AKUNTANSI
KEUANGAN
LANJUTAN
Andi Riyanto, SE., MM.
Program Studi D3 Komputer Akuntansi
AMIK “BSI” Sukabumi - 2014
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT karena modul pembelajaran ini dapat selesai
disusun dengan lancar. Adapun modul Akuntansi Keuangan Lanjutan ini disusun dengan tujuan agar
dapat memperluas wawasan dan pengetahuan mahasiswa Program Studi D3 Komputer Akuntansi
AMIK “BSI” Sukabumi tentang masalah akuntansi yang bersifat khusus, yang tidak dibahas dalam Dasar
Akuntansi dan Akuntansi Keuangan Menengah. Oleh karena itu mata kuliah Akuntansi Keuangan
Lanjutan merupakan mata kuliah yang diberikan setelah mahasiswa memperoleh pemahaman dari
mata kuliah Dasar Akuntansi dan Akuntansi Keuangan Menengah sehingga sangat cocok untuk
mahasiswa tingkat atas.
Bobot mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan adalah sebanyak 3 SKS (3 x 45 menit) dengan
14 kali tatap muka dalam satu semester. Guna memperkuat praktik dan keterampilan mahasiswa
dalam menerapkan Akuntansi Keuangan Lanjutan ini maka perlu didampingi dengan praktikum atau
kelas asistensi.
Selain itu tujuan mempelajari Akuntansi Keuangan Lanjutan adalah agar mahasiswa mampu
menerapkan teori dan teknis akuntansi untuk masalah akuntansi khusus tersebut sesuai dengan
kurikulum berbasis kompetensi yang mengacu pada penciptaan mahasiswa yang siap menghadapi
dunia kerja maupun menciptakan pekerjaan. Akuntansi khusus antara lain mempelajari akuntansi
pendirian dan pembubaran persekutuan, likuidasi persekutuan, dan akuntansi untuk joint venture.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberi bantuan dan dorongan dalam bentuk apapun sehingga dapat tersusun modul pembelajaran
ini dengan lancar. Namun demikian modul pembelajaran ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga
pintu penulis sangat terbuka bagi semua pembaca yang memberikan kritik, saran atau masukan yang
dapat memperbaiki modul pembelajaran ini di masa yang akan datang.
Daftar Pustaka........................................................................................................................ 62
ii | M o d u l A k u n t a n s i K e u a n g a n
Pembentukan
1 Dan Usaha Persekutuan
Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari pokok bahasan ini, mahasiswa diharapkan mampu :
B. Karakteristik Persekutuan
Bentuk persekutuan digunakan secara luas. Sebagaimana halnya dengan bentuk perseroan
terbatas, bentuk persekutuan memungkinkan penyatuan sumber daya untuk satu tujuan usaha. Banyak
bentuk persekutuan yang hanya merupakan asosiasi dari dua individu saja, akan tetapi, ada juga
beberapa persekutuan yang merupakan asosiasi dari belasan individu. Persekutuan dapat berupa
perusahaan kecil yang menjual barang atau jasa pada satu lokasi, atau dapat berupa perusahaan besar
yang mempunyai cabang-cabang atau kantor-kantor di banyak lokasi yang berbeda. Di bawah ini
beberapa karakteristik penting dari bentuk persekutuan :
C. Bentuk Persekutuan
1. Persekutuan perdagangan (Trading Partnership), yaitu persekutuan yang usaha pokoknya
adalah pembuatan, pembelian & penjualan barang.
2. Persekutuan jasa (Non Trading Partnership), yaitu persekutuan yang memberikan jasa
karena keahliannya, misal : Persekutuan di antara akuntan, pengacara, notaris.
3. Persekutuan umum (General Partnership), yaitu persekutuan di mana setiap anggota dapat
bertindak atas nama perusahaan & kepadanya dapat diminta pertanggungjawaban
terhadap kewajiban persekutuan. Setiap anggota disebut sekutu umum.
4. Persekutuan terbatas (Limited Partnership), yaitu persekutuan dimana aktivitas &
tanggung jawab anggota dibatasi sampai jumlah tertentu, yang mungkin sejumlah investasi
yang telah diberikannya. Anggota tersebut disebut sekutu terbatas.
5. Join Stock Companies, yaitu persekutuan dimana struktur modalnya berupa saham-saham
yang dapat dipindahtangankan. Perpindahan hak atas saham-saham tersebut tidak boleh
menggangu kontinuitas usaha persekutuan. Tanggung jawab setiap anggota joint stock
companies tidak terbatas seperti halnya pada persekutuan umum.
D. Perjanjian Persekutuan
1. Nama persekutuan, anggota, tanggal berdirinya dan sifat serta bidang usaha.
2. Besarnya investasi dari masing-masing anggota.
3. Hak dan kewajiban anggota.
4. Buku-buku catatan dan laporan-laporan keuangan.
5. Pembagian keuntungan.
6. Hal-hal khusus yang menyangkut masalah pembebanan dan penerimaan imbalan jasa
tertentu diantara para anggota, penarikan kembali modal yang di setor.
7. Asuransi jiwa dan kematian salah satu anggota
8. Penyelesaian apabila ada perselisihan di antara para anggota dan lain-lain.
2. Apabila persekutuan tersebut pada nomor 1, menderita kerugian sebanyak Rp 90.000,00 maka rekening
modal untuk masing-masing anggota akan menjadi sebagai berikut:
Kekayaan
Bersih Modal A Modal B Modal C
Investasi mula-mula 150.000 75.000 25.000 50.000
Kerugian ( 90.000 ) ( 30.000 ) ( 30.000 ) ( 30.000 )
Jumlah 60.000 45.000 ( 5.000 ) 20.000
Tn. D dan Tn. E masing-masing bersepakat untuk membentuk sebuah persekutuan. Tn. D telah memiliki
sebuah perusahaan yang sudah berjalan. Tn. E bermaksud menanamkan modalnya dalam persekutuan sebanyak
Rp 100.000,00.
Adapun neraca perusahaan Tn. D sebelum bergabung adalah sebagai berikut:
Tn. D
Neraca per 31 Desember 2009
( Rp )
Prosedur pembukuan dalam Persekutuan D & E yang baru dibentuk dapat dipakai salah satu dari kedua cara
berikut ini:
1. Persekutuan yang baru dibentuk melanjutkan buku-buku perusahaan terdahulu (Tn. D)
(a) Mencatat penilaian kembali berbagai macam aktiva perusahaan Tn. D, sesuai dengan ketentuan
yang disepakati bersama.
“Persekutuan D & E”
Neraca Pembukaan, per 2 Januari 2010
Aktiva Tetap:
Meubel & Alat Kantor Rp. 30.000,00
Goodwill Rp. 40.000,00
Jumlah Aktiva Rp. 355.760,00 Jumlah Hutang & Modal Rp. 355.760,00
Para anggota dapat menyetujui setiap cara pembagian laba dan rugi yang mereka
kehendaki. Persetujuan mengenai hal ini harus ditetapkan tersendiri dan lengkap, sehingga
dapat dihindari kemungkinan kesalahan penafsiran dan perselisihan.
Adapun cara pembagian laba dan rugi pada umumnya adalah sebagai berikut :
Contoh:
Tn. F, G, dan H telah mendirikan sebuah persekutuan dan pada tahun 2010 mendapatkan
keuntungan sebesar Rp. 150.000,00. Pada akhir tahun 2010, diketahui posisi rekening pribadi
(prive/personal/current account) dan rekening “modal” masing-masing anggota adalah sbb:
Pribadi, F
Jumlah
Tanggal Keterangan Ref Saldo D/K
D K
2010
Mei 7 - 20.000 - 20.000 D
Pribadi, G
Jumlah
Tanggal Keterangan Ref Saldo D/K
D K
2010
Mei 31 - 35.000 - 35.000 D
Pribadi, H
Jumlah
Tanggal Keterangan Ref Saldo D/K
D K
2010
Mei 15 - 45.000 - 45.000 D
Modal, F
Jumlah
Tanggal Keterangan Ref Saldo D/K
D K
2010
Jan. 2 - - 300.000 300.000 K
Apr. 1 - - 100.000 400.000 K
Modal, H
Jumlah
Tanggal Keterangan Ref Saldo D/K
D K
2010
Jan. 2 - - 500.000 500.000 K
Apr. 1 - - 875.000 1.375.000 K
Agst. 1 - 775.000 - 600.000 K
1) Apabila disetujui laba/rugi yang diperoleh dibagi sama, maka jurnal untuk mencatat pembagian laba
sebesar Rp. 150.000,00 pada tahun 2010, adalah sbb:
2) Apabila disetujui pembagian laba/rugi dilakukan dengan suatu perbandingan sebagai berikut:
Tuan F : G : H = 3 : 5 : 7,
Maka jurnal untuk mencatat pembagian laba itu adalah sebagai berikut:
Perhitungan Jumlah
Bagian laba Tuan F = 3/15 x 150.000 = Rp. 30.000,00
Bagian laba Tuan G = 5/15 x 150.000 = Rp. 50.000,00
Bagian laba Tuan H = 7/15 x 150.000 = Rp. 70.000,00
Total Rp. 150.000,00
3) Apabila disetujui bahwa pembagian laba/rugi dilakukan sesuai dengan perbandingan penyertaan
modal dari masing-masing anggota.
Dalam hal ini ada 3 kemungkinan yang bisa ditempuh, yaitu:
a) Sesuai dengan perbandingan modal awal.
b) Sesuai dengan perbandingan modal akhir.
c) Sesuai dengan perbandingan modal rata-rata tahunan.
8|Modul Akuntans i K euanga n Lanjut an
a) Apabila keuantungan dibagi sesuai dengan perbandingan modal awal, maka jurnal untuk
mencatat pembagian laba itu adalah sbb:
Perhitungan:
b) Apabila laba/rugi dibagi sesuai dengan perbandingan modal akhir, maka jurnal pembagian laba
itu adalah sbb:
Perhitungan:
c) Apabila laba/rugi dibagi sesuai dengan perbandingan modal rata-rata tahunan, maka jurnalnya
adalah:
Jumlah Modal
Nama Tanggal Jumlah Mutasi Saldo Modal Jangka waktu dalam jangka
Anggota Mutasi D K tiap bagian waktu yang
modal bersangkutan
F 2 Jan - 300.000 300.000 3 bulan 900.000
1 April - 100.000 400.000 9 bulan 3.600.000
12 bulan 4.500.000
G 2 Jan - 400.000 400.000 5 bulan 2.000.000
1 Juni - 100.000 500.000 7 bulan 3.500.000
12 bulan 5.500.000
H 2 Jan - 500.000 500.000 3 bulan 1.500.000
1 April - 875.000 1.375.000 4 bulan 5.500.000
1 Agst 775.000 - 600.000 5 bulan 3.000.000
12 bulan 10.000.000
Pembagian Laba:
4) Apabila pembagian laba/rugi dilakukan dengan memperhitungkan bunga modal untuk masing-
masing penyertaan dan sisanya dibagi dengan perbandingan F : G : H = 2 : 2 : 1. Bunga modal
ditentukan sebesar 6% setahun dari modal rata-rata.
Bunga modal rata-rata dapat dihitung dengan dua cara. Pertama dengan menentukan besarnya
bunga untuk setiap bagian modal sesuai dengan jangka waktu sejumlah modal itu ditanamkan
dalam perusahaan sbb:
10 | M o d u l A k u n t a n s i K e u a n g a n L a n j u t a n
Bunga Modal, untuk Tn. F:
Investasi sebesar : Rp. 300.000,00 selama 12 bulan = 12/12 x 6% x 300.000 = 18.000,00
Rp. 100.000,00 selama 9 bulan = 9/12 x 6% x 100.000 = 4.500,00
Jumlah 22.500,00
Perhitungan bunga modal dapat juga dilakukakan atas dasar besarnya modal rata-rata setiap bulan
sbb: (lihat perhitungan modal rata-rata, 3c)
Pembagian Laba:
Keterangan F G H Jumlah
- Bunga Modal 22.500 27.500 50.000 100.000
- Sisa Laba 20.000 20.000 10.000 50.000
Jumlah 42.500 47.500 60.000 150.000
5) Apabila pembagian keuntungan dilakukan dengan terlebih dahulu menentukan gaji para pemilik
yang setiap bulannya Tuan F, G dan H, masing-masing menerima sebesar Rp. 2.750,00 : Rp. 2.500,00
dan Rp. 2.250,00. Sedang sisanya dibagi sesuai dengan perbandingan modal akhir.
11 | M o d u l A k u n t a n s i K e u a n g a n L a n j u t a n
Perhitungan Gaji:
Keterangan F G H Jumlah
- Gaji Pemilik 33.000 30.000 27.000 90.000
- Sisa Laba* 16.000 20.000 24.000 60.000
Jumlah 49.000 50.000 51.000 150.000
Perhitungan Bonus:
Pembagian Laba:
Keterangan F G H Jumlah
- Bunga Modal* 22.500 27.500 50.000 100.000
- Bonus 25.000 5.000 - 30.000
- Sisa Laba 8.000 8.000 4.000 20.000
Jumlah 55.500 40.500 54.000 150.000
*Lihat perhitungan contoh no. 4.
12 | M o d u l A k u n t a n s i K e u a n g a n L a n j u t a n
LATIHAN SOAL
SOAL 1.
Abas, Boni dan Didin mendirikan Firma Abdi. Abas menyerahkan uang tunai sebesar Rp.
10.000.000,00, Boni menyerahkan bangunan seharga Rp. 20.000.000,00 dan dilakukan penilaian
kembali sebesar Rp. 25.000.000,00. Didin menyerahkan perusahaan perseorangan sebagai berikut:
Perusahaan Didin
Neraca
Per 1 Januari 2013
Disetujui bahwa Didin akan mengambil uang kas dan Firma Abdi akan mengambil alih sisa aktiva dan
menanggung kewajiban. Akan tetapi akan dibuat penyesuaian sebagai berikut:
1. Piutang usaha sebesar Rp. 2.500.000,00 dihapuskan dan penyisihan piutang tak tertagih sebesar 5%.
2. Persediaan barang dagang ditetapkan dengan harga pasar Rp. 40.000.000,00.
3. Kendaraan dinilai seharga Rp. 15.000.000,00 dan perkiraan akumulasi penyusutan dihilangkan.
Diminta:
1. Buatlah jurnal persekutuan dengan menggunakan buku baru.
2. Buatlah jurnal persekutuan dengan menggunakan buku lama.
3. Dengan menggunakan kedua metode tersebut diatas, buatlah neraca persekutuan Firma Abdi.
13 | M o d u l A k u n t a n s i K e u a n g a n L a n j u t a n
SOAL 2.
Saudara diminta melengkapi daftar pembagian laba dari partnership A, B, C, & Co. dibawah ini dengan
catatan A berhak 10% bonus dari laba.
A dan B masing-masing mendapat gaji sebesar Rp. 10.000,- dan Rp. 8.000,- per tahun, sisa laba yang
ada dibagi rata.
14 | M o d u l A k u n t a n s i K e u a n g a n L a n j u t a n
2 Pembubaran Persekutuan
Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari pokok bahasan ini, mahasiswa diharapkan mampu :
15 | M o d u l A k u n t a n s i K e u a n g a n L a n j u t a n
Persekutuan dikatakan bubar apabila asosiasi awal yang bertujuan untuk menjalankan kegiatan
telah berakhir. Dan dengan bubarnya persekutuan, maka wewenang anggota persekutuan untuk
menjalankan perusahaan sebagai perusahaan yang sedang berjalan (going concern) juga berakhir.
16 | M o d u l A k u n t a n s i K e u a n g a n L a n j u t a n
e) Alasan-alasan lain yang menyebabkan pembubaran dianggap adil, misalnya, kecurangan
atau kesalahtafsiran dalam pembentukan persekutuan.
Contoh:
“Persekutuan A & B”
Neraca, per 31 Desember 2009
Pada saat itu C ingin masuk dalam keanggotaan persekutuan dengan membeli ¼ bagian hak
penyertaan A dan B dengan membayar sebesar Rp. 250.000,00
17 | M o d u l A k u n t a n s i K e u a n g a n L a n j u t a n
b) Suatu penyertaan (investasi) dengan memberikan bonus dan atau goodwill kepada
anggota pemilik yang lama.
Pada saat itu Tn. O, ingin masuk dalam keanggotaan persekutuan dan diterima oleh
anggota-anggota pemilik lama. Untuk itu Tn. O menyerahkan uang sebesar Rp.
40.000,00 untuk penyertaan modal sebanyak 25% dari modal persekutuan yang
baru.
Kelebihan setoran modal Tn. O, merupakan bonus yang dibagikan kepada pemilik
lama sesuai dengan ketentuan pembagian laba/rugi yang ada.
Perhitungan:
18 | M o d u l A k u n t a n s i K e u a n g a n L a n j u t a n
Setoran Modal Tn. O Rp. 40.000,00
Bagian Modal yang diperhitungkan Rp. 35.000,00
Bonus untuk anggota pemilik lama Rp. 5.000,00
Misalnya persekutuan Tn. L, M dan N tersebut di atas setuju untuk memasukkan Tn.
O dengan ketentuan bahwa Tn. O menyetorkan uangnya sebesar Rp. 40.000,00
untuk ¼ bagian dari modal persekutuan yang baru. Kelebihan perhitungan saldo
modalnya yang baru merupakan goodwill yang harus dibentuk di dalam
persekutuan.
Dalam hal ini setoran modal Tn. O sebesar Rp. 40.000,00 dinilai sebesar 25% dari
modal persekutuan yang baru sehingga modal persekutuan yang baru harus
berjumlah:
Goodwill tersebut dibagi diantara anggota pemilik lama sesuai dengan perbandingan
pembagian laba/rugi sbb:
19 | M o d u l A k u n t a n s i K e u a n g a n L a n j u t a n
Modal M Rp. 7.000,00
Modal N Rp. 4.000,00
Setoran Modal Tn. O:
Kas Rp. 40.000,00
Modal O Rp. 40.000,00
Bonus atau goodwill yang diberikan kepada anggota yang baru timbul karena
persekutuan yang ada mungkin mengharapkan adanya keuntungan yang lebih besar
apabila calon anggota tertentu masuk ke dalam persekutuannya.
Dalam hal ini akan terjadi kemungkinan-kemungkinan sbb:
1) Bagian modal anggota pemilik lama dikurangi atau diberikan sebagai bonus kepada
anggota yang baru, atau
2) Goodwill harus dibentuk dan dikredit pada rekening modal anggota yang baru.
Misalnya persekutuan Tn. L, M dan N tersebut di muka, setuju Tn. O masuk ke dalam
persekutuan. Tn. O menyerahkan uang sebesar Rp. 40.000,00 untuk penyertaan 40%
dari modal persekutuan yang baru.
Perhitungan:
Bonus sebesar Rp. 16.000,00 dikurangkan dari saldo modal anggota pemilik lama,
dengan perhitungan sbb:
20 | M o d u l A k u n t a n s i K e u a n g a n L a n j u t a n
Tuan L : 45% x 16.000,00 = Rp. 7.200,00
Tuan M : 35% x 16.000,00 = Rp. 5.600,00
Tuan N : 20% x 16.000,00 = Rp. 3.200,00
Jumlah Rp. 16.000,00
Karena Tn. L, M, dan N tidak bersedia dikurangi modalnya, maka jumlah modal Tn. L,
M, dan N yang jumlahnya sebesar Rp. 100.000,00 itu akan merupakan 62,50% dari
modal persekutuan yang baru, sedang bagian modal Tn. O adalah 37,50%. Dengan
demikian jumlah modal persekutuan yang baru adalah:
Modal Tn. O sebagai penyertaan terhadap 37,50% dari modal persekutuan yang baru
adalah:
Hal ini dapat terjadi apabila penilaian kembali kekayaan perusahaan ternyata
lebih tinggi dari apa yang tercatat dalam buku. Dengan demikian anggota yang akan
21 | M o d u l A k u n t a n s i K e u a n g a n L a n j u t a n
meneruskan usaha berani memberikan bonus atau goodwill kepada anggota yang
mengundurkan diri.
o Pemberian Bonus
Ilustrasi:
Tn. U menyatakan mengundurkan diri dan diterima baik oleh semua anggota. Para anggota
setuju untuk membayar kepada Tn. U sebanyak Rp. 230.000,00. Kelebihan pembayaran
kepada Tn. U diberikan sebagai bonus.
Atas dasar data tersebut, maka jurnal untuk mencatat pengunduran diri Tn. U adalah sbb:
o Pembentukan Goodwill
Misalnya pada contoh tersebut diatas, Tn. S dan T, tidak ingin saldo modalnya dikurangi,
meskipun mereka bersedia membayar sebesar Rp. 230.000,00 kepada Tn. U, sebagai
penyelesaian pengunduran diri Tn. U.
Dalam hal kelebihan Rp. 30.000,00 yang akan diterima Tn. U dibayarkan sebagai
perwujudan adanya goodwill yang dibentuk. Goodwill yang dibentuk bisa untuk
keseluruhan anggota pemilik atau hanya bagi anggota yang mengundurkan diri. Dalam hal
goodwill dibentuk untuk keseluruhan anggota, maka jurnal yang diperlukan adalah:
- pembentukan goodwill
Dalam hal tertentu, pengakuan adanya goodwill hanya disetujui untuk dibentuk
bagi anggota yang mengundurkan diri saja.
22 | M o d u l A k u n t a n s i K e u a n g a n L a n j u t a n
Dengan perkataan lain goodwill pengunduran diri seorang anggota telah dibeli
oleh anggota-anggota pemilik yang masih tinggal. Apabila keadaan demikian
dikehendaki oleh anggota-anggota yang hendak meneruskan usaha, maka jurnal
pembentukan goodwill dan pengunduran diri Tn. U tersebut adalah:
2) Pembayaran kepada anggota yang mengundurkan diri dengan jumlah lebih rendah
dari saldo modalnya
o Pemberian Bonus
Misalnya pada contoh diatas, Tn. U menyetujui untuk menerima Rp. 170.000,00 guna
menyelesaikan pengunduran diri dari jumlah penyertaan sebesar Rp. 200.000,00. Jika
perbedaan sejumlah Rp. 30.000,00 dihitung sebagai bonus untuk anggota-anggota yang
melanjutkan usaha, maka jurnal untuk mencatat pengunduran diri Tn. U adalah:
o Pembentukan Goodwill
Apabila Tn. U dibayar sebesar Rp. 170.000,00 untuk bagian penyertaan yang besarnya Rp.
200.000,00 dengan kelebihan saldo kredit dimasukkan sebagai kompensasi terhadap
adanya goodwill, maka jurnal pengunduran diri Tn. U adalah:
(Keterangan: untuk mencatat persetujuan pembayaran kepada Tn. U sebesar Rp. 170.000,00 guna
menyelesaikan sepenuhnya bagi penyertaan dalam persekutuan)
23 | M o d u l A k u n t a n s i K e u a n g a n L a n j u t a n
Ada kemungkinan pula untuk mengakui pengurangan goodwill persekutuan bersama-sama
dengan penyelesaian keluarnya Tn. U. Selama pengurangan sejumlah Rp. 30.000,00 itu
merupakan 25%, maka jumlah pengurangan goodwill seluruhnya akan berjumlah:
24 | M o d u l A k u n t a n s i K e u a n g a n L a n j u t a n
LATIHAN SOAL
SOAL 1.
Abas dan Badu adalah partner-partner lama dengan modal masing-masing Rp. 30.000.000,- dan Rp.
20.000.000,- dan pembagian laba rugi dengan rasio 60 : 40. Dedi diterima sebagai sekutu baru dengan
¼ kepentingan dan juga pembagian laba rugi.
Diminta :
Jurnal yang diperlukan bila :
a. Jika Dedi menyetor ke persekutuan uang sebesar Rp. 10.000.000,- dan modal baru persekutuan
menjadi Rp. 60.000.000,-.
b. Jika Dedi menyetor ke persekutuan uang sebesar Rp. 20.000.000,- dan modal persekutuan
menjadi Rp. 80.000.000,-.
SOAL 2.
Saldo modal Tuan Beni dan Tuan Beno pada tanggal 31 Desember 20XA adalah Rp. 30.000.000,- dan
Rp. 70.000.000,-. Pembagian laba rugi antara Tuan Beni dan Tuan Beno sebelum masuknya sekutu
baru adalah 2 : 3.
Tuan Benu disetujui untuk masuk dalam persekutuan dengan memasukkan uang tunai Rp. 25.000.000,-
dan untuk itu ia memperoleh hak pemilikan sebesar 15%.
Diminta :
25 | M o d u l A k u n t a n s i K e u a n g a n L a n j u t a n
Likuidasi Persekutuan
3
Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari pokok bahasan ini, mahasiswa diharapkan mampu :
26 | M o d u l A k u n t a n s i K e u a n g a n L a n j u t a n
A. Definisi Likuidasi
Likuidasi adalah suatu keadaan dimana baik persekutuan maupun usaha perusahaannya
dibubarkan semua.
Dalam likuidasi ini perusahaan hanya berjalan beberapa saat guna menyelesaikan
proses likuidasi tersebut.
Prosedur pembubaran usaha ini meliputi dua tahap, yaitu :
1. Proses mengubah harta kekayaan yang ada menjadi uang tunai (cash), yang disebut proses
likuidasi.
2. Proses pembayaran kembali hutang-hutang kepada para kreditur dan pembayaran kembali
sisa modal kepada para anggota, yang disebut juga proses likuidasi.
Istilah likuidasi juga digunakan dalam arti yang lebih luas untuk menyatakan proses
likuidasi secara lengkap.
B. Prosedur Likuidasi
1. Rekening-rekening pembukuan harus disesuaikan dan ditutup. Laba dan rugi bersih selama
periode terakhir diperhitungkan ke rekening modal masing-masing, sesudah itu dikatakan
persekutuan siap untuk dilikuidasi.
2. Pada proses pengubahan aktiva menjadi uang tunai (cash), apabila ada perbedaan antara
nilai buku dan nilai realisasi yang menunjukkan keuntungan atau kerugian harus dibagi
diantara anggota sesuai dengan perbandingan pembagian laba (rugi). Saldo modal
selanjutnya dipakai sebagai dasar penyelesaian.
3. Apabila dijumpai keadaan dimana salah seorang anggota mempunyai saldo debit di dalam
rekening modalnya, dilain pihak ia mempunyai piutang kepada persekutuan, maka piutang
kepada persekutuan itu dipakai untuk menutup saldo debit rekening modal yang
bersangkutan. Di samping itu pada prinsipnya apabila seorang anggotamengalami defisit,
maka anggota yang lain berkewajiban untuk menutupnya terlebih dahulu.
4. Apabila uang tunai sudah tersedia untuk dibagi, maka pertama-tama harus dibayarkan
terlebih dahulu kepada para kreditur ekstern, baru sesudah itu dibayarkan saldo-saldo
modal masing-masing anggota.
27 | M o d u l A k u n t a n s i K e u a n g a n L a n j u t a n
AKTIVA HUTANG & MODAL
Jumlah Aktiva Rp. 190.000,00 Jumlah Hutang & Modal Rp. 190.000,00
Beberapa kemungkinan di dalam pelaksanaan realisasi pengubahan aktiva lain menjadi uang tunai
dan proses likuidasi selanjutnya:
1. Realisasi aktiva lain sebesar Rp. 140.000,00. Kerugian dalam relisasi aktiva lain-lain dibebankan
kepada rekening modal masing-masing anggota dengan jumlah yang masih cukup ditutup oleh
saldo modal.
2. Realisasi aktiva lain-lain sebesar Rp. 120.000,00. Pembebanan kerugian melampaui saldo
rekening modal beberapa anggota sehingga harus ditutup dengan saldo piutangnya kepada
persekutuan.
3. Realisasi aktiva lain-lain sebesar Rp. 100.000,00. Kerugian realisasi aktiva lain-lain mengakibatkan
defisitnya rekening modal seorang anggota.
4. Realisasi aktiva lain-lain sebesar Rp. 80.000,00 dengan kerugian realisasi yang mengakibatkan
defisitnya rekening modal beberapa anggota.
5. Realisasi aktiva lain-lain sebesar Rp. 60.000,00 dengan berakibat kekurangan uang tunai untuk
membayar para kreditur.
Contoh No. 1 :
Kerugian tersebut dibagi diantara anggota masing-masing A, B, C dan D dengan perbandingan: 30%,
30%, 20% dan 20%.
28 | M o d u l A k u n t a n s i K e u a n g a n L a n j u t a n
Pembebanan kerugian realisasi kepada rekening modal masing-masing adalah sebesar:
A = 30% x Rp. 40.000,00 = Rp. 12.000,00
B = 30% x Rp. 40.000,00 = Rp. 12.000,00
C = 20% x Rp. 40.000,00 = Rp. 8.000,00
D = 20% x Rp. 40.000,00 = Rp. 8.000,00
Pembebanan kerugian tersebut masih cukup ditutup dengan saldo modal dari masing-masing
anggota. Dengan demikian ikhtisar laporan likuidasinya adalah sbb:
“Persekutuan A, B, C & D”
Laporan Likuidasi
1 – 31 Mei 2010
Kas Aktiva Hutang Hutang Hutang Modal dan pembagian laba rugi
lain-lain Dagang kepada B kepada Modal A Modal B Modal C Modal D
D (30%) (30%) (20%) (20%)
Saldo sebelum 10.000 180.000 75.000 6.000 5.000 42.000 31.500 20.500 10.000
likuidasi
a) Hasil penjualan
aktiva dan
pembagian 140.000 (180.000) - - - (12.000) (12.000) (8.000) (8.000)
laba/rugi
150.000 - 75.000 6.000 5.000 30.000 19.500 12.500 2.000
b) Pembayaran
kepada kreditur (75.000) - (75.000) - - - - - -
75.000 - - 6.000 5.000 30.000 19.500 12.500 2.000
c) Pembayaran
kepada para (75.000) - - (6.000) (5.000) (30.000) (19.500) (12.500) (2.000)
anggota
Adapun jurnal yang diperlukan untuk mencatat penjualan aktiva lain dan pembebanan rugi
penjualan kepada masing-masing anggota serta proses likuidasinya adalah sbb:
a) Kas Rp. 140.000,00
Modal, A Rp. 12.000,00
Modal, B Rp. 12.000,00
Modal, C Rp. 8.000,00
Modal, D Rp. 8.000,00
Aktiva lain-lain Rp. 180.000,00
29 | M o d u l A k u n t a n s i K e u a n g a n L a n j u t a n
Contoh No. 2:
Misalnya realisasi aktiva lain-lain berjumlah Rp. 120.000,00 sehingga mengalami kerugian dalam
realisasi sebesar Rp. 60.000,00. Pembebanan kerugian realisasi aktiva lain-lain kepada masing-
masing anggota mengakibatkan saldo modal Tn. D tidak cukup untuk menutup kerugian yang
menjadi tanggungannya. Akan tetapi karena Tn. D mempunyai piutang kepada persekutuan maka
selisih kerugian yang tersisa harus ditutup dengan sebagian piutang yang bersangkutan sebelum Tn.
D menerima kembali pembayaran atas hak-haknya di dalam persekutuan. Dengan kata lain Tn. D
tidak akan menerima kembali pembayaran sepenuhnya atas haknya yang berupa piutang kepada
persekutuan. Keadaan ini merupakan perwujudan dari tanggung jawab yang tidak terbatas
(unlimited liability) pada jumlah modal yang ditanamkan dalam perusahaan yang berbentuk
persekutuan.
Di dalam likuidasi ini Tn. D hanya akan memperoleh kembali pembayaran atas haknya di dalam
persekutuan sebesar Rp. 3.000,00 seperti terlihat dalam Laporan Likuidasi berikut ini:
“Persekutuan A, B, C & D”
Laporan Likuidasi
1 – 31 Mei 2010
Kas Aktiva Hutang Hutang Hutang Modal dan pembagian laba rugi
lain-lain Dagang kepada B kepada Modal A Modal B Modal C Modal D
D (30%) (30%) (20%) (20%)
Saldo sebelum 10.000 180.000 75.000 6.000 5.000 42.000 31.500 20.500 10.000
likuidasi
a) Penjualan
aktiva lain-lain
dan pembagian 120.000 (180.000) - - - (18.000) (18.000) (12.000) (12.000)
rugi realisasi
130.000 - 75.000 6.000 5.000 24.000 13.500 8.500 (2.000)
b) Pembayaran
kepada kreditur (75.000) - (75.000) - - - - - -
55.000 - - 6.000 5.000 24.000 13.500 8.500 (2.000)
c) Penutupan
defisit modal D
dengan saldo - - - - (2.000) - - - 2.000
piutangnya
55.000 - - 6.000 3.000 24.000 13.500 8.500 -
d) Pembayaran -
kepada para (55.000) - - (6.000) (3.000) (24.000) (13.500) (8.500)
anggota
Sedang jurnal yang diperlukan untuk mencatat berlangsungnya proses likuidasi tersebut adalah:
30 | M o d u l A k u n t a n s i K e u a n g a n L a n j u t a n
b) Hutang Dagang Rp. 75.000,00
Kas Rp. 75.000,00
Contoh No. 3:
Misalnya realisasi aktiva lain-lain hanya berjumlah Rp. 100.000,00 sehingga mengalami kerugian Rp.
80.000,00.
Pembebanan rugi realisasi aktiva kepada masing-masing anggota mengakibatkan Tn. D mempunyai
defisit terhadap hak-haknya di dalam persekutuan. Saldo modal dan piutangnya kepada
persekutuan tidak cukup untuk menutup beban kerugian yang menjadi tanggungannya. Defisit Tn. D
pada akhirnya berakibat tidak cukupnya jumlah uang tunai yang tersedia untuk dibayarkan kepada
anggota-anggota yang lain, setelah terlebih dahulu hutang kepada kreditur dibayar. Apabila pada
saat itu juga Tn. D segera menyetorkan uang ke dalam persekutuan sejumlah defisit modalnya,
maka pembayaran kembali kepada para anggota yang lain dapat dilakukan sesuai dengan jumlah
hak masing-masing. Akan tetapi jika setoran Tn. D tidak segera dilakukan, sedangkan para anggota
lainnya menuntut segera dibayarkannya hak mereka sesuai dengan jumlah uang yang tersedia,
maka pembayaran kepada para anggota lainnya diatur sebagai berikut:
(1) Untuk sementara defisit model D dianggap tidak dapat disetor, dan diperlakukan sebagai
kerugian yang harus ditanggung oleh anggota-anggota lainnya.
(2) Hak masing-masing anggota setelah dikurangi bagian atas kerugian defisit modal D yang
menjadi tanggungannya, merupakan jumlah hak mereka yang mendapat prioritas untuk
dibayar lebih dulu.
(3) Setoran kemudian oleh Tn. D dibagikan kepada masing-masing anggota sesuai dengan saldo
hak mereka yang belum terbayar.
Perhitungan demikian itu dibuat diluar pembukuan dalam rangka mendistribusikan uang yang
tersedia kepada para anggota pemilik dalam jumlah kurang dari keseluruhan jumlah hak masing-
masing di dalam persekutuan. Biasanya perhitungan diluar pembukuan itu dibuat dalam bentuk
Daftar Lampiran terhadap Laporan Likuidasinya. Berdasar ketentuan tersebut diatas maka Laporan
Likuidasi dalam persekutuan ABCD menjadi sebagai berikut:
31 | M o d u l A k u n t a n s i K e u a n g a n L a n j u t a n
“Persekutuan A, B, C & D”
Laporan Likuidasi
1 – 31 Mei 2010
Kas Aktiva Hutang Hutang Hutang Modal dan pembagian laba rugi
lain-lain Dagang kepada B kepada Modal A Modal B Modal C Modal D
D (30%) (30%) (20%) (20%)
Saldo sebelum 10.000 180.000 75.000 6.000 5.000 42.000 31.500 20.500 10.000
likuidasi
a) Penjualan
aktiva dan 100.000 (180.000) - - - (24.000) (24.000) (16.000) (16.000)
distribusi
kerugian
32 | M o d u l A k u n t a n s i K e u a n g a n L a n j u t a n
Adapun jurnal-jurnal yang diperlukan untuk mencatat proses likuidasi tersebut adalah:
Contoh No. 4:
Misalnya realisasi aktiva hanya mencapai Rp. 80.000,00 sehingga ada kerugian Rp. 100.000,00.
Pembebanan rugi realisasi aktiva lain-lain mengakibatkan defisitnya saldo modal Tn. D sedemikian
rupa, sehingga jumlah uang yang tersedia untuk para anggota lainnya setelah hutang kepada
kreditur dibayar lunas jauh lebih kecil dari hak-hak para anggota yang bersangkutan. Perhitungan
jumlah hak-hak para anggota yang dapat dibayar lebih dulu, dengan suatu anggapan defisit modal
Tn. D tidak dapat disetor dan dibebankan sebagai kerugian kepada anggota yang lainakan berakibat
tidak cukupnya saldo modal Tn. C untuk menutup kerugian tersebut.
Dalam keadaan demikian tidak dapat dimungkinkan untuk memaksa Tn. C menyetor sejumlah uang
kepada perusahaan, karena seharusnya yang bersangkutan masih berhak untuk menerima kembali
pembayaran atas haknya di dalam persekutuan. Oleh sebab itu dalam menentukan alokasi jumlah
uang yang akan dibayarkan kepada masing-masing anggota sesuai dengan jumlah uang yang
tersedia, adanya defisit saldo modal untuk sementara dianggap sebagai kerugian persekutuan.
Alokasi kerugian demikian itu dilakukan sampai dengan hak-hak para anggota tertentu berjumlah
sama dengan uang yang tersedia.
Dengan demikian pembayaran kembali kepada para anggota untuk tahap pertama hanya kepada
sebagian hak penyertaan A dan B. Sedangkan pembayaran kepada Tn. C dan sebagian sisa haknya
33 | M o d u l A k u n t a n s i K e u a n g a n L a n j u t a n
Tn. A dan B akan dilakukan kemudian setelah Tn. D melakukan setoran kepada persekutuan untuk
menutup defisit modalnya.
Ikhtisar Laporan Likuidasi demikian itu berikut lampiran perhitungan jumlah uang yang dapat
dibayarkan kepada anggota-anggotanya untuk tahap pertama nampak sbb:
“Persekutuan A, B, C & D”
Laporan Likuidasi
1 – 31 Mei 2010
Kas Aktiva Hutang Hutang Hutang Modal dan pembagian laba rugi
lain-lain Dagang kepada B kepada Modal A Modal B Modal C Modal D
D (30%) (30%) (20%) (20%)
Saldo sebelum 10.000 180.000 75.000 6.000 5.000 42.000 31.500 20.500 10.000
likuidasi
a) Penjualan
aktiva dan 80.000 (180.000) - - - (30.000) (30.000) (20.000) (20.000)
pembebanan
kerugian
34 | M o d u l A k u n t a n s i K e u a n g a n L a n j u t a n
Daftar I – Lampiran Laporan Likuidasi
Perhitungan jumlah uang yang akan dibayarkan kepada para anggota
1 – 31 Mei 2010
Keterangan A B C D
(30%) (30%) (20%) (20%)
Saldo modal sebelum pembayaran kembali 12.000 1.500 500 (5.000)
Saldo piutang kepada persekutuan - 6.000 - -
Saldo hak para anggota 12.000 7.500 500 (5.000)
Kemungkinan kerugian defisitnya D dibebankan kepada
A, B, C dengan rasio 30 : 30 : 20 (1.875) (1.875) (1.250) 5.000
10.125 5.625 750 -
Kemungkinan kerugian defisitnya C dibebankan kepada
A dan B dengan ratio 30 : 30 (375) (375) (750) -
Jumlah hak-hak para anggota yang dapat dibayarkan
kembali 9.750 5.250 - -
Pembayaran kembali atas hutang kepada anggota - 5.250 - -
Pembayaran kembali sebagian modal 9.750 - - -
Total pembagian uang kas 9.750 5.250 - -
Contoh No. 5a :
Misalnya realisasi aktiva berjumlah hanya Rp. 60.000,00 sehingga menderita kerugian sebesar Rp.
120.000,00. Kerugian realisasi aktiva lain-lain sebesar Rp. 120.000,00 mengakibatkan defisit saldo
modal dua orang anggota (Tn. C dan D). Realisasi aktiva lain-lain sebesar hanya Rp. 160.000,00 juga
mengakibatkan jumlah uang tunai tidak cukup untuk membayar hutang kepada kreditur. Dalam hal
ini cara penyelesaian yang dapat ditempuh tergantung pada:
b) Jika terdapat anggota-anggota tertentu yang mempunyai defisit modalnya, secara pribadi
dinyatakantidak mampu menutup kewajiban-kewajibannya.
Apabila pada contoh ini, semua anggota yang mempunyai defisit modal, secara pribadi dinyatakan
mampu untuk menutup kewajiban-kewajibannya, maka berbagai kemungkinan penyelesaian dapat
ditempuh antara lain:
35 | M o d u l A k u n t a n s i K e u a n g a n L a n j u t a n
“Persekutuan A, B, C & D”
Laporan Likuidasi
1 – 31 Mei 2010
Kas Aktiva Hutang Hutang Hutang Modal dan pembagian laba rugi
lain-lain Dagang kepada B kepada Modal A Modal B Modal C Modal D
D (30%) (30%) (20%) (20%)
Saldo sebelum 10.000 180.000 75.000 6.000 5.000 42.000 31.500 20.500 10.000
likuidasi
Penjualan harta
dan pembagian 60.000 (180.000) - - - (36.000) (36.000) (24.000) (24.000)
kerugian
70.000 - 75.000 6.000 5.000 6.000 (4.500) (3.500) (14.000)
Pembayaran
kepada kreditur (70.000) - 70.000 - - - - - -
- - 5.000 6.000 5.000 6.000 (4.500) (3.500) (14.000)
Penutupan defisit
B dan D dengan - - - (4.500) (5.000) - 4.500 - 5.000
saldo piutangnya
- - 5.000 1.500 - 6.000 - (3.500) (9.000)
Setoran modal
oleh C dan D 12.500 - - - - - - 3.500 9.000
12.500 - 5.000 1.500 - 6.000 - - -
Pembayaran
kepada kreditur (5.000) - (5.000) - - - - - -
7.500 - - 1.500 - 6.000 - - -
Pembayaran
kepada anggota (7.500) - - (1.500) - (6.000) - - -
2) Kemungkinan cara penyelesaian yang lain ialah pelunasan segera sisa hutang kepada
kreditur oleh salah satu anggota pemilik. Pelunasan oleh anggota pemilik itu dapat
dilakukan baik anggota-anggota yang mengalami defisit saldo modalnya maupun anggota
yang masih memiliki hak (klaim) di dalam persekutuan. Pelunasan kepada kreditur
diperlakukan sebagai setoran modal anggota yang bersangkutan. Setoran modal kemudian
oleh anggota-anggota yang mengalami defisit modal, dipergunakan untuk membayar
kembali hak-hak anggota lainnya setelah terlebih dahulu diperhitungkan pelunasan kepada
kreditur oleh anggota yang bersangkutan.
Dalam hal ini terdapat beberapa alternatif penyelesaian seperti terlihat pada tabel berikut
ini:
36 | M o d u l A k u n t a n s i K e u a n g a n L a n j u t a n
Saldo Modal dan Piutang
Hutang Kepada Persekutuan
Dagang A B C D
Saldo setelah pembayaran hutang dagang sebesar Rp. 5.000 6.000 1.500 (3.500) (9.000)
70.000,00
a) Jika sisa hutang dibayar oleh A (5.000) 5.000 - - -
Saldo setelah pembayaran hutang dagang sebesar Rp. 5.000 6.000 1.500 (3.500) (9.000)
70.000,00
b) Jika sisa hutang dibayar oleh B (5.000) - 5.000 - -
Saldo setelah pembayaran hutang dagang sebesar Rp. 5.000 6.000 1.500 (3.500) (9.000)
70.000,00
c) Jika sisa hutang dibayar oleh C (5.000) - - 5.000 -
Saldo setelah pembayaran hutang dagang sebesar Rp. 5.000 6.000 1.500 (3.500) (9.000)
70.000,00
d) Jika sisa hutang dibayar oleh D (5.000) - - - 5.000
Dengan demikian penyelesaian selanjutnya diantara para anggota persekutuan, akan segera
dilaksanakan setelah kemudian diterima setoran dari anggota-anggota yang mengalami defisit.
Jika sisa hutang dagang sebesar Rp. 5.000,00 dibayar oleh A, maka setoran modal untuk
menutup defisitnya oleh C dan D sebesar Rp. 12.500,00 akan dibagikan masing-masing Rp.
11.000,00 kepada A dan Rp. 1.500,00 sisanya kepada B.
Jika sisa hutang dagang sebesar Rp. 5.000,00 dibayar oleh B, maka hak penyertaan B di dalam
persekutuan menjadi Rp. 6.500,00. Setoran kemudian oleh C dan D sebesar Rp. 12.500,00
untuk menutup defisit saldo modalnya, akan dibagikan kepada masing-masing A sebesar Rp.
6.000,00 dan kepada B sebesar Rp. 6.500,00.
Jika sisa hutang kepada kreditur dibayar oleh C, maka mengakibatkan modal C menjadi saldo
kredit sebesar Rp. 1.500,00. Setoran oleh D untuk menutup saldo defisit modalnya sebesar Rp.
9.000,00, dibayarkan kepada A sebesar Rp. 6.000,00 dan kepada B dan C masing-masing
sebesar Rp. 1.500,00.
Pembayaran sisa hutang dagang oleh D sebesar Rp. 5.000,00 berarti belum cukup
menyelesaikan kewajibannya di dalam persekutuan. Oleh sebab itu setoran kemudian dari C
37 | M o d u l A k u n t a n s i K e u a n g a n L a n j u t a n
dan D sebesar Rp. 7.500,00 untuk menutup defisit saldo modalnya, akan dibagikan masing-
masing kepada A sebesar Rp. 6.000,00 dan kepada B sebesar Rp. 1.500,00.
Apabila rugi realisasi aktiva lain-lain sedemikian besarnya sehingga mengakibatkan jumlah uang
tunai tidak cukup untuk melunasi hutang-hutang kepada kreditur, sedang beberapa anggota tidak
mempunyai kemampuan yang sama untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya, maka perlu
diadakan penyelidikan yang seksama terhadap posisi harta dan hutang pribadinya.
Hal ini penting untuk menentukan siapakah yang harus membayar sisa hutang kepada kreditur dan
siapa pula yang dinyatakan tidak mampu (insolvabel) sehingga kewajiban-kewajibannya kepada
persekutuan akan ditanggung oleh anggota-anggota yang lain.
Kreditur pribadi anggota berhak sepenuhnya untuk menerima pembayaran kembali dari hasil
penjualan harta pribadi pemilik sampai dengan jumlah piutang ybs.
Dengan adanya ketentuan demikian itu berarti bahwa kreditur perusahaan hanya dapat
mengajukan klaim atas harta pribadi pemilik apabila hutang-hutang pribadinya telah dibayar lunas
seluruhnya. Klaim atas harta pribadi pemilik itu tidak perlu memperhatikan apakah anggota pemilik
yang bersangkutan masih mempunyai kewajiban kepada perusahaan (defisit modal) atau sebaliknya
masih mempunyai hak di dalam perusahaan (saldo kredit atas rekening modalnya).
Sebaliknya kreditur pribadi anggota hanya dapat mengajukan klaim atas aktiva (kekayaan)
perusahaan, setelah hutang kepada kreditur perusahaan dibayar lunas seluruhnya. Berbeda dengan
kreditur perusahaan, kreditur pribadi pemilik hanya dapat mengajukan klaim atas aktiva
perusahaan, jika pemilik yang bersangkutan masih memiliki hak yang ada di dalam perusahaan
(saldo kredit atas rekening modalnya).
Apabila dalam contoh No. 5a, setelah pembayaran Hutang Dagang sebesar Rp. 70.000,00 diketahui
posisi pribadi masing-masing anggota adalah sbb:
38 | M o d u l A k u n t a n s i K e u a n g a n L a n j u t a n
Posisi Pribadi Diluar Penyertaan Posisi Dalam Persekutuan
Dalam Persekutuan
Nama Anggota
Hak-hak dalam Kewajiban-kewajiban
Harta Hutang
persekutuan terhadap persekutuan
Harta pribadi A dan D akan tidak cukup untuk membayar hutang-hutang pribadinya. Sedang harta B
dan C masih mempunyai kelebihan untuk melunasi hutang-hutang pibadinya.
Dilihat dari sudut kewajiban-kewajibannya terhadap persekutuan, maka Tn. C dan D adalah sekutu
yanng mengalami defisit. Kelebihan harta pribadi Tn. C tidak cukup untuk menutup defisit
modalnya, sedang Tn. D sama sekali tidak mungkin lagi menutup defisit modal tersebut.
Dipandang dari posisi pribadi dan posisinya di dalam persekutuan, maka Tn. B dinilai mempunyai
kemampuan yang lebih dari anggota-anggota yang lain. Sedang D adalah sekutu yang paling tidak
mampu dan apabila sekaligus ia dinyatakan tidak mampu membayar hutang-hutangnya (insovabel),
maka defisit modalnya harus ditanggung oleh anggota-anggota yang lain.
Penilaian terhadap posisi masing-masing anggota pemilik baik di dalam maupun di luar
persekutuan, dapat dilihat dari tabel berikut ini.
A - +
B + +
C + -
D - -
Dengan adanya posisi seperti tersebut di atas, maka Tn. B yang dianggap paling mampu berkewajiban
menutup terlebih dahulu terhadap kekurangan pembayaran kepada kreditur perusahaan. Sedang defisit Tn.
D ditanggung oleh para sekutu.
Atas dasar pertimbangan tersebut maka Laporan Likuidasinya akan nampak sbb:
39 | M o d u l A k u n t a n s i K e u a n g a n L a n j u t a n
“Persekutuan A, B, C & D”
Laporan Likuidasi
1 – 31 Mei 2010
Kas Aktiva Hutang Hutang Hutang Modal dan pembagian laba rugi
lain-lain Dagang kepada B kepada Modal A Modal B Modal C Modal D
D (30%) (30%) (20%) (20%)
Saldo sebelum 10.000 180.000 75.000 6.000 5.000 42.000 31.500 20.500 10.000
likuidasi
Penjualan aktiva
& Pembagian Rugi 60.000 (180.000) - - - (36.000) (36.000) (24.000) (24.000)
70.000 - 75.000 6.000 5.000 6.000 (4.500) (3.500) (14.000)
Pembayaran
kepada kreditur (70.000) - (70.000) - - - - - -
- - 5.000 6.000 5.000 6.000 (4.500) (3.500) (14.000)
Penutupan defisit
B dan D dengan - - - (4.500) (5.000) - 4.500 - 5.000
saldo piutangnya
- - 5.000 1.500 - 6.000 - (3.500) (9.000)
Pembayaran
kepada kreditur - - (5.000) - - - 5.000 - -
oleh B
- - - 1.500 - 6.000 5.000 (3.500) (9.000)
Pembagian rugi
defisit Tn. D yang
insolvabel - - - - - (3.375) (3.375) (2.250) 9.000
ditanggung A, B, C
dengan ratio 30 :
30 : 20
- - - 1.500 - 2.625 1.625 (5.750) -
Pembayaran oleh
C kepada A dan B - - - (1.500) - (2.625) (1.625) 5.750 -
(Rp. 5.750,00)
Saldo modal masing-masing anggota menunjukkan keadaan sesuai dengan perbandingan laba
(rugi), setelah pembayaran tahap pertama dilakukan.
Tuan A, B dan C adalah anggota-anggota persekutuan yang membagi laba (rugi) dalam
perbandingan 2 : 1 : 1.
Neraca per 31 Agustus 2010, yang disusun sesaat sebelum likuidasi, adalah sbb:
40 | M o d u l A k u n t a n s i K e u a n g a n L a n j u t a n
Persekutuan ABC
Neraca, per 31 Agustus 2010
Aktiva Pasiva
Proses likuidasi yang berlangsung sejak tanggal 1 September 2010, adalah sbb:
- Pada pelelangan pertama hanya dapat dijual aktiva lain-lain yang mempunyai nilai buku Rp.
312.500,00 dengan harga Rp. 237.500,00.
- Pada bulan Oktober 2010 aktiva lain-lain sebesar nilai buku Rp. 150.000,00 dapat dijual dengan
harga Rp. 112.500,00.
- Pada bulan November 2010 sisa aktiva lain-lain sebesar nilai buku Rp. 37.500,00 dapat dijual
dengan harga Rp. 45.000,00.
Laporan likuidasi Persekutuan ABC dan perhitungan pembayaran kembali hak penyertaan para
anggota pada bulan September setelah kewajiban-kewajiban kepada kreditur selesai dibayar akan
terlihat seperti tabel-tabel berikut ini:
“Persekutuan A, B, C & D”
Laporan Likuidasi
Kas Aktiva Hutang Modal dan pembagian laba rugi
lain-lain Dagang Modal A Modal B Modal C
(2/4) (1/4) (1/4)
Saldo sebelum likuidasi 25.000 500.000 125.000 175.000 125.000 100.000
September:
a) Hasil penjualan aktiva
dan pembagian 237.500 (312.500) - (37.500) (18.750) (18.750)
laba/rugi
262.500 187.500 125.000 137.500 106.250 81.250
41 | M o d u l A k u n t a n s i K e u a n g a n L a n j u t a n
e) Pembayaran kepada para
anggota (112.500) - - (56.250) (28.125) (28.125)
- 37.500 - 18.750 9.375 9.375
November:
f) Hasil penjualan aktiva dan
pembagian laba/rugi 45.000 (37.500) - 3.750 1.875 1.875
45.000 - - 22.500 11.250 11.250
g) Pembayaran kepada para
anggota (45.000) - - (22.500) (11.250) (11.250)
Perhitungan laba (rugi) realisasi aktiva lain-lain dan jumlah uang yang tersedia bagi para anggota di
dalam proses likuidasi tersebut nampak pada tabel berikut :
Sedangkan pembayaran kembali hak-hak penyertaan para anggota, akan menjadi sebagai berikut:
A B C Jumlah
Jumlah penerimaan atas hak-haknya di dalam perusahaan oleh masing-masing anggota tersebut juga
sama apabila proses likuidasi dilaksanakan secara bertahap, seperti pada tabel berikut ini :
42 | M o d u l A k u n t a n s i K e u a n g a n L a n j u t a n
A B C Jumlah
Dengan demikian jurnal yang diperlukan untuk menggambarkan proses likuidasi Persekutuan ABC
dalam contoh tersebut di atas adalah sebagai berikut :
(a) Mencatat realisasi aktiva lain-lain dan pembebanan rugi kepada masing-masing anggota.
(d) Mencatat penjualan aktiva lain-lain dan pembebanan rugi pada tahap kedua.
43 | M o d u l A k u n t a n s i K e u a n g a n L a n j u t a n
(e) Mencatat pembayaran kembali hak penyertaan anggota tahap kedua.
(f) Mencatat penjualan aktiva lain-lain dan pembebanan rugi tahap ketiga.
Contoh 2:
Saldo modal para anggota menunjukkan keadaan sesuai dengan perbandingan laba (rugi), baru
kemudian setelah beberapa kali tahap pembayaran dilakukan.
Tuan D, E, F dan G anggota-anggota persekutuan yang membagi laba (rugi) diantara mereka
dengan perbandingan-perbandingan 2 : 1 : 1 : 1.
Neraca yang disusun sebelum likuidasi menunjukkan posisi sebagai berikut :
Persekutuan DEFG
Neraca, per 30 Juni 2009
Aktiva Pasiva
Juli 2009 :
Nilai buku Rp. 160.000,00 dijual dengan harga Rp. 120.000,00
Agustus 2009 :
Nilai buku Rp. 160.000,00 dijual dengan harga Rp. 100.000,00
September 2009 :
Nilai buku Rp. 120.000,00 dijual dengan harga Rp. 80.000,00
Oktober 2009 :
Nilai buku Rp. 100.000,00 dijual dengan harga Rp. 80.000,00
November 2009 :
Nilai buku Rp. 40.000,00 dijual dengan harga Rp. 20.000,00
Seperti halnya pada contoh no. 1 di dalam likuidasi ini pembayaran mula-mula harus dilakukan
kepada kreditur bersaing (hutang dagang). Pada contoh ini hutang dagang baru dapat diselesaikan
pembayarannya dari hasil realisasi aktiva lain-lain pada tahap kedua. Oleh sebab itu juga
pembayaran kembali hak penyertaan para anggota baru dapat dimulai dari sebagian hasil realisasi
aktiva lain-lain tahap kedua tersebut.
Kas Aktiva Hutang Hutang Hutang Modal dan pembagian laba rugi
lain-lain Dagang Kepada Kepada Modal D Modal E Modal F Modal G
E F (2/5) (1/5) (1/5) (1/5)
Saldo sebelum 20.000 580.000 200.000 18.000 10.000 180.000 88.000 64.000 40.000
likuidasi
Juli :
a) Penj. aktiva dan 120.000 (160.000) - - - (16.000) (8.000) (8.000) (8.000)
pembagian rugi
140.000 420.000 200.000 18.000 10.000 164.000 80.000 56.000 32.000
b) Pembayaran kpd
kreditur (140.000) - (140.000) - - - - - -
- 420.000 60.000 18.000 10.000 164.000 80.000 56.000 32.000
Agustus :
c) Penj. aktiva dan
pembagian rugi 100.000 (160.000) - - - (24.000) (12.000) (12.000) (12.000)
100.000 260.000 60.000 18.000 10.000 140.000 68.000 44.000 20.000
45 | M o d u l A k u n t a n s i K e u a n g a n L a n j u t a n
d) Pembayaran kpd
kreditur (60.000) - (60.000) - - - - - -
40.000 260.000 - 18.000 10.000 140.000 68.000 44.000 20.000
e) Pembayaran
angs. Kpd
anggota sekutu
(Lihat Daft. I) (40.000) - - (18.000) - (16.000) (4.000) - -
- 260.000 - - 10.000 124.000 62.000 44.000 20.000
September :
f) Penj. aktiva dan
pembagian rugi 80.000 (120.000) - - - (16.000) (8.000) (8.000) (8.000)
80.000 140.000 - - 10.000 108.000 54.000 36.000 12.000
g) Pembayaran kpd
para anggota
(Lihat daft. II) (80.000) - - - (10.000) (44.000) (22.000) (4.000) -
- 140.000 - - - 64.000 32.000 32.000 12.000
Oktober :
h) Penj. aktiva dan
pembagian rugi 80.000 (100.000) - - - (8.000) (4.000) (4.000) (4.000)
80.000 40.000 - - - 56.000 28.000 28.000 8.000
i) Pembayaran kpd
para anggota
(Lihat Daft. III) (80.000) - - - - (40.000) (20.000) (20.000) -
- 40.000 - - - 16.000 8.000 8.000 8.000
November :
j) Penjualan aktiva
dan pembagian 20.000 (40.000) - - - (8.000) (4.000) (4.000) (4.000)
rugi
20.000 - - - - 8.000 4.000 4.000 4.000
k) Pembayaran kpd
para anggota (2.000) - - - - (8.000) (4.000) (4.000) (4.000)
46 | M o d u l A k u n t a n s i K e u a n g a n L a n j u t a n
Daftar II – Lampiran Laporan Likuidasi
Perhitungan jumlah uang yang akan dibayarkan kepada para anggota
Keterangan D E F G
(2/5) (1/5) (1/5) (1/5)
Saldo modal sebelum pembayaran kepada anggota 108.000 54.000 36.000 12.000
Saldo pinjaman dari anggota - - 10.000 -
Saldo hak para anggota 108.000 54.000 46.000 12.000
Pembebanan Kemungkinan kerugian penjualan sisa aktiva
sebesar Rp. 140.000,- (dibagi = 2 : 1 : 1 : 1) (56.000) (28.000) (28.000) (28.000)
52.000 26.000 18.000 (16.000)
Pembebanan kemungkinan kerugian defisitnya Tuan G
(ditanggung D, E, F = 2 : 1 : 1) (8.000) (4.000) (4.000) 16.000
Jumlah uang yang dapat dibayarkan kepada anggota 44.000 22.000 14.000 -
Pelunasan pinjaman dari anggota - - 10.000 -
Pembayaran kembali penyertaan modal 44.000 22.000 4.000 -
47 | M o d u l A k u n t a n s i K e u a n g a n L a n j u t a n
d) Hutang Dagang Rp. 60.000,00
Kas Rp. 60.000,00
48 | M o d u l A k u n t a n s i K e u a n g a n L a n j u t a n
k) Modal, D Rp. 8.000,00
Modal, E Rp. 4.000,00
Modal, F Rp. 4.000,00
Modal, G Rp. 4.000,00
Kas Rp. 20.000,00
49 | M o d u l A k u n t a n s i K e u a n g a n L a n j u t a n
LATIHAN SOAL
SOAL 1.
A, B, dan C yang membagi laba dan rugi dengan ratio 2 : 2 : 1 memutuskan untuk melikuidasi
persekutuan firma pada tanggal 31 Desember 2011. Dibawah ini neraca sebelum likuidasi :
FIRMA A, B & C
NERACA
31 DESEMBER 2011
Diminta :
Untuk tiap kasus dibawah ini, buatlah laporan likuidasi dengan daftar pendukungnya bila perlu, dengan
asumsi bahwa kas direalisir untuk aktiva lainnya seperti yang ditunjukkan dan bahwa semua kas yang
ada dibagikan langsung pada sekutu yang bersangkutan. Asumsikan, sekutu yang defisit menyetor
tambahan kas dan uang kas ini dibagikan sebagai cicilan ke dua kepada sekutu yang bersangkutan.
(a) $ 250.000
(b) $ 185.000
(c) $ 170.000
(d) $ 125.000
(e) $ 90.000
50 | M o d u l A k u n t a n s i K e u a n g a n L a n j u t a n
SOAL 2.
Firma Reza, Siti dan Tuti setuju untuk melikuidasi firma “RST”. Neraca per 31 April 2013 sesaat sebelum
likuidasi tampak sebagai berikut :
FIRMA “RST”
NERACA
Per 31 April 2013
AKTIVA LANCAR : HUTANG :
Persediaan 100.000.000
MODAL :
Suatu persekutuan dengan anggota Tn. Randy, Sandy dan Tony akan dibubarkan karena adanya
perselisihan. Data keuangan milik persekutuan tersebut pada saat dilikuidasi adalah sebagai berikut :
Debit Kredit
Kas 23.000.000 -
Aktiva non kas 190.000.000 -
Hutang - 35.000.000
Modal Randy - 84.000.000
Modal Sany - 57.000.000
Modal Tony - 37.000.000
213.000.000 213.000.000
Perbandingan pembagian L/R adalah 4 : 3 : 3. berdasarkan data diatas, saudara diminta untuk
membuat laporan likuidasi untuk kasus berikut ini :
a. Semua kativa non kas berhasil dijual tunai seharga Rp. 225.000.000,- hutang kepada para
anggota.
b. Semua aktiva non kas berhasil djual Rp. 120.000.000,- tunai, hutang dilunasi dan sisa kas
dibagikan kepada para anggota.
c. Semua aktiva non kas berhasil dijual Rp. 50.000.000,- tunai, hutang dilunasi dan sisa kas
dibagikan kepada para angota dengan ketentuan sebagai berikut :
Apabila ada anggota yang saldo modalnya defisit (saldo debit) bersedia membayar
sejumlah uang untuk menutup saldo debit modalnya.
Kas yang tersedia selanjutnya dibagikan kepada anggota yang saldo modalnya kredit.
d. Semua aktiva non kas berhasil dijual dengan harga Rp 18.000.000,- tunai, hutang dilunasi
dan sisa kas yang ada didistribusikan dengan ketentuan sebagai berikut :
Apabila ada anggota yang modalnya bersaldo debit, hanya bersedia membayar 80% dari
jumlah defisit kepada firma.
Kas yang tersedia kemudian dibagikan
Sisa defisit yang belum ditutup dibebankan kepada anggota-anggota lain dan dianggap
sebagai kerugian.
52 | M o d u l A k u n t a n s i K e u a n g a n L a n j u t a n
4 Joint Venture
Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari pokok bahasan ini, mahasiswa diharapkan mampu :
53 | M o d u l A k u n t a n s i K e u a n g a n L a n j u t a n
A. Definisi dan Bentuk-bentuk Joint Venture
Istilah venture banyak dipakai untuk proyek-proyek yang ruang lingkupnya terbatas dan
sifatnya sementara. Istilah venture dapat pula diterapkan kepada pengiriman barang-barang ke
luar negeri dan penjualan barang-barang tertentu, seperti logam-logam bekas, penjualan tanah,
pembelian dan penjualan surat-surat berharga atau pengusahaan dan pengeboran minyak, dan
lain-lain.
Bentuk venture ada 2 macam :
1. Single venture, dan
2. Joint venture.
Single venture, adalah pengusahaan suatu proyek tertentu yang dilakukan oleh satu
unit tertentu. Dalam hal ini cukup dibentuk suatu rekening tersendiri yang disebut “Venture
Account”, dengan mendebit bila terjadi biaya dan mengkredit bila diperoleh pendapatan atau
keuntungan. Saldo debit dan kredit pada akhir periode dipindahkan ke rekening modal. (Di
Indonesia dikenal dengan rekening “Eksploitasi”).
Joint venture, adalah kerjasama diantara dua orang/badan usaha atau lebih untuk
mengusahakan usaha tertentu. Dalam joint venture ini waktunya terbatas. Masing-masing
pihak dapat menyerahkan barang atau uang sebagai kontribusi terhadap usaha bersama itu.
Keuntungan atau kerugian dibagi sama. Sebelum pembagian keuntungan biasanya
diperhitungkan terlebih dahulu bunga modal, komisi, bonus, dan lain-lain, untuk pihak-pihak
yang telah berjasa. Salah satu pihak yang bekerjasama biasanya ditunjuk sebagai pimpinan
usaha kerjasama/joint venture yang disebut sebagai “Managing Partner”. Untuk managing
partner ini biasanya diberikan jasa tertentuuntuk aktivitas dan kemampuan kerjanya. Managing
partner mempunyai kewajiban untuk menyelenggarakan pembukuan dan menyajikan laporan-
laporan keuangan yang berhubungan dengan aktivitas joint venture.
1. Akuntansi untuk joint venture yang diselenggarakan secara terpisah dari pembukuan
masing-masing anggota
Contoh Soal:
Tuan A, B dan C bersepakat mengadakan suatu kerjasama dalam suatu usaha (joint venture)
penjualan buku-buku novel selama masa liburan, dengan ketentuan sebagai berikut :
54 | M o d u l A k u n t a n s i K e u a n g a n L a n j u t a n
- Investasi :
Tuan A dan C menyerahkan barang dagang sebagai penyertaan seharga Rp 3.000,00 dan Rp
4.500,00. Tuan B menyerahkan uang tunai sebesar Rp 2.500,00.
- Aktivitas :
Tuan C ditunjuk sebagai pimpinan (managing partner). Ia setuju untuk menjadi pedagang keliling
dan menyampaikan laporan-laporan yang berhubungan dengan transaksi-transaksi atas nama joint
venture.
- Pembagian Laba :
Tuan C diberi komisi 10% dari penjualan. Bunga modal diberikan kepada masing-masing anggota
sebesar 8% dari laba usaha dan selebihnya dibagi sama.
Joint venture dimulai pada tanggal 1 Oktober dan berakhir 31 Desember 20XX. Pembukuan untuk
joint venture dan pembukuan yang diselenggarakan oleh masing-masing anggota dapat dilihat
sebagai berikut :
55 | M o d u l A k u n t a n s i K e u a n g a n L a n j u t a n
Pembukuan Joint Venture Diselenggarakan Secara Terpisah
Transaksi-transaksi Buku-buku Joint Venture Buku-buku Buku-buku Buku-buku
Tuan A Tuan B Tuan C
1 Oktober 200A Pers. Brg Dag 7.500 Investasi pd JV 3.000 Investasi pd JV 4.500
1) Investasi barang dagang oleh Tuan A & C Modal, A 3.000 Barang2 utk JV 3.000 Barang2 utk JV 4.500
masing-masing Rp. 3.000,00 dan Rp. Modal, C 4.500
4.500,00.
2) Investasi uang tunai oleh Tuan B Rp. Kas 2.500 Investasi pd JV 2.500
2.500,00 Modal, B 2.500 Kas 2.500
1 Oktober s/d 31 Desember 200A Kas 990
3) Ditarik sebuah promes Rp. 1.000,00 Biaya Bunga 10
dengan bunga 6%, jangka waktu 60 hari. Wesel Bayar 1.000
4) Penjualan kredit barang dagangan Rp. Piutang Dagang 16.000
16.000,00. Penjualan 16.000
5) Penerimaan piutang Rp. 15.900,00. Kas 15.900
Piutang Dagang 15.900
6) Penghapusan piutang dagang Rp. 100,00. Pengh. PD 100
Piutang Dagang 100
7) Pembayaran macam-macam biaya usaha Macam2 Biaya 4.400
Rp. 4.400,00. Kas 4.400
8) Pembayaran/pelunasan wesel bayar Rp. Wesel Bayar 1.000
1.000,00. Kas 1.000
31 Desember 200A Penjualan 16.000 Investasi pada JV 790 Investasi pada JV 780 Investasi pada JV 2.420
9) a. Penentuan laba bersih, saldo Rugi & Laba 16.000 Laba JV 790 Laba JV 780 Laba JV 2.420
pendapatan & biaya-biaya ditutup ke
rekening rugi/laba. Rugi & Laba 12.010
b. Pembagian R/L Rp. 3.990,00 HPP 7.500
A B C Total Macam2 Biaya 4.400
Komisi - - 1.600 1.600 Pengh. PD 100
Bga Modal 60 50 90 200 Biaya Bunga 10
Sisa dibagi
Sama 730 730 730 2.190 Rugi & Laba 3.990
790 780 2.420 3.990 Modal, A 790
Modal, B 780
Modal, C 2.420
10) Penyelesaian oleh C : Modal, A 3.790 Kas 3.790 Kas 3.280 Kas 6.920
Pembelian tunai : Modal, B 3.280 Investasi pada JV 3.790 Investasi pada JV 3.280 Investasi pada JV 6.920
Kepada A : Rp. 3.790,00 Modal, C 6.920
Kepada B : Rp. 3.280,00 Kas 13.990
Kepada C : Rp. 6.920,00
Rp. 13.990,00
57 | M o d u l A k u n t a n s i K e u a n g a n L a n j u t a n
Penjelasan :
Transaksi No. 3 :
Bunga wesel (promes) yang ditarik dengan bunga 6% setahun, untuk jangka
waktu 60 hari.
Tabel 5 : 2 = 60/360 x 6% x Rp. 1.000,00 = Rp. 10.000,00
Transaksi No. 9 :
Bunga modal untuk masing-masing anggota dihitung sebagai berikut :
Contoh 2 :
Apabila usaha bersama antara Tuan A, B dan C seperti contoh dimuka, pembukuannya
diselenggarakan dengan tidak menggunakan buku-buku Joint Venture secara terpisah, dan
setiap anggota mencatat semua transaksi-transaksi pada bukunya masing-masing, maka
pencatatannya akan nampak sebagai berikut.
58 | M o d u l A k u n t a n s i K e u a n g a n L a n j u t a n
Pembukuan Joint Venture Tidak Diselenggarakan Secara Terpisah
Transaksi-transaksi Buku-buku Buku-buku Buku-buku
Tuan A Tuan B Tuan C (Managing Partner)
1 Oktober 200A Joint Venture 7.500 Joint Venture 7.500 Joint Venture 7.500
1) Investasi barang dagang oleh Tuan A & C masing- Barang2 untuk JV 3.000 Tuan A 3.000 Tuan A 3.000
masing Rp. 3.000,00 dan Rp. 4.500,00. Tuan C 4.500 Tuan C 4.500 Barang untuk JV 4.500
2) Investasi uang tunai oleh Tuan B Rp. 2.500,00 Tuan C 2.500 Tuan C 2.500 Kas JV 2.500
(dikirim pada managing partner) Tuan B 2.500 Kas 2.500 Tuan B 2.500
1 Oktober s/d 31 Desember 200A
3) Menurut laporan Tuan C telah ditarik sebuah Joint Venture 10 Joint Venture 10 Kas JV 990
promes Rp. 1.000,00 dengan bunga 6%, jangka Tuan C 10 Tuan C 10 Joint Venture 10
waktu 60 hari. Wesel Bayar JV 1.000
4) Penjualan barang-barang secara kredit sebesar Rp. Tuan C 16.000 Tuan C 16.000 Piutang JV 16.000
16.000,00. Joint Venture 16.000 Joint Venture 16.000 Joint Venture 16.000
5) Penerimaan pembayaran piutang dagang sebesar Kas JV 15.900
Rp. 15.900,00. Piutang JV 15.900
6) Penghapusan piutang sebesar Rp. 100,00. Joint Venture 100 Joint Venture 100 Joint Venture 100
Tuan C 100 Tuan C 100 Piutang JV 100
7) Pembayaran macam-macam biaya usaha oleh Tuan Joint Venture 4.400 Joint Venture 4.400 Joint Venture 4.400
C sebesar Rp. 4.400,00. Tuan C 4.400 Tuan C 4.400 Kas JV 4.400
8) Dibayar promes yang ditarik pada tanggal 1 Oktober Wesel Bayar JV 1.000
200A Rp. 1.000,00. Kas JV 1.000
31 Desember 200A
9) Pembagian laba bersih sebesar Rp. 3.990,00 Joint Venture 3.990 Joint Venture 3.990 Joint Venture 3.990
dilakukan sebagai berikut : Laba JV 790 Laba JV 790 Laba JV 790
A B C Total Tuan B 780 Tuan A 780 Tuan A 780
Komisi C - - 1.600 1.600 Tuan C 2.420 Tuan C 2.420 Tuan B 2.420
Bga Modal 60 50 90 200
Sisa dibagi
Sama 730 730 730 2.190
790 780 2.420 3.990
60 | M o d u l A k u n t a n s i K e u a n g a n L a n j u t a n
LATIHAN SOAL
Pada tanggal 12 September 2012, Tuan Beni, Tuan Beno, Ny. Bena & Tuan Benu sepakat
mengadakan suatu kerjasama usaha dalam bentuk joint venture penjualan handphone yang
diberi nama Firma Sejahtera. Perjanjian kerjasama ini berlaku untuk jangka waktu 5 tahun.
Ketentuan yang disepakati dalam pembentukan joint venture adalah sebagai berikut :
2. Dalam hal Aktivitas : Karena pengalamannya Tuan Benu ditunjuk sebagai “managing
partner” .
3. Dalam hal Pembagian L/R : Sebagai managing partner Tuan Benu mendapat komisi 5%
dari penjualan. Bunga modal diberikan kepada semua anggota sebesar 5% dari laba
usaha per tahun dan sisanya dibagi sama.
Diminta :
Buatlah jurnal yang diperlukan baik yang dibuat oleh Fa. Sejahtera, Tuan Beni, Tuan Benu,
Tuan Beno, Ny. Bena, jika pembukuan joint venture dan pembukuan anggota tidak
dipisahkan.
61 | M o d u l A k u n t a n s i K e u a n g a n L a n j u t a n
Daftar Pustaka
Beams, Floyd A, dan Abadi Jusuf, Amir. (1998). Akuntansi Keuangan Lanjutan di Indonesia.
Salemba Empat. Jakarta.
Beams, Floyd A, Brozovsky, John A, & Shoulders, Craig D. (2000). Akuntansi Lanjutan Edisi Tujuh
: Jilid 1. PT. Prenhallindo. Jakarta.
Beams, Floyd A, Brozovsky, John A, & Shoulders, Craig D. (2000). Akuntansi Lanjutan Edisi
ketujuh : Jilid 2. Indeks. Jakarta.
Yendrawati, Yeni. (2008). Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 Edisi 2. Penerbit Ekonisia. Yogyakarta.
Yunus, Hadori, dan Harnanto. (2010). Akuntansi Keuangan Lanjutan Edisi Pertama. BPFE.
Yogyakarta.
62 | M o d u l A k u n t a n s i K e u a n g a n L a n j u t a n