Anda di halaman 1dari 30

RPS 11

PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS LABA DITAHAN

Disusun Oleh :

NAMA NIM
Handy Purnama 1907531003
Ni Putu Ayu Bintang Maheswari 1907531091
Andrian Tedja 1907531092
Pipit Arum Septiana 1907531105
Ni Komang Ema Riantika Putri 1907531273

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PRODI AKUNTANSI

2020

11.1 Pengertian Laba Ditahan


Laba tidak dibagi berasal dari kumpulan laba atau rugi perusahaan baik yang rutin
maupun yang merupakan koreksi laba tahun – tahun sebelumnya. Deviden yang dibagi
dibebankan ke rekening laba tidak dibagi. Dilakukannya pembatasan terhadap laba tidak
dibagi dimaksudkan untuk menjaga agar tidak semua saldo tidak dibagi diminta sebagai
deviden. Pembatasn ini dapat dilakukan dengan cara, yaitu :
(1) Membuat jurnal untuk mencatat pembatasan laba tidak dibagi, sehingga laba tidak
dibagi terdiri dari 2 rekening yaitu rekening laba tidak dibagi yang masih bebas dan
laba tidak dibagi dibatasi.
(2) Tidak membuat jurnal pembatasan laba tidak dibagi. Pembatasan – pembatasan yang
ada dilaporkan dalam neraca dengan keterangan.
Ada beberapa sebab yang mengakibatkan terjadinya pembatasan laba tidak dibagi, yaitu :
(1) Untuk mematuhi peraturan. Biasanya undang – undang dimaksudkan agar tidak terjadi
penurunan modal sampai dibawah jumlah modal yang disetor. Contoh : pembatasan
pembelian treasury stock.
(2) Untuk memenuhi perjanjian utang seperti dalam hal pengeluaran obligasi dimana
debitur harus membentuk dana pelunasan obligasi dan membatasi laba tidak dibagi.
(3) Tindakan pimpinan perusahaan yang disesuaikan dengan neraca keuangan perusahaan.
(4) Tindakan pimpinan perusahaan untuk menjaga kemungkinan timbulnya kerugian di
waktu yang akan datang.

 Pembatasan Laba Tidak Dibagi Untuk Memenuhi Perjanjian Utang Jangka


Panjang
Untuk menarik kreditur biasanya dilakukan perjanjian yang mewajibkan perusahaan
untuk membuat dana pelunasan obligasi yang disimpan oleh pihak ketiga. Dana ini bisa
berupa setoran periodik dengan jumlah tertentu atau mungkin juga jumlahnya tidak
sama. Untuk mengimbangi dana pelunasan obligasi, biasanya laba tidak dibagi dibuat
dalam jumlah yang sama dengan jumlah dana pelunasan obligasi. Bila obligasi yang
beredar adalah obligasi berseri, jumlah pembatasan laba tidak dibagi tidak harus sama
dengan jumlah dana pelunasan obligasi. Pembatasan laba tidak dibagi dibuat selama
obligasi masih beredar, sesudah obligasi yang beredar itu dilunasi, pembatasan yang
sudah dilakukan dihapuskan dan dikembalikan ke rekening laba tidak dibagi. Jurnalnya
adalah :

Laba tidak dibagi Rp xx


Laba tidak dibagi untuk pelunasan obligasi Rp xx
Sesudah obligasi dilunasi pembatasan laba tidak dibagi dihapuskan dengan jurnal
sebagai berikut :

Laba tidak dibagi untuk pelunasan obligasi Rp xx


Laba tidak dibagi Rp xx

 Pembatasan Laba Tidak Dibagi Untuk Perencanaan Keuangan


Pembatasan laba tidak dibagi untuk tujuan perluasan perusahaan dapat
ditunjukkan dalam rekening – rekening sebagai berikut :
- Laba tidak dibagi untuk investasi pabrik
- Laba tidak dibagi untuk modal kerja
- Laba tidak dibagi untuk pembelian mesin
Setelah tujuan pembelian tercapai, rekenening yang dibatasi dikembalikan ke
rekening laba tidak dibagi. Jumlahnya dapat diminta sebagai deviden. Untuk
menjaga jumlah tersebut dapat tetap menjadi modal perusahaan maka perusahaan
dapat membagi deviden saham.

 Pembatasan Laba Tidak Dibagi Untuk Kemungkinan Timbulnya Kerugian Di


Masa Yang Akan Datang
Pimpinan dapat membatasi laba tidak dibagi dan mencatatnya dalam rekening
– rekening sebagai berikut :
- Laba tidak dibagi untuk ketidakpastian
- Laba tidak dibagi untuk kemungkinan turunnya harga persediaan
- Laba tidak dibagi untuk kemungkinan kerugian dalam sengketa hukum
- Laba tidak dibagi untuk asuransi sendiri

 Pengukuran Yang Dihitung Dari Laporan Keuangan PT


(1) Nilai Buku Per Lembar Saham (Book Value Per Share)
Adalah jumlah rupiah yang menjadi milik tiap – tiap lembar saham dalam
modal PT. Nilai buku ini adalah jumlah yang akan dibayarkan kepada para
pemegang saham pada waktu pembubaran (likuidasi) PT, jika aktiva dapat dijual
sebesar nilai bukunya. Apabila saham yang beredar itu hanya satu macam, yaitu
saham biasa maka nilai buku perlembar saham yang beredar dihitung sebagai
berikut :

Jumlah modal PT
Nilai buku per lembar saham =
Jumlah lembar saham yang beredar
Apabila saham yang beredar itu terdiri dari saham biasa dan prioritas, maka pertama kali
harus dihitung dulu bagian modal yang menjadi milik saham prioritas. Sisa modal yang ada
menjadi bagian dari saham biasa. Nilai buku per lembar saham prioritas adalah bagian modal
saham biasa dibagi dengan jumlah lembar saham biasa yang beredar. Untuk menghitung
bagian modal yang menjadi milik saham prioritas perlu dipertimbangkan hal – hal berikut :
a. Nilai likuidasi yaitu jumlah yang akan dibayarkan kepada pemegang saham prioritas
pada saat perusahaan dilikuidasi. Nilai ini bisa dibawah nominal, sama dengan
nominal, atau lebih besar dari nominal.
b. Hak deviden. Saham prioritas mempunyai hak – hak tertentu, misal hal atas laba tidak
dibagi sesuai dengan perjanjian tentang deviden. Laba tidak dibagi sebesar jumlah
yang sesuai dengan perjanjian akan dihubungkan dengan saham prioritas. Kadang,
saham prioritas itu bersifat komulatif atau berpartisipasi, jika keadaannya seperti ini
harus dihitung berapa besarnya laba tidak dibagi yang harus diperhitungkan terhadap
saham prioritas.
11.2 Kebijakan dan Legalitas Dividen

PENGERTIAN DIVIDEN

 Paud D. Kimmel, Jerry J. Weygandt dan Donald E. Kieso

Dividen adalah pendistribusian keuntungan secara merata kepada para pemegang


saham sesuai dengan proporsinya pada penanaman modal

 Baridwan

Dividen adalah pembagian laba perusahaan kepada pemilik saham yang dibagikan
sesuai dengan jumlah lembaran saham yang dimiliki. Jumlah dividen yang diterima oleh
pemegang saham juga tidak terus tetap dan dapat berubah-ubah sesuai dengan jumlah laba
yang didapatkan perusahaan tiap periodenya.

Dividen bisa berupa dividen tunai, dividen properti, dividen berupa surat kesanggupan
membayar kas, atau dividen saham. Jenis pembagian dividen yang paling sering dilakukan
adalah dividen tunai dan dividen saham.

KEBIJAKAN DEVIDEN

Penentuan jumlah deviden yang tepat yang harus dibayarkan merupakan keputusan
manajemen yang sulit. Perusahaan yang membayar deviden secara ekstrim enggan untuk
mengurangi devidennya karena tindakan ini akan dipandang negatif oleh pasar sekuritas.

Adapula alasan utama yang menyebabkan sangat sedikit perusahaan yang membayar
deviden dalam jumlah yang sama dengan laba ditahan yang tersedia secara legal antara lain :
 Persetujuan atau kontrak obligasi dengan kreditor tertentu untuk menahan semua atas
bagian laba, dalam bentuk aktiva guna membentuk proteksi tambahan terhadap
kemungkinan kerugian.
 Beberapa hukum perseroan negara bagian masyarakat bahwa laba yang ekivalen dengan
biaya saham treasuri yang dibeli dilarang untuk diumumkan sebagai deviden.
 Keinginanuntuk m,enahan aktiva yang tidak dibayarkan sebagai deviden guna membiayai
pertumbuhan atau ekspansi.
 Keinginan untuk memperlancar pembayaran deviden dari tahun ke tahun dengan
mengakumulasi laba dalam tahun-tahun yang menghasilkan laba dan menggunakan
akumulasi itu untuk membayar deviden dalam tahun-tahun yang buruk.
 Keinginan untuk membentuk pelindung terhadap kemungkinan kerugian/kesalahan dalam
kalkulasi laba.

LEGALITAS DEVIDEN

Legalitaigas dividen hanya dapat ditentukan dengan melihat hukum negara bagian yang
berlaku. Ada tiga klasifikasi untuk tujuan perbandingan pembagian deviden kepada
pemiliknya:
1. Kelompok terbesar mengijinkan pembagian  deviden kepada  pemegang saham
selama perusahaan berada dalam keadaan tidak    insolven.
2. Kelompok kedua mengikuti baik “Revised Model Business Corporation ct”tahun
1984 maupun pelarangan pembagian yang mirip dengannya yaitu perusahaan harus
solven dan pembagian tidak boleh melebihi nilai wajar aktiva besih.
3. Negara bagian lainnya menggunakan berbagai larangan campuran yang terdiri dari
pengujian solvensi dan neraca atas likuiditas dan risiko.
Untuk menghindari pembagian yang ilegal atas aktiva  perusahan kepada pemegang
sahm hukum perseroan negara bagian yang relevan harus dipelajari dan meminta nasehat
hukum.

Kebijakan Dividen Menurut Undang – Undang Perseroan


Undang - Undang Perseroan Terbatas
UU No 40 Tahun 2007
Bagian Ketiga
Penggunaan Laba
Pasal 71
(2) Seluruh laba bersih setelah dikurangi penyisihan untuk cadangan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 70 ayat (1) dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen, kecuali
ditentukan lain dalam RUPS.
  Penjelasan:
Yang dimaksud dengan "seluruh laba bersih" adalah seluruh jumlah laba bersih dari
tahun buku yang bersangkutan setelah dikurangi akumulasi kerugian Perseroan dari
tahun buku sebelumnya.
(3) Dividen sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya boleh dibagikan apabila Perseroan
mempunyai saldo laba yang positif.
  Penjelasan:
Dalam hal laba bersih Perseroan dalam tahun buku berjalan belum seluruhnya
menutup akumulasi kerugian Perseroan dari tahun buku sebelumnya, Perseroan tidak
dapat membagikan dividen karena Perseroan masih mempunyai saldo laba bersih
negatif.
Pasal 72
(1) Perseroan dapat membagikan dividen interim sebelum tahun buku Perseroan berakhir
sepanjang diatur dalam anggaran dasar Perseroan.
(2) Pembagian dividen interim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan apabila
jumlah kekayaan bersih Perseroan tidak menjadi lebih kecil daripada jumlah modal
ditempatkan dan disetor ditambah cadangan wajib.
(3) Pembagian dividen interim sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak boleh
mengganggu atau menyebabkan Perseroan tidak dapat memenuhi kewajibannya pada
kreditor atau mengganggu kegiatan Perseroan.
(4) Pembagian dividen interim ditetapkan berdasarkan keputusan Direksi setelah
memperoleh persetujuan Dewan Komisaris, dengan memperhatikan ketentuan pada ayat
(2) dan ayat (3).
(5) Dalam hal setelah tahun buku berakhir ternyata Perseroan menderita kerugian, dividen
interim yang telah dibagikan harus dikembalikan oleh pemegang saham kepada
Perseroan.
  Penjelasan:
Contoh dividen interim yang harus dikembalikan adalah sebagai berikut. Dividen
interim yang telah dibagikan sebesar Rp1.000,00 (seribu rupiah) per saham. Perseroan
menderita kerugian dan tidak mempunyai saldo laba positif sehingga tidak ada dividen
yang dibagikan. Oleh karena itu, yang harus dikembalikan adalah Rp1.000,00 (seribu
rupiah) per saham.
  Seandainya Perseroan menderita kerugian, tetapi Perseroan mempunyai laba ditahan
(retained earning) dan saldo laba positif hingga, misalnya RUPS menetapkan dividen
sebesar Rp200,00 (dua ratus rupiah) per saham. Oleh karena, itu saham yang harus
dikembalikan adalah Rp1000,00 (seribu rupiah) dikurangi Rp200,00 (dua ratus rupiah)
berarti Rp800,00 (delapan ratus rupiah).
(6) Direksi dan Dewan Komisaris bertanggung jawab secara tanggung renteng atas kerugian
Perseroan, dalam hal pemegang saham tidak dapat mengembalikan dividen interim
sebagaimana dimaksud pada ayat (5).
Pasal 73
(1) Dividen yang tidak diambil setelah 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal yang
ditetapkan untuk pembayaran dividen lampau, dimasukkan ke dalam cadangan khusus.
(2) RUPS mengatur tata cara pengambilan dividen yang telah dimasukkan ke dalam
cadangan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
  Penjelasan:
Pengambilan dividen yang dimaksud adalah jumlah nominal dividen tidak termasuk
bunga.
(3) Dividen yang telah dimasukkan dalam cadangan khusus sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan tidak diambil dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun akan menjadi hak
Perseroan.
  Penjelasan:
Jumlah dividen yang tidak diambil dan menjadi hak Perseroan dibukukan dalam pos
pendapatan lain-lain dari Perseroan.

Kondisi keuangan dan Pembagian Deviden

NERACA
AKTIVA PABRIK $ 500.000 MODAL SAHAM $ 400.000
LABA DITAHAN $ 100.000
Total $ 500.000 $ 500.000
KETERANGAN : neraca yang menunjukan likuiditas
Perusahaan diatas memiliki saldo kredit laba ditahan dan biasanya apat diumumkan
sebagai dividen sebesar $ 100.000, kecuali ada pelarangan. Namun, karena semua aktivanya
berupa aktiva pabrik yang digunakan untuk operasional, maka pembayaran dividen tunai
sebesar $ 100.000, akan memerlukan penjualan aktiva pabrik atau pinjaman. Dalam kasus
ini, pihak manajemen harus mengambil keputusan yang tepat agar kelangsunga perusahaan
masih dapat terjaga.

NERACA
KAS $ 100.000 KEWAJIBAN $ 60.000
LANCAR
AKTIVA $ 460.000 MODAL SAHAM $ 400.000
PABRIK
LABA DITAHAN $ 100.000
$ 500.000
TOTAL $ 560.000 $ 560.000
KETERANGAN : neraca yang menunjukan kas tetapi modal kerja minimal

Likuiditas perusahaan sangat berpengaruh dalam pembagian dividen. Aktiva lancer


berupa kas sagat diperlukan untuk membayar kewajiban lancer pada masa jatuh tempo.
Selain itu, kebutuhan akan uang tunai sehari-hari untuk penggajian dan pengeluaran lainnya
yang tidak dimasukkan dalam kewajiban lacar juga memerlukan kas.

Jadi, sebelum dividen diumumkan, manajemen harus mempertimbangkan


ketersediaan dana untuk membayar dividen. Suatu dividen sebaiknya tidak dibayarkan
kecuali posisi keuangan sekarang ataupun yang akan dating tampak menjamin pembagian
dividen.

United States Securities and Exchange Commission (SEC) menganjurkan perusahaan


mengungkapkan kebijakan dividennya pada laporan tahunan. Mereka yang, memiliki laba
tetapi tidak membayarkan dividen dan tidak berharap membayarkan dividen pada masa depan
dianjurkan untuk melaporkan nformasi ini. Di samping itu, perusahaan yang telah memiliki
pola pembayaran dividen yang konsisten dianjurkan untuk menunjukkan apakah mereka
ingin melanjutkan prmbagian ini di masa depan atau tidak akan dilanjutkan.

11.3 Bentuk – Bentuk Dividen

Perusahaan biasanya mendasarkan pembagian dividen pada laba ditahan atau item
ekuitas lainnya seperti premi saham. Bentuk – Bentuk dividen adalah sebagai berikut: dividen
tunai, dividen likuidasi, dividen saham dan dividen properti. Semua dividen kecuali dividen
saham akan mengurangi total ekuitas perusahaan. Ketika mengumumkan dividen saham ,
perusahaan tidak membayarkan aset ataupun menimbulkan liabilitas. Perusahaan hanya akan
menerbitkan saham tambahan untuk para pemegang saham.

Dividen Tunai dan dividen likuidasi dicatat di saat terjadi pengumuman pembayaran
dan tanggal pembayaran dividen. Perbedaan nya dari dividen tunai dan dividen likuidasi
adalah pada dividen likuidasi terdapat akun premi saham.

Dividen saham adalah penerbitan saham sendiri oleh perusahaan kepada pemegang
saham secara prorata, tanpa mendapat pertimbangan apapun. Dalam mencatat dividen
saham , beberapa percaya bahwa perusahaan harus mengalihkan nilai pari saham yang
diterbitkan sebagai dividen dari laba ditahan menjadi modal saham.
Dividen properti adalah divididen yang dibayarkan dalam bentuk aset perusahaan selain
kas. Dividen properti dapat berupa barang dagang , real estat , atau investasi , atau bentuk
apapun yang ditetapkan dewan direksi.

Agar dapat memahami bentuk – bentuk dividen maka dibawah ini akan disediakan
contoh serta jawaban dari beberapa latihan soal yang terdapat di Buku Kieso.

L15 – 12 (Halaman 48 Kieso Volume 2) ( Dividen Tunai dan Dividen Likuidasi)

Addison corporation memiliki 10 juta saham biasa yang diterbitkan dan beredar. Pada
tanggal 1 Juni , dewan redaksi memberikan dividen tunai 60 sen (0,6$) per saham kepada
pemegang saham yang tercatat pada tanggal 14 Juni , yang akan dibayar tanggal 30 Juni .

a) Buat jurnal untuk setiap tanggal diatas , asumsikan dividen mencerminkan distribusi
laba.
b) Bagaimana jurnal akan dibuat bila dividen merupakan dividen likuidasi.

Jawaban

a. 1 Juni ( tanggal pengumuman pembayaran dividen)

Laba ditahan 6.000.000

Utang Dividen 6.000.000

(10.000.000 x 0.6) = 6.000.000

30 Juni ( tanggal pembayaran dividen )

Utang Dividen 6.000.000


Kas 6.000.000

b. Apabila dividen merupakan dividen likuidasi ( asumsikan bahwa pengumuman


dividen tunai menyatakan bahwa pemegang saham harus mempertimbangkan
$5.000.000 sebagai laba dan sisanya sebagai pengembalian modal )

1 Juni ( tanggal pengumuman)


Laba ditahan 5.000.000
Premi saham biasa 1.000.000
Utang dividen 6.000.000

30 Juni ( tanggal pembayaran )


Utang Dividen 6.000.000
Kas 6.000.000

LS 15 -12 ( halaman 43 Kieso Volume 2) ( Dividen likuidasi)

Zhang Mining Company mengumumkan , pada tanggal 20 April , Dividen sebesar 500.000
Yuan dibayarkan pada 1 Juni. Dari jumlah tersebut , 125.000 Yuan adalah imbal hasil modal.
Buat Jurnal untuk 20 April dan 1 Juni untuk Zhang.

20 April ( tanggal pengumuman)

Laba ditahan 375.000

Premi Saham biasa 125.000

Utang Dividen 500.000

1 Juni ( tanggal pembayaran )

Utang Dividen 500.000

Kas 500.000
LS 15 – 10 ( Kieso Halaman 43) ( Dividen Tunai)

1 Agustus ( Tanggal pengumuman)

Laba ditahan 2.000.000

Utang Dividen 2.000.000

9 Septemer ( Tanggal pembayaran )

Utang Dividen 2.000.000

Kas 2.000.000

S15 – 11 ( Kieso halaman 58 ) ( Dividen saham dan Tunai)

Earnhart Corporation memiliki 3.000.000 saham biasa yang beredar dengan nilai pari $10 per
saham. Saldo dalam akun saldo laba pada tanggal 1 Januari adalah $ 24.000.000 dan
kemudian memiliki premi saham sebesar $5.000.000. Selama 2010 , laba neto perusahaan
adalah $4.700.000. Dividen tunai sebesar $0,6 per saham diumumkan pada tanggal 5 Mei
2010 , dan telah dibayarkan pada tanggal 30 Juni 2010 , dan dividen saham 6% diumumkan
pada tanggal 30 November 2010, dan dibagikan kepada pemegang saham yang tercatat pada
penutupan bisnis pada tanggal 31 Desember 2010. Anda telah diminta untuk memberikan
saran tentang perlakuan akuntansi yang tepat atas dividen saham.

Saham perusahaan yang ada terdaftar di bursa efek nasional. Harga pasar dari saham tersebut
adalah sebagai berikut :

31 Oktober 2010 $31

30 November 2010 $34

31 Desember 2010 $38

a) Buatlah jurnal untuk mencatatan pengumuman pembayaran dividen tunai


b) Buatlah jurnal untuk mencatat pengumuman pembayaran dividen saham
c) Buat laporan laba ditahan Earnhart Corporation untuk tahun 2010.

Jawaban

a. Jurnal pengumuman dan pembayaran dividen tunai


5 Mei 2010 (Pengumuman Dividen)
Laba ditahan 1.800.000
Utang Dividen 1.800.000
($0,6 x 3.000.000 saham biasa)

30 Juni 2010 ( Pembayaran dividen )


Utang Dividen 1.800.000
Kas 1.800.000

b. 30 Nov 2010 ( Pengumuman Dividen )


Laba ditahan 6.120.000
Dividen saham biasa yang didistribusikan 1.800.000
Premi saham biasa 4.320.000

Perhitungan :

- 3.000.000 x 6% =180.000
- 30 Nov 2010 diketahui $34
- $34 x 180.000 = 6.120.000
- 180.000 x $10 nilai pari = 1.800.000
- Premi saham biasa 6.120.000 – 1.800.000 = 4.320.000

31 Dec 2010 ( distribusi)

Dividen saham yang bisa didistribusi 1.800.000

Modal saham biasa 1.800.000


c. Earnhart Corporation

Laporan Laba Ditahan

31 Desember 2010

Laba ditahan 1 Januari 24.000.000

Laba Bersih 4.700.000

28.700.000

Dikurangi : Dividen pada saham biasa

Kas 1.800.000

Saham 6.120.000 7.920.000

S 15 -10 ( Kieso Halaman 57) ( Dividen Saham dan Stock Split)

Saham biasa Oregon inc dengan nilai pari $10 dijual seharga $110 per saham. Empat juta
saham saat ini diterbtikan dan beredar. Dewan direksi ingin melakukan stimulasi untuk
menarik saham biasa Oregon sebelum menerbitkan saham , tetapi tidak ingin membagikan
dividen tunai pada saat ini. Dewan mempertimbangan tiga opsi untuk merangsang minat
terhadap saham tersebut.

1.) Dividen saham 20%


2.) Dividen saham 100%
3.) Pemecahan 1untuk 2

Jawaban

1. Dividen saham 20%

Diketahui : 4.000.000 saham beredar

4.000.000 x 20% = 800.000

800.000 x $110 = 88.000.000

Laba ditahan 88.000.000


Dividen saham biasa didistribusi 8.000.000

Premi saham biasa 80.000.000

2. Dividen saham 100%

Laba ditahan ( $10 x 4.000.000) 40.000.000

Dividen saham biasa didistribusi 40.000.000

3. Pemecahan saham 1 untuk 2


Membuat memo dan hasilnya adalah jumlah saham diterbtikan menjadi 8 juta dan
nilai pari menjadi $5.
Opsi terbaik adalah nomor 3 karena dapat mendorong lebih banyak investor.

Contoh soal untuk Dividen Properti

(Kieso volume 2 Halaman 24 )

Trendler Inc mengalihkan kepada pemegang sahamnya sebagian investasinya dalam efek
yang dimiliki untuk diperdagangkan seharga $1.250.000 dengan mengumumkan dividen
properti pada 28 Desember 2010 , untuk didistribusikan pada tanggal 30 Januari 2011. Pada
tanggal pengumuman efek , nilai wajar efek sebesar $2.000.000.

28 Desember 2010 ( Pengumuman)

Investasi ekuitas 750.000

Keuntungan atau kerugian akibat kepemilikan yang belum direalisasi- Laba

750.000

Laba ditahan 2.000.000

Utang Dividen properti 2.000.000


30 Januari 2011 ( tanggal distribusi)

Utang Dividen properti 2.000.000

Investasi ekuitas 2.000.000

( Zaki Baridwan halaman 432)

PT Bahtera mempunyai 10.000 lembar saham PT XYZ. 1 Lembar saham PT XYZ memiliki
nilai 110 per lembar saham. Pada tanggal 15 Desember 2005 diumumkan pembagian
property dividens oleh PT XYZ, pembayaran nya pada tanggal 15 Januari 2006. Pada tanggal
pengumuman nilai wajar saham sebesar 1.100.000.

15 Desember 2005 ( Pengumuman)

Laba ditahan 1.100.000

Utang Dividen Properti 1.100.000

15 Januari 2006 ( pembayaran)

Utang Dividen Properti 1.100.000

Investasi Ekuitas 1.1.00.000


11.4 Akuntansi untuk Pemecahan Saham

Jika perusahaan memiliki laba yang tidak didistribusikan selama beberapa tahun dan
akumulasinya cukup besar dalam saldo laba, maka nilai pasar dari saham beredar
kemungkinan akan meningkat. Perhatikan ilustrasi berikut:

Pengaruh Dividen Saham Kecil 10%

Sebelum Dividen

Modal Saham – Biasa, 1.000 saham pada nilai pari $100 $100.000

Saldo Laba $50.000

Total Ekuitas $150.000

Kepentingan Pemegang Saham:

A. 400 saham, 40% kepentingan, nilai buku $60.000

B. 550 saham, 50% kepentingan, nilai buku $75.000

C. 100 saham, 10% kepentingan, nilai buku $15.000

$150.000

Setelah Pengumuman, tetapi sebelum pembagian dividen saham 10%

Jika nilai wajar ($130) digunakan sebagai dasar untuk jurnal:

Modal Saham – Biasa, 1.000 saham pada nilai pari $100 $100.000

Dividen Saham Biasa yang dapa didistribusikan, 100 saham pada nilai pari $100 $10.000

Premi Saham – Biasa $3.000

Saldo Laba ($50.000 - $13.000) $37.000

Total Ekuitas $150.000

Setelah Pengumuman dan Pembagian Dividen Saham 10%

Jika nilai wajar ($130) digunakan sebagai dasar untuk jurnal:

Modal Saham – Biasa, 1.100 saham pada nilai pari $100 $110.000

Premi Saham – Biasa $3.000

Saldo Laba ($50.000 - $13.000) $37.000

Total Ekuitas $150.000

Kepentingan Pemegang Saham:

A. 400 saham, 40% kepentingan, nilai buku $60.000


B. 550 saham, 50% kepentingan, nilai buku $75.000

C. 110 saham, 10% kepentingan, nilai buku $15.000

$150.000

Saham yang diterbitkan dengan harga kurang dari $50 per saham dapat dengan mudah
mencapai harga pasar lebih dari $200 per saham. Semakin tinggi harga saham, maka semakin
sedikit investor bisa membelinya.

Manajemen sebagian besar perusahaan percaya bahwa hubungan masyarakat yang


lebih baik bergantung pada kepemilikan saham perusahaan yang lebih luas. Oleh karena itu,
mereka menargetkan harga pasar cukup rendah supaya berada di dalam jangkauan mayoritas
investor potensial. Untuk mengurangi harga pasar setiap saham, perusahaan menggunakan
pemecahan saham. Misalnya, setelah harga sahamnya meningkat 25 kali lipat, Qualcomm
Inc. (Amerika Serikat) memecah sahamnya 1 – untuk – 4. Saham Qualcomm naik di atas
$500 per saham, meningkatkan kekhawatiran bahwa Qualcomm tidak bisa memenuhi target
analisis sebesar $1.000 per saham. Pemecahan tersebut mengurangi target analisis sebesar
$250, yang bisa lebih dipenuhi dengan distribusi saham yang lebih luas pada harga pasar
yang lebih rendah.

Dari sudut pandang akuntansi, Qualcomm tidak mencatat jurnal untuk pemecahan
saham. Namun, perusahaan membuat catatan memorandum yang menunjukkan perubahan
nilai pari saham dan peningkatan jumlah saham. Ilustrasi berikut , menunjukkan perubahan
ekuitas atas pemecahan saham 1 – untuk – 2 pada 1.000 saham dengan nilai pari $100 dengan
nilai pari dibagi 2 atas penerbitan saham tambahan.

Pengaruh Pemecahan Saham

Ekuitas sebelum Pemecahan 1 – untuk – 2

Modal Saham – Biasa 1.000 saham dengan nilai pari $100 $100.000

Saldo Laba $50.000

$150.000

Ekuitas setelah Pemecahan 1 – untuk – 2

Modal Saham – Biasa 2.000 saham dengan nilai pari $50 $100.000

Saldo Laba $50.000

$150.000
Pemecahan Saham dan Diferensiasi Dividen Saham

Dari sudut pandang hukum, pemecahan saham berbeda dengan dividen saham.
Bagaimana bisa berbeda? Pemecahan saham meningkatkan jumlah saham yang beredar dan
menurunkan nilai pari atau nilai yang dinyatakan per saham. Dividen Saham, meskipun
meningkatkan jumlah saham yang beredar, tetapi tidak menurunkan nilai pari sehingga hal
tersebut meningkatkan total nilai pari saham yang beredar.

Alasan mengeluarkan dividen saham sangat banyak dan beragam. Dividen saham
dapat menjadi gerakan publisitas, karena banyak yang menganggap dividen saham sebagai
dividen. Alasan lainnya adalah bahwa perusahaan mungkin hanya ingin mempertahankan
keuntungan dalam bisnisnya dengan mengapitalisasi sebagai saldo laba. Dalam situasi seperti
itu, maka pada saat pengumuman dividen, terjadi pengalihan dari modal yang diperoleh ke
modal kontribusi.

Perusahaan juga dapat menggunakan dividen saham, seperti halnya pemecahan


saham, untuk meningkatkan harga pasar saham, meskipun harga pasar sering kali merupakan
pertimbangan sekunder. Jika dividen sahamnya, akan memiliki pengaruh yang sama terhadap
harga pasar seperti pemecahan saham. Jika perusahaan menerbitkan saham tambahan dengan
tujuan mengurangi unit harga pasar, maka distribusinya lebih menyerupai pemecahan saham
daripada dividen saham. Pengaruh ini biasanya hanya terjadi jika jumlah saham yang
dikeluarkan lebih dari 20% sampai 25% dari jumlah saham yang beredar sebelumnya.
Dividen saham yang lebih dari 20% sampai 25% dari jumlah saham yang beredar
sebelumnya disebut dividen saham besar. SEC telah menambahkan lebih presisi atas aturan
20% sampai 25%. Secara khusus, SEC menunjukkan bahwa perusahaan harus
mempertimbangkan distribusi 25% atau lebih sebagai “pemecahan yang berpengaruh dalam
bentuk dividen”. Perusahaan harus mempertimbangkan distribusi kurang dari 25% sebagai
dividen saham. Distribusi seperti itu seharusnya tidak disebut dividen saham, tetapi
“pemecahan yang berpengaruh dalam bentuk dividen” atau “pemecahan saham”.

Selain itu, karena pemecahan yang berpengaruh dalam bentuk dividen tidak
mengubah nilai pari per saham, perusahaan umumnya diharuskan untuk mengalihkan nilai
pari dari saldo laba. Dengan kata lain, perusahaan mengalihkan dari saldo laba ke modal
saham dari nilai pari yang diterbitkan dan bukan sebagai pengalihan pada harga pasar saham
yang diterbitkan seperti pada kasus dividen saham kecil. Sering kali perusahaan mencatat
pemecahan yang berpengaruh dalam bentuk dividen sebagai pendebitan ke Premi Saham dan
bukan Saldo Laba untuk menunjukkan bahwa transaksi ini hanya memengaruhi akun modal
kontribusi. Tidak ada pengurangan saldo laba yang diharuskan kecuali seperti yang
ditetapkan dalam persyaratan hukum. Misalnya, Brown Group, Inc. (Amerika Serikat) pada
satu waktu mengotorisasi pemecahan 1 – untuk – 2, yang berpengaruh dalam bentuk dividen
saham. Sebagai akibat dari otorisasi ini, saham yang didistribusikan sekitar 10.500.000 saham
dan menghasilkan lebih dari $39.000.000 yang merupakan nilai pari saham yang dikeluarkan
dari akun Saldo Laba ke Modal Saham – Biasa.

Untuk mengilustrasikan dividen saham besar (pemecahan saham yang berpengaruh


dalam bentuk dividen), Rockland Steel, Inc. mengumumkan 30% dividen saham pada tanggal
20 November, dibayarkan kepada pemegang saham tanggal 29 Desember yang dicatat
tanggal 12 Desember. Pada tanggal pengumuman, 1.000.000 saham, nilai pari $10, beredar
dengan nilai wajar sebesar $200 per saham. Jurnal untuk pencatatan transaksi ini adalah
sebagai berikut:

Pada tanggal pengumuman (20 November)

Saldo Laba $3.000.000

Dividen Saham Biasa yang Dapat Didistribusikan $3.000.000

Perhitungan: 1.000.000 saham 30% = 300.000

300.000 saham tambahan $10 nilai pari = $3.000.000

Pada tanggal pengumuman (20 November)

Dividen Saham Biasa yang Dapat Didistribusikan $3.000.000

Modal Saham – Biasa $3.000.000

Ilustrasi berikut meringkas dan membandingkan pengaruh berbagai jenis dividen dan
pemecahan saham dalam laporan posisi keuang dan item-item terkait:

Pengaruh Dividen dan Pemecahan Saham pada Unsur Laporan Keuangan

Pengumuman dan Distribusi

Pengaruh Pengumuman Pembayaran Dividen Dividen Pemecahan


terhadap: Dividen Dividen Saham Kecil Saham Besar Saham
Tunai Tunai

Saldo Laba Menurun -0- MenurunA MenurunB -0-


Modal -0- -0- MeningkatB MeningkatB -0-
Saham
Premi -0- -0- MeningkatC -0- -0-
Saham
Total Menurun -0- -0- -0- -0-
Ekuitas
Modal Kerja Menurun -0- -0- -0- -0-
Total Aset -0- Menurun -0- -0- -0-
Jumlah -0- -0- Meningkat Meningkat Meningkat
Saham
Beredar
Keterangan:

A. Harga Pasar Saham.

B. Nilai Pari atau dinyatakan saham.

C. Kelebihan harga pasar di atas nilai pari.

Latihan Soal:

1. Saham Biasa Warner Inc. baru-baru ini dijual seharga $110 per saham. Direksi ingin
mengurangi harga saham dan meningkatkan volume saham sebelum menerbitkan saham
baru. Nilai pari per saham tersebut adalah $10 per saham dan nilai buku adalah $70 per
saham. 5.000.000 saham diterbitkan dan beredar. Buatlah jurnal yang diperlukan dengan
asumsi:

- Dewan memilih pemecahan saham 2 – untuk – 1!

Jurnal Pencatatan:

Saham yang akan Diterbitkan $50.000.000

Modal Saham – Biasa $50.000.000

Perhitungan: 5.000.000 saham dengan nilai pari $10 per saham akan dipecah dengan metode
2 – untuk – 1 menjadi 2.500.000 saham dengan nilai pari $20 per saham sehingga
perhitungannya = 2.500.000 saham $20/saham = $50.000.000

- Dewan memilih dividen saham 100%!


Jurnal Pencatatan:

Saldo Laba $50.000.000

Dividen Saham Biasa yang Dapat Didistribusikan $50.000.000

Perhitungan: 5.000.000 saham 100% = 5.000.000 saham tambahan

5.000.000 saham tambahan $10 nilai pari = $50.000.000


2. Akun ekuitas Lawrence Company memiliki saldo pada tanggal 31 Desember 2010 sebagai
berikut:

Modal Saham – Biasa, nilai pari $10, 200.000 saham diterbitkan dan beredar $2.000.000

Premi Saham – Biasa $1.200.000

Saldo Laba $5.600.000

Saham Lawrence Company akhir-akhir ini dijual dengan harga $37. Buatlah jurnal yang
sesuai untuk setiap kasus berikut:

- Dividen Saham sebesar 5% diumumkan dan diterbitkan!


Jurnal Pencatatan:

Saldo Laba $100.000

Dividen Saham Biasa yang Dapat Didistribusikan $100.000

Perhitungan: 200.000 saham 5% = 10.000 saham tambahan

10.000 saham tambahan $10 nilai pari = $100.000

- Dividen Saham sebesar 100% diumumkan dan diterbitkan!


Jurnal Pencatatan:

Saldo Laba $100.000

Dividen Saham Biasa yang Dapat Didistribusikan $100.000

Perhitungan: 200.000 saham 100% = 200.000 saham tambahan

200.000 saham tambahan $10 nilai pari = $2.000.000

- Pemecahan Saham 2 – untuk – 1 diumumkan dan diterbitkan!


Jurnal Pencatatan:

Saham yang akan Diterbitkan $2.000.000

Modal Saham – Biasa $2.000.000


Perhitungan: 200.000 saham dengan nilai pari $10 per saham akan dipecah dengan metode 2
– untuk – 1 menjadi 100.000 saham dengan nilai pari $20 per saham sehingga
perhitungannya = 100.000 saham $20/saham = $2.000.000

3. Saham biasa Oregon Inc. dengan nilai pari $10 dijual seharga $110 per saham. 4.000.000
saham saat ini diterbitkan dan beredar. Dewan direksi ingin melakukan stimulasi untuk
menarik saham biasa Oregon sebelum menerbitkan saham, tetapi tidak ingin membagikan
dividen tunai pada saat ini. Dewan juga percaya bahwa terlalu banyak penyesuaian terhadap
bagian ekuitas, terutama saldo laba, mungkin membuat investor potensial tidak tertarik.
Dewan tersebut telah mempertimbangkan 3 opsi untuk merangsang minat terhadap saham
tersebut, yaitu: Dividen Saham 20%, Dividen Saham 100%, dan Pemecahan Saham 2 – untuk
– 1. Bertindak sebagai penasihat keuangan dewan, laporkan setiap opsi dan pertimbangkan
keinginan dewan! Buatlah rekomendasinya! Jelaskan dampak dari masing-masing pilihan
tersebut!

Dividen Saham 20%:

Jurnal Pencatatan:

Saldo Laba $8.000.000

Dividen Saham Biasa yang Dapat Didistribusikan $8.000.000

Perhitungan: 4.000.000 saham 20% = 800.000 saham tambahan

800.000 saham tambahan $10 nilai pari = $8.000.000

Dampak: Adanya penurunan saldo laba sebesar $8.000.000 berdasarkan harga pasar saham

Adanya peningkatan modal saham sebesar $8.000.000 berdasarkan nilai pari saham

Adanya peningkatan premi saham sebesar $8.000.000 berdasarkan kelebihan nilai pasar di
atas pari saham

Adanya peningkatan jumlah saham beredar senilai $8.000.000

Dividen Saham 100%:

Jurnal Pencatatan:

Saldo Laba $40.000.000

Dividen Saham Biasa yang Dapat Didistribusikan $40.000.000


Perhitungan: 4.000.000 saham 100% = 4.000.000 saham tambahan

4.000.000 saham tambahan $10 nilai pari = $40.000.000

Dampak: Adanya penurunan saldo laba sebesar $40.000.000 berdasarkan nilai pari saham

Adanya peningkatan modal saham sebesar $40.000.000 berdasarkan nilai pari saham

Adanya peningkatan jumlah saham beredar senilai $40.000.000

Pemecahan Saham 2 – untuk – 1:

Jurnal Pencatatan:

Saham yang akan Diterbitkan $40.000.000

Modal Saham – Biasa $40.000.000

Perhitungan: 4.000.000 saham dengan nilai pari $10 per saham akan dipecah dengan metode
2 – untuk – 1 menjadi 2.000.000 saham dengan nilai pari $20 per saham sehingga
perhitungannya = 2.000.000 saham $20/saham = $40.000.000

Dampak: Adanya peningkatan jumlah saham beredar senilai $40.000.000

Rekomendasi: Disarankan untuk menggunakan opsi Dividen Saham 100% karena


peningkatan jumlah saham beredar dengan nilai yang terbesar, yakni $40.000.000 dibanding
dengan opsi – opsi yang lain dimana modal saham perusahaan tersebut juga akan meningkat
senilai $40.000.000. Pada opsi Dividen Saham 5%, jumlah peningkatan nilai saham lebih
kecil dibandingkan dengan opsi Dividen Saham 100%. Sedangkan pada opsi Pemecahan
Saham 2 – untuk – 1, hanya meningkat jumlah saham yang beredar meskipun memiliki nilai
yang sama dengan opsi Dividen Saham 100% yakni sebesar $40.000.000, namun modal
saham perusahaan tidak mengalami perubahan dengan menggunakan opsi ini. Hal tersebut
akan meningkatkan minat dan kepercayaan investor yang ingin menanamkan investasinya di
perusahaan tersebut.
11.5 Penyajian dan Analisis Laba Ditahan

Penyajian Ekuitas

Ilustrasi 15-12 merupakan contoh dari kelompok ekuitas pemegang saham


komprehensif yang diambil dari neraca Frost Company yang meliputi sebagian besar pos-pos
ekuitas yang dibahas.

Frost harus mengugkapkan hak-hak dan keistimewaan yang berkaitan dengan


berbagai sekuritas yang beredar. Misalnya perusahaan harus mengungkapkan semua hal
berkut,: prefensi dividn dan likkuidasi, hak partisipasi harga dan tanggal penarikan, konversi
atau harga pelaksanaanai dan tanggal yang terkait, kebutuhan dan pelunasan obligasi, hak
suara tidak biasa, dan jangka waktu kontrak untuk menerbitkan saham tambahan dalam
jumlah yang besar. Prefrensi likuiditas harus diungkapkan pada bagian ekuitas dan laporan
posisi keuangaan, bukan pada catatan atas laporan keuangan, untuk menekankan
kemungkinan dampak pebantasan dalam arus kas masa depan.

Penyajian Laporan Perubahan Ekuitas

Perusahaan juga diwajibkan untukk menyajikan laporan perubahan ekuitas. Laporan


perubahan ekuitas meliputi hal-hal berikut.

1. Total laba rugi komprenhensif untuk periode bersangkutan, menunjukan secara


terpisah jumlah total yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk dan
kepentingan nonpengadilan.
2. Untuk setiap komponen ekuitas, pengaruh dari penerapan retrospektif atau penyajian
kembali restrospektif.
3. Untuk setiap komponen ekuitas, rekonsiliasi antara jumlah tercatat pada awal dan
akhir periode, secara terpisah menungkapkan perubahan yang di akibatkan dari:
a. Keuntungan atau kerugian
b. Setap item dari penghasilan komprehensif lainnya.
c. Transaksi dengan pemilik dalam kapasitas sebagai pemilk, menunjukkan
konstribusi secara terpisah oleh dan distribusi kepada pemilik dan perubahan hak
kepemilkan pada entintas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya
pengendalian.

Analisis

Analisi menggunkan rasio ekuitas untuk mengevaluasi profitibilitas dan solvabilitas jangka
panjang perusahaan, bagian ini membahas dan menjelaskan tiga rasio tersebut sebagai
berikut.

1. Tingkat Imbalan Hasil Ekuitas Saham Biasa / imbalan hasil atas ekuitas = mengukur
profitabilitas dari sudut pandang pemegng saham biasa. Rasio ini menunjukkan
berapa dolar laba neto yang di peroleh perusahaan untuk setiap dolar yang di
investasikan oleh pemiliknya.imbalan hasil atas ekuitas juga membantu investor
menilai kelayakan saham saat pasar secara keseluruhan tidak berjalan dengan baik.
Misalnya, Gerber’s Inc. memliki laba neto sebesar $360.000, mengumumkan dan
mebayar deviden sham prferen sebesar $54.000, dan rata-rata ekuitas pemegang
saham biasa sebesar $2.550.000.

2. Rasio Pembayaran = rasio deviden tnai terhadap laba neto. Jika saham preferen
beredar, rasio ini sama engan deviden tunai yang di bayarkan kepada pemegang
saham biasa, dibagi dengan laba neto yang tersedia bagi pemegag saham biasa.
Misalnya, Troy Co. memiliki deviden tunai sebesar $100.000 dan laba neto sebesar
$500.000, dan tidak ada saham preferen yang beredar.
3. Nilai Buku Per Saham = jumlah yang akan di terima setiap saham jika perusahaan di
likuidasi atas dasar jumlah yang akan di laporkan dalam laporan posisi keuangan.
Namun angka tersebut kehilangan sebagian besar relevansinya jika penilaian pda
laporan posisi keuangan gaga mendekati nilai wajjar asset. Misalny, ekuitas
pemegang saham biasa Chen Corperation adalah $1.000.000 dan chan memiliki
100.000 saham biasa yang beredar.

Contoh soal

L15 – 16
Informasi berikut diambil dari akun buku besar Choi Corporation :
Total Laba Sejak penggabungan 287.000
Total Dividen Tunai dibayarkan 60.000
Total Nilai Dividen yang didistribusikan 40.000
Keuntungan atas Transaksi Saham Treasuri 18.000
Akumulasi Penghasilan Lain 32.000

Tentukan Saldo laba!


Jawaban
Total Laba sejak penggabungan 287.000
Total Dividen tunai dibayarkan (60.000)
Total Nilai dividen didistribusikan (40.000)
Laba Ditahan 187.000
Daftar Pustaka

Baridwan , Zaki. 2008. Intermediate Accounting Edisi 8. Yogyakarta : BPFE

Sumber: Kieso, Weygandt, Warfield – 2017 – Akuntansi Keuangan Menengah (Intermediate


Accounting) Edisi IFRS Volume 2. Salemba Empat: Jakarta Selatan

Anda mungkin juga menyukai