Anda di halaman 1dari 3

Macam - macam Anyaman Bambu

i). Anyaman Tunggal


Disebut ayaman tunggal yaitu anyaman yang dibuat secara tungal/satu-
satu di anyamnya atau satu tumpang satu. Ayaman tunggal ini bisa di
gunakan untuk membuat kerajinan anyaman:
- Saringan / ayakan
- Tampan/Cetakan pembuata Tahu
- Cerangka dan lain sebagainya
ii). Anyaman bilik atau anyaman dua - dua
Disebut dengan anyaman bilik yaitu anyaman yang di buat secara
disilang secara berurutan dengan melewati/langkah dua-dua. Anyaman ini
bisa di gunakan untuk membuat
- Bilik
- Nyiru/tampan alat napi

iii). Anyaman teratei


Disebut anyaman teratei yaitu sebuah anyaman yang sangat unik dan
indah, berfungsi untuk membuat bilik bangunan/gubuk dengan harapan
hanya sekedar sebuah seni bangunan dengan berbagai pariasi dan corak.

iv). Ayaman Bunga Cengkih


Disebut anyaman Bunga Cengkih yaitu anyaman seperti bunga
cengkih. Nah, jenis anyaman ini bisa kita jumpai di beberapa anyaman
seperti kipas / hihid, tolok/kecempeh, boboko, sangku, dll

Cara Pengambilan bambu


i). Pastikan kita memilih bambu yang muda dan tidak terlalu tua

ii). Tidak semua bambu bisa kita pakai untuk membuat anyaman, karna
jenis bambu sangat banyak dan fungsinya pun berbeda-beda, di sini yang
kita pilih untuk anyaman adalah Bambu Tali.

iii). Cari bambu yang ujung dan rantingnya tidak menyatu dengan bambu
lain, karna untuk memudahkan kita nanti menarik pohonnya.

iv). Bersihkanlah ranting-ranting yang sekiranya menghalangi langkah


kita karna di kebun bambu biasanya di pakai sarang ular.

v). Perhatikan buku bambu harus panjang ukuran dagingnya sekitar 40-
50 cm, hal ini membantu kita mempermudah mengolah bambu dan dalam
menganyamnya nanti.

vi). Sesudah di pastikan bambu pas umur dan panjangnya buat di jadikan
kipas sebelum kita tebang.

vii). Ketika kita menebang harus memperhatikan arah pohonnya dan dari
dagu pohon bambu itulah kita di sarankan memulai pemotongannya, agar
bambu bisa jatuh mengarah kepada arah condongnya. Jangan coba-coba
sampai memotong dari arah pundak/arah atas badan bambu. Karna
memang pundak bambu sepintas enak dan nyaman di potongnya tapi
kalau kita potong pundaknya bambu tersebut akan langsung membelah
dan mengarah wajah kita, peristiwa ini sering terjadi karena akan
kurangnya ke waspadaan kita dan cara penebangan yang salah,
akibatnya wajah kita yang jadi sasaran bambu.

viii). Sesudah pohon bambu jatuh, kita membersihkan rantingnya, sampai


ke ujung yang sekiranya tidak terpakai.

ix). Bagian yang kita ambil untuk membuat anyaman adalah bagian
tengahnya, karna dari bagian itulah yang paling bagus dan cocok untuk
membuat anyaman, tapi kalau kita mengambil bagian pohon bambu yang
puhunya kita pasti kesulitan karna di bagian itu sangat keras dan
biasanya pendek ukuran bukunya.

x). Bambu yang sudah di tebang kita potong perbuku dengan


menggunakan regaji supaya rapih hasilnya, dan usahakan jangan dengan
bukunya kita ambil dagingnya saja.

xi). Setelah di potong kita bersihka hinis/kulit yang bisa melukai kulit kita

xii). Usahakan pengerikan kulit tadi sama rata dan rapih

xiii). Setelah beres perngerikan baru kita memulai pembelahan dan


pengirisan, kita sesuaikan saja dengan besar kecilnya bulatan bambu

xiv). Setelah pengirisan lalu kita keringkan bisa dengan sinar matahari
atau kita bisa dengan cara di ganggang di atas tumpu

xv). Sesudah kira-kira kering rata kita sebit dengan menggunakan pisau
raut/pisau lain asalkan tajam, dan di usahakan pisaunya tipis tapi keras.
Dari sinilah kita di tuntut harus hati-hati karna banyak yang gagal dan
urat bambu biasanya susah di sebit kalau kita belum biasa

xvi). Kita sebit dengan ukuran tipis agar kipasnya lenrut dan mudah
untuk di anyamnya

xvii). Kemudian kita lihat apakah masih perlu pengeringan atau tidak,
caranya kita coba raut/bersihkan bulu-bulu pori-pori daging bambu, kalau
kelihatan sudah kering maka kita teruskan saja raut, tapi kalau bulunya
masih mengembag dan susah di bersihkannya itu berarti masih perlu
pengeringan.

xviii) Dalam proses perauta kita menggunakan tangan. Gunakan kain di


tangan agar tidak terkena irisan/terusuk oleh pori-pori bambu.

Cara menganyam
1. Dekatkan bahan anyaman yang sudah siap di anyam atau
dihaluskan
2. Penganyaman kipas atau hihid ini berbeda dengan menganyam
bilik, tolombong, tampan, atau yang lainnya. Karna caranya di balik
agar kedua sisinya kelihatan rapih dan tidak ada ujung anyamannya
( lihat photo kipas / hihid diatas ).
3. Pertama kali memulai menganyam kita siapkan dua helai irisan
bambu yang sudah dihaluskan / dihua, lebih baik dua - duanya
memakai hinis agar kelihatan hasilnya rapih
4. Untuk sumbu tengah kita perlu yang panjang ukurannya
5. Sumbu yang satunya di zig-zag ukurannya agar nanti pas kita
balikan cukup untuk ukuran di anyamkan
6. Kita membuat sudutnya dengan menyilangka dan melipat secara
sejajar dengan bagian yang kita buat untuk sumbu tengah dengan
cara menambah bahan anyaman.
7. Cara menganyam ini tidak lepas dengan hitungan satu-tiga-satu
sampai seterusnya, dan yang ke sampingnya jangan salah jumlah
anyamannya dua.
8. Lakukan itu dengan berulang-ulang sampai hasilnya menjadi
segitiga, dan sampai kira-kira kita sudah pas untuk membalikan
anyaman itu.
9. Perhatikan pas kita mau membalikan anyaman jangan salah dan
jangan lupa akhir penganyaman kita akhiri dengan kitungan satu,
agar rapih hasilnya, berbeda dengan kita letakan dengan tiga,
hasilnya akan terlihat tidak rapih.
10. Lalu kita saatnya membalikan anyaman kita dengan cara melipat
ujung terakhir yang kita anyamkan, dan menganyanya kembali ke
bagian tengahnya sampai ujung
11. Lakukan selanjutnya dengan cara yang sama, sampai pada akhirnya
akan jadi kipas berbentuk segi empat dan siap untuk diproses
selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai