Dosen Pengampu:
Oleh:
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan Ringkasan Materi Kuliah Perekonomian
Indonesia. Adapun judul yang dibahas dalam ringkasan materi berikut ini yaitu mengenai
“Perekonomian Indonesia dan Globalisasi”.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. I Gusti Wayan Murjana Yasa, S.E.,
M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Perekonomian Indonesia karena telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan studi yang saya
tekuni saat ini. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
pengetahuan terkait materi yang dibahas sehingga saya dapat menyelesaikan ringkasan materi
kuliah tepat waktu.
Dengan adanya ringkasan materi kuliah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
pembaca mengenai Perekonomian Indonesia dan Globalisasi. Demi kesempurnaan dari
ringkasan ini, maka kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan sehingga dalam
penyusunan ringkasan materi kuliah kedepannya dapat lebih baik lagi.
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
1.5. Kerjasama Perdagangan dan Ekonomi Antar Wilayah dan Regional .................... 5
ii
PEREKONOMIAN INDONESIA DAN GLOBALISASI
1
provinsi/kabupaten seperti misalnya DKI Jakarta dan Bali mengawasi pendatang baru dengan
ketat. Bahwa seorang harus menjadi penduduk daerah untuk dapat mencari kerja di tempat
tersebut. Keadaan yang demikian ini sama dengan aliran tenaga kerja ke dalam dan ke luar
negeri yang penuh Indonesia dengan hambatan. Memang akhir – akhir ini makin banyak warga
Indonesia yang bekerja di luar negeri sebagai tenaga kerja wanita, di kapal pesiar, namun
karena ketatnya aturan masih lebih banyak lagi yang terpaksa harus menjadi tenaga kerja gelap
di luar negeri. Demikian juga halnya pekerja asing di Indonesia, tidak sedikit jumlah orang
asing yang secara resmi mendapat izim bekerja di Indonesia, namun lebih banyak lagi yang
tidak resmi. Ini adalah keadaan umum hampir di semua negara di dunia bahwa aliran masuk
tenaga kerja menghadapi berbagai kendala.
Aliran Barang (Perdagangan). Keadaan yang normal di masa lalu mengenai aliran barang
keluar masuk satu negara adalah adanya berbagai hambatan tarif dan nontarif. Hal ini tidak
terkecuali untuk perekonomian Indonesia, meskipun hambatan tersebut tampaknya sudah
makin berkurang karena berbagai negosiasi dagang yang diikuti oleh Indonesia. Aliran barang
antardaerah di dalam negeri untuk produksi nasional sering menghadapi berbagai pungutan,
entah pungutan itu dilaksanakan oleh pemerintah daerahnya atau oleh oknum tertentu. Hal ini
berkaitan dengan masalah korupsi, sehingga muncul istilah ekonomi biaya tinggi. Bayangkan
saja misalnya, satu barang yang dihasilkan di Bali akan dikirim ke Jakarta, berapa pos setoran
yang resmi dari pemerintah daerah dan yang tidak resmi yang harus di lalui, sehingga harga
barang tersebut menjadi sangat mahal. Pungutan liar ini juga terjadi untuk barang
impor/ekspor, sehingga dikatakan sebagai sarang korupsi. Pemerintah telah berkali-kali
berusaha menghilangkan praktek korupsi dan pungutan liar yang mengakibatkan ekonomi
biaya tinggi.
Interaksi Lainnya. Yang dimaksudkan di sini adalah aliran informasi karena kemajuan
teknologi seperti televisi, radio, media cetak, internet, telepon genggam, literatur, pariwisata
dan sebagainya sehingga masyarakat satu negara dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan
dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya, dan dunia
menjadi satu unit yang utuh. Interaksi internasional yang demikian ini rupanya tidak bisa lagi
dibendung meskipun bukan tanpa hambatan/pengwasan pemerintah.
Jadi perekonomian Indonesia sejak semula telah berinteraksi dengan perekonomian dunia
dengan berbagai hambatan, ada yang lebih ringan seperti misalnya pada interaksi lainnya dan
investasi asing, ada juga yang hambatannya lebih berat seperti tenaga kerja dan perdagangan
barang. Namun dengan perkembangan ekonomi dan perdagangan dunia, Indonesia telah masuk
dalam beberapa negosiasi ekonomi dan perdagangan baik yang bersifat bilateral maupun
2
multilateral yang bertujuan untuk mengurangi hambatan perdagangan, dan malah menjadi tuan
rumah pertemuan Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) pada tahun 1994. Pada sidang
APEC di Bogor tersebut Presiden Suharto menyatakan dalam pidatonya “... suka tidak suka,
siap tidak siap, ..... kita harus menerima globalisasi perdagangan/ekonomi.…” Dari pidato itu
sendiri sesungguhnya telah tersirat bahwa globalisasi mengandung kebaikan dan keburukan.
Kebaikan Globalisasi. Dari literatur dapat dikatakan bahwa globalisasi
ekonomi/perdagangan mempunyai setidaknya 5 butir kebaikan, yaitu:
a. Globalisasi ekonomi/perdagangan dapat meningkatkan produksi global
b. Meningkatkan kemakmuran masyarakan dalam suatu negara
c. Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri
d. Meningkatkan akses akan modal dan teknologi yang lebih baik
e. Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi
Keburukan Globalisasi. Globalisasi perdagangan/ekonomi sering membawa keburukan
sebagai berikut :
a. Menghambat pertumbuhan sektor industri
b. Memperburuk neraca pembayaran
c. Sektor keuangan semakin tidak stabil
d. Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang
7
DAFTAR PUSTAKA