Anda di halaman 1dari 11

Likuidasi adalah suatu keadaan dimana baik persekutuan maupun usaha

perusahaannya dibubarkan semua sehingga berhentinya kegiatan operasi


perusahaan secara keseluruhan.

Umumnya likuidasi persekutuan menyangkut hal-hal sbb:


1. Menjual sebagian atau keseluruhan aktiva perusahaan, contohnya
dengan merubah aktiva non kas menjadi kas

2. Mengakui keuntungan dan kerugian dan biaya likuidasi yang timbul selama
masa likuidasi
3. Menyelesaikan dan melunasi kewajiban firma contohnya dengan

membayar semua utang pajak perusahaan, serta kewajiban pada pihak


ketiga seluruh kewajiban
4. Mendistribusikan atau membagikan semua sisa kas yang dimiliki
kepada masing-masing anggota sekutu sesuai dengan saldo modalnya
masing-masing.

Penyebab Utama Pembubaran


1. Mitra baru diterima atau suatu mitra yang mengundurkan diri.
Apabila ketika Masuknya sekutu baru ataupun pengunduran
diri sekutu lama dan atau meninggalnya sekutu lama sehingga
mengakibatkan pembubaran persekutuan
2. Tugas kemitraan telah selesai.
Apabila ketika batas waktu atau tujuan yang dimaksud telah
terpenuh atau
Selesai

3.

Semua mitra setuju untuk membubarkan kemitraan


Apabila adanya kesepakatan bersama antar semua mitra untuk
membubarkan persekutuan tersebut.
4. Kemitraan atau mitra individu bangkrut.
Ketika Suatu mitra mengalami kebangkrutan dan tujuan ekonomis
persekutuan tidak dapat tercapai ehingga tidak memungkinkan
untuk melanjutkan persekutuan.
5. Dari tingkat pengadilan :
a. Suatu Mitra dinyatakan gila.
b. Suatu Mitra serius melanggar perjanjian kerjasama
c. Ketika Pengadilan menentukan bahwa kemitraan dapat
dioperasikan hanya pada kerugian
Kemitraan Berakhir Segera Jika- Adanya Keputusan Pengadilan ;
a. Suatu Mitra dinyatakan gila.
b. Suatu Mitra serius melanggar perjanjian kerjasama
c. Ketika Pengadilan menentukan bahwa kemitraan dapat
dioperasikan hanya pada kerugian
Kemitraan bangkrut.

Ketika Suatu mitra mengalami kebangkrutan sehingga tidak


memungkinkan untuk melanjutkan persekutuan dan mengambil keputusan
untuk berakhir.
Kemitraan bisnis menjadi ilegal.
Apabila kemitraan tersebut melakukan proses bisnis yang
berubah menjadi ilegal dan tidak sesuai dengan perjanjian yang
dilakukan pada saat mendidikan persekutuan tersebut.
Tagihan kepada Aset Kemitraan

Kreditur kemitraan.
Maksudnya yaitu kewajiban kemitraan atas pinjaman yang dilakukan
kepada kreditur pihak ketiga.
Tagihan mitra selain modal dan keuntungan, seperti hutang dan
bunga hutang pinjaman.
Tagihan mitra untuk modal atau keuntungan, berupa saldo kredit
dalam rekening modal.
Maksudnya yaitu dalam proses liquidasi, setiap mitra yang memiliki saldo
kredit dalam rekening modal yang artinya defisit, maka perseketuan yang
lainnya harus melakukan kontribusi kepada mitra yang melakukuntuk
menghilangkan
Tagihan Terhadap Aset Pribadi
Kreditur pribadi mitra individu.
Maksudnya yaitu kewajiban para sekutu atas pinjaman yang
dilakukan terhadap persekutuannya sendiri.Dan memiliki status yang
sama dengan kewajiban persekutuan kepada kreditur pihak ketiga.
Jadi tidak ada saling hapus antara kewajiban dengan akun modal
sekutu.
Untuk mitra umum, kreditur kemitraan untuk kewajiban mitra yang
belum dibayar, terlepas dari neraca modal mitra di dalam kemitraan.

Proses pembubaran usaha ini meliputi dua tahap, yaitu:


1. Proses mengubah harta kekayaan yang ada menjadi uang tunai, disebut proses
realisasi.
2. Proses pembayaran kembali hutang-hutang kepada kreditur dan pembayaran
kembali sisa modal kepada para anggota disebut proses likuidasi
Proses Likuidasi ada 4 (Empat) tahapan, yaitu:
1.

Tahap menghitung dan membagi laba atau rugi persekutuan sampai saat likuidasi
(berupa ratio

pembagian laba). Pembagian laba dilakukan sesuai dengan metode

pembagian laba. Tahap ini hanya diperlukan apabila likuidasi tidak dilakukan
2.

pada awal atau akhir periode.


Menguangkan (menjual) semua aktiva selain kas.
Tahap yang kedua ini disebut Realisasi. Apabila nilai realisasi aktiva non-kasnya
lebih kecil dibanding nilai bukunya maka kerugian harus ditanggung semua
sekutu dengan mengurangkan modalnya. Sebaliknya bila nilai realisasi aktiva
non-kasnya lebih besar dibanding nilai bukunya maka keuntungkan akan
menambah modal semua sekutu sesuai ratio pembagian labanya. Rugi-laba

3.

tersebut diakui sebagai rugi laba realisasi.


Melunasi semua hutang persekutuan.
Setelah penjualan aktiva non-kas (realisasi) maka hasilnya akan menambah kas,
kemudian kas ini sesuai Kitab Undang-Undang Hukum Perdata harus digunakan

terlebih dahulu untuk:


a. Melunasi hutang kepada pihak ketiga (bukan sekutu)
Hutang pihak ketiga harus diprioritaskan untuk dilunasi terutama hutang pihak
ketiga yang jumlahnya besar terlebih dahulu.

b. Melunasi hutang sekutu


Setelah semua utang kepada pihak ketiga dilunasi maka menyusul pelunasan
hutang sekutu yang biasanya bila hanya hutang pada seorang sekutu maka
dilakukan bersama-sama dengan pengembalian modal pada likuidasi sederhana.
Apabila hutang lebih dari satu sekutu maka dilakukan pelunasan dengan prioritas
sekutu yang modalnya lebih besar. Apabila terbukti modalnya tidak cukup untuk
melunasi hutang maka sekutu yang bersangkutan harus membayar hutang dengan
4.

harta pribadi.
Membagi sisa kas yang masih ada kepada para sekutu.
Sisa kas dibagikan setelah hutang kepada pihak ketiga dan sekutu dilunasi.
Tujuan pembagian sisa kas ini adalah:
I.
Untuk mengembalikan modal kepada para sekutu sebagai wujud
pembagian hak kepada sekutu. Pengembalian modal ini sebesar modal bersih
(modal setelah dikurangi laba-rugi realisasi dan hutang) masing-masing sekutu.
II.
Untuk melindungi kepentingan sekutu dikarenakan tanggung jawab
sekutu tidak terbatas maka apabila kas memungkinkan biasanya pembayaran
utang kepada sekutu dilakukan bersama-sama dengan pengembalian modal
kepada sekut

Berdasarkan saat dan cara pembayaran (distribusi) pembagian kas, maka likuidasi
dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
1. Likuidasi berlangsung setelah proses realisasi aktiva non kas selesai
(likuidasi secara langsung)
2. Likuidasi berlangsung setiap saat setelah realisasi aktiva non kas dilakukan
(likuidasi bertahap)
A. Likuidasi berlangsung setelah proses realisasi aktiva non kas selesai
(likuidasi secara langsung)
Dalam hal ini pembayaran kepada anggota sekutu dilakukan setelah seluruh aktiva
non kas telah selesai direalisasikan (dijual) menjadi uang kas, sehingga laba rugi
yang terjadi dari adanya realisasi tersebut dapat segera diketahui seluruhnya dan
langsung dapat dibebankan kepada modal masing-masing sekutu.
Contoh 3.1
Persekutuan Cinta Sekali yang anggotanya A,B, dan C. Pada tanggal 2 januari
2003 bersepakat melakukan likuidasi perusahaannya karena ketiga anggotanya

tersebut tidak ada kecocokan lagi untuk menjalankan usahanya. Semua aktiva non
kas dapat direalisasikan seluruhnya menjadi uang kas. Pembagian laba ruginya
dengan perbandingan 4:4:2.
Dalam likuidasi secara langsung, dapat juga timbul masalah dalam pengembalian
modal kepada para anggota, permasalahan tersebut timbul apabila salah satu atau
beberapa anggota sekutu mengalami defisit modal. Ada dua kemungkinan dalam
permasalahan defisit modal anggota: (1) anggota yang mengalami defisit modal
mampu membayar, (2) anggota yang mengalami defisit modal tidak mampu
membayar. Permasalahan yang lebih serius lagi apabila hasil realisasi aktiva non
kas tidak mampu menutupi hutangnya.
1. 1.

Anggota yang mengalami defisit modal mampu membayar

Pada Tahap realisasi aktiva non kas menjadi uang kas apabila terjadi kerugian
dalam merealisasikannya, maka bisa timbul masalah adalah salah satu atau
beberapa anggota mengalami defisit modal tersebut. Konsekuensinya maka
anggota yang mengalami defisit modalnya tersebut harus menutupi defisitnya
dengan cara menyetorkan uang tunai atau aktiva lainnya kedalam persekutuan,
sehingga saldo defisitnya habis.
1. 2. Anggota yang mengalami defisit modal yang tidak mampu
membayar
Dalam likuidasi apabila salah satu anggota sekutu mengalami defisit modal
setelah tahap realisasi, maka anggota tersebut diwajibkan untuk menyetorkan
modal untuk menghapus defisit modal tersebut dengan uang tunai atau aktiva
tertentu. Apabila anggota sekutu yang mengalami defisit modal tersebut tidak
mampu menyetor modal maka yang menanggung defisit tersebut adalah anggota
yang lain yang tidak defisit dengan pembebanan sesuai dengan pembagian laba
rugi.
Contoh 3.3
Dengan menggunakan contoh CV CINTA SEKALI diatas, apabila sekutu A dan C
yang mengalami defisit dan tidak mampu membayar baik dengan uang tunai
maupun aktiva tertentu, maka penyelesaiannya sekutu B yang tidak defisit modal
yang menanggungnya.
1. 3.

Kas yang tersedia tidak mencukupi untuk melunasi hutang

Apabila hasil realiasasi aktiva non kas sangat kecil, maka kerugian yang dialami
perusahaan sangat besar, sehingga tidak mencukupi untuk untuk melunasi hutang
kepada pihak eksternal. Dalam hal seperti ini jumlah modal sekutu secara
keseluruhan akan mengalami defisit. Defisitnya modal sekutu tersebut ada yang
mampu menutupi dan ada juga sekutu yang tidak mampu untuk menutupi defisit
modalnya. Apabila ada sekutu yang tidak mampu menutupi defisit modalnya
maka anggota sekutu yang mampu menutup defisit modal anggota sekutu yang

tidak mampu untuk melunasi hutang kepada pihak eksternal. Hal ini sesuai
dengan salah satu karakteristik persekutuan yaitu tanggung jawab yang tidak
terbatas.
Contoh 3.4
Persekutuan AMANAH yang anggota-anggotanya A, B, dan C. Pada tanggal 2
januari 2003 bersepakat melakukan likuidasi perusahaannya karena ketiga
anggota tersebut sudah tidak ada kecocokan lagi untuk menjalankan usahanya.
Semua aktiva non kas dapat direalisasikan seluruhnya menjadi kas. Dari ketiga
sekutu yang paling mampu secara materiil adalah sekutu A. Pembagian laba
ruginya dengan perbandingan 4:4:3. Adapun laporan keuangannya menunjukkan
data sebagai berikut:
Menurut cara pembagian kasnya, likuidasi dapat dibedakan menjadi 2 jenis,
yaitu:
1. Likuidasi Sekaligus/ Sederhana , yaitu likuidasi yang pembagian kasnya
dilakukan serentak karena realisasi non-aktivanya sekaligus.
2. Likuidasi Bertahap/ Berangsur, yaitu likuidasi yang dilakukan sesuai
tersedianya kas walaupun realisasinya belum tuntas.

Likuidasi Sederhana Dengan Kondisi Sekutu Secara Pribadi Masih Mampu


Pengertian Likuidasi Sederhana (Simple Liquidation)
Likuidasi sekaligus/ sederhana sering disebut sebagai likuidasi serentak karena
pembagian kasnya dilakukan serentak untuk semua sekutunya. Disamping itu
sering disebut juga sebagai likuidasi tunggal karena realisasi non aktivanya hanya
sekali saja dan menyeluruh. Pembagian kas dilakukan hanya sekali saja yaitu
setelah semua aktiva non-kasnya terjual dan hutang kepada pihak ketiga maupun
kepada sekutu telah dilunasi.
Terdapat 5 kemungkinan yang akan terjadi di dalam likuidasi sederhana/
sekaligus, yaitu:
a. Semua sekutu modalnya bersaldo positif.
b. Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif tetapi dapat ditutup dengan utang
c.

kepada sekutu yang bersangkutan.


Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif namun tidak dapat ditutup dengan
utang-piutang sekutu yang bersangkutan.

d. Kondisi Khusus: Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif namun sekutu yang
e.

harus menyetor modal secara pribadi dalam keadaan tidak mampu.


Kondisi Khusus: Kas yang ada tidak cukup untuk melunasi Utang kepada pihak
ketiga.
Pada topik 1 akan dibahas likuidasi sederhana dengan 3 kemungkinan diatas
dimana semua sekutu dalam keadaan mampu, kemudian pada topik kedua dibahas
mengenai likuidasi sederhana dalam keadaan khusus yaitu sekutu dalam keadaan
tidak mampu dan realisasi yang terlalu kecil sehingga kas tidak cukup melunasi

hutang kepada pihak ketiga.


1) Saldo Semua Sekutu Setelah Realisasi Bernilai Positif.
Di dalam kasus normal biasanya nilai realisasi lebih kecil daripada nilai bukunya
namun kerugian akibat realisasi tidak begitu besar sehingga saldo masing-masing
sekutu setelah realisasi bernilai positif semua.
1.
2.
3.
4.
2)

Langkah-langkah:
Realisasi nilai aktiva non-kas.
Membagi kerugian realisasi sesuai dengan proporsi rugi-labanya.
Pelunasan utang dagang kepada pihak ketiga.
Pelunasan hutang sekutu dan pembagian kas sekaligus.
Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif akan tetapi dapat ditutup dengan
utang kepada sekutu yang bersangkutan.
Rugi realisasi yang cukup besar dapat menyebabkan saldo milik sekutu bernilai
negatif (defisit) sesudah realisasi. Apabila persekutuan memiliki hutang kepada
salah seorang sekutu tersebut, maka defisit sekutu tersebut dapat ditutup dengan
hutang persekutuan kepada sekutu.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
3)

Langkah-langkah:
Realisasi nilai aktiva non-kas.
Membagi kerugian realisasi sesuai dengan proporsi rugi-labanya.
Pelunasan utang dagang kepada pihak ketiga.
Penutupan defisit dengan pembayaran sebagian hutang sekutu.
Pelunasan hutang sekutu.
Pembagian kas.
Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif akan tetapi tidak dapat ditutup
dengan utang kepada sekutu yang bersangkutan.
Rugi realisasi yang cukup besar dapat menyebabkan saldo milik sekutu bernilai

negatif (defisit) sesudah realisasi. Apabila defisit lebih besar daripada hutang
persekutuan kepada salah seorang sekutu tersebut, maka defisit sekutu tersebut
dapat ditutup dengan sebagian hutang namun akhirnya harus ditutup sekutu yang
defisit tersebut dengan setoran kas.
1.
2.
3.
4.
5.

Langkah-langkah:
Realisasi nilai aktiva non-kas.
Membagi kerugian realisasi sesuai dengan proporsi rugi-labanya.
Pelunasan utang dagang kepada pihak ketiga.
Penutupan defisit dengan pembayaran sebagian hutang sekutu.
Pembagian kas dari selisih antara modal bersih dengan penutupan defisit yang
dibebankan kepada masing-masing sekutu sesuai prosentase yang telah dikurangi
prosentase sekutu tidak mampu.

PEMBAYARAN AMAN UNTUK SEKUTU


Umumnya proses likuidasi suatu bisnis memakan waktu yang cukup
panjang, dan kas mungkin akan tersedia untuk didistribusikan kepada
sekutu setelah kewajiban dibayar, tetapi sebelum aktiva nonkas
dikonversi menjadi kas. Apabila sekutu memutuskan untuk
mendistribusikan kas yang tersedia sebelum seluruh aktiva nonkas yang
dijual (dan sebelum keuntungan atau kerugian diakui), maka akan timbul
pertanyaan mengenai berapa banyak kas yang bias didistribusikan secara
aman kepada masing-masing sekutu. Pembayaran aman ialah distribusi
yang bias dilakukan kepada sekutu dengan keyakinan bahwa jumlah yang
didistribusikan tidak berlebihan, dengan kata lain, sumber daya yang
didistribusikan tidak perlu dikembalikan kepada persekutuan.
Ukuran pembayaran yang aman untuk sekutu didasarkan pada asumsi
berikut ini: 1. Seluruh sekutu secara pribadi tidak likuid (sekutu tidak
mampu membayar kepada perusahaan), 2. Seluruh aktiva nonkas
menunjukkan kemungkinan rugi (aktiva nonkas harus dipertimbangkan
rugi untuk tujuan untuk menentukan pembayaran yang aman). Selain itu,
ketika mengkalkulasi pembayaran yang aman persekutuan juga
memegang sejumlah tertentu kas untuk menutupi biaya likuidasi,
kewajiban, yang belum tercatat dan kontijensi lainnya.
Penerapan Skejul Pembayaran Aman
Asumsikan persekutuan Budi, Mina, dan Nani sedang dalam proses
likuidasi, dan saldo perkiraan mereka adalah sebagai berikut:

Seluruh kewajiban selain kepada sekutu telah dibayar, dan para sekutu
memperkirakan penjualan tanah dan bangunan akan memakan waktu
beberapa bulan. Maka dari itu, mereka sepakat bahwa seluruh kas yang
ada di tangan, di luar Rp 10.000.000 untuk menutup biaya dan
kontijensi, harus diidstribusikan secepatnya. Dengan informasi ini, skedul
pembayaran aman dipersiapkan untuk menentukan jumlah kas yang bias
didistribusikan secara aman untuk tiap sekutu. Skedul pembayaran aman
untuk Budi, Mina dan Nani diberikan pada table berikut.

Kemampuan Menanggung Kerugian


Konsep dasar rencana distribusi kas pada awal proses likuidasi adalah
kemampuan menanggung kerugian (loss absorption power LAP). LAP
seorang sekutu diartikan sebagai kerugian maksimum yang dapat terjadi dalam
persekutuan sebelum saldo akun modal dan pinjaman sekutu dilunasi.
Kemampuan menanggung kerugian merupakan fungsi dari dua elemen, yaitu :

LAP =

Saldo akun modal sekutu


Bagian laba dan rugi
sekutu

Sebagai contoh, pada 1 Mei 20X5 Aldi memiliki saldo kredit akun modal sebesar
Rp 34.000.000 dan 40 persen dari bagian laba dan rugi Persekutuan ABC. LAP
Aldi adalah :

LAP =

Rp34.000.000
0,4

= Rp85.000.000

Ini berarti bahwa kerugian dalam penghapusan aset nonkas atau beban likuidasi
tambahan sebesar Rp 85.000.000 akan menghapuskan saldo kredit dalam akun
modal Aldi dengan perhitungan :
Rp 85.000.000 x 0,40 = Rp 34.000.000

Perbedaan Liquidasi dengan perubahan persekutuan yaitu :


Liquidasi terjadi jika apabila semua sekutu mengundurkan diri dan
persekutuan dibubar kan serta aktiva non kas nya dijual.
Tetapi perubahan persekutuan terjadi apabila :
1. Sekutu berkurang, hal ini bisa terjadi apabila seorang sekutu
atau beberapa sekutu mengundurkan diri
2. Sekutu bertambah, Hal ini terjadi apabila ada seorang sekutu
atau beberapa sekutu yang masuk dalam persekutuan.

Disolusi
Masuknya sekutu baru atau pengunduran diri sekutu lama atau
meninggalnya sekutu lama akan mengakibatkan disolusi (pembubaran)
persekutuan
Ketika persekutuan secara hukum resmi didisolusi, baik dengan masuknya
sekutu baru atau dengan pengunduran diri atau meninggalnya sekutu lama,
suatu perjanjian persekutuan baru perlu dibuat untuk kelanjutan usaha
persekutuan

Anda mungkin juga menyukai