Anda di halaman 1dari 1

a.

Kewajiban Pajak Tangguhan (Deferred Tax Liabilities) adalah Jumlah Pajak


Penghasilan yang terutang untuk periode mendatang sebagai akibat perbedaan temporer
kena pajak (taxable temporary differences). Pengukuran Kewajiban pajak tangguhan
(Deferred Tax Assets) didasarkan pajak peraturan yang berlaku, efek perubahan peraturan
perpajakan yang terjadi di kemudian hari tidak boleh diantisipasi atau diestimasikan.
b. Beda Tetap adalah Perbedaan yang timbul sebagai akibat perbedaan pengakuan penilaian
elemen-elemen laporan keuangan yang berlaku dalam ketentuan/peraturan perpajakan
disatu pihak, dengan standar atau ketentuan yang berlaku dipihak yang lain yang bersifat
tetap. Beda Tetap mengakibatkan timbulnya koreksi fiskal terhadap laporan akuntansi atau
laporan laba rugi komersial dalam penghitungan penghitungan laba kena pajak sebagai
dasar penghitungan PPh terutang dan sebagai lampiran SPT Tahunan.
Beda waktu adalah perbedaan antara laba komersial dengan penghasilan kena pajak
(PKP) yang disebabkan oleh ketentuan perpajakan namun memberikan pengaruh di masa
mendatang dalam jangka waktu tertentu sampai perbedaan tersebut akan hilang, kemudian
laba komersial dan PKP menjadi sama.
c. Rekonsiliasi Fiskal adalah Perbedaan antara laba secara komersial dengan Penghasilan
Kena Pajak adalah dilakukannya koreksi fiskal terhadap laba secara komersial. Dengan
demikian, rekonsiliasi fiskal dapat diartikan sebagai usaha mencocokan perbedaan yang
terdapat dalam laporan keuangan komersial (yang disusun berdasarkan prinsip akuntansi)
dengan perbedaan yang terdapat dalam laporan keuangan fiskal (yang disusun berdasarkan
prinsip fiskal
a. Bahwa pemungutan pajak merupakan perwujudan dari pengabdian dan peran serta
Wajib Pajak untuk secara langsung dan bersama-sama melaksanakan kewajiban
perpajakan yang diperlukan untuk pembiayaan negara dan pembangunan nasional ;
b. Tanggung jawab atas kewajiban pelaksanaan pemungutan pajak, sebagai pencerminan
kewajiban di bidang perpajakan berada pada anggota masyarakat Wajib Pajak sendiri.
c. Anggota masyarakat Wajib Pajak diberi kepercayaan untuk dapat melaksanakan
kegotongroyongan nasional melalui sistem menghitung, memperhitungkan,
membayar dan melaporkan sendiri pajak yang terutang (self assessment), sehingga
melalui sistem ini administrasi perpajakan diharapkan dapat dilaksanakan dengan
lebih rapi, terkendali, sederhana dan mudah untuk dipahami oleh anggota masyarakat
Wajib Pajak.

Anda mungkin juga menyukai