“EKUITAS (EQUITY)”
DI SUSUN OLEH:
Kelompok I
1. Reza Muhammad Rizqi (NIM 12F015060)
2. Angga Pramana Jaya (NIM 12F015043)
3. Ikhsan Rosyidi (NIM 12F015050)
Puji syukur yangkita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga makalah yang berjudul “Ekuitas” ini dapat diselesaikan
sebagaimana mestinya.
Meskipun apa yang dapat kami sajikan ini masih jauh dari kesempurnaan, kami harap
dapat memberikan manfaat bagi kita semua dan khususnya bagi kami pribadi dalam
menambah ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang Akuntansi khususnya Akuntansi
Keuangan.
Kami sadar kesempurnaan hanya milik-Nya. Atas segala kekurangan dan khilaf, kami
mengharapkan kritik dan saran yang kritis, logis, dan bersifat membangun untuk
penyempurnaan makalah ini. Sehingga apa yang dapat kami berikan pada waktu yang akan
datang dapat lebih baik serta semuanya dapat memberikan hikmah dan membawa berkah bagi
kita semua.
Penulis
BAB I
PANDAHULUAN
1.1. Latarbelakang
Pada dasarnya setiap perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur, jasa, maupun
dagang memerlukan pengelolaan ekuitas yang baik dalam perusahaannya, istilah ekuitas
(ekuitas pemegang saham atau stockholders' equity) lebih merefleksi kata yang ingin
dikandungnya. Istilah modal sering digunakan pula sebagai padan kata equity walaupun
modal lebih dekat maknanya dengan istilah capital. Ekuitas mengandung unsur
kepemilikan (ownership), untuk organisasi nonprofit ekuitas disebut dengan aset bersih
(net assets) untuk menghindari kesan adanya pemilikan.
Dalam perusahaan, Investasi ekuitas umumnya berhubungan dengan pembelian dan
menyimpan saham stok pada suatu pasar modal oleh individu dan dana dalam
mengantisipasi pendapatan dari deviden dan keuntungan modal sebagaimana nilai saham
meningkat. Hal tersebut juga kadang kadang berkaitan dengan akuisisi saham
(kepemilikan) dengan turut serta dalam suatu perusahaan swasta (tidak tercatat di bursa)
atau perusahaan baru (suatu perusahaan sedang dibuat atau baru dibuat). Ketika investasi
dilakukan pada perusahaan yang baru, hal itu disebut sebagai investasi modal ventura dan
pada umumnya dimengerti mempunyai risiko lebih besar dari pada investasi situasi-situasi
dimana saham tercatat di bursa dilakukan
Ekuitas juga mengatur konsep kesatuan usaha yang memisahkan antara manajemen
dan pemilikan, informasi tentang akuitas pemegang saham menjadi sangat penting karena
hal tersebut menunjukan hubungan antara perusahaan (perseroan) dengan pemegang
saham. dari sudut pemegang saham, ekuitas pemegang saham merupakan hak atas
kekayaan atau nilai yang tertanam dalam perseroan. Kalau dipandang dari sudut kesatuan
usaha, ekuitas pemegang saham merupakan "utang" perseroan kepada para pemegang
saham. Oleh karena itu, ekuitas pemegang saham dapat juga dipandang sebagai gambaran
hubungan yuridis antara perseroan dan pemegang saham. Dengan kedudukannya yang
demikian persoalannya adalah bagaimana melaporkan atau menyajikan informasi elemen
ini agar hubungan dan tanggung jawab yuridis dapat dipertahankan.
Konsep kesatuan usaha menuntut artikulasi antar statemen keuangan,tidak terdapat
masalah semantik atau definisional dalam pembahasan ekuitas seperti halnya elemen
pendapatan, biaya dan laba. Ekuitas juga membutuhkan definisi, pengukuran, penilaian
dan pengakuan untuk dapat disajikan dalam laporan keuangan agar laporan keuangan
yang dihasilkan dapat dipahami dan menghasilkan informasi yang dapat digunakan
sebagai pengambilan keputusan oleh semua pihak yang berkepentingan. Teori ekuitas
yang bersifat semantik adalah teori sudut pandang atau teori entitas. Ekuitas pemegang
saham itu sendiri terdiri atas dua komponen penting yaitu modal setoran (paid-in atau
contributed capital) dan laba ditahan (retained earnings). sebagai pasangan modal
setoran, laba ditahan dapat disebut sebagai modal bentukan atau cioptaan (earned capital).
Dalam struktur kepemilikian perusahaan, pengidentifikasian ekuitas dan komponen-
komponen yang membentuk ekuitas tersebut sangat berpengaruh pada kemajuan
perusahaan dalam meengelola perusahaannya agar dapat berkembang sesuai yang
diharapkan. Di dalam suatu perusahaan terdapat struktur kepemilikan Ekuitas yang
berbeda-beda, struktur kepemilikan ini mencerminkan proporsi kepemilikan perusahaan.
Struktur kepemilikan mencerminkan hak principal (pemilik), dengan mengetahui hal ini
tentu bagian-bagian dalam perusahaan mengetahui hak-hak dan tanggung jawabnya
masing-masing dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.
BAB II
PEMBAHASAN
Masalah akuntansi yang ada pada penerbitan saham akan dibahas dalam topic berikut:
1. Akuntansi untuk saham tanpa nilai pari
2. Akuntansi untuk saham dengan nilai pari
3. Akuntansi untuk penerbitan saham yang digabungkan dengan sekuritas lainnya
(penjualan lump sum)
4. Akuntansi untuk saham yang diterbitkan dalam transaksi non kas
5. Akuntansi untuk biaya penerbitan saham
2. Penerbitan Saham yang dijual atas dasar pesanan atau tanpa nilai pari
Untuk memperlihatkan informasi tentang penerbitan saham dengan nilai pari, akun
harus dipertahankan untuk masing-masing kelompok saham berikut :
a) Saham Preferen atau Saham Biasa. Kedua akun ini mencerminkan nilai pari
saham perseroan yang diterbitkan. Akun ini dikredit ketika saham pertama kali
diterbitkan. Tidak ada ayat jurnal tambahan pada akun ini kecuali saham
tambahan yangditerbitkan atau saham yang ditarik.
b) Modal Disetor yang Melebihi Nilai Pari atau Tambahan Modal (Additional Paid-
in Capital). Menunjukkan setiap nilai pari yang disetor oleh pemegang saham
sebagai pengganti saham yang diterbitkan untuk mereka
Selain dijual secara tunai, kadangkala penerbitan saham juga dapat dilakukan secara pesanan,
biasanya ini dilakukan oleh perusahaan yang baru saja masuk dibursa pasar modal atau go
publik.
Sebagai contoh, PT Sinar Mas menawarkan saham pesanan ke para investor untuk membeli
1.000 lembar saham dengan nilai pari 20 pada harga Rp. 50. sebanyak 100 investor tertarik
untuk memesan dengan membayar uang muka 70% dan 30% sisanya pada akhir bulan
keenam. Ayat jurnalnya :
Pada tanggal penerbitan saham
Kas 3.500.000
Piutang Pesanan 3.500.000
( 5.000.000 x 70% )
( untuk mencatat penerimaan angsuran pertama 70% )
Sebagai contoh, Penerbitan saham sebanyak 1.000 lembar saham biasa, nilai pari 10 untuk
sebuah bidang tanah dengan harga 15.000
Ayat jurnalnya:
Tanah 15.000
Saham Biasa 10.000
Agio Saham Biasa 5.000
Maka dari itu, ketika sebuah perusahaan menerbitkan saham, ,maka seharusnya
melaporkan biaya yang dikeluarkan untuk menjual saham, seperti biaya penjaminan,biaya
akuntansi dan hukum, biaya percetakan dan pajak sebagai pengurang jumlah yang disetor.
Oleh karena itu, biaya penerbitan didebet ke Tambahan Modal Disetor karena biaya tersebut
tidak berhubungan dengan operasi perusahaan. Gaji manajemen dan biaya tidak langsung
lainnya yang berhubungan dengan penerbitan saham harus dibebankan pada saat dikeluarkan
karena sulit untuk menetapkan hubungan antara biaya-biaya tersebut yang diterima dari hasil
penjualan.
1. Untuk memenuhi distribusi pajak yang efisien dari kelebihan kas kepada pemegang
saham. Tingkat keuntungan modal kas atas penjualan saham kepada perusahaan oleh
pemegang saham diperkirakan sekitar setengah tarif pajak biasa. Keuntungan ini agak
terkurangi karena baru-baru ini terjadi perubahan mengenai hukum pajak yang
berkenaan dengan dividen
2. Untuk meningkatkan laba per saham dan pegembalian atas ekuitas (ROE). Dengan
mengurangi jumlah saham yang beredar dan mengurangi ekuitas pemegang saham,
rasio kinerja tertentu sering kali meningkat.
3. Untuk memenuhi saham dalam kontrak kompensasi saham karyawan atau memenuhi
kebutuhan merger yang potensial. Honeywell Inc. melaporkan bahwa sebagian dari
pembeliannya atas satu juta lembar saham biasa igunakan untuk kontrak opsi saham
karyawan
4. Untuk mengurangi upaya pengambilalihan atau mengurangi jumlah pemegang
saham. Dengan mengurangi jumlah saham yang dipegang public, pemilik sekarang dan
manajemen dapat menghindari pihak luar untuk mengendalikan perusahaan atau
pengaruh yang signifikan.
5. Membentuk pasar bagi saham. Dengan membeli saham di pasar modal, diciptakan suatu
permintaan yang dapat menstabilan harga saham atau dalam kenyataannya
meningkatkan harga saham itu.
Karakteristik yang membedakan saham preferen dengan saham biasa terletak pada
sifatnya yang lebih tertutup dan negatif disamping preferensinya, misalnya seperti tidak
memiliki hak suara, tidak kumulatif, dan non partisipasi.
Karakterisik paling umum yang melekat pada saham preferen adalah sebagai berikut :
Kas $120.000
Saham preferen $100.000
Modal disetor sebagai kelebihan nilai pari $20.000
1. Dividen Tunai
Pengumuman dividen tunai merupakan kewajiban dan karena pembayaran biasanya
harus harus dilakukan dengan segera dan biasanya disebut sebagai kewajiban lancar
2. Dividen Properti
Hutang dividen dalam bentuk aktiva perusahaan selain kas, dapat berupa barang
dagang, real estate, atau investasi yang dirancang oleh dewan direksi. Ketika dividen
property diumumkan, maka perusahaan harus menetapkan kembali nilai wajar property
yang akan dibagikan dengan mengakui setiap keuntungan atau kerugian sebagai
perbedaan nilai wajar dengan nilai buku pada tanggal pengumuman.
3. Dividen Likuidasi
Dividen yang tidak didasarkan pada laba ditahan, yang menyiratkan bahwa dividen ini
merupakan pengembalian dari investasi pemegang saham dan bukan dari laba. Dengan
kata lain, setiap dividen yang tidak didasarkan pada laba merupakan pengurangan
modal disetor prusahaan dan sejauh itu merupakan dividen likuidasi
4. Dividen Saham
Dividen saham merupakan penerbitan oleh suatu perseroan atas saham miliknya sendiri
kepada pemegang saham sesuai dengan porsi masing-masing.
2. Rasio Pembayaran
Rasio pembayaran merupakan rasio dividen tunai terhadap laba bersih. Jika saham
preferen sedang beredar, maka rasio ini dihitung untuk pemegang saham biasa
dengan membagi dividen tunai yang dibayarkan kepada pemegang saham biasa
dengan laba bersih yang tersedia untuk pemegang saham biasa.
Deviden Tunai
Rasio Pembayaran =
Laba bersih – Dividen preferen
3.1 Kesimpulan
Dilihat dari definisinya ekuitas merupakan hak residual atas aset perusahaan setelah
dikurangi semua kewajiban. Ekuitas mengandung makna kepemilikan, oleh karena itu, untuk
organisasi nonbisnis ekuitas sering disebut sebagai aset bersih. Ekuitas berbeda dengan
kewajiban dalam tiga hal, yaitu hak atas penyelesaian klaim, hak penggunaan aset, dan
substansi perjanjian (yuridis). Walaupun demikian, atas dasar konsep kesatuan usaha kreditor
dan investor dipandang sebagai pihak luar perusahaan yang terpisah dari manajemen.
Ekuitas dapat berbentuk modal setoran dan laba ditahan dimana modal setoran
merupakan suatu bentuk kontrak yuridis yang harus dipertahankan keutuhannya sedangkan
laba ditahan merupakan modal yang tercipta atau terhimpun karena pemanfaatan aset, selain
itu modal setoran juda dapat menyebabkan perubahaan aset dalam rangka pendanaan
(transaksi modal) sedangkan laba ditahan hanya menyebabkan perubahan aset dalam rangka
produksi (transaksi operasi).
3.2 Saran
Sebaiknya Perusahaan melakukan Pendekatan yang signifikan mengenai pengolaan
ekuitas yang ada di perusahaan tersebut. Mengenai semua hal yang melandasi konsep-konsep
kontinuitas usaha serta upaya dan hasil yang menegaskan bahwa statemen laba-rugi harus
memuat semua perubahan ekuitas kecuali yang berasal dari transaksi dengan pemilik.
Perubahan ekuitas harus dipisahkan dengan tegas menjadi ekuitas yang berasal dari transaksi
modal dan transaksi operasi. Laba ditahan hanya akan berisi laba komprehensif yang dipindah
dari statemen laba rugi dan berbagai komponen transaksi modal seperti dividen dan saham
treasuri, sehingga perusahaan akan dengan mudah mengidentifikasikan apa yang menjadi
masalah perusahaan terutama dalam pengolaan ekuitas ini.
DAFTAR PUSTAKA
Kieso, Weygandt, dan Warfield. 2011. Intermediate Accounting IFRS Edision. Volume
Kedua. United States of America: Wilay
Lam, Nelson dan Lau, Peter. 2014. Akuntansi Keuangan: perspektif IFRS. Jakarta: Salemba
Empat
Harahap, Sofyan Syafri. 2011. Teori Akuntansi Edisi Revisi 2011. Jakarta: Rajawali Pers
Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, dan Terry D. Warfield, 2002. Akuntansi Intermediate,
Terjemahan Emil Salim, Jilid 2, Edisi Kesepuluh, Penerbit Erlangga, Jakarta