Disusun oleh :
Diah Setiawatie 9882405119221013
Yulianti 9882405119221050
PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS INFORMATIKA DAN BISNIS INDONESIA
2021
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia
dan rahmat-Nya, penulis dapat menyusun makalah yang berjudul “Sumber dan
Penggunaan Modal Kerja” dengan lancar.
Adapun maksud penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah
Analisis Laporan Keuangan. Rasa terima kasih tidak terkirakan kepada yang
terhormat Ibu N. Heriyah,S.E., M.Ak selaku pembimbing materi dalam penyusunan
makalah ini, serta semua pihak yang telah mendukung dalam penyusunan makalah
ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Harapan penulis bahwa makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk
menambah wawasan dan pengetahuan tentang sumber dan penggunaan modal
kerja. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna, maka saran
dan kritik sangat penulis harapkan demi perbaikan makalah selanjutnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
ii
BAB III PENUTUP ………………………………………………………. 24
3.1 SIMPULAN ………………………………………………………. 24
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
pemahaman tentang sumber dan penggunaan modal kerja, maka penulis akan
membahas lebih dalam mengenai “Sumber dan Penggunaan Modal Kerja”
agar dapat mengimplementasikan mengenai sumber dan penggunaan modal
kerja dengan efektif.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dana dalah himpunan dari uang dalam jumlah tertentu dalam bentuk
tunai maupun nontunai. Kata dana biasa digunakan dalam bisnis untuk
menyebutkan istilah uang. Dana juga merupakan komponen utama dari
analisis sebuah bisnis. Dalam artian yang lebih luas, dana juga bisa berarti
modal usaha dalam menjalankan bisnis.
Dalam praktiknya pengertian dana atau fund dibagi ke dalam
beberapa pengertian berikut ini:
3
Dana yang digunakan untuk membiayai kegiatan operasional
perusahaan, terutama yang memiliki jangka waktu pendek. Sebagai
modal kerja diartikan seluruh aktiva lancar atau setelah dikurangi dengan
utang lancar.
4. Dana dianggap sebagai seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan
Seluruh harta perusahaan yang dimiliki dalam aktivanya dianggap dana
perusahaan
5. Dana dianggap sebagai aktiva yang memiliki sifat sama dengan kas
Semua aktiva yang memiliki fungsi seperti kas, dapat dikatakan dana
4
perusahaan. Di samping itu, juga perlu dipikirkan untung ruginya
penggunaan sumber dana yang akan dipilih
1. Konsep Kuantitatif
Modal kerja adalah seluruh aktiva lancar. Dalam konsep ini adalah
bagaimana mencukupi kebutuhan dana untuk membiayai operasi
perusahaan jangka pendek. Konsep ini sering disebut dengan modal kerja
kotor (gross working capital). Konsep ini tidak mencerminkan tingkat
likuiditas perusahaan dan tidak mementingkan kualitas apakah modal
kerja dibiayai oleh utang jangka panjang atau jangka pendek atau pemilik
modal. Jumlah aktiva lancar yang besarnya belum menjamin margin of
safety bagi perusahaan sehingga kelangsungan operasi perusahaan belum
terjamin.
2. Konsep Kualitatif
Merupakan konsep yang menitikberatkan kepada kualitas modal kerja.
Konsep ini melihat selisih antara jumlah aktiva lancar dengan kewajiban
lancar. Konsep ini disebut modal kerja bersih (net working capital).
Konsep ini, tingkat likuiditas perusahaan terlihat dan aktiva lancar yang
lebih besar dari kewajiban lancar menunjukkan kepercayaan para
kreditor kepada pihak perusahaan sehingga kelangsungan operasi
perusahaan akan lebih terjamin dengan dana pinjaman dari kreditor.
3. Konsep Fungsional
Menekankan kepada fungsi dana yang dimiliki perusahaan dalam
memperoleh laba. Artinya, sejumlah dana yang dimiliki dan digunakan
5
perusahaan untuk meningkatkan laba perusahaan. Semakin banyak dana
yang digunakan sebagai modal kerja seharusnya dapat meningkatkan
perolehan laba. Demikian juga sebaliknya, jika dana yang digunakan
sedikit, laba pun kana menurun. Akan tetapi, dalam kenyataannya
terkadang kejadiannya tidak selalu demikian.
Modal kerja memiliki arti yang sangat penting bagi operasioanl suatu
perusahaan. Di samping itu, manajemen modal kerja juga memiliki tujuan
tertentu yang hendak dicapai. Oleh karena itu, setiap perusahaan berusaha
memenuhi kebutuhan modal kerjanya, agar dapat meningkatkan likuiditasnya.
Kemudian, dengan terpenuhi modal kerja, perusahaan juga dapat
memaksimalkan perolehan labanya. Perusahaan dalam kekurangan modal
kerja dapat membahayakan kelangsungan hidup perusahaan yang
bersangkutan, akibat tidak dapat memenuhi likuiditas dan target laba yang
diinginkan. Kecukupan modal kerja juga merupakan salah satu ukuran kinerja
manajemen.
6
Secara umum arti penting modal kerja bagi perusahaan, terutama bagi
kesehatan keuangan perusahaan, yaitu sebagai berikut:
7
5. Memungkinkan perusahaan memberikan syarat kredit yang menarik
minat pelanggan, dengan kemampuan yang dimilikinya
6. Untuk memaksimalkan penggunaan aktiva lancar untuk meningkatkan
penjualan dan laba
7. Melindungi diri apabila terjadi krisis modal kerja akibat turunnya nilai
aktiva lancar
1. Jenis perusahaan
Jenis kegiatan perusahaan dalam praktiknya meliputi dua macam, yaitu
perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa dan nonjasa (industri).
Kebutuhan modal dalam perusahaan industri lebih besar jika dibandingkan
dengan perusahaan jasa. Di perusahaan industri, investasi dalam bidang kas,
piutang, dan persediaan relatif lebih besar jika dibandingkan dengan
perusahaan jasa. Oleh karena itu, jenis kegiatan perusahaan sangat
menentukan kebutuhan akan modal kerjanya.
2. Syarat kredit
Syarat kredit atau penjualan yang pembayarannya dilakukan dengan cara
mencicil (angsuran) juga sangat memengaruhi modal kerja. Untuk
meningkatkan penjualan bisa dilakukan dengan berbagai cara dan salah
satunya adalah melalui penjualan secara kredit. Penjualan barang secara
kredit memberikan kelonggaraan kepada konsumen untuk membeli barang
dengan cara pembayaran diangsur (dicicil) beberapa kali untuk jangka
waktu tertentu.
8
Hal yang perlu diketahui dari syarat-syarat kredit dalam hal ini adalah:
1) Syarat untuk pembelian bahan atau barang dagangan
Syarat pembelian barang atau bahan yang akan digunakan untuk
memproduksi barang memengaruhi modal kerja. Pengaruhnya
berdampak terhadap pengeluaran kas. Jika persyaratan kredit lebih
mudah, akan sedikit uang kas yang keluar, demikian pula barang
dagangan juga memiliki kaitannya dengan persediaan.
2) syarat penjualan barang
Apabila syarat kredit diberikan relatif lunak seperti potongan harga,
modal kerja yang dibutuhkan semakin besar dalam sektor piutang.
Syarat kredit yang diberikan apakah 2/10, n/30.
Agar modal kerja yang diinvestasikan dalam sektor piutang dapat
diperkecil, perusahaan perlu memberikan potongan harga. Kebijakan
ini di samping bertujuan untuk menarik minat debitur untuk segara
membayar utangnya, juga untuk memperkecil kemungkinan risiko
utang yang tidak tertagih.
3) Waktu produksi
Waktu produksi yaitu jangka waktu atau lamanya memproduksi suatu
barang. Semakin lama waktu yang digunakan untuk memproduksi
suatu barang, maka akan semakin besar modal kerja yang dibutuhkan
untuk membayar gaji atau upah karyawan. Demikian pula sebaliknya
semakin pendek waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi, maka
semakin kecil modal kerja yang dibutuhkan. Maka perlu dilakukannya
strategi jika pada saat waktu memproduksi lama, bagaimana langkah
yang dapat diambil agar dapat menekan modal kerja pada saat produksi
banyak.
4) Tingkat perputaran persediaan
Pengaruh tingkat perputaran persediaan terhadap modal kerja cukup
penting bagi perusahaan. Semakin kecil atau rendah tingkat perputaran,
kebutuhan modal kerja semakin tinggi, demkian pula sebaliknya.
Dengan demikian, dibutuhkan perputaran persediaan yang cukup tinggi
9
agar memperkecil risiko kerugian akibat penurunan harga serta mampu
menghemat biaya penyimpanan dan pemeliharaan persediaan.
10
kinerja mungkin juga menjadi alasan mengapa perusahaan mencari
pembiayaan atau pendanaan lebih dari instrumen utang.
11
perusahaan untuk memperoleh aset dengan membandingkan struktur utang
dan ekuitas bisnis. Dengan kata lain, rasio ini mengukur bobot dan biaya
sebenarnya dari utang dan pengumpulan dana ekuitas untuk mendanai
pembelian aset dan ekspansi modal baru berdasarkan tingkat struktur modal
perusahaan saat ini.
Rumus WACC
WACC = (1- t) x rd x [D/(D+E)] + re x [E/(D+E)]
Keterangan :
12
D = Nilai pasar hutang perusahaan
E = Nilai pasar ekuitas perusahaan
rd = Biaya dari utang
re = Biaya ekuitas
t = Tarif pajak marginal
Contoh :
Sebuah perusahaan memiliki struktur modal 60% utang, dan 40 % ekuitas.
Biaya hutang sebelum pajak oleh perusahaan adalah 8% dan biaya ekuitas
adalah 9%. Tarif pajak marginal perusahaan adalah 20%. Berapakah
WACC?
WACC = (1 - t) x rd x [D/(D+E)] + re x [E/(D+E)]
= (1 – 20%) x 8% x [60%/(60%+40%)] + 9% x [40%/(60%+40%)]
= 0,8 x 0,08 x 0,6 + 0,09 x 0,4
= 0,0744
= 7,4 %
13
perusahaan dan belum atau tidak diambil pemegang saham, hal tersebut
akan menambah modal kerja perusahaan. Namun, modal kerja ini sifatnya
hanya sementara waktu saja dalam waktu yang relatif tidak terlalu lama.
2. Keuntungan penjualan surat-surat berharga
Besar keuntungan tersebut adalah selisih antara harga beli dengan harga jual
surat berharga tersebut. Namun, sebaliknya jika terpaksa harus menjual
surat-surat berharga dalam kondisi rugi, otomatis akan mengurangi modal
kerja.
3. Penjualan saham
Perusahaan melepas sejumlah saham yang masih dimiliki untuk dijual
kepada berbagai pihak. Hasil penjualan saham ini dapat digunakan sebagai
modal kerja.
4. Penjualan aktiva tetap
Pada penjualan aktiva tetap, yang dijual adalah aktiva tetap yang kurang
produktif atau masih menganggur. Hasil penjualan ini dapat dijadikan uang
kas atau piutang sebesar harga jual.
5. Penjualan obligasi
Perusahaan mengeluarkan sejumlah obligasi untuk dijual kepada pihak
lainnya. Hasil penjualan ini juga dapat dijadikan modal kerja, sekalipun
hasil penjualan obligasi lebih diutamakan kepada investasi perusahaan
jangka panjang.
6. Memperoleh pinjaman
Memporeleh pinjaman dari kreditur (bank atau lembaga lainnya), terutama
pinjaman jangka pendek, khusus untuk pinjaman jangka panjang juga dapat
digunakan. Hanya saja peruntukkan pinjaman jangka panjang biasanya
digunakan untuk kepentingan investasi. Dalam praktiknya pinjaman
terutama dari duni perbankan ada yang dikhususkan untuk digunakan
sebagai modal kerja, walaupun tidak menambah aktiva lancar.
7. Dana hibah
Perolehan dana hibah dari berbagai lembaga, ini juga dapat digunakan
sebagai modal kerja. Dana hibah ini biasanya tidak dikenakan beban biaya
sebagaimana pinjaman dan tidak ada kewajiban pengembalian.
14
Dapat disimpulkan bahwa secara umum kenaikan dan penurunan
modal kerja disebabkan :
Penggunaan dana untuk modal kerja dapat diperoleh dari kenaikan aktiva
dan menurunnya passiva. Secara umum dikatakan bahwa penggunaan
modal kerja bisa dilakukan perusahaan untuk:
15
5. Pembelian aktiva tetap seperti tanah, bangunan, kendaraan, mesin, dan
lain-lain.
Pembelian aktiva tetap atau investasi jangja panjang seperti yang
disebutkan diatas ini akan mengakibatkan berkurang nya aktiva lancar
dan timbulnya utang lancar
6. Pembayaran utang jangka panjang
Adanya pembayaran utang jangka panjang yang sudah jatuh tempo
seperti pelunasan obligasi, hipotek dan utang bank jangka panjang.
7. Pembelian atau penarikan kembali saham yang beredar
Perusahaan menarik kembali saham-saham yang sudah beredar dengan
alas an tertentu dengan cara membeli Kembali, baik untuk sementara
waktu maupun selamanya.
8. Pengambilan uang atau barang untuk kepentingan pribadi
Pemilik perusahaan mengambil barang atau uang yang digunakan untuk
kepentingan pribadi, termasuk dalam hal ini adanya pengambilan
keuntungan atau pembayaran dividen oleh perusahaan.
16
Perolehan modal kerja dari sumber yang telah dipilih serta
penggunaan modal kerja yang telah dilakukan selama operasional
perusahaan perlu dibuatkan laporan sebagai bentuk pertanggung jawaban
manajer keuangan. Laporan sumber dan pengunaan modal kerja
menggambarkan bagaimana perputaran modal kerja selama periode
tertentu. Laporan ini juga menunjukan kinerja manajemen dalam mengelola
modal kerjanya. Dalam laporan penggunaan dan sumber modal kerja akan
terlihat perubahan modal kerja yang dimiliki perusahaan.
17
PT Ray Ibrahim, Tbk
Neraca Perbandingan
Per 31 Desember 2005 dan 2006 (dalam jutaan rupiah)
Periode Naik/Turun
Pos-pos dalam Tahun Tahun Naik Turun
Neraca 2005 2006
Aktiva Lancar
Kas 250 350 100
Surat-surat berharga 140 50 90
Piutang 350 250 100
Persediaan 125 150 25
Total Aktiva 865 800 65
Lancar
Aktiva Tetap
Tanah 735 735
Mesin 2.500 3.790 1.290
Kendaraan 1.500 1.500
Akum. Penyusutan (400) (925) 500
Total Aktiva Tetap 4.335 5.100 2.790
Total Aktiva 5.200 6.900 2.730
Utang Lancar
Utang Bank 550 200 350
Uang Dagang 100 200 100
Uang Wesel 100 50 50
Total Utang 750 450 300
Lancar
Utang Jangka
Panjang
Utang Hipotek 2.000 1.450 550
Total Utang 2.000 1.450 (200)
Jangka Panjang
18
Ekuitas
Modal Setor 2.000 2.500 500
Laba Ditahan 450 1.500 1.050
Total Ekuitas 2.450 4.000 1.550
Total Passiva 5.200 5.900
19
1. Pendekatan tradisional
Menurut teori pendekatan tradisional terdapat struktur modal yang
optimal. Dengan kata lain struktur modal mempunyai pengaruh
terhadap nilai suatu perusahaan. Struktur modal bisa diubah-ubah agar
bisa diperoleh nilai perusahaan yang optimal.
2. Pendekatan Modigliani dan Miller (MM)
Pada pendekatan Modigliani dan miller (MM), tahun1960-an kedua
ekonom tersebut memasukan faktor pajak ke dalam analisis mereka.
Dalam teori MM, terdapat berbagai asumsi yang dirasa tidak realistis,
hasil ketidakrelevanan MM memiliki arti yang sangat penting dengan
menunjukkan kondisi-kondisi dimana struktur modal tersebut tidak
relevan. MM juga telah memberikan petunjuk mengenai hal-hal apa
yang dibutuhkan agar membuat struktur modal menjadi relevan dan
yang mempengaruhi nilai perusahaan Brigham dan Houston (2006).
Mereka sampai pada kesimpulan bahwa nilai perusahaan dengan utang
lebih tinggi adalah tidak relevan dibandingkan nilai perusahaan tanpa
utang. Kenaikan tersebut dikarenakanadanya penghematan pajak dari
penggunaan utang.
3. Teori Trade-Off
Teori trade off merupakan gabungan antara teori struktur modal
modigliani dan miller dengan memasukkan biaya kebangkrutan dan
biaya keagenan yang mengindikasikan adanya penghematan pajak dari
utang dengan biaya kebangkrutan. Pada teori ini, mengasumsikan
bahwa struktur modal perusahaan merupakan hasil pertukaran (trade-
off) dari keuntungan pendanaan melalui utang (pajak perusahaan yang
menguntungkan) dengan tingkat suku bunga dan biaya kebangkrutan
yang lebih tinggi. Sehingga pada teori ini, perusahaan lebih suka
mendapatkan dana dari eksternal perusahaan daripada dana yang berasal
dari internal perusahaan.
4. Model Millern dengan Pajak Perusahaan dan Personal
Modigliani dan miller mengembangkan model struktur modal tanpa
pajak dan dengan pajak. Nilai perusahaan dengan pajak lebih tinggi
20
dibandingkan dengan nilai perusahaan tanpa pajak. Selisih tersebut
diperoleh melalui penghematan pajak karena bunga bisa dipakai untuk
mengurangi pajak. Miller kemudian mengembangkan model struktur
modal dengan memasukkan pajak personal. Pemegang saham dan
pemegang utang harus membayar pajak jika mereka menerima dividen
(untuk pemegang saham) atau bunga (untuk pemegang utang). Menurut
model tersebut, tujuan yang ingin dicapai adalah tidak hanya
meminimalkan pajak perusahaan, tetapi meminimalkan total pajak yang
harus dibayarkan (pajak perusahaan, pajak atas pemegang saham, dan
pajak atas pemegang utang).
5. Pecking-Order Theory
Teori pecking order bisa menjelaskan kenapa perusahaan yang
mempunyai tingkat keuntungan yang tinggi justru mempunyai tingkat
utang yang lebih kecil. Tingkat utang yang kecil tersebut tidak
dikarenakan perusahaan mempunyai target tingkat utang yang kecil,
tetapi karena mereka tidak membutuhkan dana eksternal. Tingkat
keuntungan yang tinggi menjadikan dana internal mereka cukup untuk
memenuhi kebutuhan investasi. Pada perusahaan yang menggunakan
teori pecking-order ini, mereka lebih suka menggunakan dana internal
perusahaan dibandingkan dengan dana eksternal perusahaan.
6. Teori Asimetri: Informasi dan Signaling
Konsep signaling dan asimetri informasi berkaitan erat. Teori asimetri
mengatakan bahwa pihak-pihak yang berkaitan dengan perusahaan
tidak mempunyai informasi yang sama mengenai prospek dan risiko
perusahaan. Pihak tertentu mempunyai informasi yang lebih baik
dibandingkan pihak lainnya. Manajer biasanya mempunyai informasi
yang lebih baik dibandingkan dengan pihak luar (investor). Karena itu
bisa dikatakan terjadi asimetri informasi antara manajer dengan
investor. Teori signaling adalah model dimana struktur modal
(penggunaan utang) merupakan signal yang disampaikan oleh manajer
ke pasar. Perusahaan yang meningkatkan utang bisa dipandang sebagai
perusahaan yang yakin dengan prospek perusahaan di masa mendatang.
21
Karena cukup yakin, maka manajer perusahaan tersebut berani
menggunakan utang yang lebih besar. Investor diharapkan akan
menangkap signal tersebut, signal bahwa perusahaan mempunyai
prospek yang baik. Dengan demikian utang merupakan tanda atau signal
positif.
2.9 Risiko Berhutang Dalam Mata Uang Asing dan Pengaruhnya Bagi
Struktur Modal
Dari segi konsep struktur modal menekankan bahwa jika utang itu
sangat tidak boleh melewati batas kekayaan yang dimiliki (shareholder’s
equity). Namun jika ternyata utang tersebut telah melewati batas kekayaan
yang dimiliki dan tidak mampu dibayar lagi maka itulah yang dimaksud kasus
perbankan sebagai kredit macet.
22
keuangan perusahaan. Peningkatan kinerja perusahaan disebabkan karena
penghematan pajak yang ditimbulkan karena pembayaran beban tetap
sebelum perusahaan membayar pajak mengakibatkan penghematan pajak.
Bunga hutang mata uang asing yang secara relatif lebih rendah daripada
hutang mata uang lokal juga mendasari peningkatan kinerja akibat pemilihan
sumber dana ini. Tingkat leverage yang tinggi juga dapat memperbesar
tingkat pengembalian yang diharapkan sehingga akan menaikkan harga
saham atau memaksimalkan nilai perusahaan. Kenaikan harga saham dapat
meningkatkan pendapatan saham baik berupa dividen dan capital gain.
23
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
1. Konsep kuantatif, bahwa modal kerja adalah seluruh aktiva lancar yang
dimiliki perusahaan.
2. Konsep kualitatif, menitikberatkan kepada kualitas modal kerja.
3. Konsep fungsional, menekankan kepada fungsi dana yang dimiliki
perusahaan dalam memperoleh laba.
24
3. Untuk menutupi kerugian akibat penjualan surat berharga
4. Pembayaran dividen
5. Pembelian aktiva tetap
6. Pembayaran utang jangka panjang
7. Pengambilan uang atau barang untuk kepentingan pribadi
Secara umum ada dua teori pada struktur modal yang bersangkutan dengan
kredit/utang pada perusahaan yaitu :
1. Pendekatan Tradisional
2. Pendekatan Modigliani dan Miller (MM)
3. Teori Trade-Off
4. Model Millern dengan Pajak Perusahaan dan Personal
5. Teori Pecking Order
6. Teori Asimetri : Informasi dan Signaling
Dari segi konsep struktur modal menekankan bahwa jika utang itu
sangat tidak boleh melewati batas kekayaan yang dimiliki (shareholder’s
equity). Namun jika ternyata utang tersebut telah melewati batas kekayaan
yang dimiliki dan tidak mampu dibayar lagi maka itulah yang dimaksud kasus
perbankan sebagai kredit macet. Era globalisasi menyebabkan perubahan
inflasi di luar negeri akan berpengaruh terhadap perekonomian global
maupun nasional (domestic) akibat dari perubahan kondisi perekonomian
tersebut, maka kegiatan investasi disektor riil terutama bagi perusahaan
industry manufaktur yang menggunakan bahan baku import menjadi tidak
25
menentu. . Hal ini akan berdampak pada struktur modal perusahaan yang
tidak mengalami perubahan bahkan mengalami penurunan.
3.2 Saran
26
DAFTAR PUSTAKA
https://kamus.tokopedia.com/d/dana/
https://www.jurnal.id/id/blog/rasio-keuangan-untuk-menilai-keputusan-struktur-
modal/
https://www.jurnal.id/id/blog/2018-penjelasan-lengkap-6-teori-struktur-modal/
https://cerdasco.com/cara-menghitung-weighted-average-cost-of-capital-wacc/
https://www.invesnesia.com/wacc
27