Kewarisa
n
Kelompok 5
04
02
Hak waris secara 'ashabah
Hak waris secara
(kedekatan kekerabatan dari
pertalian rahim.
pihak ayah).
Waris Berlakunya Hukum
1. Perkawinan > Adanya ikatan sah antara laki-laki dan perempuan sebagai suami
istri. Keduanya memiliki hak waris mewarisi yang tidak terhalang oleh ahli waris
manapun.
2. Kekerabatan > Hubungan nasab antara dua orang yang mewariskan dan dua orang
yang mewarisi disebabkan oleh kelahiran. Hubungan ini tidak akan terputus karena
menjadi sebab adannya seseorang tidak bisa dihilangkan.
3. Wali atau perwalian > Kekerabatan yang timbul karena membebaskan budak dan
adanya perjanjian tolong menolong atau sumpah setia antara seseorang dengan
orang lain.
1. Pewaris, yakni orang yang meninggal dunia,
dan ahli warisnya berhak untuk mewarisi
harta peninggalannya.
2. Ahli waris, yaitu mereka yang berhak untuk
menguasai atau menerima harta peninggalan
Rukun
pewaris dikarenakan adanya ikatan Waris
kekerabatan (nasab) atau ikatan pernikahan,
atau lainnya.
3. Harta warisan, yaitu segala jenis benda atau
kepemilikan yang ditinggalkan pewaris, baik
berupa uang, tanah, dan sebagainya.
Syarat Waris
01 02
Meninggalnya seseorang Adanya ahli waris yang
(pewaris) baik secara hakiki hidup secara hakiki pada
maupun secara hukum
waktu pewaris meninggal
(misalnya dianggap telah
meninggal). dunia.
03
Seluruh ahli waris diketahui
secara pasti, termasuk jumlah
bagian masing-masing.
SYARAT PERTAMA
Sebagai contoh, orang yang hilang yang keadaannya tidak diketahui lagi
secara pasti, sehingga hakim memvonisnya sebagai orang yang telah
meninggal. Hal ini harus diketahui secara pasti, karena bagaimanapun
keadaannya, manusia yang masih hidup tetap dianggap mampu untuk
mengendalikan seluruh harta miliknya. Hak kepemilikannya tidak dapat
diganggu gugat oleh siapa pun, kecuali setelah ia meninggal.
SYARAT KEDUA
Pemindahan hak kepemilikan dari pewaris harus kepada ahli waris secara syariat
benar-benar masih hidup, sebab orang yang sudah meninggal tidak memiliki hak
untuk mewarisi.
Sebagai contoh, jika dua orang atau lebih dari golongan yang berhak saling
mewarisi meninggal dalam satu peristiwa atau dalam keadaan yang berlainan
tetapi tidak diketahui mana yang lebih dahulu meninggal maka di antara mereka
tidak dapat saling mewarisi harta mereka miliki ketika masih hidup.
Hal seperti ini oleh kalangan fuqaha digambarkan seperti orang yang sama-sama
meninggal dalam suatu kecelakaan kendaraan, tertimpa puing, atau tenggelam.
Para fuqaha menyatakan, mereka adalah golongan orang yang tidak dapat saling
mewarisi.
SYARAT KETIGA
Dalam hal ini posisi para ahli waris hendaklah diketahui secara pasti, misalnya
suami, istri, kerabat, dan sebagainya, sehingga pembagi mengetahui dengan
pasti jumlah bagian yang harus diberikan kepada masing-masing ahli waris.
Sebab, dalam hukum waris perbedaan jauh-dekatnya kekerabatan akan
membedakan jumlah yang diterima.
Misalnya, kita tidak cukup hanya mengatakan bahwa seseorang adalah saudara
sang pewaris. Akan tetapi harus dinyatakan apakah ia sebagai saudara kandung,
saudara seayah, atau saudara seibu. Mereka masing-masing mempunyai hukum
bagian, ada yang berhak menerima warisan karena sebagai ahlul furudh, ada
yang karena 'ashabah, ada yang terhalang hingga tidak mendapatkan warisan
(mahjub), serta ada yang tidak terhalang.
Penggugur Hak
Warishak waris seseorang maksudnya
Penggugur
kondisi yang menyebabkan hak waris
seseorang menjadi gugur
Budak
Pembunuhan
Seseorang berstatus sebagai budak Apabila seorang ahli waris
tidak mempunyai hak mewarisi 01 02 membunuh pewaris (misalnya
sekalipun dari saudaranya. Sebab seorang anak membunuh
sesuatu yang dimiliki secara ayahnya), maka ia tidak
langsung menjadi milik tuannya. berhak mendapatkan warisan.
Baik budak sebagai qinnun Hal ini berdasarkan sabda
Perbedaan
,mudabbar atau mukatab. 03 Agama
Rasulullah saw.:
"Tidaklah seorang pembunuh
berhak mewarisi harta orang
Seorang muslim tidak dapat mewarisi ataupun diwarisi oleh yang dibunuhnya."
orang non muslim, apa pun agamanya. Hal ini telah
ditegaskan Rasulullah saw. dalam sabdanya:
"Tidaklah berhak seorang muslim mewarisi orang kafir, dan
tidak pula orang kafir mewarisi muslim." (Bukhari dan Muslim)
Ahli waris (yaitu orang yang
berhak mendapatkan
warisan) dari kaum laki-laki Jenis-jenis Ahli Waris
ada lima belas:
Anak laki-laki
Anak laki-laki Saudara laki-laki
Paman (saudara Paman (saudara dari saudara
dari saudara laki- seibu
bapak seayah) kandung bapak) kandung laki-
laki seibu
laki
Anak laki-laki
dari paman Laki-laki yang
Anak laki-laki
(saudara paman seayah Suami memerdekakan
kandung ayah) budak
Bagi cucu laki-laki yang disebut sebagai ahli waris di dalamnya tercakup cicit (anak dari cucu) dan seterusnya,
yang penting laki-laki dan dari keturunan anak laki-laki. Begitu pula yang dimaksud dengan kakek, dan seterusnya.
Adapun ahli waris dari kaum Jenis-jenis Ahli Waris Ahli
wanita ada sepuluh: Waris dari Golongan Wanita
Cucu perempuan yang dimaksud di atas mencakup pula cicit dan seterusnya, yang penting
perempuan dari keturunan anak laki-laki. Demikian pula yang dimaksud dengan nenek --baik ibu
dari ibu maupun ibu dari bapak dan seterusnya.
HIBAH
Pengertian Hibah
Hibah disyariatkan dan dihukumi mandub (sunat) dalam Islam. Dan Ayat ayat Al quran maupun teks dalam
hadist juga banyak yang menganjurkan penganutnya untuk berbuat baik dengan cara tolong menolong dan salah
satu bentuk tolong menolong tersebut adalah memberikan harta kepada orang lain yang betul–betul
membutuhkannya.
Wahib adalah pemberi hibah, yang menghibahkan Penerima hibah adalah seluruh manusia dalam
barang miliknya kepada orang lain. arti orang yang menerima hibah.
Pertama, dengan beri memberi akan menimbulkan suasana akrab dan kasih sayang antara sesama manusia. Sedangkan
mempererat hubungan silaturrahmi itu termasuk ajaran dasar agama Islam.
Kedua, yang dituju oleh anjuran hibah adalah terbentuknya kerjasam dalam berbuat baik, baik dalam menanggulangi
kesulitan saudaranya, maupun dalam membangun lembaga-lembaga sosial.
Macam-macam Hibah
Hibah barang adalah memberikan harta atau barang kepada pihak lain yang
mencakup materi dan nilai manfaat harta atau barang tersebut, yang
pemberiannya tanpa ada tendensi (harapan) apapun.
Hibah manfaat, yaitu memberikan harta kepada pihak lain agar dimanfaatkan harta atau
barang yang dihibahkan itu, namun materi harta atau barang itu tetap menjadi milik pemberi
hibah.
Dengan kata lain, dalam hibah manfaat itu si penerima hibah hanya memiliki hak guna atau
hak pakai saja. Hibah manfaat terdiri dari hibah berwaktu (hibah muajjalah) dan hibah
seumur hidup (al-amri). Hibah muajjalah dapat juga dikategorikan pinjaman (ariyah) karena
setelah lewat jangka waktu tertentu, barang yang dihibahkan manfaatnya harus
dikembalikan.
WASIAT
Pengertian Wasiat
Dalam sunnah juga terdapat hadist-hadist berikut: “ telah diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan muslim,
dari Ibnu Umar r.a., dia berkata: Telah bersabda Rasulullah saw: “ Hak bagi seorang muslim yang
mempunyai sesuatu yang hendak diwasiatkan, sesudah bermalam dua malam tiada lain
wasiatnya itu tertulis pada amal kebajikannya.” Ibnu Umar berkata : Tidak berlalu bagiku satu
malampun sejak aku mendengar Rasulullah saw. Mengucapkan hadist itu kecuali wasiatku berada
di sisiku.
Makna dari hadist ini adalah bahwa yang demikian ini merupakan suatu keberhati-hatian, sebab
kemungkinan orang yang berwasiat itu mati secara tiba-tiba.
Asy-Syafi’i berkata: Tidak ada keberhati-hatian dan keteguhan bagi seorang muslim, melainkan bila
wasiatnya itu tertulis dan berada disisinya bila dia mempunyai sesuatu yang hendak di wasiatkan, sebab dia
tidak tahu kapan ajalnya datang, sebab jika dia mati sedangkan wasiatnya itu tidak tertulis dan tidak berada
disisinya, maka wasiatnya mungkin tidak kesampaian.
Syarat Dan Rukun
Wasiat
• Pewasiat (Al-Mushi)
• Dapat memiliki.
• Penerima wasiat menerima (qabul) pemberian wasiat dari pewasiat. Kalau menolak, maka wasiat batal.
Hukum Wasiat
1. WASIAT WAJIB
Wajib apabila (i) manusia mempunyai kewajiban syara’ yang dikhawatirkan akan disia-siakan bila dia tidak berwasiat,
seperti adanya titipan, hutang kepada Allah dan hutang kepada manusia. Misalnya dia mempunyai kewajiban zakat
yang belum ditunaikan, atau haji yang belum dilaksanakan, atau amanat yang harus disampaikan, atau dia mempunyai
hutang yang tidak diketahui sselain dirinya, atau dia mempunyai titipan yang tidak dipersaksikan.
Hukum Wasiat
2. WASIAT SUNNAH
Wasiat adalah Sunnah mu'akkad menurut ijmak (kesepakatan) ulama. Walaupun bersedekah pada waktu hidup itu lebih
utama. Dan apabila diperuntukkan bagi kebajikan, karib kerabat, orang-orang fakir dan orang saleh. Pendapat ini
dikemukakan oleh Imam yang empat, yaitu Imam Malik, Imam Hanafi, Imam Syafii dan Imam Ahmad bin Hambal.
3. WASIAT MAKRUH
Makruh apabila (i) orang yang berwasiat sedikit harta, sedang dia mempunyai seorang atau banyak ahli waris yang
membutuhkan hartanya. Dan (ii) wasiat kepada orang yang fasik jika diketahui atau diduga keras bahwa mereka akan
menggunakan harta itu di dalam kefasikan dan kerusakan.
Hukum Wasiat
4. WASIAT HARAM
a. Wasiat yang lebih dari 1/3 (sepertiga)
b. Wasiat kepada ahli waris.
c. Haram jika ia merugikan ahli waris. Wasiat yang maksudnya merugikan ahli waris seperti ini adalah batil, sekalipun
wasiat itu mencapai sepertiga harta. Diharamkan juga mewasiatkan khamar, membangun gereja, atau tempat
hiburan.
Wasiat hukumnya mubah apabila ia ditujukan kepada orang yang kaya, baik orang yang diwasiati itu kerabat ataupun
orang jauh (bukan kerabat). Menurut Imam Rafi'i mubahnya wasiat karena bukan transaksi ibadah.
WAKAF
Pengertian wakaf
menghentikan atau menahan. Secara terminologis para ulama telah memberikan definisi wakaf,
tetapi bukan untuk dirinyam sementara benda itu tetap ada padanya dan digunakan manfaatnya
Tujuan Wakaf :
Fungsi Wakaf :
Untuk mewujudkan suatu potensi dan manfaat ekonomis harta benda wakaf untuk kepentingan
2. Wakaf Umum
Wakaf umum ialah wakaf yang sejak semula ditujukan untuk kepentingan umum, tidak dikhususkan pada
orang-orang tertentu. Wakaf umum ini sejalan juga dengan amalan wakaf yang menyatakan bahwa pahalanya
akan terus mengalir sampai wakif itu meninggal dunia. Apabila harta wakaf masih, tetap diambil manfaatnya
sehingga wakaf itu dapat dinikmati oleh masyarakat secara luas dan merupakan sarana untuk
menyelenggarakan kesejahteraan masyarakat baik dalam bidang sosial, pendidikan, kebudayaan,ekonomi serta
keagamaan.
Syarat wakaf
1. Syarat Wakaf harus ada Wakif
Dalam syarat wakaf harus ada wakif. Wakif adalah orang yang mewakafkan harta benda miliknya. Wakif antara
lain meliputi perseorangan, organisasi dan badan hukum. Syarat perseorangan yaitu dewasa, berakal sehat dan
juga tidak terhalang melakukan perbuatan hukum dan pemilik sah harta benda wakaf.
a. kehendak sendiri
a.Barang yang dimilki dapat dipindahkan dan tetap zaknya, berfaedah saat diberikan maupun dikemudian hari
b. Miliki sendiri walaupun hanya sebagian yang diwakafkan atau musya (bercampur dan tidak dapat dipindahkan dengan bagian
yang lain
c. Tempat berwakaf (yang berhaka menerima hasil wakaf itu), yakni orang yang memilki sesuatu, anak dalam kandungan tidak
syah.
d. Akad, misalnya: “Saya wakafkan ini kepada masjid, sekolah orang yang tidak mampu dan sebagainya” tidak perlu qabul
Any questions ?