Disusun Oleh:
Kelompok 4
Kelas 3C
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2021
DAFTAR ISI
Halaman
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah kami
dengan judul “Manajemen Modal Kerja ”.
Maksud dan tujuan penulisan ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Keuangan. Pada kesempatan ini, kami juga ingin mengucapkan banyak terima
kasih kepada Ibu Rina Maria Hendriyani selaku dosen mata kuliah Manajemen Keuangan
serta semua pihak yang telah membantu kami untuk menyelesaikan makalah ini.
Demikianlah yang hanya dapat kami sampaikan mohon maaf bila ada kesalahan dan
kekurangan dalam penulisan dan penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan sangat kami harapkan dalam upaya evaluasi diri.
Akhirnya kami hanya bisa berharap, bahwa dibalik ketidak sempurnaan penulisan dan
penyusunan makalah ini adalah ditemukan sesuatu yang dapat memberikan manfaat atau
bahkan hikmah bagi penulis, pembaca, dan bagi seluruh mahasiswa/i UNSIKA. Amin ya
Rabbal ‘alamin.
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perusahaan merupakan lembaga ekonomi yang bertujuan menghasilkan
barang dan jasa. Setiap perusahaan yang menjalankan usaha selalu membutuhkan
modal kerja. Modal kerja itu antara lain digunakan untuk pembelian bahan baku,
aktiva tetap, pembayaran gaji karyawan dan pembayaran biaya-biaya lainnya.
Manajemen modal kerja yang efektif dan efisien menjadi sangat penting untuk
pertumbuhan dan kelangsungan perusahaan dalam jangka panjang. Apabila
perusahaan kekurangan modal kerja maka besar kemungkinannya perusahaan
tersebut akan kehilangan pendapatan dan keuntungan. Perusahaan yang tidak
memiliki modal kerja yang cukup tetapi tidak dapat membayar kewajiban jangka
pendek pada waktunya maka akan menghadapi masalah likuiditas.
Modal kerja adalah aktiva lancar dikurangi utang lancar atau modal kerja bisa
dianggap sebagai dana yang tersedia untuk diinvestasikan dalam aktiva lancar (Harahap,
2011:288). Menurut Brigham dan Houston (2010:131) modal kerja adalah suatu investasi
perusahaan didalam aktiva jangka pendek seperti kas, sekuritas (surat-surat berharga),
piutang dagang dan persediaan.
Manajemen modal kerja adalah kegiatan yang mencakup semua fungsi manajemen
atas aktiva lancar dan kewajiban jangka pendek perusahaan. Manajemen modal kerja
(Working Capital Management) menurut Harjito dan Martono merupakan manajemen dan
elemen-elemen aktiva lancar dan elemen-elemen hutang lancar. Bahwasannya pengertian.
Modal Kerja adalah Sebuah strategi dalam akuntansi yang fokusnya pada pemeliharaan
keseimbangan current asset dan liabilities pada perusahaan.
1. Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai dari aktiva
lancar.
2. Memungkinkan untuk dapat membayar semua kewajiban-kewajiban tepat pada
waktunya.
3. Menjamin dimilikinya kredit standing perusahaan semakin besar dan memungkinkan
bagi perusahaan untuk dapat menghadapi bahaya-bahaya atau kesulitan keuangan
yang mungkin terjadi.
2
4. Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk melayani
para konsumennya.
5. Memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang lebih
menguntungkan kepada para langganannya.
6. Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien karena
tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang ataupun jasa yang dibutuhkan.
Menurut ahli A.W Taylor mengatakan ada dua jenis modal kerja yang dikelompokkan
yakni:
3
Modal kerja siklus
Modal kerja siklus merupakan suatu modal kerja yang tingkat fluktuasi
konjungfurnya dipengaruhi oleh jumlah kebutuhan.
Modal kerja musiman
Modal kerja musiman merupakan jumlah dana yang dibutuhkan oleh
perusahaan untuk pencegahan atau antisipasi jika ada fluktuasi di setiap kegiatan
perusahaan.
Modal kerja darurat
Dalam modal kerja ini jumlah di setiap kebutuhannya akan dipengaruhi oleh
setiap keadaan keadaan yang terjadi pada luar kemampuan di perusahaan. Sebuah
usaha akan dikatakan sehat jika posisi pada modal kerjanya stabil, yang berarti
harus ada dua jenis mdal kerja yang disebutkan tadi tersedia di setiap perusahaan.
Pada setiap harinya kebutuhan pada modal kerja dalam satu periode belum tentu akan sama.
Penyebab dari ketidaksamaan ini adalah berubah ubahnya setiap proyeksi pada volume
produksi yang akan di hasilkan di perusahaan tersebut. Pada perubahan itu bisa jadi
disebabkan karena adanya permintaan yang berbeda atau tidak sama dari waktu satu ke yang
lain, maka dari itu setiap kebutuhan modal kerja juga akan mengalami perubahan.
Sumber-sumber modal kerja bagi perusahaan menurut Munawir adalah sebagai berikut :
4
3. Penjualan Aktiva Tidak Lancar
Sumber lain yang dapat menambah modal kerja adalah hasil penjualan aktiva
tetap, investasi jangka panjang dan aktiva tidak lancar lainnya yang tidak diperlukan
lagi oleh perusahaan. Perubahan dari aktiva ini menjadi kas atau piutang akan
menyebabkan bertambahnya modal kerja sebesar hasil penjualan tersebut.
4. Penjualan Saham atau Obligasi
Untuk menambah dana atau modal kerja yang dibutuhkan, perusahaan dapat
pula mengadakan emisi saham baru atau meminta kepada para pemilik perusahaan
untuk menambah modalnya, disamping itu perusahaan dapat juga mengeluarkan
obligasi atau bentuk hutang jangka panjang lainnya guna memenuhi modal kerja.
Pada umumnya sumber modal kerja suatu perusahaan menurut Kasmir berasal dari :
1. Hasil operasi perusahaan adalah pendapatan atau laba yang diperoleh pada periode
tertentu.
2. Keuntungan penjualan surat-surat berharga adalah selisih antara harga beli dengan
harga jual surat berharga tersebut.
3. Penjualan saham adalah perusahaan melepas sejumlah saham yang dimiliki untuk
dijual kepada berbagai pihak.
4. Penjualan aktiva tetap adalah yang dijual yaitu aktiva tetap yang kurang produktif
atau masih menganggur.
5. Penjualan obligasi adalah perusahaan mengeluarkan sejumlah obligasi untuk dijual
kepada pihak lainnya.
6. Memperoleh pinjaman adalah pinjaman dari pihak kreditor (bank atau lembaga lain).
7. Dana hibah, dan
8. Sumber lainnya.
Komponen modal kerja mencakup aktiva lancar dan utang lancar, yaitu:
1. Aktiva Lancar
Menurut ahli, aktiva lancar adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan
untuk dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumer dalam
5
periode berikutnya (paling lama satu tahun atau dalam perputaran kegiatan perusahaan
yang normal). Yang termasuk aktiva lancar adalah:
a) Kas (Cash). Uang tunai dan alat pembayaran lainnya yang digunakan untuk
membiayai operasi perusahaan.
b) Investasi Jangka Pendek (Temporary Investment). Obligasi pemerintah, obligasi
perusahaan indusri, dan surat-surat utang sejenis, dan saham perusahaan lain yang
dibeli untuk dijual kembali dikenal sebagai investasi jangka pendek.
c) Wesel Tagih (Notes Receivable). Tagihan perusahaan kepada pihak lain yang
dinyatakan dalam suatu promes atau surat sanggup bayar.
d) Piutang Dagang (Accounts Receivable). Piutang dagang meliputi keseluruhan
tagihan atas langganan perseorangan yang timbul karena penjualan barang dagangan
atau jasa secara kredit.
e) Penghasilan Yang Akan Masih Diterima (Account Receivable). Penghasilan yang
sudah menjadi hak perusahaan karena telah memberikan jasa-jasanya kepada pihak
lain, tetapi pembayarannya belum diterima sehingga merupakan tagihan.
f) Persediaan Barang (Inventories). Barang dagangan yang dibeli untuk dijual
kembali, yang masih ada di tangan pada saat penyusunan neraca
g) Biaya Yang dibayar dimuka ( Prepaid Expense). Pengeluaran untuk memperoleh
jasa dari pihak lain, tetapi pengeluaran tersebut belum menjadi biaya atau jasa dari
pihak lain yang belum dinikmati oleh perusahaan pada periode yang sedang berjalan.
2. Hutang Lancar
Menurut ahli Munawir Hutang lancar atau hutang jangka pendek adalah kewajiban
keuangan perusahaan yang pelunasannya atau pembayaran akan dilakukan dalam
jangka pendek (satu tahun sejak tanggal neraca) dengan menggunakan aktiva lancar
yang dimiliki oleh perusahaan. Hutang lancar merupakan kewajiban perusahaan
kepada pihak lain yang harus dipenuhi dalam jangka waktu kurang dari satu tahun,
atau utang yang jatuh temponya masuk siklus akuntansi yang sedang berjalan. Dan
yang termasuk hutang lancar adalah:
a) Hutang Dagang (Account Payable). Hutang dagang adalah semua pinjaman yang
timbul karena pembelian barang-barang dagangan atau jasa secara kredit.
6
b) Penghasilan Yang Ditangguhkan (Differed Revenue). Penghasilan yang diterima
terlebih dahulu merupakan penghasilan yang sebenarnya yang belum menjadi hak
perusahaan.
Modal kerja digunakan untuk membiayai kegiatan jangka pendek seperti pembelian
bahan baku, operasi atau produksi, dan membayar upah pegawai dan biaya operasional
lainnya. Modal kerja dapat dikelompokkan menjadi tiga konsep yaitu konsep kuantitatif,
konsep kualitatif, dan konsep fungsional.
Konsep kuantitatif
Konsep kuantitatif menjelaskan bahwa modal kerja adalah seluruh aktiva lancar yang
dapat memenuhi seluruh kebutuhan dana untuk membiayai operasi perusahaan jangka
pendek titik konsep ini biasa disebut sebagai modal kerja kotor atau gross working
capital.
Kelemahan konsep ini adalah tidak memperlihatkan tingkat likuiditas perusahaan dan
tidak mementingkan kualitas modal kerjanya. Modal kerja tidak diketahui apakah
dibiayai oleh utang jangka pendek atau jangka panjang atau dari pemilik modal. Ini
artinya aktiva lancar yang besar tidak menjamin kelangsungan operasi perusahaan.
Konsep kualitatif
Konsep fungsional
Konsep fungsional lebih menekankan kepada fungsi dana yang dimiliki perusahaan
7
dalam memperoleh laba. Ini artinya sebagian dana yang dimiliki dan digunakan
perusahaan hanya untuk meningkatkan laba perusahaan. Semakin banyak dana yang
digunakan sebagai modal kerja diharapkan dapat meningkatkan perolehan laba.
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya modal kerja yaitu sebagai berikut :
1) Skala perusahaan akan mempengaruhi besar kecilnya modal kerja, semakin besar
skala perusahaan maka semakin besar pula modal kerja yang dibutuhkan.
2) Aktivitas perusahaan.
3) Aktivitas perusahaan seperti produksi contohnya, akan mempengaruhi besar
kecilnya modal kerja. Dimana semakin banyak perusahaan memproduksi maka
semakin banyak pula modal yang dibutuhkan.
4) Volume penjualan.
5) Sama halnya dengan skala perusahaan serta aktivitas perusahaan. volume
penjualan juga akan mempengaruhi besar kecilnya modal kerja, semakin besar
volume penjualan maka semakin besar pula modal kerja yang dibutuhkan.
6) Periode perputaran atau periode terikatnya modal kerja.
7) Yang dimaksudkan dengan periode perputaran atau periode terikatnya suatu modal
kerja adalah suatu keseluruhan dari suatu periode-periode yang meliputi jangka
pemberi kredit yang dibeli, lamanya dari suatu proses produksi itu sendiri, lamanya
penyimpanan bahan mentah yang ada di gudang, lamanya barang disimpan dan
jangka waktu dari penerimaan piutang.
8) Pengeluaran pada kas rata-rata tiap harinya.
9) Pengeluaran yang dimaksud disini adalah biaya dari rata rata perhari untuk
pembelian bahan baku itu sendiri, bahan pembantu, pembayaran dari gaji buruh,
dan lain-lain.
Semakin lama periode terikatnya modal kerja maka semakin besar jumlah kebutuhan
modal kerja dan sebaliknya.
Contoh :
PD. MEKAR memiliki data tentang modal kerja sebagai berikut:
Rata-rata periode terikatnya modal kerja :
Lama barang disimpan di gudang 6 hari
Lama pengumpulan piutang 14 hari
Jumlah 20 hari
Rata-rata pengeluaran kas setiap hari :
Pembelian barang dagangan Rp. 1.000.000
Upah karyawan Rp. 100.000
Biaya administrasi & umum Rp. 15.000
Biaya penjualan Rp. 35.000
Jumlah Rp. 1.150.000
Jika ditetapkan kas minimal Rp 250.000 maka jumlah modal kerja yang dibutuhkan :
= Periode terikatnya modal kerja x pengeluaran kas setiap hari + kas minimal
= 20 x 1.150.000 + 250.000 = 23.250.000
Jadi, kebutuhan modal kerja PD. MEKAR adalah Rp. 23.250.000
Metode perputaran modal kerja adalah metode yang menghitung besaran modal
dengan cara menghitung perputaran elemen elemen pembentuk modal kerja seperti
perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan.
9
2.8 Kebijakan Modal Kerja
1. Kebijakan Konservatif
Kebijakan konservatif merupakan rencana pemenuhan modal kerja yang lebih banyak
menggunakan sumber dana jangka panjang dibandingkan sumber dana jangka pendek.
2. Kebijakan Agresif
Dalam kebijakan agresif perusahaan mendanai asetnya dengan sumber dana jangka
pendek. Pada pendekatan ini perusahaan berani menanggung risiko yang cukup besar.
3. Kebijakan moderat
Dalam kebijakan moderat perusahaan membiayai setiap aktiva dengan dana yang
jangka waktunya kurang lebih sama dengan jangka waktu perputaran aktiva tersebut.
Artinya aktiva yang bersifat permanen yakni aktiva tetap dan modal kerja permanen
akan didanai dengan sumber dana jangka panjang, dan aktiva yang bersifat variabel
atau modal kerja variabel akan didanai dengan sumber dana jangka pendek.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manajamen modal kerja merupakan suatu pengelolaan investasi perusahaan dalam aset
jangka pendek (current assets). Yang berarti bagaimana mengelola investasi dalam aktiva
lancar perusahaan. Bambang Riyanto (1995) mengemukakan modal kerja dapat dibagi
menjadi 3 konsep yaitu konsep kuantitatif, kualitatif, dan fungsional.
Menurut WB. Taylor da Bambang Rianto (1995) Modal Kerja digolongkan dalam
beberapa jenis yaitu
Modal kerja permanen yaitu modal kerja yang ada pada perusahaan untuk dapat
menjalankan fungsinya, modal kerja ini terdiri dari :
Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan,
modal kerja ini terdiri dari :
Perputaran modal kerja atau working capital turn over merupakan salah satu rasio untuk
mengukur atau menilai keefektifan modal kerja perusahaan selama periode tertentu. Artinya
seberapa banyak modal kerja berputar selama satu periode atau dalam satu periode.
11
Daftar Pustaka
12