Anda di halaman 1dari 10

DIVIDEN

KEBIJAKAN DEVIDEN
Praktek pembayaran dividen menurun tajam pada tahun 1980-an dan 1990-an ketika
perusahaan berfokus pada pertumbuhan dan menginvestasikan kembali labanya ke dalam
perusahaan, peningkatan kembali pembayaran dividen sebagian besar disebabkan oleh
pemotongan pajak dividen pada tahun 2003, yang meengurangi tarif pajak dividen hingga
15%.

Sangat sedikit perusahaan yang membayar dividen dalam jumlah yang sama dengan laba
ditahan yang tersedia secara legal. Alasan utamanya adalah sebagai berikut:

 Persetujuan (kontrak obligasi) dengan kreditor tertentu untuk menahan semua atau
sebagian laba, dalam bentuk aktiva, guna membentuk proteksi tambahan terhadap
kemungkinan kerugian.
 Beberapa hukum perseroan negara bagian mensyaratkan bahwa laba yang ekuivalen
dengan biaya saham treasuri yang dibeli dilarang untuk diumumkan sebagai dividen.
 Keinginan untuk menahan aktiva yang tidak dibayarkan sebagai dividen guna
membiayai pertumbuhan atau ekspansi. Hal ini kadang-kadang disebut sebagai
pembiayaan internal, laba yang direinvestasi, atau “menanamkan” kembali laba dalam
perusahaan.
 Keinginan untuk memperlancar pembayaran dividen dari tahun ke tahun dengan
mengakumulasi laba dalam tahun-tahun yang menghasilkan laba dan menggunakan
akumulasi laba itu sebagai dasar untuk membayar dividen dalam tahun-tahun yang
buruk.
 Keinginan untuk membentuk pelindung atau penyangga terhadap kemungkinan
kerugian atau kesalahan dalam kalkulasi laba.

Kondisi Keuangan dan Pembagian Dividen


Manajemen bisnis yang baik membutuhkan perhatian yang leih besar daripada legalitas
pembagian dividen. Pertimbangan ini harus diberikan dalam kondisi ekonomi tertentu,
terutama likuiditas. Asumsikan suatu kondisi ekstrem seperti yang ditunjukkan dapa ilustrasi
15-7:

Perusahaan di atas memiliki saldo kedit laba ditahan yang biasanya dapat diumumkan sebagai
dividen sebesar $100.000, kecuali ada pelarangan. Namun karena semua aktivanya
merupakan aktiva pabrik dan digunakan dalam operasi, maka pembayaran dividen tunai
sebesar $100.000 akan memerlukan penjualan aktiva pabrik atau pinjaman.
Meskipun kita mengasumsikan bahwa neraca memperlihatkan aktiva lancar, seperti ilustrasi
15-8 namun tetap ada pertanyaan seperti apakah aktiva kas itu dibutuhkan untuk tujuan
lainnya.

Eksistensi kewajiban lancar sangat kuat menyatakan bahwa sebagian dari kas diperlukan
untuk membayar kewajiban lancar ketika jatuh tempo. Selain itu, kebutuhan akan uang tunai
sehari-hari untuk penggajian dan pengeluaran lainnya yang tidak dimasukkan dalam
kewajiban lancar juga memerlukan kas.

Jadi, sebelum dividen diumumkan, manajemen harus mempertimbangkan ketersediaan dana


untuk membayar dividen. Suatu dividen sebaiknya tidak dibayarkan kecuali baik posisi
keuangan sekarang ataupun yang akan datang tampak menjamin pembagian dividen.

SEC telah menganjurkan perusahaan untuk mengungkapkan kebijakan dividennya pada


laporan tahunan. Mereka yang (1) memiliki laba tetapi tidak membayarkan dividen, atau (2)
tidak berharap membayar dividen pada masa depan dianjurkan untuk melaporkan informasi
ini, di samping itu, perusahaan yang telah memiliki pola pembayaran dividen yang konsisten
dianjurkan untuk menunjukkan apakah mereka ingin melanjutkan praktek ini di masa depan.

Jenis-jenis Dividen
Pembagian dividen umumnya didasarkan atas akumulasi laba (yaitu laba ditahan) atau atas
beberapa pos modal lainnya seperti tambahan modal disetor. Dividen memiliki jenis sebagai
berikut:

 Dividen tunai
 Dividen properti
 Dividen likuidasi
 Dividen saham

Dividen biasanya dibayarkan secara tunai tetapi kadang-kadang dibayarkan dalam bentuk
saham, atau beberapa aktiva lainnya. Semua dividen, kecuali dividen saham, mengurangi
total ekuitas pemegang saham dalam perusahaan. Jika dividen saham diumumkan, maka
perusahaan tidak membayar dengan aktiva atau mencatat kewajiban. Perusahaan hanya perlu
menerbitkan tambahan lembar saham kepada setiap pemegang saham dan tidak lebih dari itu.

Dividen likuidasi yaitu, dividen yang tidak didasarkan atas laba ditahan harus dijelaskan
secara memadai pada lampiran memo untuk para pemegang saham, sehingga tidak akan
terjadi kesalahpahaman tentang sumbernya.
Dividen Tunai
Dewan direksi melakukan pemungutan suara untuk mengumumkan dividen tunai, dan jika
hasilnya disetujui, makan dividen segera diumumkan. Sebelum dividen dibayarkan, daftar
pemegang saham terakhir harus disiapkan. Karena itu, biasanya terdapat tenggang waktu
antara saat pengumuman dan pembayaran.

Pengumuman dividen tunai merupakan kewajiban dan, karena pembayaran biasanya disebut
dengan kewajiban lancar. Ayat jurnal berikut ini diperlukan untuk mencatat pengumuman
dan pembayaran hutang dividen tunai. Sebagai contoh, Roadway Freight Corp. Pada tanggal
10 Juni mengumumkan dividen tunai sebesar 50 sen per saham atas 1,8 juta lebar saham yang
dibayarkan tanggal 16 Juli kepada semua pemegang saham yang tercatat per 24 Juni.

Untuk membuat akun buku besar yang memperlihatkan jumlah dividen yang diumumkan
selama tahun berjalan, Dividen Tunai yang diumumkan dapat didebet sebagai pengganti laba
ditahan pada waktu pengumuman. Akun ini kemudian ditutup ke laba ditahan pada akhir
tahun.

Dividen dapat diumumkan dalam persentase tertentu dari nilai pari, seperti dividen 6% atas
saham preferen, atau dalam jumlah per saham, seperti 60 sen per saham atas saham biasa
tanpa nilai pari. Pada kasus pertama, nilainya dikalikan dengan nilai pari saham yang beredar
untuk memperoleh total dividen. Sementara dalam kasus kedua, jumlah per saham dikalikan
dengan jumlah saham yang beredar. Dividen tunai tidak diumumkan dan dibayarkan atas
saham treasuri.

Dividen Properti
Hutang dividen dalam bentuk aktiva perusahaan selain kas disebut sebagai dividen properti.
Dividen properti dapat berupa barang dagang, real estat, atau investasi, atau bentuk lainnya
yag dirancang oleh dewan direksi. Ranchers Exploration and Development Corp melaporkan
dalam satu tahun bahwa mereka akan membayar dividen kuartal keempatnya dalam bentuk
emas batangan sebagai pengganti kas. Karena sulitnya melakukan pembagian atas unit dan
pengiriman kepada pemegang saham, maka dividen properti biasanya dibayar dalam bentuk
saham perusahaan lain yang ditahan perusahaan pembayar dividen sebagai investasi.
Sebagai contoh, ketika hak saham DuPont di General Motors sebesar 23% dituduh oleh
Pengadilan Tinggi sebagai pelanggara atas undang-undang antitrust, maka DuPont
diperintahkan untuk menjual sahamnya yang ada di GM dalam jangka waktu 10 tahun.
Saham itu berjumlah 63 juta lembar dari seluruh saham GM yang berjumlah 281 juta lembar.
DuPont tidak dapat menjual saham itu dalam satu blok sebanyak 63 juta lembar, atau tidak
dapat menjual 6 juta lembar setiap tahun selama 10 tahun mendatang tanpa mempengaruhi
penurunan nilai saham GM. DuPont memecahkan masalah ini dengan mengumumkan
dividen properti dan membagikan saham GM sebagai dividen kepada para pemegang
sahamnya sendiri.

Ketika dividen properti diumumkan, perusahaan harus menetapkan kembali nilai wajar
properti yang akan dibagikan, dengan megakui setiap keuntungan atau kerugian sebagian
perbedaan antara nilai wajar dan nilai buku properti pada tanggal pengumuman. Dividen
yang diumumkan kemudian dapat dicatat sebagai debet ke laba ditahan (atau dividen properti
yang diumumkan) da kredit ke Hutang Dividen Properti pada jumlah yang sama dengan
jumlah wajar properti yang akan dibagikan. Pembagian dividen ini dilakukan dengan
mendebet hutang dividen properti, dan akun yang berisi aktiva yang dibagikan (ditetapkan
kembali pada nilai wajar) dikredit.

Sebagai contoh, Trendler Inc., mentransfer sebagian investasinya dalam sekuritas yang
mudah dipasarkan senilai $1.250.000 kepada pemegang saham dengan mengumumkan
dividen properti pada tanggal 28 Desember 2006, dan membagikannya pada tanggal 30
Januari 2007 kepada pemegang saham yang tercatat per 16 Januari 2007. Pada tanggal
pengumuman sekuritas itu memiliki nilai pasar sebesar $2.000.000. ayat jurnalnya adalah
sebagai berikut:

Dividen Likuidasi
Dividen yang tidak didasarkan pada laba ditahan kadang-kadang disebut sebagai dividen
likuidasi, yang menyiaratkan bahwa dividen ini merupakan pengembalian dari investasi
pemegang saham dan bukan dari laba. Dengan kata lain, setiap dividen yang tidak didasarkan
pada laba merupakan pengurangan modal disetor perusahaan dan, sejauh itu, merupakan
dividen likuidasi. Perusahaan dalam industri ekstraktif bisa membayar dividen yang sama
dengan total akumulasi laba dan deplesi. Bagian dari dividen itu yang melebihi akumulasi
laba merupakan pengembalian sebagian dari investasi pemegang saham.
Sebagai contoh, McChesney Mines Inc., menerbitkan “dividen” kepada para pemegang
saham biasanya sebesar $1.200.000. pengumuman dividen tunai itu menyatakan bahwa
$900.000 harus dipertimbangkan sebagai laba dan sisanya merupakan pengembalian modal.
McChesney Mines mencatat dividen sebagai berikut:

Dividen Saham
Dividen saham merupakan penerbitan oleh suatu perseroan atas saham miliknya sendiri
kepada pemegang saham atas dasar prorata. Beberapa akuntan berpendapat bahwa nilai pari
saham yang diterbitkan sebagai dividen harus ditransfer dari laba ditahan ke modal saham.
Sementara yang lainnya berpendapat bahwa nilai wajar saham yang diterbitkan yaitu nilai
pasarnya pada tanggal pengumuman haris ditransfer dari laba ditahan ke modal saham dan
tambahan modal disetor.

Posisi nilai wajar pada awalnya digunakan di negara ini (A.S.), paling tidak sebagian, untuk
mempengaruhi kebijakan dividen saham perseroan. Hingga tahun 1941 New York Stock
Exchange dan mayoritas akuntan masih menganggap dividen saham periodik sebagai hal
yang dapat ditolak. Mereka berpendapat bahwa istilah dividen ketika digunakan dalam
pembagian saham tambahan akan menyesatkan karena aktiva bersih investor tidak meningkat
akibat “dividen” ini. Kelompok ini melakukan hal itu untuk mempersulit perseroan
mengeluarkan serangkaian dividen saham dari akumulasi labanya dengan mensyaratkan
penggunaan nilai pasar wajar apabila nilainya jauh melebihi nilai buku.

Jika dividen saham lebih kecil dari 20-25% saham biasa yang beredar pada saat pengumuman
dividen, maka profesi akuntansi mensyaratkan bahwa nilai pasar wajar saham yang
diterbitkan harus ditransfer dari laba ditahan. Dividen saham yang lebih kecil dari 20-25%
sering kali disebut sebagai dividen saham kecil (biasa). Metode penanganan dividen saham
seperti ini dipertimbangkan atas dasar bahwa “banyak penerima dividen saham
memandangnya sebagai pembagian laba perusahaan dan biasanya dalam jumlah yang
ekuivalen dengan nilai wajar saham tambahan yang diterima”. Kami tidak akan
mempertimbangkan hal ini sebagai argumen yang meyakinkan. Pada umumnya mereka
sepakat bahwa dividen saham bukan merupakan laba rugi pemerimanya, dan, karenanya,
akuntansi yang baik tidak boleh merekomendasikan prosedur itu hanya karena beberapa
penerima menganggapnya sebagai laba.

Untuk mengilustrasikan dividen saham kecil, asumsikan bahwa Vine Corporation memiliki
1.000 lembar modal saham yang beredar dengan nilai pari $100 dan laba ditahan sebesar
$50.000. jika Vine mengumumkan dividen saham sebesar 10%, maka perusahaan itu harus
menerbitkan 100 lembar saham tambahan kepada pemegang sahamnya yang sekarang. Jika
diasumsikan bahwa nilai wajar saham pada saat dividen saham diumumkan adalah $130 per
saham, maka ayat jurnalnya adalah:

Perhatikan bahwa tidak ada aktiva atau kewajiban yang dipengaruhi. Ayat jurnal itu hanya
mencerminkan reklasifikasi ekuitas pemegang saham. Jika neraca dibuat antara tanggal
pengumuman dan pembagian, maka dividen saham biasa yang dapat dibagikan harus
diperlihatkan pada kelompok ekuitas pemegang saham sebagai tambahan modal saham.

Ketika saham diterbitkan, ayat jurnalnya adalah sebagai berikut:

Tanpa memperhatikan berapa nilai wajar pada saat dividen saham diumumkan, setiap
pemegang saham memiliki kepentingan dengan proporsi yang sama atas perusahaan.

Contoh berikut ini mengilustrasikan pengaruh dividen saham kecil. Perhatikan rincian dalam
ilustrasi 15-9 yang menggambarkan bahwa total ekuitas pemegang saham tidak berubah
sebagai hasil dari dividen saham, dan proposi total saham beredaryang dipegang setiap
pemegang saham juga tidak berubah.
Pemecahan Saham
Manajemen dari banyak perusahaan merasa yakin bahwa untuk menjalin hubugan masyarakat
yang lebih baik, kepemilikan yang lebih luas sangat diperlukan. Karena itu, mereka ingin
memiliki harga pasar yang cukup rendah sehingga berada dalam batas kemampuan mayoritas
calon investor. Untuk mengurangi nilai pasar saham, cara yang biasa dipakai adalah
melakukan pemecahan saham. Sebagai contoh, setelah harga sahamnya meningkat 25 kali
lipat, Qualcomm Inc memecah sahamnya menjadi 4 untuk 1. Harga saham Qualcomm
meningkat hingga di atas $500 per lembar, yang menggambarkan bahwa Qualcomm tidak
dapat memenuhi target analisi sebesar $1.000 per lembar. Pemecahan tersebut menurunkan
target analisis menjadi $250, yang dapat dipenuhi dengan pembagian dividen yang lebih luas
pada harga perdagangan yang lebih rendah.

Dari sudut pandang akuntansi, tidak ada ayat jurnal yang dicatat untuk pemecahan saham.
Namun suatu catatan memorandum dibuat untuk menunjukkan bahwa nilai pari saham telah
berubah, dan jumlah saham telah bertambah. Tidak adanya perubahan dalam ekuitas
pemegang saham diperlihatkan pada ilustrasi 15-10, yang menggambarkan pemecahan saham
1 untuk 2, atas 1.000 lembar saham dengan nilai pari $100 dan nilai pari itu dibagi dua
setelah penerbitan saham tambahan.

Perbedaan Pemecahan Saham dan Dividen Saham


Dari sudut pandang legalitas, pemecahan saham berbeda dengan divide saham, karena
pemecahan saham menghasilkan kenaikan jumlah saham yang beredar dan penurunan nilai
pari atau nilai ditetapkan per saham. Sementara dividen saham, meskipun menghasilkan
kenaikan jumlah saham yang beredar, namun tidak mengurangi nilai pari; jadi dividen itu
menambah total nilai pari saham yang beredar.

Alasan untuk menerbitkan dividen saham sangat banyak dan bervariasi. Dividen saham dapat
lebih bersifat publisitas, karena telah banyak yang menganggapnya sebagai dividen. Alasan
lain adalah bahwa perusahaan ingin menahan laba dalam perusahaan dan mengkapitalisasi
sebagian dari laba ditahan. Dalam situasi ini suatu transfer dilakukan pada saat pengumuman
dividen saham dari modal yang dihasilkan ke modal disetor atau permanen.

Dividen saham, seperti pemecahan saham, juga dapat dipakai untuk menaikkan
marketabilitas saham, meskipun hal ini sering kali menjadi pertimbangan kedua. Jika dividen
saham berjumlah besar, maka hal itu memiliki pengaruh yang sama terhadap harga pasar
seperti halnya dalam pemecahan saham. Ketika tambahan saham diterbitkan dengan tujuan
mengurangi harga pasar per unit, maka pembagian itu lebih merupakan pemecahan saham
daripada dividen saham. Pengaruh ini biasanya timbul jika jumlah saham yang diterbitkan
lebih besar dari 20-25% jumlah saham yang telah beredar sebelumnya. Dividen saham yang
lebih besar dari 20-25% jumlah saham yang sebelumnya beredar disebut sebagai dividen
saham besar. Pembagian seperti ini tidak bisa disebut sebagai dividen saham, tetapi lebih
tepat disebut sebagai “pemecahan yang diberlakukan dalam bentuk dividen” atau “pemecaha
saham”.

Selain itu, karena nilai pari saham yang beredar juga tidak berubah, maka transfer dari laba
ditahan hanya dilakukan dalam jumlah yang diisyaratkan menurut akta. Biasanya hal ini
merupakan transfer dari laba ditahan ke modal saham sebesar nilai pari saham yang
diterbitkan, yang berlawanan dengan transfer nilai pasar saham yang diterbitkan.

Untuk menggambarkan dividen saham besar (pemecahan saham yang diberlakukan dalam
bentuk dividen), Rockland Steel, Inc., mengumumkan ividen saham 30% pada tanggal 20
November, yang akan dibayarkan pada tanggal 29 Desember kepada para pemegang saham
yang tercatat per 12 Desember. Pada tanggal pengumuman, 1.000.000 lembar saham, dengan
nilai pari $10, beredar dan memiliki nilai pasar wajar sebesar $200 per saham. Ayat jurnalnya
adalah:

Ilustrasi 15-11 mengikhtisarkan dan membandingkan pengaruh dari berbagai jenis dividen da
pemecahan saham terhadap berbagai unsur laporan keuangan:
PREFERENSI DIVIDEN
Ilustrasi 15A-1 sampai dengan 15A-4 mengilustrasikan pengaruh dari berbagai preferensi
dividen terhadap pembagian dividen kepada pemegang saham biasa dan preferen. Asumsikan
bahwa pada tahun 2007, sejumlah $50.000 akan dibagikan oleh Mason Company sebagai
dividen tunai, saham biasa yang beredar memiliki nilai pari $400.000, dan saham preferen
6% memiliki nilai pari $100.000. Dividen yang akan dibagikan kepada setiap kelas
diperlihatkan berikut, dengan asumsi yang telah diberikan.

 Jika saham preferen bersifat nonkumulatif dan nonpartisipasi

 Jika saham preferen bersifat kumulatif dan nonpartisipasi, dan dividen tidak
dibayarkan Mason Company atas saham preferen dalam waktu 2 tahun.

 Jika saham preferen bersifat nonkumulatif dan berpartisipasi penuh:


 Jika saham preferen bersifat kumulatif dan berpartisipasi penuh, dan jika dividen tidak
dibayarkan atas saham preferen dalam dua tahun berturut-turut.

Soal

Anda mungkin juga menyukai