Anda di halaman 1dari 14

RINGKASAN MATA KULIAH

PEREKONOMIAN INDONESIA DAN GLOBALISASI

Mata Kuliah : Perekonomian Indonesia (EKU 307A G1)

Dosen Pengampu:

Dr. I Gusti Wayan Murjana Yasa S.E., M.Si

Oleh :

Ida Ayu Gardynia Anjelina (1907531007)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2021
A. PEREKONOMIAN INDONESIA DAN GLOBALISASI
Kata “Globalisasi” diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal atau
internasional. Dalam banyak hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang sama
dengan internasionalisasi sehingga kedua istilah ini sering dipertukarkan, tetapi tidak
dengan istilah universalisasi. Dari arti katanya sendiri dapat dikatakan bahwa globalisasi
adalah satu proses peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarmanusia dan
antarbangsa di seluruh dunia melalui aliran modal (investasi), tenaga kerja, perdagangan,
dan interaksi lainnya seperti perjalanan, budaya populer dan lain-lain sehingga batas-batas
satu negara menjadi bias. Untuk melihat kaitan globalisasi dengan perekonomian
Indonesia, harus diperhatikan bagaimanaaliran-aliran tersebut terjadi baik di dalam negeri
Indonesia maupun dengan negara lain.

Aliran Modal
Aliran modal dari luar negeri sudah terjadi sejak jaman penjajahan Belanda
melalui penanaman modal oleh perusahaan asing Belanda di Indonesia termasuk di
bidang transportasi, perdagangan, perkebunan, perbankan dan sebagainya. Investasi
asing langsung dan portofolio diperlancar dengan adanya pasar modal dan pasar uang.
Perusahaan swasta diperkenankan langsung mencari dana dari sumber dana luar negeri.
Dana dari Bank Dunia dan IMF mengalir ke sektor pemerintah. Sehingga dengan
demikian aliran dana investasi boleh dikatakan sudah bebas bergerak di Indonesia, malah
berlebihan dan kurang pengawasan sehingga mengakibatkan krisis moneter pada tahun
1997/98. Setelah krisis sampai sekarang, investasi asing bukan dilarang melainkan diatur
dengan lebih ketat dari sebelumnya. Jadi aliran modal boleh dikatakan bebas bergerak di
Indonesia; semua daerah (pemerintah daerah) mengundang investor dalam/luar negeri.
Aliran Tenaga Kerja
Yang dimaksud di sini adalah aliran manusia untuk mencari kerja baik di dalam negeri
maupun masuk dan ke luar negeri. Dalam hal aliran di dalam negeri, tenaga kerja
umumnya bebas bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya. Namun karena kepadatan
penduduk dan pembangunan ekonomi daerah yang berbeda beberapa provinsi/kabupaten
seperti misalnya DKI Jakarta dan Bali mengawasi pendatang baru dengan ketat. Bahwa
seorang harus menjadi penduduk daerah untuk dapat mencari kerja di tempat tersebut.
Keadaan yang demikian ini sama dengan aliran tenaga kerja ke dalam dan ke luar negeri
yang penuh Indonesia dengan hambatan.
Aliran Barang (Perdagangan)
2
Keadaan yang normal di masa lalu mengenai aliran barang keluar masuk satu negara
adalah adanya berbagai hambatan tarif dan nontarif. Hal ini tidak terkecuali untuk
perekonomian Indonesia, meskipun hambatan tersebut tampaknya sudah makin berkurang
karena berbagai negosiasi dagang yang diikuti oleh Indonesia. Aliran barang antardaerah
di dalam negeri untuk produksi nasional sering menghadapi berbagai pungutan, entah
pungutan itu dilaksanakan oleh pemerintah daerahnya atau oleh oknum tertentu. Hal ini
berkaitan dengan masalah korupsi.

Interaksi Lainnya
Yang dimaksudkan di sini adalah aliran informasi karena kemajuan teknologi seperti
televisi, radio, media cetak, internet, telepon genggam, literatur, pariwisata dan sebagainya
sehingga masyarakat satu negara dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan dan
pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya, dan dunia
menjadi satu unit yang utuh. Interaksi internasional yang demikian ini rupanya tidak bisa
lagi dibendung meskipun bukan tanpa hambatan/pengwasan pemerintah.

Kebaikan Globalisasi

Globalisasi ekonomi/ perdagangan mempunyai setidaknya lima butir kebaikan, yakni:

1) Meningkatkan Produksi global. Pandangan ini sesuai dengan teori 'Keuntungan


Komparatif' dari David Ricardo. Melalui spesialisasi dan perdagangan faktor-
taktor produksi dunia dapat digunakan dengan lebih etisien, output dunia
bertambah dan masyarakat akan memperoleh keuntungan dari spesialisasi dan
perdagangan dalam bentuk pendapatan yang meningkat, yang selanjutnya dapat
meningkatkan pembelanjaan dan tabungan.

2) Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam satu negara. Perdagangan yang


lebih bebas memungkinkan masyarakat dari berbagai negara mengimpor lebih
banyak barang dari luar negeri. Hal ini menyebabkan konsumen mempunyai
pilihan barang yang lebih banyak. Selain itu, konsumen juga dapat menikmati
barang yang lebih baik dengan harga yang lebih rendah.

3) Meluaskan pasar untuk produk dalamnegeri. Perdagangan luar neger yang lebih
bebas memungkinkan setiap negara memperoleh pasar yang jauh lebih luas dari
pasar dalam negeri.

4) Meningkatkan akses akan modal dan teknologi yang lebih baik. Modal dapat
3
diperoleh dari investasi asing dan terutama dinikmati oleh negara-negara
berkembang karena masalah kekurangan modal dan tenaga ahli serta tenaga
terdidik yang berpengalaman kebanyakan dihadapi oleh negara-negara
berkembang.

5) Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi. Pembangunan


sektor industri dan berbagai sektor lainnya bukan saja dikembangkan
terutamanya melalui oleh perusahaan asing, tetapi investasi yang dilakukan oleh
perusahaan swasta domestik. Perusahaan domestik ini sering kali memerlukan
modal dari bank atau pasar saham. Dana dari luar negeri terutama dari negara-
negara maju yang memasuki pasar uang dan pasar modal di dalam negeri dapat
membantu menyediakan modal yang dibutuhkan

Keburukan Globalisasi

Globalisasi perdagangan/ekonomi sering membawa keburukan sebagai berikut :

1. Menghambat pertumbuhan sektor industri. Salah satu efek dari globalisasi adalah
perkembangan sistem perdagangan luar negeri yang lebih bebas. Perkembangan ini
menyebabkan negara-negara berkembang tidak dapat lagi menggunakan tarif yang
tinggi untuk memberikan proteksi kepada industri yang baru berkembang (infant
industry).
2. Memperburuk neraca pembayaran. Globalisasi cenderung menaikkan barang-barang
impor. Sebaliknya, apabila satu negara tidak mampu bersaing, maka ekspor tidak
berkembang. Keadaan ini dapat memperburuk kondisi neraca pembayaran. Efek buruk
lain dari globalisasi terhadap neraca pembayaran adalah pembayaran neto pendapatan
faktor produksi dari luar negeri cenderung mengalami defisit.
3. Sektor keuangan semakin tidak stabil. Salah satu efek penting dari globalisasi adalah
pengaliran investasi (modal) portofolio yang semakin besar.
4. Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Apabila hal-hal yang
dinyatakan di atas berlaku dalamsatu negara, maka dalam jangka pendek pertumbuhan
ekonominya menjadi tidak stabil. Dalam jangka panjang pertumbuhan yang seperti ini
akan mengurangi lajunya pertumbuhan ekonomi.

2.1 GATT DAN TINDAKAN ANTISIPASI


Pada tahun 1944 di Bretton Woods, New Hampshire, Amerika Serikat, diadakan sebuah
konferensi yang diprakarsai oleh United Nations Conference on Trade and Employment.
4
Konferensi ini dihadiri oleh sekitar 24 negara dengan agenda memetakan strategi pasca
perang dalam membangun kembali perekonomian dunia. Dari konferensi tersebut, pada
tahun 1947 dibentuk tiga organisasi Internasional, yaitu the General Agreementon Tarriffs
and Trade (GATT), the Internasional Bank forReconstruction and Development (IBRD
atau sekarangdisebut dengan Bank Dunia), dan the International Monetary Fund (IMF).

Pada mulanya, salah satu gagasan yang muncul dalam konferensi tersebut adalah
membentuk satu organisasi (di samping Bank Dunia dan IMF) yang mengatur perdagangan
sebagai bagian yang lebih luas dalam rencana membangun kembali perekonomian dunia.

Organisasi yang dimaksud adalah the International Trade Organisation (ITO).


Sementara diadakan negosiasi mengenai pembentukan ITO, 15 negara mulai
mengadakan negosiasi paralel untuk GATT sebagai cara awal dalam pengurangan tarif.
Negosiasi pendirian ITO mengalami kegagalan pada tahun 1950, sehingga yang masih
tertinggal hanya kesepakatan GATT. Walaupun GATT menempati kantor sekretariat di
the Centre William Rappard, Geneva, Switzerland akan tetapi perlu diingat bahwa GATT
bukanlah organisasi, melainkan hanya berupa kesepakatan. Menurut anggaran dasarnya,
GATT memiliki tujuan utama untukpengurangan tarif dan segala jenis hambatan lain dalam
perdagangan internasional, dan menghilangkan preferensi dagang atas dasar timbal balik
dan keuntunganbersama. Dengan berpegangan padaprinsip-prinsip tertentu, tujuan
tersebut dicapai melalui serangkaian kesepakatakan sekitar 150 negara anggota. Prinsip-
prinsip yang mendasari kesepakatan pada GATT adalah bahwa perdagangan seharusnya:

• Tanpa diskriminasi. Satu negara seharusnya tidak melakukan diskriminasi di


antara partner dagangnya. Jika satu negara mengenakan tarif tertentu (paling
murah) kepada satu negara partner dagangnya, maka perlakuan yang demikian itu
juga harus diberikan kepada partner dagang lainnya. Prinsip ini dikenal dengan
Most Favoured Nation (MFN). Di samping itu, satu negara tidak diperkenankan
mendiskriminasikan barang-barang buatan negara partner dagangnya terhadap
produk dalam negeri. Harus dilakukan perlakuan yang sama, yang dikenal dengan
istilah National Treatment.

• Perdagangan yang lebih bebas (freeer), y aitu pengurangan hambatan dagang


melalui negosiasi.

• Perdagangan terprediksi, artinya pengusaha asing, investor, dan pemerintahharus


mempunyai keyakinan bahwa hambatan perdagangan (termasuk tarif dan nontarif)
tidak diubah seenaknya saja; tarif dan pembukaan pasar dalam negeri terhadap
5
partner dagang bersifat meningkat.

• Lebih Kompetitif, artinya satu negara seharusnya tidak melaksanakan praktek


dagang yang tidak jujur, seperti subsidi ekspor dan melaksanakan dumping pada
harga lebih rendah dari biaya untuk merebut pasar.

• Lebih Menguntungkan Negara Terbelakang (least developed countries), yakni


dengan memberikan kelonggaran-kelonggaran tertentu, perlakuan khusus, dan
memberikan waktu yang lebih lama untuk menyesuaikan diri.

GATT secara berkala melakukan negosiasi untuk merumuskan kesepakatan dagang


baru yang harus dipatuhi oleh semua negara anggota. Rangkaian kesepakatan tersebut
dikenal dengan istilah putaran (round). GATT sudah melaksanakan 8 putaran (round),
yakni:
a) Putaran Geneva, dilaksanakan selama 7 bulan pada April 1947, diikuti oleh 23
negara. Topik yang disepakati adalah pengurangan tarif dan menghasilkan 45.000
konsesi tarif yang mencakup perdagangan dengan nilai sekitar $10 miliar.
b) Putaran Annecy, dilaksanakan selama 7 bulan pada tahun 1949 di Annecy, Prancis
yang diikuti oleh 26 negara. Topik utama yang disepakati adalah pengurangan
tarif yang menghasilkan sekitar 5000 konsesi tarif.
c) Putaran Toquay, dilaksanakan selama 5 bulan pada tahun 1950 di Torquay,
Inggris Raya, diikuti oleh 38 negara. Hasilnya adalah 8.700 konsesi tarif
sehingga menjadi sekitar tiga seperempat dari semua tarif yang berlaku pada
tahun 1948. Penolakan Amerika Serikat atas Piagam Havana menandakan bahwa
pendirian GATT sebagai badan pengatur perdagangan dunia.
d) Putaran Geneva II, dilaksanakan di Geneva selama 5 bulan dari Januari hingga
Juni 1956, diikuti oleh 26 negara. Hasil kesepakatan adalah penurunan tarif
senilai $2,5 miliar dan penerimaan Jepang masuk anggota.
e) Putaran Dillon, kembali dilaksanakan di Ganeva dari 1960 sampai 1962. Putaran
ini diberi nama sesuai dengan nama Sekretaris Departemen Keuangan Amerika
Serikat, sebelumnya di bawah Sekretaris Negara, Douglas Dillon, yakni yang
mengusulkan putaran ini diikuti oleh 26 negara. Sejalan dengan pembahasan
mengenai pengurangan tarif dengan nilai lebih dari $4,9 miliar, putaran ini juga
membahas pendirian European Economic Community (EEC).
f) Putaran Tokyo, dilaksanakan di Tokyo, Jepang selama 74 bulan dari September
1973 sampai 1979. Agenda utamaadalah penurunan tarif dan mengeluarkan aturan
baru yang ditunjukkan untuk mengawasi pelaksanaan hambatan nontarif dan
6
pembatasan ekspor sukarela. Putaran ini diikuti oleh 102 negara dan
menghasilkan konsesi tarif seharga $190 miliar.

g) Putaran Uruguay, dilaksanakan di Uruguay selama 87 bulan dari 1986 sampai


1993, diikuti oleh 123 negara. Pada putaran ini disetujui pendirian World Trade
Organization (WTO), yang mulai operasi pada tahun 1995 menggantikan GATT.
Semua aturan- aturan GATT sejak itu dijalankan oleh WTO dan Putaran Doha.

h) Putaran Doha, dilaksanakan di Doha dari November 2001 sampai sekarang


(belum selesai), diikuti oleh 141 negara dan berada di bawah WTO, bukan lagi di
bawah GATT. Agendanya meliputi pengurangan hambatan tarif dan nontarif,
masalahnya perdagangan hasil-hasil pertanian, penentuan standar tenaga kerja
(buruh), masalah lingkungan, persaingan, investasi, transparasi, dan sebagainya.

2.2 PUTARAN URUGUAY DAN WTO

Putaran Uruguay dalam GATT dimulai September 1986 sampai 1993 (selama 87
bulan). Putaran ini adalah yang paling ambisius dari semua putaran GATT dan diharapkan
untuk memperluas kompetensinya sehingga tidak hanya meliputi perdagangan barang saja
tetapi juga mencakup masalah penting seperti perdagangan jasa, modal, atau investasi,
kekayaan intelektual, tekstil, penyelesaian sangketa dagang dan perdagangan hasil
pertanian. Salah satu perubahan yang mendasari GATT adalah berdirinya WTO (the World
Trade Organization). 75 negara anggota GATT yang lama ditambah dengan anggota Uni
Eropa menjadi anggota pendiri WTO pada tanggal 1 Januari 1995.

Pertanian umumnya dikeluarkan dari kesepakatan sebelumnya karena diberikan


perlakuan khusus mengenai kuota impor dan subsidi ekspor. Namun, ketika Putaran
Uruguay banyak Negara berpendapat bahwa pengecualian sektor pertanian dari
kesepakatan kurang dapat diterima dan mereka menolak untuk menandatangani
kesepakatan baru tanpa adanya kemajuan dalam bidang hasil-hasil pertanian. Negara yang
melakukan penolakan tersebut terdiri dari 14 negara yang kemudian dikenal dengan nama
“kelompok Cairns”, dan umumnya negara-negara tersebut merupakan negara kecil dan

7
menengah dalam ekspor produk pertanian seperti Australia, Brazil, Kanada, New Zealand
dan Indonesia. Kesepakatan di bidang pertanian ini menjadi kesepakatan liberalisasi
perdagangan yang paling menonjol sepanjang sejarah negosiasi dagang. Tujuan dari
kesepakatan ini adalah untuk meningkatkan akses terhadap produk pertanian, mengurangi
bantuan dalam negeri terhadap sector pertanian dalam bentuk subsidi harga dan kuota,
mengurangi secara bertahap subsidi ekspor terhadap produk pertanian, dan menyelaraskan
sejauh mungkin kebijaksanaan sanitasi di antara Negara anggota. Secara de facto GATT
berfungsi sebagai satu organisasi yang telah melaksanakan delapan putaran pembicaraan
mengenai berbagai masalah perdagangan dan penyelesaian sangketa perdagangan
internasioanal

2.3 SENGKETA DAGANG ANTAR NEGARA


Pada tahun 2007, terjadi sengketa dagang antara negara Indonesia dengan negara
Tiongkok terkait dengan saling penolakan sejumlah produk makanan yang dianggap tidak
memenuhi syarat. Sengketa dagang juga pernah terjadi antara Amerika dengan Tiongkok.
Kedua negara ini saling tuduh bahwa pihak lain melanggar peraturan perdagangan dunia.
Suku cadang mobil dan daging ayam Amerika yang diekspor ke Tiongkok dijual dengan
harga murah dan merugikan industry dalam negeri Tiongkok. Hal ini terjadi dua hari
setelah Amerika mengenakan tarif impor yang tinggi atas ban mobil yang diimpor dari
Tiongkok. Tiongkok mengatakan bahwa tarif impor ban itu melanggar peraturan
perdagangan WTO, akan tetapi juru bicara gedung putih membantah tuduhan tersebut dan
mengatakan bahwa tarif impor terhadap ban itu justru untuk menjalankan peraturan
perdagangan yang adil dan bukan untuk memulai perang dagang. Kasus sengketa semacam
ini tidak hanya terjadi antara dua negara saja tetapi bisa terjadi terhadap negara mana saja
yangmengadakan perjanjian dagang atau melanggar ketentuan dagangdunia sesuai aturan
GATT/WTO.

Sifat dari mekanisme penyelesaian sangketa dalam GATT terletak pada prosedurnya.
Prosedur penyelesaian sangketa dalam GATT dapat dikelompokkan ke dalam dua macam
prosedur. Pertama, di antara tahun 1948-1978. Dalam kurun waktu ini, prosedur
penyelesaian sengketa GATT dapat dikelompokkan sebagai penyelesaian sangketa secara
diplomatic, diselesaikan antara kedua pemerintah yang sedang dalam sangketa. Kedua,
kurun waktu antara 1980-1994. Dalam kurun waktu penyelesaian GATT secara hukum
(judical or juridical settlement of disputes). Masalah atau isu mengenai penyelesaian

8
sengketa di dalam GATT hanya dibahas pada pertemuan-pertemuan reguler atau tetap,
namun ada dua pasal yakni Pasal XXII dan XXIII GATT yang dapat dirujuk dalam hal
adanya sengketa dagang.

1) Penyelesaian Sangketa Melalui Jalur Diplomatik


Negara anggota peserta kesepakatan dagang pada GATT diharapkan
menyelesaikan sendiri masalah sangketa yang dialaminya melalui konsultasi secara
bilateral. Hal ini sesuia denganbunyi Pasal XXII GATT. Mereka disyaratkan untuk
memberikan pertimbangan simpatik terhadap setiap sangketa mengenai segala sesuatu
hal yang menyangkut pelaksanaan GATT.
Contohnya cara penyelesaian atas kasus sengketa dagang RI-Tiongkok yang
telah disebutkan sebelumnya. Menurut Dubes RI untuk Tiongkok di Beijing,
Soedrajat, perselisihan dagang ini cukup diselesaikan di tingkat Komisi Bersama yang
sudah dibentuk. Keberadaan komisi bersama ini dapat dimanfaatkan untuk
menyelesaikan masalah sengketa tersebut karena fungsi dari komisi tersebut memang
untuk mengidentifikasi berbagai permasalahan dan hambatan dalam upaya
meningkatkan hubungan dagang antar kedua negara.
2) Penyelesaian Sengketa Melalui Jalur GATT
Apabila jalur dplomatik tidak berhasil, penyelesaian sengketa tersebut dapat
dilakukan melalui jalur GATT. Untuk jalur ini salah satu pihak atau kedua-duanya
harus mengajukan keberatan (complain) dengan memberikan dasar kebenaran yang
lengkap kepada GATT (yang dalam hal ini kepada badan dalam GATT yang disebut
contracting party). Selanjutnya, Contracting party, sesuai dengan sifat dan beratnya
sengketa dapat membentuk suatu working party (satuan tugas) atau satu panel dari
beberapa negara yang dibentuk khusus untuk satu sengketa. Anggota dari satuan tugas
berasal dari negara yang mengalami sengketa dan dari GATT, sedangkan anggota dari
satu panel tidak hanya dari negara yang bersengketa tetapi juga dari negara ke tiga.
Tugas mereka adalah: (1) mempertimbangkan tuduhan-tuduhan yang dialamatkan oleh
negara yang bersengketa; dan (2) memberi rekomendasi dan putusan kepada
contracting party. Dengan atau tanpa pembentukan satuan tugas atau panel,
contracting party GATT dapat:
a) Mengeluarkan rekomendasi kepada Negara yang sedang bersangketa, atau
b) Memberikan putusan pada satu sanggketa, atau
c) Memberi wewenang kepada satu Negara peserta untuk menangguhkan penerapan
konsesi atau kewajibannya kepada pihak lainnya berdasarkan perjanjian GATT.
9
2.4 KERJASAMA PERDAGANGAN DAN EKONOMI ANTAR WILAYAH DAN
REGIONAL
Kerjasama perdagangan antar negara bisa dilaksanakan oleh dua negara (bilateral),
seperti misalnya Amerika Serikat – Kanada, Australia - New Zealand, Indonesia –
Cina,atau oleh banyak negara (multilateral), yang bersifat regional seperti Uni Eropa,
South Asian Association for regional Cooperation ataupun yang bersifat internasional
seperti misalnya World Trade Organization (WTO). Kerjasama perdagangan (ekonomi)
yang paling erat mempunyai sifat sama seperti satu hal nya satu negara seperti European
Union (EU) dan Australia New Zealand Closer Economic Agreement (ANZCERTA).
Yang terakhir ini sering dikenal sebagai integrasi ekonomi.

2.5.1. Kerjasama Perdagangan


1) ASEAN Free Trade Area (AFTA)
AFTA adalah suatu perjanjian dagang untuk mendorong manufaktur di seluruh
negara-negara anggota ASEAN. Perjanjian ini ditandatangani tanggal 28 Januari
1992 di Singapura. Dewasa ini AFTA terdiri dari sepuluh negara negara anggota
ASEAN.

Tujuan utama dari AFTA adalah untuk meningkatkan daya saing ASEAN di
pasar dunia melalui penurunan hambatan perdagangan, tarif dan non tariff, dan
menarik lebih banyak investasi asing melalui apa yang disebut dengan Common
Effective Preferential Tariff (CEPT), yakni tarif impor 0-5 persen berlaku untuk
perdagangan antar negara anggota ASEAN. Masing-masing negara ASEAN
bebas menentukan farif untuk barang dari luar anggota. Negara anggota
diberikan tiga jenis perkecualian, yakni pengecualian sementara (untuk barang
yang sementara harus dilindungi, tetapi kemudian akan memenuhi ketentuan
tarif yang berlaku), untuk barang hasil pertanian yang sensitif seperti beras, dan
perkecualian umum (yang dianggap perlu dengan alasan keamanan, moral
publik, perlindungan atas kehidupan umat manusia, binatang atau tanaman,
perlindungan barang antik, bersejarah, dan bernilai arkeologi).
2) Asia Pacific Economic Cooperation (APEC)
APEC adalah forum utama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, kerja
sama, perdagangan daninvestasi di wilayah Asia dan Pasifik dan satu-satunya
blog antar pemerintah di dunia yang berdasarkan atas janji yang tidak mengikat,
dialog terbuka dankesamaan derajat dari semua peserta. Berbeda dengan WTO
atau badan perdagangan multilateral lainnya, APEC tidak mempunyai fakta
10
kewajiban bagi setiap anggota. APEC mempunyai 21 anggota yang disebut
"Member Economic" yang mencakup sekitar 40,5 persen dari penduduk dunia,
sekitar 54,2 persen dari GDP dunia dan sekitar 43,7 persen dari jumlah
perdagangan dunia.

3) South Asian Assocation for Regional Cooperation (SAARC)


SAARC adalah suatu organisasi di bidang ekonomi dan politik dari delapan
negara-negara di Asia Selatan. Tujuan dari organisasi ini, antara lain, meliputi
usaha bersama untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk di Asia Selatan,
percepatan pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan budaya, meningkatkan
percaya diri kolektif dari negara-negara di Asia Selatan di forum internasional,
dan mendorong kerja sama aktif dan solidaritas di bidang ekonomi, sosial,
budaya, dan di bidang teknologi ilmu pengetahuan.
4) Australia New Zealand Closer Economic Agreement (ANZCERTA)
ANZCERTA adalah perjanjian dagang bilateral antaran Australia dan New
Zealand, yang efektif berlaku sejak 1983, dan mencakup hampir semua masalah
perdagangan barang (termasuk hasil-hasil pertanian) dan jasa (termasuk
investasi, penerbangan dan jasa lainnya). Aturan kepabeanan juga diadakan
penyesuaian untuk kedua negara, misalnya mengenai kebijaksanaan, prosedur
administrasi, investigasi dan pencegahan dan penyelesaian pelanggaran sistem
pabean, termasukmasalah karantina, dan peraturan standar perdagangan. Prinsip
dasar dari ANZCERTA adalah perlakuan nasional, akses ke pasar, hak untuk
masuk pasar tanpa hambatan, dan perlakuan yang aling menguntungkan.
5) The North American Free Trade Agreement (NAFTA)
NAFTA adalah suatu perjanjian dagang yang ditandatangani oleh Amerika
Serikat, Kanada dan Meksiko yang menimbulkan blok dagang tiga negara di
Amerika Utara. Perjanjian ini menggantikan perjanjian perdagangan bebas
asntara Amerika Serikat dan Kanada. NAFTA ini mempunyai dua perjanjian
tambahan, the North American Agreement on Enviromental Cooperation
(NAAEC – perjanjiankerja sama lingkungan Amerika Utara) dan the North
American Agreement on Labour Cooperation (MAALC – perjanjian kerja sama
perburuhan AmerikaUtara). NAFTA bertujuan untuk menghilangkan hambatan
perdagangan daninvestasi di antara Amerika Serikat, Kanada dan Meksiko.
Para ahli mempunyai pandangan yang bervariasi mengenai akibat baik/buruk
dari NAFTA. Beberapa ahli mengatakan bahwa NAFIA mempunyai pengaruh
11
positif terhadap Meksiko, yakni tingkat kemiskinan menurun dan pendapatan riil
meningkat (dalam bentuk harga-harga yang lebih murah, khususnya harga
makanan) meskipun setelah diperhitungkan akibat krisis ekonomi 1994 - 1995.
6) Uni Eropa (UE atau European Union yang disingkat EU)
Uni Eropa adalah sebuah organisasi antarpemerintahan dan supranasional, yang
terdiri dari negara-negara Eropa, yang sejak 1 Januari 2007 telah memiliki 27
negara anggota. Bila dianggap sebagai satu kesatuan, Uni Eropa memiliki
ekonomi terbesar di dunia. Ekonomi UE diharapkan tumbuh lebih jauh dalam
dekade berikutnya sejalan dengan lebih banyak negara bergabung dalam
persatuan ini dan terlebih lagi negara-negara baru ini biasanya lebih miskin dari
rata-rata UE, dan oleh karena itu diharapkan pertumbuhan GDP yang cepat dapat
membantu dinamika Uni Eropa.
Kebijakan UE ke dalam meliputi pemberlakuan satu unit mata uang (Euro),
undang-undang kompetisi, kontrol bantuan negara dan liberalisasi, harmonisasi
hukum melalui proses legislatif sehingga hukum Uni Eropa semakin terasa hadir
dalam sistem-sistem negara anggota, dan negara-negara anggota bertemu
sebagai Dewan Uni Eropa untuk bekerja sama dan mengoordinasikan kebijakan-
kebijakan dalam negeri mereka. Semua negara calon anggota harus
memberlakukan undang-undang agar selaras dengan kerangka hukum Eropa
bersama. Sedangkan kebijakan UE keluar dengan membentuk sebuah pasar
tunggal dan memberlakukan tarif bea cukai bersama dengan posisi yang sama
dalam perundingan-perundingan perdagangan internasional, pendanaan untuk
program-program di negara-negara calon anggota dan negara-negara Eropa
Timur lainnya, serta bantuan ke banyak negara berkemban
2.5.2 Intergrasi Ekonomi

Menurut integrasi ekonomi (economic integration) dari Bela Balasa 1961


(seperti pada internet) ada enam tahapan kerjasama perdagangan untuk menuju ke
integrasi ekonomi. Masing-masing tahapan tersebut yaitu sebagai berikut :

7) Tahap pertama adalah Preferential Trading Area (PTA). Sering juga disebut
sebagai Preferential Trade Agreetment (PTA) yang merupakan kelompok
(blok) perdagangan yang memberikan preferensi (keringanan) terhadap jenis
produk tertentu kepada negara anggota, dilaksanakan dengan cara mengurangi
tariff (tidak menghaouskan tariff menjadi nol). PTA dapat muncul melalui

12
perjanjian (kesepakatan) dagang dan kadang-kadang dicampuradukkan saja
dengan FTA dimana pada umumnya PTA mengarah ke FTA sesuai dengan
General Agreetmenton Traffs and Trade (GATT). Sesungguhnya keringanan
tariff impor ini tidak sesuai dengan prinsip hubungan dagang yang normal di
bawah WTO di mana anggota WTO dapat minta perlakuan tarif yang sama.
8) Tahap kedua adalah Free Trade Area (FTA). Beberapa negara sepakat untuk
menghilangkan tariff, kuota dan preferensi kepada sebagian besar barang dan
jasa yang diperdagangkan di antara mereka. Negara tersebut memilih bentuk
integrasi ekonomi jenis ini jika struktur ekonomi merekabersifat komplementer.
Namun kalau struktur ekonomi mereka bersifat kompetitif, maka bentuk yang
lebih sesuai adalah custom union (uni daerah pebean). Tujuan dari FTA adalah
untuk menurunkan hambatan perdagangan sehingga volume perdagangan
meningkat karena spesialisasi, pembagian kerja, dan yang terpenting melalui
teori keuntungan komparatif.
9) Tahap ketiga adalah Custom Union. Adalah satu perjanjian dagang di mana
sejumlah negara memberlakukan perdagangan bebas di antara mereka dan
menerapkan serangkaian tarif bersama terhadap barang dari negara lain. Custo
munion ini adalah bentuk antara dari integrasi ekonomi, yakni bentuk dari
perdagangan bebas di antara anggota, tetapi tidak ada system tariff bersama,
dengan bentuk pasar bersama (Common Market), yang menerapkan tarif
bersama dan memperkenankan pergerakan bebas dari pada sumber daya
termasuk modal dan tenaga kerja di antara negara anggota. Tujuan penndirian
custom union biasanya adalah untuk meningkatkan efisiensi dan mendekatkan
hubungan diplomatik (politik dan budaya) di antara negara anggota.

10) Tahap keempat adalah Single Integrated Market (Common Market). Satu
pasar tunggal bersama adalah sejenis blok dagang yang merupakan gabungan
dari custom union dengan kebijaksanaan bersama terhadap produk dan
pergerakan yang bebas atas faktor produksi (modal dan tenaga kerja) dan
wirausaha. Tujuan agar terjadi pergerakan bebas dari modal, tenaga kerja,
barang, dan jasa di antara negara anggota adalah agar memudahkan bagi mereka
untuk mencapai efisiensi ekonomi yang lebih tinggi. Kadang-kadang pasar
tunggal dianggap sebagai bentuk selangkah lebih maju dari Common Market
(pasar bersama).
11) Tahap kelima adalah Economic and Monetary Union (kesatuan ekonomi
13
dan moneter). Merupakan satu blok dagang seperti pasar tunggal dengan
kesatuan moneter untuk semua negara anggota. Bentuk ini harus dibedakan dari
hanya menerapkan mata uang bersama seperti yang dilakukan oleh Latin
Monetary Union pada tahun 1980-an yang tidak diikuti oleh adanya pasar
tunggal. Kesatuan ekonomi dan moneter dilaksanakan melalui pakta dagang
dari semua sistem moneter yang berlaku di negara anggota.
12) Tahap keenam adalah Complete Economic Itegration. Ini adalah tahap akhir
dari integrasi ekonomi. Pada tahap ini, tidak lagi diperlukan kebijaksanaan
pengawasan ekonomi kepada unit-unit yang bergabung. Mereka telah menjadi
satu kesatuan moneter dan fiskal secara penuh dan mendekati penuh. Uni Eropa
adalah salah satu contoh yang baik mengenai integrasi ekonomi penuh.

14

Anda mungkin juga menyukai