1. Proses Likuidasi
Biasanya, likuidasi kemitraan melibatkan hal-hal berikut: 1) Mengubah aset
nonkas menjadi kas; 2) Mengakui keuntungan dan kerugian dan beban yang
terjadi selama periode likuidasi; 3) Menyelesaikan semua kewajiban; 4)
Mendistribusikan uang tunai kepada sekutu sesuai dengan saldo akhir dalam
akun modal mereka. Deskripsi umum dari proses likuidasi mengasumsikan
sebagai berikut: 1) Kemitraan adalah solven atau mampu membayar utang
(yaitu, aset kemitraan melebihi kewajiban kemitraan); 2) Semua mitra memiliki
ekuitas dalam aset bersih kemitraan; 3) Tidak ada saldo pinjaman terutang
kepada mitra mana pun; 4) Semua aset diubah menjadi uang tunai sebelum
uang tunai dibagikan kepada mitra.
2. Simple Partnership Liquidation
Likuidasi kemitraan sederhana adalah konversi semua aset kemitraan menjadi
uang tunai dengan distribusi tunggal uang tunai kepada mitra dalam
penyelesaian akhir urusan kemitraan. Rasio pembagian keuntungan dan
kerugian yang ditetapkan (dalam contoh ini, 70% dan 30%) digunakan selama
periode likuidasi kecuali jika perjanjian kemitraan menentukan pembagian
keuntungan dan kerugian yang berbeda selama likuidasi. Dalam hal perjanjian
kemitraan yang memberikan tunjangan gaji dan bunga, hanya sisa rasio bagi
hasil yang akan diterapkan selama periode likuidasi. Hal ini karena keuntungan
dan kerugian pada likuidasi pada dasarnya adalah penyesuaian dari keuntungan
sebelumnya yang akan dibagikan dengan menggunakan rasio bagi hasil sisa
jika mereka telah diakui sebelum pembubaran. Kemitraan likuidasi harus
memelihara ringkasan transaksi dan saldo selama tahap likuidasi.
tidak memiliki sumber daya pribadi, mitra dengan ekuitas positif menyerap
kerugian yang sama dengan saldo debit. Kerugian tersebut dibagi dalam rasio
pembagian keuntungan dan kerugian relatif dari mitra dengan saldo ekuitas
positif.
4. Pembayaran Aman Kepada Mitra
Proses melikuidasi bisnis membutuhkan waktu yang cukup lama. Sebagian
uang tunai mungkin tersedia untuk dibagikan kepada mitra setelah semua
kewajiban dibayar tetapi sebelum semua aset nonkas diubah menjadi uang
tunai. Pembayaran yang aman adalah distribusi yang dapat dilakukan kepada
mitra dengan jaminan bahwa jumlah yang didistribusikan tidak perlu
dikembalikan ke kemitraan di kemudian hari untuk menutupi kewajiban yang
diketahui atau menyelaraskan kembali modal mitra. Perhitungan pembayaran
yang aman didasarkan pada asumsi berikut:
Semua mitra secara pribadi bangkrut (yaitu, mitra tidak dapat melakukan
pembayaran ke dalam kemitraan), dan
Semua aset nontunai mewakili kemungkinan kerugian (yaitu, nontunai aset
harus dianggap kerugian untuk tujuan menentukan pembayaran yang aman).
Selain itu, ketika menghitung pembayaran yang aman, kemitraan dapat
menahan sejumlah uang tunai tertentu untuk menutupi biaya likuidasi,
kewajiban yang tidak tercatat, dan kontinjensi umum. Jumlah uang tunai yang
ditahan merupakan kerugian kontinjensi bagi mitra dan dianggap kerugian
untuk tujuan menentukan pembayaran yang aman.
5. Likuidasi Angsuran
Likuidasi angsuran melibatkan distribusi uang tunai kepada mitra saat tersedia
selama periode likuidasi dan sebelum semua keuntungan dan kerugian likuidasi
telah direalisasikan. Alternatifnya adalah likuidasi sederhana yang tidak ada
uang tunai untuk dibagikan kepada mitra sampai semua keuntungan dan
kerugian likuidasi direalisasikan dan tercermin dalam saldo akun modal mitra.
Prinsip umum likuidasi angsuran yakni dengan distribusi kas yang tersedia
secara teratur sampai semua aset nonkas diubah menjadi kas. Kewajiban selain
kepada mitra harus dibayar sebelum distribusi dilakukan kepada mitra. Setelah
uang tunai tersedia untuk didistribusikan kepada mitra, jumlah yang akan