Anda di halaman 1dari 21

Tugas Final

MAKALAH AUDITING II

“PEMERIKSAAN BIAYA DIBAYAR DIMUKA“

OLEH :

KELOMPOK 4 :

SITTI SARTIKA B1C118056

MUH. ICHTIAR B1C118060

TOMI MURDANI B1C118088

WAWAN IRAWAN B1C118098

SHINTA WULANDARY B1C118100

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan limpahan rahmat-Nya lah maka kami bisa menyelesaikan sebuah makalah untuk memenuhi
Tugas Final Auditing II dengan tepat waktu. Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah
makalah dengan judul "Pemeriksaan Biaya Dibayar Dimuka", yang menurut kami dapat
memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajarinya.

Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon
pemakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami buat kurang
tepat atau menyinggung perasaan pembaca.

Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan
semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.

Kendari, Januari 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii

DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................2

2.1 Pengertian Biaya Dibayar Dimuka........................................................................................2

2.2 Sifat Dan Contoh Biaya Dibayar Dimuka..............................................................................2

2.3 Tujuan Pemeriksaan Biaya Dibayar Dimuka.........................................................................3

2.4 Prosedur Pemeriksaan Biaya Dibayar Dimuka......................................................................4

2.5 Prosedur Konfirmasi dalam Pelaksanaan Audit.....................................................................6

2.6 Risiko Dalam Pemeriksaan Biaya Dibayar Di Muka.............................................................7

2.7 Pengujian Audit Atas Akun Pembayaran Di Muka...............................................................8

2.7 Beberapa Contoh Kertas Kerja Terkait Pemeriksaan Biaya Dibayar Dimuka....................11

BAB III PENUTUP.......................................................................................................................16

3.1. Kesimpulan.....................................................................................................................16

3.2. Saran................................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................17

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Aktifitas sebuah entitas, baik entitas yang berorientasi pada laba (profit) maupun non-laba
(profit), tidak dapat dipisahkan dari beban. Di dalam suatu perusahaan, Beban adalah suatu
elemen penting dalam aktivitas operasional, investasi, maupun pendanaan perusahaan tersebut.
Hal ini dikarenaka beban merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mejalankan
operasi sehingga mencerminakan kinerja perusahaan. Di samping itu, Beban adalah perkiraan
perusahaan yang cukup mudah untuk diselewengkan termasuk beban beban yang dibayar
dimuka. Untuk menghindari terjadinya berbagai macam penyelewengan terhadap Beban, maka
diperlukan adanya sistem pengendalian (pengawasan) yang cukup terhadap Beban. Sistem
pengendalian intern (SPI) yang baik akan mengurangi potensi penyelewengan terhadap Beban
perusahaan. Pemeriksaan pada Beban yang dibayar dimuka menjadi salah fokus utama auditor
dalam tugasnya melakukan audit kepada perusahaan/entitas. Apabila auditor tidak mendapatkan
temuan-temuan yang janggal pada saat pemeriksaan Beban dan penilaian yang baik terhadap
pengendalian internal Beban perusahaan, auditor akan lebih mudah untuk melanjutkan
pemeriksaan pada elemen keuangan perusahaan yang lainnya.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah makalah ini adalah :

1. Apa Pengertian biaya dibayar dimuka?

2. Apa saja sifat dan contoh biaya dibayar dimuka?

3. Apa tujuan dari pemeriksaan biaya dibayar dimuka?

4. Bagaimana prosedur yang dilakukan dalam pemeriksaan biaya dibayar dimuka ?

5. Bagaimana Prosedur Konfirmasi dalam Pelaksanaan Audit?

6. Apa Risiko Dalam Pemeriksaan Biaya Dibayar Di Muka?

7. Bagaimana Pengujian Audit Atas Akun Pembayaran Di Muka?

8. Bagaimana Contoh Kertas Kerja Terkait Pemeriksaan Biaya Dibayar Dimuka?

1
1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan hal-hal yang ada dalam rumusan
masalah di atas.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Biaya Dibayar Dimuka

Biaya dibayar di muka atau prepaid expenses adalah pengeluaran yang dibayarkan untuk
keperluan dalam tahun buku mendatang. Biaya dibayar di muka juga bisa dikatakan sebagai
biaya-biaya yang belum merupakan kewajiban perusahaan untuk membayarnya pada periode
bersangkutan, tetapi perusahaan sudah membayarnya terlebih dahulu.Pengertian lain mengatakan
bahwa biaya dibayar dimuka adalah biaya yang dapat habis terpakai seiring berjalannya waktu
(contohnyabiaya sewa dan asuransi) atau melalui pemakaian (contohnya
perlengkapan/supplies),yang memiliki masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi, dan
dicatat sebagai aktiva. Pembebanan biaya melalui alokasi berdasarkan waktu atau jumlah
terpakai yang sebenarnya.

Biaya dibayar di muka belum merupakan beban perusahaan untuk periode yang
bersangkutan. Dengan kata lain, pengeluaran tersebut belum merupakan biaya dalam tahun buku
berjalan. Karena itu, jumlah yang dibayarkan tersebut merupakan uang muka dan termasuk
dalam Aktiva Lancar (current assets). Jenis-jenis biaya dibayar di muka antara lain:

 Biaya sewa dibayar di muka (prepaid rent), yang meliputi biaya sewa gedung kantor dibayar
di muka dan biaya sewa kendaraan dibayar di muka.
 Biaya asuransi dibayar di muka (prepaid insurance).
 Biaya gaji dibayar di muka (prepaid salaries).
 Biaya bunga dibayar di muka (prepaid interest).
 Pajak Penghasilan (PPh) dibayar di muka, meliputi PPh Pasal 21, Pasal 22,Pasal 23, Pasal
24, dan Pasal 25.
 Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dibayar di muka.

2
Dalam akuntansi, pencatatan biaya dibayar di muka dapat dilakukan dengan dua pendekatan,
yaitu pendekatan neraca (pendekatan harta) dan pendekatan laba-rugi (pendekatan beban). Jika
suatu perusahaan sejak awal melakukan pencatatan biaya dibayar di muka dengan pendekatan
laba-rugi, maka seterusnya harus konsisten, begitu juga sebaliknya.

2.2 Sifat Dan Contoh Biaya Dibayar Dimuka

Menurut Standar Akuntansi Keuangan Sifat biaya dibayar dimuka meliputi:


a. Biaya dibayar muka dimaksudkan sebagai biaya yang telah terjadi, yang akan digunakan
untuk aktivitas perusahaan yang akan datang.
b. Bagian dari biaya dibayar di muka yang akan memberikan manfaat untuk beberapa periode
kegiatan diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar
Contoh dari perkiraan-perkiraan yang biasa digolongkan sebagai biaya dibayar di muka
adalah:
a) Premi asuransi (prepaid insurance)
b) Sewa dibayar di muka untuk masa satu tahun yang akan datang (prepaid rent)
c) Biaya lain-lain dibayar di muka (prepaid others), misalnya: biaya iklan di radio,televisi
yang berdasarkan kontrak, barang-barang untuk promosi (hadiah berupagantungan
kunci, payung)

2.3 Tujuan Pemeriksaan Biaya Dibayar Dimuka

Tujuan pemeriksaan biaya dibayar dimuka adalah sebagai berikut :

1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas biaya dibayar di
muka.
2. Untuk memeriksa apakah biaya yang mempunyai kegunaan untuk tahun berikutnya
sudahdicatat sebagai biaya dibayar di muka.
3. Untuk memeriksa apakah biaya dibayar di muka yang mempunyai kegunaan untuk tahun
berjalan telah dibebankan/dicatat sebagai biaya tahun berjalan.
4. Untuk memeriksa apakah biaya dibayar di muka didukung oleh bukti yang sah dan lengkap
sehingga bisa diperhitungkan sebagai kredit pada akhir periode.
5. Untuk memeriksa apakah penyajian biaya dibayar di muka dalam laporan keuangan
sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Penjelasan Atas Tujuan Pemeriksaan Biaya Dibayar Dimuka

1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas biaya dibayar di
muka.

3
Jika akuntan publik dapat meyakinkan dirinya bahwa internal control atas biaya
dan pajak dibayar di muka berjalan efektif maka luasnya pemeriksaan dalam melakukan
substantive test dapat dipersempit. Beberapa ciri internal control yang baik atas biaya dan
pajak dibayar di muka adalah :
 Setiap pengeluaran untuk biaya dan pajak dibayar di muka diotorisasi oleh pejabat
perusahaan yang berwenang.
 Setiap pengeluaran untuk biaya dan pajak dibayar di muka didukung oleh bukti-
bukti yang sah dan lengkap.
Misalnya : polis asuransi,perjanjian sewa menyewa (lease agreement).

2. Untuk memeriksa apakah biaya yang mempunyai kegunaan untuk tahun berikutnya sudah
dicatat sebagai biaya dibayar di muka.
Maksudnya adalah auditor harus memeriksa apakah bagian yang belum expired
(mempunyai kegunaan untuk periode yang akan datang) tidak dibebankan sebagai biaya,
tetapi dicatat sebagai biaya dibayar di muka.

3. Untuk memeriksa apakah biaya dibayar di muka yang mempunyai kegunaan untuk tahun
berjalan telah dibebankan/dicatat sebagai biaya tahun berjalan.
Maksudnya adalah auditor harus memeriksa apakah bagian yangexpired (masa
manfaatnya sudah berlalu) sudah dibebankan sebagai biaya tahun berjalan.

4. Untuk memeriksa apakah biaya dibayar di muka didukung oleh bukti yang sah dan
lengkap sehingga bisa diperhitungkan sebagai kredit pajak pada akhir periode.
Untuk bisa diperhitungkan sebagai kredit biaya dibayar dimuka , perusahaan harus
mempunyai bukti pendukung.

5. Untuk memeriksa apakah penyajian biaya dan pajak dibayar di muka dalam laporan
keuangan sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Biasanya biaya dibayar di muka yang mempunyai masa manfaat kurang dari atau
sama dengan satu tahun disajikan sebagai harta lancar, sedangkan yang masa manfaatnya
lebih dari satu tahun disajikan sebagai aktiva tak lancar.

2.4 Prosedur Pemeriksaan Biaya Dibayar Dimuka

Prosedur pemeriksaan dibagi atas prosedur compliance test dan prosedur subtantive test.
Pembahasan prosedur pemeriksaan untuk substantive test akan dibagi dalam beberapa bagian,
yaitu sewa dibayar di muka, premi asuransi dibayar di muka, biaya advertensi dibayar di muka.

Prosedur pemeriksaan untuk compliance test.

4
1. Pelajari dan evaluasi internal control atas biaya yang dibayar di muka:
a) Dalam hal ini internal control questionnaires yang dipergunakan tercakup dalam
internal control questionnaires atas pengeluaran kas dan bank :
 Apakah setiap pembayaran yang menyangkut biaya dibayar di muka
didukung oleh bukti-bukti sah dan lengkap.
 Apakah pembayaran tersebut diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang
berwenang.
 Apakah lease agreement, insurance policy di file dengan baik dan rapi.
b) Lakukan test transaksi ( compliance test ) atas biaya dibayar di muka. Yang
digunakan sebagai sample biasanya adalah bukti pengeluaran kas dan bank dan
sample cukup dipilih secara random.

2. Tarik kesimpulan mengenai internal control atas biaya dan pajak dibayar di muka. Jika
dari test transaksi auditor tidak menemukan sesuatu kesalahan, maka auditor bisa
menyimpulkan bahwa internal control atas pajak dibayar di muka berjalan efektif. Karena
itu subtantive test atas perkiraan pajak dibayar di muka bisa di persempit.

Prosedur pemeriksaan untuk subtantive test


1. Sewa Dibayar di Muka (Prepaid Rent)
a. Minta rincian (schedule) prepaid rent per tanggal neraca.
b. Check ketelitian perhitungan mathematic (mathematical accuracy).
c. Cocokkan saldo prepaid rent per tanggal neraca dengan saldo buku besar (general
ledger) prepaid rent.
d. Cocokkan saldo awal prepaid rent dengan kertas kerja pemeriksaan tahun lalu.
e. Lakukkan vouching untuk pembayaran prepaid rent di tahun berjalan dan
pemeriksaan lease agreement ( jika sudah dilakukan di compaliance test,refer ke
kertas kerja compliance test ).
f. Tie-upltie-in (cocokkan) total yang dibebankan sebagai biaya sewa ke buku besar
biaya sewa.
g. Dalam hal ada biaya sewa yang langsung dibebankan ke perkiraan biaya sewa
( tanpa melalui prepaid rent ), jumlah biaya sewa di buku besar akan terlihat lebih
besar.
h. Buat usulan audit adjustment jika diperlukan

2. Premi Asuransi Dibayar di Muka (Prepaid Insurance)


a) Minta rincian prepaid insurance per tanggal neraca.
b) Check mathematical accuracy.
c) Cocokkan saldo prepaid insurance per tanggal neraca dengan saldo buku besar
(general ledger) prepaid insurance.

5
d) Cocokkan saldo awal prepaid insurance dengan kertas kerja pemeriksaan tahun
lalu.
e) Lakukkan vouching untuk pembayaran premi asuransi di tahun berjalan,
perhatikan apakah ada discount untuk pembayaran tersebut.
f) Periksa polis asuransi dan cocokkan data dalam polis asuransi dengan rincian
prepaid insurance.
g) Tie-up total yang dibebankan sebagai biaya asuransi ke buku besar biaya
asuransi.
h) Periksa apakah nilai pertanggungan ( insurance coverage ) cukup atau tidak dalam
arti tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.
i) Perhatikan apakah di dalam polis asuransi terdapat BANKER’S CLAUSE,
maksudnya apakah dalam polis asuransi tersebut ada salah satu pasal yang
menyebutkan bahwa kalau terjadi klaim, karena yang diasuransikan terbakar atau
hilang, maka ganti rugi harus dibayarkan kepada bank.
j) Buat usulan audit adjustment jika diperlukan.

3. Prepaid Advertising
a. Minta rincian prepaid Advertising per tanggal neraca.
b. Check footing dan cocokkan saldo akhir prepaid advertising ke buku besar dan
saldo awal ke kertas kerja pemeriksaan tahun lalu.
c. Periksa bukti pembayaran dan surat perjanjian ( untuk iklan di tv/radio/bill board )
dan bukti pembelian ( untuk barang-barang souvenir ).
d. Periksa kebenaran pembebanan ke biaya; untuk barang-barang souvenir harus
dilakukan stock opname ( perhitungan fisik ) pada akhir tahun.

2.5 Prosedur Konfirmasi dalam Pelaksanaan Audit.

Dalam melaksanakan prosedur konfirmasi, auditor perlu mengambil keputusan mengenai


jenis konfirmasi yang digunakan, penentuan kapan dilakukan konfirmasi dan besarnya sampel
yang dipilih.

Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) SA Seksi 330 (PSA No. 07) mengatur
mengenai Proses Konfirmasi dalam pelaksanaan audit.

Paragraf 4 mendefinisikan konfirmasi sebagai proses pemerolehan dan penilaian suatu


komunikasi langsung dari pihak ketiga sebagai jawaban atas suatu permintaan informasi tentang
unsur tertentu yang berdampak terhadap asersi laporan keuangan. SA Seksi 326 mendefinisikan
asersi sebagai pernyataan yang dibuat oleh satu pihak yang secara implisit dimaksudkan untuk
digunakan oleh pihak lain (pihak ketiga). Untuk laporan keuangan historis, asersi merupakan

6
pernyataan dalam laporan keuangan oleh manajemen sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia.

Konfirmasi dilaksanakan untuk memperoleh bukti dari pihak ketiga mengenai asersi laporan
keuangan yang dibuat oleh manajemen. Pada dasarnya, bukti audit yang berasal dari pihak ketiga
dianggap lebih dapat diandalkan dibandingkan dengan bukti yang berasal dari dalam perusahaan
yang sedang diaudit. SA Seksi 326 (PSA No.07) tentang Bukti Audit menyatakan bahwa, pada
umumnya, dianggap bahwa “Bukti audit yang diperoleh dari sumber independen di luar entitas
memberikan keyakinan yang lebih besar atas keandalan untuk tujuan audit independen
dibandingkan dengan bukti audit yang disediakan hanya dari dalam entitas tersebut.”

Dalam paragraf 7 SA Seksi 330 dijelaskan bahwa semakin besar gabungan tingkat risiko
bawaan dan risiko pengendalian yang ditetapkan, semakin besar keyakinan yang diperlukan
auditor dari pengujian substantif yang bersangkutan dengan asersi laporan keuangan. Sebagai
konsekuensinya, dengan kenaikan gabungan tingkat risiko bawaan dan risiko pengendalian,
auditor mendesain pengujian substantif untuk memperoleh lebih banyak bukti atau bukti yang
berbeda mengenai asersi laporan keuangan. Dalam keadaan ini, auditor kemungkinan
menggunakan prosedur konfirmasi, bukan pengujian terhadap dokumen dari dalam entitas
tersebut, atau menggunakan prosedur konfirmasi bersamaan dengan pengujian terhadap
dokumen atau pihak dari dalam entitas itu sendiri.

Jadi, dalam pelaksanaan audit, jika gabungan tingkat risiko bawaan dan risiko pengendalian
besar/tinggi, auditor harus mempertimbangkan untuk melaksanakan prosedur tambahan seperti
misalnya melakukan pengujian terhadap dokumen internal perusahaan, di samping prosedur
konfirmasi.

Dalam paragraf 19, SA Seksi 330 dijelaskan bahwa karena terdapat risiko bahwa penerima
bentuk permintaan konfirmasi positif yang berisi informasi yang dikonfirmasi di dalamnya
kemungkinan hanya menandatangani dan mengembalikan konfirmasi tersebut tanpa melakukan
verifikasi kebenaran informasi tersebut, formulir yang berisi ruangan yang kosong yang harus
diisi oleh responden (penerima konfirmasi) dapat digunakan untuk mengurangi risiko tersebut.
Namun, konfirmasi yang berisi ruangan kosong tersebut dapat mengakibatkan berkurangnya
jumlah jawaban konfirmasi yang diterima oleh auditor karena diperlukan usaha tambahan dari
pihak responden dalam memberikan jawaban konfirmasi yang sesuai; konsekuensinya, auditor
kemungkinan harus melaksanakan lebih banyak prosedur alternatif.

2.6 Risiko Dalam Pemeriksaan Biaya Dibayar Di Muka

Penentuan Risiko Bawaan

7
Risiko bawaan untuk beban dibayar di muka seperti asuransi dibayar di muka pada umumnya
akan ditentukan pada tingkat yang rendah karena akun ini tidak melibatkan isu akuntansi yang
kompleks atau mendalam. Terlebih lagi salah saji yang mungkin dapat dideteksi pada audit
terdahulu secara umum akan berjumlah tidak material.

Beban yang ditangguhkan dan aktiva tidak berwujud di sisi lain dapat memerlukan
pertimbangan risiko bawaan yang serius. Contohnya, penilaian dan estimasi umur paten,
waralaba dan goodwill melibatkan pertimbangan mendalam dan dapat mengarah pada perbedaan
pendapatan antara auditor dengan klien. Dalam situasi seperti itu, auditor dapat menentukan
risiko bawaan pada tingkat yang tinggi.

Penentuan Risiko Pengendalian

Transaksi beban dibayar di muka, beban ditangguhkan, dan aktiva tidak berwujud biasanya
diproses melalui proses pembelian. Pembahasan yang tersisa berfokus pada akun asuransi
dibayar di muka karena akun tersebut akan ditemui pada hamper semua perikatan. Bagian dari
penentuan auditor atas risiko pengendalian untuk transaksi asuransi dibayar di muka didasarkan
pada efektivitas prosedur pengendalian dalam proses pembelian. Contohnya, prosedur
pengendalian  dalam proses pembelian harus memastikan bahwa polis asuransi yang baru telah
diotorisasi dengan tepat dan dicatat.

Prosedur pengendalian tambahan dapat digunakan untuk mengendalikan transaksi dan


informasi asuransi. Sebagai contoh, daftar asuransi (insurance register) dapat dibuat sebagai
catatan yang terpisah mengenai semua polis asuransi yang masih berlaku. Daftar asuransi berisi
informasi penting seperti hal-hal yang dijamin asuransi dan tanggal habis masa berlaku tiap polis
asuransi. Daftar ini harus di-review secara berkala oleh orang yang independen untuk
memverifikasi bahwa entitas telah memiliki jaminan asuransi yang konsisten dengan
kebutuhannya.

Entitas juga perlu melakukan pengendalian atas alokasi sistematis dari asuransi dibayar di
muka ke beban asuransi. Pada tiap akhir bulan, karyawan klien harus menyiapkan ayat jurnal
untuk mengakui porsi yang jatuh tempo dari asuransi dibayar di muka. Dalam beberapa kasus,
entitas menggunakan jumlah estimasi ketika mencatat ayat jurnal ini pada tahun berjalan. Pada
akhir tahun, akun asuransi dibayar di muka disesuaikan untuk mencerminkan jumlah actual dari
asuransi yang belum jatuh tempo.

2.7 Pengujian Audit Atas Akun Pembayaran Di Muka

Pengujian audit pembayaran berhubungan dengan pengujian atas beban dibayar dimuka.
Beban dibayar dimuka merupakan bentuk pengurangan dari pembayaran dimuka yang dimiliki

8
oleh perusahaan. Hal yang dapat digolongkan menjadi pembayaran dimuka ialah sewa dibayar
dimuka, pajak dibbayar dimuka dan asuransi dibayar dimuka.

Langkah pengujian yang dilakukan atas pembayaran dimuka secara umum tidak jauh
berbeda dengan pengujian atas akun kas. Pengujian terbagi menjadi 3 fase, yaitu:

a) Fase I
Dalam tahap ini, auditor melakukan prosedur atas penilaian risiko terkait dengan akun kas
1. Mengidentifikasi risiko bisnis klien terkait
Dalam tahap ini, auditor melakukan pemahaman atas risiko dari kebijakan dan strategi
investasi dan juga bagaimana manajemen mengelola risiko-risiko tersebut.
2. Menetapkan nilai salah saji yang dapat ditoleransi dan menilai adalnya risiko bawaan
Seringkali nominal pembayaran dimuka yang dilaporkan bernilai tidak material, namun
terdapat transaksi yang terkait dengan akun pembayaran di muka yang juga harus diperiksa
oleh auditor.
3. Menilai risiko pengendalian untuk siklus akuisisi dan pembayaran
Pengendalian terhadap akun pembayaran di muka dapat dilakukan dengan memeriksa polis
atau catatan lain yang mendukung dan juga dapat dilakukan konfirmasi dengan pihak ketiga
yang terkait. Hal ini dapat dilakukan oleh auditor untuk menilai pengendalian atas akuisisi
dan pembayaran asuransi yang dilakukan perusahaan.

b) Fase 2
Fase ini merupakan langkah bagi auditor untuk melakukan pengujian atas pengendalian
internal yang dimiliki oleh perusahaan.
1. Pengujian pengendalian
Pengujian pengendalian internal asuransi dibayar dimuka dan beban asuransi dapat dibagi
menjadi 3 kategori, yaitu: pengendalian atas proses akuisisi dan pencatatan asuransi,
pengendalian atas pendaftaran asuransi, dan pengendalian atas charger-off beban asuransi.
Otoritas yang memadai juga dibutuhkan atas asuransi baru yang dimiliki oleh
pemerintahaan.
Pendaftaran asuransi yang dimaksud merupakan kebijakan asuransi dan tanggal berakhir
dari setiap kebijakan atas asuransi yang dimiliki. Auditor akan melakukan pemeriksaan atas
term dan pembayaran atas asuransi yang termasuk dalam daftar asuransi secara independen.
Pemeriksaan dilakukan dengan melihat kontak dan kebijakan asuransi yang dimiliki.
2. Pengujian substantive atas transaksi
Pengujian substantive atas transaksi-transaksi yang berkaitan dilakukan pada akun lainnya
yang berhubungan dan melibatkan siklus pengakuisisian dan pembayaran atas pembayaran
dimuka.

c) Fase 3

9
Fase ini merupakan pengujian lebih lanjut yang dilakukan oleh auditor terhadap akun
pembayaran dimuka
1. Melakukan prosedur analitis terhadap akun pembayaran di muka
Pengujian saldo akun beban umumnya diperlukan mencakup prosedur analitis dan pengujian
untuk memastikan bahwa semua pembebanan atas beban asuransi berasal dari sisi kredit
asuransi dibayar dimuka. Selain itu, prosedur analitis dapat dilakukan dengan cara
membandingkan total asuransi dibayar dimuka dengan tahun sebelumnya, menghitung rasio
asuransi dibayar di muka terhadap beban asuransi, membandingkan setiap cakupan polis
asuransi pada skedul asuransi yang diperoleh, membandingkan saldo asuransi dibayar
dimuka yang dihitung selama tahun berjalan atas dasar polis per polis, dan mereview
cakupan asuransi yang tercantum pada skedul asuransi dibayar dimuka dengan klien atau
broker asuransi yang bersangkutan. Selanjutnya, pengujian atas rincian saldo tertuju pada
asuransi dibayar dimuka.
2. Melakukan pengujian terperinci atas akun pembayaran di muka
Pengujian terperinci yang dilakukan dimaksudkan untuk mendapatkan tujuan audit terkait
saldo, yaitu:
 Eksistensi dan Kelengkapan
Hal ini dapat dilakukan dengan memeriksa sampel invoice asuransi dan polis yang berlaku
untuk dibandingkan dengan skedul, juga memperoleh konfirmasi informasi asuransi dari
agen asuransi perusahaan.
 Right
Hal ini dilakukan dengan cara memeriksa penerima hak dari polis yang dimiliki. Terkadang
terjadi gadai yang menyebabkan hak polis menjadi milik kreditor. Auditor akan mereview
polis auransi untuk memastikan pihak yang memiliki hak atas manfaat asuransi.
 Akurasi
Auditor akan memverifikasi keakuratan asuransi dibayar dimuka dengan pemeriksaan faktur
premi dan konfirmasi dari agen asuransi untuk menguji jumlah premi dan periode waktu.
Selanjutnya, auditor juga akan melakukan perhitungan kembali atas asuransi yang belum
jatih tempo dengan cara footing dan kemudian menelusuri hasil footing yang telah dilakukan
pada buku besar perusahaan.
 Klasifikasi
Auditor juga harus melakukan pengujian atas klasifikasi yang dilakukan oleh klien atas
asuransi yang dimiliki. Keterkaitan asuransi dengan akun lainnya juga harus menjadi objek
yang diperiksa oleh auditor.
 Pisah batas
Pisah batas menjadi salah satu hal yang tidak material bagi auditor. Auditor biasanya
melakukan hhal ini untuk memastikan bentuk pisah batas atas utang usaha perusahaan.

10
2.7 Beberapa Contoh Kertas Kerja Terkait Pemeriksaan Biaya Dibayar Dimuka

11
12
13
14
15
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Biaya dibayar muka dimaksudkan sebagai biaya yang telah terjadi, yang akan digunakan untuk
aktivitas perusahaan yang akan datang. Disamping itu, perusahaan tetap harus melakukan
pemeriksaan terhadap biaya dibayar di muka sesuai dengan prosedur pemeriksaan biaya dibayar
di muka yang berlaku. Hal ini untuk menghindari adanya penggelapan beban yang dilakukan
oleh pihak pihak yang tidak bertanggung jawab.

3.2. Saran

Adapun saran yang ingin penulis sampaikan adalah keinginan penulis atas partisipasi para
pembaca, agar sekiranya mau memberikan kritik dan saran yang sehat dan bersifat membangun
demi kemajuan penulisan makalah ini. Kami sadar bahwa penulis adalah manusia biasa yang
pastinya memiliki kesalahan. Oleh karena itu, dengan adanya kritik dan saran dari pembaca,
penulis bisa mengkoreksi diri dan menjadikan makalah kedepan menjadi makalah yang lebih
baik lagi dan dapat memberikan manfaat yang lebih bagi kita semua.

16
DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno, 2012, Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan
Publik, Edisi ke- 4, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2009, Standar Akuntansi Keuangan, Per Mei 2009, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2009, Standar Akuntansi Keuangan, Per 1 Juli 2009, Penerbit
Salemba Empat, Jakarta.

Institut Akuntan Publik Indonesia. 2011. Standar Profesional Akuntan Publik, Per 1 Maret
2011. Jakarta: Penerbit Salemba Empat
Arens, Alvin A., Randal J. Elder, dan Mark S. Beasley, 2008, Auditing dan Jasa Assurance,
Jilid ke-2 Edisi ke- 12, (diterjemahkan oleh: Gina Gania), Penerbit Erlangga,Jakarta

Rosyada, Zurriyyati.2015. audit biaya dibayar dimuka.


https://www.academia.edu/9593815/Audit_Persediaan_dan_Gudang

17

Anda mungkin juga menyukai