Anda di halaman 1dari 12

Teknik Pembuatan Kain

Kain Tradisional Indonesia


Kain Sulam Usus

Disusun oleh :
Salsabila Muzakki
21440039 | 2G6

Dosen :
Sajinu A.P., S.Teks.,M.T

Politeknik STTT Bandung


2022
Kain Sulam Usus

Kain tenun tapis, kain tenun berbentuk sarung dari benang kapas yang
disulam dengan benang emas dan perak sangat terkenal di Lampung, tapi tidak
hanya itu, Lampung juga memiliki warisan kriya lain yang menjadi ciri khas mereka,
yaitu kain Sulam Usus. Sulam Usus adalah salah satu dari sulaman/tenunan khas
daerah lampung, warisan nenek moyang. Mengapa disebut sulam usus ? karena
bentuk dari sulamannya seperti usus, maka disebut dan dikenal sebagai sulam usus.

Filosofi, Arti Nama dan Sejarah Kain Sulam Usus


Kain Sulam Usus diwariskan oleh suku Lampung Pepadun yang berkediaman
di Menggala, Tulang Bawang. Sesuai dengan namanya, kain Usus merupakan
kerajinan tusuk sulam di atas kain yang dibentuk melingkar menyerupai usus ayam.
Biasanya, Sulam Usus akan dibuat dengan dasar kain satin, shantung, atau sutra,
sehingga memiliki tekstur yang lembut.
Sulam Usus sudah digunakan oleh masyarakat Lampung sejak abad ke-16
silam. Pada saat itu, Sulam Usus kebanyakan hanya dipakai untuk menjadi
perangkat pakaian adat pengantin perempuan, dan hanya golongan bangsawan lah
yang memakai kain sulam ini untuk pakaian sehari-hari.
Sejatinya, Sulam Usus difungsikan sebagai penutup bagian dada (bebe)
perempuan karena dahulu mereka hanya memakai kain tapis hingga bawah dada.
Kini, Sulam Usus banyak dikreasikan menjadi pakaian dan aksesori modern.

Sekalipun sudah mengalami banyak modifikasi desain, sulam usus tetap


menjadi warisan nenek moyang yang wajib dilestarikan. Selain memiliki keunikan
pada motifnya yang klasik serta bahannya yang halus, pakaian yang dibuat dari
sulam usus pun akan terasa hangat tanpa menjadikan pemakaian merasa
kepanasan.

Proses Pembuatan Sulam Usus


1. Memancarkan Bahan Kain
Tahap pertama yang harus diperhatikan ketika hendak membuat sulam
usus yaitu pilih bahan kain yang benar-benar berkualitas baik. Dalam hal ini
Anda bisa memilih kain satin yang banyak dijual di pasaran atau bisa juga
menggunakan kain lain yang memiliki karakteristik sama.
 Usahakan untuk memilih kain satin polos tanpa motif dengan warna
cerah agar produk pakaian yang dihasilkan nantinya tampak indah dan
mengkilap sebagaimana sifat dari bahan satin tersebut.
 Setelah didapatkan bahan kain satin yang sesuai dengan kebutuhan
selanjutnya potong-potong kecil bahan kain tersebut secara diagonal
atau menyerong hingga menyerupai pita kecil.
 Potongan-potongan panjang pita itulah yang kelak akan dijahit seperti
usus dibalik kemudian dirangkai secara teliti satu persatu.
Karakteristik paling khas yang juga menjadi alasan mengapa kain satin
sangat cocok dipakai untuk membuat sulam usus diantaranya :
 Kain satin umumnya memiliki susunan serat kain yang rapat sehingga
tidak transparan.
 Kain satin memiliki permukaan yang mengkilap dan licin di satu
permukaan.
 Kain satin terlihat mewah dan elegan sehingga terkesan mahal karena
permukaan bahannya yang berkilau serta mengkilap.
 Kain satin sangat mudah ditemukan di pasaran dan harganya pun
cukup terjangkau.
 Pilihan warna untuk kain satin sangat beragam jadi bisa disesuaikan
dengan kebutuhan.

2. Memotong dan Menjahit Bahan Kain


Selesai menyiapkan bahan kain, potongan - potongan panjang kain
satin tadi barulah diproses lebih lanjut dengan cara dijahit hingga membentuk
kain usus. Cara pembuatan kain usus ini kurang lebih hampir sama dengan
cara membuat tali sengkelit hanya saja ukurannya cenderung jauh lebih
panjang.
Tahapan-tahapan yang harus dilakukan ketika menjahit tali panjang
pada proses pembuatan sulam usus sebenarnya sangatlah mudah. Seperti
dibawah ini.
 Siapkan satu lembar bahan kain kemudian bentangkan kain tersebut
di atas bidang yang datar, gunakan cutting mat sebagai alasnya.
 Lipat kain secara diagonal, kemudian potong kain secara menyerong
dari serat kain yang lurus dengan menggunakan bantuan penggaris
dan rotary cutter.
 Sesuaikan ukuran panjang dan lebarnya dengan kebutuhan kemudian
rapikan bagian ujungnya supaya terlihat lebih rata.
 Lipat potongan kain serong menjadi dua bagian dengan posisi bagian
baiknya berada di dalam lipatan. Jika diperlukan sematkan beberapa
buah jarum pentul untuk menahan lipatan kain agar tidak terbuka.
 Jahit sedikit lipatan kain tersebut dengan lebar kira-kira 0,3 atau 0,4
cm dari bagian tepinya (jangan terlalu kecil nanti sulit dibalik).
 Setelah potongan kain serong terjahit secara keseluruhan selanjutnya
tinggal membalik jahitan pita tersebut dengan menggunakan loop
turner.
 Mula-mula masukkan loop turner ke dalam celah bahan tali melalui
salah satu ujung lubang jahitan kain kemudian kaitkan alat tersebut
pada salah satu ujung jahitan lainnya.
 Tari loop turner secara perlahan sehingga bagian ujungnya berada di
luar tali kemudian lepaskan. Jika sudah selanjutnya tarik tali hingga
seluruh bagiannya terbalik secara sempurna dengan rapi kemudian
rapikan.
 Sampai di proses ini pembuatan tali usus sudah selesai dilakukan dan
siap digunakan untuk membuat kreasi sulaman usus.
Selain menggunakan bantuan loop turner dalam pembuatan tali untuk
sulam usus Anda juga dapat membalikannya dengan menggunakan peralatan
jahit seadanya yaitu dengan menggunakan jarum jahit tangan dan benang.
 Mula-mula potong bahan kain secara menyerong sesuai kebutuhan
kemudian lipat menjadi dua bagian sama besar dengan posisi bagian
baiknya di dalam lipatan.
 Jahit sedikit lipatan kain tersebut dengan lebar kira-kira 0,3 atau 0,4
cm dari bagian.
 Untuk mengembalikannya masukkan benang jahit pada lubang jarum
kemudian ikat simpul salah satu ujung benangnya.
 Tusukan jarum pada salah satu ujung jahitan tali yang sudah
disiapkan.
 Selanjutnya masukkan bagian belakang jarum tersebut melewati celah
bahan tali hingga menembus ujung jahitan lainnya yang terbuka.
 Lepaskan jarum jahit yang melekat pada benang kemudian tarik
benang tersebut secara perlahan hingga tali usus berbalik secara
sempurna.
 Sampai di sini proses pembuatan tali usus sudah selesai dilakukan
dan siap digunakan untuk membuat kreasi sulaman usus.

3. Mendesain Motif
Dengan menggunakan bantuan pensil atau alat tulis lainnya dibuat
desain sulaman pada kertas minyak atau kertas yang lebar sesuai kebutuhan.
Sebagai permulaan Anda bisa membuat motif sulaman yang cenderung
simple dan tidak terlalu banyak melekuk supaya proses menyulam mudah
dilakukan.

4. Menduplikasi Desain

Untuk menduplikasi desain atau pola sulam usus siapkan rader dan
juga kertas pola yang dialasi karbon dengan cara ini satu bagian motif pada
baju dengan bagian lain akan berbentuk sama proses loader ini termasuk
memakan waktu lama selain pengerjaan penyulaman kelak.

5. Menyusun Tali Usus


Setelah dirader pola pada kertas kemudian dipasangi tali usus yang
sudah dijahit pada langkah sebelumnya dengan mengikuti pola motif gambar
yang telah dibuat. Untuk mencegah posisi tali usus agar tidak bergeser Anda
bisa menyematkan beberapa buah jarum pentul jika sekiranya memang
diperlukan.
Tahapan menyusun tali usus ini hendak dilakukan dengan cermat dan
teliti. Jangan sampai ada potongan demi potongan tali usus yang malah
terputus atau tampak tidak sama antara bagian satu dengan bagian lain
karena nantinya akan menyulitkan penyatuan pola.

6. Menjelujur Tali Usus

Setelah gambar pola dipasangi tali usus selanjutnya buat jahitan jelujur
untuk memudahkan proses pembuatan sulaman. Tujuan utama dilakukan
tahapan ini yaitu untuk mematenkan potongan satin pada lekuk bentuk motif
agar posisinya tidak bergerak atau berubah ketika disulam.
Tusuk jelujur sendiri merupakan jenis tusuk jahit yang mempunyai arah
horizontal dimana ukuran dan jarak tusuk jahitan yang dibuat pada kain selalu
diatur sama panjang. Teknik dasar menjahit jelujur ini secara umum dapat
dibagi menjadi tiga macam kategori :

 Tusuk jelujur biasa, tusuk ini biasanya dibuat dengan menggunakan


jarak yang tidak sama alias secara sembarangan.
 Tusuk jelujur dengan jarak tertentu, tusuk ini merupakan tusukan yang
dibuat dengan jarak sama atau konsisten.
 Tusuk jelujur renggang, tusuk ini juga biasa disebut dengan tusuk
renggang yaitu tusuk jelujur ini menggunakan satu spasi.

7. Membuat Sulaman
Setelah tali-tali usus dijulujur, barulah usus-usus tersebut disulam
antara satu dengan potongan-potongan yang lain agar menjadi satu
kesatuan. Dalam prosesnya, penyulaman tali usus ini haruslah tetap
mengikuti pola yang telah dibentuk dari langkah-langkah sebelumnya.

8. Memeriksa Sulaman

Setelah semua tali usus tersulam melekat dengan kertas yang


merupakan gambar motif selanjutnya perlu dilakukan proses penyatuan
pembagian dan finishing berupa pengecekan benang pada sulaman secara
teliti. Proses ini haruslah mencermati setiap bagian jangan sampai ada
benang yang kurang atau malah tidak menyatu antara potongan satu dengan
potongan lainnya.

9. Ganti Payet

Jika sulaman yang sudah dibuat dirasa cukup bagus selanjutnya


lepaskan jahitan jelujur yang semula dipakai untuk jahitan bantu pada
pemasangan tali usus. Barulah setelah itu dilakukan pemasangan payet di
beberapa bagian sulaman sesuai dengan desain busana yang telah
ditentukan.

Beberapa jenis payet yang dapat diaplikasikan pada sulam usus


sendiri cukup banyak yakni berupa payet batang, payet batang patah, payet
piring, payet tebu (patahan), payet Lombok dan payet padi.

a. Payet Batang
Peyet batang merupakan jenis payet berukuran panjang yang memiliki bentuk
seperti layaknya tabung atau silinder payet ini biasanya lebih banyak
digunakan untuk gaun atau pakaian adat.

b. Payet Batang Patah


Peyet batang patah biasanya banyak digunakan untuk menghiasi gaun. Payet
ini memang cenderung lebih pendek sehingga disebut dengan payet batang
patah.

c. Payet Piring
Peyek piring dapat dibedakan menjadi payet piring datar dan payet piring
melengkung. Jika payet piring datar itu berbentuk tipis mirip kepingan CD
maka payet piring melengkung bentuknya lebih melengkung atau cekung.

d. Payet Pasir
rakyat pasir merupakan jenis payet yang berukuran paling kecil fungsi utama
dari payet pasir ini yaitu sebagai pengunci payet piring jika sulaman rapat
payet pasir bisa menutupi salah satu bidang penuh pola dan memberikan
kesan mewah.

e. Payet Tebu (patahan)


Pet piring tebu termasuk ke dalam jenis payet yang berukuran lebih pendek
bentuknya agak bulat persegi dan memiliki lubang pada sumbunya sepintas
payet ini terlihat mirip seperti tebu yang sudah dikuliti.

f. Payet Lombok
Peyet Lombok sepintas seperti terlihat layaknya cabai Lombok. Sering
digunakan sebagai variasi dalam membuat ronce atau payet ini memiliki
lubang pada pangkal payetnya

g. Payet Padi
Supaya tadi memiliki tekstur yang sangat kaku dan keras jika dibongkar
dengan jenis payet lainnya. Dengan bentuknya yang unik seperti bulir padi
payet ini sangat cocok bila dikombinasikan dengan payet pasir atau payet.

10. Penyelesaian Akhir


Tahapan paling akhir dari proses pembuatan sulam usus yaitu berupa
pemasangan kancing dan pengecekan busana secara keseluruhan untuk
memastikan bahwa busana yang dibuat sudah layak dan juga layak pakai.
Dengan proses pembuatannya yang cukup rumit karena masih
menggunakan tangan kecuali saat membentuk kain hingga berupa usus,
maka tidak mengherankan bila waktu yang diperlukan untuk menghias
pakaian dengan sulam usus diperlukan waktu yang cukup lama bahkan bisa
mencapai 3 minggu hingga 2 bulan.

Sebanding dengan kerumitan proses pembuatannya wajar saja jika


pembuatan pakaian yang dihiasi dengan sulam usus dijual dengan harga
yang lumayan mahal. Tidak hanya mengandung nilai filosofis sebagai warisan
nenek moyang orang Lampung secara turun temurun tetapi sulam usus juga
memiliki nilai seni yang tinggi.

Sumber :
 https://thetextilemap.design.blog/2021/07/30/mengenal-sulam-usus-kain-
tradisional-warisan-suku-lampung-pepadun/
 https://fitinline.com/article/read/keistimewaan-sulam-usus-khas-lampung-
lengkap-dengan-cara-pembuatannya/
 https://genpi.id/sulam-usus-kerajinan-sulam-khas-lampung/
 https://thetextilemap.design.blog/2021/07/30/mengenal-sulam-usus-kain-tradisional-
warisan-suku-lampung-pepadun/
 https://1001indonesia.net/sulam-usus-kerajinan-sulam-khas-lampung-yang-unik/
 https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailTetap=213

Anda mungkin juga menyukai