“STRUKTUR MODAL”
DISUSUN OLEH
PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa , atas hadiratnya, yang
telah melimpahkan rahmat,dan hidayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah Critical Book Riview pada mata kuliah Manajemen Keuangan ini sesuai dengan
waktu yang ditentukan.
Kami juga turut mengucapkan terimakasih kepada ibu Diana Hasyem SE,M.Si.,Dr
selaku dosen pengampu Manajemen Keuangan yang telah membimbing kami dalam
penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan memiliki
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, saya
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar makalah ini dapat menjadi lebih
baik kedepannya. Saya berharap makalah ini dapat membantu dan bermanfaat bagi para
pembaca.Atas perhatian Dosen pengampu dan para pembaca saya sampaikan terima kasih.
i
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................2
1.3 Tujuan...............................................................................................................................2
BAB II ISI BUKU......................................................................................................................3
2.1 Identitas Buku...................................................................................................................3
2.2 Isi Buku............................................................................................................................4
2.21. Buku Pertama....................................................................................................................4
2.22. Buku Kedua.......................................................................................................................5
2.23. Buku Ketiga......................................................................................................................7
BAB III KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU........................................................9
3.1 Kelebihan dan kekurangan buku 1...................................................................................9
3.2 Kelebihan dan kekurangan buku 2...................................................................................9
3.3 Kelebihan dan kekurangan buku 3..............................................................................9
BAB IV PENUTUP.................................................................................................................10
4.1 Kesimpulan.....................................................................................................................10
4.2 Saran...............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
1
euangan akan tercermin di dalamnya yang berarti menyangkut soal pendanaan (Keown et all,
2008:6).
1.3 Tujuan
1. Memberikan gambaran mengenai struktur modal baik melalui penjelasan, secara
teoritis maupun memberikan bukti empiris mengenai struktur modal.
2. Mengetahui manfaat struktur modal bagi perusahaan
3. Menyelesaikan tugas pada mata kuliah manajemen Keuangan
BAB II
ISI BUKU
2.1 Identitas Buku
a. Identitas buku 1
Judul Buku : Dasar - Dasar manejemen keuangan
Penulis : Zulhawati, Ifah Rofiqoh
Penerbit :-
ISBN :-
Tahun 2014
Kota : Yogyakarta
Tebal : 216 halaman
b. Identitas buku 2
Judul Buku : Manajemen Keuangan (Teori dan Aplikasi)
Nama Pengarang : Dr. Dedy Takdir Syaifuddin, SE. M.S
Tahun terbit 2008
Penerbit : UNHALU PRESS
ISBN : 978-602-8161-06-0
Kota : Kendari
Tebal : 295 Halaman
c. Identitas buku 3
Judul buku : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
STRUKTUR MODAL
Penulis : Putria Yusintha & Erni Suryandari
Penerbit :-
ISBN :-
Tahun 2010
Kota : Yogyakarta
Tebal : 188 Halaman
2.2 Isi Buku
STRUKTUR MODAL
A. PENGERTIAN LEVERAGE
Leverage merupakan bagian biaya tetap yang menggambarkan risiko perusahaan.
Operating leverage, merupakan suatu ukuran risiko operasi, yang ditunjukkan oleh
besarnya biaya operasi tetap sebagaimana tercantum dalam laporan laba rugi
perusahaan.
B. BREAK EVEN POINT, OPERATING LEVERAGE DAN FINANCIAL
LEVERAGE
Untuk memahami sifat dan arti pentingnya operation leverage, perlu membahas lebih
dahulu tentang break even poin yang juga dikenal dengan cost/volume/profit analysis.
- Break even point menunjukkan tingkat penjualan yang tidak menghasilkan
keuntungan maupun tidak mengakibatkan kerugian.
- Cash Break-even. Point Apabila perusahaan mempunyai uang tunai dalam jumlah
terbatasatau mempunyai opportunity cost yang tinggi terhadap kelebihan uang
tunaiyang dimilikinya, maka perusahaan ingin mengetahui cash break-even point
yaitu volume penjualan yang akan menutup seluruh biaya tunai selama satu
periode.
- Operating leverage merupakan suatu ukuran risiko operasi yang diakibatkan oleh
biaya operasi tetap. Cara mengukur operating leverage adalah dengan mengukur
perubahan keuntungan operasional akibat perubahan penjualan.
- Financial leverage merupakan suatu ukuran risiko finansial yang diakibatkan oleh
biaya finansial tetap. Cara mengukur financial leverage adalah dengan mengukur
perubahan keuntungan per lembar saham akibat perubahan keuntungan
operasional
- Total leverage merupakan ukuran risiko keseluruhan. Cara mengukur total
leverage adalah dengan menentukan besarnya pengaruh perubahan penjualan
terhadap keuntungan per lembar saham.
C. TEORI STRUKTUR MODAL
Teori struktur modal sangat erat hubungannya dengan biaya modal perusahaan.
Struktur modal merupakan gabungan sumber dana jangka panjang yang digunakan
perusahaan. Tujuan utama pengambilan keputusan struktur modal adalah untuk
memaksimumkan nilai pasar perusahaan melalui penggabungan yang tepat sumber
dana jangka panjang.
Terdapat empat pendekatan yang berbeda terhadap teori struktur modal :
1. Pendekatan Net Operating Income (NOI)
2. Pendekatan Net Income
3. Pendekatan tradisional
4. Pendekatan Modigliani-Miller (MM)
D. EBIT-EPS ANALYSIS
Penggunaan financial leverage berakibat pada keuntungan pemegang saham biasa: (1)
meningkatnya risiko keuntungan per lembar saham akibat penggunaan hutang dan (2)
berubahnya keuntungan per lembar saham pada EBIT tertentu sehubungan dengan
struktur modal tertentu
Akibat yang pertama diukur dengan degree of financial leverage sebagaimana telah
dibahas sebelumnya. Akibat yang kedua dianalisa dengan menggunakan EBIT-EPS
Analysis.
Kita lihat bahwa dalam model tersebut kita akan meperkirakan biaya modal untuk
ditingkatkan ketika perusahaan menjadi lebih beresiko sebagai hasil pembelanjaan
operasional dengan modal pinjaman.Pada pokoknya model ini dikatakan bahwa nampaknya
akan ada suatu "cakupan" tentang rasio hutang dan modal, dimana ketika terlewati, maka
akan mengakibatkan meningkatnya biaya modal.
Model Modigliani dan Miller Dalam Brigham, Gapenski dan Daves (2000) Teori mengenai
struktur modal modern bermula pada tahun 1958, ketika Franco Modigliani dan Milton
Miller (yang selanjutnya kita sebut MM), mempuiblikasikan apa yang disebut sebagai artikel
keuangan yang paling berpengaruh yang pemah ditulis.Berdasarkan serangkaian asumsi yang
sangat membatasi, MM membuktikan bahwa nilai suatu perusahaan tidak dipengaruhi oleh
struktur modalnya.Dengan perkataan lain, hasil-hasil MM menyatakan bahwa tidak menjadi
masalah bagaimana. perusahaan membiayai operasinya, jadi struktur modal tidak relevan,
Tetapi, studi MM didasarkan pada. sejumlah asumsi yang tidak realistis, antara lain:
Tetapi mengingat perlakuan yang menguntungkan atas laba dari saham, investor mungkin
bersedia menerima pengembalian atas saham sebelum pajak dengan hanya 14 %. Jadi, seperti
yang dikemukakan Miller, (1) dapat dikurangkannya bunga untuk tujuan pajak
menguntungkan penggunaan pembiayaan dengan utang, tetapi (2) perlakuan pajak yang lebih
menguntungkan atas penghasilan dari saham menurunnya tingkat pengembalian yang
disyaratkan pada saham dan dengan demikian menguntungkan penggunaan pembelanjaan
dengan ekuitas.
Kebanyakan pengamat yakin bahwa dapat dikurangkannya bunga mempunyai efek yang
lebih besar, sehingga pajak kita masih menguntungkan bagi perseroan yang menggunakan
utang.Namun efek itu jelas berkurang dengan tarif pajak keuntungan modal yang lebih
rendah, Ini dapat diharapkan akan menghasilkan pengembalian yang lebih besar atas
pembiayaan dengan ekultas, khususnya melalui laba ditahan, dan memang demikianlah
kasusnya. Efek Biaya Kebangkrutan Hasil-hasil MM yang tidak relevan juga tergantung pada
asumsi bahwa tidak ada biaya kebangkrutan.
Perusahaan yang bangkrut mempunyai biaya hukum dan akuntansi yang sangat tinggi, dan
mereka juga sulit untuk menahan pelanggan, pemasok dan karyawan.Bahkan, kebangkrutan
sering memaksa sebuah perusahaan untuk melikuidasikan atau menjual hartanya dengan
harga dibawah harga seandainya mereka masih terus beroperasi. Misalnya apabila sebuah
pabrik baja terpaksa harus gulung tikar, mungkin ia akan sulit menemukan pembeli bagi
pabrik dan peralatan perusahaan, bahkan jika ditawarkan harga yang relatif murah meski
sebenarnya peralatan itu sangat mahal.
Aktiva seperti pabrik dan peralatan sering tidak likuid karena disesuaikan dengan kebutuhan
perusahaan dan sukar untuk dibongkar atau dipindahkan.Perhatikan bahwa ancaman
kebangkrutan bukan hanya kebangkrutan itu sendiri, tetapi juga berbagai masalah yang
ditimbulkannya, seperti karyawan penting keluar, pemasok menolak-memberikan kredit,
pelanggan mencari persusahaan lain vang lebih stabil, dan pemberi pinjarnan meminta suku
bunga yang lebih tinggi, serta menetapkan syarat-syarat yang lebih ketat pada kontrak
pinjaman.
Masalah yang berkaitan dengan kebangkrutan semakin cenderung muncul apabila suatu
perusahaan menyertakan lebih banyak utang dalam struktur-modalnya.Karena itu, biaya
kebangkrutan menghalangi perusahaan menggunakan utang yang berlebihan.Perusahaan yang
labanya lebih labil, bila semua hal lain sama menghadapi peluang kebangkrutan yang lebih
besar sehingga harus menggunakan sedikit utang daripada perusahaan yang stabil.
Ini sejalan dengan pembahasan kita sebelumnya bahwa perusahaan dengan leverage operasi
yang tinggi, mempunyai resiko bisnis yang lebih tinggi, sehingga harus membatsi penggunan
leverage keuangan mereka.Demikian pula, perusahaan yang akan menghadapi biaya yang
lebih tinggi bila terjadi kesulitan keuangan harus mengurangi penggunaan utang.Misalnya,
perusahaan yang aktivanya tidak lancar dan mungkin terpaksa harus dijual dengan harga
"obral", harus membatasi penggunaan utang.
Archer dan D'Ambrossio (1972) menyatakan bahwa berbeda sekali dengan posisi tradisional
posisi Modigliani-Miller yang menjaga bahwa kecualipajak yang dipungut dari bunga, ada
sedikit dampak kecil pada biaya modal perusahaan, seperti semakin meningkatnya hutang,
maka semakin sedikit penyertaan modal.Pendekatan tersebut adalah, pendekatan usaha netto
sebagai contoh (Pendekatan NOI), berpendapat bahwa biaya modal perusahaan harus tetap
konstan atas keseluruhan cakupan rasio hutang dan modal.
Struktur Modal
Teori struktur modal (capital structure theory) menjelaskan apakah ada pengaruh
perubahan struktur modal terhadap nilai perusahaan. Struktur modal adalah perimbangan atau
perbandingan antara modal asing (jangka panjang) dengan modal sendiri dalam suatu
perusahaan (Riyanto, 1995 dalam Nurrohim, 2008).
Struktur Aktiva
Struktur aktiva adalah penentuan berapa besar alokasi untuk masing–masing komponen
aktiva, baik dalam aktiva lancar maupun dalam aktiva tetap (Syamsudin, 1994 dalam
Andriyati, 2006). Jadi, struktur aktiva merupakan susunan dari penyajian aktiva dalam rasio
tertentu dari laporan keuangan, yaitu perbandingan antara aktiva lancar dengan aktiva tetap.
Hasil penelitian Saidi (2004), Masidonda dan Sulistyaningsih (2001) dalam Eni (2008),
Harjanti dan Tandelilin (2007), serta Tin (2004) menunjukkan bahwa struktur aktiva
berpengaruh positif terhadap struktur modal. Apabila perusahaan dengan struktur aktivanya
dapat dijadikan sebagai jaminan utang (agunan), sehingga pajak yang dibayarkan menurun,
maka nilai perusahaan yang ditunjukkan oleh struktur modal bisa meningkat (Sartono, 1996
dalam Tin, 2004).
Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dari modal yang
digunakan untuk menghasilkan laba (Martono dan Agus, 2007 dalam Mira, 2008). Semakin
tinggi profitabilitas berarti semakin baik dan semakin meningkat kemakmuran perusahaan.
Menurut Myer dan Majluf (1994) dalam Ismiyati dan Hanafi (2004) dalam Mulyani (2007)
terdapat hubungan negatif antara profitabilitas dengan hutang. Semakin tinggi profitabilitas
perusahaan, maka semakin besar pula tersedianya dana internal untuk investasi, sehingga
penggunaan hutang akan lebih kecil. Demikian pula penelitian yang dilakukan oleh Harjanti
dan Tandelilin (2007), serta Nurrohim (2008) menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh
negatif terhadap struktur modal.
Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh
total aktiva, jumlah penjualan, rata-rata tingkat penjualan dan rata-rata aktiva (Ferri dan
Jones, 1999 dalam Masidonda, 2001 dalam Eni, 2008). Penelitian yang dilakukan oleh
Harjanti dan Tandelilin (2007) menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif
terhadap struktur modal, sehingga akan berdampak pada struktur keuangannya. Semakin
besar ukuran perusahaan, maka untuk biaya operasional membutuhkan modal yang sangat
besar pula, sehingga ada kecenderungan bahwa semakin besar ukuran perusahaan semakin
besar pula jumlah utang yang dimilki. Hal ini disebabkan karena perusahaan yang berukuran
besar lebih mudah memperoleh pinjaman dari pihak eksternal dibandingkan dengan
perusahaan kecil.
Pertumbuhan Penjualan
Tingkat pertumbuhan penjualan di waktu yang akan datang merupakan ukuran sejauh mana
laba per saham bisa diperoleh dari pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang jangka
panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham (Weston dan Copeland, 1986 dalam
Tin, 2004). Konsisten dengan hasil penelitian Saidi (2004) serta Tin (2004) yang
menunjukkan bukti bahwa perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi cenderung
menggunakan sumber dari luar sehingga semakin tinggi struktur modalnya.
Pertumbuhan Perusahaan
Myers (1977) dalam Nasruddin (2004) mengatakan bahwa pertumbuhan perusahaan yang
tinggi mungkin memiliki lebih banyak pilihan yang riil untuk investasi di masa yang akan
datang dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki pertumbuhan yang rendah. Hal ini
tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan Nasruddin (2004) yang menyatakan bahwa
kesempatan investasi memiliki hubungan negatif dengan rasio hutang jangka panjang.
Pecking order theory mempunyai dua sinyal yaitu, perusahaan dengan tingkat pertumbuhan
yang tinggi cenderung menjaga dan mempertahankan rasio hutang pada level yang rendah
(sinyal negatif) atau perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi akan melakukan
ekspansi dengan menggunakan hutang (sinyal positif) (Christianti, 2006).
Berdasarkan tinjauan literatur dan penelitian terdahulu dapat diturunkan hipotesis dari
penelitian sebagai berikut:
H1: Struktur aktiva berpengaruh positif terhadap struktur modal
modal
Kekurangan
1. Tidak lengkapnya identitas buku
2. Penjelasan pada buku sedikit sulit untuk dimengerti
3. Buku ini tidak memiliki ISBN
Kekurangan
1. Tampilan pengenalan buku ( cover, identitas, kata pengantar, dan hak cipta ) tidak
selaras dengan isi buku karena tampilan tersebut merupakan hasil foto
2. Ada beberapa istilah yang cukup sulit dipahami
3. Penggunaan bahasa yang mungkin akan kurang dimengerti oleh orang awam
Kekurangan
1. Tidak lengkapnya identitas buku
2. Terdapat beberapa istilah asing yang sulit untuk dipahami
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari penjelasan ketiga buku tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Struktur modal
adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing (jangka panjang) dengan modal
sendiri dalam suatu perusahaan (Riyanto, 1995 dalam Nurrohim, 2008). Teori struktur modal
sangat erat hubungannya dengan biaya modal perusahaan. Struktur modal merupakan
gabungan sumber dana jangka panjang yang digunakan perusahaan. Tujuan utama
pengambilan keputusan struktur modal adalah untuk memaksimumkan nilai pasar perusahaan
melalui penggabungan yang tepat sumber dana jangka panjang. Dengan memahami
keseluruhan dari struktur pada modal maka dapat dipahami apa saja yang berpengaruh pada
perusahaan. Mulai dari pengertian, teori, faktor dan tujuan yang ada pada struktur modal dan
menjadi satu kesatuan yang bisa diaplikasikan berdasarkan nilai dari sebuah perusahaan.
4.2 Saran
Dalam penulisan critical book report ini, kami menyadari bahwa penyusunan makalah
ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan senantiasa penyusunan nanti dalam upaya evaluasi. kami berharap, bahwa
dibalik ketidak sempurnaannya penulisan dan penyusunan manakalah ini adalah ditemukan
sesuatu yang bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA