Anda di halaman 1dari 14

MANAJEMEN MODAL KERJA

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah

Manajemen Keuangan

Dosen Pengampu :

KHAERUNNISA IBNU HAJAR, S.Ak.,M.E

Disusun Oleh :

DWI SETIA RINI 216602074

KELAS KAP

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ENAM ENAM KENDARI

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan yang
berarti dan sesuai dengan harapan.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Khaerunnisa Ibnu Hajar,
S.Ak.,M.E sebagai dosen pengampu mata kuliah Manajemen Keuangan yang telah
membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
karena keterbatasan saya. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran
untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang membutuhkan.

Kendari 30 Desember 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
2.1 Manajemen Modal Kerja.............................................................................................3
2.2 Tujuan Manajemen Modal Kerja.................................................................................4
2.3 Jenis-jenis Modal Kerja...............................................................................................5
2.4 Komponen-komponen Modal Kerja............................................................................6
2.5 Peranan Modal Kerja terhadap Peningkatan Profitabilitas Perusahaan......................7
BAB III PENUTUP................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan................................................................................................................10
3.2 Saran..........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perusahaan mengalami persaingan bisnis yang semakin ketat di era globalisasi.
Persaingan bisnis tersebut menyebabkan perusahaan harus pintar mengolah modal kerja
perusahaan. Manajemen modal kerja yang dilakukan perusahaan berguna untuk mencapai
dan meningkatkan keuntungan perusahaan serta membantu perusahaan dalam
mengambil keputusan. Keuntungan atau laba merupakan sarana penting untuk
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Makin tinggi laba yang
diperoleh, maka perusahaan akan mampu bertahan hidup, tumbuh dan berkembang serta
tangguh menghadapi persaingan.

Pada dasarnya manajemen modal kerja merupakan bentuk dari pengelolaan terhadap
aktiva lancar dan hutang lancar perusahaan dengan tujuan agar tercapainya keseimbangan
antara laba dan resiko sehingga kelak dapat memberikan kontribusi positif terhadap nilai
perusahaan, yaitu peningkatan laba dan penurunan resiko.Kondisi perusahaan dipengaruhi
oleh manajemenmodal kerja dalam meningkatkan dan mengendalikan likuiditasnya.Dimana
suatu perusahaan harus menyediakan modal kerjanya secara cukup agar dapat menjalankan
kegiatan operasi perusahaan. Selain itu, kenaikan taupun penurunan dalam likuiditas dapat
dilihat dari modal kerja perusahaan.

Profitabilitas perusahaan menjadi salah satu prioritas bagi para pemilik perusahaan,
manajemen perusahaan, investor atau calon kreditor. Terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi profitabilitas salah satunya adalah modal kerja. Modal kerja adalah investasi
perusahaan pada aktiva jangka pendek, seperti kas, sekuritas yang mudah dipasarkan, piutang
usaha dan persediaan (Brigham and Houston, 2002). Ketersediaan modal kerja yang memadai
saja ternyata belum dapat menjamin perusahaan untuk memperoleh laba yang maksimal,
tetapi juga harus di dukung oleh manajemen modal kerja yang baik. Dalam makalah ini,
penulis akan mengkaji lebih dalam mengenai manajemen modal kerja dan peranannya dalam
peningkatan profitabilitas dalam suatu perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan manajemen modal kerja?

1
2. Apa sajakah jenis-jenis modal kerja yang umumnya diperlukan dalam menjalankan suatu
perusahaan?
3. Bagaimana peranan modal kerja dalam peningkatan profitabilitas suatu perusahaan?

1.3 Tujuan
Tujuan yang diharapkan dengan disusunnya makalah ini sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui definisi tentang manajemen modal kerja.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis modal kerja yang umumnya diperlukan dalam menjalankan
suatu perusahaan.
3. Untuk mengetahui peranan modal kerja dalam peningkatan profitabilitas suatu
perusahaan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Manajemen Modal Kerja


Setiap perusahaan yang melakukan kegiatannya selalu membutuhkan dana. Kebutuhan
dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi maupun untuk memenuhi
kebutuhan operasional sehari-hari, seperti pembelian bahan baku, pembayaran upah buruh,
membayar hutang, dan pembayaran lainnya disebut modal kerja. Menurut Fachmi (2007:123)
modal kerja adalah ukuran cadangan yang dimiliki perusahaan jika harus memenuhi
kewajibannya dalam satu siklus operasi perusahaan. Modal kerja mampu membiayai
pengeluaran atau operasi perusahaan sehari-hari. Dengan modal kerja yang cukup akan
membuat perusahaan beroperasi secara ekonomis dan efisien serta tidak mengalami kesulitan
keuangan.

Manfaat modal kerja menurut Munawir (2004) adalah:


a) Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai dari aktiva
lancar.
b) Memungkinkan untuk dapat membayar semua kewajibankewajiban tepat pada waktunya.
c) Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk melayani
para konsumen.
d) Memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang lebih
menguntungkan kepada para langgananya.
e) Memungkinkan bagi perusaahan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak
ada kesulitan untuk memperoleh barang ataupun jasa yang dibutuhkan.

Agar modal kerja dapat menghasilkan keluaran yang positif terhadap perusahaan, maka
perlu untuk mengelola modal kerja tersebut dalam bingkai manajemen modal kerja sebagai
salah satu pembahasan yang dibahas dalam lingkup manajemen keuangan. Maka dari itu,
penjelasan mengenai manajemen modal kerja diperlukan sehingga tidak terjadi kesalahan
pengelolaan modal kerja yang dapat menimbulkan dampak negatif terhadap perusahaan.

Menurut Weston dan Copeland (2001), manajemen modal kerja adalah semua aspek
pengelolaan aktiva lancar dan hutang lancar. Menurut Horne dan Wachowicz (2013),
manajemen modal kerja adalah administrasi aktiva lancar perusahaan dan pendanaan yang
dibutuhkan untuk mendukung aktiva lancar. Pengertian aktiva lancar menurut
Munawir (2004: 14) adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan
3
untuk dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumer dalam periode
berikutnya.

2.2 Tujuan Manajemen Modal Kerja


Manajemen modal kerja yang efektif sangat penting untuk kelangsungan perusahaan
dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh karena itu, setiap perusahaan pasti
berusaha memenuhi kebutuhan modal kerja, agar dapat meningkatkan likuiditasnya. Dengan
terpenuhi modal kerja, maka perusahaan dapat memaksimalkan labanya. Perusahaan yang
kekurangan modal kerja dapat membahayakan kelangsungan hidup perusahaan, karena tidak
dapat memenuhi likuiditas dan target laba yang diinginkan.

Tujuan manajemen modal kerja bagi perusahaan adalah sebagai berikut:


a) Modal kerja digunakan untuk mmenuhi kebutuhan likuiditas perusahaan, artinya
likuiditas suatu perusahaan sangat tergantung pada manajemen modal kerja.
b) Dengan modal kerja yang cukup perusahaan memiliki kemampuan untuk memenuhi
kewajiban pada waktunya.
c) Memungkinkan perusahaan untuk memperoleh tambahan dana dari para kreditor, apabila
rasio keuangannya memenuhi syarat seperti likuiditas yang terjamin.
d) Memungkinkan perusahaan untuk memiliki sediaan yang cukup dalam rangka memenuhi
kebutuhan pelanggannya.
e) Memungkinkan perusahaan memberikan syarat kredit yang menarik minat pelanggan,
dengan kemampuan yang dimilikinya.
f) Guna memaksimalkan penggunaan aktiva lancar guna meningkatkan
penjualan dan laba.
g) Perusahaan mampu melindungi diri apabila terjadi krisis modal kerja
akibat turunnya nilai aktiva lancar.
Tujuan diatas akan dapat tercapai apabila modal keja perusahaan dapat
dikelola secara benar sesuai dengan konsep manajemen modal kerja dan ini
merupakan tanggung jawab utama dari seorang manajer keuangan untuk mampu
mengelolanya.
Selain itu, terdapat sasaran yang akan dapat dicapai dari manajemen modal kerja, yakni:
a) Dapat meminimalkan sekecil mungkin dalam jangka panjang biaya dari modal yang
dgunakan untuk membiayai setiap aktiva lancar.

4
b) Dapat memaksimalkan nilai dari perusahaan dengan dapat mengella aktiva lancar
sehingga tingkatan dari pengembalian investasi margin adalah lebih besar atau sama dari
biaya modal yang dikeluarkan untuk pembiayaan aktiva lancar.
c) Dapat mengawasi pada arus dana yang ada pada aktiva lancar dan dari ketersediaan dana
yang dari sumber hutang sehingga dapat perusahaan tersebut dapat menjalankan
kewajibannya dalam masalah keuangan ketika jatuh tempo.

Sasaran diatas menjeleskan bahwasannya modal kerja pada suatu perusahaan harus
memenuhi jumlah yang cukup, dalam arti luas harus dapat membiayai pengeluaran setiap
harinya atau operasional perusahaan sehari-harinya. Jika ketersediaan modal cukup maka
akan sangat menguntungkan bagi suatu perusahaan agar dapat beroperasi secara efisien dan
secara ekonomis dan bagi perusahaan, mereka tidak akan mengalami kesulitan yang berarti
pada keuangannya

2.3 Jenis-jenis Modal Kerja


Modal kerja dalam suatu perusahaan dapat digolongkan berdasarkan kebutuhan akan
modal kerja itu sendiri. Modal kerja digolongkan menjadi dua jenis sebagai berikut.
a) Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital).
Modal kerja yang harus selalu ada pada perusahaan agar dapat berfungsi dengan baik
dalam satu periode akuntansi. Modal kerja permanen terbagi menjadi dua, yaitu pertama
modal kerja primer (primary working capital) adalah sejumlah modal kerja minimum yang
harus ada pada perusahaan untuk menjamin kelangsungan kegiatan usahanya. Kedua, modal
kerja normal (normal working capital) yaitu sejumlah modal kerja yang dipergunakan untuk
dapat menyelenggarakan kegiatan produksi pada kapasitas normal. Kapasitas normal
mempunyai pengertian yang fleksibel menurut kondisi perusahaannya.
b) Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital)
Modal kerja yang dibutuhkan saat-saat tertentu dengan jumlah yang berubah-ubah sesuai
dengan perubahan keadaan dalam satu periode. Modal kerja variabel dapat dibedakan
menjadi tiga macam, pertama modal kerja musiman (seasonal working capital) yaitu
sejumlah modal kerja yang besarnya berubahubah disebabkan oleh perubahan musim; kedua
modal kerja siklis (cyclis working capital) yaitu sejumlah modal kerja yang besarnya
berubah-ubah disebabkan oleh perubahan permintaan produk; dan ketiga modal kerja darurat
(emergency working capital) yaitu modal kerja yang besarnya berubah-ubah yang
penyebabnya tidak diketahui sebelumnya (misalnya kebakaran, banjir, gempa bumi, buruh
mogok dan sebagainya).

5
2.4 Komponen-komponen Modal Kerja
Modal kerja seringkali diartikan sebagai selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar.
Hal ini berarti dengan mengetahui apa saja yang terdapat pada aktiva lancar dan kewajiban
lancar akan dapat diketahui komponen apa saja yang berada di dalam modal kerja.
Komponen modal kerja mencakup aktiva lancar dan utang lancar, yang akan dijelaskan lebih
lanjut sebagai berikut.
a) Aktiva Lancar
Menurut ahli, Aktiva lancar adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan
untuk dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumer dalam periode
berikutnya (paling lama satu tahun atau dalam perputaran kegiatan perusahaan yang normal.
Yang termasuk aktiva lancar antara lain :
1) Kas (Cash). Uang tunai dan alat pembayaran lainnya yang digunakan untuk membiayai
operasi perusahaan.
2) Investasi Jangka Pendek (Temporary Investment). Obligasi pemerintah, obligasi
perusahaan indusri, dan surat-surat utang sejenis, dan saham perusahaan lain yang dibeli
untuk dijual kembali dikenal sebagai investasi jangka pendek.
3) Wesel Tagih (Notes Receivable). Tagihan perusahaan kepada pihak lain yang dinyatakan
dalam suatu promes
4) Piutang Dagang (Accounts Receivable). Piutang dagang meliputi keseluruhan tagihan
atas langganan perseorangan yang timbul karena penjualan barang dagangan atau jasa
secara kredit.
5) Penghasilan Yang Akan Masih Diterima (Account Receivable). Penghasilan yang sudah
menjadi hak perusahaan karena telah memberikan jasa-jasanya kepada pihak lain, tetapi
pembayarannya belum diterima sehingga merupakan tagihan.
6) Persediaan Barang (Inventories). Barang dagangan yang dibeli untuk dijual kembali, yang
masih ada di tangan pada saat penyusunan neraca
7) Biaya Yang dibayar dimuka ( Prepaid Expense). Pengeluaran untuk memperoleh jasa dari
pihak lain, tetapi pengeluaran tersebut belum menjadi biaya atau jasa dari pihak lain yang
belum dinikmati oleh perusahaan pada periode yang sedang berjalan.
b) Hutang Lancar
Hutang lancar atau hutang jangka pendek adalah kewajiban keuangan perusahaan yang
pelunasannya atau pembayaran akan dilakukan dalam jangka pendek (satu tahun sejak
tanggal neraca) dengan menggunakan aktiva lancer yang dimiliki oleh perusahaan. Hutang
lancar merupakan kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang harus dipenuhi dalam jangka
6
waktu kurang dari satu tahun, atau utang yang jatuh temponya masuk siklus akuntansi yang
sedang berjalan.
Yang termasuk hutang lancar antara lain :
1) Hutang Dagang (Account Payable) Hutang Dagang Adalah semua pinjaman yang timbul
karena pembelian barang-barang dagangan atau jasa secara kredit.
2) Penghasilan Yang Ditangguhkan (Differed Revenue) Penghasilan yang diterima terlebih
dahulu merupakan penghasilan yang sebenarnya yang belum menjadi hak perusahaan.
3) Hutang Dividen (Divident Payable) Hutang dividen merupakan bagian laba perusahaan
yang diberikan sebagai deviden kapada pemegang saham, tetapi belum dibayarkan ketika
neraca disusun.

2.5 Peranan Modal Kerja terhadap Peningkatan Profitabilitas Perusahaan


Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan adalah memperoleh laba atau
keuntungan yang maksimal. Untuk mengukur tingkat keuntungan suatu perusahaan
digunakan rasio keuntungan atau rasio profitabilitas. Pengertian profitabilitas menurut
Riyanto (2011) menggambarkan tentang kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui
semua kemampuan dan sumber yang ada seperti penjualan, kas, modal, jumlah karyawan,
jumlah cabang dan sebagainya.

Untuk itu ada beberapa indikator rasio profitabilitas yang dapat digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba, antara lain:
a) Return On Assets (ROA). Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu. Perhitungan rasio ROA sangat
bermanfaat untuk mengevaluasi kinerja perusahaan mengenai keuntungan yang
dihasilkan terhadap aset yang dimiliki. Semakin tinggi laba bersih yang dihasilkan
terhadap aset, semakin meningkat pula skor dari ROA. Semakin tinggi skornya, semakin
bagus kinerja perusahaan.
b) Return Of Equity (ROE). Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba
berdasarkan modal tertentu. Rasio ini juga merupakan suatu alat yang digunakan untuk
menghitung kemampuan perusahaan untuk mengolah dana yang diberikan para investor.
Semakin tinggi laba yang dihasilkan, nantinya skor ROE akan semakin tinggi. Begitu
pula sebaliknya. Semakin tinggi skor ROE-nya nanti perusahaan tersebut akan semakin
dipercaya oleh para pemegang saham (memiliki rentabilitas usaha / modal yang bagus).
c) Net Profit Margin (NPM). Rasio ini diinterprestasikan juga sebagai kemampuan
perusahaan menekan biaya-biaya (ukuran efisiensi) di perusahaan pada periode tertentu.

7
Rasio ini juga dapat digunakan untuk mengevaluasi efisiensi perusahaan dalam
melakukan pengendalian beban yang berkaitan dengan penjualan. Perusahaan juga
nantinya harus melakukan evaluasi terhadap kinerjanya serta pengeluaran yang dilakukan
agar nilai NPM terus meningkat.

Indikator adanya manajemen modal kerja yang baik adalah adanya efisiensi
modal kerja. Efisiensi Modal Kerja (Handoko, 2002) adalah ketepatan cara (usaha dan kerja)
dalam menjalankan sesuatu yang tidak membuang waktu, tenaga, biaya dan kegunaan
berkaitan penggunaan modal kerja yaitu mengupayakan agar modal kerja yang tersedia tidak
kelebihan dan tidak juga kekurangan. Terdapat indikator yang digunakan dalam menilai
efisien tidaknya modal kerja suatu perusahaan dapat dilihat dari perputaran modal kerja,
perputaran kas, dan perputaran piutang.

Perputaran modal kerja (Working Capital Turnover) adalah kemampuan modal kerja
berputar dalam suatu periode siklus kas dari perusahaan. Perputaran modal kerja mengukur
efektifitas penggunaan aktiva lancar untuk menghasilkan penjualan. Perputaran modal kerja
merupakan berapa kali dalam satu periode modal kerja dapat kembali ke dalam bentuk
semula, yaitu sebagai kas. Tingkat profitabilitas yang rendah bila dihubungkan dengan modal
kerja dapat menunjukkan kemungkinan rendahnya pendapatan dibanding dengan beban yang
dikeluarkan, sehingga untuk menghindari itu, diharapkan adanya pengelolaan modal kerja
yang tepat di dalam perusahaan. Perusahaan yang dikatakan memiliki tingkat profitabilitas
tinggi berarti tinggi pula efisiensi penggunaan modal kerja yang digunakan perusahaan
tersebut.

Perputaran kas merupakan perbandingan antara penjualan dengan jumlah kas ratarata.
Perputaran kas menunjukkan kemampuan kas dalam menghasilkan pendapatan sehingga
dapat dilihat berapa kali uang kas berputar dalam satu periode tertentu. Dengan menghitung
tingkat perputaran kas akan diketahui sampai berapa jauh tingkat efisiensi yang dapat dicapai
perusahaan dalam upaya mendayagunakan persediaan kas yang ada untuk mewujudkan
tujuan perusahaan. Perputaran kas mengukur kemampuan kas dalam menghasilkan
pendapatan sehingga dapat dilihat berapa kali uang kas berputar dalam satu periode tertentu.
Perputaran kas juga mengukur tingkat efisiensi penggunaan kas melalui tingkat penjualan
yang dilakukan perusahaan. Semakin tinggi perputaran kas akan semakin baik karena ini
berarti semakin tinggi efisiensi penggunaan kasnya dan keuntungan yang diperoleh akan
semakin besar.

8
Perputaran piutang usaha yaitu peredaran dana yang menunjukkan berapa kali tiap
tahunnya dana yang tertanam dalam piutang usaha berputar dari bentuk piutang menjadi kas.
Tingkat perputaran piutang yang tinggi berarti pengambilan dana yang tertanam dalam
piutang berlangsung secara cepat sehingga risiko kerugian piutang usaha dapat diminimalisir.
Tinggi rendahnya perputaran piutang akan mempengaruhi besar kecilnya
modal yang diinvestasikan kedalam piutang. Semakin tinggi perputaran piutang, akan
semakin pendek pula waktu terikat modal terhadap piutang, oleh karena itu untuk
mempertahankan penjualan kredit tertentu, dengan naiknya perputaran akan dibutuhkan
modal yang lebih kecil untuk diinvestasikan dalam piutang. Tingkat perputaran piutang dapat
diketahui dari jumlah penjualan kredit selama periode tertentu dibagi dengan jumlah piutang

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kegiatan operasional perusahaan sangat berkaitan erat dengan pengelolaan modal kerja.
Modal kerja perlu dikelola dengan baik agar aktivitas operasional perusahaan berjalan dengan
efektif dan efisien melalui indikator-indikator dan rasio-rasio keuangan yang berkaitan
dengan modal kerja. Pengelolaan modal kerja berhubungan langsung dengan kemampuan
perusahaan dalam membayar hutang jangka pendeknya. Disini modal kerja akan diukur
dengan menggunakan perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan. Dengan
melakukan manajemen modal kerja, perusahaan akan dapat mencapai dan meningkatkan
keuntungan dan profitabilitas perusahaan serta membantu perusahaan dalam mengambil
keputusan. Dengan demikian, kelangsungan hidup perusahaan akan tetap terjaga.

3.2 Saran
Penulis sangat mengharapkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini, namun pada
kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan
masih terbatasnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca sangat diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk ke depannya. Sehingga
bisa terus menghasilkan makalah yang bermanfaat bagi banyak orang.

10
DAFTAR PUSTAKA

Basyaib, F. (2007). Manajemen risiko (Cet. 1.). Jakarta : Grasindo, 2007.

Brigham, E. F; Houston, J.F. 2002. Manajemen Keuangan. Jakarta: Erlangga.

Horne, Van dan Wachowicz. 2013. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan. Edisi Indonesia.
Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Munawir. 2004. Analisa Laporan Keuangan. Jakarta: Penerbit Liberty.

Weston, J. Fred dan Copeland, Thomas E. 2001. Manajemen Keuangan Jilid I. Edisi ke-9.
Jakarta: Binarupa Aksara

Anda mungkin juga menyukai