesar Rp 30.000. Kerugian tersebut dialokasikan kepada masing-masing sekutu
dengan perbandingan 4:4:2)
1. Jurnal penjualan aktiva tetap
Kas
Rp 20.000
Modal A
Rp 24.000
Modal B
Rp 24.000
Modal C
Rp 12.000
Aktiva tetap
Rp 80.000
(realisasi aktiva tetap sebesar Rp 20.000 dari saldo aktiva tetap sebesar Rp 80.000, berarti ada
kerugian sebesar Rp 60.000. Kerugian tersebut dialokasikan
kepada masing-masing sekutu dengan perbandingan 4:4:2)\
1. Jurnal pelunasan hutang kepada kreditur eksternal
Hutang dagang
Rp 60.000
Kas
Rp 60.000
Rp 5.000
Kas
Rp 5.000
Rp 5.000
Modal B
Rp 5.000
Rp 3.000
Modal A
Rp 2.000
Modal C
Rp 1.000
Rp 3.000
Dalam likuidasi apabila salah satu anggota sekutu mengalami defisit modal setelah tahap
realisasi, maka anggota tersebut diwajibkan untuk menyetorkan modal untuk menghapus
defisit modal tersebut dengan uang tunai atau aktiva tertentu. Apabila anggota sekutu yang
mengalami defisit modal tersebut tidak mampu menyetor modal maka yang menanggung
defisit tersebut adalah anggota yang lain yang tidak defisit dengan pembebanan sesuai dengan
pembagian laba rugi.
Contoh 3.3
Dengan menggunakan contoh CV CINTA SEKALI diatas, apabila sekutu A dan C yang
mengalami defisit dan tidak mampu membayar baik dengan uang tunai maupun aktiva
tertentu, maka penyelesaiannya sekutu B yang tidak defisit modal yang menanggungnya.
CV CINTA SEKALI
Laporan Likuidasi
Keterangan
Kas
S.sblm likuidasi
20000 30000
Realisasi piutang
80000
Modal Modal
H.kpd Modal
B
A
B
C
-6000
40000
80000
-6000
-3000
Realisasi
persdiaan
Dan ditribusi rugi 10000
-40000
45000 0
Realisasi a.tetap
Dan distribusi rugi 20000
-80000
65000 0
-2000
-1000
-2000
-1000
-2000
-1000
-60000
0
10000 -2000
-5000
5000
-5000
-2000
Mntup defisit m. B
Dg saldo
hutangnya
5000
-2000
3000
-1000
2000
-3000
1000
Modaldef.modal A
Dan C dg Modal B
0
Setelah ikhtisar likuidasi disusun, maka selanjutnya disusun jurnal realisasi dan likuidasi
sesuai dengan transaksi yang dicatat dalam tabel ikhtisar likuidasi.
1. Jurnal penagihan piutang dagang
Kas
Rp 15.000
Modal A
Rp 6.000
Modal B
Rp 6.000
Modal C
Rp 3.000
Piutang dagang
Rp 30.000
(realisasi piutang dagang Rp 15.000 dari saldo piutang sebesar Rp 30.000, berarti ada
kerugian penagihan piutang sebesarr Rp 15.000. Kerugian tersebut dibagi kepada masingmasing anggota sekutu dengan perbandingan 4:4:2)
Rp 10.000
Modal A
Rp 12.000
Modal B
Rp 12.000
Modal C
Rp 6.000
Persediaan
Rp 40.000
(realisasi persediaan sebesar Rp 10.000 dari saldo persediaan sebesar Rp 40.000, berarti ada
kerugian sebesar Rp 30.000. Kerugian tersebut dialokasikan kepada masing-masing sekutu
dengan perbandingan 4:4:2)
1. Jurnal penjualan aktiva tetap
Kas
Rp 20.000
Modal A
Rp 24.000
Modal B
Rp 24.000
Modal C
Rp 12.000
Aktiva tetap
Rp 80.000
(realisasi aktiva tetap sebesar Rp 20.000 dari saldo aktiva tetap sebesar Rp 80.000, berarti ada
kerugian sebesar Rp 60.000. Kerugian tersebut dialokasikan
kepada masing-masing sekutu dengan perbandingan 4:4:2)\
1. Jurnal pelunasan hutang kepada kreditur eksternal
Hutang dagang
Rp 60.000
Kas
Rp 60.000
Rp 5.000
Kas
Rp 5.000
Rp 5.000
Modal B
Rp 5.000
Rp 3.000
Modal A
Rp 2.000
Modal C
Rp 1.000
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam Encyclopedia of Banking and Finance, istilah likuidasi mempunyai 3 (tiga)
arti :
Pertama, likuidasi berarti realisasi tunai, artinya penjualan kepemilikan saham,
obligasi atau komoditas baik untuk memperoleh laba maupun mengantisipasi ataupun
menghindari kerugian-kerugian karena harga lebih rendah.
Kedua, likuidasi berarti pengakhiran suatu perusahaan dengan cara pengkonversian
aset-asetnya menjadi uang tunai.
Ketiga, likuidasi berarti suatu cara penyembuhan yang tersedia bagi debitur yang
tidak bisa membayar kewajiban-kewajibannya atau disebut Insolvensy.
Dari beberapa pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa likuidasi adalah :
1. Tindakan menentukan dengan kesepakatan atau melalui litigasi jumlah secara pasti
(sebagai hutang atau biaya) yang sebelumnya tidak pasti;
2. Tindakan menyelesaikan hutang piutang dengan cara pembayaran ataupun cara lain;
3. Tindakan atau proses penggantian aset menjadi kas/uang tunai untuk menyelesaikan hutang
piutang.
DAFTAR PUSAKA
Munir Fuady, 2003, Perseroan Terbatas Paradigma Baru, Bandung : Citra Aditya Bakti
Dr.Munir Fuady, SH,LL M.Pengantar Hukum Bisnis, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 2005
Zaeni Asyhadie, SH M.Hum, Hukum Bisnis, Prinsip Dan Pelaksanaannya Di Indonesia,PT
Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005