Anda di halaman 1dari 9

Makalah : Likuidasi

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan benar,
serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai “Likuidasi
Persekutuan”

Makalah ini telah dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak
untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh
karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena
itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun
makalah kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan
makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Matangglumpangdua,2 Januari 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.. 1
DAFTAR ISI. 2
BAB I. 3
PENDAHULUAN.. 3
1.1.Latar Belakang. 3
1.2.Rumusan Masalah. 3
BAB II. 3
PEMBAHASAN.. 3
2.1. Pengertian Likuidasi Persekutuan. 4
2.2. Prosedur Likuidasi Persekutuan.4
2.3. Pencatatan Likuidasi Persekutuan.5
BAB III. 7
PENUTUP. 7
3.1.Kesimpulan. 7
3.2.Saran. 8
DAFTAR PUSTAKA.. 8
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Likuidasi adalah pembubaran perusahaan sebagai badan hukum yang meliputi


pembayaran kewajiban kepada para kreditor dan pembagaian harta yang tersisa kepada
para pemegang saham (Persero)”. Tujuan utama dari likuidasi itu sendiri adalah untuk
melakukan pengurusan dan pemberesan atas harta perusahaan yang dibubarkan tersebut.
Oleh karena itu, penulis menulis makalah yang berjudul “Likuidasi Persekutuan “.
1.2.Rumusan Masalah

Dilihat dari latar belakang penulisan makalah ini, penulis ingin menjelaskan mengenai
likuidasi, tahap-tahap likuidasi sampai kepada pembagian harta hasil likuidasi. Hal inilah
yang jadi permasalahan dalam makalah ini, yang mudah-mudahan dapat menjawab semua
pertanyaan kita tentang “ Likuidasi Persekutuan ”.
1. Pengertian Likuidasi Persekutuan.
2. Prosedur Likuidasi Persekutuan.
3. Pencatatan Likuidasi Persekutuan.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Likuidasi Persekutuan

Likuidasi menurut Floyd A.Beams (1988) adalah “suatu proses yang meliputi merubah aktiva
non kas menjadi kas, mengakui laba atau rugi dari proses merubah aktiva non kas menjadi kas,
melunasi kewajiban firma, dan akhirnya membagi semua kas yang dimiliki kepada masing-masing
anggota sekutu sesuai dengan saldo modalnya”. Sedangkan menurut Harry Simon (1990) likuidasi
adalah proses merealisasikan aktiva non kas menjadi uang kas, menyelesaikan dengan para kreditur
dan pembagian sisa aktiva kepada kelompok-kelompok pemilikan.

Dengan melihat definisi diatas, maka dapat dikatakan bahwa likuidasi merupakan
proses yang berakhir dengan pembubaran perusahaan sebagai suatu unit organisasi.

Menurut The Uniform Of Partnership Act (UPA), undang-undang Persekutuan di AS,


pasal 31 menyebutkan, ada beberapa faktor yang menyebabkan suatu persekutuan dibubarkan
yang pada intinya dapat diklasifikasikan sebagai berikut (seperti yang dikutip oleh Arifin
(1997) dalam bukunya pokok-pokok akuntansi lanjutan) :

1. Sistem perkonomian masyarakat atau negara tidak mendukung adanya kegiatan usaha,
seperti adanya undang-undang pemerintah, sistem monopoli perusahaan besar dan
sebagainya, yang kesemuanya itu tidak memungkinkan lagi suatu persekutuan hidup.
2. Ada faktor-faktor ekstern yang berada diluar jangkauan manajemen perusahaan seperti
bencana alam, kecelakaan, kebakaran dan sejenisnya yang kesemuanya tidak memungkinkan
lagi suatu persekutuan mempertahankan hidupnya.
3. Adanya faktor-faktor intern di dalam persekutuan, seperti adanya perselisihan antar anggota,
kesalahan dalam manajemen, ketidakserasian dalam kerja dan sejenisnya yang kesemuanya
itu dapat berakibat tidak memungkinkan lagi suatu persekutuan dipertahankan hidupnya.
2.2. Prosedur Likuidasi Persekutuan.

Secara ringkas urutan (prosedur) dalam melikuidasi persekutuan adalah sebagai berikut :

1. Rekening-rekening pembukuan dilakukan penyesuaian dan penutupan kemudian laba/rugi


selama periode tersebut dipindahkan ke rekening modal masing-masing sekutu.
2. Aktiva dicaikan menjadi kas (bisa dijual atau dibeli sendiri oleh anggota sekutu), jika terjadi
selisih antara nilai buku dengan harga jualnya maka laba rugi yang terjadi dibagikan kepada
masing-masing sekutu sesuai dengan perjanjian.
3. Jika ditemukan rekening modal salah satu sekutu bersaldo debet maka dapat ditutup dengan
salah saldo piutangnya, tetapi jika salado piutangnya tidak punya maka sekutu tersebut harus
menyetorkan modalnya kembali. Dan jika ternyata juga tidak punya maka saldo debet harus
ditanggung anggota sekutu lainnya.
4. Jika uang kas telah tersedia dibagikan, maka terlebih dahulu dibayarkan kepada kreditur luar,
setelah itu baru digunakan untuk membayar saldo modal masing-masing anggota sekutu.

Berdasarkan saat dan cara pembayaran (distribusi) pembagian kas, maka likuidasi dapat
dikelompokkan menjadi 2 yaitu :

1. Likuidasi berlangsung setelah proses realisasi aktiva non kas selesai (likuidasi secara
langsung)
2. Likuidasi berlangsung setiap saat setelah realisasi aktiva non kas dilakukan (likuidasi
bertahap)

2.3. Pencatatan Likuidasi Persekutuan.

Menurut cara pembagian kasnya, likuidasi dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Likuidasi Sekaligus/ Sederhana , yaitu likuidasi yang pembagian kasnya dilakukan serentak
karena realisasi non-aktivanya sekaligus.
2. Likuidasi Bertahap/ Berangsur, yaitu likuidasi yang dilakukan sesuai tersedianya kas
walaupun realisasinya belum tuntas.

Likuidasi Sederhana Dengan Kondisi Sekutu Secara Pribadi Masih Mampu


Pengertian Likuidasi Sederhana (Simple Liquidation) Likuidasi sekaligus/ sederhana
sering disebut sebagai likuidasi serentak karena pembagian kasnya dilakukan serentak untuk
semua sekutunya. Disamping itu sering disebut juga sebagai likuidasi tunggal karena realisasi
non aktivanya hanya sekali saja dan menyeluruh. Pembagian kas dilakukan hanya sekali saja
yaitu setelah semua aktiva non-kasnya terjual dan hutang kepada pihak ketiga maupun
kepada sekutu telah dilunasi.
Terdapat 5 kemungkinan yang akan terjadi di dalam likuidasi sederhana/ sekaligus,
yaitu:
a. Semua sekutu modalnya bersaldo positif.
b. Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif tetapi dapat ditutup dengan utang kepada sekutu
yang bersangkutan.
c. Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif namun tidak dapat ditutup dengan utang-piutang
sekutu yang bersangkutan.
d. Kondisi Khusus: Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif namun sekutu yang harus
menyetor modal secara pribadi dalam keadaan tidak mampu.
e. Kondisi Khusus: Kas yang ada tidak cukup untuk melunasi Utang kepada pihak ketiga.
Pada topik 1 akan dibahas likuidasi sederhana dengan 3 kemungkinan diatas dimana semua
sekutu dalam keadaan mampu, kemudian pada topik kedua dibahas mengenai likuidasi
sederhana dalam keadaan khusus yaitu sekutu dalam keadaan tidak mampu dan realisasi yang
terlalu kecil sehingga kas tidak cukup melunasi hutang kepada pihak ketiga.
1) Saldo Semua Sekutu Setelah Realisasi Bernilai Positif.
Di dalam kasus normal biasanya nilai realisasi lebih kecil daripada nilai bukunya namun
kerugian akibat realisasi tidak begitu besar sehingga saldo masing-masing sekutu setelah
realisasi bernilai positif semua.
Langkah-langkah:
1. Realisasi nilai aktiva non-kas.
2. Membagi kerugian realisasi sesuai dengan proporsi rugi-labanya.
3. Pelunasan utang dagang kepada pihak ketiga.
4. Pelunasan hutang sekutu dan pembagian kas sekaligus.

2) Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif akan tetapi dapat ditutup dengan utang kepada
sekutu yang bersangkutan.
Rugi realisasi yang cukup besar dapat menyebabkan saldo milik sekutu bernilai negatif
(defisit) sesudah realisasi. Apabila persekutuan memiliki hutang kepada salah seorang sekutu
tersebut, maka defisit sekutu tersebut dapat ditutup dengan hutang persekutuan kepada
sekutu.
Langkah-langkah:
1. Realisasi nilai aktiva non-kas.
2. Membagi kerugian realisasi sesuai dengan proporsi rugi-labanya.
3. Pelunasan utang dagang kepada pihak ketiga.
4. Penutupan defisit dengan pembayaran sebagian hutang sekutu.
5. Pelunasan hutang sekutu.
6. Pembagian kas.
3) Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif akan tetapi tidak dapat ditutup dengan utang
kepada sekutu yang bersangkutan.
Rugi realisasi yang cukup besar dapat menyebabkan saldo milik sekutu bernilai negatif
(defisit) sesudah realisasi. Apabila defisit lebih besar daripada hutang persekutuan kepada
salah seorang sekutu tersebut, maka defisit sekutu tersebut dapat ditutup dengan sebagian
hutang namun akhirnya harus ditutup sekutu yang defisit tersebut dengan setoran kas.
Langkah-langkah:
1. Realisasi nilai aktiva non-kas.
2. Membagi kerugian realisasi sesuai dengan proporsi rugi-labanya.
3. Pelunasan utang dagang kepada pihak ketiga.
4. Penutupan defisit dengan pembayaran sebagian hutang sekutu.
5. Pembagian kas dari selisih antara modal bersih dengan penutupan defisit yang dibebankan
kepada masing-masing sekutu sesuai prosentase yang telah dikurangi prosentase sekutu tidak
mampu.

BAB III
PENUTUP

3.1.Kesimpulan

Likuidasi adalah pembubaran perusahaan sebagai badan hukum yang meliputi


pembayaran kewajiban kepada para kreditor dan pembagaian harta yang tersisa kepada
para pemegang saham (Persero)”. Tujuan utama dari likuidasi itu sendiri adalah untuk
melakukan pengurusan dan pemberesan atas harta perusahaan yang dibubarkan tersebut.
Berikut ini adalah tahap-tahap pembubaran persekutuan :
a. Tahap Pengumuman dan Pemberitahuan Pembubaran Perseroan
b. Tahap Pencatatan dan Pembagian Harta Kekayaan
c. Tahap Pengajuan Keberatan Kreditor
d. Tahap Pertanggung Jawaban Likuidator
e. Tahap Pengumuman Hasil Likuidasi

3.2.Saran

Adapun saran yang ingin penulis sampaikan adalah keinginan penulis atas partisipasi
para pembaca, agar sekiranya mau memberikan kritik dan saran yang sehat dan bersifat
membangun demi kemajuan penulisan makalah ini. Kami sadar bahwa penulis adalah
manusia biasa yang pastinya memiliki kesalahan. Oleh karena itu, dengan adanya kritik dan
saran dari pembaca, penulis bisa mengkoreksi diri dan menjadikan makalah ke depan
menjadi makalah yang lebih baik lagi dan dapat memberikan manfaat yang lebih bagi kita
semua.

DAFTAR PUSTAKA

Yunus,Hadori dan Harnanto.”Akuntansi Keuangan Lanjutan 1”

Anda mungkin juga menyukai