DAN PENANGGULANGANNYA
Disusun Oleh :
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan anugerah dan
rahmat-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul Kasus-
Kasus Dalam Transaksi Ekspor Dan Penanggulangannya. Shalawat dan salam tetap
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa petunjuk bahagia ke atas
alam dunia.
Dalam penyusunan makalah ini, kami sebagai penulis telah berusaha semaksimal
mungkin. Namun kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk
itu saran dan kritik yang bersifat konstruktif selalu kami harapkan untuk melengkapai dan
menyempurnakan makalah ini.Akhirnya, kami sebagai penyusun berterima kasih kepada
semua pihak yang berkontribusi di dalam pembuatan makalah ini, terkhusus untuk ibu Vina
Septiana Permatasari, M. SEI yang telah memberikan bimbingan dan dorongan. Dan mudah-
mudahan Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan hidayah kepada kita semua, Amin.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ekspor merupakan salah satu sektor yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan
strategi industrialisasi yang berubah dari industri substitusi impor
promosi ekspor. Sejak perusahaan didirikan, ekspor telah memainkan peran yang semakin
penting. Negosiasi WTO untuk mencapai perdagangan dunia bebas hambatan (pasar bebas).
Indonesia bukan hanya negara yang kaya sumber daya di sektor gas, tetapi juga di bidang
pertanian. Pertanian memainkan peran penting. Pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ekspor
utama produk pertanian, misalnya Kelapa sawit, karet alam, kopi, kakao, lada putih dan
udang. produk pertanian meningkatkan pendapatan nasional setiap tahun dan karet alam
menjadi tanaman komersial kelapa sawit.2
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud ekspor?
2. Bagaimana tata cara ekspor ?
3. Bagaimana ketentuan ekspor?
4. Apa saja kasus dalam transaksi ekspor?
1
Roselyne Hutabarat, 1997, Transaksi Ekspor-Impor , Jakarta: Erlangga, Hal.1
2
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/5969/05.1%20bab%201.pdf?sequence=5&isAllowed=y
diakses pada tanggal 17 November 2022 pukul 10:00 WIB
1
5. Bagaimana cara menyelesaikan masalah dalam transaksi ekspor?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengertian ekspor
2. Untuk mengetahui tata cara ekspor
3. Untuk mengetahui ketentuan ekspor
4. Untuk mengetahui kasus dalam transaksi ekspor
5. Untuk mengetahui cara menyelesaikan masalah dalam transaksi ekspor
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ekspor
Kegiatan ekspor adalah suatu sistem usaha dimana barang dipindahkan dari suatu negara
ke negara lain sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Ekspor adalah jumlah total barang dan
jasa yang dijual suatu negara ke negara lain pada tahun tertentu, termasuk barang, asuransi,
dan jasa. Ekspor merupakan salah satu sektor ekonomi yang berperan penting dalam
memperluas pasar antar beberapa negara, dimana ekspor dapat berkembang dalam satu
industri, yang mendorong industri lainnya dan kemudian mendorong sektor ekonomi lainnya.
Menurut Amir M.S. (2009;1) , Ekspor adalah mengeluarkan barang dari peredaran
dalam masyarakat dan mengirimkan ke luar negeri sesuai ketentuan pemerintah dan
mengharapkan pembayaran dalam valuta asing. Ekspor adalah pengiriman barang ke luar
daerah Pabean Indonesia. ( Kobi, Daud S.T, 2016:2 )
Ekspor adalah kegiatan pengeluaran barang dari daerah pabean. ( Susilo, Andi, 2013:21)
Ekspor adalah perdagangan dengan cara mengeluarkan barang dari dalam ke luar wilayah
pabean Indonesia dengan memenuhi ketentuan yang berlaku. ( Feriyanto, Andri, 2016:75 )
Ekspor adalah pengiriman barang ke luar daerah dari wilayah Negera Indonesia. ( Yahya,
Marzuki, 2016:29 ) Ekspor menurut Undang-Undang Kepabeanan adalah kegiatan
mengeluarkan barang dari daerah pabean. ( Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17
Tahun 2006)
Dari beberapa pengertian tentang ekspor diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa
ekspor adalah kegiatan pengiriman barang keluar dari daerah pabean Indonesia memasuki
daerah pabean negara lain dengan aturan-aturan tertentu mengenai barang dan sistem
pengangkutannya. Adapun pengertian eksportir adalah orang atau pengusaha yang
mendapatkan izin untuk menjual atau mengirim hasil produksinya kepada peembeli di luar
negeri. ( Yahya, Marzuqi, 2016:29 ) Ekspor menurut Undang-Undang Kepabeanan adalah
3
Adrian Sutedi. Hukum Ekspor Impor, Cetakan 1. (Jakarta: Raih Asa Sukses, 2014). Hlm.7
3
kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean. ( Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 17 Tahun 2006)
Adapun pengertian eksportir adalah orang atau pengusaha yang mendapatkan izin untuk
menjual atau mengirim hasil produksinya kepada peembeli di luar negeri.( Yahya, Marzuqi,
2016:29 ).
1. Barang yang diatur ekspornya, yaitu barang yang ekspornya hanya boleh dilakukan oleh
eksportir terdaftar. Misalnya: kopi, tekstil , dan lembaran kayu.
2. . Barang yang diawasi ekspornya, yaitu barang yang ekspornya hanya dapat dilakukan
dengan persetujuan Menteri Industri dan Perdagangan. Misalnya: minyak, pupuk urea,
limbah dan skrap.
3. Barang yang dilarang untuk ekspornya, yaitu barang yang tidak boleh diekspor.
Misalnya ikan dalam keadaan hidup, benda cagar budaya, binatang alam dan tumbuhan
alam. 4
Peran ekspor sangat penting bagi Indonesia karena menghasilkan devisa dan pendapatan
pemerintah (pendapatan ekspor), yang merupakan sumber keuangan pembangunan nasional.
Indonesia bertahun-tahun dating. Di antara 50 eksportir teratas, tetapi dalam beberapa tahun
terakhir. Pertumbuhan ekspor Indonesia cenderung melambat. Selama krisis keuangan global
ini hasil ekspor melemah. Selain dipicu oleh krisis global, Krisis global menyebabkan, antara
lain, penggunaan yang dioptimalkan karena masalah Infrastruktur, kapasitas produksi,
4
Andrew Jeklin, “Defenisi Ekspor,” no. July (2016): 1–23.
5
Etty Susilowati, Cara Pembayaran dengan Letter of Credit (L/C) pada Transaksi Ekspor Impor, Semarang:
UNDIP, 2001, halaman 2.
4
keterampilan SDM dan teknologi. Eksportir Indonesia meliputi kualitas produk, daya saing
produk dan Pembiayaan untuk eksportir.
Dalam pelaksanaan kegiatan Ekspor barang, eksportir tentunya akan berhubungan dengan
beberapa instansi / pihak-pihak dalam hal perijinan dan pengurusan dokumen ekspor.
Menurut pendapat beberapa ahli pelaku ekspor impor, instansi-instansi terkait dalam
pelaksanaan ekspor barang adalah sebagai berikut:
1. Eksportir / Seller/ Penjual Yaitu orang yang memperoleh ijin untuk menjual/
mengirim hasil produksinya kepada pembeli diluar negeri. (Daud S.T. Kobi,2011;2)
2. Importir / Buyer / Pembeli Yaitu orang yang memperoleh ijin untuk memasukkan
barang dari luar negeri ke dalam negeri. (Daud S.T Kobi,2011;2)
3. EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut) Yaitu Pengangkut barang (cargo) yang
bertugas mengangkut barang dari tempat eksportir dan importir ke pelabuhan laut atau
sebaliknya. Di Indonesia pada umumnya perusahaan EMKL menggunakan moda
transportasi truck atau kereta api. Moda transportasi kereta api banyak digunakan
untuk pengiriman barang jarak jauh melalui jalur darat, sedangkan truck digunakan
untuk pengangkutan jarak dekat hingga menengah.
4. Bea Cukai (Customs) Di Indonesia Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) berada di
bawah kementerian keuangan. Tugas dan fungsi Bea Cukai adalah mengawasi
kegiatan ekspor – impor, memungut bea masuk, bea keluar, serta pajak dalam rangka
ekspor maupun impor, mengawasi peredaran minuman yang mengandung alkohol
mengawasi peredaran minuman yang mengandung alkohol atau etil alkohol, dan
peredaran rokok atau barang hasil pengolahan tembakau lainnya. Seiring
perkembangan zaman, Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) bertambah fungsi dan
tugasnya sebagai fasilitator perdagangan, yang berwenang melakukan penundaan atau
bahkan pembebasan pajak dengan syarat-syarat tertentu.
5. Bank Pihak yang ikut terlibat hampir dalam setiap transaksi perdagangan luar negeri
sebagai perantara dalam hal pembayaran dan sebagai pihak penyedia jasa pembiaya.
(Daud S.T Kobi, 2011;2)
6. Perusahaan Asuransi Merupakan pihak yang ditunjuk oleh eksportir atau importir
sebagai penanggung risiko dalam ekspor impor.
5
7. Peraturan Kementrian Perdagangan Dalam pelaksanaan perdagangan internasional
jelas memegang peranan penting karena berhak mengeluaran dokumen ekspor yang
disebut dengan COO (Certificate of Origin). Di samping itu tugas pokok lainnya
adalah mengatur dan memonitor komoditas yang terkena kuota, serta memonitor
perkembangan ekspor dan impor secara keseluruhan.6
C. Cara Melakukan Ekspor
Upaya seorang pengusaha dalam memasarkan komoditi yang dikuasainya ke negara lain
atau bangsa asing, dengan mendapatkan pembayaran dalam valuta asing (mata uang asing),
dan tentu melakukan komunikasi dan korespondensi bahasa asing pula.
6
a Surat Izin Usaha Perusahaan (SIUP)
b Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
c Invoice/ Packing List Barang Ekspor
Setelah memenuhi persyaratan tersebut di atas, maka untuk melaksanakan ekspor
dengan cara pembayaran menggunakan Letter of Credit L/C prosedurnya sebagai berikut:
7
n) Setelah importir membayar dokumen-dokumen tersebut, maka bank pembuka
menyerahkan dokumen-dokumen tersebut kepada importir untuk pengeluaran barang
dari pabean.
D. Tahapan Ekspor
Untuk melakukan ekspor, tahapan yang harus dilalui antara lain:8
8
Ifat Fauziah, Buku Panduan Ekspor-Impor, (Jakarta: Ilmu Media Publishing, 2018), hlm. 22-23.
8
11. Surat Keterangan Asal Barang/COO disertakan pada barang ekspor Indonesia. Surat
tersebut bisa diperoleh dari Kanwil Deperindag
12. Pengiriman barang ke importir
13.
E. Ketentuan Pelaksanaan Kegiatan Ekspor
5. Bea dan Cukai yang ada dilapangan biasanya akan meminta dokumen BC 2.3 dan BC
4.0 . BC 2.3 yaitu Pemberitahuan Impor Barang PDKB (Perusahaan Di Kawasan
Berikat ), BC 4.0 yaitu Pemberitahuan Pemasukan Barang asal tempat lain dalam
daerah pabean ke tempat penimbunan berikat.
6. Setelah itu selesai selanjutnya dokumen tersebut dibawa kebagian Bea Cukai untuk
memperoleh nomor pengepakan dan nomor segel dari barang yang akan diekspor,
melakukan pengemasan (packaging), pengemasan dilakukan oleh perusahaan sendiri
tanpa bantuan perusahaan pengiriman atau kurir.
9
8. Memantau pegiriman dengan Air Way Bill (surat muatan udara), fungsi daipada
AWB ini untuk mengetahui kapan tanggal keberangkatan, tanggal transit , dan tanggal
rencana tiba di Consignee (penerima)
9. Setelah dokumen tersebut diterima oleh Buyer maka pihak Buyer menstransfer uang
tersebut kepada perusahaan melalui bank yang sudah ditunjuk oleh perusahaan.
Permasalahan yang timbul pada pelaksanaan kegiatan eskpor yaitu terbitnya surat Notul
dari Bea dan cukai, terjadi Notul karena operator yang melakukan kegiatan ekspor barang
tidak mengikuti prosedur yang ada diperusahaan, penyebab tidak melakukan standar
operasional pada tahap penimbangan dikarenakan keterbatasan fasilitas yang ada
diperusahaan.
Tahap penyelesaian dalam hal perbaikan Notul, melakukan pengisian PEB ulang pada
aplikasi Bea dan Cukai, dengan terlebih dahulu menimbang berat dari barang yang akan
dikirim supaya lebih akurat. Menyiapkan standar operasional prosedur untuk operator dengan
cara menempelkan aturan SOP yang mudah dilihat oleh operator pelaksana kegiatan ekspor.
Peletakan timbangan yang ada di 2 Department agar disetting ulang cara penempatannya,
supaya penggunaan dari timbangan itu dapat dipakai oleh 2 Department.10
9
Mochammad Satriana, Arga. 2003. Prosedur Pelaksanaan Kegiatan Ekspor. Universitas Padjadjaran. Bandung
10
Purnamawati, Astuti. 2013. Dasar-dasar Ekspor Impor Edisi 1. UPP STIM YKPN. Yogyakarta.
10
dan siap berkompetisi di pasar-pasar global," jelas Sri Mulyani dalam sebuah webinar, Selasa
(20/4/2021). Adapun kesulitan UMKM dalam melakukan ekspor antara lain pertama adalah
masalah legalitas. Minimnya pelaku UMKM terhadap pemahaman legalitas, nomor pokok
wajib pajak (NPWP), pentingnya nomor induk berusaha, hak atas kekayaan intelektual
(HAKI), izin prosedur ekspor-impor. Pemerintah pun mengakui ini adalah tanggung jawab
pemerintah untuk segera menyederhanakan agar UMKM bisa mendapatkan itu semua. "Ini
pekerjaan rumah bagi pemerintah, bagaimana untuk menyederhanakan dan UMKM harus
memperhatikan legalitas," tuturnya.
Kedua, adalah akses pembiayaan. Sri Mulyani mengatakan banyak UMKM nasional
yang masih sulit mengakses pembiayaan kepada lembaga keuangan atau perbankan nasional.
Rendahnya modal dan agunan, serta tingginya suku bunga juga menjadi penyebab UMKM
nasional sulit berkembang. Ketiga, adalah pendampingan. Menurut Sri Mulyani,
pendampingan UMKM sangat penting dalam meningkatkan tata kelola perusahaan dan
meningkatkan daya saing produk. Keempat adalah masalah produksi. Minimnya standarisasi
produk menjadi penghalang UMKM Indonesia menembus pasar global. "Pada area produksi,
minimnya standar produk sesuai standar global menjadi penghalang bagi UMKM untuk bisa
menembus pasar global. Terjadi inkonsistensi dan tidak kontinuitas dari produksi dan kualitas
dari produknya," tuturnya.
11
menembus pasar global. Maka dari itu pemerintah harus serimg mengadakan sosialisasi
mengenai hal tersebut.11
11
Mochammad Satriana, Arga. 2003. Prosedur Pelaksanaan Kegiatan Ekspor. Universitas Padjadjaran. Bandung
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ekspor adalah kegiatan pengiriman barang keluar dari daerah pabean
Indonesia memasuki daerah pabean negara lain dengan aturan-aturan tertentu
mengenai barang dan sistem pengangkutannya. Adapun pengertian eksportir adalah
orang atau pengusaha yang mendapatkan izin untuk menjual atau mengirim hasil
produksinya kepada peembeli di luar negeri.
Tata cara ekspor, sebagai berikut: eksportir melakukan korespondensi dengan
importir di luar negeri, pembuatan kontrak dagang, penerbitan Letter of Credit (L/C)
dilakukan oleh importir, eksportir mempersiapkan produk yang dipesan importir,
mendaftarkan Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) ke bank devisa, eksportir
memesan ruang kapal, eksportir mengirimkan barang ke pelabuhan, pemeriksaan
Bea Cukai oleh pihak Bea Cukai, produk diangkut ke kapal setelah PEB
ditandatangani oleh pihak Bea Cukai, eksportir menyerahkan Bill of Lading kepada
bank untuk mendapatkan pembayaran, Surat Keterangan Asal Barang/COO
disertakan pada barang ekspor Indonesia, dan pengiriman barang ke importir.
Prosedur pelaksanaan kegiatan ekspor di Indonesia sudah baik, akan tetapi
dalam pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh operator pelaksana ada beberapa
prosedur yang terlewatkan. Contoh pelaksanaan yang terlewatkan adalah kegiatan
menimbang barang secara real (nyata) sebelum barang ekspor tersebut dilaporkan ke
pengawas Bea dan Cukai.
B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih banyak terdapat kesalahan
atau bisa dikatakan belum sempurna untuk disebut sebagai makalah. Oleh karena itu
kami meminta saran dan kritik atau memberi masukan kepada kami agar makalah
yang kami buat bisa menjadi lebih baik lagi. Semoga makalah yang kami buat bisa
bermanfaat untuk kita semua.
13
DAFTAR PUSTAKA
Etty Susilowati. 2001. Cara Pembayaran dengan Letter of Credit (L/C) pada Transaksi
Ekspor Impor, Semarang: UNDIP
Ifat Fauziah. 2018. Buku Panduan Ekspor-Impor. Jakarta: Ilmu Media Publishing
Purnamawati, Astuti. 2013. Dasar-dasar Ekspor Impor Edisi 1. UPP STIM YKPN.
Yogyakarta.
Mochammad Satriana, Arga. 2003. Prosedur Pelaksanaan Kegiatan Ekspor. Universitas
Padjadjaran. Bandung
Fauziah, Ifat. 2018. Buku Panduan Ekspor-Impor. Jakarta: Ilmu Media Publishing
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/5969/05.1%20bab%201.pdf?sequence=5
&isAllowed=y
http://repository.stimart-amni.ac.id/1318/2/BAB%20II.pdf
14