Anda di halaman 1dari 10

Universitas Pamulang Akuntansi S-1

PERTEMUAN 4

PERSEKUTUAN (LIKUIDASI SEDERHANA/SEKALIGUS)

A. CAPAIAN PEMBELAJARAN

Pada pertemuan 4 ini akan dijelaskan mengenai proses penutupan/terminasi


dengan cara likuidasi lumpsum (lump-sump liquidation) pada situasi khusus dan
setelah mempelajarinya mahasiswa mampu untuk menyusun program distribusi kas
dan laporan likuidasi pada saat perusahaan dinyatakan likuidasi.

B. URAIAN MATERI

1. Pemahaman Likuidasi

Likuidasi terjadi apabila seluruh sekutu mengundurkan diri dan


persekutuan dibubarkan dan asset non kas dijual. Proses likuidasi melalui 5
tahapan sebagai berikut :
a. Tahap pertama adalah proses penutupan seluruh laporan keuangan dengan
telah melakukan perhitungan dan pembagian sisa laba saat likuidasi
(disesuaikan dengan rasio pembagian laba yang telah disepakati).
b. Tahap kedua adalah penjualan seluruh asset. Jika penjualan tersebut
mengalami kerugian, maka kerugian akan dibebankan oleh seluruh sekutu
dengan melakukan pengurangan terhadap modal, dimana kerugian bisa
terjadi jika realisasi asset non kas lebih kecil dibandingkan dengan nilai
bukunya. Sebaliknya, jika penjualan asset non kas mengalami keuntungan
maka akan menambah modal seluruh sekutu yang disesuaikan dengan rasio
yang telah disepakati. Laba rugi tersebut diakui sebagai laba rugi realisasi
asset
c. Tahap ketiga adalah melakukan pelunasan atas seluruh hutang persekutuan.
Dana yang digunakan untuk pelunasan bisa berasal dari penambahan kas
yang terjadi setelah ada penjualan asset non kas (realisasi), dimana sesuai
Kitab Undang-Undang Perdata maka kas tersebut diperuntukan terlebih
dahulu untuk :

Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 59


Universitas Pamulang Akuntansi S-1

1) Pelunasan hutang pihak ketiga (selain sekutu). Prioritas pembayaran


hutang dilakukan kepada pihak ketiga yang memilki nominal hutang yang
berjumlah lebih besar terlebih dahulu
2) Pelunasan hutang sekutu. Hutang kepada sekutu dilunasi bersama-sama
dengan pengembalian modal pada likuidasi sederhana, hal ini dilakukan
jika semua hutang terhadap pihak ketiga telah dilunasi terlebih dahulu.
Prioritas pelunasan dilakukan kepada sekutu yang memliki modal yang
lebih besar jika terdapat hutang lebih dari satu sekutu. Pelunasan hutang
yang tidak dapat ditutupi dari kas dan modal yang terbukti tidak cukup
maka hutang tersebut dibayarkan dari harta pribadi sekutu
3) Sekutu menerima pengembalian modal serta keuntungannya dari sisa
kas yang tersedia. Jika, pelunasan hutang kepada pihak ketiga dan
sekutu telah selesai maka sisa kas yang dimiliki persekutuan dibagikan
kepada masing-masing sekutu. Pembagian sisa kas bertujuan sebagai
perwujudan pembagian hak kepada sekutu dengan cara mengembalikan
modal kepada para sekutu. Masing-masing sekutu memperoleh
pengembalian modal sebesar modal bersih persekutuan (modal setelah
dikurangi laba rugi realisasi dan hutang) dan untuk tujuan pelunasan
hutang kepada sekutu biasanya diiringi dengan pengembalian modal
kepada sekutu jika kas memungkinkan agar dapat melindungi
kepentingan sekutu atas tanggung jawab yang tidak terbatas.

2. Likuidasi Sederhana/Sekaligus

Sebuah proses likuidasi dikatakan sebagai likuidasi sederhana jika


pembagian kas dilakukan secara serentak untuk para sekutu. Selain itu dapat
disebut likuidasi tunggal karena realisasi non assetnya hanya dilakukan sekali
saja dan menyeluruh. Selanjutnya, setelah seluruh asset non kasnya terjual dan
hutang kepada pihak ketiga maupun kepada sekutu dilunasi maka pembagian
kas dilakukan sekali saja. Terdapat 5 kondisi yang mungkin terjadi dalam proses
likuidasi sederhana/sekaligus :

a. Modal para sekutu menunjukkan saldo positif


Setelah realisasi dilakukan, saldo yang dimiliki oleh seluruh sekutu memiliki
nilai positif. Dimana nilai realisasi lebih kecil dari nilai bukunya yang sering
ditemui pada kondisi normal. Akan tetapi kerugian akibat realisasi tidak begitu

Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 60


Universitas Pamulang Akuntansi S-1

besar sehingga saldo masing-masing sekekutu setelah realisasi bernilai positif


semua. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1) Melakukan realisasi terhadap nilai asset non kas
2) Melakukan pembagian atas kerugian yang timbul akibat realisasi yang
besarannya disesuaikan dengan proporsi rugi-labanya
3) Melakukan pelunasan utang dagang kepada pihak ketiga
4) Melakukan pelunasan hutang sekutu dan pembagian kas sekaligus.
b. Terdapat sekutu yang memiliki modal dengan saldo negative namun dapat
ditutupi dengan utang persekutuan kepada sekutu yang bersangkutan
Saldo milik sekutu bernilai negatif atau defisit sesudah realisasi akibat dari rugi
realisasi yang cukup besar. Apabila seorang sekutu memiliki piutang terhadap
persekutuan atau persekutuan memiliki utang terhadap sekutu, maka hutang
persekutuan terhadap sekutu yang bersangkutan dapat menutupi defisit
tersebut. Langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah sebgai berikut :
1) Realisasi nilai asset non kas
2) Melakukan pembagian kerugian atas realisasi sesuai dengan rasio laba
rugi yang telah disepakati.
3) Melunasi utang dagang kepada pihak ketiga
4) Membayar sebagian hutang sekutu untuk menutup sebagian defisit
5) Pelunsan hutang sekutu
6) Pembagian kas.
c. Terdapat sekutu yang memiliki modal dengan saldo negative namun tidak
dapat ditutupi oleh utang persekutuan
Saldo milik sekutu yang menunjukkan nilai negative atau defisit setelah
realisasi disebabkan rugi realisasi yang cukup besar. Apabila deficit lebih
besar dari pada hutang persekutuan kepada salah satu sekutu tersebut, maka
hutang tersebut dapat menutupi sebagian defisit yang pada akhirnya defisit
tersebut dapat ditutupi dengan setoran kas, Adapun langkah-langkah yang
dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Realisasi asset non kas
2) Membagi kerugian sesuai dengan rasio laba rugi yang telah disepakati
3) Melunasi utang dagang kepada pihak ketiga
4) Membayar sebagian hutang sekutu untuk menutupi defisit

Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 61


Universitas Pamulang Akuntansi S-1

Pembagian kas dari selisih antara modal bersih dengan penutupan defisit
yang dibebankan kepada masing-masing sekutu sesuai persentase yang
telah dikurangi persentase sekutu tidak mampu.
d. Kondisi khusus: terdapat sekutu yang memiliki modal dengan saldo negative
namun sekutu yang harus menyetor modal secara pribadi dalam keadaan
tidak mampu
Kondisi ini menunjukkan sekutu dalam keadaan tidak mampu menyetor modal
yang memiliki saldo negative yang disebbakan oleh rugi realisasi yang sangat
besar dan utang persekutuan kepada sekutu tidak dapat menutupinya. Jika
nilai deficit lebih besar dibanding hutang persekutuan terhadap sekutu
tersebut dan sekutu yang bersangkutan juga tidak mampu menyetor modal
maka defisit sekutu tersebt dapat dituutup dengan modal sekutu lain yang
masih mampu, Adapun langkah langkah yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
1) Realisasi nilai asset non kas
2) Membagi kerugian realisasi sesuai deng arsio yang telah disepakati
3) Melunasi utang dagang kepada pihak ketiga
4) Membayar sebagian hutang untuk menutupi deficit
5) Menutup nilai defisit yang dibebankan kepda masing-masing sekutu
sesuai persentas eyang telah dikurangi sekutu tidak mampu.
e. Kondisi khusus: pelunasan kepada pihak ketiga tidak dapat ditutupi dengan
kas yang dimiliki.
Kondisi ini menunjukkan bahwa kas yang diterima persekutuan tidak dapat
menutupi hutang kepada pihak ketiga yang dapat disebabkan rugi realisasi
yang sangat besar dapat sehingaa menyebabkan saldo realisasi banyak yang
bernilai negative. Setoran dari sekutu yang mampu atau ditutup dengan
hutang persekutuan kepada salah satu sekutu jika hutang kepada pihak ketiga
tidak dapat ditutup karena saldo yang bernilai negatif. Adapun langkah-
langkah yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Realisasi nilai asset non kas
2) Membagi kerugian sesuai dengan rasio rugi laba yang telah disepakati
3) Pembayaran sebagian utang dagang kepada pihak ketiga
4) Pelunasan hutang sekutu dapat menutup deficit hutang sekutu yang
bersangkutan

Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 62


Universitas Pamulang Akuntansi S-1

5) Penutupan defisit sekutu yang tidak mampu dengan modal sekutu sesuai
persentase yang telah dikurangi persentase sekutu tidak mampu.

Ilustrasi

Persekutuan ADEL dengan para sekutu yang terdaftar yaitu Budi, Buda dan Budo
melakukan pembagian laba/rugi dengan rasio 40% : 30% : 30%. Pada tanggal
31 Desember 2019, persekutuan sepakat untuk melunasi utang. Laporan posisis
keuangan persekutuan pada tanggal 31 Desember adalah sebagai berikut

PERSEKUTUAN ADEL

LAPORAN POSISI KEUANGAN

UNTUK PERIODE TAHUN 2019

Aktiva Lancar Hutang Lancar

Kas 9.000.000 Utang Dagang 5.000.000

Aktiva 82.000.000 Utang Budi 25.000.000

Piutang 3.000.000 Modal Buda 30.000.000

Modal Budo

Modal Budi

Jumlah Hutang
Jumlah Aktiva 94.000.000 94.000.000
dan Modal

Seluruh asset non kas dalam likuidasi dapat direalisasi menjadi kas senilai Rp
70.000.000 dan perusahaan Menyusun laporan likuidasi sebagai berikut :

Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 63


Universitas Pamulang Akuntansi S-1

AKTIVA (‘000) HUTANG DAN MODAL (‘000)

Aktiva
Piutang Utang Modal Modal Modal Modal
KETERANGAN Kas Non
Buda Dagang Budi Buda Budo Budi
Kas

- Sebelum 9.000 82.000 3.000 21.000 4.000 30.000 20.000 19.000


Realisasi

- Realisasi
70.000 (82.000) (4.800) (3.600) (3.600)

Saldo Setelah 79.000 0 3.000 21.000 4.000 25.200 16.400 15.400


Realisasi

Pelunasan (21.000) (21.000)


Utang Dagang

Saldo Setelah 58.000 0 3.000 0 4.000 25.200 16.400 15.400


Pelunasan
Utang Dagang

Konversi Utang (3.000) (4.000) (3.000) (4.000)


Piutang ke
Modal Sekutu

Saldo 58.000 0 0 0 0 22.200 16.400 19.400

Pembagian Kas (58.000) (22.200) (16.400) (19.400)

Setelah 0 0 0 0 0 0 0 0
Pembagian Kas

Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 64


Universitas Pamulang Akuntansi S-1

Apabila saldo masing-masing kolom adalah nol, maka proses likuidasi adalah
selesai. Sehubungan dengan likuidasi tersebut jurnal yang dibuat persekutuan
adalah sebagai berikut :

a. Untuk mencatat realisasi aktiva non kas :

Kas 70.000.000

Modal, Budi 4.800.000

Modal, Buda 3.600.000

Modal, Budo 3.600.000

Aktiva Non Kas 82.000.000

Keterangan:

Nilai buku aktiva selain kas Rp 82.000.000

Nilai realisasi Rugi realisasi Rp 70.000.000 -

Pembebanan rugi realisasi: Rp. 12.000.000

Maka, rugi realisasi tersebut dibagi berdasarkan proporsi sebagai berikut :


Budi = 40% x Rp 12.000.000 = Rp.4.800.000
Buda = 30% x Rp 12.000.000 = Rp.3.600.000
Budo = 30% x Rp 12.000.000 = Rp.3.600.000

b. Untuk mencatat pelunasan utang kepada pihak ketiga :

Utang Dagang 21.000.000

Kas 21.000.000

c. Untuk mencatat utang/piutang sekutu ke modal sekutu :

Modal, Buda 3.000.000

Utang Budi 4.000.000

Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 65


Universitas Pamulang Akuntansi S-1

Piutang, Buda 3.000.000

Moda, Budi 4.000.000

d. Untuk mencatat pembagian kas :

Modal, Buda 22.200.000

Modal, Budo 16.400.000

Modal, Budi 19.400.000

Kas 58.000.000

Akun modal masing-masing sekutu apabila diposting hasilnya adalah sama


dengan saldo modal masing-masing sekutu saat dinyatakan likuidasi.

Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 66


Universitas Pamulang Akuntansi S-1

C. LATIHAN SOAL

Pada tanggal 6 Maret 2019 dilakukan likuidasi persekutuan. Saat itu, posisi keuangan
persekutuan adalah sebagai berikut:

ASSET (Rp.) PASIVA(Rp.)

Kas 100.000.000 Utang dagang 500.000.000


Piutang Dagang 700.000.000
Utang Hendra 100.000.000
Piutang Fikri 200.000.000
Modal Fikri 800.000.000
Persediaan 600.000.000
Modal Galuh 600.000.000
Kendaraan (net) 200.000.000
Modal Hendra 500.000.000
Tanah (net) 700.000.000

Jumlah aktiva 2.500.000.000 Jumlah pasiva 2.500.000.000

Pembagian laba/rugi sebagai berikut = Fikrih : Galuh : Hendra = 50% : 30% : 20%.
Dalam likuidasi tersebut pencairan aktiva non kas menjadi kas berlangsung relative
lama hamper satu tahun, sehingga proses likuidasinya bertahap. Tahap pencairan
aktiva non kas menjadi kas adalah sebagai berikut:

Tanggal Keterangan

1 Mei2011 Aktiva non kas senilai Rp. 800.000.000,00 direalisasi


menjadi kas sebesar Rp. 900.000.000,00
1 September 2011 Semua sisa aktiva non kas direalisasi menjadi kas sebesar
Rp. 700.000.000,00

Diminta:

Buat program distribusi kas pada saat dinyatakan likuidasi dan buat laporan
likuidasinya

Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 67


Universitas Pamulang Akuntansi S-1

D. DAFTAR PUSTAKA

Baker, Richar. dkk, 2017, Akuntansi Keuangan Lanjutan (Persfektif Indonesia)), Edisi
2, buku 2, Salemba Empat, Jakarta

Beams, Floyd D. dkk, 2009, Akuntansi Lanjutan (Advance Accounting), Edisi 9, Jilid
1, Salemba Empat, Jakarta

Hamizar, dkk, 2011, Advance Accounting, Lentera Ilmu, Jakarta

Yunus, Hadori, dkk, Akuntansi Keuangan Lanjutan, Edisi 1,BPFE, Yogyakarta

Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 68

Anda mungkin juga menyukai