Anda di halaman 1dari 17

KASUS-KASUS DALAM TRANSAKSI EKSPOR

DAN PENANGGULANGANNYA

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah


Lalu Lintas Pembayaran Dalam dan Luar Negeri
Dosen Pengampu:
Vina Septiana Permatasari, M. SEI

Disusun Oleh :

Devi Aprilia Wahyu Aditiyani (934212719)

Shoffi Qurrota A`yun (934211119)

Putri Septiana (934220319)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan anugerah dan
rahmat-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul Kasus-
Kasus Dalam Transaksi Ekspor Dan Penanggulangannya. Shalawat dan salam tetap
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa petunjuk bahagia ke atas
alam dunia.

Dalam penyusunan makalah ini, kami sebagai penulis telah berusaha semaksimal
mungkin. Namun kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk
itu saran dan kritik yang bersifat konstruktif selalu kami harapkan untuk melengkapai dan
menyempurnakan makalah ini.Akhirnya, kami sebagai penyusun berterima kasih kepada
semua pihak yang berkontribusi di dalam pembuatan makalah ini, terkhusus untuk ibu Vina
Septiana Permatasari, M. SEI yang telah memberikan bimbingan dan dorongan. Dan mudah-
mudahan Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan hidayah kepada kita semua, Amin.

Kediri, 16 November 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii


DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan .................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Ekspor ............................................................................................... 3
B. Instansi-Instasi Terkait Ekspor ............................................................................ 5
C. Cara Melakukan Ekspor ....................................................................................... 6
D. Tahapan Ekspor ................................................................................................... 8
E. Ketentuan Pelaksanaa Kegiatan Ekspor............................................................... 9
F. Permasalahan dalam Transaksi Ekspor dan Cara Menanggulanginya ................ 10
G. Contoh Kasus dalam Transaksi Ekspor dan Cara Menanggulanginya ................ 10

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ................................................................................................ 13
B. Saran .......................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam perjanjian perdagangan luar negeri, lebih dikenal dengan istilah


Istilah ekspor-impor pada dasarnya adalah transaksi sederhana tidak lebih dari jual beli
barang antara pengusaha yang berbeda berada di berbagai negara. Namun dalam pertukaran
barang dan Layanan laut dan darat seringkali memiliki masalah yang berbeda
hubungan yang kompleks antara pengusaha yang memiliki bahasa, budaya, tata krama, dan
adat istiadat yang berbeda1

Ekspor negara memainkan peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.


Ekspor dapat membiayai anggaran pemerintah melalui pendapatan dan devisa, yang dapat
digunakan untuk memperbaiki infrastruktur dan menciptakan iklim investasi yang menarik
(Mohsen, 2015). Selain itu, ekspor memegang peranan penting dalam pengembangan pasar
produk dalam negeri. Peran ini untuk meningkatkan persaingan, yang mendorong negara
untuk meningkatkan produksi dan menggunakan teknologi baru dalam proses produksinya.

Ekspor merupakan salah satu sektor yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan
strategi industrialisasi yang berubah dari industri substitusi impor
promosi ekspor. Sejak perusahaan didirikan, ekspor telah memainkan peran yang semakin
penting. Negosiasi WTO untuk mencapai perdagangan dunia bebas hambatan (pasar bebas).
Indonesia bukan hanya negara yang kaya sumber daya di sektor gas, tetapi juga di bidang
pertanian. Pertanian memainkan peran penting. Pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ekspor
utama produk pertanian, misalnya Kelapa sawit, karet alam, kopi, kakao, lada putih dan
udang. produk pertanian meningkatkan pendapatan nasional setiap tahun dan karet alam
menjadi tanaman komersial kelapa sawit.2

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud ekspor?
2. Bagaimana tata cara ekspor ?
3. Bagaimana ketentuan ekspor?
4. Apa saja kasus dalam transaksi ekspor?

1
Roselyne Hutabarat, 1997, Transaksi Ekspor-Impor , Jakarta: Erlangga, Hal.1
2
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/5969/05.1%20bab%201.pdf?sequence=5&isAllowed=y
diakses pada tanggal 17 November 2022 pukul 10:00 WIB

1
5. Bagaimana cara menyelesaikan masalah dalam transaksi ekspor?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengertian ekspor
2. Untuk mengetahui tata cara ekspor
3. Untuk mengetahui ketentuan ekspor
4. Untuk mengetahui kasus dalam transaksi ekspor
5. Untuk mengetahui cara menyelesaikan masalah dalam transaksi ekspor

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ekspor

Kegiatan ekspor adalah sistem perdagangan dengan cara mengeluarkan barang-barang


dari dalam negeri keluar negeri dengan memenuhi ketentuan yang berlaku. Ekspor
merupakan total barang dan jasa yang dijual oleh sebuah negara ke negara lain, termasuk
diantara barang-barang, asuransi, dan jasa-jasa pada suatu tahun tertentu. 3

Kegiatan ekspor adalah suatu sistem usaha dimana barang dipindahkan dari suatu negara
ke negara lain sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Ekspor adalah jumlah total barang dan
jasa yang dijual suatu negara ke negara lain pada tahun tertentu, termasuk barang, asuransi,
dan jasa. Ekspor merupakan salah satu sektor ekonomi yang berperan penting dalam
memperluas pasar antar beberapa negara, dimana ekspor dapat berkembang dalam satu
industri, yang mendorong industri lainnya dan kemudian mendorong sektor ekonomi lainnya.

Menurut Amir M.S. (2009;1) , Ekspor adalah mengeluarkan barang dari peredaran
dalam masyarakat dan mengirimkan ke luar negeri sesuai ketentuan pemerintah dan
mengharapkan pembayaran dalam valuta asing. Ekspor adalah pengiriman barang ke luar
daerah Pabean Indonesia. ( Kobi, Daud S.T, 2016:2 )

Ekspor adalah kegiatan pengeluaran barang dari daerah pabean. ( Susilo, Andi, 2013:21)
Ekspor adalah perdagangan dengan cara mengeluarkan barang dari dalam ke luar wilayah
pabean Indonesia dengan memenuhi ketentuan yang berlaku. ( Feriyanto, Andri, 2016:75 )
Ekspor adalah pengiriman barang ke luar daerah dari wilayah Negera Indonesia. ( Yahya,
Marzuki, 2016:29 ) Ekspor menurut Undang-Undang Kepabeanan adalah kegiatan
mengeluarkan barang dari daerah pabean. ( Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17
Tahun 2006)

Dari beberapa pengertian tentang ekspor diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa
ekspor adalah kegiatan pengiriman barang keluar dari daerah pabean Indonesia memasuki
daerah pabean negara lain dengan aturan-aturan tertentu mengenai barang dan sistem
pengangkutannya. Adapun pengertian eksportir adalah orang atau pengusaha yang
mendapatkan izin untuk menjual atau mengirim hasil produksinya kepada peembeli di luar
negeri. ( Yahya, Marzuqi, 2016:29 ) Ekspor menurut Undang-Undang Kepabeanan adalah
3
Adrian Sutedi. Hukum Ekspor Impor, Cetakan 1. (Jakarta: Raih Asa Sukses, 2014). Hlm.7

3
kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean. ( Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 17 Tahun 2006)

Adapun pengertian eksportir adalah orang atau pengusaha yang mendapatkan izin untuk
menjual atau mengirim hasil produksinya kepada peembeli di luar negeri.( Yahya, Marzuqi,
2016:29 ).

Menurut Marzuqi Yahya (2016;16) barang-barang dalam kegiatan ekspor,


dikelompokkan sebagai berikut :

1. Barang yang diatur ekspornya, yaitu barang yang ekspornya hanya boleh dilakukan oleh
eksportir terdaftar. Misalnya: kopi, tekstil , dan lembaran kayu.
2. . Barang yang diawasi ekspornya, yaitu barang yang ekspornya hanya dapat dilakukan
dengan persetujuan Menteri Industri dan Perdagangan. Misalnya: minyak, pupuk urea,
limbah dan skrap.
3. Barang yang dilarang untuk ekspornya, yaitu barang yang tidak boleh diekspor.
Misalnya ikan dalam keadaan hidup, benda cagar budaya, binatang alam dan tumbuhan
alam. 4

Pengertian ekspor menurut ikhtisar ketentuan-ketentuan Perbankan Indonesia yang


dikeluarkan Bank Indonesia adalah: ”Perdagangan dengan cara mengeluarkan barang dari
dalam ke luar wilayah Pabean Indonesia dengan memenuhi ketentuan yang berlaku” Hal-hal
diatas mempengaruhi kegiatan perdagangan luar negeri atau perdagangan ekspor-impor
adalah memberikan keuntungan kepada negara pengimpor atau negara pengekspor dan
secara langsung berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi dari suatu negara yang terlibat
di dalamnya.5

Peran ekspor sangat penting bagi Indonesia karena menghasilkan devisa dan pendapatan
pemerintah (pendapatan ekspor), yang merupakan sumber keuangan pembangunan nasional.
Indonesia bertahun-tahun dating. Di antara 50 eksportir teratas, tetapi dalam beberapa tahun
terakhir. Pertumbuhan ekspor Indonesia cenderung melambat. Selama krisis keuangan global
ini hasil ekspor melemah. Selain dipicu oleh krisis global, Krisis global menyebabkan, antara
lain, penggunaan yang dioptimalkan karena masalah Infrastruktur, kapasitas produksi,

4
Andrew Jeklin, “Defenisi Ekspor,” no. July (2016): 1–23.
5
Etty Susilowati, Cara Pembayaran dengan Letter of Credit (L/C) pada Transaksi Ekspor Impor, Semarang:
UNDIP, 2001, halaman 2.

4
keterampilan SDM dan teknologi. Eksportir Indonesia meliputi kualitas produk, daya saing
produk dan Pembiayaan untuk eksportir.

B. Instansi-Instansi Terkait Ekspor Barang

Dalam pelaksanaan kegiatan Ekspor barang, eksportir tentunya akan berhubungan dengan
beberapa instansi / pihak-pihak dalam hal perijinan dan pengurusan dokumen ekspor.
Menurut pendapat beberapa ahli pelaku ekspor impor, instansi-instansi terkait dalam
pelaksanaan ekspor barang adalah sebagai berikut:

1. Eksportir / Seller/ Penjual Yaitu orang yang memperoleh ijin untuk menjual/
mengirim hasil produksinya kepada pembeli diluar negeri. (Daud S.T. Kobi,2011;2)
2. Importir / Buyer / Pembeli Yaitu orang yang memperoleh ijin untuk memasukkan
barang dari luar negeri ke dalam negeri. (Daud S.T Kobi,2011;2)
3. EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut) Yaitu Pengangkut barang (cargo) yang
bertugas mengangkut barang dari tempat eksportir dan importir ke pelabuhan laut atau
sebaliknya. Di Indonesia pada umumnya perusahaan EMKL menggunakan moda
transportasi truck atau kereta api. Moda transportasi kereta api banyak digunakan
untuk pengiriman barang jarak jauh melalui jalur darat, sedangkan truck digunakan
untuk pengangkutan jarak dekat hingga menengah.
4. Bea Cukai (Customs) Di Indonesia Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) berada di
bawah kementerian keuangan. Tugas dan fungsi Bea Cukai adalah mengawasi
kegiatan ekspor – impor, memungut bea masuk, bea keluar, serta pajak dalam rangka
ekspor maupun impor, mengawasi peredaran minuman yang mengandung alkohol
mengawasi peredaran minuman yang mengandung alkohol atau etil alkohol, dan
peredaran rokok atau barang hasil pengolahan tembakau lainnya. Seiring
perkembangan zaman, Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) bertambah fungsi dan
tugasnya sebagai fasilitator perdagangan, yang berwenang melakukan penundaan atau
bahkan pembebasan pajak dengan syarat-syarat tertentu.
5. Bank Pihak yang ikut terlibat hampir dalam setiap transaksi perdagangan luar negeri
sebagai perantara dalam hal pembayaran dan sebagai pihak penyedia jasa pembiaya.
(Daud S.T Kobi, 2011;2)
6. Perusahaan Asuransi Merupakan pihak yang ditunjuk oleh eksportir atau importir
sebagai penanggung risiko dalam ekspor impor.

5
7. Peraturan Kementrian Perdagangan Dalam pelaksanaan perdagangan internasional
jelas memegang peranan penting karena berhak mengeluaran dokumen ekspor yang
disebut dengan COO (Certificate of Origin). Di samping itu tugas pokok lainnya
adalah mengatur dan memonitor komoditas yang terkena kuota, serta memonitor
perkembangan ekspor dan impor secara keseluruhan.6
C. Cara Melakukan Ekspor

Upaya seorang pengusaha dalam memasarkan komoditi yang dikuasainya ke negara lain
atau bangsa asing, dengan mendapatkan pembayaran dalam valuta asing (mata uang asing),
dan tentu melakukan komunikasi dan korespondensi bahasa asing pula.

Proses perdagangan ekspor terdiri dari 4 bagian:7

1. Proses Terjadinya Kontrak Dagang Ekspor


a. Dimulai oleh eksportir dengan cara mempromosikan komoditi yang akan diekspor
kepada calon importir di luar negeri
b. Dilakukan dengan mengajukan penawaran harga
c. Diakhiri dengan penandatanganan sales contract oleh kedua belah pihak eksportir dan
importir
2. Proses Pembukaan L/C
a. Importir mengajukan aplikasi permohonan pembukaan L/C kepada mitra bank
devisanya
b. Eksportir menerima pemberitahuan pembukaan L/C
3. Proses Mempersiapkan Dan Mengirimkan Barang
a. Setelah menerima L/C kewajiban eksportir untuk mempersiapkan barang dan
melaksanakan pengiriman komoditinya
b. Penyerahan barang kepada importir di tempat yang disepakati dengan importir
4. Menguangkan Dokumen Pengapalan Proses terakhir, Eksportir melakukan negosiasi
(menguangkan) dokumen pengapalan dengan "negotiating bank" untuk menerima
pembayaran.
Proses customs clearance untuk pengurusan keberangkatan barang-barang ekspor secara
umum memerlukan beberapa dokumen-dokumen dari perusahaan eksportir, sebagai
berikut:
6
http://repository.stimart-amni.ac.id/1318/2/BAB%20II.pdf diakses pada tanggal 17 November 2022, pukul
15:00
7
Ifat Fauziah, Buku Panduan Ekspor-Impor, (Jakarta: Ilmu Media Publishing, 2018), hlm. 17-18.

6
a Surat Izin Usaha Perusahaan (SIUP)
b Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
c Invoice/ Packing List Barang Ekspor
Setelah memenuhi persyaratan tersebut di atas, maka untuk melaksanakan ekspor
dengan cara pembayaran menggunakan Letter of Credit L/C prosedurnya sebagai berikut:

a) Eksportir mengadakan korespondensi dengan importir di luar negeri sampai


mendapatkan kecocokan harga mutu, desain, pengiriman dan akhirnya terjadi kontak
jual beli.
b) Importir menghubungi Bank pembuka untuk membuka L/C yang ditujukan kepada
eksportir.
c) Bank pembuka meneruskan L/C kepada bank koresponden di tempat eksportir.
d) Bank koresponden meneruskan L/C kepada eksportir
e) Eksportir menyiapkan barang yang dipesan importir. (Eksportir menghubungi
Independen Surveyor untuk mengatur pemeriksaan barang) Jika diperlukan
f) Eksportir atau melalui jasa PPJK memuat barangnya ke kapal atau pesawat terbang
untuk mendapat bill of lading (B/L) atau Airway Bill (AWB) sebagai bukti
kepemilikan barang yang telah dimuat dalam kapal atau pesawat terbang.
g) Eksportir mendapatkan pemberitahuan ekspor barang ke Bank koresponden dengan
melengkapi persyaratan yang ditetapkan.
h) Eksportir atau melalui PPJK (Perusahaan Pengurusan Jasa Kepabeanan)
EMKL/EMKU meminta persetujuan muat barang (Flat Muat) kepada Bea Cukai
i) Eksportir atau melalui jasa PPIK mengajukan permohonan untuk mendapatkan SKA
(Surat Keterangan Asal) ke kantor wilayah Departemen Perindustrian dan
Perdagangan atau kantor Departemen Perindustrian dan Perdagangan setempat
apabila diperlukan.
j) Bank koresponden menegosiasikan (membeli) wesel yang diajukan eksportir, setelah
meneliti kebenaran dokumen yang diajukan eksportir.
k) Selanjutnya dokumen-dokumen pengapalan dikirimkan oleh bank koresponden
kepada bank pembuka untuk mendapat ganti pembayaran (reimbursement)
l) Bank pembuka memeriksa dokumen-dokumen tersebut apakah sesuai dengan
m) Importir membayar atau meminta bank pembuka untuk mendebet rekeningnya pada
bank tersebut.

7
n) Setelah importir membayar dokumen-dokumen tersebut, maka bank pembuka
menyerahkan dokumen-dokumen tersebut kepada importir untuk pengeluaran barang
dari pabean.
D. Tahapan Ekspor
Untuk melakukan ekspor, tahapan yang harus dilalui antara lain:8

1. Eksportir melakukan korespondensi dengan importir di luar negeri


2. Pembuatan Kontrak Dagang setelah importer setuju dengan semua kondisi yang
ditawarkan oleh eksportir
3. Penerbitan Letter of Credit (L/C) dilakukan oleh importir melalui bank koresponden
di negaranya dan mengirimkan L/C tersebut ke bank devisa yang ditunjuk eksportir
di Indonesia
4. Eksportir mempersiapkan produk yang dipesan importir setelah menerima L/C
5. Mendaftarkan Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) ke bank devisa dengan
melampirkan keterangan sanggup membayar apabila barang ekspornya terkena pajak
ekspor
6. Eksportir memesan ruang kapal ke Perusahaan Pelayaran Samudra atau perusahaan
penerbangan
7. Eksportir mengirimkan barang ke pelabuhan melalui perusahaan jasa pengiriman
barang
8. Pemeriksaan Bea Cukai oleh pihak Bea Cukai terhadap produk yang akan dikirim
beserta dokumennya. Setelah selesai, Bea Cukai menandatangani pernyataan
persetujuan muat yang ada pada PEB
9. Produk diangkut ke kapal setelah PEB ditandatangani oleh pihak Bea Cukai.
Selanjutnya pihak pelayaran akan memberikan B/L (Bill of Lading) kepada pihak
eksportir
10. Eksportir menyerahkan Bill of Lading kepada bank untuk mendapatkan pembayaran.
Paying bank kemudian menyerahkan sejumlah uang setelah mereka mendapatkan
Bill of Lading tersebut dari eksportir. Bill of Lading selanjutnya diberikan kepada
importir. importir menyerahkan Bill of Lading kepada Carrier untuk ditukarkan
ditukarkan dengan barang yang dikirim oleh eksportir

8
Ifat Fauziah, Buku Panduan Ekspor-Impor, (Jakarta: Ilmu Media Publishing, 2018), hlm. 22-23.

8
11. Surat Keterangan Asal Barang/COO disertakan pada barang ekspor Indonesia. Surat
tersebut bisa diperoleh dari Kanwil Deperindag
12. Pengiriman barang ke importir
13.
E. Ketentuan Pelaksanaan Kegiatan Ekspor

1. Pemeriksaan Dokumen ekspor di department procurement : Shipping Request,


Proforma invoice, packing List, dan B/L ( Bill Of Lading) yang dikirimkan oleh
marketing.

2. Departemen PPC ( Production Preparation Control) kemudian mengeluarkan Tailor


Made Work Order (TMWO)

3. Selanjutnya dikirim dokumen proforma Invoice oleh departemen Procuremen ke


Departemen MPIC (Material Planning Inventory Control ) untuk pengambilan barang
yang akan di ekspor, sebelum pembuatan dokumen ekspor petugas harus menimbang
berapa berat dari barang tersebut dan alamat jelas penerima yang akan dikirim oleh
perusahaan, kalau ini tidak dilakukan maka akan terjadi Notul.

4. Selanjutnya pembuatan dokumen BC 3.0 (PEB) Pemberitahuan Ekspor Barang


dengan berkoordinasi langsung kepada Bea Cukai yang ada dilapangan dan melalui
sistem PEB , Bea Cukai yang ada dilapangan diartikan sebagai pengawas PDKB
(Pengusaha Di Kawasan Berikat).

5. Bea dan Cukai yang ada dilapangan biasanya akan meminta dokumen BC 2.3 dan BC
4.0 . BC 2.3 yaitu Pemberitahuan Impor Barang PDKB (Perusahaan Di Kawasan
Berikat ), BC 4.0 yaitu Pemberitahuan Pemasukan Barang asal tempat lain dalam
daerah pabean ke tempat penimbunan berikat.

6. Setelah itu selesai selanjutnya dokumen tersebut dibawa kebagian Bea Cukai untuk
memperoleh nomor pengepakan dan nomor segel dari barang yang akan diekspor,
melakukan pengemasan (packaging), pengemasan dilakukan oleh perusahaan sendiri
tanpa bantuan perusahaan pengiriman atau kurir.

7. Selanjutnya dikumen BC 2.3 dan Dokumen BC 3.0 diserahkan kepada Freight


Forwarder dan selanjutnya akan menerbitkan Air Way Bill (surat muatan udara).

9
8. Memantau pegiriman dengan Air Way Bill (surat muatan udara), fungsi daipada
AWB ini untuk mengetahui kapan tanggal keberangkatan, tanggal transit , dan tanggal
rencana tiba di Consignee (penerima)

9. Setelah dokumen tersebut diterima oleh Buyer maka pihak Buyer menstransfer uang
tersebut kepada perusahaan melalui bank yang sudah ditunjuk oleh perusahaan.

10. Kegiatan Ekspor Selesai9

F. Permasalahan Dalam Transaksi Ekspor Dan Cara Menanggulangi

Permasalahan yang timbul pada pelaksanaan kegiatan eskpor yaitu terbitnya surat Notul
dari Bea dan cukai, terjadi Notul karena operator yang melakukan kegiatan ekspor barang
tidak mengikuti prosedur yang ada diperusahaan, penyebab tidak melakukan standar
operasional pada tahap penimbangan dikarenakan keterbatasan fasilitas yang ada
diperusahaan.

Tahap penyelesaian dalam hal perbaikan Notul, melakukan pengisian PEB ulang pada
aplikasi Bea dan Cukai, dengan terlebih dahulu menimbang berat dari barang yang akan
dikirim supaya lebih akurat. Menyiapkan standar operasional prosedur untuk operator dengan
cara menempelkan aturan SOP yang mudah dilihat oleh operator pelaksana kegiatan ekspor.
Peletakan timbangan yang ada di 2 Department agar disetting ulang cara penempatannya,
supaya penggunaan dari timbangan itu dapat dipakai oleh 2 Department.10

G. Contoh Kasus Dalam Transaksi Ekspor Dan Cara Menanggulanginya

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan RI Sri Mulyani mengatakan setidaknya


ada 5 penyebab Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia dianggap sulit untuk
melakukan ekspor.Padahal menurutnya, UMKM memiliki peran penting dalam
perekonomian nasional, terutama dalam menyediakan dan menyerap tenaga kerja. Mantan
Direktur Pelaksana Bank Dunia ini bahkan mengatakan bahwa UMKM harus menjadi
perhatian pemerintah, agar produktivitas mereka meningkat. Pemerintah pun selalu
mendorong produk-produk UMKM bisa tersebar di kancah internasional.

"Pemerintah berharap UMKM dapat melakukan penetrasi di pasar global. Melalui


berbagai upaya, maka UMKM Indonesia diharapkan memiliki kepercayaan diri, pengetahuan

9
Mochammad Satriana, Arga. 2003. Prosedur Pelaksanaan Kegiatan Ekspor. Universitas Padjadjaran. Bandung
10
Purnamawati, Astuti. 2013. Dasar-dasar Ekspor Impor Edisi 1. UPP STIM YKPN. Yogyakarta.

10
dan siap berkompetisi di pasar-pasar global," jelas Sri Mulyani dalam sebuah webinar, Selasa
(20/4/2021). Adapun kesulitan UMKM dalam melakukan ekspor antara lain pertama adalah
masalah legalitas. Minimnya pelaku UMKM terhadap pemahaman legalitas, nomor pokok
wajib pajak (NPWP), pentingnya nomor induk berusaha, hak atas kekayaan intelektual
(HAKI), izin prosedur ekspor-impor. Pemerintah pun mengakui ini adalah tanggung jawab
pemerintah untuk segera menyederhanakan agar UMKM bisa mendapatkan itu semua. "Ini
pekerjaan rumah bagi pemerintah, bagaimana untuk menyederhanakan dan UMKM harus
memperhatikan legalitas," tuturnya.

Kedua, adalah akses pembiayaan. Sri Mulyani mengatakan banyak UMKM nasional
yang masih sulit mengakses pembiayaan kepada lembaga keuangan atau perbankan nasional.
Rendahnya modal dan agunan, serta tingginya suku bunga juga menjadi penyebab UMKM
nasional sulit berkembang. Ketiga, adalah pendampingan. Menurut Sri Mulyani,
pendampingan UMKM sangat penting dalam meningkatkan tata kelola perusahaan dan
meningkatkan daya saing produk. Keempat adalah masalah produksi. Minimnya standarisasi
produk menjadi penghalang UMKM Indonesia menembus pasar global. "Pada area produksi,
minimnya standar produk sesuai standar global menjadi penghalang bagi UMKM untuk bisa
menembus pasar global. Terjadi inkonsistensi dan tidak kontinuitas dari produksi dan kualitas
dari produknya," tuturnya.

Terakhir adalah terkait pemasaran. Menurut dia, terbatasnya informasi UMKM


terhadap peluang pasar menjadi salah satu penyebab produknya sulit menembus pasar global.
Selain itu, minimnya infrastruktur logistik juga membuat daya saing produk UMKM nasional
rendah. UMKM dinilai tidak konsisten dalam memperbaharui produk yang dijual di market
place. Menurut Sri Mulyani menjadi salah satu faktor. Selain itu, minimnya infrastruktur
logistik juga membuat daya saing produk UMKM nasional rendah. "Indonesia saat ini terus
membangun national logistik ekosistem dan investasi di bidang infrastruktur untuk
menciptakan konektivitas agar daya saing untuk distribusi dan logistik bisa menurun,"
pungkasnya.

Seharusya pemerintah sering mengadakan sosisalisasi produk UMKM dan


mengadakan sosisalisasi tentang bagaimana cara-cara agar pedagang yang berusia lebih dari
40 tahun bisa mengetahui cara atau prosedur tentang ekspor-impor saat ini. bahkan biasanya
di usia remajapun juga jarang yang mengetahui bagaimana cara supaya produk kita bisa

11
menembus pasar global. Maka dari itu pemerintah harus serimg mengadakan sosialisasi
mengenai hal tersebut.11

11
Mochammad Satriana, Arga. 2003. Prosedur Pelaksanaan Kegiatan Ekspor. Universitas Padjadjaran. Bandung

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Ekspor adalah kegiatan pengiriman barang keluar dari daerah pabean
Indonesia memasuki daerah pabean negara lain dengan aturan-aturan tertentu
mengenai barang dan sistem pengangkutannya. Adapun pengertian eksportir adalah
orang atau pengusaha yang mendapatkan izin untuk menjual atau mengirim hasil
produksinya kepada peembeli di luar negeri.
Tata cara ekspor, sebagai berikut: eksportir melakukan korespondensi dengan
importir di luar negeri, pembuatan kontrak dagang, penerbitan Letter of Credit (L/C)
dilakukan oleh importir, eksportir mempersiapkan produk yang dipesan importir,
mendaftarkan Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) ke bank devisa, eksportir
memesan ruang kapal, eksportir mengirimkan barang ke pelabuhan, pemeriksaan
Bea Cukai oleh pihak Bea Cukai, produk diangkut ke kapal setelah PEB
ditandatangani oleh pihak Bea Cukai, eksportir menyerahkan Bill of Lading kepada
bank untuk mendapatkan pembayaran, Surat Keterangan Asal Barang/COO
disertakan pada barang ekspor Indonesia, dan pengiriman barang ke importir.
Prosedur pelaksanaan kegiatan ekspor di Indonesia sudah baik, akan tetapi
dalam pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh operator pelaksana ada beberapa
prosedur yang terlewatkan. Contoh pelaksanaan yang terlewatkan adalah kegiatan
menimbang barang secara real (nyata) sebelum barang ekspor tersebut dilaporkan ke
pengawas Bea dan Cukai.

B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih banyak terdapat kesalahan
atau bisa dikatakan belum sempurna untuk disebut sebagai makalah. Oleh karena itu
kami meminta saran dan kritik atau memberi masukan kepada kami agar makalah
yang kami buat bisa menjadi lebih baik lagi. Semoga makalah yang kami buat bisa
bermanfaat untuk kita semua.

13
DAFTAR PUSTAKA

Roselyne Hutabarat, 1997, Transaksi Ekspor-Impor , Jakarta: Erlangga

Etty Susilowati. 2001. Cara Pembayaran dengan Letter of Credit (L/C) pada Transaksi
Ekspor Impor, Semarang: UNDIP

Ifat Fauziah. 2018. Buku Panduan Ekspor-Impor. Jakarta: Ilmu Media Publishing

Jeklin, Andrew. “Defenisi Ekspor,” no. July (2016): 1–23.

Mochammad Satriana, Arga. 2003. Prosedur Pelaksanaan Kegiatan Ekspor. Universitas


Padjadjaran. Bandung

Purnamawati, Astuti. 2013. Dasar-dasar Ekspor Impor Edisi 1. UPP STIM YKPN.
Yogyakarta.
Mochammad Satriana, Arga. 2003. Prosedur Pelaksanaan Kegiatan Ekspor. Universitas
Padjadjaran. Bandung
Fauziah, Ifat. 2018. Buku Panduan Ekspor-Impor. Jakarta: Ilmu Media Publishing

https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/5969/05.1%20bab%201.pdf?sequence=5
&isAllowed=y

http://repository.stimart-amni.ac.id/1318/2/BAB%20II.pdf

14

Anda mungkin juga menyukai