1) Mengayam
Seni ayaman adalah proses menyilangkan bahan-bahan daripada tumbuh-tumbuhan
untuk dijadikan satu rumpun yang kuat dan boleh digunakan. Bahan-bahan tumbuhan
yang boleh dianyam ialah lidi, rotan, bambu, akar, buluh, pandan, mengkuang, jut dan
sebagainya. Bahan ini biasanya mudah dikeringkan dan lembut.
1. Anyaman Tunggal
Teknik anyaman tunggal adalah teknik di mana bambu dianyam satu-satu (secara
tunggal). Teknik ini digunakan untuk membuat benda-benda seperti saringan, tampan,
cerangka, dan lain-lain.
2. Anyaman Bilik
Teknik anyaman bilik adalah teknik di mana bambu dianyam secara silang berurutan
(dua-dua). Teknik ini digunakan untuk membuat benda-benda seperti bilik, nyiru, dan
lain-lain.
3. Anyaman Teratai
Teknik anyaman teratai membuat kerajinan anyam yang dibuat memiliki bentuk akhir
yang artistik dan indah. Biasanya teknik unik ini digunakan dalam membuat bilik,
agar bilik terlihat lebih indah dan menarik.
Anyaman Tegak
Pada teknik ini lusi tegak lurus dengan penganyam, sedangkan pakan sejajar dengan
orang yang menganyam.
Anyaman Serong
Pada teknik ini lusi dan pakan terletak tegak lurus. Letaknya menyimpang 45 derajat
ke kanan dan kiri orang yang menganyam. Untuk membedakannya digunakan istilah
irka ( iratan ke kanan) dan irki (iratan ke kiri).
Anyaman Kombinasi
Teknik ini adalah kombinasi antara anyaman serong dan anyaman tegak.
Anyaman Membelit
Teknik ini dilakukan dengan membelitkan lusi dan pakan secara bergantian.
Anyaman Pita
Teknik ini membuat sifat anyaman memanjang ddan dibuat dengan membentuk jalur
pita.
Anyaman Melingkar
Teknik ini menjadikan lusi sebagai jari-jari lingkaran. Sedang pakan berbentuk
melingkar dari pusat ke luar.
Jenis anyaman
Berikut ini terdapat beberapa jenis-jenis seni kerajinan anyaman, terdiri atas:
Anyaman Mengkuang, Daun mengkuang Tikar, tudung salji, bekas pakaian dan lain-
lain.
Anyaman pandan, Daun pandan duri Tikar sembahyang, hiasan dinding,
Anyaman Buluh Jenis-jenis buluh yang sesuai Bakul, bekas pakaian, nyiru, beg dan
lain-lain.
Anyaman Rotan, Rotan yang telah diproses Bakul, bekas pakaian, tempat buaian anak
dan lain-lain.
Anyaman Lidi, Lidi kelapa Lekar, bekas buah, bekas telor.
Anyaman ribu-ribu, Paku pakis ribu-ribu. Tempat tembakau, bekas sirih terbus, bakul,
bekas seba guna dan lain-lain.
Contoh Anyaman
1. Bingga/Tonda
Dalam bahasa Indonesia disebut ‘Bakul’, Adalah anyaman ini terbuat dari batang
bambu yang sudah di potong, dibelah dan di iris sesuai ukurannya kemudian dianyam
sedemikian rupa hingga membentuk sebuah bakul.
2. Tapi
Kalau diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia artinya Nyiru. Alat ini juga terbuat
dari Bambu yang dianyam dan bermanfaat untuk menampi/menyaring beras supaya
bisa dimasak. Kidhe juga sering dijumpai di daerah lainnya seperti pulau Jawa,
Sumatera, Bali dan lain-lain.
3. Toru
Dalam bahasa Indonesia disebut ‘Topi’. Biasanya dibuat dari daun lontar yang sudah
dikeringkan. Masyarakat Sulawesi tengah kerap memanfaatkan topi untuk melindungi
kepala dari terik matahari. Model Topi yang dibuat bersayap lebar adalah contoh yang
dibawahkan bangsa Portugis di tanah Flores.
2) Menenun
Berikut ini adalah beberapa tahapan-tahapan yang harus dilalui dalam pembuatan kain
Tenun :
1. MENGHANI
Menghani adalah tahapan awal pada proses pertenunan, yaitu proses pembuatan helaian-helaian
benang untuk di jadikan lungsi pada alat yang dinamai alat hani. Teknik pengerjaan menghani
sebagai berikut:
o Membuat pola ukuran panjang lungsi pada alat hani, dengan mengikuti pola kemudian
benang diurai menjadi helaian-helaian.
o Membuat benang lungsi sesuai dengan panjang pola ukuran jumlah benang lungsi,
jangan lupa silangan pada benang lungsi
o Setiap 10 benang lungsi atau sesuai keinginan, benang lungsi diikat, untuk memudahkan
penghitungan benang lungsi
o Apabila benang lungsinya panjang, maka harus digulung dulu dengan cara menjalin
menjadi jalinan rantai agar tidak kusut kemudian lepaskan benang lungsi dari alat hani
2. MEMASANG BENANG LUNGSI PADA BUM BENANG LUNGSI
Memasang benang lungsi pada alat tenun adalah memasang helaian-helaian benang yang akan
dijadikan benang lungsi pada Alat Tenun Bukan mesin pada bum benang lungsi. Proses
pengerjaannya sebagai berikut:
o Mengatur benang lungsi pada posisi kemudian membagi benang lungsi menjadi dua
bagian dengan jumlah yang sama masing-masing bagian.
o Kemudian siapkan BUM BENANG LUNGSI, putarlah engkelnya sampai semua tali
terurai, kemudian tariklah ke atas dan letakkan kayu bentangan yang ada pada rangkaian
BUM BENANG LUNGSI dan letakkan pada rangka ATBM
o Masukkan benang lungsi dari bagian tengah ke kanan, kemudian bagian tengah ke kiri,
jangan lupa diselingi tali-tali yang ada pada bentangan kayu, untuk memilah-milah benang
lungsi, sehingga posisi benang lungsi lebih rata
o Jangan lupa, pasang dua buah kayu, untuk membuat silangan benang lungsinya, jangan
sampai terlepas, posisi ini sangat menentukan dalam pencucukan atau memasukkan benang
lungsi pada mata gun dan sisir
o Rapikan benang lungsi, kemudian pisah-pisahkan benang lungsi melewati raddle sesuai
lebar tenunan
o Gulunglah benang lungsi pada BUM benang lungsi, sisakan panjang benang lungsi
sampai batas sisir (sisa benang lungsi dapat diikatkan pada kayu bentang yang ada pada
rangkaian BUM kain)
Pencucukan adalah proses memasukkan benang benang lungsi ke mata gun sesuai dengan corak
tenun, proses pencucukannya sebagai berikut:
o Masukkan benang lungsi ke mata gun, mulailah dari tengah ke kanan atau tengah kekiri
atau sebaliknya
o Masukkan pada mata gun sesuai corak yang dibuat
o Setiap beberapa helai benang lungsi (misal 10 helai saja) ikatlah hasil pencucukan, agar
benang lungsi tidak lepas, sampai seluruh benang lungsi sudah masuk ke mata GUN sesuai
pola pecucukan
o Masukkan benang lungsi satu persatu ke sisir, mulailah dari tengah ke kanan kemudian
tengah kekiri atau sebaliknya
Pencucukan adalah proses memasukkan benang benang lungsi ke sisir sesuai dengan corak tenun,
proses pencucukannya sebagai berikut:
o Masukkan satu persatu benang lungsi ke SISIR, mulailah dari tengah ke kanan atau
tengah kekiri atau sebaliknya
o Setiap beberapa helai benang lungsi (misal 10 helai saja) ikatlah hasil pencucukan, agar
benang lungsi tidak lepas, sampai seluruh benang lungsi sudah masuk ke SISIR sesuai pola
pecucukan.
5. MENGIKAT BENANG LUNGSI PADA BUM KAIN
Mengikat benang lungsi pada bum kain dilakukan setelah benang lungsi dicucuk melalui mata
gun dan sisir. Proses pengikatannya sebagai berikut:
6. PENYETELAN
o Berilah nomor GUN 1,2,3,4 dan INJAKAN juga 1,2,3,4 untuk memudahkan dalan
penenunan
o Cermati hasil pencucukan, apakah sudah benar
o Atur posisi Gun dan injakan, Gun 1 dengan injakan 1, gun 2 dengan injakan 2, gun 3
dengan injakan 3, gun 4 dengan injakan 4
o Aturlah ketegangan ikatan benang lungsi, usahakan sama ketegangannya
o Siap menenun
7. MENENUN
o Awali dengan tenun sebagai bantuan saja, sampai posisi susunan benang lungsi sudah
rata
o Ketika menenun usahan jarak gunung-gunung sama, sehingga hasil lebar tenunan dapat
rata kanan dan kiri
o Sambungan benang usakahan maju dari tepi tenunan kira-kira 2-3 cm
o Memadatkan tenunan dengan sisir juga harus sama, kalau 2 kali ketukan juga sebaiknya
semua 2 kali ketukan, sehingga hasil kerapatan tenunan juga rata
o Tenun sesuai motif dan ukuran produk yang akan dibuat
o Kalau mulut benang lungsi sudah sempit, gulung hasil tenunan
o Tenun sampai mencapai ukuran yang dikehendaki
8. MELEPAS TENUNAN
o Kendorkan tenunan terlebih dahulu
o Potong benang lungsi, kalau bisa, sisakan benang lungsi pada cucukan GUN, dengan
cucukan sisa, masih dapat digunakan lagi
o Lepaskan hasil tenunan, dengan membuka ikatan-ikatan benang lungsi
o Rapikan hasil tenunan, bagian rumbai dapat disimpul.
TEKNIK MENENUN
Dalam teknik pembuatan tenun dibagi menjadi 3 teknik dasar. Teknik tenun sederhana /
polos, tenun kepar, dan teknik tenun satin.
Kain dengan teknik silang polos terdiri dari dua benang lungsi dan benang pakan. Kain
yang di silang polos adalah kain nainsook, organdi, blaco, voile, berkolin, kain mori, kain
muslimah, dan sebagainya. Sifat dari tenun silang polos adalah tidak mudah bertiras,
kuat, tenunan licin, dan benang tidak mudah bersangkut.
Pembuatan Kain dengan teknik silang kepar sederhana memerlukan tiga gun. Teknik
kepar bisanya menggunakan rumus 2/1, yaitu angka dua menunjukan lungsi menyilang
di atas dua pakan, kemudian menyilang di bawah sebuah benang pakan berikutnya
yang ditunjuk oleh angka satu di bawah garis.
Permukaan kain merupakan permukaan lungsi karena lungsi menyilang di atas pakan
lebih banyak daripada menyilang di bawah pakan. Dibandingkan dengan tenun polos,
kalau konstruksinya sama, maka kain kapar kurang kuat sebab kain tenun dengan
teknik kapar mempunyai silangan lebih sedikit sehingga benang-benangnya lebih
longgar. Kain kapar lebih lembut dan supel sebab anyaman kepar adalah sebagai
berikut :
Kepar Pakan
Kepar pakan merupakan kepar yang memiki efek pakan lebih panjang dari efek lungsi.
Kepar Rangkap
Kepar rangkap merupakan kepar yang panjang efek fungsinya sama dengan panjang
efek pakannya. Misalnya kepar 2/2 dan kepar-kepar yang seimbang efek lungsi dan
pakannya.
Kepar Lungsi
Kepar Lungsi merupakan kepar yang efek lungsi lebih panjang efek lungsi lebih panjang
dari pada efek pakannya disebut kepar lungsi. Akibatnya kepar lungsi akan lebih tahan
terhadap gosokan, dan karena itu kepar lungsi lebih awet dari pada kepar pakan.
Kepar 450
Kepar 450 merupakan kepar garis keparnya membentuk sudut 450 derajat terhadap
pakannya. Garis kepar itu terbentuk karena penyilangan lungsi pada lungsi berikutnya
bergeser satu pakan. Akan tetapi besarnya sudut tersebut dipengaruhi pula oleh letak
lungsi dan letak pakan.
Kepar Kanan
Kepar Kanan merupakan kepar yang garis keparnya miring ke kanan dari bawah.
Kepar Kiri
Kepar kiri merupakan kepar yang garis keparnya miring ke kiri dan bawah.
Kepar Runcing
Kepar runcing merupakan kepar yang dibentuk dari kombinasi kepar kanan dan kepar
kiri, yang garis keparnya bertemu pada masing-masing ujungnya.
Efek-efek yang panjang ke arah lungsi maupun kearah pakan menempati sebagian
besar permukaan kain. Efek-efek yang penjang mengakibatkan kain lebih mengkilap
dari pada efek yang pendek-pendek. Lungsi yang diatas pecan 4 dan di bawah pakan 1.
Satin 7 gun berarti lungsi di atas dan di bawah pakan 1, satin 8 gun berarti lungsi di atas
7 dan di bawah pakan 1 dan begitu seterusnya, satin dengan efek yang lebih panjang
akan kurang kekuatannya karena benang-benang tidak kokoh sehingga cenderung
untuk lebih mengendor.
Berdasarkan proses tenunannya, dari jenis tenunan tersebut menghasilkan hasil tenunan yang
berbeda. Seperti :
1. Kain Songket : yang dibuat dengan teknik menambah benang pakan, hiasan dibuat
dengan menyisipkan benang perak, emas atau benang warna di atas benang lungsi,
kadang-kadang dihiasi dengan manik-manik, kerang atau uang logam. Desain pola motif
songket ini timbul pada permukaan kain. Ada yang menghias dan menutup seluruh
permukaan kain, ada yang menghias bagian tertentu dimana motif yang dibentuk
menyebar di berbagai bagian dari kain. Ada kombinasi, ada yang menyebar pada satu
permukaan kain. Benang yang disongket tersebut disisipkan dengan benang tambahan di
atas maupun di bawah benang lungsi dan benang pakan. Istilah kata songket kalau di
Palembang berarti Songko yaitu orang yang pertama menggunakan benang emas itu
untuk hiasan ikat kepala. Ikat kepala itu bernama songko. Kemudian benang emas
dipakai sebagai hiasan pada kain tenun lainnya yaitu kain sarung dan baju kurung.
Istilah songket berasal dari Malaysia . Dalam Bahasa Indonesia sungkit berarti “hook”. Ini
ada hubungannya dengan metode pembuatan songket, untuk hook dan memilih kelompok
benang, dan kemudian slip benang emas di dalamnya. Berarti menyongket yaitu ‘untuk
menyulam dengan emas atau perak’ . Benang Songket merupakan produk mewah tradisional
dipakai selama acara-acara seremonial sebagai sarung , kain bahu atau ikatan kepala. Tanjak
atau hiasan kepala Songket yang dikenakan di pengadilan dari kesultanan Malaysia . Secara
tradisional perempuan muslim dan remaja perempuan menenun songket; “beberapa anak laki-
laki dan laki-laki juga menenun “. Songket sebagai gaun raja juga disebutkan oleh Abdullah
bin Abdul Kadir tulisan 1849. -pola tradisional tekstil Sumatera mewujudkan suatu sistem
lambang diinterpretasi.
Selain itu, kain songket sendiri memiliki jenis yang berbeda juga, seperti : Kain tenun Siak,
Indragiri, Bengkalis, Songket Silungkang, Songket Palembang, Songket Pande sikek, dan
Tenun Tapis Lampung.
2. Kain lurik adalah cara membuat kain tenun dengan hiasan atau lajur garis membujur.
Pada masyarakat Jawa terutama di daerah Probolinggo selendang lurik “Tulak watu”
dipergunakan untuk upacara tujuh bulanan (Jawa: tingkeban/mitoni) serta untuk
meruwat (ngruwat). Upacara tingkeban merupakan selamatan dilakukan oleh seorang
wanita yang pertama kali hamil tujuh bulan, dengan dimandikan oleh seorang dukun.
Dalam upacara wanita hamil tersebut sambil mengatakan: “Kalau laki-laki mudah-
mudahan seperti Kumajaya dan kalau wanita hendaknya seperti Dewi Ratih.” Kain lurik
bermotif tertentu mempunyai kekuatan magis yang dapat menghilangkan roh jahat,
menyembuhkan penyakit, menghindarkan seseorang dari nasib jelek dan sebagainya.
3. Kain jumputan atau kain pelangi merupakan kain dengan teknik hias dengan cara
mengikat kain pada waktu akan dicelup ke dalam celupan warna, kemudian setelah
selesai dibuka pada bagian-bagian yang diikat membentuk lingkaran-lingkaran atau
bunga-bunga. Di daerah Solo dan Jogja kain jumputan dipakai untuk selendang, kemben,
ikat kepala dan ikat pinggang.
3. Merajut
Merajut atau dalam istilah bahasa Inggrisnya disebut knitting merupakan salah satu
metode membuat kain, pakaian, tas rajut atau perlengkapan busana lainnya dengan
menggunakan benang rajut.
Dalam metode merajut hanya menggunakan sehelai benang. Sebaris tusukan yang
telah selesai dipegang di salah satu jarum rajut hingga dimulainya tusukan yang baru.
Merajut bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu bisa mneggunakan tangan dan juga
bisa menggunakan mesin. Dalam merajut, ada berbagaimacam bentuk gaya dan
teknik. Teknik dasarnya ialah tusuk atas dan tusuk bawah.
Tusuk atas ialah mengait benang dari arah depan, sedangkan tusuk bawah ialah
mengait benang dari arah belakang. Hasil dari rajutan ialah mempunyai pola seperti
huruf v yang saling bersambungan.
Perajutan datar yang dilakukan dengan menggunakan dua jarum rajut atau jarum
melingkar. Hasilnya adalah berupa kain yang lurus dan mendatar (persegi panjang).
Sedangkan perajutan melingkar yang dilakukan dengan menggunakan jarum rajut
berujung dua atau jarum melingkar. Hasilnya adalah berupa kain yang memiliki
bentuk silinder, seperti kaos kaki dan lengan baju hangat.
Untuk menghasilkan sebuah karya rajutan yang berbeda-beda, ada banyak sekali jenis
jarum raut dan juga ukuran benang rajut yang bisa dipakai.
Produk garmen yang terbuat dari hasil rajutan ada banyak, diantaranya adalah selimut,
syal, baju hangat, topi, tas, kaos kaki, gaun, tunik dan blus.
Salah satu hasil karya seni dari rajutan ialah Yarn Bombing. Yarn Bombing juga biasa disebut
dengan guerilla knitting, urban knitting, yam storming ataupun graffiti knitting merupakan sebuah
karya graffiti, namun menggunakan benang sebagai bahan utamanya, bukan cat atau tinta pada
umumnya.
Karya yarn bombing biasanya berbentuk rajutan menggunakan benang berwarna-warni yang
membungkus objek-objek di ruang public.
Objek yang digunakan atau dibungkus bisa bermacam-macam, seperti tiang listrik, pohon, box
telepon umum, mobil, tiang lampu dan lain-lain.
Tidak seperti graffiti yang menggunakan tinta atau cat, graffiti rajutan ini mudah dilepas dan
dipasang kembali.
4. Membordir
Bordir adalah kegiatan menyulam benang menggunakan jarum sehingga membentuk
desain dengan beragam motif yang disesuaikan dengan kreatifitas ataupun keperluan
anda, mulai dari merajut logo usaha, nama, tulisan, hingga desain hiasan yang unik
dan lebih kompleks lagi, pada suatu jenis bahan tekstil atau garmen.
Proses bordir bisa dilakukan dengan menggunakan beragam teknik, baik secara
manual maupun digital (menggunakan mesin dan komputer), yang masing-masing
memiliki kegunaannya tersendiri dan disesuaikan dengan kebutuhan
A. Bordir Manual
Salah satu jenis yang umum digunakan di dalam kegiatan bordir adalah
bordir manual, yang mana sesuai namanya, pengerjaannya dilakukan secra
manual alias menggunakan ketrampilan dari tangan anda.
Tentunya jenis bordir ini tidak akan mampu bersaing dengan bordir digital,
terutama dalam mengerjakan pesanan dalam jumlah besar dan dalam waktu
yang singkat, namun banyak yang melihat bordir manual memiliki nilai jual
lebih terutama apabila yang dibutuhkan berkaitan dengan seni dan hasil
kerajinan.
Jenis bordir manual ini juga merupakan salah satu jenis bordir yang lebih
fleksibel dibandingkan menggunakan mesin, karena selama yang
mengerjakannya memiliki keahlian tinggi, kemungkinan untuk dapat
melampaui batasan-batasan yang ada pada mesin bordir akan sangat tinggi.
1. Tusuk Balik
Sering disebut juga dengan istilah tusuk tikam jejak, teknik ini sering
digunakan untuk menjahit kaon, membuat garis, dan juga membuat tangkai
dari bunga.
2. Tusuk Veston
Teknik ini merupakan teknik yang sering digunakan untuk menyulam lubang
kancing, hiasan serta jahitan pada pinggiran pakaian, dan juga untuk
membuat hiasan bentuk bunga.
3. Tusuk Rumani
Teknik tusuk Rumani sering digunakan untuk membentuk daun serta bunga,
dan umumnya digunakan pada bidang yang memanjang.
4. Tusuk Batang
Tusuk batang, atau yang disebut juga sebagai tusuk tangkai, adalah teknik
yang sering digunakan untuk membuat hiasan berbentuk batang, tangkai,
atau ranting pepohonan.
5. Tusuk Rantai
6. Tusuk Bunga
Sesuai namanya, tusuk bunga seringnya digunakan untuk membuat hiasan
berbentuk bunga.
7. Tusuk Daun
Teknik yang satu ini sering digunakan untuk membuat beragam hiasan yang
berbentuk daun atau dedaunan.
8. Tusuk Bullion
9. Tusuk Lurus
Tusuk lurus merupakan teknik yang sering digunakan untuk membuat hiasan
bordir berupa rerumputan atau yang sejenisnya.
Untuk menjahit atau menyambung kain, teknik bordir yang umum digunakan
adalah tusuk jelujur ini, yang juga berguna untuk menjahit lipatan kain.
Selain tusuk rantai, teknik bordir yang juga umum digunakan untuk
membuat garis pembatas pada kain adalah menggunakan tusuk flanel.
Bordir mesin, komputer, atau digital adalah jenis bordir yang tidak lagi
mengandalkan ketrampilan tangan, melainkan menggunakan perangkat
mesin bordir yang terhubung dengan komputer, dan anda di sini bertindak
sebagai operator yang mengeksekusi supaya file desain yang dibuka
menggunakan software bordir di dalam komputer dapat dicetak melalui
mesin bordir.
Di dalam jenis bordir ini, teknik sulam yang bisa digunakan sebenarnya
tergantung dari kapasitas dan kemampuan mesin bordir itu sendiri, namun
biasanya variasinya sedikit dan beberapa yang umum tersedia adalah
sebagai berikut :
1. Tusuk Lurus
Untuk membuat pinggiran atau kerangka pada area yang akan dibordir,
biasanya anda akan mengaplikasikan teknik tusuk lurus terlebih dahulu
supaya batasan area bordir terlihat jelas.
Tusuk lurus ini juga bisa digunakan untuk membuat hiasan atau motif yang
berupa garis lurus ataupun melengkung, ataupun isian bordir sesuai dengan
kebutuhan.
2. Tusuk Zig-Zag
Untuk kebutuhan umum dengan berbagai bentuk, tusuk zig-zag juga cukup
umum digunakan di mana anda bisa membentuk beragam hiasan yang lebih
kompleks seperti bentuk floral, binatang, dan lain sebagainya.
1. Bordir Handuk
Bordir ini umum digunakan untuk membuat hiasan bordir pada handuk, topi,
jaket sekolah, jaket kampus, dan juga saat ini sudah sering ditemukan pada
kebaya, busana muslim baik untuk pria maupun wanita.
2. Bordir Timbul / 3D
Untuk anda yang menginginkan adanya efek timbul atau 3D, maka bordir
inilah yang sering digunakan, dan biasanya diaplikasikan pada beragam jenis
media seperti kaos polo, topi, backpack, dan lain sebagainya.
3. Bordir Rantai
Kegunaan Membordir
untuk membuat topi dengan logo institusi seperti pemerintahan, perusahaan,
organisasi, sekolah, kampus, dan lain sebagainya, atau untuk membuat emblem yang
dijahitkan pada jaket atau baju.
Tidak hanya itu, bordir juga bisa digunakan pada busana tradisional, kebaya, busana
muslim, atau pada produk tekstil lainnya seperti selimut, handuk, keset, kain,
selendang, kerudung, dan lain sebagainya.
5. Menyamblon / cap
Sablon merupakan salah teknik mencetak pada
berbagai media seperti kain (kaos, dll), plastik,
kertas, kaca, sebagainya dengan menggunakan alat
bantu berupa screen sablon . Screen ini kemudian
diberi pola yang berasal dari negatif desain yang dibuat sebelumnya di kertas kalkir.
Setelah diberi fotoresis dan disinari, maka harus disiram air agar pola terlihat lalu
akan terbentuk bagian-bagian yang bisa dilalui tinta dan tidak.
Sablon Manual
Sablon manual masih cukup populer sampai saat ini di industri konveksi. Definisi
yang kami uraikan di atas merupakan definisi sablon manual. Peralatan antara
lain printer laser, screen, dan rakel. Pada teknik savlon manual warna yang diperoleh
tidak selengkap seperti sablon digital, dikarenakan setiap warna membutuhkan
cetakannya sendiri-sendiri. Diantara banyak macam tipe sablon
manual, rubber adalah yang paling banyak disukai karena tingkat elastisitas dan
kerapatan yang tinggi, sehingga dapat menutup permukaan warna kain dengan baik.
Sablon Polyflex
Teknik sablon polyflex adalah sticker yang ditempelkan pada kain. Sablon polyflex
menggunakan bahan sejenis vinyl. Vinyl inilah yang kemudian dipotong-potong
dengan mesin cutter. Proses ini hampir sama dengan proses cutting sticker yang
menempel pada mobil atau sepeda motor.
Potongan vynil ini kemudian ditempelkan pada transfer paper. Setelah tertempel
pada transfer paper, proses selanjutnya adalah menempelkan transfer tersebut pada
kain dan memanasinya dengan heat press. Setelah dipanasi, transfer paper dicabut
secara perlahan. Vinyl yang semula tertempel pada transfer paper kini menempel
erat pada kain.
Teknik sablon ini sering digunakan pada jersey sepak bola karena mudah dilakukan
oleh orang awam sekalipun. Biasanya, distributor jersey akan menjual jersey polos
dan nama atau nomor pemain secara terpisah. Sistem ini juga memungkinkan
pembeli untuk membuat nomer dan nama custom.
Sablon Dye-Sublimation
Teknik sablon ini juga menggunakan transfer paper, transfer paper yang digunakan
dalam teknik sablon ini sebelumnya dicetak dengan printer khusus.
Setelah tercetak, transfer paper tersebut ditempelkan pada kain yang akan disablon
dan dipanasi dengan mesin heat press sama seperti sablon polyflex. Tinta yang
sebelumnya tertempel pada transfer paper akan diserap oleh kain.
Ketahana sablon dengan teknik ini lebih rendah bila dibandingkan dengan teknik lain,
karena itu teknik sabon ini biasanya digunakan untuk kaos murah produksi masal
seperti kaos partai / kaos pemilu.
Printer DTG
Printer DTG atau Printer Direct to Garment adalah mesin sablon kaos teknologi
terbaru yang menggabungkan teknologi Head Printer Tipe Piezo (Basic Printer
EPSON) dan tinta khusus textile.
Metode kerja Printer DTG adalah mencetak sablon gambar atau tulisan apa saja baik
gambar design vektor, gambar full color maupun foto langsung ke media kaos.
Proses sangat mudah seperti print menggunakan printer ink jet.
6. Merenda ( crochet)
Merenda adalah proses membuat kain renda dari benang renda dengan
menggunakan jarum kait. Kain hasil merenda memiliki pola seperti rantai yang
bersambungan.
teknik dasar merenda adalah memasukkan benang ke dalam simpul yang sudah ada
untuk membuat simpul baru.
Perbedaan teknik crochet dengan teknik knitting yaitu, pertama terletak pada proses
pembuatannya yang hanya menggunakan sebuah pengait. Kedua yaitu, dasar-dasar
dari setiap bagian dari teknik crochet adalah rantai. Pekerjaan yang dibuat oleh
rangkaian sengkelit yang dikerjakan melalui satu sama lain untuk membangun sebuah
baris horizontal. Variasi-variasi pada kaitan dasar melibatkan peningkatan jumlah
sengkelit yang dihubungkan bersama pada waktu yang sama. Ketiga yaitu,
teknik crochet berbeda dengan teknik knitting pada sengkelit yang terkunci ke arah
samping.
7. Printing
Digital Printing adalah metode dalam percetakan modern
yang melibatkan teknik digital sebagai media transfer
antara materi ke media percetakan. Secara lebih umumnya pengertian digital printing
dapat disimpulkan sebagai proses cetak gambar yang sudah didesain menuju ke
material atau media fisik.
3. Digital Offset
Mesin digital printing yang satu ini mampu menghasilkan cetakan dengan ukuran A4
hingga A0. Biasanya mesin ini digunakan untuk mencetak buku, cetak kalkir, peta
dan lain sebagainya. Mesin ini dapat bekerja secara cepat untuk menghasilkan cetakan
sesuai dengan desain yang dipesan.
4. Flatbed Printing
Jenis Digital printing ini di khususkan untuk mencetak di media tebal seperti kayu,
kaca, keramik dan kaca akrilik. Dengan menggunakan teknologi tinta UV, mencetak
dengan menggunkan printer Flatbed bisa langsung kering seketika dan gambar bisa
bertahan untuk waktu yang lama.
6. 3D Printing
Mulai dikenalkan di Indonesia pada tahun 2013, 3D printing menjadi sebuah
teknologi baru yang aplikasinya banyak digunakan diberbagai industri. Mesin cetak
ini menggunakan bahan photopolymer dan dapat menghasilkan sebuah objek tiga
dimensi sesuai dengan keinginan. Jenis digital printing ini memang belum banyak
peminatnya dikarenakan kebutuhan pasar yang masih sedikit. Semoga mesin cetak 3D
bisa menjadi mesin primadona kedepannya.
8. Mengait ( crochet)
Crochet menggunakan jarum tunggal yang disebut hook/hakken/hakpen.
Peralatan mengait
1. Hook/hakken/hakpen.
Hakpen memiliki ukuran bermacam-macam. Penggunaannya disesuaikan dengan
ukuran benang. Karena jika hakpen terlalu kecil, hasil rajutannya akan terlalu rapat
dan kaku. Begitu juga sebaliknya, apabila hakpen terlalu besar, maka hasil rajutannya
akan terlihat besar dan berlubang.
2. Benang
Ukuran benang menyesuaikan dengan hakken.
Jenis-jenis benang rajut dan perkiraan harga:
1. Benang Kinlon/minlon
Adalah benang rajut yang cocok digunakan untuk membuat syal karena sifatnya yang
mengembang dan hangat jika mengenai tubuh. Berat rata-rata 45 gr, harganya sekitar
Rp. 12.500,-
3. Benang Katun
Adalah benang yang terbuat dari serat alami (kapas). Benang ini cocok digunakan
untuk pemula yang baru belajar merajut, karena sifatnya dingin, ringan dan memiliki
variasi warna. Bisa digunakan untuk membuat berbagai pernik sulam, seperti tas,
dompet, taplak meja, dan lainnya. Benang katun ada yang memiliki satu warna dan
ada yang gradasi (sembur). Harganya berkisar antara Rp 8.500,- hingga Rp 15.000,-
Berat rata-rata 45 gr.
4. Benang nylon/nilon
Adalah benang yang bersifat kuat, kaku dan mengkilat. Benang nilon ukuran kecil
(no.12) cocok digunakan untuk aksesoris atau pernak-pernik. Harganya sekitar
Rp.7,000,- sampai Rp 11.000,- Biasanya tanpa digulung. Sedangkan yang berukuran
besar (D30) cocok digunakan untuk pembuatan tas, dompet, dan sepatu. Harganya
antara Rp 38.000,- hingga Rp 40.000,- dengan berat -/+ 300 gr.
5. Benang Panda
Harganya sekitar Rp 17.500,- Berat 100 gr. Hakken: no. 3/4, knitting: 3 mm.
8. Benang polyester
Terbuat dari bahan 100% serat polyester. Benangnya ringan, mengkilat, kuat dan
tidak luntur. Benang ini cocok untuk bahan merajut tas, dompet, taplak, bros dan
sebagainya selain produk wearable. Hakken: no 4/5 , berat 100 gr, harganya sekitar
Rp 12.000,-
11. Benang bulky
Dari bahan akrilik, seperti kapas, teksturnya lembut dan agak berbulu. Cocok dibuat
topi, syal, scraf dan tas. Hakken: no.8/9/10, knitting: 6 mm, berat 60-70 gr, harganya
sekitar Rp 11.000,-
12. Benang smock
Benangnya mengkilat, bisa digunakan sebagai tepi jilbab/kerudung dan aksesoris.
Berat 20 gr, harganya sekitar Rp 5.000,-
13. Benang jala
Bisa di gunakan untuk membuat taplak. Hakken: no.0/1 atau ½, harganya sekitar Rp
5.000,-
14. Benang rayon
Benang ini memiliki kesan jatuh dan adem saat dipakai. Bertekstur halus dan lembut.
Sehingga pas digunakan untuk rajutan yang wearable, seperti rompi, baju, cardigan,
syal, scraf, pashmina dan perlengkapan bayi. Berat 100 gr. Hakken: no.2/3, knitting:
2,5 mm, harganya sekitar Rp 17.000,-
15. Benang Athena
Benangnya tidak luntur, lembut dan hangat. Bahannya: 30% woll dan 70% akrilic.
Bisa dibuat topi dan syal. Hakken: no.4, knitting: 3 mm. Berat 100 gr, harganya
sekitar Rp 25.000,-
1. Lilitkan benang pada jari tangan kelingking kiri, lalu tarik benang ke belakang
jari tengah dan telunjuk.
2. Lilitkan benang pada kelingking, lalu tarik ke belakang telunjuk.
3. Lilitkan benang pada telapak tangan kiri, lalu tarik dan lilitkan lagi pada jari
telunjuk. Sisakan benang -/+ 10-15 cm seperti gambar dibawah
Istilah-istilah crochet:
• Lp = Loop = lingkaran benang pada hakpen
• Turn = Balik
• Sp = space = spasi
• St = stitch
• Crochet Marker = penanda tusukan
• MC = main color (digunakan jika pola menggunakan lebih dari 1 warna)
• WS = wrong side = tampak belakang
• RS = right side = tampak depan
• Magic Ring
Cara ke-2:
5. Triple (tr)
Tusuk ini mirip dengan tusuk ganda. Pada tusuk ganda, benang dikaitkan 1 kali di
jarum, sedangkan pada tusuk triple, benang dikaitkan 2 kali.
Cara membuat triple:
a. Buat tusuk rantai sebagai dasar
b. Kaitkan benang 2 kali, tusukkan pada rantai keempat
c. Kaitkan benang 1 kali, lalu keluarkan dari tusukan rantai
d. Kaitkan benang, lalu keluarkan benang melalui 2 lubang di jarum
e. Ulangi langkah d
f. Kaitkan benang, lalu keluarkan benang dari 2 lubang jarum. Jika akan pindah
ke baris kedua, awali dengan membuat tusuk rantai 4 kali.