Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

PEMBUBARAN PERSEKUTUAN

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 2

NURHASIMA 5304201258
MANISHA ANJANI 5304201259
NURAISYAH 5304201260
SUHAILA 5304201263

DOSEN PENGAMPU:
ADE GUNAWAN, S. AB, M. Ak

PRODI AKUNTANSI KEUANGAN PUBLIK

POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan limpahan Rahmat, Taufik dan Hidayah-nya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini. Makalah yang berjudul "Pembubaran
Persekutuan". Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah "Akuntansi
Keuangan Lanjutan I" dan juga untuk khalayak ramai sebagai bahan penambah
ilmu pengetahuan serta informasi yang semoga bermanfaat.

Adapun, penyusun makalah ini kami susun dengan segala kemampuan kami
dan semaksimal mungkin. Namun, kami menyadari dalam penyusunan makalah
ini tentu tidaklah sempurna dan masih banyak kesalahan serta kekurangan. Untuk
itu, kami mengucapkan permohonan maaf apabila terdapat kesalahan dalam
makalah ini. Kami pun berharap pembaca makalah ini dapat memberikan kritik
dan sarannya kepada kami agar di kemudian hari kami bisa membuat makalah
yang lebih sempurna lagi, terutama Dosen mata kuliah "Akuntansi Keuangan
Lanjutan I" yang kami harapkan sebagai bahan koreksi untuk kami.

Akhir kata, kami selaku penulis semoga makalah ini bermanfaat bagi
seluruh pembaca, kami ucapkan terima kasih kepada segala pihak yang tidak
bisa disebutkan satu-persatu atas bantuannya dalam penyusunan makalah ini.

Bengkalis, 17 September 2022

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah...........................................................................1
1.3 Tujuan Makalah..............................................................................2
1.4 Manfaat Makalah............................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Regulasi Pembubaran Persekutuan.................................................3


2.2 Pengertian Pembubaran Persekutuan..............................................3
2.3 Jenis-Jenis Pembubaran Persekutuan.............................................4
2.4Keadaan-Keadaan Yang Menyebabkan Terjadinya Pembubaran
Persekutuan......................................................................................4
2.5 Akuntansi Terhadap Anggota Baru Yang Masuk...........................6
2.6 Akuntansi Terhadap Pengunduran Anggota Persekutuan..............12
2.7 Akuntansi Terhadap Kematian Anggota Persekutuan....................15

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan......................................................................................19
3.2 Saran................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Banyak perusahaan-perusahaan di Indonesia yang menggunakan bentuk


persekutuan saat mendirikan perusahaan, bahkan bentuk usaha ini tetap
dipertahankan ketika perusahaan tersebut sudah menjadi besar. Perusahaan-
perusahaan jasa seperti Kantor Akuntan dan Kantor Pengacara banyak
menggunakan bentuk usaha seperti ini.

Masuknya seorang sekutu kerja yang baru atau keluarnya sekutu kerja atau
meninggalnya seorang sekutu maka akan membubarkan persetujuan bersama
persekutuan. Suatu persekutuan dikatakan bubar apabila persetujuan awal para
sekutu untuk menjalankan usaha bersama-sama dilanggar dan tidak berlaku lagi.
Misalnya, persekutuan secara otomatis bubar jika salah seorang sekutu meninggal
dunia. Dengan bubarnya persekutuan firma, maka wewenang para sekutu untuk
menjalankan perusahaannya juga berakhir. Untuk memperdalam masalah
pembubaran persekutuan tersebut, penulis akan menulis makalah yang berjudul
“Pembubaran Persekutuan“. Semoga makalah ini berguna bagi para pembaca dan
terutama bagi penulis.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
 Sebutkan regulasi pembubaran persekutuan?
 Jelaskan pengertian pembubaran persekutuan?
 Jelaskan jenis-jenis pembubaran persekutuan?
 Jelaskan keadaan-keadaan yang menyebabkan terjadinya pembubaran
persekutuan?
 Bagaimana akuntansi terhadap anggota baru yang masuk?
 Bagaimana akuntansi terhadap pengunduran anggota persekutuan?
 Bagaimana akuntansi terhadap kematian anggota persekutuan?

1
1.3 Tujuan Makalah
Adapun tujuan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
 Untuk mengetahui dan memahami regulasi pembubaran persekutuan
 Untuk mengetahui dan memahami pengertian pembubaran persekutuan
 Untuk mengetahui dan memahami jenis-jenis pembubaran persekutuan
 Untuk mengetahui dan memahami keadaan-keadaan yang menyebabkan
terjadinya pembubaran persekutuan
 Untuk mengetahui dan memahami akuntansi terhadap anggota baru yang
masuk
 Untuk mengetahui dan memahami akuntansi terhadap pengunduran
anggota persekutuan
 Untuk mengetahui dan memahami akuntansi terhadap kematian anggota
persekutuan.
1.4 Manfaat Makalah
Adapun manfaat dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
 Dapat mengetahui regulasi pembubaran persekutuan
 Dapat mengetahui pengertian pembubaran persekutuan
 Dapat mengetahui jenis-jenis pembubaran persekutuan
 Dapat mengetahui keadaan-keadaan yang menyebabkan terjadinya
pembubaran persekutuan
 Dapat mengetahui akuntansi terhadap anggota baru yang masuk
 Dapat mengetahui akuntansi terhadap pengunduran anggota persekutuan
 Dapat mengetahui akuntansi terhadap kematian anggota persekutuan.

2
BAB II
PEMBAHASA
N

2.1 Regulasi Pembubaran Persekutuan


 Permenkumham No. 17 Tahun 2018 tentang Pendaftaran Persekutuan
Komanditer, Persekutuan Firma, dan Persekutuan Perdata, dan
pembubaran pada CV.
 Pasal 1646-1652 KUH Perdata tentang pembubaran persekutuan.

2.2 Pengertian Pembubaran Persekutuan


Suatu persekutuan dinyatakan dibubarkan apabila perjanjian bersama yang
semula diadakan untuk menjalankan usaha bersama-sama telah berakhir.
Misalnya, kematian seorang anggota berakibat dengan sendirinya perjanjian
kerjasama berakhir dan dengan demikian persekutuan dinyatakan dibubarkan.
Adanya persengketaan diantara para anggota, pengadilan dapat memutuskan
pembubaran atas permintaan seorang atau lebih dari anggota. Demikian pula
pengunduran diri seorang anggota dengan menjual haknya juga membubarkan
persekutuan yang semula.
Pembubaran persekutuan, kekuasaan yang didapatkan dari para anggota
untuk menjalankan perusahaan sebagai “usaha yang berjalan terus” telah berakhir.
Meskipun pembubaran mengakibatkan berakhirnya persekutuan diantara individu-
individu untuk mencapai tujuan semula, tetapi tidak berarti mengakhiri usaha
perusahaan atau bahkan menganggu kontinuitasnya. Kematian seorang anggota,
anggota-anggota lain yang masih hidup dapat bertindak atas nama persekutuan
untuk melanjutkan transaksi yang sudah dimulai dan menyelesaikan sama sekali
transaksi-transaksi perdagangan lainnya.
Usaha perusahaan tetap dapat berjalan, karena pengunduran diri seorang
anggota tanpa adanya gangguan terhadap masuknya angota baru sebagai
pengganti. Namun demikian persekutuan semula harus dianggap berakhir dan
usaha perusahaan berada dibawah pengelolaan persekutuan yang baru.

3
2.3 Jenis-Jenis Pembubaran Persekutuan

Pembubaran ada empat jenis yaitu sebagai berikut:

1. Pembubaran persekutuan dari segi hukum (perubahan surat perjanjian/akte


pendirian) tetapi kegiatan perusahaan tetap dilanjutkan, ini disebut
dissolution.
2. Pembubaran persekutuan dengan menghentikan kegiatan dan penutupan
perusahaan atau disebut likuidasi.

2.4 Keadaan-Keadaan Yang Menyebabkan Terjadinya Pembubaran Persekutuan

Keadaan-Keadaan Yang Menyebabkan Terjadinya Pembubaran


Persekutuan yaitu sebagai berikut:

1. Pembubaran atas dasar perjanjian persekutuan (act of the parties) karena:


a) Berakhirnya jangka waktu yang ditentukan dalam perjanjian atau
tercapainya tujuan
b) Persetujuan bersama
c) Pengunduran diri seorang anggota persekutuan.
2. Pembubaran atas dasar bekerjanya undang-undang antara lain karena:
a) Kematian seorang atau beberapa anggota persekutuan
b) Bangkrutnya seorang atau lebih anggota atau persekutuan
c) Kejadian-kejadian tertentu yang mengakibatkan tidak dapat
bertindaknya perusahaan yang disebabkan oleh perbuatan individu
anggota yang membawa nama persekutuan
d) Ada perang di dalam suatu negara dari salah seorang anggota
(persekutuan) penduduk negara yang bersangkutan.
3. Pembubaran atas dasar keputusan pengadilan, antara lain dalam keadaan
sebagai berikut:
a) Ketidak mampuan seorang anggota (ada beberapa hal) untuk
memenuhi kewajibannya terhadap perjanjian persekutuan
b) Tindakan seorang anggota yang mengakibatkan tidak ada
keserasian dalam usaha yang sedang berjalan

4
c) Perselisihan intern diantara anggota
d) Tidak mungkin lagi untuk mendapatkan keuntungan secara
kontinyu dari usaha perusahaan
e) Alasan lainnya yang mengakibatkan pembubaran misalnya
kecurangan atau penyajian yang keliru didalam pembentukan
formasi persekutuan.

Berdasarkan dengan Permenkumham No. 17 Tahun 2018 tentang


Pendaftaran Persekutuan Komanditer, Persekutuan Firma, dan Persekutuan
Perdata, pembubaran pada CV dan persekutuan dapat dilakukan dalam hal:

1. Berakhirnya jangka waktu perjanjian;


2. Musnahnya barang yang dipergunakan untuk tujuan Firma, dan
Persekutuan Perdata atau tujuan CV, dan Persekutuan Perdata telah
tercapai;
3. Karena kehendak para sekutu; atau
4. Alasan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Berakhirnya persekutuan diatur pada Pasal 1646 – 1652 KUH Perdata.


Berdasarkan Pasal 1646 KUH Perdata, persekutuan dapat dibubarkan dengan cara
yaitu sebagai berikut:

1. Karena waktu yang ditetapkan dalam perjanjian telah habis;


2. Karena musnahnya barang uang dipergunakan untuk tujuan perseroan atau
karena tercapainya tujuan itu;
3. Karena kehendak beberapa peserta atau salah seorang peserta;
4. Karena salah seorang dari peserta meninggal dunia, di tempat di bawah
pengampuan atau bangkrut atau dinyatakan sebagai orang yang tidak
mampu.

Perubahan anggota yang terjadi pada pembubaran persekutuan disebabkan


yaitu sebagai berikut:

1. Masuknya seorang atau lebih anggota baru


2. Pengunduran diri seorang anggota
3. Kematian seorang anggota atau lebih.

5
2.5 Akuntansi Terhadap Anggota Baru Yang Masuk

Seseorang dapat diterima sebagai sekutu baru hanya dengan kesepakatan


semua sekutu. Penerimaan sekutu baru menimbulkan perjanjian baru dan hal ini
merupakan pembentukan persekutuan baru, persekutuan yang sebelumnya
dianggap bubar dengan kesepakatan umum. Persetujuan persekutuan hanya
mengikat sepanjang para sekutunya tetap tunduk terhadap persetujuan yang
ditetapkan. Jika semua sekutu setuju untuk menerima seorang pembeli
kepentingan sebagai sekutu, maka hal ini akan membubarkan persekutuan yang
lama dan menciptakan persekutuan yang baru.

Apabila seorang atau lebih anggota baru diperbolehkan masuk kedalam


persekutuan, berarti satu persekutuan yang baru telah dibentuk. Pembentukan
sebuah persekutuan yang baru otomatis membubarkan persekutuan yang lama.
Oleh karena itu perjanjian persekutuan harus dirubah atau dibuatkan suatu
perjanjian persekutuan yang baru. Satu hal yang penting dalam hal ini adalah
ditentukannya pembagian laba (rugi) yang baru, karena dengan dibubarkannya
persekutuan yang lama berarti membatalkan ketentuan pembagian laba (rugi)
yang telah diatur. Apabila tidak ada persetujuan yang baru, maka ketentuan
undang-undang tentang persekutuan akan dilaksanakan, dimana pembagian
keuntungan di antara para anggota adalah sama.

Seseorang yang akan masuk kedalam persekutuan dapat memasukkan


modal dengan cara:

a) Membeli sebagian atau seluruhnya dari bagian modal (penyertaan)


seorang atau lebih anggota lama (tidak ada kekayaan baru yang
diterima oleh persekutuan);
b) Menanamkan kekayaan pada persekutuan, sehingga kekayaan
persekutuan bertambah.

6
Contoh:

Tanggal 5 Januari 2012 tuan Romy ingin masuk menjadi anggota


persekutuan Maju Terus dengan setor uang tunai melalui pembelian 25% modal
tuan Subekti dan 25% modal tuan Badruz. Berikut adalah laporan posisi keuangan
persekutuan maju Terus per 31 Desember 2011 sebelum Tuan Romy masuk.

Dengan masuknya Tuan Romy sebagai anggota persekutuan, maka jumlah


asset persekutuan tidak berubah, yang berubah hanyalah struktur modalnya.
Transaksi ini dicatat dalam pembukuan persekutuan Maju Terus sebagai berikut:

Modal tuan Subekti Rp. 750.000


Modal tuan Badruz Rp. 500.000
Modal tuan Romy Rp.1.250.0000
(Mencatat masuknya Tuan Romy sebagai anggota baru
persekutuan)

Laporan posisi keuangan pembukuan per 5 Januari 2012 setelah Tuan


Romy masuk nampak sebagai berikut:

7
Apabila suatu persekutuan telah berjalan dengan sukses, kemudian ada
anggota baru yang Akan masuk, maka kepada anggota baru tersebut biasanya
dibebani hal-hal sebagai berikut:

1. Bonus; diberikan kepada anggota persekutuan lama, sehingga jumlah


penyertaan anggota baru berkurang sejumlah tertentu sebagai bonus
anggota persekutuan lama.
2. Goodwill; diberikan kepada anggota persekutuan lama sehingga jumlah
modal anggota lama bertambah sejumlah goodwill tersebut dikalikan rasio
pembagian labaruginya.

Contoh:

Tuan Arby, Boby dan Carly anggota persekutuan dengan saldo modal dan
rasio pembagian laba rugi sebagai berikut:

Pada saat itu, tuan Dony ingin masuk menjadi anggota persekutuan dan
diterima oleh tuan Arby, Boby dan Carly dengan ketentuan: tuan Dony harus
menyetorkan uang tunai sebesar Rp. 800.000 yang akan diperhitungkan sebesar
25% dari modal persekutuan yang baru.

Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut sebagai berikut:


Kas Rp. 800.000
Modal tuan Ardy Rp. 45.000
Modal tuan Boby Rp. 35.000
Modal tuan Carly Rp. 20.000
Modal tuan Dony Rp. 700.000
(Mencatat setoran modal Tuan Dony dan pemberian bonus untuk tuan
Arby, Boby dan carly)

8
Jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi tersebut:

Kas Rp. 800.000


Goodwill Rp. 400.000
Modal tuan Arby Rp. 180.000
Modal tuan Boby Rp. 140.000
Modal tuan Carly Rp. 80.000
Modal tuan Dony Rp. 800.000
(Mencatat setoran modal Tuan Dony dan pembentukan goodwill)

Apabila persekutuan gagal untuk merealisasi goodwill yang telah dibentuk


(persekutuan mengalami kerugian) maka goodwill dapat dihapus dengan
dibebankan kepada saldo modal masing-masing anggota sesuai dengan
perbandingan pembagian laba (rugi). Selama perbandingan pembagian laba (rugi)
yang baru memberikan hak atas laba (rugi) yang sama dengan saldo modal atau
hak penyertaan nya kepada anggota yang baru dan diantara pemilik lama tetap
berlaku proporsional dengan perbandingan pembagian laba (rugi) yang lama maka
penggunaan sistem bonus dan sistem goodwill mempunyai akibat yang sama.

Pertimbangan terhadap sistem goodwill atau bonus yang akan dipilih


tergantung kepada faktor-faktor sebagai berikut:

a) Tingkat kepastian tentang realisasi goodwill yang diperhitungkan


dikemudian hari;
b) Ketentuan pembagian laba (rugi) yang baru.

Bagi anggota yang baru, selama hak atas laba (rugi) sama dengan
persentase hak penyertaannya maka kedua sistem tersebut memberikan hasil yang
sama. Sistem bonus pada umunya berakibat menguntungkan anggota pemilik
lama yang mendapatkan kenaikan hak atas laba (rugi) didalam persekutuan yang
baru. Sebaliknya merugikan anggota-anggota pemilik lama yang mendapatkan
hak atas laba (rugi) kurang dari proporsi pembagian laba (rugi) sebelum
masuknya anggota yang baru.

9
Apabila terhadap masuknya anggota baru tersebut tidak ada pernyataan
yang tegas tentang ada tidaknya bonus atau goodwill, maka rumus yang
digunakan adalah sebagai berikut:

Bagian hak penyer- Saldo Modal anggota- Setoran modal


taan anggota baru anggota pemilik lama anggota baru

 Jika hasilnya lebih kecil dari setoran anggota baru, Berarti ada goodwill
atau bonus diberikan kepada anggota lama
 Jika hasilnya sama dengan setoran modal anggota baru, Berarti tidak ada
goodwill atau bonus yang diberikan
 Jika hasilnya lebih besar dari setoran modal anggota baru, Berarti ada
goodwill atau bonus diberikan kepada anggota baru.

Contoh:

Saldo modal Tuan Karim dan Lasmin dalam persekutuan KARLAS


masingmasing sebesar Rp 500.000 dan Rp 700.000. Laba rugi dibagi sama.
Kemudian Tuan Maksum ingin masuk menjadi anggota sekutu.

1. Jika tuan Maksum menyetorkan modalnya Rp 400.000 yang merupakan


25% dari modal persekutuan yang baru, buat jurnalnya.
2. Jika tuan Maksum menyetorkan modalnya Rp. 600.000 yang merupakan
25% dari modal persekutuan yang baru, buat jurnalnya.
3. Jika tuan Maksum menyetorkan modalnya Rp 600.000 yang merupakan
50% dari modal persekutuan yang baru, buat jurnalnya.

1
Penyelesainya:

Dengan menggunakan rumus diatas, maka baik goodwill ataupun bonus


dapat ditentukan, apakah untuk anggota baru atau untuk anggota lama.

Jurnal kasus 1 (tidak ada goodwill atu bonus)


Kas Rp. 400.000
Modal tuan Maksum Rp.400.000
(Mencatat setoran modal Tuan Maksum)

Jurnal kasus 2 (ada goodwill untuk anggota lama)

Kas Rp. 600.000


Goodwill Rp. 600.000
Modal tuan Karim Rp. 300.000
Modal tuan Lasmin Rp. 300.000
Modal tuan Maksum Rp. 600.000
(Mencatat setoran modal Tuan Maksum dan goodwill)

Atau dapat dijurnal sebagai berikut:


Kas Rp. 600.000
Modal tuan Karim Rp. 75.000
Modal tuan Lasmin Rp. 75.000
Modal tuan Maksum Rp. 450.000
(Mencatat setoran modal Tuan Maksum dan bonus)

Jurnal kasus 3 (ada bonus untuk anggota baru)


Kas Rp. 600.000
Modal tuan Karim Rp. 150.000
modal tuan Lasmin Rp. 150.000
Modal tuan Maksum Rp. 900.000
(Mencatat setoran modal Tuan Maksum dan bonusnya)

1
2.6 Akuntansi Terhadap Pengunduran Anggota Persekutuan

Setiap anggota didalam persekutuan mempunyai hak untuk menarik diri


atau mengundurkan diri setiap saat dari organisasi persekutuan. Pengunduran diri
seorang anggota berarti pembubaran persekutuan, tetapi tidak berarti perusahaan
juga bubar. Perusahaan dapat berjalan terus sebagaimana biasa. Pengunduran diri
seorang anggota atau lebih, dapat diselesaikan dengan salah satu cara berikut ini:

1. Bagian penyertaan anggota yang mengundurkan diri dijual kepada anggota


yang lain atau anggota yang baru;
2. Bagian penyertaanya dikembalikan dalam bentuk uang tunai atau harta
kekayaan lainnya sesuai dengan perhitungan bagian penyertaannya.

Didalam perjanjian persekutuan biasanya harus sudah diatur tentang


prosedur tertentu didalam pengukuran dan penilaian bagian hak penyertaan dari
anggota yang mengundurkan diri. Untuk dapat menentukan bagian penyertaan
yang harus dikembalikan kepada anggota yang mengundurkan diri biasanya
diadakan penilaian kembali. Harta kekayaan yang ada untuk menyusun kembali
posisi harta, hutang dan saldo modal masing-masing menurut keadaan yang
senyatanya. Keuntungan atau kerugian penilaian kembali dibagi sesuai dengan
pembagian keuntungan (kerugian) yang berlaku yang selanjutnya diperhitungkan
ke rekening modalnya masing-masing.

Jika hasil penilaian kembali tersebut ternyata lebih rendah dari nilai
bukunya, maka pembayaran kepada anggotanya yang mengundurkan diri
jumlahnya lebih kecil dari saldo penyertaanya. Sebaliknya jika hasil penilaian
kembali tersebut ternyata lebih tinggi, dari nilai bukunya, maka pembayaran
kepada anggota yang mengundurkan diri jumlahnya lebih besar dari saldo
penyertaanya.

1
Penilaian kembali kekayaan ini tidak hanya dibutuhkan untuk mendapat
ketentuan yang layak di dalam menentukan bagian hak penyertaan anggota yang
mengundurkan diri saja, tetapi juga sangat penting bagi anggota-anggota yang
ingin meneruskan usaha persekutuan yaitu agar mereka mendapatkan ketentuan
yang benar berapa bagian penyertaan mereka sesungguhnya. Hal ini penting bagi
anggota pemilik lama yang ingin melanjutkan usaha guna menentukan perjanjian
pembagian keuntungan atau kerugian pada perjanjian persekutuan yang baru.

Contoh:

Tuan fredy, Gany dan Hary adalah anggota persekutuan FGH dengan
saldo modal masing-masing sebesar Rp 5.000.000 dengan rasio pembagian laba-
rugi 50%:25%: 25%.

1. Seandainya Tuan Hary mengundurkan diri dan disepakati bahwa


modalnya dikembalikan sebesar Rp 4.250.000, dan penilaian kembali atas
asset persekutuan hasilnya lebih rendah dari nilai bukunya. Buatlah
jurnalnya.
2. Seandainya Tuan Hary mengundurkan diri dan disepakati bahwa
modalnya dikembalikan sebesar Rp 5.750.000, dan penilaian kembali atas
asset persekutuan hasilnya lebih tinggi dari nilai bukunya. Buatlah
jurnalnya.

Penyelesaian:

Jurnal kasus 1
Modal tuan Hary Rp. 5.000.000
Modal tuan Fredy Rp. 500.000
Modal tuan Gany Rp. 250.000
Kas Rp. 4.250.000
(Mencatat pengunduran di Tuan Hary sebagai anggota persekutuan)

1
Jurnal kasus 2
Modal tuan Hary Rp. 5.000.000
Modal tuan Fredy Rp. 500.000
Modal tuan Gany Rp. 250.000
Kas Rp. 5.750.000
(Mencatat pengunduran tuan Hary sebagai anggota

persekutuan) Contoh:

Tuan Aryo, Brian dan Cacuk dalam persekutuan membagi laba rugi
dengan rasio 40%: 35%:25%. Saldo modal tuan Aryo =Rp 4,5jt, tuan Brian=Rp
3,75jt, tuan Cacuk =Rp 3jt. Laba persekutuan selama Januari – Juni 2013 sebesar
Rp 10jt. Pada awal bulan Juli 2013 tuan Brian mengundurkan diri. Buatlah jurnal
untuk mencatat hal tersebut, dengan asumsi:

1. Hak Tuan Brian dihitung berdasarkan saldo modal dan laba yang berhak
diterimanya.
2. Hak Tuan Brian dihitung berdasarkan saldo modal dan laba yang berhak
diterimanya ditambah bonus Rp 500.000.

Penyelesaian asumsi 1:

Jurnalnya:
Modal tuan Brian Rp. 7.250.000
Kas Rp. 7.250.000

1
Penyelesaian asumsi 2:
Jurnalnya:
Modal tuan Brian Rp. 7.250.000
Modal tuan Aryo Rp. 307.692
Modal tuan Cacuk Rp. 192.308
Kas Rp. 7.750.000
(Mencatat pengunduran diri tuan Brian)

2.7 Akuntansi Terhadap Kematian Anggota Persekutuan

Kematian seorang anggota persekutuan berarti membubarkan persekutuan.


Apabila tidak ada suatu hal yang khusus, maka rugi-laba sampai dengan saat itu
harus ditentukan. Aktiva dan hutang-hutnag persekutuan harus dinilai kembali dan
bagian hak penyertaan dari anggota yang meninggal harus ditentukan hingga saat
kematiannya. Apabila ada salah seorang anggota atau lebih meninggal, maka
dapat diselesaikan dengan cara bagian penyertaannya dikembalikan kepada ahli
warisnya, baik berupa kas atau aset non kas.

Untuk memenuhi prinsip keadilan, biasanya diadakan penilaian kembali


terhadap asset persekutuan agar sesuai dengan keadaan yang wajar. Keuntungan
dan kerugian atas penilaian tersebut dibebankan kedalam rekening modal masing-
masing anggota sesuai dengan rasio pembagian laba rugi yang berlaku.

Jika hasil penilaian kembali tersebut ternyata lebih rendah dan nilai
bukunya, maka pembayaran kepada ahli waris bagi anggota yang meninggal
jumlahnya lebih kecil dari saldo penyertaannya. Sedangkan jika hasil penilaian
kembali tersebut ternyata lebih tinggi dari nilai bukunya, maka pembayaran
kepada ahli waris bagi anggota yang meninggal jumlahnya lebih besar dari saldo
penyertaannya.

1
Para anggota persekutuan dapat mengadkaan penyelesaian (yang disetujui)
atas bagian penyertaan (modal) anggota yang mati sebagai berikut:

1. Dengan pembayaran dari harta persekutuan


2. Dengan pembayaran oleh salah seorang anggota yang ada yang
bersedia membeli bagian penyertaan (modal) anggota yang mati.
3. Dengan pembayaran dari hasil asuransi persekutuan dengan
pembelian bagian penyertaan anggota yang mati oleh anggota-
anggota yang masih ada. Apabila perusahaan diteruskan oleh
anggota-anggota yang ada, kematian seorang anggota berakibat
pembubaran persekutuan semula dan suatu persekutuan yang baru
harus dibentuk.

Bagian penyertaan anggota yang meninggal sebagaimana dinyatakan pada


tanggal kematiannya, harus ditransfer ke rekening hutang. Pembayaran yang
dilakukan kepada ahli waris yang berhak dicatat sebagai pengurangan terhadap
saldo hutang yang bersangkutan. Dalam hal-hal tertentu, mungkin terjadi bahwa
ahli waris atau beberapa orang yang diberi kuasa akan melanjutkan tempat dari
anggota yang meninggal. Dalam hal ini perlu suatu pencatatan untuk mentransfer
saldo modal anggota yang mati kerekening modal anggota yang baru.

Contoh:

Tuan Ary, Bista dan Cahya adalah anggota persekutuan dengan saldo
modal masingmasing sebesar Rp 6.000.000 dengan rasio pembagian laba rugi
50%:25%:25%.

1. Misalnya Tuan Cahya meninggal dunia dan disepakati bahwa


modalnya dikembalikan kepada ahli warisnya sebesar Rp 4.250.000
dan penilaian kembali atas asset persekutuan hasilnya lebih rendah dari
nilai bukunya. Buatlah jurnalnya.

1
2. Misalnya Tuan Cahya meninggal dunia dan disepakati bahwa
modalnya dikembalikan kepada ahli warisnya sebesar Rp 5.750.000,
dan penilaian kembali atas asset persekutuan hasilnya lebih tinggi dari
nilai bukunya. Buatlah jurnalnya.

Penyelesaian:

Jurnal kasus 1
Modal tuan Cahya Rp. 5.000.000
Modal tuan Aryo Rp. 500.000
Modal tuan Bista Rp. 250.000
Kas Rp. 4.250.000
(Mencatat meninggalnya Tuan Cahya sebagai anggota persekutuan)

Jurnal kasus 2
Modal tuan Cahya Rp. 5.000.000
Modal tuan Aryo Rp. 500.000
Modal tuan Bista Rp. 250.000
Kas Rp. 5.750.000
(Mencatat meninggalnya Tuan Cahya sebagai anggota

persekutuan) Contoh:

Persekutuan Pasti Maju anggotanya adalah Astri, Betty dan Cintya


memiliki saldo modal per 31 Desember 2012 masing-masing sebesar Rp 5jt, Rp
7jt dan Rp 6jt dan membagi laba rugi dengan rasio 50% : 30% : 20%. Pada tnggal
1 April 2013 Betty meninggla dunia dan diputuskan oleh Astrid an cintya bahwa
hak betty akan diberikan setelah tutup buku semester pertama tahun 2013
ditambah bunga 1.5% perbulan dari saldo modal sejak meninggal sampai tutup
buku tersebut, ditambah lagi hak betty atas laba yang diperoleh persekutuan
periode Januari-Juni 2013 sebesar Rp 10 juta. Buatlah Jurnal untuk mencatat
meninggalnya Betty.

1
Penyelesaian:

Jurnal
Laba Rugi Rp.5.000.000
Modal Astri Rp. 2.500.000
Modal Betty Rp. 1.500.000
Modal Cintya Rp. 1.000.000
(Mencatat pembagian laba ke sekutu per 1 April 2013)

Modal Betty Rp. 8.815.000


Kas Rp. 8.815.000
(Mencatat pemberian hak kepada Betty per 30 Juni 2013)

1
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Suatu persekutuan dinyatakan dibubarkan apabila perjanjian bersama yang


semula diadakan untuk menjalankan usaha bersama-sama telah berakhir.
Misalnya, kematian seorang anggota berakibat dengan sendirinya perjanjian
kerjasama berakhir dan dengan demikian persekutuan dinyatakan dibubarkan.
Adanya persengketaan diantara para anggota, pengadilan dapat memutuskan
pembubaran atas permintaan seorang atau lebih dari anggota. Demikian pula
pengunduran diri seorang anggota dengan menjual haknya juga membubarkan
persekutuan yang semula.

Seseorang dapat diterima sebagai sekutu baru hanya dengan kesepakatan


semua sekutu. Penerimaan sekutu baru menimbulkan perjanjian baru dan hal ini
merupakan pembentukan persekutuan baru, persekutuan yang sebelumnya
dianggap bubar dengan kesepakatan umum. Setiap anggota didalam persekutuan
mempunyai hak untuk menarik diri atau mengundurkan diri setiap saat dari
organisasi persekutuan. Pengunduran diri seorang anggota berarti pembubaran
persekutuan, tetapi tidak berarti perusahaan juga bubar. Selain itu, Kematian
seorang anggota persekutuan berarti membubarkan persekutuan. Apabila ada
salah seorang anggota atau lebih meninggal, maka dapat diselesaikan dengan cara
bagian penyertaannya dikembalikan kepada ahli warisnya, baik berupa kas atau
aset non kas.

3.2 Saran

Dengan adanya pembahasan tentang pembubaran persekutuan ini


diharapkan pembaca bisa memahami dan mempelajari, meskipun masih banyak
kekurangan yang terdapat di makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

1
DAFTAR PUSTAKA

Harnanto. Yunus,Hadori. (2010, Oktober). Akuntansi Keuangan Lanjutan.


Penerbit BPFE Yogyakarta. Yogyakarta.

Mubarok, Abdullah. (2017, Apri). Akuntansi Keuangan Lanjutan. Penerbit


UNPAM PRESS. Tangerang Selatan.

Anggraini, Yana. (2012, 08 Oktober). Pembubaran persekutuan. Diakses pada 17


September 2022, dari http://yana anggraini.blogspot.com/2012/10/pembubaran-
persekutuan.html.

Perorangan, Pendirian PT. (2021, 09 Oktober). Tata cara melakukan pembubaran


CV dan persekutuan perdata. Diakses pada 18 September 2022, dari
https://ngertihukum.id/tata-cara-melakukan-pembubaran-cv-dan-persekutuan-
perdata/.

Akt, Suyanto. (2014, 17 November). Pembentukan persekutuan likuidasi


konsinyasi. Diakses pada 18 September 2022, dari
https://www.slideshare.net/SuyantoAkt/pembentukan-persekutuan-pembubaran-
persekutuan-likuidasi-konsinyasi.

Anda mungkin juga menyukai