Disusun oleh:
Kelompok 3
1
1.3. Jenis – Jenis Persekutuan
Persekutuan yang ada di Indonesia dapat dibedakan berdasarkan jenis usaha
dan sifatnya. Bentuk Persekutuan berdasarkan jenis usahanya, dapat dibedakan menjadi :
1. Persekutuan Dagang (trading partnership), yaitu persekutuan yang usaha pokoknya
membuat, membeli dan menjual barang-barang
2. Persekutuan Jasa (services / non trading partnership), yaitu persekutuan yang usaha
pokoknya memberikan jasa-jasa sesuai dengan keahliannya.
Persekutuan AKU
2
Laporan Posisi Keuangan Pembukaan
Per 05 Januari 2013
Aset Liabilitas & Ekuitas
Kas Rp 5.000.000 Ekuitas:
Modal Tuan Adi Rp 1.500.000
Modal Tuan Koko Rp 1.500.000
Modal Umar Rp 2.000.000
Total Aset Rp 5.000.000 Total Liabilitas & Ekuitas Rp 5.000.000
2.3. Persekutuan didirikan dengan cara penggabungan persekutuan yang telah beroperasi
dengan seorang anggota yang tidak mempunyai perusahaan.
Apabila persekutuan didirikan dengan Cara seperti ini, maka prosedur
akuntansinya sebagai berikut:
a. Posisi keuangan perusahaan perseorangan yang telah berjalan tersebut harus dinilai
kembali dengan harga yang wajar/harga yang disepakati
b. Persekutuan yang baru dibentuk tersebut, membuat pembukuan baru atau melanjutkan
pembukuan perusahaan yang telah beroperasi.
2.4. Persekutuan didirikan dengan cara penggabungan beberapa persekutuan yang telah
beroperasi
Contoh, Persekutuan JINY milik Aji dan Beny dan Persekutuan CADY milik Cayi
dan Dyna telah beroperasi beberapa tahun. Tanggal 30 September 2013 sepakat untuk
melakukan penggabungan dengan Nama Persekutuan Maju Mapan. Sebelum
penggabungan, disepakati bahwa laporan posisi persekutuan harus diaudit oleh KAP Rony,
Dody dan rekan. Laporan Posisi Keuangan Auditan sebagai berikut:
Persekutuan JINY
Laporan Posisi Keuangan Pembukaan
per 30 September 2013
3
per 30 September 2013
Berdasarkan laporan posisi keuangan audited tersebut, buatlah jurnal untuk mencatat
penggabungan persekutuan tersebut dengan asumsi:
4
Kas Rp 6.500.000
Piutang Rp 4.500.000
Persediaan Rp 3.000.000
Tanah dan Bangunan Rp 8.500.000
Inventaris Rp 4.000.000
(Menutup pembukuan persekutuan CADY)
Kas Rp 11.500.000
Piutang Rp 7.000.000
Persediaan Rp 6.500.000
Tanah dan Bangunan Rp 14.500.000
Inventaris Rp 7.500.000
Utang Rp 13.000.000
Modal Tuan Aji Rp 7.500.000
Modal Tuan Benny Rp 7.500.000
Modal Tuan Cayi Rp 9.500.000
Modal Tuan Dyna Rp 9.500.000
(Mencatat setoran Persekutuan JINY & Pers. CADY ke dalam Pers. Maju Mapan)
5
Utang Rp 5.500.000
Kas Rp 7.500.000
Piutang Rp 2.500.000
Persediaan Rp 3.500.000
Tanah & Bangunan Rp 6.000.000
Inventaris Rp 6.500.000
(Menutup pembukuan persekutuan JINY)
Kas Rp 14.000.000
Piutang Rp 7.000.000
Persediaan Rp 6.500.000
Tanah dan Bangunan Rp 14.500.000
Inventaris Rp 10.500.000
Utang Rp 13.000.000
Modal Tuan Aji Rp 13.000.000
Modal Tuan Benny Rp 7.500.000
Modal Tuan Cayi Rp 9.500.000
Modal Tuan Dyna Rp 9.500.000
(Mencatat setoran Persekutuan JINY & Pers. CADY ke dalam Pers. Maju Mapan)
6
Piutang (net) Rp 7.000.000 Ekuitas:
Persediaan Rp 6.500.000 Modal Tuan Aji Rp 13.000.000
Tanah & Bangunan Rp 14.500.000 Modal Tuan Benny Rp 7.500.000
Inventaris (net) Rp 10.500.000 Modal Tuan Cayi Rp 9.500.000
Moal Tuan Dyna Rp 9.500.000
Total Liabilitas &
Total Aset Rp 52.500.000 Ekuitas Rp 52.500.000
Operasi persekutuan pada umumnya sama dengan operasi dari organisasi bisnis
lainnya. Untuk biaya yang sifatnya pribadi dari seorang sekutu, harus dipisahkan dengan
biaya yang dikeluarkan untuk biaya operasi persekutuan. Bila ada sekutu yang melakukan
pembayaran biaya yang sifatnya untuk kepentingan pribadi dengan menggunakan aset
persekutuan maka pembayaran ini akan dibebankan kepada akun modal dari sekutu yang
bersangkutan. Sebagai contoh, pada tahun 2010 Clara dan Pipit setuju untuk membentuk
persekutuan, dan sepakat menjalankannya dengan rasio pembagian laba sebesar 70:30. Data
yang berkaitan dengan persekutuan sebagai berikut.
7
(-) Pengambilan Modal Rp 20.000 Rp 20.000 Rp 40.000
Jumlah bersih konstribusi modal Rp 140.000 Rp 75.000 Rp 215.000
(+) Laba bersih Rp 70.000 Rp 30.000 Rp 100.000
Saldo Modal 31 Desember 2010 Rp 210.000 Rp 105.000 Rp 315.000
Dari laporan modal persekutuan di atas, dapat dilihat perubahan jumlah modal masing-
masing sekutu serta pembagian laba bersih persekutuan berdasarkan rasio kesepakatan awal.
Harus diingat bahwa akun pengambilan sekutu harus dilakukan penutupan tiap akhir tahun.
Jurnalnya sebagai berikut.
"Fa. MirFik"
Laporan Modal Sekutu
Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2013
8
Apabila diketahui total pendapatan dan biaya persekutuan pada tahun 2013 masing-
masing sebesar Rp 25.000.000 dan Rp 10.000.000 maka laba bersih persekutuan tahun
2013 adalah Rp 15.000.000
Jurnal :
31/12/2013 (D) Pendapatan Rp 25.000.000
(K) Biaya Rp 10.000.000
(K) Ikhtisar Laba Rugi Rp 15.000.000
(mencatat penutupan pendapatan tahun 2013)
Penyelesaian :
1. Laba Rugi dibagi sama/dibagi rata
Total laba Rp 10.000.000
Laba Ny. Mirna : ½ x Rp 15.000.000 = Rp 7.500.000
Laba Tn. Fikri : ½ x Rp 15.000.000 = Rp 7.500.000
Total Rp 15.000.000
Jurnalnya :
31/12/2014 (D) Ikhtisar Laba Rugi Rp 15.000.000
(K) Modal Ny. Mirna Rp 7.500.000
(K) Modal Tn. Fikri Rp 7.500.000
(mencatat penutupan rekening ikhtisar laba rugi)
2. Laba Rugi dibagi dengan rasio tertentu
Sebagai contoh asumsikan bahwa karena pengalaman, kemampuan, dan reputasi B
merupakan faktor penting bagi keberhasilan perusahaan maka A dan B setuju untuk
berbagi laba dalam rasio 55% : 45%. Maka pembagian laba sebesar Rp 15.000.000
adalah:
Laba Ny.Mirna : 55% x Rp 15.000.000 = Rp 8.250.000
Laba Tn.Fikri : 45% x Rp 15.000.000 = Rp 6.750.000
Total = Rp 15.000.000
Jurnalnya :
9
31/12/2013 (D) Ikhtisar Laba Rugi Rp 15.000.000
(K) Modal Ny.Mirna Rp 8.250.000
(K) Modal Tn.Fikri Rp 6.750.000
(mencatat penutupan rekening ikhtisar laba rugi)
10
31/12/2013 (D) Ikhtisar Laba Rugi Rp 15.000.000
(K) Modal Ny.Mirna Rp 7.159.091
(K) Modal Tn.Fikri Rp 7.840.909
(mencatat penutupan rekening ikhtisar laba rugi)
Ny.Mirna
AKUMULASI LAMA
KETERANGAN MODAL JUMLAH
MODAL INVESTASI
MODAL 1/1/2013 Rp 15.000.000 Rp 15.000.000 3 BULAN Rp 45.000.000
INVESTASI 1/4/2013 Rp 5.000.000 Rp 20.000.000 4 BULAN Rp 80.000.000
INVESTASI 30/7/2013 Rp 3.000.000 Rp 23.000.000 2 BULAN Rp 46.000.000
PRIVE 1/10/2013 -Rp 2.000.000 Rp 21.000.000 3 BULAN Rp 63.000.000
TOTAL Rp 234.000.000
INVESTASI MODAL RATA-
12 BULAN Rp 19.500.000
RATA
Tn.Fikri
AKUMULASI LAMA
KETERANGAN MODAL JUMLAH
MODAL INVESTASI
MODAL 1/1/2013 Rp 15.000.000 Rp 20.000.000 7 BULAN Rp 140.000.000
INVESTASI 30/7/2013 Rp 5.000.000 Rp 25.000.000 2 BULAN Rp 50.000.000
PRIVE 1/10/2013 (2.000.000) Rp 23.000.000 3 BULAN Rp 69.000.000
TOTAL Rp 259.000.000
INVESTASI MODAL RATA-
12 BULAN Rp 21.583.333
RATA
11
Modal rata-rata Tn.Fikri : Rp 21,583,333
Total modal rata-rata Rp 41,083,333
4. Laba Rugi dibagi setelah dikurangi bonus dan gaji, kemudian sisanya dapat
dibagi sama, dengan perbandingan tertentu atau dengan rasio tertentu
Diasumsikan bahwa si Ny.Mirna mendapatkan bonus atas kinerjanya, ia diberikan
bonus sebesar 20% dari laba sebelum dikurangi bonus. Selain itu mereka menerima
penyisihan gaji sebesar Ny.Mirna Rp 400.000 dan Tn.Fikri Rp 500.000 setiap bulan.
Pembagian sisa saldo laba ditentukan dibagi berdasarkan rasio 60%:40%. Laba
sebesar Rp 15.000.000 sebelum penetapan pemberian bonus dan gaji dibagikan
kepada para sekutu dengan penyelesaian sbb :
Gaji Ny.Mirna : 12 bulan x Rp 400.000 = Rp 4.800.000
Gaji Tn.Fikri : 12 bulan x Rp 500.000 = Rp 6.000.000
Total gaji yang dibagikan Rp 10.800.000
Proses perhitungan laba bersih persekutuan setelah dikurangi bonus dan gaji
12
bersih
Jurnal :
31/12/2013 (D) Ikhtisar Laba Rugi Rp 3.000.000
(K) Modal Ny.Mirna Rp 3.000.000
(mencatat atas pemberian bonus pada Ny.Mirna)
31/12/2013 (D) Ikhtisar Laba Rugi Rp 10.800.000
(K) Modal Ny.Mirna Rp 4.800.000
(K) Modal Tn.Fikri Rp 6.000.000
(mencatat atas pemberian gaji para sekutu)
31/12/2013 (D) Ikhtisar Laba Rugi Rp 1.200.000
(K) Modal Ny.Mirna Rp 720.000
(K) Modal Tn.Fikri Rp 480.000
(mencatat atas pembagian sisa laba persekutuan)
Maka total dana yang diterima oleh masing-masing sekutu pada tahun 2013 adalah :
Jurnalnya :
31/12/2013 (D) Ikhtisar Laba Rugi Rp 15.000.000
(K) Modal Ny.Mirna Rp 8.520.000
(K) Modal Tn.Fikri Rp 6.480.000
(mencatat alokasi laba bersih persekutuan)
5. Laba Rugi dibagi setelah dikurangi gaji dan bunga modal, kemudian sisanya
dapat dibagi sama, dengan perbandingan tertentu atau dengan rasio tertentu
Diasumsikan bahwa si Ny.Mirna dan Tn.Fikri mendapatkan bunga atas modal
sebesar 6%, dari laba sebelum dikurangi bonus. Selain itu mereka menerima
penyisihan gaji sebesar Ny.Mirna Rp 400.000 dan Tn.Fikri Rp 500.000 setiap bulan.
Pembagian sisa saldo laba ditentukan dibagi berdasarkan rasio 60%:40%. Laba
sebesar Rp 15.000.000 sebelum penetapan pemberian bonus dan gaji dibagikan
kepada para sekutu dengan penyelesaian sbb :
Gaji Ny.Mirna : 12 bulan x Rp 400.000 = Rp 4.800.000
Gaji Tn.Fikri : 12 bulan x Rp 500.000 = Rp 6.000.000
Total gaji yang dibagikan Rp 10.800.000
13
Ny. Mirna
Lama Bung
Keterangan Modal Akumulasi modal Investasi a Jumlah
Modal 1/1/2013 Rp 15,000,000 Rp 15,000,000 3/12 6% Rp 225,000
Investasi 1/4/2013 Rp 5,000,000 Rp 20,000,000 4/12 6% Rp 400,000
Investasi 30/7/2013 Rp 3,000,000 Rp 23,000,000 2/12 6% Rp 230,000
Prive 1/10/2013 -Rp 2,000,000 Rp 21,000,000 3/12 6% Rp 315,000
Jumlah Bunga Rp1,170,000
Tn. Fikri
Lama Bung
Keterangan Modal Akumulasi Modal Investasi a Jumlah
Modal 1/1/2013 Rp 20,000,000 Rp 20,000,000 7/12 6% Rp 700,000
Investasi 30/7/2013 Rp 5,000,000 Rp 25,000,000 2/12 6% Rp 250,000
Prive 1/10/2013 (Rp 2,000,000) Rp 23,000,000 3/12 6% Rp 345,000
Jumlah Bunga Rp1,295,000.00
Proses perhitungan laba bersih persekutuan setelah dikurangi bunga modal dan
gaji para sekutu
Jurnalnya :
14
31/12/2013 (D) Ikhtisar Laba Rugi Rp 2.465.000
(K) Modal Ny.Mirna Rp 1.170.000
(K) Modal Tn.Fikri Rp 1.295.000
(mencatat atas pemberian bunga modal para sekutu)
Maka total dana yang diterima oleh masing-masing sekutu pada tahun 2013 adalah :
Jurnalnya :
31/12/2013 (D) Ikhtisar Laba Rugi Rp 15.000.000
(K) Modal Ny.Mirna Rp 7.011.000
(K) Modal Tn.Fikri Rp 7.989.000
5. PSAK
PSAK yang terkait dengan materi Pembentukan dan Pengoperasian Persekutuan
diatas yaitu PSAK 22 tentang Sifat Penggabungan Usaha.
Dalam akuntansi penggabungan usaha, substansi dari suatu akuisisi berbeda dengan
penyatuan kepemilikan dan substansi transaksi tersebut perlu direfleksikan dalam laporan
keuangan. Oleh karena itu, metode akuntansi yang berbeda digunakan untuk masing-
masing jenis penggabungan usaha tersebut di atas.
6. Opini Kelompok
Ciri khas dari persekutuan adalah keuntungan dan kerugian akan dibagi bersama
sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati bersama.
15
Secara garis besar, siklus akuntansi tidak ada perbedaan. Namun yang
membedakan ada pada saat proses berjalan, yaitu :
Pembentukan
Operasi yang meliputi penambahan atau penarikan modal, perubahan
kepemilikan juga pembagian laba.
Proses likuidasi atau pembubaran
Untuk proses pencatatan komponen modalnya dibagi per sekutu. Modal yang
disetorkan pun tidak selalu berbentuk uang ataupun kas, bisa juga berupa aset lain. Aset
lain ini dicatat berdasarkan nilai wajar.
16
Daftar Pustaka
Drs. L. Suparwoto, M.Sc., Akt. 2002. Akuntansi Keuangan Lanjutan 1, Penerbit BPFE-Yogyakarta,
Yogyakarta.IAI. (2019, Juli 01).
Halim, Abdul, 2015, Akuntansi Keuangan Lanjutan, Penerbit Mitra Wacana Media, Jakarta
Yendrawati, Reni, 2013, Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 (Edisi Ketiga, Cetakan Pertama), Penerbit
EKONESIA Kampus Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Baker, Richard E., Valdean C. Lembke, Thomas E. King, Cynthia G. Jeffry, Amir Abadi Yusuf, Sylvia
Veronica Jusuf, Etty Retno Wulandari, dan Dwi Martini, 2010, Akuntansi Keuangan Lanjutan
(Perspektif Indonesia) Advanced Accounting, Buku 1, Penerbit Selemba Empat, Jakarta.
Richard E. Baker dkk., Akuntansi keuangan lanjutan (Perspektif Indonesia) Buku 1 Penerbit Salemba Empat :
Jakarta
17