Disusun oleh :
1. Paramitha Candra L R (190211100017)
2. Nurul Rikmandari (190211100037)
3. Jastino Saddam Diva Suroso (190211100041)
4. Ahmad Rivaldhi Zakaria (190211100046)
5. Andi Ayub Laskhanugraha (190211100108)
6. Risdi Aulia Putra (190211100134)
KELOMPOK 4
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, atas
segala limpahan rahmat dan karuniaNya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Analisis Penggunaan Modal Kerja (Studi
Kasus Pada Perusahaan Ud. Afimans Ende)”. Adapun tujuan pembuatan makalah
ini adalah sebagai salah satu tugas kelompok pada mata kuliah “Seminar
Keuangan”.
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan
dan tuntunan Tuhan yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak
untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasihyang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Sangat disadari bahwa dan uraian makalah ini masih jauh dari kategori
sempurna,masih banyak yang harus diperbaiki.Maka dari itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang dapat menyempurnakan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manajemen keuangan merupakan bagian dari tugas pimpinan perusahaan
dengan tanggung jawab utama berupa keputusan penting menyangkut investasi
dan pembiayaan perusahaan, berbagai aktifitas bisnis tidak terlepas dari peran
sentral manjemen keuangan karena tanpa adanya manajemen keuangan, proses
pengalokasian dana akan sulit dan proses selaniutnya yaitu salah satunya
proses produksi akan terhambat dan tidak sesuai dengan planning yang di
harapkan dan akan merugikan perusahaan.
Pada dasarnya semua perusahaan didirikan mempunyai sasaran atau tujuan
yang agar dapat mencapai tujuan perusahaan. Untuk memperlancar kegiatan
atau aktivitas usahanya, perusahaan memerlukan dana baik untuk membiayai
kegiatan operasional sehari-hari maupun untuk investasi jangka panjang Maka
semua bagian yang ada digunakan untuk melangsungkan kegiatan perusahan
yang disebut Modal Kerja.
Modal kerja dibutuhkan oleh perusahaan untuk membiayai kegiatan
operasinya sehari-hari, dimana modal kerja yang telah dikeluarkan itu di
harapkan akan dapat kembali masuk kedalam perusahan dalam jangka waktu
yang pendek melalui hasil penjualan produknya. Modal kerja yang berasal dari
hasil penjualan produk tersebut kemudian dikeluarkan lagi untuk membiayai
kegiatan operasi perusahan selanjutnya. Modal kerja ini akan terus berputar
setiap periodenya di dalam perusahaan.
Dalam perusahaan diperlukan juga pengelolaan modal kerja yang tepat
karena pengelolaan modal kerja akan berpengaruh terhadap kegiatan
operasional perusahaan. Kegiatan operasional tersebut akan berpengaruh pada
pendapatan yang diperoleh. Pendapatan tersebut akan dikurangi dengan beban
pokok penjualan dan beban operasional atau beban lainnya seperti pembelian
bahan baku, pembelian aktiva tetap, pembayaran upah pegawai, dan lainnya
yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan. Dalam analisis penggunaan
modal kerja tidak terlepas dari laporan keuangan, karena neraca terdiri dari
aktiva dan pasiva yang mencerminkan hasil keputusan pendanaan, dengan
1
begitu dengan menganalisis efisiensi dan efektifitas penggunaan dana akan
diketahui bagaimana kebijaksanaan yang ditempuh.
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut :
1. Bagaimana penggunaan modal kerja pada perusahaan UD. Afimans
Kabupaten Ende?.
1.3 Tujuan
Sesuai dengan permasalahan diatas, tujuan yang dicapai dalam makalah ini
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui penggunaan modal kerja pada perusahaan UD.
Afimans Kabupaten Ende
1.4 Manfaat
Sesuai dengan permasalahan diatas, manfaat yang dicapai dalam makalah
ini sebagai berikut :
1. Bagi peneliti
Dapat mengetahui seberapa besar sumber dan penggunaan modal kerja
untuk meningkatkan Profitabilitas perusahaan.
2. Bagi perusahaan Menjadi bahan evaluasi perusahaan dan dasar
pengambilan keputusan.
3. Bagi Akademisi
Untuk menambah kepustakaan dibidang ilmu akuntansi dan keuangan,
juga dijadikan sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
3
kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin
kontinuitas usahanya.
b. Modal kerja normal (Normal Working Capital) yaitu jumlah modal
kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang
normal.
2. Modal Kerja Variabel yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah
sesuai dengan perubahan keadaan, dan modal kerja ini dibedakan antara
lain:
a. Modal Kerja Musiman (Seasonal Working Capital) yaitu modal
kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan fluktuasi musim
b. Modal Kerja Siklis (Cyclical Working Capital) yaitu modal kerja
yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi
konjungtur.
c. Modal Kerja Darurat (Emergency Working Capital) yaitu modal
kerja yang besarnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat
yang tidak diketahui sebelumnya (misalnya adanya pemogokan
buruh, banjir, perubahan keadaan ekonomi yang mendadak).
4
penerimaan piutang.Sedangkan pengeluaran kas setiap hari merupakan
jumlah pengeluaran kas setiap hari untuk keperluan pembelian bahan baku,
bahan penolong, upah karyawan, dan biaya lainnya.
2. Metode perputaran modal kerja
Berdasarkan metode ini maka besarnya kebutuhan modal kerja
ditentukan oleh perputaran dari komponen-komponen (elemenelemen)
modal kerja yaitu perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran
persediaan. Perputaran kas merupakan berputarnya kas menjadi kas
kembali. Seperti halnya perputaran modal kerja, maka yang dimaksud
dengan kas berputar satu kali berarti sejak kas tersebut digunakan untuk
proses produksi (barang atau jasa) dan akhirnya menjadi kas kembali.
Demikian pula perputaran piutang atau persediaan, yaitu waktu yang
diperlukan dari piutang atau 28 persediaan menjadi piutang atau persediaan
kembali. Dari laporan keuangan yang ada dapat dihitung perputaran tiap
elemennya yaitu:
5
yang lebih besar karena perusahaan harus mengadakan investasi yang
cukup besar dalam aktiva lancar agar perusahaan tidak mengalami
kesulitan di dalam operasinya.
2) Waktu Yang Diperoleh Untuk Memproduksi Barang Yang Akan Dijual
Kebutuhan modal kerja suatu perusahaan berhubungan langsung dengan
jangka waktu yang diperlukan untuk memproduksi barang yang akan
dijual. Semakin lama waktu yang diperlukan untuk memproduksi barang,
maka jumlah modal kerja yang diperlukan semakin besar.
3) Syarat Pembelian Dan Penjualan
Syarat kredit pembelian barang dagangan atau bahan baku akan
mempengaruhi besar kecilnya modal kerja. Syarat kredit pembelian yang
menguntungkan akan memperkecil kebutuhan uang kas yang harus
ditanamkan dalam persediaan dan sebaliknya.
4) Tingkat Perputaran Persediaan
Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan maka jumlah modal kerja
yang ditanamkan dalam bentuk persediaan (barang) akan semakin rendah.
Untuk dapat mencapai tingkat perputaran yang tinggi, maka harus
diadakan perencanaan dan pengawasan persediaan yang efisien. Semakin
tinggi tingkat perputaran persediaan akan mengurangi risiko kerugian
yang disebabkan karena penurunan harga atau perubahan selera
konsumen, di samping itu akan menghemat ongkos penyimpanan dan
pemeliharaan terhadap persediaan tersebut.
5) Tingkat Perputaran Piutang
Kebutuhan modal kerja juga dipengaruhi jangka waktu penagihan piutang.
Apabila piutang terkumpul dalam waktu pendek berarti kebutuhan akan
modal kerja semakin rendah atau kecil. Untuk mencapai tingkat perputaran
piutang yang tinggi diperlukan pengawasan piutang yang efektif dan
kebijaksanaan yang tepat sehubungan dengan perluasan kredit, syarat
kredit penjualan, maksimum kredit bagi langganan serta penagihan
piutang.
6) Volume Penjualan Perusahaan
Membutuhkan modal kerja untuk mendukung kegiatan operasional pada
6
saat terjadi peningkatan penjualan. Jika tingkat penjualan tinggi maka
modal kerja yang diperlukan relatif tinggi, sebaliknya bila penjualan
rendah dibutuhkan modal kerja yang rendah.
7) Faktor Musim dan Siklus Fluktuasi
Dalam penjualan yang disebabkan oleh faktor musim dan siklus akan
mempengaruhi kebutuhan akan modal kerja. Perusahaan yang dipengaruhi
oleh musim membutuhkan jumlah modal kerja yang relatif pendek. Modal
kerja yang ditanamkan dalam bentuk persediaan barang berangsur-angsur
meningkat dalam bulan-bulan menjelang puncak penjualan.
2.6 Efisiensi Pengelolaan Modal Kerja
Dalam menilai keefektifan modal kerja dapat digunakan rasio antara
penjualan dengan jumlah modal kerja rata-rata (working capital turn over).
Turn over modal kerja yang rendah menunjukkan adanya kelebihan modal
kerja yang mungkin disebabkan rendahnya turn over persediaan, piutang, atau
adanya saldo kas yang terlalu besar. (Munawir, 2000: 80).
Sedangkan untuk mengecek efisiensi modal kerja yang digunakan dalam
perusahaan, ada beberapa rasio yang dapat digunakan: (Munawir, 2000: 72).
1) Current Rasio
Rasio yang paling umum digunakan untuk menganalisa posisi modal kerja
suatu perusahaan. Current rasio yaitu perbandingan antara jumlah aktiva
lancar dengan hutang lancar. Rasio ini menunjukkan bahwa kekayaan
lancar (yang segera dapat dijadikan uang) ada sekian kalinya hutang
jangka pendek.
Current ratio ini menunjukkan tingkat keamanan (margin of safety)
kreditor jangka pendek, atau kemampuan perusahaan untuk membayar
hutang-hutang. Current ratio yang terlalu tinggi menunjukkan kelebihan
uang kas atau aktiva lancar lainnya, dibandingkan yang dibutuhkan
sekarang atau tingkat likuiditas yang rendah dari pada aktiva lancar atau
sebaliknya.
2) Acid Test Ratio (Quick Ratio)
Yaitu perbandingan antara (aktiva lancar-persediaan) dengan hutang
lancar. Ratio ini lebih tajam dari pada current ratio, karena hanya
7
membandingkan aktiva yang sangat likuid ( mudah dicairkan atau
diuangkan) dengan hutang lancar. Jika current ratio tinggi tapi quick
rationya rendah menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam
persediaan.
3) Ratio Perputaran Kas
Menurut James O. Gill, rasio ini berfungsi untuk mengukur tingkat
kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar
tagihan dan membiayai penjualan. Artinya rasio ini digunakan untuk
mengukur tingkat ketersediaan kas untuk membayar tagihan (utang) dan
biaya-biaya yang berkaitan dengan penjualan.
4) Perputaran Piutang
Posisi piutang dan taksiran waktu pengumpulan piutang dapat dinilai
dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut (turn over
receivable), yaitu dengan membagi total penjualan kredit (neto) dengan
piutang rata-rata. Makin tinggi ratio (turn over) menunjukkan modal kerja
yang ditanamkan dalam piutang rendah, sebaiknya kalau ratio semakin
rendah berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan
analisa lebih lanjut, mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja
tidak efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pemberian
kredit.
8
BAB III
METODE PENELITIAN
9
2. Penelitian Pustaka
Yaitu dengan membaca beberapa literatur buku yang ada kaitannya dengan
judul penelitian. Dalam hal ini peneliti menggunakan teori-teori untuk
membahas permasalahan-permsalahan yang ada.
3.5 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang pakai deskriptif kualitatif dengan laporan keuangan
yang ada diolah menggunakan:
a. Analisis Penggunaan Modal Kerja
Untuk megukur efisiensi modal kerja adalah dengan membandingkan rasio
rasio laba operasi dengan aktiva lancar opersasi. Perpandingan rasio
tersebut disebut retun on working capital dan dinyatakan sebagai berikut:
10
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
11
4.2 Analisis Perputaran Modal Kerja pada UD. Afimans Ende
a. Peputaran Kas
Perputaran kas menunjukan perputaran kas kurang efisien akrena
perputaranya mengalamani peningkatan dimana dari tahun 2016 perputaran
kas 10,87 kali meningkat menjadi 12,48 kali pada tahun 2017 dan
meningkat lagi tahun 2018 perputaran kas 14,80 kali. Hal ini menunjukan
bahwa investasi modal kerja yang dalam bentuk kas yang dilakukan oleh
UD. Afimans Ende tidak tepat cepat kembali menjadikas karena investasi
tersebut menumpuk dalam bentuk piutang oleh karena penjualan kredit.
b. Perputaran Piutang
Perhitungan perputaran piutang pada perusahaan UD. Afimans Ende
dikatakan cukup efisien karena perputarannya dimana pada tahun 2016
adalah 2,95 kali, tahun 2017 perputarannya meningkat menjadi 3,83 kali
dan tahun 2018 perputarannya meningkat lagi 5,20 kali, namun perputaran
belum efisien. Semakin tingginya perputaran piutang menunjukan bahwa
investasi modalkerja yang ditanamkan dalam bentuk piutang dapat kembali
menjadi kas semakin baik, ini berarti manajemen perusahaan mampu
mengolah piutang secra baik sehingga tidak terjadi kredit macet yang
mengganggu aktivitas perusahaan.
c. Perputaran Persediaan
Perhitungan perputaran persediaan UD. Afimans Ende menunjukan hasil
perputaran yang kurang efisien yang mana tahun 2018 juga menurun jadi
12
3,11 kali. Hal ini berarti manajemen perusahaan harus lebih cermat lagi
dalam mengelola persediaan, karena jika dibiarkan akan mengganggu
proses produksi perusahaan.
d. Perputaran Modal Kerja
Perhitungan perputaran modal kerja UD. Afimans Ende menunjukan sangat
efisien. Hal ini terlihat perputaran modal kerja tahun 2016 adalah 18,90 kali,
meningkat tahun 2017 menjadi 34,13 kali dan tahun 2018 perputarannya
menurun 26,18 kali. Semakin tinggi perputarannya maka investasi dalam
bentuk modal kerja akan cepat kembali. Ini berarti manajemen sudah
mampu mengelola modal kerja dengan sangat baik.
13
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat diambil kesimpulan :
Modal kerja merupakan aspek penting dalam manajemen pembelanjaan
perusahaan. Apabila perusahaaan tidak dapat mempertahankan tingkat modal kerja
yang memuaskan, maka kemungkinan perusahaan berada dalam keadaan
”insolvent” (tidak mampu membayar kewajiban-kewajiban yang sudah jatuh
tempo) dan bahkan mungkin terpaksa harus dilikuidasi atau bangkrut. Dalam
perusahaan atau badan usaha salah satu peranan modal kerja adalah menjamin
kontinuitas perusahaan yang menyangkut penggunaan modal, sehingga dapat
menentukan modal kerja yang cukup. Perusahaan dihadapkan pada masalah
seberapa besar tingkat efisiensi dan efektivitas penggunaan modal kerja yang harus
dikelola perusahaan. Dalam analisis penggunaan dana tidak terlepas dari laporan
keuangan, karena neraca terdiri dari aktiva dan passiva yang mencerminkan hasil
keputusan pendanaan. Sedangkan perhitungan laba rugi dapat dilihat dari seberapa
efektifnya penggunaan aktiva yang mendukung penjualan dan seberapa efisien laba
yang diperoleh dapat digunakan untuk memberikan imbalan kepada para pemilik
dana dan sebagai sumber dana untuk investasi. Sehingga dengan menganalisis
efisiensi dan efektivitas penggunaan dana akan diketahui bagaimana kebijaksanaan
yang ditempuh oleh pimpinan perusahaan dalam mengoperasikan dana yang ada
dan dapat diketahui efisiensi dari dana yang dioperasikan.
Berdasarkan pembahasan pada studi kasus diatas maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
Efisiensi penggunaan modal kerja perusahaan UD. Afimans Ende dari tahun 2016-
2018 efisien. Yang berarti manajemen perusahaan sudah benar-benar
memanfaatkan modal kerja yang dimiliki secara baik, sehingga dapat berpengaruh
terhadap kelancaran produksi perusahaan dan pada akhirnya akan mempengaruhi
laba operasi yang diperoleh peusahaan UD. Afimans Ende. Pada perputaran kas
menunjukkan kurang efisien. Hal ini menunjukan bahwa investasi modal kerja yang
dalam bentuk kas tidak tepat cepat kembali menjadikan karena investasi tersebut
menumpuk dalam bentuk piutang oleh karena penjualan kredit. Pada perputaran
14
piutang dikatakan cukup efisien. Berarti manajemen perusahaan mampu mengolah
piutang secra baik sehingga tidak terjadi kredit macet yang mengganggu aktivitas
perusahaan. Pada perputaran persediaan menunjukan hasil yang kurang efisien. Hal
ini berarti manajemen perusahaan harus lebih cermat lagi dalam mengelola
persediaan, karena jika dibiarkan akan mengganggu proses produksi perusahaan.
Pada perputaran modal kerja menunjukkan sangat efisien. Ini berarti manajemen
sudah mampu mengelola modal kerja dengan sangat baik.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat
diberikan pada penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut:
1. Bagi perusahaan hendaknya memperhatikan manajemen modal kerja perusahaan
serta mengelolanya dengan lebih efisien. Perusahaan hendaknya mengelola kas,
piutang, dan persediaannya dengan langkah yang tepat agar dapat meningkatkan
profitabilitas perusahaan.
2. Perusahaan perlu memperhatikan penggunaan leverage yang dimiliki. Tingkat
leverage yang tinggi belum tentu diikuti dengan profitabilitas yang tinggi apalagi
jika pengelolaan leveragenya tidak baik. Leverage yang meningkat diikuti dengan
bertambahnya beban perusahaan yang akan mengurangi laba dapat menyebabkan
penurunan pencapaian profitabilitas.
3. Bagi peneliti selanjutnya, dapat memperbanyak sampel penelitian dan
memperpanjang periode penelitian untuk menghasilkan hasil penelitian yang lebih
akurat.
15
DAFTAR PUSTAKA
16