LAPORAN LIKUIDASI
Kelompok 4 :
Penyusun:
Semester: 4
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat, rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga Tugas Makalah Kelompok 4 Mata Kuliah Akuntansi Keuangan
Lanjutan yang berjudul “Likuidasi Bertahap” dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Makalah ini dibuat sebagai kewajiban untuk memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Akuntansi
Keuangan Lanjutan.
Makalah ini kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
dan sumber sehingga memperlancar proses pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak yang telah berkontribusi.
Tentunya penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Meskipun begitu, kami
berharap agar makalah ini bisa bermanfaat untuk orang lain. Jika ada kritik dan saran terkait ide
tulisan maupun penyusunannya, kami akan menerimanya dengan senang hati.
2
DAFTAR ISI
JUDUL MAKALAH............................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR........................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah....................................................................................................... 4
C. Tujuan penulisan......................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Likuidasi Bertahap......................................................................................................6
.....................................................................................................................................
B. Rencana Distribusi Kas...............................................................................................7
C. Laporan Likuidasi Persekutuan...................................................................................10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................13
3
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa
pokok maslah yang diambil adalah sebagain berikut:
1. Apa itu Likuidasi Bertahap?
2. Bagaimana Rencana distribusi kas?
3. Bagaimana Laporan Likuidasi Persekutuan ?
4
C. Tujuan penelitian
Sesuai dengan latar belakang dan permasalahan yang telah dikemukakan diatas, tujuan
yang ingin dicapai adalah untuk:
1. Untuk mengetahui dan memahami apa itu Likuidasi Bertahap
2. Untuk mengetahui dan memahami apa itu Rencana distribusi kas
3. Untuk mengetahui dan memahami apa itu Laporan Likuidasi Persekutuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. LIKUIDASI BERTAHAP
Likuidasi Bertahap merupakan suatu likuidasi yang secara umum memerlukan beberapa
bulan penyampainnya dan menyangkup pembayaran secara periodik, cicilan/bertahap, kepada
para sekutunya selama masa likuidasi. Likuidasi bertahap mencakup distribusi kas kepada para
sekutu sebelum likuidasi aset sepenuhnya dilakukan. Berikut panduan yang dapat digunakan
untuk membantu akuntan dalam menentukan pembayaran bertahap yang aman kepada para
sekutu :
1. Tidak mendistribusikan kas kepada para sekutu hingga seluruh kewajiban dan beban
likuidasi actual maupun potensial telah dibayarkan atau telah dicadangkan
seperlunya.
2. Anstisipasilah kemungkinan yang terburuk, atau yang paling membatasi sebelum
menentukan jumlah uang tunai yang dapat diterima oleh masing masing sekutu :
1. Asumsikan bahwa seluruh aset nonkas yang tersisa akan dihapuskan sebagai
kerugian, yaitu bahwa tidak ada lagi yang dapat direalisasikan dari penghapusan
aset.
2. Asumsikan bahwa defisit timhul pada akun modal para sekutu akan
didistribusikan kepada sekutu yang tersisa, asumsi bahwa defisit tersebut tidak
akan dihapuskan oleh kontribusi modal tambahan para sekutu.
3. Setelah akuntan mengasumsikan kasus terburuk yang dapat terjadi, maka sisa saldo
kredit pada akun modal menunjukan distribusi aset dan kas yang dapat didistribusikan
kepada masing masing sekutu dalam jumlah yang terkait.
Untuk menentukan pembayaran kas yang aman yang hendak dilakukan kepada
para sekutu, pihak akuntan harus membuat beberapa asumsi mengenai likuidasi aset
tersisa di masa depan. Sebelum melakukan distribusi kas kepada para sekutu,akuntan
menyusun skedul pembayaran aman kepada para sekutu dengan menggunakan asumsi
kasus terburuk.
Skedul ini dimulai dengan saldo modal dan pinjaman secara logika menggunakan
akun akun modal yang berasal dari persamaan akuntansi : Aset – Kewajiban = Saldo
6
Modal Sekutu. Skedul pembayaran aman kepada para sekutu ini mencakup seluruh
informasi yang diperlukan agar para sekutu mengetahui berapa besar kas yang akan
diterima pada setiap tanggal distribusi kas.
Asumsi kasus terburuk berupa kerugian total atas aset nonkas dan beban
likuidasi, menimbulkan total pembebanan yang harus didistribusikan terhadap akun
modal para sekutu. Jika asumsi ini menghasilkan perkiraan defisit dalam akun modal
salah satu sekutu, maka itu bukan defisit actual yang harus ditutup. Hal tersebut hanyalah
hasil dari penerapan asumsi kasus terburuk.
Rencana Distribusi Kas
Skedul pembayaran aman merupakan metode efektif untukmenghitung jumlah
pembayaran aman kepada sekutu dan mencegah pembayaran yang berlebihan kepada sekutu.
Tetapi pendekatannya tidak efisien jika distribusi bertahap dilakukan berkali-kali karena skedul
pembayaran aman harus disiapkan untuk tiap distribusi sampai saldo modal sesuai dengan rasio
pembagian laba dan rugi. Skedul pembayaran aman juga tidak cukup baik sebagai alat
perencanaan karena tidak memberikan informasi yang membantu sekutu ketika mereka
mengharapkan mendapatkan pembagian kas. Kekurangan dari pendekatan skedul pembayaran
aman ini bias diatasi dengan menggunakan rencana distribusi kas pada awal proses likuidasi.
Pada awal proses likuidasi adalah umum bagi para akuntan untuk Menyusun rencana
distribusi kas, yang memberikan gambaran kepada para sekutu mengenai pembayaran kas
bertahap yang akan diterima oleh masing-masing pada saat telah tersedia kas dalam
persekutuan. Distribusi bertahap actual ditentukan dengan menggunakan laporan realisasi dan
likuidasi, yang dilengkapi dengan skedul pembayaran aman kepada para sekutu. Rencana
distribusi kas merupakan proyeksi pro forma penggunaan kas, apabila telah tersedia uang tunai.
Daya Serap Kerugian
Konsep dasar rencana distribusi kas pada awal proses likuidasi adalah kemampuan
menangung kerugian (loss absortion power-LAP). LAP seorang sekutu diartikan sebagai
kerugian maksimum yang dapat terjadi dalam persekutuan sebelum saldo akun modal dan
pinjaman sekutu dilunasi.
Daya serap kerugian merupakan fungsi dari dua elemen,yaitu :
LAP = Saldo akun modal sekutu
Bagian laba dan rugi sekutu
7
Sebagai contoh, pada 1 mei 2025 Aldi memiliki saldo kredit akun modal sebesar Rp. 34.000.000
dan 40 % dari bagian laba dan rugi persekutuan ABC LAP Aldi adalah :
LAP =Rp.34.000.000 = Rp. 85.000.000
0,40
Ini berarti bahwa kerugian dalam penghapusan aset nonkas atau beban likuidasi tambahan
sebesar Rp. 85.000.000 akan menghapuskan saldo kredit dalam akun modal aldi dengan
perhitungan sebagai berikut:
Rp.85.000.000 X 0,40 = Rp.34.000.000
Para sekutu meminta rencana distribusi kas pertanggal 1 Mei 20X5, untuk menentukan
distribusi atas kas setelah tersedia selama proses likuidasi. Rencana seperti itu selalu
memberikan pembayaran kreditor persekutuan sebelum distribusi dapat dilakukan kepada
kepala sekutu. Figur ini menunjukan rencana distribusi kas per tanggal 1 Mei, yang merupakan
tanggal awal proses likuidasi.
Pengamatan penting dari contoh tersebut adalah sbb :
1. Daya serap kerugian masing-masing sekutu dihitung ketika saldo modal sebelum likuidasi
dibagi dengan persentase pembagian laba dan rugi para sekutu. Aldi memiliki LAP tertinggi
($85.000), Citra memiliki LAP tertinggi berikutnya ($80.000), dan Bayu memiliki LAP
8
terendah ($25.000). LAP masing-masing sekutu merupakan jumlah kerugian yang
sepenuhnya mengeliminasi saldo kredit modal netonya. Aldi adalah sekutu yang paling
tidak rentan untuk mengalami kerugian dan Bayu adalah yang paling rentan kerugian.
2. Sekutu yang paling tidak rentan akan menjadi yang pertama untuk menerima pembayaran
tunai setelah pembayaran kepada para kreditor. Aldi akan menjadi satu- satunya sekutu
yang menerima kas hingga LAP menurun ke tingkat sekutu tertinggi berikutnya, yaitu
Citra. Untuk menurunkan LAP Aldi sebesar $5.000 membutuhkan pembayaran sebesar
$2.000 ($5.000 × 0,40) kepada Aldi. Setelah pembayaran sebesar $2.000 kepada Aldi, daya
serap kerugian yang baru akan sama sengan Citra, yang dihitung dengan saldo modal Aldi
yang tersisa sebesar $32.000 dibagi dengan presentase pembagian laba dan rugi sebesar
40% ($32.000 ÷ 0,40 = $80.000).
3. .LAP Aldi dan Citra sekarang akan sama dan mereka menerima distribusi kas hingga LAP
masing-masing akan menurun hingga ke tingkat tertinggi berikutnya, yaitu sebesar $25.000
sebagaimana LAP Bayu. Mengalikan $55.000 dengan rasio pembagian kerugian kedua
sekutu akan menunjukkan berapa banyak kas berikutnya yang tersedia agar dapat
dibayarkan dengan aman kepada masing-masing sekutu. Aldi dan Citra akan menerima
distribusi kas sesuai dengan rasio pembagian kerugiannya. Dengan tersedianya kas sebesar
$33.000, maka yang akan didistribusikan kepada Aldi dan Citra masing-masing adalah
dengan rasio 40 : 60 untuk Aldi dan 20 : 60 untuk Citra.
4. Akhirnya pada saat ketiga sekutu tersebut memiliki LAP yang sama, maka sisa kas yang
tersedia akan didistribusikan menurut rasio pembagian kerugian masing-masing sekutu.
Ringkasan rencana distribusi kas yang dapat dilihat pada bagian bawah tabel diatas,
ditunjukkan kepada masing-masing sekutu. Dari ringkasan ini, para sekutu mampu
menentukan jumlah relatif yang akan diterima masing-masing apabila telah tersedia kas pada
persekutuan
Konfirmasi rencana distribusi menunjukkan gabungan saldo akun modal untuk masing-
masing sekutu dalam Persekutuan ABC selama periode likuidasi bertahap dari tanggal 1 Mei
20X5 hingga 1 Juli 20X5. Pembayaran secara bertahap kepada para sekutu dihitung dalam
laporan realisasi dan likuidasi persekutuan dengan menggunakan skedul distribusi aman kepada
9
para sekutu. Konfirmasi rencana distribusi menunjukkan bahwa distribusi aktual kas yang
tersedia telah sesuai dengan rencana distribusi kas yang telah dipersiapkan pada awal proses
likuidasi.
PEMBAHASAN TAMBAHAN
1.Pengubahan Persekutuan menjadi Perseroan
Seiring dengan perkembangan persekutuan, para sekutu dapat memutuskan untuk
mengubah bentuk usaha menjadi perseroan agar dapat memperoleh akses pendanaan ekuitas
tambahan, membatasi tanggung jawab pribadi, mendapatkan keuntungan pajak tertentu atau
untuk mencapai tujuan usaha lain yang cukup berat. Pada saat pembentukan perseroan,
persekutuan dihentikan, sedangkan aset dan kewajiban dievaluasi menjadi sebesar nilai pasar.
Keuntungan atau kerugian revaluasi yang timbul dialokasikan kepada akun modal para sekutu
sesuai dengan rasio pembagian laba dan rugi.
B. PROSES LIKUIDASI
Pengertian Likuidasi Sekaligus dan Prosesnya
Likuidasi merupakan suatu keadaan dimana persekutuan antar para anggotanya dibubarkan,
sehingga kegiatan usahanya juga dihentikan. Proses likuidasi terd(riat09 dua tahap, yaitu:
l. Proses realisasi, merupakan proses merubah aset non-kas menjadi kas.
2. Proses likuidasi, merupakan proses pembayaran semua hutang persekutuanxeppda para
kreditur dan sisanya dibayarkan kepada para anggota
Langkah-Langkah dalam Likuidasi Sekaligus
1. Menutup dan menyesuaikan rekening pembukuan persekutuan.
2. Melakukan proses realisasi. Apabila dalam proses realisasi tersebut timbuHab? rugi, maka
laba rugi tersebut dibagikan kepada para anggota sesuai dengan rasio pembagian laba rugi
yang telah ditetapkan.
3. Melakukan proses likuidasi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses likuidasi adalah:
a) Pertama kali yang harus dibayar adalah para kreditur luar, jika ada sisa baru dibayarkan
kepada anggota.
b) Jika ada salah satu anggota mempunyai saldo modal defisit dan di lain pihak ia
mempunyai tagihan kepada persekutuan, maka tagihan tersebut bisa dikompensasikan
kepada defisitnya.
10
c) Jika ada salah satu anggota mempunyai saldo modal defisit dan ia tidak mempunyai
tagihan kepada persekutuan, maka untuk sementara waktu, anggota lainnya (yang saldo
modalnya positif) wajib menutupnya terlebih dahulu dan dalam melakukan
pembayaran kepada para anggota perlu dibuatkan daftar pendukung perhitungan
pembayaran kepada anggota.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Likuidasi merupakan suatu keadaan dimana persekutuan antar para anggotanya
dibubarkan, sehingga kegiatan usahanya juga dihentikan. Proses likuidasi terdiri dari 2 tahap
yaitu tahap realisasi dan tahap likuidasi. Pencairan aktiva menjadi uang kas disebut
“realisasi” sedangkan pembayaran atas klaim disebut “likuidasi”. Likuidasi Bertahap
merupakan satu likuidasi yang umumnya memerlukan beberapa bulan untuk penyelesainnya
dan mencakup pembayaran secara periodic atau cicilan/bertahap kepada para sekutunya
selama masa likuidasi. Likuidasi bertahap mencakup distribusi kas kepada para sekutu
sebelum likuidasi active sepenuhnya dilakukan.
likuidasi merupakan proses yang berakhir dengan pembubaran perusahaan sebagai
suatu unit organisasi. Proses likuidasi, yaitu proses pembayaran kepada pihak-pihak yang
12
berhak(terlebih dahulu dibayar kepada kreditur ekstern, kemudian kreditur intern, baru
sisanya kepada para anggota sekutu).
DAFTAR PUSTAKA
https://www.coursehero.com/file/14552513/likuidasi-bertahap/
https://id.scribd.com/document/380961856/Rencana-Distribusi-Kas
https://www.coursehero.com/file/21507738/RENCANA-DISTRIBUSI-KAS-BAG-DIKA/
13