Anda di halaman 1dari 18

Pembentukan dan Pengoperasian Persekutuan

Tugas Akuntansi Keuangan Lanjutan I

Dosen: Dr. Debbie Christine, S.E., M.Si., Ak., C.A.

Disusun oleh:
Kelompok 3

- Rizka Nurhasanah (NPM. 0119104016)


- Deni Dwiki Kurnia Purnama (NPM. 0119104021)
- Anna Sisilia Gultom (NPM. 0119104027)
- Sisi Mitrayani Rahayu (NPM. 0119104032)
- Margareta stefani (NPM. 0119104041)
- Citra raulina gultom (NPM. 0119104043)
- Sentosa Halim (NPM. 40121110033)

Kelas: Reguler B2 – S1 Akuntansi


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Widyatama
2021
1. Definisi dan Karakteristik Persekutuan
1.1. Definisi Persekutuan
Persekutuan didefinisikan sebagai asosiasi dua orang atau lebih yang berusaha
bersama untuk memperoleh lapa. Peserta persekutuan disebut sekutu atau rekan. Di
Amerika Serikat (AS) persekutuan diatur dalam uniform Partnership Act (UPA) 1914.
UPA merupakan pedoman yang digunakan bervariasi di 50 negara bagian, kecuali
Lousiana. Pada tahun 1992 UPA direvisi dan disebut Revised UPA (RUPA). Di
Indonesia persekutuan diatur pada Bab Kedelapan, Buku Ketiga Kitab Undang-undang
Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) 1990 Pasal 1618-1652.

1.2. Karakteristik Persekutuan


Ada tiga karakteristik penting persekutuan, yaitu; kelangsungan hidup terbatas
(limited life), tanggung renteng mutual agency) dan kewajwan tak terbatas (unlimited
liability). Bila salah seorang sekutu keluar atau sekutu baru masuk, persekutuan
dibubarkan; dalam arti modal peserta disesuaikan. Para sekutu bertanggung jawab renteng
artinya tindakan seorang sekutu mengikat bagi sekutu lainnya. Konsekuensinya, harta
pribadi setiap sekutu dapat dipertanggung jawabkan terhadap kewajiban/hutang
persekutuan.
Karakteristik Persekutuan:
a. Merupakan usaha bersama-bersama, maksudnya apabila seorang anggota bertindak
secara bisnis, berarti telah bertindak untuk seluruh anggota persekutuan.
b. Jangka waktunya terbatas, maksudnya apabila salah seorang anggota mengundurkan
diri/meninggal, maka persekutuan tersebut secara otomatis bubar.
c. Tanggung jawabnya tidak terbatas, maksudnya setiap anggota persekutuan
mempunyai tanggung jawab keuangan yang tidak terbatas hanya pada modal yang
disetorkan, melainkan sampai harta pribadinya.
d. Pemilikan kepentingan dalam persekutuan, maksudnya anggota yang
menginvestasikan kekayaannya berarti menyerahkan haknya untuk dipakai guna
mencapai tujuan persekutuan.
e. Mendapatkan bagian dari keuntungan, maksudnya laba/rugi yang diperoleh
dibagikan kepada para anggota berdasarkan perjanjian yang telah disepakati
bersama.
f. Bebas dalam menjual atau memindahkan haknya, maksudnya bahwa masing-masing
sekutu berhak untuk menjual atau memindahkan haknya atas modal dan atau hak
atas laba/rugi kepada orang lain, baik kepada anggota maupun kepada bukan
anggota sekutu.

1
1.3. Jenis – Jenis Persekutuan
Persekutuan yang ada di Indonesia dapat dibedakan berdasarkan jenis usaha
dan sifatnya. Bentuk Persekutuan berdasarkan jenis usahanya, dapat dibedakan menjadi :
1. Persekutuan Dagang (trading partnership), yaitu persekutuan yang usaha pokoknya
membuat, membeli dan menjual barang-barang
2. Persekutuan Jasa (services / non trading partnership), yaitu persekutuan yang usaha
pokoknya memberikan jasa-jasa sesuai dengan keahliannya.

2. Akuntansi Pendirian Persekutuan


2.1. Akuntansi Pendirian Persekutuan
Ada beberapa cara untuk mendirikan persekutuan, yaitu:
a. Persekutuan didirikan dengan dua cara penggabungan beberapa orang dengan
menyetorkan modalnya, baik berupa uang tunai maupun aset non-kas.
b. Persekutuan didirikan dengan cara penggabungan perusahaan-perusahaan yang telah
beroperasi dengan anggota lainnya yang tidak mempunyai perusahaan.
c. Persekutuan didirikan dengan cara penggabungan beberapa perusahaan
perseorangan yang telah beroperasi.

2.2. Persekutuan didirikan dengan cara penggabungan beberapa orang


Contoh, tanggal 05 Januari 2013 Tuan Adi, Koko, & Umar bersepakat untuk
mendirikan Persekutuan AKU, dimana masing-masing menyerahkan uang kas sebesar Rp
1,5 juta, Rp 1,5 juta, dan Rp 2 juta. Jurnal yang dibuat oleh Persekutuan AKU dan laporan
posisi keuangan awal per 05 Januari 2013 sebagai berikut:

Kas Rp. 5.000.000

Modal Tn. Adi Rp. 1.500.000

Modal Tn. Koko Rp. 1.500.000

Modal Tn. Umar Rp. 2.000.000

(Mencatat setoran modal Tuan: Adi, Koko dan Umar)

Persekutuan AKU

2
Laporan Posisi Keuangan Pembukaan
Per 05 Januari 2013
Aset     Liabilitas & Ekuitas  
Kas Rp 5.000.000 Ekuitas:
Modal Tuan Adi Rp 1.500.000
Modal Tuan Koko Rp 1.500.000
Modal Umar Rp 2.000.000
Total Aset Rp 5.000.000   Total Liabilitas & Ekuitas Rp 5.000.000

2.3. Persekutuan didirikan dengan cara penggabungan persekutuan yang telah beroperasi
dengan seorang anggota yang tidak mempunyai perusahaan.
Apabila persekutuan didirikan dengan Cara seperti ini, maka prosedur
akuntansinya sebagai berikut:

a. Posisi keuangan perusahaan perseorangan yang telah berjalan tersebut harus dinilai
kembali dengan harga yang wajar/harga yang disepakati
b. Persekutuan yang baru dibentuk tersebut, membuat pembukuan baru atau melanjutkan
pembukuan perusahaan yang telah beroperasi.

2.4. Persekutuan didirikan dengan cara penggabungan beberapa persekutuan yang telah
beroperasi
Contoh, Persekutuan JINY milik Aji dan Beny dan Persekutuan CADY milik Cayi
dan Dyna telah beroperasi beberapa tahun. Tanggal 30 September 2013 sepakat untuk
melakukan penggabungan dengan Nama Persekutuan Maju Mapan. Sebelum
penggabungan, disepakati bahwa laporan posisi persekutuan harus diaudit oleh KAP Rony,
Dody dan rekan. Laporan Posisi Keuangan Auditan sebagai berikut:

Persekutuan JINY
Laporan Posisi Keuangan Pembukaan
per 30 September 2013

Aset     Liabilitas & Ekuitas  


Kas Rp 5.000.000 Utang Rp 5.500.000
Piutang (net) Rp 2.500.000 Ekuitas:
Persediaan Rp 3.500.000 Modal Tuan Aji Rp 7.500.000
Tanah & Bangunan Rp 6.000.000 Modal Tuan Beny Rp 7.500.000
Inventaris (net) Rp 3.500.000
Total Aset Rp 20.500.000   Total Liabilitas & Ekuitas Rp 20.500.000
Persekutuan CADY
Laporan Posisi Keuangan Pembukaan

3
per 30 September 2013

Aset     Liabilitas &Ekuitas  


Kas Rp 6.500.000 Utang Rp 7.500.000
Piutang (net) Rp 4.500.000 Ekuitas:
Persediaan Rp 3.000.000 Modal Tuan Cayi Rp 9.500.000
Tanah & Bangunan Rp 8.500.000 Modal Tuan Dyna Rp 9.500.000
Inventaris (net) Rp 4.000.000
Total Liabilitas &
Total Aset Rp 26.500.000   Ekuitas Rp 26.500.000

Berdasarkan laporan posisi keuangan audited tersebut, buatlah jurnal untuk mencatat
penggabungan persekutuan tersebut dengan asumsi:

a. Pembukuannya menggunakan pembukuan persekutuan baru (Maju Mapan).


b. Sebelum persekutuan baru didirikan, Tuan Aji menambah modal sebesar Rp
2.500.000 dan inventaris sebesar Rp 3.000.000

Memahami Jawaban Asumsi 1


3.2 Jawaban asumsi 1
Pembukuannya menggunakan pembukuan persekutuan baru

Modal Tuan Aji   Rp 7.500.000  


Modal Tuan Benny   Rp 7.500.000  
Utang   Rp 5.500.000  
  Kas   Rp 5.000.000
  Piutang   Rp 2.500.000
  Persediaan   Rp 3.500.000
  Tanah & Bangunan   Rp 6.000.000
Inventaris Rp 3.500.000
(Menutup pembukuan persekutuan JINY)

Modal Tuan Cayi   Rp 9.500.000  


Modal Tuan Dyna   Rp 9.500.000  
Utang   Rp 7.500.000  

4
  Kas   Rp 6.500.000
  Piutang   Rp 4.500.000
  Persediaan   Rp 3.000.000
  Tanah dan Bangunan   Rp 8.500.000
  Inventaris    Rp 4.000.000
(Menutup pembukuan persekutuan CADY)

Kas Rp 11.500.000
Piutang Rp 7.000.000
Persediaan Rp 6.500.000
Tanah dan Bangunan Rp 14.500.000
Inventaris Rp 7.500.000
Utang Rp 13.000.000
Modal Tuan Aji Rp 7.500.000
Modal Tuan Benny Rp 7.500.000
Modal Tuan Cayi Rp 9.500.000
Modal Tuan Dyna Rp 9.500.000
(Mencatat setoran Persekutuan JINY & Pers. CADY ke dalam Pers. Maju Mapan)

Persekutuan Maju Mapan


Laporan Posisi Keuangan Pembukaan
per 30 September 2013

Aset     Liabilitas &Ekuitas    


Kas Rp 11.500.000 Utang Rp 13.000.000
Piutang (net) Rp 7.000.000 Ekuitas:
Persediaan Rp 6.500.000 Modal Tuan Aji Rp 7.500.000
Tanah & Bangunan Rp 14.500.000 Modal Tuan Benny Rp 7.500.000
Inventaris (net) Rp 7.500.000 Modal Tuan Cayi Rp 9.500.000
Moal Tuan Dyna Rp 9.500.000
Total Liabilitas &
Total Aset Rp 47.000.000   Ekuitas   Rp 47.000.000

Memahami Jawaban Asumsi 2


3.2 Jawaban asumsi 2
Pembukuannya menggunakan pembukuan persekutuan baru

Modal Tuan Aji   Rp 13.000.000  


Modal Tuan Benny   Rp 7.500.000  

5
Utang   Rp 5.500.000  
  Kas   Rp 7.500.000
  Piutang   Rp 2.500.000
  Persediaan   Rp 3.500.000
  Tanah & Bangunan   Rp 6.000.000
Inventaris Rp 6.500.000
(Menutup pembukuan persekutuan JINY)

Modal Tuan Cayi   Rp 9.500.000  


Modal Tuan Dyna   Rp 9.500.000  
Utang   Rp 7.500.000  
  Kas   Rp 6.500.000
  Piutang   Rp 4.500.000
  Persediaan   Rp 3.000.000
  Tanah dan Bangunan   Rp 8.500.000
  Inventaris    Rp 4.000.000
(Menutup pembukuan persekutuan CADY)

Kas Rp 14.000.000
Piutang Rp 7.000.000
Persediaan Rp 6.500.000
Tanah dan Bangunan Rp 14.500.000
Inventaris Rp 10.500.000
Utang Rp 13.000.000
Modal Tuan Aji Rp 13.000.000
Modal Tuan Benny Rp 7.500.000
Modal Tuan Cayi Rp 9.500.000
Modal Tuan Dyna Rp 9.500.000
(Mencatat setoran Persekutuan JINY & Pers. CADY ke dalam Pers. Maju Mapan)

Persekutuan Maju Mapan


Laporan Posisi Keuangan Pembukaan
per 30 September 2013

Aset     Liabilitas &Ekuitas    


Kas Rp 14.000.000 Utang Rp 13.000.000

6
Piutang (net) Rp 7.000.000 Ekuitas:
Persediaan Rp 6.500.000 Modal Tuan Aji Rp 13.000.000
Tanah & Bangunan Rp 14.500.000 Modal Tuan Benny Rp 7.500.000
Inventaris (net) Rp 10.500.000 Modal Tuan Cayi Rp 9.500.000
Moal Tuan Dyna Rp 9.500.000
Total Liabilitas &
Total Aset Rp 52.500.000   Ekuitas   Rp 52.500.000

3. Akuntansi Operasi Persekutuan

Operasi persekutuan pada umumnya sama dengan operasi dari organisasi bisnis
lainnya. Untuk biaya yang sifatnya pribadi dari seorang sekutu, harus dipisahkan dengan
biaya yang dikeluarkan untuk biaya operasi persekutuan. Bila ada sekutu yang melakukan
pembayaran biaya yang sifatnya untuk kepentingan pribadi dengan menggunakan aset
persekutuan maka pembayaran ini akan dibebankan kepada akun modal dari sekutu yang
bersangkutan. Sebagai contoh, pada tahun 2010 Clara dan Pipit setuju untuk membentuk
persekutuan, dan sepakat menjalankannya dengan rasio pembagian laba sebesar 70:30. Data
yang berkaitan dengan persekutuan sebagai berikut.

1) Laba persekutuan tahun 2010 Rp 100 juta


2) Modal Clara, 1 Januari 2010 150 juta
3) Tambahan investasi Clara tahun 2010 10 juta
4) Prive Clara 20 juta
5) Modal Pipit 1 Januari 2010 100 juta
6) Pengambilan Pipit 20 juta
7) Penarikan Modal (withdrawals) Pipit 2010 5 juta

Berdasarkan informasi yang berkaitan dengan persekutuan di atas, dibuatlah laporan


modal persekutuan dengan format sebagai berikut.

Laporan Modal Persekutuan Clara dan Pipit


untuk Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010 (dalam ribuan)

  Clara (70%) Pipit (30%) Total


Saldo modal pada 1 Januari 2010 Rp 150.000 Rp 100.000 Rp 250.000
(+) investasi tambahan Rp 10.000 - Rp 10.000
(-) Prive - Rp 5.000 Rp 5.000

7
(-) Pengambilan Modal Rp 20.000 Rp 20.000 Rp 40.000
Jumlah bersih konstribusi modal Rp 140.000 Rp 75.000 Rp 215.000
(+) Laba bersih Rp 70.000 Rp 30.000 Rp 100.000
Saldo Modal 31 Desember 2010 Rp 210.000 Rp 105.000 Rp 315.000

Dari laporan modal persekutuan di atas, dapat dilihat perubahan jumlah modal masing-
masing sekutu serta pembagian laba bersih persekutuan berdasarkan rasio kesepakatan awal.
Harus diingat bahwa akun pengambilan sekutu harus dilakukan penutupan tiap akhir tahun.
Jurnalnya sebagai berikut.

De 31 Ikhtisar laba rugi Rp 100,000,000  


s Modal Clara   Rp 70,000,000
Modal Pipit   Rp 30,000,000
(untuk mencatat pembagian laba bersih ke Clara dan Pipit)
     
De 31 Modal Clara Rp 20,000,000  
s Modal Pipit Rp 20,000,000  
Pengambilan Citra   Rp 20,000,000
Pengambilan Pipit   Rp 20,000,000

(untuk menutup akun pengambilan sekutu ke modalnya masing-masing)

4. Laporan Keuangan Persekutuan


Ny. Mirna dan Tn. Fikri sepakat mendirikan persekutuan yang diberi nama “Fa.
MirFik” Setoran modal masing-masing sekutu dalam satu periode akuntansi adalah
sebagai berikut:

"Fa. MirFik"
Laporan Modal Sekutu
Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2013

Tanggal Keterangan Ny. Mirna Tn. Fikri


01/01/2013 Penyetoran modal Rp 15.000.000 Rp 20.000.000
01/04/2013 Investasi tambahan modal Rp 5.000.000 Rp -
30/07/2013 Investasi tambahan modal Rp 3.000.000 Rp 5.000.000
01/10/2013 Prive (Rp 2.000.000) (Rp 2.000.000
Jumlah Modal
  31/12/2013 Rp 21.000.000 Rp 23.000.000

8
Apabila diketahui total pendapatan dan biaya persekutuan pada tahun 2013 masing-
masing sebesar Rp 25.000.000 dan Rp 10.000.000 maka laba bersih persekutuan tahun
2013 adalah Rp 15.000.000

Jurnal :
31/12/2013 (D) Pendapatan Rp 25.000.000
(K) Biaya Rp 10.000.000
(K) Ikhtisar Laba Rugi Rp 15.000.000
(mencatat penutupan pendapatan tahun 2013)

31/12/2013 (D) Modal Ny. Mirna Rp 2.000.000


(D) Modal Tn. Fikri Rp 2.000.000
(K) Prive Ny. Mirna Rp 2.000.000
(K) Prive Tn. Fikri Rp 2.000.000
(mencatat penutupan rekening Prive)

Penyelesaian :
1. Laba Rugi dibagi sama/dibagi rata
Total laba Rp 10.000.000
Laba Ny. Mirna : ½ x Rp 15.000.000 = Rp 7.500.000
Laba Tn. Fikri : ½ x Rp 15.000.000 = Rp 7.500.000
Total Rp 15.000.000
Jurnalnya :
31/12/2014 (D) Ikhtisar Laba Rugi Rp 15.000.000
(K) Modal Ny. Mirna Rp 7.500.000
(K) Modal Tn. Fikri Rp 7.500.000
(mencatat penutupan rekening ikhtisar laba rugi)
2. Laba Rugi dibagi dengan rasio tertentu
Sebagai contoh asumsikan bahwa karena pengalaman, kemampuan, dan reputasi B
merupakan faktor penting bagi keberhasilan perusahaan maka A dan B setuju untuk
berbagi laba dalam rasio 55% : 45%. Maka pembagian laba sebesar Rp 15.000.000
adalah:
Laba Ny.Mirna : 55% x Rp 15.000.000 = Rp 8.250.000
Laba Tn.Fikri : 45% x Rp 15.000.000 = Rp 6.750.000
Total = Rp 15.000.000
Jurnalnya :

9
31/12/2013 (D) Ikhtisar Laba Rugi Rp 15.000.000
(K) Modal Ny.Mirna Rp 8.250.000
(K) Modal Tn.Fikri Rp 6.750.000
(mencatat penutupan rekening ikhtisar laba rugi)

3. Laba Rugi dibagi berdasarkan modal


1. Laba rugi dibagi dengan perbandingan modal awal periode
Modal awal Ny.Mirna : Rp 15.000.000
Modal awal Tn.Fikri : Rp 20.000.000
Total Modal awal : Rp 35.000.000

Laba Ny.Mirna : Rp 15.000.000 / Rp 35.000.000 x Rp 15.000.000 = Rp 6.428.571


Laba Tn.Fikri : Rp 20.000.000 / Rp 35.000.000 x Rp 15.000.000 = Rp 8.571.429
Total = Rp 15.000.000
Jurnalnya :
31/12/2014 (D) Ikhtisar Laba Rugi Rp 15.000.000
(K) Modal Ny.Mirna Rp 6.428.571
(K) Modal Tn.Fikri Rp 8.571.429
(mencatat penutupan rekening ikhtisar laba rugi)

2. Laba rugi dibagi dengan perbandingan modal akhir periode


Modal akhir Ny.Mirna : Rp 21.000.000
Modal akhir Tn.Fikri : Rp 23.000.000
Total modal akhir Rp 44.000.000

Laba Ny.Mirna : Rp 21.000.000 / Rp 44.000.000 x Rp 15.000.000 = Rp 7.159.091


Laba Tn.Fikri : Rp 23.000.000 / Rp 44.000.000 x Rp 15.000.000 = Rp 7.840.909
Total =Rp 15.000.000
Jurnalnya :

10
31/12/2013 (D) Ikhtisar Laba Rugi Rp 15.000.000
(K) Modal Ny.Mirna Rp 7.159.091
(K) Modal Tn.Fikri Rp 7.840.909
(mencatat penutupan rekening ikhtisar laba rugi)

3. Laba rugi dibagi dengan perbandingan modal rata-rata tiap periode


Jika pembagian laba didasarkan pada rata-rata modal untuk tahun itu, maka
kalkulasinya adalah sebagai berikut :

Ny.Mirna

AKUMULASI LAMA
KETERANGAN MODAL JUMLAH
MODAL INVESTASI
MODAL 1/1/2013 Rp 15.000.000 Rp 15.000.000 3 BULAN Rp 45.000.000
INVESTASI 1/4/2013 Rp 5.000.000 Rp 20.000.000 4 BULAN Rp 80.000.000
INVESTASI 30/7/2013 Rp 3.000.000 Rp 23.000.000 2 BULAN Rp 46.000.000
PRIVE 1/10/2013 -Rp 2.000.000 Rp 21.000.000 3 BULAN Rp 63.000.000
TOTAL       Rp 234.000.000
INVESTASI MODAL RATA-
    12 BULAN Rp 19.500.000
RATA

Tn.Fikri

AKUMULASI LAMA
KETERANGAN MODAL JUMLAH
MODAL INVESTASI
MODAL 1/1/2013 Rp 15.000.000 Rp 20.000.000 7 BULAN Rp 140.000.000
INVESTASI 30/7/2013 Rp 5.000.000 Rp 25.000.000 2 BULAN Rp 50.000.000
PRIVE 1/10/2013 (2.000.000) Rp 23.000.000 3 BULAN Rp 69.000.000
TOTAL       Rp 259.000.000
INVESTASI MODAL RATA-
    12 BULAN Rp 21.583.333
RATA

Modal rata-rata Ny.Mirna : Rp 19,500,000

11
Modal rata-rata Tn.Fikri : Rp 21,583,333
Total modal rata-rata Rp 41,083,333

Laba Ny.Mirna : Rp 19,500,000 / Rp 41,083,333 x Rp 15.000.000 = Rp 7,119,676


Laba Tn.Fikri : Rp 21,583,333 / Rp 41,083,333 x Rp 15.000.000 = Rp 7,880,324
Total = Rp 15.000.000
Jurnalnya :
31/12/2013 (D) Ikhtisar Laba Rugi Rp 15.000.000
(K) Modal Ny.Mirna Rp 7,119,676
(K) Modal Tn.Fikri Rp 7,880,324

(mencatat penutupan rekening ikhtisar laba rugi)

4. Laba Rugi dibagi setelah dikurangi bonus dan gaji, kemudian sisanya dapat
dibagi sama, dengan perbandingan tertentu atau dengan rasio tertentu
Diasumsikan bahwa si Ny.Mirna mendapatkan bonus atas kinerjanya, ia diberikan
bonus sebesar 20% dari laba sebelum dikurangi bonus. Selain itu mereka menerima
penyisihan gaji sebesar Ny.Mirna Rp 400.000 dan Tn.Fikri Rp 500.000 setiap bulan.
Pembagian sisa saldo laba ditentukan dibagi berdasarkan rasio 60%:40%. Laba
sebesar Rp 15.000.000 sebelum penetapan pemberian bonus dan gaji dibagikan
kepada para sekutu dengan penyelesaian sbb :
Gaji Ny.Mirna : 12 bulan x Rp 400.000 = Rp 4.800.000
Gaji Tn.Fikri : 12 bulan x Rp 500.000 = Rp 6.000.000
Total gaji yang dibagikan Rp 10.800.000

Proses perhitungan laba bersih persekutuan setelah dikurangi bonus dan gaji

KETERANGAN   NY.MIRNA TN.FIKRI JUMLAH


Laba Bersih Rp 15.000.000      
Bonus untuk
(3.000.000) Rp 3.000.000 -  Rp 3.000.000
Ny.Mirna 20%
Sisa laba untuk
Rp 12.000.000  - -  - 
dibagi
Penyisihan gaji (10.800.000) Rp 4.800.000 Rp 6.000.000 Rp 10.800.000
Sisa laba setelah
Rp 1.200.000  -  -  -
penyisihan gaji
Laba dibagi secara
(1.200.000) Rp 720.000 Rp 480.000 Rp 1.200.000
rasio 60%:40%
Alokasi laba Rp - Rp 8.520.000 Rp 6.480.000 Rp 15.000.000

12
bersih

Jurnal :
31/12/2013 (D) Ikhtisar Laba Rugi Rp 3.000.000
(K) Modal Ny.Mirna Rp 3.000.000
(mencatat atas pemberian bonus pada Ny.Mirna)
31/12/2013 (D) Ikhtisar Laba Rugi Rp 10.800.000
(K) Modal Ny.Mirna Rp 4.800.000
(K) Modal Tn.Fikri Rp 6.000.000
(mencatat atas pemberian gaji para sekutu)
31/12/2013 (D) Ikhtisar Laba Rugi Rp 1.200.000
(K) Modal Ny.Mirna Rp 720.000
(K) Modal Tn.Fikri Rp 480.000
(mencatat atas pembagian sisa laba persekutuan)

Maka total dana yang diterima oleh masing-masing sekutu pada tahun 2013 adalah :
Jurnalnya :
31/12/2013 (D) Ikhtisar Laba Rugi Rp 15.000.000
(K) Modal Ny.Mirna Rp 8.520.000
(K) Modal Tn.Fikri Rp 6.480.000
(mencatat alokasi laba bersih persekutuan)

5. Laba Rugi dibagi setelah dikurangi gaji dan bunga modal, kemudian sisanya
dapat dibagi sama, dengan perbandingan tertentu atau dengan rasio tertentu
Diasumsikan bahwa si Ny.Mirna dan Tn.Fikri mendapatkan bunga atas modal
sebesar 6%, dari laba sebelum dikurangi bonus. Selain itu mereka menerima
penyisihan gaji sebesar Ny.Mirna Rp 400.000 dan Tn.Fikri Rp 500.000 setiap bulan.
Pembagian sisa saldo laba ditentukan dibagi berdasarkan rasio 60%:40%. Laba
sebesar Rp 15.000.000 sebelum penetapan pemberian bonus dan gaji dibagikan
kepada para sekutu dengan penyelesaian sbb :
Gaji Ny.Mirna : 12 bulan x Rp 400.000 = Rp 4.800.000
Gaji Tn.Fikri : 12 bulan x Rp 500.000 = Rp 6.000.000
Total gaji yang dibagikan Rp 10.800.000

13
Ny. Mirna

Lama Bung
Keterangan Modal Akumulasi modal Investasi a Jumlah
Modal 1/1/2013 Rp 15,000,000 Rp 15,000,000 3/12 6% Rp 225,000
Investasi 1/4/2013 Rp 5,000,000 Rp 20,000,000 4/12 6% Rp 400,000
Investasi 30/7/2013 Rp 3,000,000 Rp 23,000,000 2/12 6% Rp 230,000
Prive 1/10/2013 -Rp 2,000,000 Rp 21,000,000 3/12 6% Rp 315,000
Jumlah Bunga Rp1,170,000

Tn. Fikri

Lama Bung
Keterangan Modal Akumulasi Modal Investasi a Jumlah
Modal 1/1/2013 Rp 20,000,000 Rp 20,000,000 7/12 6% Rp 700,000
Investasi 30/7/2013 Rp 5,000,000 Rp 25,000,000 2/12 6% Rp 250,000
Prive 1/10/2013 (Rp 2,000,000) Rp 23,000,000 3/12 6% Rp 345,000
Jumlah Bunga Rp1,295,000.00

Proses perhitungan laba bersih persekutuan setelah dikurangi bunga modal dan
gaji para sekutu

Keterangan   Ny.Mirna Tn.Fikri Jumlah


Laba Bersih Rp 15,000,000      
Bunga Modal Untuk Para Sekutu (Rp 2,465,000) Rp. 1,170,000 Rp. 1,295,000 Rp. 2,465,000
Sisa Laba Untuk Dibagi Rp 12,535,000      
Penyisihan Gaji (Rp 10,800,000) Rp. 4,800,000 Rp. 6.000.000 Rp. 10,800,000
Sisa Laba setelah Penyisihan Gaji Rp 1,735,000      
Laba dibagi secara rasio 60% : 40% (Rp 1,735,000) Rp. 1,041,000 Rp. 694.000 Rp. 1,735,000
Alokasi Laba Bersih Rp Rp. 7,011,000 Rp. 7,989,000 Rp. 15,000,000

Jurnalnya :

14
31/12/2013 (D) Ikhtisar Laba Rugi Rp 2.465.000
(K) Modal Ny.Mirna Rp 1.170.000
(K) Modal Tn.Fikri Rp 1.295.000
(mencatat atas pemberian bunga modal para sekutu)

31/12/2013 (D) Ikhtisar Laba Rugi Rp 10.800.000


(K) Modal Ny.Mirna Rp 4.800.000
(K) Modal Tn.Fikri Rp 6.000.000
(mencatat atas pemberian gaji para sekutu)

31/12/2013 (D) Ikhtisar Laba Rugi Rp 1.495.000


(K) Modal Ny.Mirna Rp 1.041.000
(K) Modal Tn.Fikri Rp 694.000
(mencatat penutupan rekening ikhtisar laba rugi)

Maka total dana yang diterima oleh masing-masing sekutu pada tahun 2013 adalah :
Jurnalnya :
31/12/2013 (D) Ikhtisar Laba Rugi Rp 15.000.000
(K) Modal Ny.Mirna Rp 7.011.000
(K) Modal Tn.Fikri Rp 7.989.000

(mencatat alokasi laba bersih persekutuan)

5. PSAK
PSAK yang terkait dengan materi Pembentukan dan Pengoperasian Persekutuan
diatas yaitu PSAK 22 tentang Sifat Penggabungan Usaha.
Dalam akuntansi penggabungan usaha, substansi dari suatu akuisisi berbeda dengan
penyatuan kepemilikan dan substansi transaksi tersebut perlu direfleksikan dalam laporan
keuangan. Oleh karena itu, metode akuntansi yang berbeda digunakan untuk masing-
masing jenis penggabungan usaha tersebut di atas.

6. Opini Kelompok

Ciri khas dari persekutuan adalah keuntungan dan kerugian akan dibagi bersama
sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati bersama.

15
Secara garis besar, siklus akuntansi tidak ada perbedaan. Namun yang
membedakan ada pada saat proses berjalan, yaitu :

 Pembentukan
 Operasi yang meliputi penambahan atau penarikan modal, perubahan
kepemilikan juga pembagian laba.
 Proses likuidasi atau pembubaran

Untuk proses pencatatan komponen modalnya dibagi per sekutu. Modal yang
disetorkan pun tidak selalu berbentuk uang ataupun kas, bisa juga berupa aset lain. Aset
lain ini dicatat berdasarkan nilai wajar.

16
Daftar Pustaka

Drs. L. Suparwoto, M.Sc., Akt. 2002. Akuntansi Keuangan Lanjutan 1, Penerbit BPFE-Yogyakarta,
Yogyakarta.IAI. (2019, Juli 01).
Halim, Abdul, 2015, Akuntansi Keuangan Lanjutan, Penerbit Mitra Wacana Media, Jakarta
Yendrawati, Reni, 2013, Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 (Edisi Ketiga, Cetakan Pertama), Penerbit
EKONESIA Kampus Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Baker, Richard E., Valdean C. Lembke, Thomas E. King, Cynthia G. Jeffry, Amir Abadi Yusuf, Sylvia
Veronica Jusuf, Etty Retno Wulandari, dan Dwi Martini, 2010, Akuntansi Keuangan Lanjutan
(Perspektif Indonesia) Advanced Accounting, Buku 1, Penerbit Selemba Empat, Jakarta.

Richard E. Baker dkk., Akuntansi keuangan lanjutan (Perspektif Indonesia) Buku 1 Penerbit Salemba Empat :
Jakarta

17

Anda mungkin juga menyukai