Anda di halaman 1dari 36

PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN PENDAPATAN NASIONAL

KESEIMBANGAN

Dosen Pengampu:
AINUL MARDHIYAH SP.,M.SI

MATA KULIAH – PENGANTAR EKONOMI MAKRO

DISUSUN OLEH :

FIFIN SAJDAH AMIMI (7212443011)


ENJELLIANA LUMBANTORUAN (7211143002)
RISKY ESRA SILVIA SIMARMATA (7213343003)
EMY CYNTIA MANIK (7213143023)
VIRLY AMALIYA PUTRI SIMBOLON (7213343002)
MUHAMMAD FAIRUZ IDHAM (7213143004)

PRODI S1 PENDIDIKAN BISNIS


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
APRIL 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkah dan
rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah kami ini, Kami menyadari bahwa dalam
proses penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari peran dan sumbangsih pemikiran serta
intervensi dari banyak pihak. Karena itu dalam kesempatan ini, kami ingin menyampaikan
terimakasih dan penghargaan sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang membantu kami
dalam menyelesaikan penulisan makalah ini yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.
Terimakasih juga kami ucapkan kepada Ibu AINUL MARDHIYAH SP.,M.SI
yang merupakan dosen pengampu mata kuliah telah kurikulum dan buku teks ekonomi yang
telah membimbing kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini, dengan selesainya
makalah ini kami berharap agar makalah ini nantinya bisa menjadi bukti bahwa kami telah
melaksanakan tugas makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan
jauh dari kesempurnaan sehingga kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan.
Semoga makalah ini bermanfaat, terima kasih.

Medan, 11 April 2022

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
BAB II...................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
1.1.Perdagangan Internasional..........................................................................................................2
1.2.Nilai Tukar....................................................................................................................................5
1.3.Neraca Pembayaran....................................................................................................................8
1.4 Teori-Teori Perdagangan Internasional......................................................................................18
Macam-macam Bentuk Kebijakan Ekonomi Internasional..............................................................29
BAB III..................................................................................................................................................32
PENUTUP.............................................................................................................................................32
A.KESIMPULAN................................................................................................................................32
B.SARAN..........................................................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................33

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dengan adanya sistem ekonomi terbuka, perekonomian tidak hanya berada di dalam lingkup
nasional saja. Perekonomian kini merambah pada perekonomian empat sektor yang
melibatkan luar negeri dalam suatu negara yang bergerak menuju kesalingtergantungan
ekonomi antarbangsa. Hubungan aktivitas ekonomi suatu negara dengan negara lain ini akan
membentuk sistem ekonomi yang lebih besar, yaitu sistem ekonomi internasional.

Berlakunya sistem ekonomi internasional dalam setiap negara, suatu negara tentu ingin
memiliki keuangan yang tinggi di tengah semakin ketatnya persaingan di dalam dunia bisnis
dan perdagangan tingkat internasional. Hal ini terjadi karena dengan adanya persaingan bisnis
dan perdagangan tingkat internasional dapat mengakibatkan persaingan antara penduduk
negara satu dengan negara lain untuk menciptakan kelancaran aliran dana masuk dari negara
lain agar lebih tinggi jika dibandingkan dengan aliran dana keluar dari negaranya.

Untuk meningkatkan keuangan yang tinggi, pemerintah pasti membutuhkan informasi-


informasi yang dapat menunjang hal itu. Informasi-informasi tersebut seperti tentang posisi
keuangan negara tersebut sampai kegiatan-kegiatan ekonomi yang menghubungkan
antarnegara. Oleh karena sangat diperlukan informasi-informasi tersebut, maka pemerintah di
suatu negara membuat suatu ikhtisar yang memuat banyak informasi keuangan yang disebut
dengan Neraca Pembayaran.

Neraca pembayaran dapat dijadikan ukuran untuk mengukur seberapa besar arus dana
internasional yang masuk dan keluar ke dan dari suatu negara. Hal tersebut menjadikan
semakin pentingnya neraca pembayaran bagi suatu negara, dimana dana yang masuk dan
keluar dapat dihitung dengan seimbang karena sifatnya yang sebagai monitor keuangan atau
kinerja keuangan yang dapat menggamarkan transaksi ekonomi penduduk suatu negara
dengan penduduk negara lain pada periode tertentu.

Makalah ini akan membahas tentang perdagangan internasional dan neraca pembayaran
sebagai instrumen sistem perekonomian internasional dan kondisinya di Indonesia.

1
BAB II

PEMBAHASAN

1.1.Perdagangan Internasional

Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu


negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang
dimaksud dapat berupa antarperorangan (individu dengan individu), antara individu dengan
pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. Di
banyak negara, perdagangan internasional menjadi salah satu faktor utama untuk
meningkatkan GDP. Meskipun perdagangan internasional telah terjadi selama ribuan tahun
(lihat Jalur Sutra, Amber Road), dampaknya terhadap kepentingan ekonomi, sosial, dan
politik baru dirasakan beberapa abad belakangan. Perdagangan internasional pun turut
mendorong Industrialisasi, kemajuan transportasi, globalisasi, dan kehadiran perusahaan
multinasional.

Dengan demikian perdagangan antarnegara memungkinkan terjadinya:


a. tukar-menukar barang-barang dan jasa-jasa,
b. pergerakan sumberdaya melalui batas negara, baik sumber daya alam, sumber daya
manusia, maupun sumber daya modal,
c. pertukaran dan perluasan penggunaan teknologi, sehingga dapat mempercepat
pertumbuhan ekonomi negara-negara yang terlibat di dalamnya,
d. memengaruhi perkembangan ekspor dan impor serta Neraca Pembayaran Internasional
(NPI) atau Balance of Payment,
e. kerja sama ekonomi antarnegara di dunia.

Faktor-Faktor Pendorong Perdagangan Internasional

Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya perdagangan internasional dapat diuraikan


sebagai berikut.

a. Perbedaan Sumber Alam


Suatu negara mempunyai kekayaan alam yang berbeda, sehingga hasil pengolahan
alam yang dinikmati juga berbeda. Oleh karena sumber kekayaan alam yang dimiliki suatu
negara sangat terbatas, sehingga diperlukan tukar-menukar atau perdagangan.

b. Perbedaan Faktor Produksi


Selain faktor produksi alam, suatu negara mempunyai perbedaan kemampuan tenaga
kerja, besarnya modal yang dimiliki, dan keterampilan seorang pengusaha. Oleh karena itu,
produk yang dihasilkan oleh suatu negara juga mengalami perbedaan, sehingga dibutuhkan
adanya perdagangan.

2
c. Kondisi Ekonomis yang Berbeda
Karena adanya perbedaan faktor produksi yang mengakibatkan perbedaan biaya
produksi yang dikeluarkan untuk membuat barang, maka bisa jadi dalam suatu Negara
memerlukan biaya tinggi untuk memproduksi barang tertentu. Sehingga negara tersebut
bermaksud mengimpor barang dari luar negeri karena biayanya dianggap lebih murah.

d. Tidak Semua Negara Dapat Memproduksi Sendiri Suatu Barang


Karena keterbatasan kemampuan suatu negara, baik kekayaan alam maupun yang
lainnya, maka tidak semua barang yang dibutuhkan oleh suatu negara mampu untuk
diproduksi sendiri, untuk itulah diperlukan tukar-menukar antarbangsa.

e. Adanya Motif Keuntungan dalam Perdagangan


Biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu barang selalu terdapat perbedaan.
Adakalanya suatu negara lebih untung melakukan impor daripada memproduksi sendiri.
Namun, adakalanya lebih menguntungkan kalau dapat memproduksi sendiri barang tersebut,
karena biaya produksinya lebih mudah. Oleh karena itu, negara-negara tersebut akan mencari
keuntungan dalam memperdagangkan barang hasil produksinya.

f. Adanya Persaingan Antarpengusaha dan Antarbangsa


Persaingan ini akan berakibat suatu negara meningkatkan kualitas barang hasil
produksi dengan biaya yang ringan, sehingga dapat bersaing dalam dunia perdagangan.

Teori Perdagangan Internasional

Menurut Amir M.S., bila dibandingkan dengan pelaksanaan perdagangan di dalam


negeri, perdagangan internasional sangatlah rumit dan kompleks. Kerumitan tersebut antara
lain disebabkan karena adanya batas-batas politik dan kenegaraan yang dapat menghambat
perdagangan, misalnya dengan adanya bea, tarif, atau quota barang impor.

Selain itu, kesulitan lainnya timbul karena adanya perbedaan budaya, bahasa, mata
uang, taksiran dan timbangan, dan hukum dalam perdagangan.
Ada beberapa model perdagangan internasional diantaranya:
A.Model Ricardian
Model Ricardian memfokuskan pada kelebihan komparatif dan mungkin merupakan
konsep paling penting dalam teori pedagangan internasional. Dalam Sebuah model Ricardian,
negara mengkhususkan dalam memproduksi apa yang mereka paling baik produksi. Tidak
seperti model lainnya, rangka kerja model ini memprediksi dimana negara-negara akan
menjadi spesialis secara penuh dibandingkan memproduksi bermacam barang komoditas.
Juga, model Ricardian tidak secara langsung memasukan faktor pendukung, seperti jumlah
relatif dari buruh dan modal dalam negara.

B.Model Heckscher-Ohlin
Model Heckscgher-Ohlin dibuat sebagai alternatif dari model Ricardian dan dasar
kelebihan komparatif. Mengesampingkan kompleksitasnya yang jauh lebih rumit model ini
tidak membuktikan prediksi yang lebih akurat. Bagaimanapun, dari sebuah titik pandangan
teoritis model tersebut tidak memberikan solusi yang elegan dengan memakai mekanisme
harga neoklasikal kedalam teori perdagangan internasional.

Teori ini berpendapat bahwa pola dari perdagangan internasional ditentukan oleh
perbedaan dalam faktor pendukung. Model ini memperkirakan kalau negara-negara akan

3
mengekspor barang yang membuat penggunaan intensif dari faktor pemenuh kebutuhan dan
akan mengimpor barang yang akan menggunakan faktor lokal yang langka secara intensif.
Masalah empiris dengan model H-o, dikenal sebagai Pradoks Leotief, yang dibuka dalam uji
empiris oleh Wassily Leontief yang menemukan bahwa Amerika Serikat lebih cenderung
untuk mengekspor barang buruh intensif dibanding memiliki kecukupan modal.

C.Faktor Spesifik
Dalam model ini, mobilitas buruh antara industri satu dan yang lain sangatlah
mungkin ketika modal tidak bergerak antar industri pada satu masa pendek. Faktor spesifik
merujuk ke pemberian yaitu dalam faktor spesifik jangka pendek dari produksi, seperti modal
fisik, tidak secara mudah dipindahkan antar industri. Teori mensugestikan jika ada
peningkatan dalam harga sebuah barang, pemilik dari faktor produksi spesifik ke barang
tersebut akan untuk pada term sebenarnya. Sebagai tambahan, pemilik dari faktor produksi
spesifik berlawanan (seperti buruh dan modal) cenderung memiliki agenda bertolak belakang
ketika melobi untuk pengednalian atas imigrasi buruh. Hubungan sebaliknya, kedua pemilik
keuntungan bagi pemodal dan buruh dalam kenyataan membentuk sebuah peningkatan dalam
pemenuhan modal. Model ini ideal untuk industri tertentu. Model ini cocok untuk memahami
distribusi pendapatan tetapi tidak untuk menentukan pola pedagangan. Jangan
dipercaya,bohong tu.

D.Model Gravitasi
Model gravitasi perdagangan menyajikan sebuah analisa yang lebih empiris dari pola
perdagangan dibanding model yang lebih teoritis diatas. Model gravitasi, pada bentuk
dasarnya, menerka perdagangan berdasarkan jarak antar negara dan interaksi antar negara
dalam ukuran ekonominya. Model ini meniru hukum gravitasi Newton yang juga
memperhitungkan jarak dan ukuran fisik di antara dua benda. Model ini telah terbukti
menjadi kuat secara empiris oleh analisa ekonometri. Faktor lain seperti tingkat pendapatan,
hubungan diplomatik, dan kebijakan perdagangan juga dimasukkan dalam versi lebih besar
dari model ini.

Peraturan/Regulasi Perdagangan Internasional

Umumnya perdagangan diregulasikan melalui perjanjian bilatera antara dua negara.


Selama berabad-abad dibawah kepercayaan dalam Merkantilisme kebanyakan negara
memiliki tarif tinggi dan banyak pembatasan dalam perdagangan internasional. pada abad ke
19, terutama di Britania, ada kepercayaan akan perdagangan bebas menjadi yang terpenting
dan pandangan ini mendominasi pemikiran di antaranegara barat untuk beberapa waktu sejak
itu dimana hal tersebut membawa mereka ke kemunduran besar Britania. Pada tahun-tahun
sejak Perang Dunia II, perjanjian multilateral kontroversial seperti GATT dab WTO
memberikan usaha untuk membuat regulasi lobal dalam perdagangan internasional.
Kesepakatan perdagangan tersebut kadang-kadang berujung pada protes dan ketidakpuasan
dengan klaim dari perdagangan yang tidak adil yang tidak menguntungkan secara mutual.

Perdagangan bebas biasanya didukung dengan kuat oleh sebagian besar negara yang
berekonomi kuat, walaupun mereka kadang-kadang melakukan proteksi selektif untuk
industri-industri yang penting secara strategis seperti proteksi tarif untuk agrikultur oleh
Amerika Serikat dan Eropa. Belanda dan Inggris Raya keduanya mendukung penuh
perdagangan bebas dimana mereka secara ekonomis dominan, sekarang Amerika Serikat,
Inggris, Australia dan Jepang merupakan pendukung terbesarnya. Bagaimanapun, banyak
negara lain (seperti India, Rusia, dan Tiongkok) menjadi pendukung perdagangan bebas

4
karena telah menjadi kuat secara ekonomi. Karena tingkat tarif turun ada juga keinginan
untuk menegosiasikan usaha non tarif, termasuk investasi luar negri langsung, pembelian, dan
fasilitasi perdagangan. Wujud lain dari biaya transaksi dihubungkan dnegan perdagangan
pertemuan dan prosedur cukai.

Umumnya kepentingan agrikultur biasanya dalam koridor dari perdagangan bebas dan
sektor manufaktur seringnya didukung oleh proteksi. Ini telah berubah pada beberapa tahun
terakhir, bagaimanapun. Faktanya, lobi agrikultur, khususnya di Amerika Serikat, Eropa dan
Jepang, merupakan penanggung jawab utama untuk peraturan tertentu pada perjanjian
internasional besar yang memungkinkan proteksi lebih dalam agrikultur dibandingkan
kebanyakan barang dan jasa lainnya.

Selama reses ada seringkali tekanan domestik untuk meningkatkan tarif dalam rangka
memproteksi industri dalam negri. Ini terjadi di seluruh dunia selama Depresi Besar membuat
kolapsnya perdagangan dunia yang dipercaya memperdalam depresi tersebut.

Regulasi dari perdagangan internasional diselesaikan melalui World Trade


Organization pada level global, dan melalui beberapa kesepakatan regional seperti
MerCOSUR di Amerika Selatan, NAFTA antara Amerika Serikat, Kanada dan Meksiko, dan
Uni Eropa anatara 27 negara mandiri. Pertemuan Buenos Aires tahun 2005 membicarakan
pembuatan dari Free Trade Area of America (FTAA) gagal total karena penolakan dari
populasi negara-negara Amerika Latin. Kesepakatan serupa seperti MAI (Multilateral
Agreement on Invesment) juga gagal pada tahun-tahun belakangan ini.

1.2.Nilai Tukar
Dalam konsep perdagangan internasional setiap negara yang tergabung di dalamnya
harus menyamakan dulu sistem moneternya yaitu alat pembayarannya, dalam melakukan
transaksi perdagangan digunakanlah kurs valuta asing. Nilai tukar atau kurs menunjukkan
seberapa besar rupiah yang dibutuhkan untuk memperoleh uang asing.
Menurut Nazir (1988:38):
Kurs adalah harga satu satuan mata uang asing dalam uang dalam negeri. Dengan kata
lain kurs adalah harga suatu mata uang jika ditukarkan dengan mata uang lainnya. Nilai tukar
yang sering digunakan adalah nilai tukar rupiah terhadap dollar. Karena dollar adalah mata
uang yang relatif stabil dalam perekonomian.

Kurs (Exchange Rate) suatu mata uang adalah harga mata uang dalam negeri terhadap
mata uang luar negeri. Sistem kurs valuta asing akan sangat tergantung dari sifat pasar.
Dalam pasar bebas, kurs akan berubah sesuai dengan perubahan permintaan dan penawaran.
Para ekonom membagi kurs atas dua macam (Mankiw, 1999:192) yaitu :
a. Kurs nominal, yaitu harga relatif dari mata uang dua negara.
b. Kurs rill, yaitu harga relatif dari barang-barang kedua negara, yaitu kurs rill yang
dinyatakan tingkat dimana kita bisa memperdagangkan barang-barang dari suatu negara
untuk barang-barang dari negara lain.

Sejalan dengan tujuan kebijakan nilai tukar, maka dikenal berbagai jenis sistem nilai
tukar yang digunakan oleh suatu negara Nellis (2000:217)
1. Nilai tukar mengambang (floating exchange rate system)

5
Dalam sistem nilai tukar mengambang, nilai tukar mata uang suatu negara semata-
mata ditentukan dari adanya permintaan dan penawaran mata uangnya dalam bursa
pertukaran mata uang internasional. Sistem nilai tukar mengambang didefenisikan sebagai
hasil keseimbangan yang terus menerus berubah sesuai dengan berubahnya permintaan dan
penawaran dipasar valuta asing.

2. Nilai tukar tetap (fixed exchange rate system)


Pemerintah dapat mempertahankan suatu kebijakan yang menjaga agar nilai mata
uangnya tetap pada tingkat yang stabil dengan menginterfensi dipasar devisa. Pada sistem
nilai tukar tetap ini mata uang suatu negara ditetapkan secara tetap dengan mata uang asing
tertentu.

3. Nilai tukar terkendali (managed floating exchange rate system)


Sistem ini berlaku pada situasi dimana nilai tukar ditentukan berdasarkan permintaan
dan penawaran, tetapi Bank Central dari waktu ke waktu ikut campur tangan guna
menstabilkan nilainya.

Secara garis besar, ada dua sistim kurs yang digunakan oleh suatu negara yaitu:
a. Sistem Kurs Fleksibel
Didalam pasar bebas perubahan kurs dipengaruhi oleh faktor-faktor yang
mempengaruhi permintaan dan penawaran valuta asing. Permintaan dan penawaran valuta
asing berasal dari adanya transaksi ekspor dan impor yang dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu, harga, pendapatan dan tingkat bunga. Selain itu ada pula faktor non ekonomis yang
mempengaruhi perubahan kurs yaitu, faktor politis psikologis seperti kepanikan didalam
negeri yang mengakibatkan larinya dana ke luar negeri.

Sistem kurs fleksibel ini memiliki dampak positif dan dampak negatif. Dampak
positifnya meliputi: meningkatnya efisiensi alokasi faktor-faktor produksi, mengurangi beban
pemerintah dalam mengatasi ketidakseimbangan neraca pembayaran internasional, nilai kurs
lebih stabil, karena pasar valuta asing adalah sangat kompetitif serta penawaran dan
permintaan sangat elastis terhadap harga.

Selain dampak positif, sistem kurs fleksibel juga ada dampak negatifnya yaitu:
timbulnya kegiatan spekulasi, adanya ketidakstabilan didalam lalu lintas pembayaran
internasional sehingga dapat mengurangi volume perdagangan.

b. Sistem Kurs Yang Stabil


Sistem kurs berubah-ubah sering menimbulkan tindakan spekulatif sebagai akibat
ketidaktentuan didalam kurs valuta asing. Karenanya banyak negara yang menerapkan
kebijaksanaan untuk menstabilkan kurs.

Pada dasarnya, kurs yang stabil dapat timbul secara: aktif dan pasif. Sistem kurs stabil
yang timbul secara aktif ini, pemerintah harus menyediakan dana untuk tujuan stabilisasi kurs
(stabilization fund). Sedangkan sistem kurs stabil yang timbul secara pasif, digunakan pada
negara yang menggunakan standar emas.

Sama halnya dengan sistem kurs fleksibel, sistem kurs stabil juga memiliki dampak
positif dan dampak negatif. Dampak positifnya meliputi: nilai kurs lebih stabil sehingga dapat
menjaga kestabilan lalulintas pembayaran internasional, sehingga dapat mencegah penurunan
volume perdagangan, dapat mencegah tindakan spekulasi yang dilakukan para pedagang

6
valuta asing. Dampak negatifnya yaitu: pemerintah harus menyediakan dana yang sangat
besar untuk melakukan stabilisasi kurs, terutama untuk mencegah kenaikan kurs valuta asing.
Pada sistem kurs stabil ini, biasanya pemerintah menghadapi keterbatasan penyediaan
cadangan devisa valuta asing.

Kurs yang berlaku di Indonesia saat ini adalah sitem kurs mengambang terkendali
dimana dalam hal ini kurs valuta asing ditentukan oleh kekuatan pasar sampai pada tingkat
tertentu dan jika telah melewati batas akan segera distabilkan oleh intervensi pemerintah.
Kurs akan selalu mengalami perubahan, apabila terjadi kenaikan harga valuta asing dalam
satuan mata uang domestik disebut depresiasi dan apabila terjadi penurunan harga valuta
asing dalam satuan mata uang domestik akan disebut apresiasi.

Menurut Sukirno (2003:362) terdapat lima faktor-faktor yang mempengaruhi kurs


yaitu :
a. Perubahan dalam cita rasa masyarakat
b. Perubahan harga dari barang-barang ekspor
c. Kenaikan harga-harga umum (inflasi)
d. Perubahan dalam tingkat bunga dan tingkat pengembalian investasi
e. Perkembangan ekonomi

Dalam hubungannya dengan permintaan uang, perubahan nilai tukar merupakan


fungsi positif dari perubahan permintaan uang. Begitu juga dengan uang kuasi, hubungan
antara uang kuasi dengan nilai tukar adalah positif menurut hasil penelitian Boorman (dalam
Azis, 2002:23), jika terjadi peningkatan nilai tukar terhadap dollar, kurs dalam negeri
terdepresiasi maka jumlah uang kuasi akan meningkat, apabila faktor lain tetap (ceteris
paribus) dan sebaliknya.

Jika terjadi peningkatan nilai tukar terhadap dollar kurs dalam negeri terdepresiasi
terhadap kurs dollar maka unag kuasi akan mengalami peningkatan, apabila faktor lain tetap.
Masyarakat akan cenderung menukarkan rupiah yang mereka miliki dengan valuta asing ke
Bank, dengan demikian akan meningkatkan jumlah uang kuasi dalam bentuk valuta asing.
Tabungan masyarakat meningkat dalam bentuk valuta asing. (Sukirno, 2003:360)

Keinginan dari penduduk suatu negara untuk memperoleh sesuatu jenis mata uang
asing dapatlah dipandang sebagai permintaaan keatas valuta asing oleh penduduk negara kita.
Keinginan atau permintaan tersebut memberikan gambaran tentang besarnya jumlah suatu
valuta asing tertentu yang ingin diperoleh penduduk suatu negara. (Sukirno, 2003:358)

Kunci untuk memahami fluktuasi kurs jangka pendek adalah pemahaman bahwa kurs
pada prinsipnya adalah harga aset-aset domestik (dalam mata uang domestik, termasuk
simpanan bank) yang dinilai dalam aset-aset luar negeri (dalam mata uang asing, termasuk
simpanan bank). Dengan demikian, analisis fluktuasi kurs jangka pendek dapat dikaitkan
dengan analisis permintaan dan penawaran biasa.

Esensi dari sistem nilai tukar adalah komitmen dari Bank Sentral untuk membiarkan
jumlah uang beredar menyesuaikan berapapun nilai tukar yang ditetapakan. Selain itu selama
Bank Sentral siap membeli mata uang asing pada nilai tukar yang ditetapkan, jumlah uang
beredar menyesuaikan secara otomatis pada tingkat yang diperlukan. (Mankiw, 2003:314)

7
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pergerakan nilai tukar, yaitu faktor
fundamental meliputi, indikator-indikator ekonomi seperti inflasi, suku bunga, perbedaan
relatif pendapatan antar negara, ekspektasi pasar dan intervensi Bank Sentral. Faktor teknis
berkaitan dengan kondisi penawaran dan permintaan devisa pada saat-saat tertentu. Apabila
ada kelebihan permintaan, sementara penawaran tetap, maka harga valuta asing akan naik dan
sebaliknya.

Nilai tukar mata uang dipengaruhi oleh aliran modal, baik dalam jangka pendek
maupun jangka panjang. Aliran modal ini dipengaruhi oleh tingkat bunga yang terjadi,
kenaikan tingkat bunga akan menyedot uang yang ada pada masyarakat untuk menabung atau
melepas sebagian likuiditasnya ke Bank.

Nilai tukar (kurs) berhubungan positif dengan tingkat suku bunga, dimana naiknya
nilai tukar (rupiah terapresiasi terhadap dollar) akan meningkatkan suku bunga. Maka
masyarakat akan terdorong untuk menambah jumlah tabungan dengan mengurangi
pengeluaran untuk konsumsi, dan melepas Dollar yang mereka miliki. Hal ini dilakukan
untuk memperoleh keuntungan dari peningkatan bunga tabungan. Peningkatan jumlah
tabungan juga akan berpengaruh terhadap meningkatnya jumlah uang kuasi. (Mankiw,
2003:313)

1.3.Neraca Pembayaran

Neraca pembayaran internasional adalah suatu catatan yang disusun secara sistematis
tentang seluruh transaksi ekonomi yang meliputi perdagangan barang/jasa, transfer keuangan
dan moneter antara penduduk (resident) suatu negara dan penduduk luar negeri (rest of the
world) untuk suatu periode waktu tertentu, biasanya satu tahun.

Dari definisi di atas dapat dikemukakan bahwa neraca pembayaran internasional


merupakan suatau catatan sistematis yang disusun berdasarkan suatu sistem akuntansi yang
dikenal sebagai “ double entry bookkeeping” sehinga setiap transaksi internasional yang
terjadi akan tercatat dua kali, yaitu sebagai transaksi kredit dan sebagai transaksi debet.

Dengan sistem double entry bookkeeping, maka neraca pembayaran internasional


secara ove all akan selalu dalam posisi balance, tetapi dapat memiliki cadangan devisa positif
atau negatif.

Kegunaan Neraca Pemabayaran Internasional


Secara umum sebagai suatu neraca, Neraca pembayaran internasional berguna sebagai
berikut:
1. Untuk membukukan seluruh transaksi ekonomi internasional yang terjadi antara penduduk
dalam negeri dan penduduk luar negeri.
2. Untuk mengetahui struktur dan komposisi transaksi ekonomi internsional suatu negara.
3. Untuk mengetahui mitra utama suatu negara dalam hubungan ekonomi internasional.
4. Mengetahui posisi keuangan internasional suatu negara.

Dari neraca pembayaran, bisa mengetahui bagaimanakah posisi ataupun struktur


keuangan suatu negara. Jika posisi neraca pembayaran pada suatu negara menunjukkan angka
surplus, berarti negara tersebut lebih banyak melakukan ekspor barang daripada melakukan
impor barang.

8
Selain itu juga bisa diketahui, bahwa surplus pada neraca pembayan suatu negara
berarti tidak terlalu banyak investor asing yang menanamkan investasinya di suatu negara.
Kondisi tersebut bisa terjadi karena dengan adanya investor, secara otomatis akan semakin
banyak barang yang diimpor guna memenuhi kebutuhan investor tersebut.

5. Mengatahui salah satu indikator yang akan dipertimbangkan oleh IMF atau negara donor
untuk memberikan bantuan keuangan, terutama negara yang mengalami kesulitan neraca
pembayaran internasional.

Hal lain yang tidak kalah penting dari sebuah neraca pembayaran adalah sebagai
patokan jika suatu negara hendak mengajukan dana ke negara lain atau ke lembaga pendonor
seperti IMF. Dengan kondisi neraca pembayaran yang baik maka kepercayaan negara asing
terhadap suatu negara juga akan semakin baik. Sedangkan bila yang terjadi adalah
sebaliknya, kemungkinan untuk mendapatkan pinjaman semakin kecil.
Hal tersebut bisa terjadi karena jika suatu negara mempunyai neraca pembayaran
yang defisit, mengindikasikan bahwa negara tersebut memiliki cadangan devisa yang sedikit.
Sehingga besar kemungkinan negara itu akan mengalami kesulitan dalam pengembalian dana
pinjaman.

6. Sebagai salah satu indikator fondamental ekonomi suatu negara selain tingkat inflasi,
pertumbuhan GDP.

Fungsi lain dari neraca pembayaran selain untuk mengetahui kondisi perekonomian
khususnya yang berkaitan dengan dengan negara asing adalah juga digunakan sebagai
indikator fundamental dalam sebuah perekonomian. Jika saat ini yang mungkin Anda ketahui
bahwa indikator perkonomian tersebut hanya berputar pada ekonomi makro seperti inflasi,
tingkat suku bunga, nilai tukar mata uang asing serta pertumbuhan ekonomi, sebenarnya
neraca pembayaran memiliki dampak yang cukup signifikan bagi perkembangan
perekonomian. Dengan necara keuangan yang positif, dapat diketahui bahwa suatu negara
tersebut memiliki cadangan devisa yang berarti negara memiliki sebuah kekuatan ekonomi.

Tujuan Penyusunan Neraca Pembayaran Internasional

Penyusunan neraca pembayaran mempunyai beberapa tujuan, yaitu:


a.Memberikan informasi kepada pemerintah mengenai posisi Negara di perdagangan
internasional,
b.Memberikan bantuan dan sistem pembayarannya,
c.Memberikan bantuan kepada pemerintah dalam mentapkan kebijakan moneter dan fiskal,
d.Memberikan keterangan kepada pemerintah di dalam menetapkan berbagai kewajiban
perekonomian nasional seperti ekspor impor, lalu lintas moneter serta produksi, dan
e.Membantu pemerintah dalam mengambil keputusan dalam bidang politik perdagangan dan
urusan pembayarannya.

Konsep Neraca Pembayaran Intenasional

A.Konsep Penyajian Neraca Pembayaran

Ada 2 (dua) bentuk penyajian neraca pembayaran yaitu penyajian standar (standard
presentation) dan penyajian analitis (analytical presentation).

9
1.Penyajian Standar
Komponen-komponen neraca pembayaran dalam penyajian standar disusun menurut
panduan bagaimana dimuat dalam BOP manual. Penentuan komponen standar neraca
pembayaran didasarkan atas beberapa pertimbangan dan tujuan tertentu.

2.Penyajian Analitis
disusun menurut keperluan analisis bagi perumus kebijakan di masing-masing negara.
Namun, komponen utama yang disajikan tetap mengacu pada komponen standar dengan
menonjolkan rincian komponen yang dirasakan sangat diperlukan.

B.Konsep Keseimbangan Neraca Pembayaran

Secara umum dikenal empat konsep keseimbangan neraca pembayaran, yaitu:


a.Konsep Keseimbangan Perdagangan (Trade Balance)
Dalam konsep ini, transaksi yang termasuk dalam autonomous transaction (transaksi
yang mengakibatkan surplus atau defisit)hanya transaksi ekspor dan impor barang sehingga
keseimbangan neraca pembayaran diukur dari berapa besarnya surplus atau defisit kedua
transaksi tersebut.

b.Konsep Keseimbangan Transaksi Berjalan (Current Account Balance)


Untuk menentukan surplus atau defisit pada autonomous transaction selain diperhitungkan
ekspor dan impor, juga diperhitungkan jasa-jasa, termasuk penghasilan (income) dan transfer.

c.Konsep Basic Balance


Dalam konsep ini, yang termasuk dalam autonomous transactionselain pos-pos dalam
transaksi berjalan, juga komponen-komponen dalam transaksi modal dan keuangan jangka
panjang.

d.Konsep Overall Balance


Yang termasuk autonomous transaction dalam konsep ini adalah komponen-
komponen transaksi modal dan keuangan baik jangka panjang maupun jangka pendek.

Mekanisme Neraca Pembayaran Internasional

Terdapat tiga mekanisme atau proses penting yang menyangkut neraca pembayaran
internasional, yaitu sebagai berikut :
a.Penyesuaian melalui perubahan harga-harga atau mekanisme harga (price effects).
b.Penyesuaian melalui perubahan pendapatan nasional atau mekanisme pendapatan (income
effects).
c.Penyesuaian melalui perubahan stok uang atau mekanisme moneter (real balance effects).

Mekanisme Dasar Penyeimbangan Kembali Neraca Pembayaran

Telah diketahui bersama, bahwa masalah pokok yang dihadapi oleh perekonomian
dunia adalah ketidakseimbangan (disequilibrium) neraca pembayaran. Neraca pembayaran
yang defisit akan merisaukan keadaan perekonomian suatu negara, namun bukan berarti
surplus neraca pembayaran yang cukup besar tidak menimbulkan masalah. Keadaan neraca
pembayaran yang dapat dianggap ideal bagi perekonomian suatu negara adalah keadaan
neraca pembayaran yang ekuilibrium atau seimbang.

10
Untuk menyeimbangkan neraca pembayaran internasional terdapat beberapa
mekanisme adjustment atau penyesuain secara teoritisyang digunakan oleh masing – masing
negara.

Faktor-faktor yang menimbulkan ketidakseimbangan neraca pembayaran


internasional antara lain sebagai berikut :
a. Perubahan tingkat harga di dalam negeri.
b. Struktur produksi suatu negara.
c. Perubahan posisi utang piutang dengan luar negeri.
d. Pergeseran permintaan luar negeri terhadap produk dalam negeri.
e. Ketidakstabilan perekonomian dalam negeri, ditandai dengan menurunnya kegiatan ekspor
dan meningkatnya impor.
f. Bencana alam.

Pada prinsipnya, cara untuk mengurangi atau menghilangkan defisit neraca


pembayaran internasional yang terjadi di suatu negara dilakukan melalui proses
penyeimbangan kembali neraca pembayaran dengan lima jalur. Kelima jalur tersebut bekerja
melalui perubahan komponen-komponen berikut ini :
a.Pendapatan Nasional
Proses ini dilakukan dengan melakukan kebijakan fiskal, yaitu semua tindakan
pemerintah yang bertujuan untuk memengaruhi jalannya perekonomian melalui Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara.

b.Tingkat Harga
Proses ini dilakukan dengan cara mengeluarkan kebijakan moneter, yaitu segala
tindakan pemerintah yang ditujukan untuk mempengaruhi jalannya perekonomian dengan
cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar dalam masyarakat.

c.Kurs Valuta Asing


Proses ini dilakukan dengan cara mengeluarkan kebijakan devaluasi, yaitu kebijakan
untuk menurunkan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing dengan tujuan
untuk meningkatkan ekspor suatu negara dan menambah devisa suatu negara.

d.Tingkat Bunga
Proses penyeimbangan kembali neraca pembayaran melalui perubahan tingkat bunga
pada dasarnya bekerja melalui perubahan neraca investasi atau neraca modal. Oleh karena itu,
proses ini dapat dilakukan melalui perubahan jumlah uang yang beredar dengan menaikkan
atau menurunkan tingkat suku bunga yang berlaku. Jika suku bunga naik, maka nilai investasi
akan menurun. Sebaliknya, jika suku bunga turun, maka nilai investasi akan meningkat.

e.Sektor Moneter
Proses ini dilakukan dengan melalui suatu bentuk campur tangan pemerintah yang
dinamakan Exchange Control (EC), artinya suatu bentuk campur tangan pemerintah dalam
lapangan ekonomi internasional. Dalam sistem ini, semua valuta asing dimonopoli oleh
pemerintah, artinya semua alat-alat pembayaran luar negeri yang dimiliki atau yang diperoleh
seluruh penduduk suatu negara harus diserahkan kepada pemerintah, untuk selanjutnya
pemerintah mengatur dan menentukan penggunaan valuta asing.

Tata Cara Pembayaran Internasional

11
Perdagangan internasional selalu menimbulkan impor dan ekspor. Suatu negara yang
mengadakan transaksi dengan luar negeri atau ekspor impor menimbulkan suatu pertanyaan:
bagaimana cara melakukan pembayaran akibat perdagangan tersebut? Dari perdagangan
antarnegara akan menuntut suatu negara untuk melakukan pinjaman dari luar negeri,
sehingga diperlukan beberapa cara dalam penyelesaian akhir dari utang piutang tersebut atau
sering disebut dengan pembayaran internasional.

Adapun cara untuk melakukan pembayaran internasional yang timbul akibat


perdagangan dan peminjaman internasional antara lain sebagai berikut.
a. Pembayaran dengan Surat Wesel Dagang (Commercial Bill of Exchange atau Commercial
draft atau Trade Bill)
Surat wesel dagang adalah pembayaran yang dilakukan dengan cara eksportir menarik
surat wesel atas importer sejumlah harga barang-barang beserta biaya-biaya pengirimannya.
Dalam surat wesel tersebut harus dilampiri dokumen – dokumen berupa:
- faktur (invoice),
- konosemen atau surat muatan (bill of lading),
- daftar isi barang (packing list),
- surat keterangan asal barang (certificate of origin),
- surat keterangan pabean,
- surat asuransi (insurence).

Wesel adalah surat perintah pembayaran dari seseorang (penarik wesel) yang
ditujukan kepada orang lain (yang kena tarik) untuk membayar sejumlah uang tertentu (nilai
nominal wesel) kepada seseorang yang ditunjuk dalam surat wesel (pemegang wesel) pada
tanggal yang sudah ditentukan (hari jatuh tempo).

Cara pembayaran semacam ini sekarang masih banyak digunakan dalam lalu lintas
pembayaran internasional. Dengan surat wesel, apabila eksportir membutuhkan uang sebelum
jatuh tempo, maka ia dapat menjualnya kepada pihak lain, yang kelak akan menukarkannya
kepada importir setelah wesel itu jatuh tempo.

b. Kompensasi Pribadi (Private Compensation)


Kompensasi pribadi adalah cara pembayaran dengan mengalihkan penyelesaian utang
piutang pada seorang penduduk dalam satu negara tempat penduduk tersebut tinggal.

Cara pembayaran ini digunakan di Indonesia sekitar tahun 1960-an, namun sekarang
sudah tidak banyak lagi digunakan dalam perdagangan internasional

c. Pembayaran Tunai (Cash Payment) atau Pembayaran di Muka


Pembayaran tunai atau pembayaran di muka adalah pembayaran yang dilakukan
dengan menggunakan uang tunai atau cek, yang dilakukan bersama-sama dengan surat
pesanan atau menunggu diterimanya kabar bahwa barang yang telah dipesan dikapalkan oleh
eksportir.

Cara pembayaran ini mempunyai risiko yang besar. Kelemahan cara pembayaran
secara tunai di antaranya sebagai berikut.
-Dalam pembelian barang, importir harus menyediakan dana, walaupun barang yang dibeli
belum diterimanya. Importir dalam hal ini harus menanggung biaya untuk barang yang
dipesan
-Terdapat kemungkinan barang yang dipesan tidak sesuai dengan barang yang diterima.

12
-Ada kemungkinan terjadi keterlambatan datangnya barang maupun ketidakjujuran pihak
eksportir.
-Karena pengekspor berada di tempat yang jauh, maka keadaan pengekspor (bonafiditasnya)
tidak sepenuhnya diketahui pengimpor.

d. Pembayaran dengan Letter of Credit (L/C)


Letter of credit atau commercial letter of credit adalah surat yang dikeluarkan oleh
bank atas permintaan pembelian sejumlah barang di mana bank sendiri yang mengakseptir
(menyetujui) dan membayar surat wesel yang ditarik oleh eksportir.

Pada dasarnya terdapat tiga pihak yang ada dalam transaksi letter of credit, yaitu:
 opener (importir), adalah pihak yang mengajukan permintaan pembukaan L/C kepada
bank
 issuer (issuing bank), adalah bank di negara importir yang mengeluarkan L/C atas
permintaan importir.
 Beneficiary (eksportir), adalah pihak yang menerima pembukaan L/C oleh importir.
 Transaksi yang menggunakan fasilitas L/C terdiri atas:
 L/C biasa, artinya L/C dimana seorang importir bisa la-ngsung membayar sesuai dengan
harga barang melalui bank yang ditunjuk
 Merchant L/C, artinya L/C dimana seorang importir dapat memasukkan barang terlebih
dahulu dengan melakukan pembayaran sebagian, sedangkan sisanya dibayar kemudian.
 Indutrial L/C, artinya impor banang-barang industri atau barang modal secara cepat dan
tidak dipakai untuk barang konsumsi.
 Red Clause L/C, artinya L/C yang mencantumkan instruksi kepada Advising Bank (bank
yang ditunjuk) untuk melaksanakan pembayaran sebagian dari jumlah L/C kepada
eksportin sebelum mengapalkan barang-barang ekspor.
 Usance L/C, artinya L/C yang pembayarannya baru dilakukan dengan tenggang waktu
tertentu, misalnya 1 bulan dari pengapalan barang atau 1 bulan setelah penunjukan
dokumen.

e. Pembayaran Kemudian atau Rekening Terbuka (Open Account)


Pembayaran kemudian atau rekening terbuka adalah cara membiayai transaksi
perdagangan internasional di mana eksportir mengirimkan barang kepada importir tanpa
adanya dokumen-dokumen untuk meminta pembayaran. Pembayaran dilakukan setelah
barang laku dijual atau satu sampai dengan tiga bulan setelah tanggal pengiriman, sesuai
dengan penjanjian yang disepakati bersama. Sistem ini sangat membantu pengimpor
melakukan transaksi perdagangan, akan tetapi berisiko besar bagi pengekspor.

Kelemahan cara pembayaran ini adalah sebagai berikut.


- Tidak digunakannya dokumen yang menjamin pembayaran.
- Eksportir harus membiayai seluruh transaksi dagang.

f. Pembayaran dengan Konsinyasi (Consignment)


Pembayararan secara konsinyasi dilakukan setelah barang yang dikirim sudah terjual
seluruhnya atau sebagian. Metode ini biasanya dilakukan kepada orang yang telah dikenal
dengan baik. Jadi, barang yang akan dijual merupakan barang titipan untuk jangka waktu
tertentu dan pembayaran dengan termin waktu. Untuk memperkecil risiko penjual, sebaiknya
menggunakan jasa bank dalam pengiriman dokumen penagihan dan bonded warehouse untuk
penitipan barangnya. Apabila barang sudah terjual, pembeli membayar kepada bank sejumlah

13
uang atas nilai barang dan sebagai gantinya bank akan menyerahkan delivery instruction
kepada bonded warehouse untuk mengeluarkan barangnya.

Alat Pembayaran Internasional

Untuk melakukan pembayaran ke luar negeri karena adanya transaksi internasional


diperlukan suatu alat pembayaran internasional atau alat pembayaran luar negeri, yang
disebut dengan devisa. Sistem devisa yang digunakan antara Negara satu dengan negara lain
berbeda-beda, karena setiap Negara mempunyai mata uang sendiri-sendiri yang diperlukan
dalam perdagangan. Sistem devisa yang pada umumnya dipakai oleh sebagian besar negara
di dunia dalam lalu lintas keuangan intarnasional membentuk suatu sistem yang disebut
system moneter internasional.

Pembayaran yang dilakukan oleh suatu negara ke negara lain dalam bentuk mata
uang, digunakan dengan membandingkan kurs valuta asing (exchange rate). Berdasarkan
sumber perolehannya, valuta asing atau devisa dapat debedakan menjadi dua, yaitu devisa
umum dan devisa khusus.
a.Devisa umum adalah devisa yang diperoleh dari hasil ekspor barang atau dari penjualan
jasa dan transfer. Tingkat kurs devisa umum ditentukan oleh penawaran dan permintaan
valuta asing di pasar valuta asing.
b.Devisa kredit adalah devisa yang berasal dari kredit atau pinjaman luar negeri. Tingkat kurs
devisa kredit ditentukan oleh pemerintah, yang bertindak sebagai debitur, bukan oleh
permintaan dan penawaran valuta asing di pasar valuta asing.

Permintaan akan valuta asing berasal dari:


a.importir, karena seorang importir dalam melakukan pembayaran atas suatu transaksinya
dengan menggunakan mata uang asing,
b.pemerintah yang akan melakukan pembayaran ke luar negeri untuk barang-barang yang
diimpor,
c.para investor dalam negeri yang memerlukan valuta asing untuk menyelesaikan kewajiban-
kewajiban luar negeri yang timbul dari transaksi pembelian surat berharga penduduk negara
lain atau transaksi pemberian pinjaman kepada penduduk negara lain,
d.wisatawan-wisatawan dalam negeri yang akan melawat ke luar negeri,
e.perusahaan-perusahaan asing yang harus membayar dividen yang dibagikan kepada para
pemegang saham di luar negeri.

Penawaran atas valuta asing berasal dari:


a.eksportir, karena eksportir selalu menerima pembayaran atas transaksi perdagangan,
b.valuta asing dari kredit luar negeri yang disalurkan ke pasar valuta,
c.wisatawan-wisatawan mancanegara,
d.pemerintah yang menerima pinjaman dari luar negeri,
e.investor asing yang menanamkan modalnya di dalam negeri

Komponen Neraca Pembayaran Internasional

Berdasarkan neraca pembayaran kita dapat mengetahui bahwa neraca dibagi ke dalam
beberapa transaksi ekonomi internasional. Secara garis besar transaksi ekonomi internasional
(luar negeri) atau pos-pos dasar suatu negara dapat dibedakan sebagai berikut :
a. Transaksi Dagang (Trade Account)

14
Transaksi dagang adalah semua transaksi ekspor dan impor barang-barang
(merchandise) dan jasa-jasa. Transaksi dagang dibedakan menjadi transaksi barang (visible
trade) yang merupakan transaksi ekspor dan impor barang dagangan, dan transaksi jasa
(invisible trade) yang merupakan transaksi eskpor dan impor jasa. Untuk transaksi ekspor
dicatat di sisi kredit, sedangkan transaksi impor dicatat di sisi debit.

b. Transaksi Pendapatan Modal (Income on Investment)


Transaksi pendapatan modal adalah semua transaksi penerimaan atau pendapatan
yang berasal dari penanaman modal di luar negeri serta penerimaan pendapatan modal asing
di negeri kita. Pendapatan tersebut dapat berupa bunga, dividen, dan keuntungan lain.
Penerimaan bunga dan dividen merupakan transaksi kredit, sedangkan pembayaran bunga
dan dividen kepada penduduk negara asing merupakan transaksi debit.

c. Transaksi Unilateral (Unilateral Transaction)


Transaksi unilateral adalah transaksi sepihak atau transaksi satu arah, artinya transaksi
tersebut tidak menimbulkan kewajiban untuk membayar atas barang atau bantuan yang
diberikan. Berikut ini yang tergolong dalam transaksi unilateral adalah hadiah (gift), bantuan
(aid), dan transfer unilateral. Apabila suatu negara memberi hadiah atau bantuan ke negara
lain, maka transaksi ini termasuk transaksi debit. Sebaliknya, jika suatu negara menerima
hadiah atau bantuan dari negara lain, termasuk dalam transaksi kredit.

d. Transaksi Penanaman Modal Langsung (Direct Investment)


Transaksi penanaman modal langsung adalah semua transaksi yang berhubungan
dengan jual beli saham dan jual beli perusahaan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara
dengan penduduk negara lain. Apabila terjadi pembelian saham atau perusahaan dari tangan
penduduk negara lain, maka pos direct investment didebit, dan bila terjadi penjualan saham
atau penduduk asing yang mendirikan perusahaan di wilayah kekuasaannya, maka pos ini
dikredit.

e. Transaksi Utang Piutang Jangka Panjang (Long Term Loan)


Transaksi utang piutang jangka panjang adalah semua transaksi kredit jangka panjang
yang pembayarannya lebih dari satu tahun. Sebagai contoh transaksi penjualan obligasi
kepada penduduk negara lain, menerima pembayaran kembali pinjaman-pinjaman jangka
panjang yang dipinjamkan kepada penduduk negara lain, atau mendapatkan pinjaman jangka
panjang dari negara lain, maka pos ini dicatat di sebelah kredit, dan bila terjadi transaksi
pembelian obligasi atau lainnya yang berkaitan dengan utang piutang jangka panjang, maka
pos ini dicatat di sebelah debit.

f. Transaksi Utang-piutang jangka pendek (Short Term Capita1)


Transaksi utang piutang jangka pendek adalah semua transaksi utang piutang yang
jatuh temponya tidak lebih dari satu tahun. Transaksi ini umumnya terdiri atas transaksi
penarikan dan pembayaran surat-surat wesel.

g. Transaksi Lalu Lintas Moneter (Monetary Acomodating)


Transaksi lalu lintas moneter adalah pembayaran terhadap transaksi-transaksi pada
current account (transaksi perdagangan, pendapatan modal, dan transaksi unilateral) dan
investment account (transaksi penanaman modal langsung, utang piutang jangka pendek, dan
utang piutang jangka panjang). Apabila jumlah pengeluaran current account dan investment
account lebih besar daripada penerimaannya, maka perbedaan tersebut merupakan defisit
yang harus ditutup dengan saldo kredit monetary acomodating.

15
h. Services Account ( Neraca Jasa)
Transaksi yang dimasukkan ke servise account adalah seluruh transaksi ekspor dan
impor jassa atau invisible atau intangible goods yang meliputi hal – hal berikut:
1.Pembayaran Bunga
2.Biaya transportasi
3.Biaya asuransi
4.Remittance ( jassa TKI/TKW/TKA, fee/ royalty teknologi dan konsultasi, dll.)
5.Tourism

i. Reserve Cadangan Devisa ( perubahan cadangan devisa)


Reserve account adalah neraca yang menunjukkan perubahan cadangan atau saldo
devisa yang diperoleh dari tahun yang bersangkutan dari hasil penjumlahan saldo current
account dan saldo capital account.

Perubahan cadangan devisa atau saldo devisa dari tahun yang bersangkutan ini pada
dasarnya sudah menunjukkan posisi keuangan internasional suatu negara berdasarkan
transaksi yang tercatat pada currant account dan capital account.

Dari transaksi tersebut, maka transaksi ekonomi internasional dikelompokkan menjadi


tiga bagian, yaitu:
a. Transaksi Berjalan (Current Account)
Transaksi berjalan adalah semua transaksi ekspor dan impor barang-barang dan jasa-
jasa. Secara umum meliputi: transaksi perdagangan, transaksi pendapatan modal dan
transaksi unilateral.

b. Neraca Modal (Capital Account)


Neraca modal adalah neraca yang menunjukkan perubahan dalam harta kekayaan
(asset) suatu negara di luar negeri dan aset asing di suatu negara, di luar aset cadangan
pemerintah. Neraca modal meliputi: transaksi penanaman modal langsung, transaksi utang
piutang jangka panjang dan transaksi utang piutang jangka pendek.

c. Selisih yang Belum Diperhitungkan (Error and Omissions)


Selisih yang belum diperhitungkan merupakan rekening penyeimbang apabila nilai
transaksi-transaksi kredit tidak sama persis dengan nilai transaksi debit. Dengan adanya
rekening selisih perhitungan ini, maka jumlah total nilai transaksi kredit dari suatu Neraca
Pembayaran Internasional (NPI) akan selalu sama dengan transaksi debitnya.

Pos-Pos Debit dan Kredit dalam Neraca Pembayaran


Dalam transaksi internasional terdapat suatu transaksi yang harus dicatat pada sisi
debit dan sisi kredit. Pos-pos yang di debit dan pos-pos yang di kredit dalam neraca
pembayaran di antaranya sebagai berikut :
Transaksi Debit
1.Neraca Barang 
Impor barang dari negara lain 
2.Neraca Jasa
Pembayaran jasa ke penduduk LN
Pembayaran biaya pariwisata ke LN 
3.Neraca Hasil Modal
Pembayaran bunga dan deviden 

16
4.Neraca Modal
Kredit yang diberikan ke LN dan Pembayaran cicilan utang
5.Neraca Utang Piutang jangka panjang
Pembelian obligasi dari LN

Transaksi Kredit
1.Neraca barang
Ekspor barang ke negara lain
2.Neraca Jasa
Penerimaan jasa dari penduduk LN
Penerimaan pariwisata dari LN
3.Neraca Hasil Modal
Penerimaan bunga dan deviden
4.Neraca Modal
Kredit yang dipeoleh dari LN dan penerimaan cicilan utang
5.Neraca Utang Piutang jangka panjang
Penjualan obligasi ke LN

Dampak Neraca Pembayaran Internasional

Dampak Neraca Pembayaran Internsional terhadap Perekonomian Negara

Sebagaimana kita ketahui, bahwa neraca pembayaran suatu negara mencatat semua
transaksi negara tersebut dengan luar negeri. Adapun dampak neraca pembayaran terhadap
perekonomian adalah sebagai berikut :
a.Perubahan Kurs Devisa
Jika neraca pembayaran defisit, maka kurs valuta asing mengalami kenaikan dan kurs
rupiah mengalami penurunan. Dan bila terjadi surplus, maka kurs valuta asing mengalami
penurunan dan kurs rupiah mengalami kenaikan.

b.Perubahan Harga
Jika ekspor lebih besar daripada impor berarti barang yang ada di dalam negeri sangat
laku terjual di luar negeri, maka harga barang dalam negeri menjadi meningkat.

c.Perubahan Tingkat Pendapatan


Ekspor merupakan komponen pendapatan nasional, sehingga berubahnya nilai ekspor
akan mengakibatkan berubahnya pendapatan nasional.

d.Perubahan Tingkat Bunga


Jika investasi dari luar negeri banyak mengalir ke dalam negeri, maka tingkat bunga
yang berlaku rendah karena hubungan antara tingkat bunga dengan tingkat investasi adalah
berbanding terbalik. Sebaliknya, jika investasi yang terjadi menurun, maka tingkat bunga
yang berlaku tinggi.

1.Dampak Neraca Pembayaran Surplus


Secara ekonomi neraca pembayaran yang surplus akan berpengaruh terhadap tingkat
harga dalam negeri, yaitu mempunyai pengaruh inflatoir mendorong/ menjurus kearah
kenaikan harga (inflasi). Hal ini disebabkan oleh adanya penambahan permintaan efektif.

17
Perlu disadari pula surplus neraca pembayaran yang berkepanjangan akan kurang
berarti jika tidak digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Cadangan
devisa yang tertumpuk terus menerus karena surplus neraca pembayaran tidak akan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat jika tidak digunakan untuk kesejahteraan masyarakat

2.Dampak Neraca Pembayaran Defisit


Apabila neraca pembayaran suatu Negara mengalami defisit, maka dampak yang akan
terjadi sebagai berikut:
1.Produsen dalam negeri tidak adapat bersaing dengan barang-barang impor
2.Pendapatan Negara sedikit, sehingga utang Negara bertambah besar
3.Perusahaan banyak yang gulung tikar, sehingga pengangguran meningkat akibat dari PHK
Ketiga dampak di atas disebut pengaruh deflatoir yang mendorong/ menjurus ke arah
penurunan harga (deflasi).

3.Dampak Neraca Pembayaran Seimbang


Neraca pembayaran yang seimbang tidak terlalu berpengaruh terhadap kegiatan
ekonomi suatu Negara. Sehingga apabila suatu Negara tidak dapat mencapai surplus dalam
neraca pembayaran, maka minimal harus dalam kondisi seimbang. Dengan demikian akan
dapat menghindari neraca pembayaran yang defisit.

1.4 Teori-Teori Perdagangan Internasional

Adapun teori-teori perdagangan internasional dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Pandangan Kaum Merkantilisme


Merkantilisme merupakan suatu kelompok yang mencerminkan cita-cita dan ideologi
kapitalisme komersial, serta pandangan tentang politik kemakmuran suatu negara yang
ditujukan untuk memperkuat posisi dan kemakmuran negara melebihi kemakmuran
perseorangan. Teori Perdagangan Internasional dari Kaum Merkantilisme berkembang pesat
sekitar abad ke-16 berdasar pemikiran mengembangkan ekonomi nasional dan pembangunan
ekonomi, dengan mengusahakan jumlah ekspor harus melebihi jumlah impor.

Dalam sektor perdagangan luar negeri, kebijakan merkantilis berpusat pada dua ide
pokok, yaitu:
a. pemupukan logam mulia, tujuannya adalah pembentukan negara nasional yang kuat dan
pemupukan kemakmuran nasonal untuk mempertahankan dan mengembangkan kekuatan
negara tersebut;

b. setiap politik perdagangan ditujukan untuk menunjang kelebihan ekspor di atas impor
(neraca perdagangan yang aktif). Untuk memperoleh neraca perdagangan yang aktif, maka
ekspor harus didorong dan impor harus dibatasi. Hal ini dikarenakan tujuan utama
perdagangan luar negeri adalah memperoleh tambahan logam mulia.

Dengan demikian dalam perdagangan internasional atau perdagangan luar negeri, titik
berat politik merkantilisme ditujukan untuk memperbesar ekspor di atas impor, serta
kelebihan ekspor dapat dibayar dengan logam mulia. Kebijakan merkantilis lainnya adalah
kebijakan dalam usaha untuk monopoli perdagangan dan yang terkait lainnya, dalam
usahanya untuk memperoleh daerah-daerah jajahan guna memasarkan hasil industri. Pelopor

18
Teori Merkantilisme antara lain Sir Josiah Child, Thomas Mun, Jean Bodin, Von Hornich dan
Jean Baptiste Colbert.

2. Teori Keunggulan Mutlak (Absolut Advantage) oleh Adam Smith

Dalam teori keunggulan mutlak, Adam Smith mengemukakan ide-ide sebagai berikut.

a. Adanya Division of Labour (Pembagian Kerja Internasional)


dalam Menghasilkan Sejenis Barang Dengan adanya pembagian kerja, suatu negara
dapat memproduksi barang dengan biaya yang lebih murah dibanding negara lain, sehingga
dalam mengadakan perdagangan negara tersebut memperoleh keunggulanmutlak.

b. Spesialisasi Internasional dan Efisiensi Produksi


Dengan spesialisasi, suatu negara akan mengkhususkan pada produksi barang yang
memiliki keuntungan. Suatu Negara akan mengimpor barang-barang yang bila diproduksi
sendiri (dalam negeri) tidak efisien atau kurang menguntungkan, sehingga keunggulan
mutlak diperoleh bila suatu Negara mengadakan spesialisasi dalam memproduksi barang.

Keuntungan mutlak diartikan sebagai keuntungan yang dinyatakan dengan banyaknya


jam/hari kerja yang dibutuhkan untuk membuat barang-barang produksi. Suatu negara akan
mengekspor barang tertentu karena dapat menghasilkan barang tersebut dengan biaya yang
secara mutlak lebih murah daripada negara lain. Dengan kata lain, negara tersebut memiliki
keuntungan mutlak dalam produksi barang.

Jadi, keuntungan mutlak terjadi bila suatu negara lebih unggul terhadap satu macam
produk yang dihasilkan, dengan biaya produksi yang lebih murah jika dibandingkan dengan
biaya produksi di negara lain.

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui, bahwa Indonesia lebih unggul untuk
memproduksi rempah-rempah dan Jepang lebih unggul untuk produksi elektronik, sehingga
negara Indonesia sebaiknya berspesialisasi untuk produk rempah-rempah dan negara Jepang
berspesialisasi untuk produk elektronik. Dengan demikian, seandainya kedua negara tersebut
mengadakan perdagangan atau ekspor dan impor, maka keduanya akan memperoleh
keuntungan.

Besarnya keuntungan dapat dihitung sebagai berikut.

a. Untuk negara Indonesia, Dasar Tukar Dalam Negeri (DTD) 1 kg rempah-rempah akan
mendapatkan 1 unit elektronik, sedangkan Jepang 1 kg rempah-rempah akan mendapatkan 4
unit elektronik. Dengan demikian, jika Indonesia menukarkan rempah-rempahnya dengan

19
elektronik Jepang akan memperoleh keuntungan sebesar 3 unit elektronik, yang diperoleh
dari (4 elektronik – 1 elektronik).

b. Untuk negara Jepang Dasar Tukar Dalam Negerinya (DTD) 1 unit elektronik akan
mendapatkan 0,25 rempah-rempah, sedangkan di Indonesia 1 unit elektronik akan
mendapatkan 1 kg rempah-rempah. Dengan demikian, jika negara Jepang mengadakan
perdagangan atau menukarkan elektroniknya dengan Indonesia akan memperoleh keuntungan
sebesar 0,75 kg rempah-rempah, yang diperoleh dari ( 1 kg rempahrempah – 0,25 elektronik).

3. Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage) oleh David Ricardo

David Ricardo menyampaikan bahwa teori keunggulan mutlak yang dikemukakan


oleh Adam Smith memiliki kelemahan, di antaranya sebagai berikut.

a. Bagaimana bila suatu negara lebih produktif dalam memproduksi dua jenis barang
dibanding dengan Negara lain?

Sebagai gambaran awal, di satu pihak suatu negara memiliki faktor produksi tenaga
kerja dan alam yang lebih menguntungkan dibanding dengan negara lain, sehingga negara
tersebut lebih unggul dan lebih produktif dalam menghasilkan barang daripada negara lain.
Sebaliknya, di lain pihak negara lain tertinggal dalam memproduksi barang. Dari uraian di
atas dapat disimpilkan, bahwa jika kondisi suatu negara lebih produktif atas dua jenis barang,
maka negara tersebut tidak dapat mengadakan hubungan pertukaran atau perdagangan.

b. Apakah negara tersebut juga dapat mengadakan perdagangan internasional?

Pada konsep keunggulan komparatif (perbedaan biaya yang dapat dibandingkan) yang
digunakan sebagai dasar dalam perdagangan internasional adalah banyaknya tenaga kerja
yang digunakan untuk memproduksi suatu barang. Jadi, motif melakukan perdagangan bukan
sekadar mutlak lebih produktif (lebih menguntungkan) dalam menghasilkan sejenis barang,
tetapi menurut David Ricardo sekalipun suatu negara itu tertinggal dalam segala rupa, ia tetap
dapat ikut serta dalam perdagangan internasional, asalkan Negara tersebut menghasilkan
barang dengan biaya yang lebih murah (tenaga kerja) dibanding dengan lainnya.

Jadi, keuntungan komparatif terjadi bila suatu negara lebih unggul terhadap kedua
macam produk yang dihasilkan, dengan biaya tenaga kerja yang lebih murah jika diban-
dingkan dengan biaya tenaga kerja di negara lain.

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui, bahwa negara Jepang unggul terhadap
kedua jenis produk, baik elektronik maupun rempah-rempah, akan tetapi keunggulan

20
tertingginya pada produksi elektronik. Sebaliknya, negara Indonesia lemah terhadap kedua
jenis produk, baik rempah-rempah maupun elektronik, akan tetapi kelemahan terkecilnya
pada produksi rempah-rempah.

Jadi, sebaiknya negara Jepang berspesialisasi pada produk elektronik dan negara
Indonesia berspesialisasi pada produk rempah-rempah. Seandainya kedua negara tersebut
mengadakan perdagangan, maka keduanya akan mendapatkan keuntungan.

Besarnya keuntungan dapat dihitung sebagai berikut.


a. Di Jepang 1 unit elektronik = 0,625 kg rempah-rempah, sedangkan di Indonesia 1 unit
elektronik = 1 kg rempahrempah. Jika negara Jepang menukarkan elektronik dengan rempah-
rempah di Indonesia, maka akan mendapatkan keuntungan sebesar 0,375, yang diperoleh dari
(1 rempahrempah – 0,625 rempah-rempah).

b. Di Indonesia 1 kg rempah-rempah = 1 unit elektronik, sedang di Jepang 1 kg rempah-


rempah = 1,6 unit elektronik. Jika negara Indonesia menukarkan rempah-rempahnya dengan
elektronik, maka Jepang akan mendapatkan keuntungan sebesar 0,6, yang diperoleh dari (1,6
elektronik – 1 elektronik).

Teori yang dikemukakan oleh Kaum Klasik dalam teori perdagangan internasional,
berdasarkan atas asumsi berikut ini.
a. Memperdagangkan dua barang dan yang berdagang dua negara.
b. Tidak ada perubahan teknologi.
c. Teori nilai atas dasar tenaga kerja.
d. Ongkos produksi dianggap konstan.
e. Ongkos transportasi diabaikan (= nol).
f. Kebebasan bergerak faktor produksi di dalam negeri, tetapi tidak dapat berpindah melalui
batas
negara.
g. Persaingan sempurna di pasar barang maupun pasar factor produksi.
h. Distribusi pendapatan tidak berubah.
i. Perdagangan dilaksanakan atas dasar barter.

4. Teori Permintaan Timbal Balik (Reciprocal Demand) oleh John Stuart Mill

Teori yang dikemukakan oleh J.S. Mill sebenarnya melanjutkan Teori Keunggulan
Komparatif dari David Ricardo, yaitu mencari titik keseimbangan pertukaran antara dua
barang oleh dua negara dengan perbandingan pertukarannya atau dengan menentukan Dasar
Tukar Dalam Negeri (DTD). Maksud Teori Timbal Balik adalah menyeimbangkan antara
permintaan dengan penawarannya, karena baik permintaan dan penawaran menentukan
besarnya barang yang diekspor dan barang yang diimpor.

Jadi, menurut J.S. Mill selama terdapat perbedaan dalam rasio produksi konsumsi
antara kedua negara, maka manfaat dari perdagangan selalu dapat dilaksanakan di kedua
negara tersebut. Dan suatu negara akan memperoleh manfaat apabila jumlah jam kerja yang
dibutuhkan untuk membuat seluruh barangbarang ekspornya lebih kecil daripada jumlah jam
kerja yang dibutuhkan seandainya seluruh barang impor diproduksi sendiri.

3.Keseimbangan Perekonomian Terbuka

21
A. Sirkulasi Aliran Pendapatan Perekonomian Terbuka

Perekonomian terbuka atau perekonomian empat sektor adalah suatu sistem ekonomi
yang melakukan kegiatan ekspor dan impor dengan negara-negara lain di dunia ini. Dalam
perekonomian terbuka sektor-sektor ekonominya dibedakan kepada empat golongan, yaitu :
rumah tangga, perusahaan, pemerintah, dan luar negeri. Melakukan perdagangan
internasional merupakan kegiatan yang lazim dilakukan oleh berbagai negara. Semenjak
berabad-abad yang lalu, ketika berbagai perekonomian masih belum begitu berkembang,
perdagangan ekspor dan impor telah mereka lakukan. Pada ketika ini kegiatan ekspor dan
impor merupakan bagian yang penting dalam kegiatan setiap perekonomian. Walau
bagaimanapun, secara relatif, kepentingannya berbeda dari suatu negara ke negara lain.

EKSPOR, IMPOR, DAN PENGELUARAN AGREGAT

Dalam ekonomi yang melakukan perdagangan luar negeri, aliran pendapatan dan
pengeluaran yang berlaku. Apabila aliran-aliran tersebut diperhatikan dengan teliti akan
didapati bahwa aliran yang berlaku dalam perekonomian terbuka adalah berbeda dengan
perekonomian tiga sektor sebagai akibat dari wujudnya kegiatan ekspor-impor.

Secara fisik, ekspor diartikan sebagai pengiriman dan penjualan barang-barang buatan
dalam negeri ke negara-negara lain. Pengiriman ini akan menimbulkan aliran pengeluaran
yang masuk ke sektor perusahaan. Dengan demikian pengeluaran agregat akan meningkat
sebagai akibat dari kegiatan mengekspor barang dan jasa dan pada akhirnya keadaan ini akan
menyebabkan peningkatan dalam pendapatan nasional. Impor menimbulkan efek yang
sebaliknya. Secara fisik, impor merupakan pembelian dan pemasukan barang dari luar negeri
ke dalam suatu perekonomian. Aliran barang ini akan menimbulkan aliran keluar atau
bocoran dari aliran pengeluaran dari sektor rumah tangga ke sektor perusahaan. Aliran keluar
atau bocoran ini pada akhirnya akan menurunkan pendapatan nasional yang dapat dicapai.
Dengan demikian, sejauh mana ekspor dan impor mempengaruhi keseimbangan pendapatan
nasional tergantung kepada ekspor netto, yaitu ekspor dikurangi impor. Apabila ekspor netto
adalah positif, pengeluaran agregat dalam ekonomi akan bertambah. Keadaan ini akan
meningkatkan pendapatan nasional dan kesempatan kerja.

PENENTU EKSPOR IMPOR

Untuk dapat menggambarkan dan menentukan keseimbangan dalam perekonomian


terbuka, perlulah terlebih dahulu dimengerti ciri-ciri dari ekspor dan impor. Untuk
mengetahui ciri-ciri tersebut perlulah dilihat faktor-faktor penting yang akan mempengaruhi
ekspor dan impor sesuatu negara. Kedua hal tersebut diterangkan dalam uraian berikut :

– Faktor-faktor yang Menentukan Ekspor

Banyak faktor yang akan menentukan hal ini dan pada dasarnya kepentingan ekspor
di suatu negara selalu berbeda dengan negara lain. di sebagaian negara ekspor sangat penting,
yaitu meliputi bagian yang cukup besar dari pendapatan nasional. Akan tetapi disebagian
negara lain peranannya relatif kecil
.
Suatu negara dapat mengekspor barang produksinya ke negara lain apabila barang
tersebut diperlukan negara lain dan mereka tidak dapat memproduksi barang tersebut atau
produksinya tidak dapat memenuhi keperluan dalam negeri. Ekspor karet, kelapa sawit, dan

22
petroleum dari beberapa negara Asia Tenggara berlaku karena barang-barang tersebut dibeli
oleh negara-negara yang tidak dapat memproduksinya. Sebaliknya pula negara-negara Asia
Tenggara mengimpor kapal terbang, dan berbagai jenis barang modal karena mereka tidak
dapat menghasilkan sendiri barang-barang tersebut.

            Faktor yang lebih penting lagi adalah kemampuan dari negara tersebut untuk
mengeluarkan barang-barang yang dapat bersaing dalam pasaran luar negeri. Maksudnya,
mutu dan harga barang yang diekspor tersebut haruslah paling sedikit sama baiknya dengan
yang diperjualbelikan dalam pasaran luar negeri.cita rasa masyarakat diluar negeri terhadap
barang yang dapat diekspor ke luar negara sangat penting peranannya dalam menentukan
ekspor suatu negara. secara umum boleh dikatakan bahwa semakin banyak jenis barang yang
mempunyai keistimewaan yang sedemikian yang dihasilkan oleh suatu negara, semakin
banyak ekspor yang dapat dilakukan.

            Pendapatan nasional dianggap bukan penentu penting dari ekspor suatu negara.
Ekspor akan secara langsung mempengaruhi pendapatan nasional. Akan tetapai hubungan
yang sebaliknya tidak selalu berlaku, yaitu kenaikan pendapatan nasional belum tentu
menaikkan ekspor oleh karena itu pendapatan nasional dapat mengalami kenaikan  sebagai
akibat pengeluaran rumah tangga, investasi perusahaan, pengeluaran pemerintah dan
penggantian barang impor dengan barang dalam negeri.

– Faktor-Faktor yang Menentukan Impor

Barang buatan luar negeri juga diimpor oleh sektor lain, yaitu oleh perusahaan dan
pemerintah.perusahaan mengimpor bahan mentah dan barang modal dari luar negeri.
Pemerintah juga melakukan hal yang sama, yaitu pemerintah menggunakan barang konsumsi
dan barang modal yang diimpor. Walau bagaimanapun dalam analisis makroekonomi
diasumsikan bahwa impor terutama dilakukan oleh rumah tangga.maka fungsi impor  sangat
berhubungan dengan pendapatan nasional.yangdimaksudkan dengan fungsi impor adalah
kurva yang menggambarkan hubungan diantara nilai impor yang dilakukan dengan tinkat
pendapatan masyarakat dan pendapatan nasional yang dicapai. Seperti telah dinyatakan impor
adalah pengeluaran terpengaruh yang berarti semakin tinggi pendapatan nasional maka
semakin tinggi pula impor. 

B. Keseimbangan Perekonomian Terbuka

Untuk menerangkan mengenai keseimbangan pendapatan nasional dalam


perekonomian terbuka, analisis di sini akan menunjukkannya dengan membandingkan
keseimbangan dalam ekonomi tiga sektor dan ekonomi empat sektor. Akan ditunjukkan
bagaimana keseimbangan ekonomi tiga sektor akan mengalami perubahan apabila
pengeluaran agregat meliputi pula ekspor dan impor. Analisis akan dilakukan secara grafik
dan dua pendekatan akan digunakan: pendekatan pengeluaran agregat- penawaran agregat ( Y
= AE ) dan pendekatan suntikan-bocoran.

Sebelum keseimbangan pendapatan nasional dalam ekonomi terbuka diterangkan,


terlebih dahulu akan ditunjukkan syarat keseimbangan dalam perekonomian terbuka. Bagian
ini juga akan menerangkan dua hal berikut : (i) suatu contoh angka untuk menunjukkan
keseimbangan pendapatan, dan (ii) suatu contoh angka untuk menunjukkan keseimbangan
dalam perekonomian terbuka dan perubahan keseimbangan tersebut.

23
SYARAT KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN TERBUKA

Keseimbangan pendapatan nasional akan dicapai pada keadaan di mana (i) penawaran
agregat sama dengan pengeluaran agregat, dan (ii) suntikan sama dengan bocoran. Uraian
berikut akan menerangkan bagaimana keadaan tersebut tercapai dalam perekonomian
terbuka.

– Penawaran dan Pengeluaran Agregat dalam Perekonomian Terbuka

Dalam perekonomian terbuka barang dan jasa yang diperjualbelikan di dalam negeri
terdiri dari dua golongan barang; (i) yang diproduksi di dalam negeri dan meliputi
pendapatan nasional (Y), dan (ii) yang diimpor dari luar negeri. Dengan demikian dalam
perekonomian terbuka penawaran agregat atau AS terdiri dari pendapatan nasional (Y) dan
impor (M). Dalam formula :
AS = Y + M
 

Uraian sebelum ini mengenai sirkulasi aliran pendapatan dalam perekonomian


terbuka telah menunjukkan bahwa pengeluaran agregat ( AE) meliputi lima komponen
berikut : pengeluaran rumah tangga ke atas barang produksi dalam negeri (C dn), investasi
swasta (I), pengeluaran pemerintah (G), ekspor (X) dan pengeluaran ke atas impor (M).
Dalam persamaan :

 AE = Cdn + I +G + X + M

Pengeluaran rumah tangga terdiri dari pengeluaran ke atas barang dalam negeri dan
pengeluaran ke atas barang impor. Maka dalam perekonomian terbuka berlaku persamaan
berikut :

C = Cdn + M

Berdasarkan persamaan diatas, persamaan AE boleh disederhanakan menjadi :

AE = C + I + G + X

Di mana nilai C meliputi pengeluaran ke atas produksi dalam negeri dan barang yang
diimpor.

Dalam setiap perekonomian (apakah ia terdiri dari dua sektor, tiga sektor atau empat
sektor) keseimbangan pendapatan nasional dicapai apabila penawaran agregat (AS) sama
dengan penggeluaran agregat (AE). Dengan demikian, dalam perekonomian terbuka
keseimbangan pendapatan nasional akan tercapai apabila :

Y+M=C+I+G+X

Atau :

Y=C+I+G+(X–M)

24
Suntikan dan Bocoran dalam Perekonomian Terbuka

Dalam pendekatan suntikan-bocoran, keseimbangan pendapatan nasional dalam


perekonomian terbuka dicapai dalam keadaan berikut :

I+G+X=S+T+M

Uraian beikut menerangkan mengapa kesamaan tersebut perlu dicapai untuk


menentukan keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian terbuka.

KESEIMBANGAN DALAM PEREKONOMIAN TERBUKA

Apabila dimisalkan perekonomian tersebut terdiri tiga sektor, keseimbangan


pendapatan nasional akan dicapai pada keadaan: Y = C + I + G. Dengan demikian
pendapatan nasional adalah Y. Apabila perekonomian ini berubah menjadi ekonomi terbuka,
akan timbul dua aliran pengeluaran baru, yaitu ekspor dan impor. Ekspor akan menambah
pengeluaran agregat manakala impor akan mengurangi pengeluaran agregat. Dengan
demikian, apabila perekonomian berubah dari ekonomi tertutup ke ekonomi terbuka,
pengeluaran agregat akan bertambah sebanyak ekspor neto, yaitu sebanyak ( X – M). Nilai
ekspor neto ini perlu ditambahkan kepada fungsi pengeluaran agregat untuk perekonomian
tertutup ( AE = C + I + G ) dan akan diperoleh fungsi pengeluaran agregat untuk ekonomi
empat sektor , yaitu : AE = C + I + G + ( X – M ).

Sebagai akibat dari perubahan ini keseimbangan pendapatan nasional pindah dari E o
menjadi E1 , dan menyebabkan pendapatan nasional meningkat dari Y3 (pendapatan nasional
dalam perekonomian tertutup ) menjadi Y4 (pendapatan nasional untuk perekonomian
terbuka). Patut disadari bahwa fungsi AE = C + I +G + ( X – M ) tidak sejajar dengan AE = C
+ I + G dan dengan fungsi konsumsi (C). Keadaan demikian berlaku karena impor (M)
nilainya sebanding (proportional) dengan pendapatan nasional, maka fungsi AE = C + I +G +
( X – M ) lebih landai.

Keseimbangan pendapatan nasional menurut suntikan-bocoran yaitu apabila


dimisalkan ekonomi terdiri dari tiga sektor, keseimbangan dicapai pada Eo yaitu apabila S + T
= I + G dan pendapatan nasional adalah Y3. Perubahan dari perekonomian tertutup menjadi
perekonomian terbuka, menyebabkan :

(i) Suntikan bertambah sebanyak X, dari I + G menjadi I + G + X. Perubahannya sejajar


karena ekspor adalah pengeluaran otonomi.
(ii) (ii) Bocoran bertambah sebanyak M, dari S + T , menjadi S + T + M. Fungsi S + T +
M bermula dari garis asal S + T dan semakin menjauhi S + T karena M adalah
pengeluaran terpengaruh ( sebanding dengan pendapatan nasional ).

Dengan demikian, efek dari perubahan dalam (i) dan (ii) dalam perekonomian terbuka
keseimbangan akan dicapai dar E3, yaitu pada persilangan di antara I + G + X dan S + T + M.
Maka pendapatan nasional dari ekonomi empat sektor adalah Y4.

Dalam perekonomian terbuka pendapatan nasional adalah sama dengan pengeluaran-


pengeluaran berikut : pengeluaran rumah tangga terhadap produksi dalam negeri, tabungan
rumah tangga, pajak perusahaan dan individu yang dibayar dan pengeluaran ke atas barang
impor. Dalam persamaan :

25
Y = Cdn + S + T + M

Oleh karena kesamaan di atas maka apabila Y = Cdn dengan sendirinya S + T + M = 0

PERUBAHAN-PERUBAHAN KESEIMBANGAN

Perubahan pengeluaran rumah tangga, perubahan komponen-komponen suntikan (I, G


dan X ) dan perubahan komponen-komponen bocoran ( S, T atau M ) akan menimbulkan
perubahan ke atas keseimbangan pendapatan nasional. Kenaikan dalam pengeluaran rumah
tangga, investasi, pengeluaran pemerintah atau ekspor akan menaikkan pendapatan nasional.
Kenaikan pengeluaran agregat juga akan  menimbulkan proses multiplier sehingga pada
akhirnya menyebabkan pertambahan pendapatan nasional adalah lebih besar dari
pertambahan pengeluaran agregat yang berlaku. Dalam ekonomi empat sektor nilai multiplier
adalah lebih kecil dari dalam ekonomi tiga sektor. Sebabnya adalah karena dalam
perekonomian terbuka dimisalkan impor adalah sebanding dengan pendapatan nasional, yaitu
persamaan impor adalah M = m Y. Nilai m menyebabkan tingkat “bocoran” (presentasi dari
pertambahan pendapatan nasional yang tidak dibelanjakan kembali untuk menimbulkan
proses multiplier selanjutnya ) menjadi bertambah besar.

Perubahan komponen yang meliputi bocoran ( S, T atau M ) akan menimbulkan


akibat yang sebaliknya dari yang ditimbulkan oleh komponen pengeluaran agregat. Kenaikan
tabungan, atau pajak atau impor akan mengurangi pendapatan nasional. Proses multiplier
akan menyebabkan pendapatan nasional berkurang lebih besar dari kenaikan bocoran.

4.Multiplier Dalam Perekonomian Terbuka

Multiplier didefinisikan sebagai angka yng menunjukkan perbandingan di antara


pertambahan pendapatan nasional dengan pertambahan pengeluaran agregat. Multiplier
dalam perekonomian terbuka adalah multiplier dalam perekonomian terbuka ( dan dalam
ekonomi yang sebenarnya ) sama atau berbeda dengan multiplier dalam ekonomi tertutup.
Nilai multiplier dalam perekonomian terbuka akan menjadi kecil tersebut disebabkan dari
multiplier 3 sektor. Multiplier yang semakin kecil tersebut disebabkan oleh pemisalan bahwa
impor adalah proporsional nilainya dengan pendapatan nasional, sedangkan ekspor adalah
bersifat pengeluaran otonomi.

26
Contoh diatas menunjukkan multiplier dalam perekonomian terbuka adalah:

Dimana MPCdn adalah kecondongan menggunakan marginal pendapatan nasional


untuk perekonomian 4 sektor dan dapat dihitung dengn formula:

Dalam contoh angka menunjukkan multiplier = 2, berarti kenaikan ekspor sebanyak Rp. 200
milyar akan menambah pendapatan nasional sebanyak Rp. 400 milyar.

Penghitungan Secara Aljabar

Untuk menerangkan penghitungan multiplier secara aljabar digunakan pemisalan-


pemisalan sebagai berikut:
1.Fungsi konsumsi adalah C = a + b Yd
2.Pajak proporsional adalah T = tY
3.Investasi perusahaan adalah Io
4.Pengeluaran permerintah adalah Go
5.Ekspor adalah Xo
6.Impor adalah M = m Y

Berdasarkan kepada pemisalan-pemisalan diatas pendapatan nasional dapat


ditentukan dengan menyelesaikan persamaan:

Seterusnya misalkan ekspor bertambah sebanyak X, kenaikan ini mewujudkan proses


multiplier dan pendapatan nasional bertambah menjadi Y1 yang bernilai:

Nilai kenaikan pendapatan nasional (∆ Y = Y1 – Y ) adalah:

Penghitungan diatas menunjukkan dalam perekonomian terbuka nilai multiplier dapat


dihitung dengan formula sebagai berikut:

27
Dimana :    b    = kecondongan mengkonsumsi marginal
                  t     = tingkat (%) pajak
                  m   = tingkat (%) impor
dalam contoh angka yang dibuat sebelum ini b – 0,75, t = 0,20 dan m = 0,10

Dengan demikian nilai multiplier adalah:

5.Kebijakan Ekonomi Internasional

Dalam arti yang luas, kebijakan ekonomi internasional adalah tindakan pemerintah,
yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi komposisi, arah serta bentuk
dari perdagangan dan pembayaran internasional. Kebijakan ini tidak hanya berupa tarif, kuota
dan sebagainya, tetapi juga meliputi kebijakan pemerintah di dalam negeri yang secara tidak
langsung mempengaruhi perdagangan serta pembayaran internasional seperti misalnya politik
moneter dan fiskal. Sedangkan definisi yang lebih sempit, politik ekonomi internasional
adalah tindakan atau kebijakan ekonomi pemerintah yang secara langsung mempengaruhi
perdagangan dan pembayaran internasional.

INSTRUMEN DARI KEBIJAKAN EKONOMI INTERNASIONAL


Instrumen dari kebijakan ekonomi internasional diantaranya :
1.Kebijakan perdagangan internasional
2.Kebijakan pembayaran internasional
3.Kebijakan bantuan luar negeri

Kebijakan perdagangan internasional mencakup tindakan pemerintah terhadap akun


tetap (current account) dari neraca pembayaran internasional, khususnya tentang ekspor dan
impor barang/jasa. Misalnya : tarif terhadap impor, perjanjian bilateral dan lain sebagainya.

Kebijakan pembayaran internasional meliputi tindakan / kebijakan pemerintah


terhadap capital account dalam neraca pembayaran internasional. Hal ini dapat dilakukan
misalnya dengan pengawasan / pengaturan lalu lintas modal jangka panjang.

Kebijakan bantuan luar negeri dalam tindakan / kebijakan pemerintah yang


berhubungan dengan bantuan, hadiah, bantuan yang bertujuan untuk membantu rehabilitasi
serta pembangunan dan bantuan militer terhadap negara lain.
TUJUAN KEBIJAKAN EKONOMI INTERNASIONAL

28
Secara umum tujuan dari kebijakan ekonomi internasional itu dapat dikelompokkan
sebagai berikut :
1.Autarki
Tujuan sebenarnya bertentangan dengan prinsip perdagangan internasional. Karena
kebijakan autarki bermaksud untuk menghindarkan diri dari pengaruh negara lain, baik itu
pengaruh ekonomi, politik maupun militer. Jadi negara yang melakukan kebijakan autarki
tidak akan melakukan perdagangan dengan negara lain atau perekonomiannya merupakan
perekonomian yang tertutup.

2.Economic Welfare
Tujuannya bertentangan dengan tujuan autarki. Kebijakan ini mendorong adanya
perdagangan antar negara karena dengan mengadakan perdagangan internasional maka akan
memperolah keuntungan dari spesialisasinya. Oleh karena itu untuk mendorong adanya
perdagangan internasional maka halangan dalam perdagangan internasional (tarif, kuota, dll)
dihilangkan atau paling tidak dikurangi. Hal ini berarti bahwa perdagangan dilakukan secara
bebas tanpa campur tangan pemerintah.

3.Proteksi
Kebijakan ini dilakukan untuk melindungi industri dalam negeri dari persaingan
barang impor. Misalnya dapat dijalankan dengan tarif, quota dan sebagainya. Negara
melindungi industri dalam negeri terutama industri yang baru tumbuh. Biasanya industri yang
baru tumbuh belum mampu bersaing dengan produksi dari negara lain, karena jumlah yang
diproduksi relatif belum banyak, dan skala produksinya masih kecil sehingga ongkos
produksinya masih tinggi. Akibatnya harga jualnya per unit juga tinggi. Di samping itu
mungkin juga kualitasnya belum sebaik kualitas barang sejenis yang dihasilkan oleh negara 
lain.

4.Keseimbangan neraca pembayaran internasional


Apabila suatu negara mempunyai kelebihan cadangan valuta asing maka kebijakan
pemerintah melakukan stabilisasi ekonomi dalam negeri tidak akan banyak menimbulkan
masalah pada neraca pembayaran internasionalnya. Tetapi sangat sedikit negara yang
mempunyai posisi yang demikian.Terutama negara yang sedang berkembang posisi cadangan
valuta asing biasanya lemah. Pemerintah negara tersebut biasanya mengambil kebijakan
ekonomi internasional guna menyeimbangkan neraca pembayaran internasionalnya.
Kebijakan ini umumnya berbentuk pengawasan devisa. Pengawasan ini biasanya tidak hanya
mengatur atau mengawasi lalu lintas barang saja tetapi juga modal.

5.Pembangunan ekonomi
Untuk mencapai tujuan ini pemerintah dapat mengambil kebijakan seperti misalnya :
a.Memberi perlindungan terhadap industri dalam negeri
b.Mengurangi impor barang konsumsi yang tidak penting dan mendorong impor barang yang
penting
c.Mendorong ekspor dan sebagainya
Semua dilakukan untuk mengarahkan perkembangan perdagangan internasional guna
menunjang pembangunan ekonomi di dalam negeri.

Macam-macam Bentuk Kebijakan Ekonomi Internasional

1. Tarif

29
Yang dimaksud dengan tarif adalah suatu pajak yang dikenakan kepada semua barang
yang telah melewati batas suatu negara. Tarif juga sering disebut dengan bea masuk, dimana
bertujuan untuk melindungi atau memberi proteksi terhadap industri-industri yang ada dalam
negeri. Sebenarnya bukan hanya bertujuan untuk memberikan proteksi, pengenaan tarif
biasanya juga merupakan kebutuhan yang sudah diatur dalam APBN yang bertujuan untuk
menambah jumlah pemasukan fungsi devisa negara.

Ada beberapa jenis atau bentuk dari tarif, yakni :

 Bea ekspor

Untuk tarif jenis ini adalah pajak atau bea yang dikenakan kepada barang-barang yang
diangkut atau dikirim ke negara lainnya. Batas wilayah barang-barang tidak kena pajak
adalah di custom area dimana semua barang bebas bergerak tanpa terkena bea, namun jika
sudah melewati batas ini maka barang-barang tersebut akan terkena bea ekspor sesuai dengan
aturan yang ada. (baca juga: Hubungan Pasar Uang dan Pasar Modal dalam
Perekonomian ,  fungsi asli uang)

 Bea transito

Merupakan salah satu jenis tarif atau bea yang dikenakan kepada barang-barang yang
telah melewati batas wilayah suatu negara dengan ketentuan bahwasannya brang-barang
tersebut memang tujuan akhirnya akan dikirim ke negara lainnya. Sesuai dengan namanya
yakni transito maka bea ini dikenakan saat barang-barang ini transit di suatu wilayah sebelum
menuju negara tujuannya.

 Bea impor

Sedangkan bea impor adalah pajak atau bea yang dikenakan kepada barang-barang
yang masuk ke dalam custom area yang dimana tujuan akhirnya adalah dalam negeri. Dengan
demikian segala bentuk barang yang masuk ke dalam negeri akan dikenakan pajak sesuai
dengan aturan yang berlaku. (baca juga : manfaat ekonomi internasioal , Ruang Lingkup
Ekonomi Moneter)

2. Kuota

Yang dimaksud dengan kuota adalah sebuah pembatasann yang diberlakukan kepada
barang-barang impor dan jumlah barang-barang ekspor. Kuota ini ditentukan sesuai dengan
ketentuan yang dibuat oleh pemerintah, bisa jadi di setiap negara memiliki batasan-
batasannya sendiri. Ada dua jenis kuota yakni :

 Kuota impor

Kuota impor merupakan batasan yang diberikan dan diberlakukan kepada setiap
barang impor, ada beberapa jenis kuota impor antara lain kuota absolut dimana batasan
ditentukan oleh negara yang bersangkitan, kuota negosiasi dimana batasannya ditentukan dari
perjanjian dua pihak yang bersangkutan, tarif kuota yang merupakan gabungan dari tarif dan
kuota itu sendiri, dan kuota campuran yakni kuota yang murni dibebankan untuk melindungi
industri dalam negeri agar tetap bisa bersaing. (Baca Juga: Perbedaan Bank Konvensional
dan Bank Syariah , Prinsip Kegiatan Usaha Perbankan)

30
 Kuota ekspor

Kuota yang biasanya diberlakukan kepada bahan-bahan mentah yang termasuk ke


dalam komoditas perdagangan penting.

3. Subsidi

Subsidi merupakan sebuah bantuan yang diberikan kepada masyarakat yang diambil
dari alokasi dana atau anggaran yang diberikan kepada perusahaan yang memproduksi,
menjual dan kegiatan lainnya. Dengan adanya subsidi ini harga jual suatu produk akan
menjadi lebih murah. Contoh subsidi BBM. (baca juga : fungsi pasar uang , Resiko Investasi
di Pasar Uang)

4. Dumping

Merupakan sebuah kebijakan yang dilakukan oleh suatu negara dengan cara menjual
barang-barang ke luar negeri dengan harga yang jauh lebih murah dari harga jual .

31
BAB III

PENUTUP
A.KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas dapat penulis simpulkan bahwa perdagangan internasional adalah
pertukaran barang dan jasa antara dua atau lebih negara di pasar dunia. Sedangkan, neraca
pembayaran adalah suatu ikhtisar yang meringkas transaksi-transaksi antara penduduk suatu
negara dengan penduduk negara lain selama jangka waktu tertentu. Jadi, perdagangan
internasional merupakan bagian yang tercatat di dalam neraca pembayaran.

Neraca pembayaran digunakan oleh pemerintah untuk melihat kondisi perekonomian di


Indonesia terutama eksistensi-nya dalam sistem perekonomian internasional serta dijadikan
sebagai bahan pertimbangan untuk hal-hal terkait praktek hubungan ekonomi dengan negara
lain. Neraca pembayaran juga dapat membantu dalam pengambilan keputusan bidang
moneter, fisikal, perdagangan dan pembayaran internasional, terutama dalam kegiatan
ekspor-impor.

B.SARAN

Upaya yang perlu dilakukan oleh pemerintah untuk memperbaiki catatan dalam pendapatan
nasional adalah terkait dengan ekspor-impor, yakni dengan membatasi impor dan
memperbaiki produk lokal yang diekspor agar tetap dapat bersaing di perdagangan
internasional maupun harganya menjadi lebih mahal. Selain itu, masyarakat perlu
memperbaiki mindset-nya tentang mutu produk luar negeri yang lebih unggul dibandingkan
dengan produk dalam negeri agar impor terkurangi demi tercapainya pendapataan nasional
keseimbangan mengingat masalah pendapatan nasional di Indonesia sering tidak seimbang
akibat defisit dari nilai impor yang terlalu tinggi.

32
DAFTAR PUSTAKA

Sukirno, Sodono: Makroekonomi Terori Pengantar, Edisi ketiga.PT.

Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2004

Poli, Dra. Carla: Pengantar Ilmu Ekonomi, PT. Prenhallindo, Jakarta, 2002

Rosyidi, Suherman: Pengantar Teori Ekonomi Pendekatan kepada Teori Ekonomi

Mikro Dan Makro, Rajawali Pers, Jakarta , 2004

http://mamanroestaman.blogspot.com/2012/06/makalah-keseimbangan-perekonomian-

4.html

http://suherilbs.wordpress.com/2007/12/09/model-perekonomian-terbuka/

33

Anda mungkin juga menyukai