Dosen Pengampu:
Oleh :
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
A. PEREKONOMIAN INDONESIA DAN GLOBALISASI
Kata “Globalisasi” diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal atau
internasional. Dalam banyak hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang sama
dengan internasionalisasi sehingga kedua istilah ini sering dipertukarkan, tetapi tidak
dengan istilah universalisasi. Dari arti katanya sendiri dapat dikatakan bahwa globalisasi
adalah satu proses peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarmanusia dan
antarbangsa di seluruh dunia melalui aliran modal (investasi), tenaga kerja, perdagangan,
dan interaksi lainnya seperti perjalanan, budaya populer dan lain-lain sehingga batas-batas
satu negara menjadi bias. Untuk melihat kaitan globalisasi dengan perekonomian
Indonesia, harus diperhatikan bagaimanaaliran-aliran tersebut terjadi baik di dalam negeri
Indonesia maupun dengan negara lain.
Aliran Modal
Aliran modal dari luar negeri sudah terjadi sejak jaman penjajahan Belanda
melalui penanaman modal oleh perusahaan asing Belanda di Indonesia termasuk di
bidang transportasi, perdagangan, perkebunan, perbankan dan sebagainya. Investasi
asing langsung dan portofolio diperlancar dengan adanya pasar modal dan pasar uang.
Perusahaan swasta diperkenankan langsung mencari dana dari sumber dana luar negeri.
Dana dari Bank Dunia dan IMF mengalir ke sektor pemerintah. Sehingga dengan
demikian aliran dana investasi boleh dikatakan sudah bebas bergerak di Indonesia, malah
berlebihan dan kurang pengawasan sehingga mengakibatkan krisis moneter pada tahun
1997/98. Setelah krisis sampai sekarang, investasi asing bukan dilarang melainkan diatur
dengan lebih ketat dari sebelumnya. Jadi aliran modal boleh dikatakan bebas bergerak di
Indonesia; semua daerah (pemerintah daerah) mengundang investor dalam/luar negeri.
Aliran Tenaga Kerja
Yang dimaksud di sini adalah aliran manusia untuk mencari kerja baik di dalam negeri
maupun masuk dan ke luar negeri. Dalam hal aliran di dalam negeri, tenaga kerja
umumnya bebas bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya. Namun karena kepadatan
penduduk dan pembangunan ekonomi daerah yang berbeda beberapa provinsi/kabupaten
seperti misalnya DKI Jakarta dan Bali mengawasi pendatang baru dengan ketat. Bahwa
seorang harus menjadi penduduk daerah untuk dapat mencari kerja di tempat tersebut.
Keadaan yang demikian ini sama dengan aliran tenaga kerja ke dalam dan ke luar negeri
yang penuh Indonesia dengan hambatan.
Aliran Barang (Perdagangan)
2
Keadaan yang normal di masa lalu mengenai aliran barang keluar masuk satu negara
adalah adanya berbagai hambatan tarif dan nontarif. Hal ini tidak terkecuali untuk
perekonomian Indonesia, meskipun hambatan tersebut tampaknya sudah makin berkurang
karena berbagai negosiasi dagang yang diikuti oleh Indonesia. Aliran barang antardaerah
di dalam negeri untuk produksi nasional sering menghadapi berbagai pungutan, entah
pungutan itu dilaksanakan oleh pemerintah daerahnya atau oleh oknum tertentu. Hal ini
berkaitan dengan masalah korupsi.
Interaksi Lainnya
Yang dimaksudkan di sini adalah aliran informasi karena kemajuan teknologi seperti
televisi, radio, media cetak, internet, telepon genggam, literatur, pariwisata dan sebagainya
sehingga masyarakat satu negara dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan dan
pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya, dan dunia
menjadi satu unit yang utuh. Interaksi internasional yang demikian ini rupanya tidak bisa
lagi dibendung meskipun bukan tanpa hambatan/pengwasan pemerintah.
Kebaikan Globalisasi
3) Meluaskan pasar untuk produk dalamnegeri. Perdagangan luar neger yang lebih
bebas memungkinkan setiap negara memperoleh pasar yang jauh lebih luas dari
pasar dalam negeri.
4) Meningkatkan akses akan modal dan teknologi yang lebih baik. Modal dapat
3
diperoleh dari investasi asing dan terutama dinikmati oleh negara-negara
berkembang karena masalah kekurangan modal dan tenaga ahli serta tenaga
terdidik yang berpengalaman kebanyakan dihadapi oleh negara-negara
berkembang.
Keburukan Globalisasi
1. Menghambat pertumbuhan sektor industri. Salah satu efek dari globalisasi adalah
perkembangan sistem perdagangan luar negeri yang lebih bebas. Perkembangan ini
menyebabkan negara-negara berkembang tidak dapat lagi menggunakan tarif yang
tinggi untuk memberikan proteksi kepada industri yang baru berkembang (infant
industry).
2. Memperburuk neraca pembayaran. Globalisasi cenderung menaikkan barang-barang
impor. Sebaliknya, apabila satu negara tidak mampu bersaing, maka ekspor tidak
berkembang. Keadaan ini dapat memperburuk kondisi neraca pembayaran. Efek buruk
lain dari globalisasi terhadap neraca pembayaran adalah pembayaran neto pendapatan
faktor produksi dari luar negeri cenderung mengalami defisit.
3. Sektor keuangan semakin tidak stabil. Salah satu efek penting dari globalisasi adalah
pengaliran investasi (modal) portofolio yang semakin besar.
4. Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Apabila hal-hal yang
dinyatakan di atas berlaku dalamsatu negara, maka dalam jangka pendek pertumbuhan
ekonominya menjadi tidak stabil. Dalam jangka panjang pertumbuhan yang seperti ini
akan mengurangi lajunya pertumbuhan ekonomi.
Pada mulanya, salah satu gagasan yang muncul dalam konferensi tersebut adalah
membentuk satu organisasi (di samping Bank Dunia dan IMF) yang mengatur perdagangan
sebagai bagian yang lebih luas dalam rencana membangun kembali perekonomian dunia.
Putaran Uruguay dalam GATT dimulai September 1986 sampai 1993 (selama 87
bulan). Putaran ini adalah yang paling ambisius dari semua putaran GATT dan diharapkan
untuk memperluas kompetensinya sehingga tidak hanya meliputi perdagangan barang saja
tetapi juga mencakup masalah penting seperti perdagangan jasa, modal, atau investasi,
kekayaan intelektual, tekstil, penyelesaian sangketa dagang dan perdagangan hasil
pertanian. Salah satu perubahan yang mendasari GATT adalah berdirinya WTO (the World
Trade Organization). 75 negara anggota GATT yang lama ditambah dengan anggota Uni
Eropa menjadi anggota pendiri WTO pada tanggal 1 Januari 1995.
7
menengah dalam ekspor produk pertanian seperti Australia, Brazil, Kanada, New Zealand
dan Indonesia. Kesepakatan di bidang pertanian ini menjadi kesepakatan liberalisasi
perdagangan yang paling menonjol sepanjang sejarah negosiasi dagang. Tujuan dari
kesepakatan ini adalah untuk meningkatkan akses terhadap produk pertanian, mengurangi
bantuan dalam negeri terhadap sector pertanian dalam bentuk subsidi harga dan kuota,
mengurangi secara bertahap subsidi ekspor terhadap produk pertanian, dan menyelaraskan
sejauh mungkin kebijaksanaan sanitasi di antara Negara anggota. Secara de facto GATT
berfungsi sebagai satu organisasi yang telah melaksanakan delapan putaran pembicaraan
mengenai berbagai masalah perdagangan dan penyelesaian sangketa perdagangan
internasioanal
Sifat dari mekanisme penyelesaian sangketa dalam GATT terletak pada prosedurnya.
Prosedur penyelesaian sangketa dalam GATT dapat dikelompokkan ke dalam dua macam
prosedur. Pertama, di antara tahun 1948-1978. Dalam kurun waktu ini, prosedur
penyelesaian sengketa GATT dapat dikelompokkan sebagai penyelesaian sangketa secara
diplomatic, diselesaikan antara kedua pemerintah yang sedang dalam sangketa. Kedua,
kurun waktu antara 1980-1994. Dalam kurun waktu penyelesaian GATT secara hukum
(judical or juridical settlement of disputes). Masalah atau isu mengenai penyelesaian
8
sengketa di dalam GATT hanya dibahas pada pertemuan-pertemuan reguler atau tetap,
namun ada dua pasal yakni Pasal XXII dan XXIII GATT yang dapat dirujuk dalam hal
adanya sengketa dagang.
Tujuan utama dari AFTA adalah untuk meningkatkan daya saing ASEAN di
pasar dunia melalui penurunan hambatan perdagangan, tarif dan non tariff, dan
menarik lebih banyak investasi asing melalui apa yang disebut dengan Common
Effective Preferential Tariff (CEPT), yakni tarif impor 0-5 persen berlaku untuk
perdagangan antar negara anggota ASEAN. Masing-masing negara ASEAN
bebas menentukan farif untuk barang dari luar anggota. Negara anggota
diberikan tiga jenis perkecualian, yakni pengecualian sementara (untuk barang
yang sementara harus dilindungi, tetapi kemudian akan memenuhi ketentuan
tarif yang berlaku), untuk barang hasil pertanian yang sensitif seperti beras, dan
perkecualian umum (yang dianggap perlu dengan alasan keamanan, moral
publik, perlindungan atas kehidupan umat manusia, binatang atau tanaman,
perlindungan barang antik, bersejarah, dan bernilai arkeologi).
2) Asia Pacific Economic Cooperation (APEC)
APEC adalah forum utama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, kerja
sama, perdagangan daninvestasi di wilayah Asia dan Pasifik dan satu-satunya
blog antar pemerintah di dunia yang berdasarkan atas janji yang tidak mengikat,
dialog terbuka dankesamaan derajat dari semua peserta. Berbeda dengan WTO
atau badan perdagangan multilateral lainnya, APEC tidak mempunyai fakta
10
kewajiban bagi setiap anggota. APEC mempunyai 21 anggota yang disebut
"Member Economic" yang mencakup sekitar 40,5 persen dari penduduk dunia,
sekitar 54,2 persen dari GDP dunia dan sekitar 43,7 persen dari jumlah
perdagangan dunia.
7) Tahap pertama adalah Preferential Trading Area (PTA). Sering juga disebut
sebagai Preferential Trade Agreetment (PTA) yang merupakan kelompok
(blok) perdagangan yang memberikan preferensi (keringanan) terhadap jenis
produk tertentu kepada negara anggota, dilaksanakan dengan cara mengurangi
tariff (tidak menghaouskan tariff menjadi nol). PTA dapat muncul melalui
12
perjanjian (kesepakatan) dagang dan kadang-kadang dicampuradukkan saja
dengan FTA dimana pada umumnya PTA mengarah ke FTA sesuai dengan
General Agreetmenton Traffs and Trade (GATT). Sesungguhnya keringanan
tariff impor ini tidak sesuai dengan prinsip hubungan dagang yang normal di
bawah WTO di mana anggota WTO dapat minta perlakuan tarif yang sama.
8) Tahap kedua adalah Free Trade Area (FTA). Beberapa negara sepakat untuk
menghilangkan tariff, kuota dan preferensi kepada sebagian besar barang dan
jasa yang diperdagangkan di antara mereka. Negara tersebut memilih bentuk
integrasi ekonomi jenis ini jika struktur ekonomi merekabersifat komplementer.
Namun kalau struktur ekonomi mereka bersifat kompetitif, maka bentuk yang
lebih sesuai adalah custom union (uni daerah pebean). Tujuan dari FTA adalah
untuk menurunkan hambatan perdagangan sehingga volume perdagangan
meningkat karena spesialisasi, pembagian kerja, dan yang terpenting melalui
teori keuntungan komparatif.
9) Tahap ketiga adalah Custom Union. Adalah satu perjanjian dagang di mana
sejumlah negara memberlakukan perdagangan bebas di antara mereka dan
menerapkan serangkaian tarif bersama terhadap barang dari negara lain. Custo
munion ini adalah bentuk antara dari integrasi ekonomi, yakni bentuk dari
perdagangan bebas di antara anggota, tetapi tidak ada system tariff bersama,
dengan bentuk pasar bersama (Common Market), yang menerapkan tarif
bersama dan memperkenankan pergerakan bebas dari pada sumber daya
termasuk modal dan tenaga kerja di antara negara anggota. Tujuan penndirian
custom union biasanya adalah untuk meningkatkan efisiensi dan mendekatkan
hubungan diplomatik (politik dan budaya) di antara negara anggota.
10) Tahap keempat adalah Single Integrated Market (Common Market). Satu
pasar tunggal bersama adalah sejenis blok dagang yang merupakan gabungan
dari custom union dengan kebijaksanaan bersama terhadap produk dan
pergerakan yang bebas atas faktor produksi (modal dan tenaga kerja) dan
wirausaha. Tujuan agar terjadi pergerakan bebas dari modal, tenaga kerja,
barang, dan jasa di antara negara anggota adalah agar memudahkan bagi mereka
untuk mencapai efisiensi ekonomi yang lebih tinggi. Kadang-kadang pasar
tunggal dianggap sebagai bentuk selangkah lebih maju dari Common Market
(pasar bersama).
11) Tahap kelima adalah Economic and Monetary Union (kesatuan ekonomi
13
dan moneter). Merupakan satu blok dagang seperti pasar tunggal dengan
kesatuan moneter untuk semua negara anggota. Bentuk ini harus dibedakan dari
hanya menerapkan mata uang bersama seperti yang dilakukan oleh Latin
Monetary Union pada tahun 1980-an yang tidak diikuti oleh adanya pasar
tunggal. Kesatuan ekonomi dan moneter dilaksanakan melalui pakta dagang
dari semua sistem moneter yang berlaku di negara anggota.
12) Tahap keenam adalah Complete Economic Itegration. Ini adalah tahap akhir
dari integrasi ekonomi. Pada tahap ini, tidak lagi diperlukan kebijaksanaan
pengawasan ekonomi kepada unit-unit yang bergabung. Mereka telah menjadi
satu kesatuan moneter dan fiskal secara penuh dan mendekati penuh. Uni Eropa
adalah salah satu contoh yang baik mengenai integrasi ekonomi penuh.
14