Anda di halaman 1dari 16

Pengantar Aplikasi Komputer

EKSPOR DAN IMPOR

Dosen Pembimbing : Puji Hastuti, SE,.ME

Kelompok 7
Azizah Rahmah 18612010072
Fatmawati 18612010073
Prasika Siregar 18612010070

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ACHMAD YANI BANJARMASIN

2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan

rahmat, karunia, serta taufik hidayah-Nya Penyusun dapat menyelesaikan makalah

tentang “Ekonomi Internasional” dengan sebaik-baiknya. Pada kesempatan ini

Penyusun menyampaikan rasa terimakasih kepada :

1. Ibu Surti, SE.,ME., sebagai Dosen Pembimbing mata kuliah Ekonomi

Internasional yang telah memberikan tugas kepada Penyusun, sehingga

Penyusun berusaha untuk menyelesaikan tugas ini dengan baik.

2. Orang tua Penyusun yang telah memberikan dukungan, dorongan, bantuan,

serta memberikan doa restu sehingga terselesaikan makalah ini.

3. Saudara-saudara Penyusun, kakak dan adik yang senantiasa memberikan

support semangatnya kepada Penyusun.

4. Sahabat-sahabat seperjuangan Penyusun yang senantiasa membantu

Penyusun tetap semangat dalam menggapai Ridho Allah SWT.

Penyusun sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka

menambah wawasan serta pengetahuan kita. Penyusun telah membuat laporan ini

dengan sebaik-baiknya. Sesuai kata orang bijak, tidak ada yang sempurna dalam

hidup. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang

membacanya. Oleh karena itu, dengan senang hati Penyusun senantiasa

menerima saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak untuk

kesempurnaan makalah ini.

ii
Banjarbaru, 20 Desember 2019

Penyusun

Kelompok 5

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................. i

KATA PENGANTAR............................................................................ ii

DAFTAR ISI……….............................................................................. iii

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah........................................................ … 2
1.3 Tujuan .............................................................................. 2

BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ekspor dan Impor ...................................... … 3


2.2 Tujuan Ekspor dan Impor ................................................ 4
2.3 Rencana dan Target Ekspor Impor Pemerintah Indonesia
periode 2014-2019 ………............................................... 4
2.4 Analisis Neraca Pembayaran dan Perdagangan Ekspor
dan Impor Indonesia …………………………………… 5

BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan....................................................................... 9
3.2 Saran ................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia sebagai Negara yang kaya raya dengan hasil bumi dan

migas, selalu aktif dalam perdagangan internasional. Dengan kegiatan

ekspor dan impor merupakan faktor penentu dalam menentukan roda

perekonomian di Negara Indonesia ini. Di era perdagangan global saat ini,

arus masuk dan keluar sangatlah cepat.


Perdagangan internasional merupakan kegiatan bertujuan untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat suatu Negara, terjadinya

perekonomian dalam negeri dan luar negeri akan menciptakan suatu

hubungan yang saling mempengaruhi anatara satu Negara dengan Negara

lainnya, salah satunya adalah berupa pertukaran barang dan jasa

antarnegara.
Secara umum perdagangan internasional dibedakan menjadi dua

yaitu ekspor dan impor. Dalam sektor perdagangan internasional,

kebanyakan orang cenderung mengatakan bahwa ekspor lebih penting

daripada impor. Tetapi teori mengatakan berbeda. Dalam teori ekonomi

internasional, dikatakan bahwa impor lebih penting daripada ekspor.

Mengapa? Kita tahu bahwa kebutuhan dalam negeri sebuah Negara tidak

dapat dipenuhi hanya dari negaranya sendiri tetapi terkadang

membutuhkan bantuan dari Negara lain. Setiap Negara memiliki sumber

daya alam yang berbeda-beda satu sama lain yang tidak terdapat di Negara

lain. Suatu Negara akan membutuhkan komoditi yang tidak tersedia di

1
negaranya tetapi tersedia di Negara lain, maka Negara tersebut akan

melakukan perdagangan atau pertukaran komoditi dengan Negara lain.

Terjadilah kegiatan ekspor dan impor.


Dengan demikian Analisis tentang sektor perdagangan luar negeri

Indonesia selama ini terlalu didominasi oleh analisis tentang ekspor. Di

satu sisi hal ini dapat dipahami karena ekspor merupakan satu-satunya

andalan penghasil devisa. Maka dari itu kita perlu mengetahui tentang

ekspor dan impor, perkembangannya, serta tingkat pencapaian ekspor dan

impor dari tahun 2015-2019.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan rumusan

masalah sebagai berikut :


1. Apa itu Ekspor dan Impor?
2. Bagaimana perkembangan Ekspor dan Impor di Indonesia?
3. Bagaimana Besar tingkat pencapaian ekspor import terhadap

penyusunan Target Ekspor Import Indonesia 2015-2019?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian ekspor dan impor
2. Untuk mengetahui perkembangan ekspor dan impor Indonesia
3. Untuk mengetahui masalah dalam Ekspor Impor
4. Untuk mengetahui isu-isu terkini dalam ekspor impor.

2
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ekspor dan Impor


Ekspor adalah upaya untuk melakukan penjualan komoditi yang

kita miliki kepada Negara lain atau bangsa asing sesuai dengan peraturan

pemerintah dengan mengharapkan pembayaran dalam valuta asing, serta

melakukan komunikasi dengan bahasa asing. Ekspor sangat berpengaruh

terhadap pertumbuhan ekonomi suatu Negara, seperti yang telah dijelaskan

dalam teori Hecksher-Ohlin, bahwa suatu Negara akan mengekspor

produknya yang produksinya menggunakan faktor produksi yang murah

dan berlimpah secara intensif. Kegiatan ini akan menguntungkan bagi

Negara tersebut, karena akan meningkatkan pendapatan nasional dan

mempercepat proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.


Sedangkan, menurut Sukirno, (2006), Impor merupakan pembelian

atau pemasukan barang dari luar negeri kedalam suatu perekonomian

dalam negeri. Impor sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi

suatu Negara, seperti yang telah dijelaskan dalam teori Hecksher-Ohlin,

menyatakan bahwa suatu Negara akan mengimpor produk/barang yang

menggunakan faktor produksi yang tidak atau jarang dimiliki oleh Negara

tersebut. Kegiatan ini akan menguntungkan bagi Negara tersebut

dibandingkan melakukan produksi sendiri namun tidak efisien.


Perdagangan internasional (ekspor dan impor) ini akan

menimbulkan perbedaan mata uang yang digunakan antar Negara-negara

yang bersangkutan. Akibat adanya perbedaan mata uang antar Negara

eksportir dan importer menimbulkan suatu perbedaan nilai tukar mata

3
uang atau yang biasa lebih dikenal dengan istilah kurs. Menurut Murni,

(2006), Nilai tukar atau kurs adalah jumlah uang domestik yang

dibutuhkan yaitu banyaknya rupiah yang dibutuhkan untuk memperoleh 1

unit mata uang asing.

B. Tujuan Ekspor Impor

Secara umum, tujuan dilakukannya kegiatan ekspor impor ialah

dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakatnya serta menambah

devisa negara dalam pencapaian kehidupan yang sejahtera. Namun, jika

keduanya memiliki tujuan yang berbeda namun saling berkaitan.

Berikut ini tujuan dilakukannya kegiatan ekspor, yaitu:

1. Untuk membuka pasar baru di luar negeri

2. Untuk memperoleh laba berupa devisa

3. Untuk memperoleh harga jual yang tinggi

Adapun tujuan kegiatan impor dilakukan oleh importir, antara lain :

1. Kebutuhan masyarakat negara importir terpenuhi

2. Kebutuhan material/barang produksi dapat di peroleh dari negara lain

3. Barang/material yang di peroleh dari negara lain lebih terjangkau.

C. Rencana dan Target Ekspor Impor Pemerintah Indonesia periode

2014-2019

a. Target Ekspor Pemerintah Indonesia 2015-2019

Melansir dari CNN Indonesia presiden Joko Widodo akan

menargetkan ekspor non migas priode 2015-2019 naik sebesar 300%.

4
Hal ini berarti pemerintah menaikan nilai ekspor tiga kali lipat dalam

waktu lima tahun, dimana pada tahun 2013 ekspor indonesia mencapai

US$ 176,3 miliar, jadi tahun 2019 harus mencapai US$ 528,9 miliar.

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2015-2019

disebutkan target pertumbuhan ekspor non migas maksimal hanya 2

digit. Rinciannya sebesar 8,0 persen (2015), 9,9 persen (2016), 11,9

persen (2017), 13,7 persen (2018), dan 14,3 persen (2019).

Berdasarkan data Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), RRT

tercatat sebagai eksportir terbesar di dunia. Pada 2013, nilai ekspor

Negeri Tirai Bambu mencapai US$ 1,90 triliun, disusul Amerika

Serikat (AS) senilai US$ 1,49 triliun. Sedangkan ekspor Jepang

mencapai US$ 787 miliar. Sementara itu, dibanding negara tetangga

seperti Singapura, Thailand, dan Malaysia, nilai ekspor Indonesia jauh

lebih rendah. Sesditjen Industri Agro Kementerian Perindustrian Enny

Ratnaningtyas mengatakan, “Kementerian Perindustrian mendukung

komitmen Kementerian Perdagangan untuk mencapai target ekspor

sebesar 300%”. Menurut dia, target tersebut bisa dicapai asalkan

kualitas produk-produk unggulan Indonesia terus ditingkatkan.

Salah satu produk unggulan Indonesia yang perlu ditingkatkan adalah

produk industri agro. Industri agro Indonesia cukup luas cakupannya

mulai dari kelautan, perkebunan, dan kehutanan. Beberapa contoh

produk industri agro yang menjadi unggulan Indonesia adalah CPO,

5
lada, pulp, karet, rotan, kakao, rumput laut, kelapa, kopi, ikan, udang,

dan teh.

b. Target Impor Pemerintah Indonesia 2015-2019

Dari pemerintah menargetkan untuk menekan impor periode

2015-2019 seperti dilansir tirto.id Presiden Joko Widodo

mencantumkan kedaulatan pangan sebagai salah satu program prioritas

dalam Nawacita. Tahun 2014, saat baru menjabat sebagai presiden,

Jokowi menargetkan swasembada sejumlah komoditas pangan

strategis seperti padi, jagung, kedelai, dan gula bisa terlaksana dalam

tiga tahun. Program Jokowi ini berbeda dari program ketahanan

pangan di era Soeharto. Dalam konsep ketahanan pangan, seluruh

kebutuhan makanan masyarakat Indonesia harus terpenuhi, tak peduli

dari mana sumbernya. Target Jokowi lebih jauh dari itu. Kedaulatan

pangan berarti memenuhi kebutuhan pangan dari produksi negeri

sendiri. Dengan kata lain, tak ada impor beras, jagung, gula, kedelai,

atau bahkan daging. Visi tentang kedaulatan pangan sudah digembar-

gemborkan Jokowi sejak masa kampanye. Ia bahkan mendapat

dukungan dari Serikat Petani Indonesia (SPI)—organisasi petani yang

mengampanyekan kedaulatan pangan.

D. Analisis Neraca pembayaran dan perdagangan Ekspor dan Impor

Indonesia
a. Perkembangan Ekspor Nonmigas (Negara Tujuan)

6
Perkembangan ekspor nonmigas negara tujuan dari tahun 2014

yang paling banyak memiliki nilai ekspor yaitu negara Republik

Rakyat Tiongkok. Sampai tahun terakhir 2018 yaitu sebesar US$

24.408,10 juta. Sedangkan ekspor yang paling sedikit yaitu di negara

Bulgaria selama tahun berjalan dari 2014 sampai dengan 2017. Akan

tetapi pada tahun 2018 negara Bulgaria mengalami defisit di banding

tahun sebelumnya.

b. Perkembangan Ekspor Nonmigas (Provinsi)


Perkembangan ekspor nonmigas (provinsi) di tahun 2014

sebesar US$ 145.961,20 juta. Mengalami penurunan ditahun

berikutnya di 2015 sebesar US$ 131.791,90 juta. Selanjutnya di tahun

2016 mengalami defisit sebesar US$ 132.080,80 juta. Sampai dengan

2017 dan 2018 selalu mengalami peningkatan. Provinsi pengekspor

paling tinggi yaitu provinsi Jawa Barat merupakan persentase paling

besar di tahun 2018 dibandingkan dengan provinsi lainnya yaitu

18,5%, sedangkan persentase nilai ekspor yang sedikit seperti

Gorontalo dan Maluku dengan persentase sebesar 0,02%.

d. Perkembangan Ekspor Nonmigas (Komoditi)


Perkembangan ekspor nonmigas komoditi yang mengalami

peningkatan seperti kendaraan dan bagiannya yang mana dari tahun

2014- 2018 nilai ekspor yang defisit. Dimana ditahun 2014 sebesar

US$ 5.213,70 juta hingga tahun 2018 menjadi US$ 7.552,10 juta, hal

ini adalah peningkatan yang luar biasa. Sedangkan komoditi yang

7
terbesar di tahun 2018 adalah komoditi bahan bakar mineral dengan

US$ 24.610,20 juta. Dan komoditi yang terkecil adalah komoditi biji-

bijian berminyak sampai saat ini peran.(%) 2019 hanya 0,2.

e. Perkembangan Ekspor Nonmigas (Sektor)


Perkembangan ekspor nonmigas (sektor industri pengolahan)

dari tahun 2014 sebesar US$ 119.753,80 juta mengalami peningkatan

ditahun 2018 yaitu sebesar US$ 130.118,10 juta. Akan tetapi ditahun

2015 dan 2016 sedikit mengalami surplus. Setelah itu pada tahun 2017

sektor industri pengolahan mengalami defisit yang besar sampai tahun

2018. Jadi sektor industri pengolahan sempat mengalami surplus

selama 2 Tahun berjalan setelah itu kembali mengalami defisit.

Sedangkan di sektor pertanian dari tahun 2014 sebesar US$ 3.373,30

juta selanjutnya ditahun 2015 mengalami defisit yaitu sebesar US$

3.276,50 juta, pada tahun 2016 mengalami surplus, dan kembali defisit

ditahun 2017. Selanjutnya ditahun 2018 mengalami surplus lagi yaitu

sebesar US$ 3.431,00 juta. Di sektor pertanian perkembangan ekspor

nonmigas dari tahun 2014 sampai 2018 masih tidak stabil dibanding

dengan sektor industry pengolahan.

f. Perkembangan Ekspor Migas

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis nilai ekspor migas Agustus

2019 dibandingkan dengan Juli 2019 mengalami penurunan sampai

45,48% dari US$1,6 miliar menjadi US$875,4 juta. Kepala BPS

Suhariyanto mengatakan, nilai ekspor migas tercatat US$0,88 miliar,

dengan perubanan (mtm) sebesar 45,48% dan secara (yoy) turun

8
38,52%. Penurunan ekspor migas menurut Suhariyanto karena masih

menghadapi tantangan global yakni perang dagang dan perlambatan

ekonomi dunia. "Migas secara [yoy] turun 38,52% karena harga

minyak mentah turun tetapi ekspor hasil minyak justru naik. Yang

turun lainnya ada gas," jelas Suhariyanto di Kantor BPS, Senin

(16/9/2019). Secara keseluruhan, nilai ekspor pada Agustus 2019

menurun 7,60% dibandingkan dengan Juli 2019. Sementara itu, jika

dibandingkan Agustus 2018, ekspor Agustus 2019 turun 9,99%.

g. Perkembangan Impor Nonmigas (Negara Asal)


Perkembangan Impor nonmigas negara asal dari tahun 2014

sampai 2018 dari 50 Negara yang memiliki nilai impor defisit yaitu

Negara Republik Rakyat Tiongkok pada tahun 2018 sebesar

US$45.251,20 juta. Selama lima tahun berjalan tersebut masih ada

Negara yang nilai impornya kecil yaitu Negara NIUE dari tahun 2014

sampai 2016 negara NIUE tidak memiliki nilai impor. Sampai saat ini

Tiongkok masih menjadi Negara asal impor terbesar Indonesia dengan

peran 29,08% (US$24.731,30).

h. Perkembangan Impor Nonmigas (Provinsi)


Perkembangan impor nonmigas provinsi pada tahun 2018

mencapai US$158.842,90 juta, sedangkan 2014 sebelumnya hanya

sebesar US$134.718,90 juta. Dilihat dari nilai impor provinsi,

Indonesia mengalami defisit yang tinggi. Dari 34 provinsi nilai impor

yang paling tinggi yaitu provinsi DKI Jakarta dengan peran di tahun

9
2018 yaitu 58,01% dan provinsi Sulawesi barat mempunyai peran

paling rendah di tahun 2018 yaitu 0%.

i. Perkembangan Impor Nonmigas (Komoditi)


Perkembangan Impor nonmigas dari tahun 2014 sampai tahun

2018 mengalami defisit yaitu 4,56 % walau sempat mengalami surplus

ditahun 2015 dan setelah itu stabil mengalami defisit, komoditi

tersebut adalah yang paling banyak mengimpor mesin-mesin/pesawat

mekanik. Dari data BPS, untuk impor komoditas sektor nonmigas

yang mengalami penurunan seperti buah-buahan, gula dan kembang

gula.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan nilai impor

minyak dan gas (migas) secara tahunan (yoy) turun sebesar 26,89%

menjadi US$ 2,09 miliar per Mei 2019. Pada periode Mei 2018, impor

migas mencapai US$ 2,8 miliar. Secara akumulasi, pada periode

Januari-Mei 2019 impor migas juga turun 23,77% menjadi US$ 9,09

miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar US$

11,9 miliar. Jika dibandingkan dengan data impor April 2019, impor

migas pada Mei 2019 juga turun sebesar 6,41% menjadi US$ 2,09

miliar.

10
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas tentang Pada tahun-tahun

sebelumnya masih didominasi oleh ekspor migas. Pergeseran ini terjadi

setelah pemerintah mengeluarkan serangkaian kebijakan dan deregulasi di

bidang ekspor, sehingga memungkinkan produsen untuk meningkatkan

ekspor non migas. Banyak manfaat yang diperoleh Indonesia dari kegiatan

ekspor impor dimana masyarakat dan perekonomian Negara menjadi lebih

stabil. Banyak cara untuk melakukan kegiatan eskpor impor dengan Negara

lain yang membuat produsen tidak pusing memikirkan bagaimana

mengekspor barang atau mengimpor barang dari dan keluar negeri. Banyak

faktor pendorong untuk melakukan kegiatan ekspor impor sehingga

kegiatan ini akan terus berjalan dikemudian hari.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka kita sebagai warga Negara

Indonesia sebaiknya mampu mengerti kondisi perekonomian Negara kita.

Mengurangi pemakaian produk luar negeri dan cinta pada produk dalam

negeri, sebab hal ini akan meningkatkan produktivitas perekonomian dalam

negeri sehingga akan mendorong proses pertumbuhan ekonomi.

DAFTAR PUSTAKA

BPS, 2018. Nilai Ekspor dan Impor 2018


https://www.bps.go.id/pressrelease/2019/01/15/1550/ekspor-
desember-2018-mencapai-us-14-18-miliar--impor-desember-
2018-sebesar-us-15-28-miliar--turun-9-60-persen-dibanding-
november-2018.html
databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/07/09/impor-migas-
indonesia-menurun-2689

11
Diakses pada 06 Desember 2019
ekonomi.bisnis.com/read/20190916/9/1148803/agustus-2019-ekspor-
migas-turun-nyaris-50-persen
Diakses pada 06 Desember 2019
Rizki Puji. 2016. Impor dan Ekspor : Pengertian,Tujuan,Manfaat,dan
Dampaknya
Diakses pada tanggal 1 Oktober 2019
tirto.id/target-kedaulatan-pangan-jokowi-yang-gagal-dicapai-csuG
Diakses pada tanggal 06 Desember 2019
www.kemenperin.go.id/artikel/11223/Target-Ekspor-Realistis
Diakses pada 06 Desember 2019

12

Anda mungkin juga menyukai