KESEIMBANGAN
Dosen Pengampu:
AINUL MARDHIYAH SP.,M.SI
DISUSUN OLEH :
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkah dan
rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah kami ini, Kami menyadari bahwa dalam
proses penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari peran dan sumbangsih pemikiran serta
intervensi dari banyak pihak. Karena itu dalam kesempatan ini, kami ingin menyampaikan
terimakasih dan penghargaan sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang membantu kami
dalam menyelesaikan penulisan makalah ini yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.
Terimakasih juga kami ucapkan kepada Ibu AINUL MARDHIYAH SP.,M.SI
yang merupakan dosen pengampu mata kuliah telah kurikulum dan buku teks ekonomi yang
telah membimbing kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini, dengan selesainya
makalah ini kami berharap agar makalah ini nantinya bisa menjadi bukti bahwa kami telah
melaksanakan tugas makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan
jauh dari kesempurnaan sehingga kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan.
Semoga makalah ini bermanfaat, terima kasih.
Kelompok 7
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
BAB II...................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
1.1.Perdagangan Internasional..........................................................................................................2
1.2.Nilai Tukar....................................................................................................................................5
1.3.Neraca Pembayaran....................................................................................................................8
1.4 Teori-Teori Perdagangan Internasional......................................................................................18
Macam-macam Bentuk Kebijakan Ekonomi Internasional..............................................................29
BAB III..................................................................................................................................................32
PENUTUP.............................................................................................................................................32
A.KESIMPULAN................................................................................................................................32
B.SARAN..........................................................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................33
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dengan adanya sistem ekonomi terbuka, perekonomian tidak hanya berada di dalam lingkup
nasional saja. Perekonomian kini merambah pada perekonomian empat sektor yang
melibatkan luar negeri dalam suatu negara yang bergerak menuju kesalingtergantungan
ekonomi antarbangsa. Hubungan aktivitas ekonomi suatu negara dengan negara lain ini akan
membentuk sistem ekonomi yang lebih besar, yaitu sistem ekonomi internasional.
Berlakunya sistem ekonomi internasional dalam setiap negara, suatu negara tentu ingin
memiliki keuangan yang tinggi di tengah semakin ketatnya persaingan di dalam dunia bisnis
dan perdagangan tingkat internasional. Hal ini terjadi karena dengan adanya persaingan bisnis
dan perdagangan tingkat internasional dapat mengakibatkan persaingan antara penduduk
negara satu dengan negara lain untuk menciptakan kelancaran aliran dana masuk dari negara
lain agar lebih tinggi jika dibandingkan dengan aliran dana keluar dari negaranya.
Neraca pembayaran dapat dijadikan ukuran untuk mengukur seberapa besar arus dana
internasional yang masuk dan keluar ke dan dari suatu negara. Hal tersebut menjadikan
semakin pentingnya neraca pembayaran bagi suatu negara, dimana dana yang masuk dan
keluar dapat dihitung dengan seimbang karena sifatnya yang sebagai monitor keuangan atau
kinerja keuangan yang dapat menggamarkan transaksi ekonomi penduduk suatu negara
dengan penduduk negara lain pada periode tertentu.
Makalah ini akan membahas tentang perdagangan internasional dan neraca pembayaran
sebagai instrumen sistem perekonomian internasional dan kondisinya di Indonesia.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1.1.Perdagangan Internasional
2
c. Kondisi Ekonomis yang Berbeda
Karena adanya perbedaan faktor produksi yang mengakibatkan perbedaan biaya
produksi yang dikeluarkan untuk membuat barang, maka bisa jadi dalam suatu Negara
memerlukan biaya tinggi untuk memproduksi barang tertentu. Sehingga negara tersebut
bermaksud mengimpor barang dari luar negeri karena biayanya dianggap lebih murah.
Selain itu, kesulitan lainnya timbul karena adanya perbedaan budaya, bahasa, mata
uang, taksiran dan timbangan, dan hukum dalam perdagangan.
Ada beberapa model perdagangan internasional diantaranya:
A.Model Ricardian
Model Ricardian memfokuskan pada kelebihan komparatif dan mungkin merupakan
konsep paling penting dalam teori pedagangan internasional. Dalam Sebuah model Ricardian,
negara mengkhususkan dalam memproduksi apa yang mereka paling baik produksi. Tidak
seperti model lainnya, rangka kerja model ini memprediksi dimana negara-negara akan
menjadi spesialis secara penuh dibandingkan memproduksi bermacam barang komoditas.
Juga, model Ricardian tidak secara langsung memasukan faktor pendukung, seperti jumlah
relatif dari buruh dan modal dalam negara.
B.Model Heckscher-Ohlin
Model Heckscgher-Ohlin dibuat sebagai alternatif dari model Ricardian dan dasar
kelebihan komparatif. Mengesampingkan kompleksitasnya yang jauh lebih rumit model ini
tidak membuktikan prediksi yang lebih akurat. Bagaimanapun, dari sebuah titik pandangan
teoritis model tersebut tidak memberikan solusi yang elegan dengan memakai mekanisme
harga neoklasikal kedalam teori perdagangan internasional.
Teori ini berpendapat bahwa pola dari perdagangan internasional ditentukan oleh
perbedaan dalam faktor pendukung. Model ini memperkirakan kalau negara-negara akan
3
mengekspor barang yang membuat penggunaan intensif dari faktor pemenuh kebutuhan dan
akan mengimpor barang yang akan menggunakan faktor lokal yang langka secara intensif.
Masalah empiris dengan model H-o, dikenal sebagai Pradoks Leotief, yang dibuka dalam uji
empiris oleh Wassily Leontief yang menemukan bahwa Amerika Serikat lebih cenderung
untuk mengekspor barang buruh intensif dibanding memiliki kecukupan modal.
C.Faktor Spesifik
Dalam model ini, mobilitas buruh antara industri satu dan yang lain sangatlah
mungkin ketika modal tidak bergerak antar industri pada satu masa pendek. Faktor spesifik
merujuk ke pemberian yaitu dalam faktor spesifik jangka pendek dari produksi, seperti modal
fisik, tidak secara mudah dipindahkan antar industri. Teori mensugestikan jika ada
peningkatan dalam harga sebuah barang, pemilik dari faktor produksi spesifik ke barang
tersebut akan untuk pada term sebenarnya. Sebagai tambahan, pemilik dari faktor produksi
spesifik berlawanan (seperti buruh dan modal) cenderung memiliki agenda bertolak belakang
ketika melobi untuk pengednalian atas imigrasi buruh. Hubungan sebaliknya, kedua pemilik
keuntungan bagi pemodal dan buruh dalam kenyataan membentuk sebuah peningkatan dalam
pemenuhan modal. Model ini ideal untuk industri tertentu. Model ini cocok untuk memahami
distribusi pendapatan tetapi tidak untuk menentukan pola pedagangan. Jangan
dipercaya,bohong tu.
D.Model Gravitasi
Model gravitasi perdagangan menyajikan sebuah analisa yang lebih empiris dari pola
perdagangan dibanding model yang lebih teoritis diatas. Model gravitasi, pada bentuk
dasarnya, menerka perdagangan berdasarkan jarak antar negara dan interaksi antar negara
dalam ukuran ekonominya. Model ini meniru hukum gravitasi Newton yang juga
memperhitungkan jarak dan ukuran fisik di antara dua benda. Model ini telah terbukti
menjadi kuat secara empiris oleh analisa ekonometri. Faktor lain seperti tingkat pendapatan,
hubungan diplomatik, dan kebijakan perdagangan juga dimasukkan dalam versi lebih besar
dari model ini.
Perdagangan bebas biasanya didukung dengan kuat oleh sebagian besar negara yang
berekonomi kuat, walaupun mereka kadang-kadang melakukan proteksi selektif untuk
industri-industri yang penting secara strategis seperti proteksi tarif untuk agrikultur oleh
Amerika Serikat dan Eropa. Belanda dan Inggris Raya keduanya mendukung penuh
perdagangan bebas dimana mereka secara ekonomis dominan, sekarang Amerika Serikat,
Inggris, Australia dan Jepang merupakan pendukung terbesarnya. Bagaimanapun, banyak
negara lain (seperti India, Rusia, dan Tiongkok) menjadi pendukung perdagangan bebas
4
karena telah menjadi kuat secara ekonomi. Karena tingkat tarif turun ada juga keinginan
untuk menegosiasikan usaha non tarif, termasuk investasi luar negri langsung, pembelian, dan
fasilitasi perdagangan. Wujud lain dari biaya transaksi dihubungkan dnegan perdagangan
pertemuan dan prosedur cukai.
Umumnya kepentingan agrikultur biasanya dalam koridor dari perdagangan bebas dan
sektor manufaktur seringnya didukung oleh proteksi. Ini telah berubah pada beberapa tahun
terakhir, bagaimanapun. Faktanya, lobi agrikultur, khususnya di Amerika Serikat, Eropa dan
Jepang, merupakan penanggung jawab utama untuk peraturan tertentu pada perjanjian
internasional besar yang memungkinkan proteksi lebih dalam agrikultur dibandingkan
kebanyakan barang dan jasa lainnya.
Selama reses ada seringkali tekanan domestik untuk meningkatkan tarif dalam rangka
memproteksi industri dalam negri. Ini terjadi di seluruh dunia selama Depresi Besar membuat
kolapsnya perdagangan dunia yang dipercaya memperdalam depresi tersebut.
1.2.Nilai Tukar
Dalam konsep perdagangan internasional setiap negara yang tergabung di dalamnya
harus menyamakan dulu sistem moneternya yaitu alat pembayarannya, dalam melakukan
transaksi perdagangan digunakanlah kurs valuta asing. Nilai tukar atau kurs menunjukkan
seberapa besar rupiah yang dibutuhkan untuk memperoleh uang asing.
Menurut Nazir (1988:38):
Kurs adalah harga satu satuan mata uang asing dalam uang dalam negeri. Dengan kata
lain kurs adalah harga suatu mata uang jika ditukarkan dengan mata uang lainnya. Nilai tukar
yang sering digunakan adalah nilai tukar rupiah terhadap dollar. Karena dollar adalah mata
uang yang relatif stabil dalam perekonomian.
Kurs (Exchange Rate) suatu mata uang adalah harga mata uang dalam negeri terhadap
mata uang luar negeri. Sistem kurs valuta asing akan sangat tergantung dari sifat pasar.
Dalam pasar bebas, kurs akan berubah sesuai dengan perubahan permintaan dan penawaran.
Para ekonom membagi kurs atas dua macam (Mankiw, 1999:192) yaitu :
a. Kurs nominal, yaitu harga relatif dari mata uang dua negara.
b. Kurs rill, yaitu harga relatif dari barang-barang kedua negara, yaitu kurs rill yang
dinyatakan tingkat dimana kita bisa memperdagangkan barang-barang dari suatu negara
untuk barang-barang dari negara lain.
Sejalan dengan tujuan kebijakan nilai tukar, maka dikenal berbagai jenis sistem nilai
tukar yang digunakan oleh suatu negara Nellis (2000:217)
1. Nilai tukar mengambang (floating exchange rate system)
5
Dalam sistem nilai tukar mengambang, nilai tukar mata uang suatu negara semata-
mata ditentukan dari adanya permintaan dan penawaran mata uangnya dalam bursa
pertukaran mata uang internasional. Sistem nilai tukar mengambang didefenisikan sebagai
hasil keseimbangan yang terus menerus berubah sesuai dengan berubahnya permintaan dan
penawaran dipasar valuta asing.
Secara garis besar, ada dua sistim kurs yang digunakan oleh suatu negara yaitu:
a. Sistem Kurs Fleksibel
Didalam pasar bebas perubahan kurs dipengaruhi oleh faktor-faktor yang
mempengaruhi permintaan dan penawaran valuta asing. Permintaan dan penawaran valuta
asing berasal dari adanya transaksi ekspor dan impor yang dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu, harga, pendapatan dan tingkat bunga. Selain itu ada pula faktor non ekonomis yang
mempengaruhi perubahan kurs yaitu, faktor politis psikologis seperti kepanikan didalam
negeri yang mengakibatkan larinya dana ke luar negeri.
Sistem kurs fleksibel ini memiliki dampak positif dan dampak negatif. Dampak
positifnya meliputi: meningkatnya efisiensi alokasi faktor-faktor produksi, mengurangi beban
pemerintah dalam mengatasi ketidakseimbangan neraca pembayaran internasional, nilai kurs
lebih stabil, karena pasar valuta asing adalah sangat kompetitif serta penawaran dan
permintaan sangat elastis terhadap harga.
Selain dampak positif, sistem kurs fleksibel juga ada dampak negatifnya yaitu:
timbulnya kegiatan spekulasi, adanya ketidakstabilan didalam lalu lintas pembayaran
internasional sehingga dapat mengurangi volume perdagangan.
Pada dasarnya, kurs yang stabil dapat timbul secara: aktif dan pasif. Sistem kurs stabil
yang timbul secara aktif ini, pemerintah harus menyediakan dana untuk tujuan stabilisasi kurs
(stabilization fund). Sedangkan sistem kurs stabil yang timbul secara pasif, digunakan pada
negara yang menggunakan standar emas.
Sama halnya dengan sistem kurs fleksibel, sistem kurs stabil juga memiliki dampak
positif dan dampak negatif. Dampak positifnya meliputi: nilai kurs lebih stabil sehingga dapat
menjaga kestabilan lalulintas pembayaran internasional, sehingga dapat mencegah penurunan
volume perdagangan, dapat mencegah tindakan spekulasi yang dilakukan para pedagang
6
valuta asing. Dampak negatifnya yaitu: pemerintah harus menyediakan dana yang sangat
besar untuk melakukan stabilisasi kurs, terutama untuk mencegah kenaikan kurs valuta asing.
Pada sistem kurs stabil ini, biasanya pemerintah menghadapi keterbatasan penyediaan
cadangan devisa valuta asing.
Kurs yang berlaku di Indonesia saat ini adalah sitem kurs mengambang terkendali
dimana dalam hal ini kurs valuta asing ditentukan oleh kekuatan pasar sampai pada tingkat
tertentu dan jika telah melewati batas akan segera distabilkan oleh intervensi pemerintah.
Kurs akan selalu mengalami perubahan, apabila terjadi kenaikan harga valuta asing dalam
satuan mata uang domestik disebut depresiasi dan apabila terjadi penurunan harga valuta
asing dalam satuan mata uang domestik akan disebut apresiasi.
Jika terjadi peningkatan nilai tukar terhadap dollar kurs dalam negeri terdepresiasi
terhadap kurs dollar maka unag kuasi akan mengalami peningkatan, apabila faktor lain tetap.
Masyarakat akan cenderung menukarkan rupiah yang mereka miliki dengan valuta asing ke
Bank, dengan demikian akan meningkatkan jumlah uang kuasi dalam bentuk valuta asing.
Tabungan masyarakat meningkat dalam bentuk valuta asing. (Sukirno, 2003:360)
Keinginan dari penduduk suatu negara untuk memperoleh sesuatu jenis mata uang
asing dapatlah dipandang sebagai permintaaan keatas valuta asing oleh penduduk negara kita.
Keinginan atau permintaan tersebut memberikan gambaran tentang besarnya jumlah suatu
valuta asing tertentu yang ingin diperoleh penduduk suatu negara. (Sukirno, 2003:358)
Kunci untuk memahami fluktuasi kurs jangka pendek adalah pemahaman bahwa kurs
pada prinsipnya adalah harga aset-aset domestik (dalam mata uang domestik, termasuk
simpanan bank) yang dinilai dalam aset-aset luar negeri (dalam mata uang asing, termasuk
simpanan bank). Dengan demikian, analisis fluktuasi kurs jangka pendek dapat dikaitkan
dengan analisis permintaan dan penawaran biasa.
Esensi dari sistem nilai tukar adalah komitmen dari Bank Sentral untuk membiarkan
jumlah uang beredar menyesuaikan berapapun nilai tukar yang ditetapakan. Selain itu selama
Bank Sentral siap membeli mata uang asing pada nilai tukar yang ditetapkan, jumlah uang
beredar menyesuaikan secara otomatis pada tingkat yang diperlukan. (Mankiw, 2003:314)
7
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pergerakan nilai tukar, yaitu faktor
fundamental meliputi, indikator-indikator ekonomi seperti inflasi, suku bunga, perbedaan
relatif pendapatan antar negara, ekspektasi pasar dan intervensi Bank Sentral. Faktor teknis
berkaitan dengan kondisi penawaran dan permintaan devisa pada saat-saat tertentu. Apabila
ada kelebihan permintaan, sementara penawaran tetap, maka harga valuta asing akan naik dan
sebaliknya.
Nilai tukar mata uang dipengaruhi oleh aliran modal, baik dalam jangka pendek
maupun jangka panjang. Aliran modal ini dipengaruhi oleh tingkat bunga yang terjadi,
kenaikan tingkat bunga akan menyedot uang yang ada pada masyarakat untuk menabung atau
melepas sebagian likuiditasnya ke Bank.
Nilai tukar (kurs) berhubungan positif dengan tingkat suku bunga, dimana naiknya
nilai tukar (rupiah terapresiasi terhadap dollar) akan meningkatkan suku bunga. Maka
masyarakat akan terdorong untuk menambah jumlah tabungan dengan mengurangi
pengeluaran untuk konsumsi, dan melepas Dollar yang mereka miliki. Hal ini dilakukan
untuk memperoleh keuntungan dari peningkatan bunga tabungan. Peningkatan jumlah
tabungan juga akan berpengaruh terhadap meningkatnya jumlah uang kuasi. (Mankiw,
2003:313)
1.3.Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran internasional adalah suatu catatan yang disusun secara sistematis
tentang seluruh transaksi ekonomi yang meliputi perdagangan barang/jasa, transfer keuangan
dan moneter antara penduduk (resident) suatu negara dan penduduk luar negeri (rest of the
world) untuk suatu periode waktu tertentu, biasanya satu tahun.
8
Selain itu juga bisa diketahui, bahwa surplus pada neraca pembayan suatu negara
berarti tidak terlalu banyak investor asing yang menanamkan investasinya di suatu negara.
Kondisi tersebut bisa terjadi karena dengan adanya investor, secara otomatis akan semakin
banyak barang yang diimpor guna memenuhi kebutuhan investor tersebut.
5. Mengatahui salah satu indikator yang akan dipertimbangkan oleh IMF atau negara donor
untuk memberikan bantuan keuangan, terutama negara yang mengalami kesulitan neraca
pembayaran internasional.
Hal lain yang tidak kalah penting dari sebuah neraca pembayaran adalah sebagai
patokan jika suatu negara hendak mengajukan dana ke negara lain atau ke lembaga pendonor
seperti IMF. Dengan kondisi neraca pembayaran yang baik maka kepercayaan negara asing
terhadap suatu negara juga akan semakin baik. Sedangkan bila yang terjadi adalah
sebaliknya, kemungkinan untuk mendapatkan pinjaman semakin kecil.
Hal tersebut bisa terjadi karena jika suatu negara mempunyai neraca pembayaran
yang defisit, mengindikasikan bahwa negara tersebut memiliki cadangan devisa yang sedikit.
Sehingga besar kemungkinan negara itu akan mengalami kesulitan dalam pengembalian dana
pinjaman.
6. Sebagai salah satu indikator fondamental ekonomi suatu negara selain tingkat inflasi,
pertumbuhan GDP.
Fungsi lain dari neraca pembayaran selain untuk mengetahui kondisi perekonomian
khususnya yang berkaitan dengan dengan negara asing adalah juga digunakan sebagai
indikator fundamental dalam sebuah perekonomian. Jika saat ini yang mungkin Anda ketahui
bahwa indikator perkonomian tersebut hanya berputar pada ekonomi makro seperti inflasi,
tingkat suku bunga, nilai tukar mata uang asing serta pertumbuhan ekonomi, sebenarnya
neraca pembayaran memiliki dampak yang cukup signifikan bagi perkembangan
perekonomian. Dengan necara keuangan yang positif, dapat diketahui bahwa suatu negara
tersebut memiliki cadangan devisa yang berarti negara memiliki sebuah kekuatan ekonomi.
Ada 2 (dua) bentuk penyajian neraca pembayaran yaitu penyajian standar (standard
presentation) dan penyajian analitis (analytical presentation).
9
1.Penyajian Standar
Komponen-komponen neraca pembayaran dalam penyajian standar disusun menurut
panduan bagaimana dimuat dalam BOP manual. Penentuan komponen standar neraca
pembayaran didasarkan atas beberapa pertimbangan dan tujuan tertentu.
2.Penyajian Analitis
disusun menurut keperluan analisis bagi perumus kebijakan di masing-masing negara.
Namun, komponen utama yang disajikan tetap mengacu pada komponen standar dengan
menonjolkan rincian komponen yang dirasakan sangat diperlukan.
Terdapat tiga mekanisme atau proses penting yang menyangkut neraca pembayaran
internasional, yaitu sebagai berikut :
a.Penyesuaian melalui perubahan harga-harga atau mekanisme harga (price effects).
b.Penyesuaian melalui perubahan pendapatan nasional atau mekanisme pendapatan (income
effects).
c.Penyesuaian melalui perubahan stok uang atau mekanisme moneter (real balance effects).
Telah diketahui bersama, bahwa masalah pokok yang dihadapi oleh perekonomian
dunia adalah ketidakseimbangan (disequilibrium) neraca pembayaran. Neraca pembayaran
yang defisit akan merisaukan keadaan perekonomian suatu negara, namun bukan berarti
surplus neraca pembayaran yang cukup besar tidak menimbulkan masalah. Keadaan neraca
pembayaran yang dapat dianggap ideal bagi perekonomian suatu negara adalah keadaan
neraca pembayaran yang ekuilibrium atau seimbang.
10
Untuk menyeimbangkan neraca pembayaran internasional terdapat beberapa
mekanisme adjustment atau penyesuain secara teoritisyang digunakan oleh masing – masing
negara.
b.Tingkat Harga
Proses ini dilakukan dengan cara mengeluarkan kebijakan moneter, yaitu segala
tindakan pemerintah yang ditujukan untuk mempengaruhi jalannya perekonomian dengan
cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar dalam masyarakat.
d.Tingkat Bunga
Proses penyeimbangan kembali neraca pembayaran melalui perubahan tingkat bunga
pada dasarnya bekerja melalui perubahan neraca investasi atau neraca modal. Oleh karena itu,
proses ini dapat dilakukan melalui perubahan jumlah uang yang beredar dengan menaikkan
atau menurunkan tingkat suku bunga yang berlaku. Jika suku bunga naik, maka nilai investasi
akan menurun. Sebaliknya, jika suku bunga turun, maka nilai investasi akan meningkat.
e.Sektor Moneter
Proses ini dilakukan dengan melalui suatu bentuk campur tangan pemerintah yang
dinamakan Exchange Control (EC), artinya suatu bentuk campur tangan pemerintah dalam
lapangan ekonomi internasional. Dalam sistem ini, semua valuta asing dimonopoli oleh
pemerintah, artinya semua alat-alat pembayaran luar negeri yang dimiliki atau yang diperoleh
seluruh penduduk suatu negara harus diserahkan kepada pemerintah, untuk selanjutnya
pemerintah mengatur dan menentukan penggunaan valuta asing.
11
Perdagangan internasional selalu menimbulkan impor dan ekspor. Suatu negara yang
mengadakan transaksi dengan luar negeri atau ekspor impor menimbulkan suatu pertanyaan:
bagaimana cara melakukan pembayaran akibat perdagangan tersebut? Dari perdagangan
antarnegara akan menuntut suatu negara untuk melakukan pinjaman dari luar negeri,
sehingga diperlukan beberapa cara dalam penyelesaian akhir dari utang piutang tersebut atau
sering disebut dengan pembayaran internasional.
Wesel adalah surat perintah pembayaran dari seseorang (penarik wesel) yang
ditujukan kepada orang lain (yang kena tarik) untuk membayar sejumlah uang tertentu (nilai
nominal wesel) kepada seseorang yang ditunjuk dalam surat wesel (pemegang wesel) pada
tanggal yang sudah ditentukan (hari jatuh tempo).
Cara pembayaran semacam ini sekarang masih banyak digunakan dalam lalu lintas
pembayaran internasional. Dengan surat wesel, apabila eksportir membutuhkan uang sebelum
jatuh tempo, maka ia dapat menjualnya kepada pihak lain, yang kelak akan menukarkannya
kepada importir setelah wesel itu jatuh tempo.
Cara pembayaran ini digunakan di Indonesia sekitar tahun 1960-an, namun sekarang
sudah tidak banyak lagi digunakan dalam perdagangan internasional
Cara pembayaran ini mempunyai risiko yang besar. Kelemahan cara pembayaran
secara tunai di antaranya sebagai berikut.
-Dalam pembelian barang, importir harus menyediakan dana, walaupun barang yang dibeli
belum diterimanya. Importir dalam hal ini harus menanggung biaya untuk barang yang
dipesan
-Terdapat kemungkinan barang yang dipesan tidak sesuai dengan barang yang diterima.
12
-Ada kemungkinan terjadi keterlambatan datangnya barang maupun ketidakjujuran pihak
eksportir.
-Karena pengekspor berada di tempat yang jauh, maka keadaan pengekspor (bonafiditasnya)
tidak sepenuhnya diketahui pengimpor.
Pada dasarnya terdapat tiga pihak yang ada dalam transaksi letter of credit, yaitu:
opener (importir), adalah pihak yang mengajukan permintaan pembukaan L/C kepada
bank
issuer (issuing bank), adalah bank di negara importir yang mengeluarkan L/C atas
permintaan importir.
Beneficiary (eksportir), adalah pihak yang menerima pembukaan L/C oleh importir.
Transaksi yang menggunakan fasilitas L/C terdiri atas:
L/C biasa, artinya L/C dimana seorang importir bisa la-ngsung membayar sesuai dengan
harga barang melalui bank yang ditunjuk
Merchant L/C, artinya L/C dimana seorang importir dapat memasukkan barang terlebih
dahulu dengan melakukan pembayaran sebagian, sedangkan sisanya dibayar kemudian.
Indutrial L/C, artinya impor banang-barang industri atau barang modal secara cepat dan
tidak dipakai untuk barang konsumsi.
Red Clause L/C, artinya L/C yang mencantumkan instruksi kepada Advising Bank (bank
yang ditunjuk) untuk melaksanakan pembayaran sebagian dari jumlah L/C kepada
eksportin sebelum mengapalkan barang-barang ekspor.
Usance L/C, artinya L/C yang pembayarannya baru dilakukan dengan tenggang waktu
tertentu, misalnya 1 bulan dari pengapalan barang atau 1 bulan setelah penunjukan
dokumen.
13
uang atas nilai barang dan sebagai gantinya bank akan menyerahkan delivery instruction
kepada bonded warehouse untuk mengeluarkan barangnya.
Pembayaran yang dilakukan oleh suatu negara ke negara lain dalam bentuk mata
uang, digunakan dengan membandingkan kurs valuta asing (exchange rate). Berdasarkan
sumber perolehannya, valuta asing atau devisa dapat debedakan menjadi dua, yaitu devisa
umum dan devisa khusus.
a.Devisa umum adalah devisa yang diperoleh dari hasil ekspor barang atau dari penjualan
jasa dan transfer. Tingkat kurs devisa umum ditentukan oleh penawaran dan permintaan
valuta asing di pasar valuta asing.
b.Devisa kredit adalah devisa yang berasal dari kredit atau pinjaman luar negeri. Tingkat kurs
devisa kredit ditentukan oleh pemerintah, yang bertindak sebagai debitur, bukan oleh
permintaan dan penawaran valuta asing di pasar valuta asing.
Berdasarkan neraca pembayaran kita dapat mengetahui bahwa neraca dibagi ke dalam
beberapa transaksi ekonomi internasional. Secara garis besar transaksi ekonomi internasional
(luar negeri) atau pos-pos dasar suatu negara dapat dibedakan sebagai berikut :
a. Transaksi Dagang (Trade Account)
14
Transaksi dagang adalah semua transaksi ekspor dan impor barang-barang
(merchandise) dan jasa-jasa. Transaksi dagang dibedakan menjadi transaksi barang (visible
trade) yang merupakan transaksi ekspor dan impor barang dagangan, dan transaksi jasa
(invisible trade) yang merupakan transaksi eskpor dan impor jasa. Untuk transaksi ekspor
dicatat di sisi kredit, sedangkan transaksi impor dicatat di sisi debit.
15
h. Services Account ( Neraca Jasa)
Transaksi yang dimasukkan ke servise account adalah seluruh transaksi ekspor dan
impor jassa atau invisible atau intangible goods yang meliputi hal – hal berikut:
1.Pembayaran Bunga
2.Biaya transportasi
3.Biaya asuransi
4.Remittance ( jassa TKI/TKW/TKA, fee/ royalty teknologi dan konsultasi, dll.)
5.Tourism
Perubahan cadangan devisa atau saldo devisa dari tahun yang bersangkutan ini pada
dasarnya sudah menunjukkan posisi keuangan internasional suatu negara berdasarkan
transaksi yang tercatat pada currant account dan capital account.
16
4.Neraca Modal
Kredit yang diberikan ke LN dan Pembayaran cicilan utang
5.Neraca Utang Piutang jangka panjang
Pembelian obligasi dari LN
Transaksi Kredit
1.Neraca barang
Ekspor barang ke negara lain
2.Neraca Jasa
Penerimaan jasa dari penduduk LN
Penerimaan pariwisata dari LN
3.Neraca Hasil Modal
Penerimaan bunga dan deviden
4.Neraca Modal
Kredit yang dipeoleh dari LN dan penerimaan cicilan utang
5.Neraca Utang Piutang jangka panjang
Penjualan obligasi ke LN
Sebagaimana kita ketahui, bahwa neraca pembayaran suatu negara mencatat semua
transaksi negara tersebut dengan luar negeri. Adapun dampak neraca pembayaran terhadap
perekonomian adalah sebagai berikut :
a.Perubahan Kurs Devisa
Jika neraca pembayaran defisit, maka kurs valuta asing mengalami kenaikan dan kurs
rupiah mengalami penurunan. Dan bila terjadi surplus, maka kurs valuta asing mengalami
penurunan dan kurs rupiah mengalami kenaikan.
b.Perubahan Harga
Jika ekspor lebih besar daripada impor berarti barang yang ada di dalam negeri sangat
laku terjual di luar negeri, maka harga barang dalam negeri menjadi meningkat.
17
Perlu disadari pula surplus neraca pembayaran yang berkepanjangan akan kurang
berarti jika tidak digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Cadangan
devisa yang tertumpuk terus menerus karena surplus neraca pembayaran tidak akan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat jika tidak digunakan untuk kesejahteraan masyarakat
Dalam sektor perdagangan luar negeri, kebijakan merkantilis berpusat pada dua ide
pokok, yaitu:
a. pemupukan logam mulia, tujuannya adalah pembentukan negara nasional yang kuat dan
pemupukan kemakmuran nasonal untuk mempertahankan dan mengembangkan kekuatan
negara tersebut;
b. setiap politik perdagangan ditujukan untuk menunjang kelebihan ekspor di atas impor
(neraca perdagangan yang aktif). Untuk memperoleh neraca perdagangan yang aktif, maka
ekspor harus didorong dan impor harus dibatasi. Hal ini dikarenakan tujuan utama
perdagangan luar negeri adalah memperoleh tambahan logam mulia.
Dengan demikian dalam perdagangan internasional atau perdagangan luar negeri, titik
berat politik merkantilisme ditujukan untuk memperbesar ekspor di atas impor, serta
kelebihan ekspor dapat dibayar dengan logam mulia. Kebijakan merkantilis lainnya adalah
kebijakan dalam usaha untuk monopoli perdagangan dan yang terkait lainnya, dalam
usahanya untuk memperoleh daerah-daerah jajahan guna memasarkan hasil industri. Pelopor
18
Teori Merkantilisme antara lain Sir Josiah Child, Thomas Mun, Jean Bodin, Von Hornich dan
Jean Baptiste Colbert.
Dalam teori keunggulan mutlak, Adam Smith mengemukakan ide-ide sebagai berikut.
Jadi, keuntungan mutlak terjadi bila suatu negara lebih unggul terhadap satu macam
produk yang dihasilkan, dengan biaya produksi yang lebih murah jika dibandingkan dengan
biaya produksi di negara lain.
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui, bahwa Indonesia lebih unggul untuk
memproduksi rempah-rempah dan Jepang lebih unggul untuk produksi elektronik, sehingga
negara Indonesia sebaiknya berspesialisasi untuk produk rempah-rempah dan negara Jepang
berspesialisasi untuk produk elektronik. Dengan demikian, seandainya kedua negara tersebut
mengadakan perdagangan atau ekspor dan impor, maka keduanya akan memperoleh
keuntungan.
a. Untuk negara Indonesia, Dasar Tukar Dalam Negeri (DTD) 1 kg rempah-rempah akan
mendapatkan 1 unit elektronik, sedangkan Jepang 1 kg rempah-rempah akan mendapatkan 4
unit elektronik. Dengan demikian, jika Indonesia menukarkan rempah-rempahnya dengan
19
elektronik Jepang akan memperoleh keuntungan sebesar 3 unit elektronik, yang diperoleh
dari (4 elektronik – 1 elektronik).
b. Untuk negara Jepang Dasar Tukar Dalam Negerinya (DTD) 1 unit elektronik akan
mendapatkan 0,25 rempah-rempah, sedangkan di Indonesia 1 unit elektronik akan
mendapatkan 1 kg rempah-rempah. Dengan demikian, jika negara Jepang mengadakan
perdagangan atau menukarkan elektroniknya dengan Indonesia akan memperoleh keuntungan
sebesar 0,75 kg rempah-rempah, yang diperoleh dari ( 1 kg rempahrempah – 0,25 elektronik).
a. Bagaimana bila suatu negara lebih produktif dalam memproduksi dua jenis barang
dibanding dengan Negara lain?
Sebagai gambaran awal, di satu pihak suatu negara memiliki faktor produksi tenaga
kerja dan alam yang lebih menguntungkan dibanding dengan negara lain, sehingga negara
tersebut lebih unggul dan lebih produktif dalam menghasilkan barang daripada negara lain.
Sebaliknya, di lain pihak negara lain tertinggal dalam memproduksi barang. Dari uraian di
atas dapat disimpilkan, bahwa jika kondisi suatu negara lebih produktif atas dua jenis barang,
maka negara tersebut tidak dapat mengadakan hubungan pertukaran atau perdagangan.
Pada konsep keunggulan komparatif (perbedaan biaya yang dapat dibandingkan) yang
digunakan sebagai dasar dalam perdagangan internasional adalah banyaknya tenaga kerja
yang digunakan untuk memproduksi suatu barang. Jadi, motif melakukan perdagangan bukan
sekadar mutlak lebih produktif (lebih menguntungkan) dalam menghasilkan sejenis barang,
tetapi menurut David Ricardo sekalipun suatu negara itu tertinggal dalam segala rupa, ia tetap
dapat ikut serta dalam perdagangan internasional, asalkan Negara tersebut menghasilkan
barang dengan biaya yang lebih murah (tenaga kerja) dibanding dengan lainnya.
Jadi, keuntungan komparatif terjadi bila suatu negara lebih unggul terhadap kedua
macam produk yang dihasilkan, dengan biaya tenaga kerja yang lebih murah jika diban-
dingkan dengan biaya tenaga kerja di negara lain.
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui, bahwa negara Jepang unggul terhadap
kedua jenis produk, baik elektronik maupun rempah-rempah, akan tetapi keunggulan
20
tertingginya pada produksi elektronik. Sebaliknya, negara Indonesia lemah terhadap kedua
jenis produk, baik rempah-rempah maupun elektronik, akan tetapi kelemahan terkecilnya
pada produksi rempah-rempah.
Jadi, sebaiknya negara Jepang berspesialisasi pada produk elektronik dan negara
Indonesia berspesialisasi pada produk rempah-rempah. Seandainya kedua negara tersebut
mengadakan perdagangan, maka keduanya akan mendapatkan keuntungan.
Teori yang dikemukakan oleh Kaum Klasik dalam teori perdagangan internasional,
berdasarkan atas asumsi berikut ini.
a. Memperdagangkan dua barang dan yang berdagang dua negara.
b. Tidak ada perubahan teknologi.
c. Teori nilai atas dasar tenaga kerja.
d. Ongkos produksi dianggap konstan.
e. Ongkos transportasi diabaikan (= nol).
f. Kebebasan bergerak faktor produksi di dalam negeri, tetapi tidak dapat berpindah melalui
batas
negara.
g. Persaingan sempurna di pasar barang maupun pasar factor produksi.
h. Distribusi pendapatan tidak berubah.
i. Perdagangan dilaksanakan atas dasar barter.
4. Teori Permintaan Timbal Balik (Reciprocal Demand) oleh John Stuart Mill
Teori yang dikemukakan oleh J.S. Mill sebenarnya melanjutkan Teori Keunggulan
Komparatif dari David Ricardo, yaitu mencari titik keseimbangan pertukaran antara dua
barang oleh dua negara dengan perbandingan pertukarannya atau dengan menentukan Dasar
Tukar Dalam Negeri (DTD). Maksud Teori Timbal Balik adalah menyeimbangkan antara
permintaan dengan penawarannya, karena baik permintaan dan penawaran menentukan
besarnya barang yang diekspor dan barang yang diimpor.
Jadi, menurut J.S. Mill selama terdapat perbedaan dalam rasio produksi konsumsi
antara kedua negara, maka manfaat dari perdagangan selalu dapat dilaksanakan di kedua
negara tersebut. Dan suatu negara akan memperoleh manfaat apabila jumlah jam kerja yang
dibutuhkan untuk membuat seluruh barangbarang ekspornya lebih kecil daripada jumlah jam
kerja yang dibutuhkan seandainya seluruh barang impor diproduksi sendiri.
21
A. Sirkulasi Aliran Pendapatan Perekonomian Terbuka
Perekonomian terbuka atau perekonomian empat sektor adalah suatu sistem ekonomi
yang melakukan kegiatan ekspor dan impor dengan negara-negara lain di dunia ini. Dalam
perekonomian terbuka sektor-sektor ekonominya dibedakan kepada empat golongan, yaitu :
rumah tangga, perusahaan, pemerintah, dan luar negeri. Melakukan perdagangan
internasional merupakan kegiatan yang lazim dilakukan oleh berbagai negara. Semenjak
berabad-abad yang lalu, ketika berbagai perekonomian masih belum begitu berkembang,
perdagangan ekspor dan impor telah mereka lakukan. Pada ketika ini kegiatan ekspor dan
impor merupakan bagian yang penting dalam kegiatan setiap perekonomian. Walau
bagaimanapun, secara relatif, kepentingannya berbeda dari suatu negara ke negara lain.
Dalam ekonomi yang melakukan perdagangan luar negeri, aliran pendapatan dan
pengeluaran yang berlaku. Apabila aliran-aliran tersebut diperhatikan dengan teliti akan
didapati bahwa aliran yang berlaku dalam perekonomian terbuka adalah berbeda dengan
perekonomian tiga sektor sebagai akibat dari wujudnya kegiatan ekspor-impor.
Secara fisik, ekspor diartikan sebagai pengiriman dan penjualan barang-barang buatan
dalam negeri ke negara-negara lain. Pengiriman ini akan menimbulkan aliran pengeluaran
yang masuk ke sektor perusahaan. Dengan demikian pengeluaran agregat akan meningkat
sebagai akibat dari kegiatan mengekspor barang dan jasa dan pada akhirnya keadaan ini akan
menyebabkan peningkatan dalam pendapatan nasional. Impor menimbulkan efek yang
sebaliknya. Secara fisik, impor merupakan pembelian dan pemasukan barang dari luar negeri
ke dalam suatu perekonomian. Aliran barang ini akan menimbulkan aliran keluar atau
bocoran dari aliran pengeluaran dari sektor rumah tangga ke sektor perusahaan. Aliran keluar
atau bocoran ini pada akhirnya akan menurunkan pendapatan nasional yang dapat dicapai.
Dengan demikian, sejauh mana ekspor dan impor mempengaruhi keseimbangan pendapatan
nasional tergantung kepada ekspor netto, yaitu ekspor dikurangi impor. Apabila ekspor netto
adalah positif, pengeluaran agregat dalam ekonomi akan bertambah. Keadaan ini akan
meningkatkan pendapatan nasional dan kesempatan kerja.
Banyak faktor yang akan menentukan hal ini dan pada dasarnya kepentingan ekspor
di suatu negara selalu berbeda dengan negara lain. di sebagaian negara ekspor sangat penting,
yaitu meliputi bagian yang cukup besar dari pendapatan nasional. Akan tetapi disebagian
negara lain peranannya relatif kecil
.
Suatu negara dapat mengekspor barang produksinya ke negara lain apabila barang
tersebut diperlukan negara lain dan mereka tidak dapat memproduksi barang tersebut atau
produksinya tidak dapat memenuhi keperluan dalam negeri. Ekspor karet, kelapa sawit, dan
22
petroleum dari beberapa negara Asia Tenggara berlaku karena barang-barang tersebut dibeli
oleh negara-negara yang tidak dapat memproduksinya. Sebaliknya pula negara-negara Asia
Tenggara mengimpor kapal terbang, dan berbagai jenis barang modal karena mereka tidak
dapat menghasilkan sendiri barang-barang tersebut.
Faktor yang lebih penting lagi adalah kemampuan dari negara tersebut untuk
mengeluarkan barang-barang yang dapat bersaing dalam pasaran luar negeri. Maksudnya,
mutu dan harga barang yang diekspor tersebut haruslah paling sedikit sama baiknya dengan
yang diperjualbelikan dalam pasaran luar negeri.cita rasa masyarakat diluar negeri terhadap
barang yang dapat diekspor ke luar negara sangat penting peranannya dalam menentukan
ekspor suatu negara. secara umum boleh dikatakan bahwa semakin banyak jenis barang yang
mempunyai keistimewaan yang sedemikian yang dihasilkan oleh suatu negara, semakin
banyak ekspor yang dapat dilakukan.
Pendapatan nasional dianggap bukan penentu penting dari ekspor suatu negara.
Ekspor akan secara langsung mempengaruhi pendapatan nasional. Akan tetapai hubungan
yang sebaliknya tidak selalu berlaku, yaitu kenaikan pendapatan nasional belum tentu
menaikkan ekspor oleh karena itu pendapatan nasional dapat mengalami kenaikan sebagai
akibat pengeluaran rumah tangga, investasi perusahaan, pengeluaran pemerintah dan
penggantian barang impor dengan barang dalam negeri.
Barang buatan luar negeri juga diimpor oleh sektor lain, yaitu oleh perusahaan dan
pemerintah.perusahaan mengimpor bahan mentah dan barang modal dari luar negeri.
Pemerintah juga melakukan hal yang sama, yaitu pemerintah menggunakan barang konsumsi
dan barang modal yang diimpor. Walau bagaimanapun dalam analisis makroekonomi
diasumsikan bahwa impor terutama dilakukan oleh rumah tangga.maka fungsi impor sangat
berhubungan dengan pendapatan nasional.yangdimaksudkan dengan fungsi impor adalah
kurva yang menggambarkan hubungan diantara nilai impor yang dilakukan dengan tinkat
pendapatan masyarakat dan pendapatan nasional yang dicapai. Seperti telah dinyatakan impor
adalah pengeluaran terpengaruh yang berarti semakin tinggi pendapatan nasional maka
semakin tinggi pula impor.
23
SYARAT KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN TERBUKA
Keseimbangan pendapatan nasional akan dicapai pada keadaan di mana (i) penawaran
agregat sama dengan pengeluaran agregat, dan (ii) suntikan sama dengan bocoran. Uraian
berikut akan menerangkan bagaimana keadaan tersebut tercapai dalam perekonomian
terbuka.
Dalam perekonomian terbuka barang dan jasa yang diperjualbelikan di dalam negeri
terdiri dari dua golongan barang; (i) yang diproduksi di dalam negeri dan meliputi
pendapatan nasional (Y), dan (ii) yang diimpor dari luar negeri. Dengan demikian dalam
perekonomian terbuka penawaran agregat atau AS terdiri dari pendapatan nasional (Y) dan
impor (M). Dalam formula :
AS = Y + M
AE = Cdn + I +G + X + M
Pengeluaran rumah tangga terdiri dari pengeluaran ke atas barang dalam negeri dan
pengeluaran ke atas barang impor. Maka dalam perekonomian terbuka berlaku persamaan
berikut :
C = Cdn + M
AE = C + I + G + X
Di mana nilai C meliputi pengeluaran ke atas produksi dalam negeri dan barang yang
diimpor.
Dalam setiap perekonomian (apakah ia terdiri dari dua sektor, tiga sektor atau empat
sektor) keseimbangan pendapatan nasional dicapai apabila penawaran agregat (AS) sama
dengan penggeluaran agregat (AE). Dengan demikian, dalam perekonomian terbuka
keseimbangan pendapatan nasional akan tercapai apabila :
Y+M=C+I+G+X
Atau :
Y=C+I+G+(X–M)
24
Suntikan dan Bocoran dalam Perekonomian Terbuka
I+G+X=S+T+M
Sebagai akibat dari perubahan ini keseimbangan pendapatan nasional pindah dari E o
menjadi E1 , dan menyebabkan pendapatan nasional meningkat dari Y3 (pendapatan nasional
dalam perekonomian tertutup ) menjadi Y4 (pendapatan nasional untuk perekonomian
terbuka). Patut disadari bahwa fungsi AE = C + I +G + ( X – M ) tidak sejajar dengan AE = C
+ I + G dan dengan fungsi konsumsi (C). Keadaan demikian berlaku karena impor (M)
nilainya sebanding (proportional) dengan pendapatan nasional, maka fungsi AE = C + I +G +
( X – M ) lebih landai.
Dengan demikian, efek dari perubahan dalam (i) dan (ii) dalam perekonomian terbuka
keseimbangan akan dicapai dar E3, yaitu pada persilangan di antara I + G + X dan S + T + M.
Maka pendapatan nasional dari ekonomi empat sektor adalah Y4.
25
Y = Cdn + S + T + M
PERUBAHAN-PERUBAHAN KESEIMBANGAN
26
Contoh diatas menunjukkan multiplier dalam perekonomian terbuka adalah:
Dalam contoh angka menunjukkan multiplier = 2, berarti kenaikan ekspor sebanyak Rp. 200
milyar akan menambah pendapatan nasional sebanyak Rp. 400 milyar.
27
Dimana : b = kecondongan mengkonsumsi marginal
t = tingkat (%) pajak
m = tingkat (%) impor
dalam contoh angka yang dibuat sebelum ini b – 0,75, t = 0,20 dan m = 0,10
Dalam arti yang luas, kebijakan ekonomi internasional adalah tindakan pemerintah,
yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi komposisi, arah serta bentuk
dari perdagangan dan pembayaran internasional. Kebijakan ini tidak hanya berupa tarif, kuota
dan sebagainya, tetapi juga meliputi kebijakan pemerintah di dalam negeri yang secara tidak
langsung mempengaruhi perdagangan serta pembayaran internasional seperti misalnya politik
moneter dan fiskal. Sedangkan definisi yang lebih sempit, politik ekonomi internasional
adalah tindakan atau kebijakan ekonomi pemerintah yang secara langsung mempengaruhi
perdagangan dan pembayaran internasional.
28
Secara umum tujuan dari kebijakan ekonomi internasional itu dapat dikelompokkan
sebagai berikut :
1.Autarki
Tujuan sebenarnya bertentangan dengan prinsip perdagangan internasional. Karena
kebijakan autarki bermaksud untuk menghindarkan diri dari pengaruh negara lain, baik itu
pengaruh ekonomi, politik maupun militer. Jadi negara yang melakukan kebijakan autarki
tidak akan melakukan perdagangan dengan negara lain atau perekonomiannya merupakan
perekonomian yang tertutup.
2.Economic Welfare
Tujuannya bertentangan dengan tujuan autarki. Kebijakan ini mendorong adanya
perdagangan antar negara karena dengan mengadakan perdagangan internasional maka akan
memperolah keuntungan dari spesialisasinya. Oleh karena itu untuk mendorong adanya
perdagangan internasional maka halangan dalam perdagangan internasional (tarif, kuota, dll)
dihilangkan atau paling tidak dikurangi. Hal ini berarti bahwa perdagangan dilakukan secara
bebas tanpa campur tangan pemerintah.
3.Proteksi
Kebijakan ini dilakukan untuk melindungi industri dalam negeri dari persaingan
barang impor. Misalnya dapat dijalankan dengan tarif, quota dan sebagainya. Negara
melindungi industri dalam negeri terutama industri yang baru tumbuh. Biasanya industri yang
baru tumbuh belum mampu bersaing dengan produksi dari negara lain, karena jumlah yang
diproduksi relatif belum banyak, dan skala produksinya masih kecil sehingga ongkos
produksinya masih tinggi. Akibatnya harga jualnya per unit juga tinggi. Di samping itu
mungkin juga kualitasnya belum sebaik kualitas barang sejenis yang dihasilkan oleh negara
lain.
5.Pembangunan ekonomi
Untuk mencapai tujuan ini pemerintah dapat mengambil kebijakan seperti misalnya :
a.Memberi perlindungan terhadap industri dalam negeri
b.Mengurangi impor barang konsumsi yang tidak penting dan mendorong impor barang yang
penting
c.Mendorong ekspor dan sebagainya
Semua dilakukan untuk mengarahkan perkembangan perdagangan internasional guna
menunjang pembangunan ekonomi di dalam negeri.
1. Tarif
29
Yang dimaksud dengan tarif adalah suatu pajak yang dikenakan kepada semua barang
yang telah melewati batas suatu negara. Tarif juga sering disebut dengan bea masuk, dimana
bertujuan untuk melindungi atau memberi proteksi terhadap industri-industri yang ada dalam
negeri. Sebenarnya bukan hanya bertujuan untuk memberikan proteksi, pengenaan tarif
biasanya juga merupakan kebutuhan yang sudah diatur dalam APBN yang bertujuan untuk
menambah jumlah pemasukan fungsi devisa negara.
Bea ekspor
Untuk tarif jenis ini adalah pajak atau bea yang dikenakan kepada barang-barang yang
diangkut atau dikirim ke negara lainnya. Batas wilayah barang-barang tidak kena pajak
adalah di custom area dimana semua barang bebas bergerak tanpa terkena bea, namun jika
sudah melewati batas ini maka barang-barang tersebut akan terkena bea ekspor sesuai dengan
aturan yang ada. (baca juga: Hubungan Pasar Uang dan Pasar Modal dalam
Perekonomian , fungsi asli uang)
Bea transito
Merupakan salah satu jenis tarif atau bea yang dikenakan kepada barang-barang yang
telah melewati batas wilayah suatu negara dengan ketentuan bahwasannya brang-barang
tersebut memang tujuan akhirnya akan dikirim ke negara lainnya. Sesuai dengan namanya
yakni transito maka bea ini dikenakan saat barang-barang ini transit di suatu wilayah sebelum
menuju negara tujuannya.
Bea impor
Sedangkan bea impor adalah pajak atau bea yang dikenakan kepada barang-barang
yang masuk ke dalam custom area yang dimana tujuan akhirnya adalah dalam negeri. Dengan
demikian segala bentuk barang yang masuk ke dalam negeri akan dikenakan pajak sesuai
dengan aturan yang berlaku. (baca juga : manfaat ekonomi internasioal , Ruang Lingkup
Ekonomi Moneter)
2. Kuota
Yang dimaksud dengan kuota adalah sebuah pembatasann yang diberlakukan kepada
barang-barang impor dan jumlah barang-barang ekspor. Kuota ini ditentukan sesuai dengan
ketentuan yang dibuat oleh pemerintah, bisa jadi di setiap negara memiliki batasan-
batasannya sendiri. Ada dua jenis kuota yakni :
Kuota impor
Kuota impor merupakan batasan yang diberikan dan diberlakukan kepada setiap
barang impor, ada beberapa jenis kuota impor antara lain kuota absolut dimana batasan
ditentukan oleh negara yang bersangkitan, kuota negosiasi dimana batasannya ditentukan dari
perjanjian dua pihak yang bersangkutan, tarif kuota yang merupakan gabungan dari tarif dan
kuota itu sendiri, dan kuota campuran yakni kuota yang murni dibebankan untuk melindungi
industri dalam negeri agar tetap bisa bersaing. (Baca Juga: Perbedaan Bank Konvensional
dan Bank Syariah , Prinsip Kegiatan Usaha Perbankan)
30
Kuota ekspor
3. Subsidi
Subsidi merupakan sebuah bantuan yang diberikan kepada masyarakat yang diambil
dari alokasi dana atau anggaran yang diberikan kepada perusahaan yang memproduksi,
menjual dan kegiatan lainnya. Dengan adanya subsidi ini harga jual suatu produk akan
menjadi lebih murah. Contoh subsidi BBM. (baca juga : fungsi pasar uang , Resiko Investasi
di Pasar Uang)
4. Dumping
Merupakan sebuah kebijakan yang dilakukan oleh suatu negara dengan cara menjual
barang-barang ke luar negeri dengan harga yang jauh lebih murah dari harga jual .
31
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat penulis simpulkan bahwa perdagangan internasional adalah
pertukaran barang dan jasa antara dua atau lebih negara di pasar dunia. Sedangkan, neraca
pembayaran adalah suatu ikhtisar yang meringkas transaksi-transaksi antara penduduk suatu
negara dengan penduduk negara lain selama jangka waktu tertentu. Jadi, perdagangan
internasional merupakan bagian yang tercatat di dalam neraca pembayaran.
B.SARAN
Upaya yang perlu dilakukan oleh pemerintah untuk memperbaiki catatan dalam pendapatan
nasional adalah terkait dengan ekspor-impor, yakni dengan membatasi impor dan
memperbaiki produk lokal yang diekspor agar tetap dapat bersaing di perdagangan
internasional maupun harganya menjadi lebih mahal. Selain itu, masyarakat perlu
memperbaiki mindset-nya tentang mutu produk luar negeri yang lebih unggul dibandingkan
dengan produk dalam negeri agar impor terkurangi demi tercapainya pendapataan nasional
keseimbangan mengingat masalah pendapatan nasional di Indonesia sering tidak seimbang
akibat defisit dari nilai impor yang terlalu tinggi.
32
DAFTAR PUSTAKA
Poli, Dra. Carla: Pengantar Ilmu Ekonomi, PT. Prenhallindo, Jakarta, 2002
http://mamanroestaman.blogspot.com/2012/06/makalah-keseimbangan-perekonomian-
4.html
http://suherilbs.wordpress.com/2007/12/09/model-perekonomian-terbuka/
33