Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA


Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan
Dosen Pengampu :
N. Heriyah,S.E., M.Ak

Disusun oleh :
Diah Setiawatie 9882405119221013
Yulianti 9882405119221050

PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS INFORMATIKA DAN BISNIS INDONESIA
2021
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia
dan rahmat-Nya, penulis dapat menyusun makalah yang berjudul “Sumber dan
Penggunaan Modal Kerja” dengan lancar.

Adapun maksud penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah
Analisis Laporan Keuangan. Rasa terima kasih tidak terkirakan kepada yang
terhormat Ibu N. Heriyah,S.E., M.Ak selaku pembimbing materi dalam penyusunan
makalah ini, serta semua pihak yang telah mendukung dalam penyusunan makalah
ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Harapan penulis bahwa makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk
menambah wawasan dan pengetahuan tentang sumber dan penggunaan modal
kerja. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna, maka saran
dan kritik sangat penulis harapkan demi perbaikan makalah selanjutnya.

Bandung, 07 November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ……………………………………………………… i

DAFTAR ISI ………………………………………………………………... ii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………... 1

1.1 Latar Belakang ……………………………………………………… 1


1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………... 2
1.3 Tujuan Penelitian …………………………………………………… 2

BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………… 3

2.1 Pengertian Dana dan Modal Kerja ………………………………….. 3

2.1.1 Pengertian Dana ………………………………………………. 3

2.2.2 Pengertian Modal Kerja ………………………………………. 5

2.2 Arti Penting dan Tujuan Modal Kerja ……………………………… 6

2.2.1 Arti Penting Modal Kerja ……………………………………. 6

2.2.2 Tujuan Modal Kerja …………………………………………. 7

2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Modal Kerja …………………. 8

2.4 Rasio Struktur Modal ………………………………………….…... 10

2.5 Sumber Modal Kerja ……………………………………………..... 13

2.6 Penggunaan Modal Kerja ……………………………………..….... 15

2.7 Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja ………………..…. 17

2.8 Teori Struktur Modal Untuk Masalah Kredit Diperusahaan ………. 19

2.9 Risiko Berhutang Dalam Mata Uang Asing

Pengarunya Bagi Struktur Modal …………………………………. 22

ii
BAB III PENUTUP ………………………………………………………. 24
3.1 SIMPULAN ………………………………………………………. 24

3.2 SARAN …………………………………………………………… 26

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. 27

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada umumnya, diketahui bahwa sumber dan penggunaan modal kerja


diterapkan dalam lingkup perusahaan. Modal kerja dibutuhkan untuk
menjalankan usaha dan makin besar upaya pengeluaran modal kerja makin
kecil risiko kekurangan dana, dengan demikian dapat menurunkan risiko
operasi perusahaan. Ketidakakuratan mengelola komponen modal kerja akan
mengakibatkan kesulitan dalam kelanjutan operasi perusahaan. Seluruh
komponen dari modal kerja yaitu kas, surat berharga, piutang dan persediaan
memiliki peran penting dalam kenerja perusahaan.

Analisis sumber dan penggunaan modal kerja merupakan alat analisis


keuangan yang sangat penting bagi perusahaan atau badan usaha. Laporan
sumber dan penggunaan modal kerja ini akan membantu manajer keuangan
dalam melaksanakan kegiatan perusahaan nya dalam hal menentukan jumlah
dana yang harus tersedia dan untuk dapat melihat asal sumber dana itu
diperoleh. Selain laporan tersebut dapat juga membantu manajer keuangan
dalam merencanakan beberpa penggunaan dana dengan sebaik-baiknya untuk
dapat menghindari hal-hal yang tidak diinginkan perusahaan sebab apabila
perusahaan kekurangan dana tentu akan sulit berkembang. Kekurangan modal
kerja yang terus-menerus yang tidak segera diatasi tentu akan menghambat
perusahaan dalam mencapai tujuannya. Dengan analisis sumber dan
penggunaan modal kerja, akan dapat dideteksi bagaimana perusahaan
mengelola atau menggunakan modal kerja yang dimilikinya sehingga
perusahaan dapat menjalankan operasi usahanya dengan sebaik-baiknya.

Hal ini menunjukkan bahwa pengelolaan modal kerja yang baik,


berpengaruh pada keberhasilan secara keseluruhan dan sebaliknya dengan
pengelolaan dan ketidakcukupan modal yang kurang baik berakibat kegagalan
suatu perusahaan. Pengelolaan dan penggunaan dana dapat berjalan dengan
baik apabila perusahaan memiliki kontrol yang baik. Melihat peran pentingnya

1
pemahaman tentang sumber dan penggunaan modal kerja, maka penulis akan
membahas lebih dalam mengenai “Sumber dan Penggunaan Modal Kerja”
agar dapat mengimplementasikan mengenai sumber dan penggunaan modal
kerja dengan efektif.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dana dan modal kerja?


2. Apakah arti penting dan tujuan modal kerja?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi modal kerja?
4. Apa saja rasio struktur modal?
5. Apa saja sumber modal kerja?
6. Bagimana cara penggunaan modal kerja?
7. Bagaimana laporan sumber dan penggunaan modal kerja?
8. Bagimana keputusan kredit dalam perspektif teori struktur modal?
9. Apa saja risiko berhutang dalam mata uang asing dan pengaruhnya bagi
struktur modal perusahaan?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengertian dana dan modal kerja.


2. Untuk mengetahui arti penting dan tujuan modal kerja.
3. Untuk mengetahui pa saja faktor-faktor yang mempengaruhi modal kerja.
4. Untuk mengetahui apa saja rasio struktur modal.
5. Untuk mengetahui apa saja sumber modal kerja.
6. Untuk mengetahui bagaimana cara penggunaan modal kerja.
7. Untuk mengetahui bagaimana laporan sumber dan penggunaan modal kerja.
8. Untuk mengetahui bagimana keputusan kredit dalam perspektif teori
struktur modal.
9. Untuk mengetahui apa saja risiko berhutang dalam mata uang asing dan
pengaruhnya bagi struktur modal perusahaan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Dana dan Modal Kerja

2.1.1 Pengertian Dana

Dana dalah himpunan dari uang dalam jumlah tertentu dalam bentuk
tunai maupun nontunai. Kata dana biasa digunakan dalam bisnis untuk
menyebutkan istilah uang. Dana juga merupakan komponen utama dari
analisis sebuah bisnis. Dalam artian yang lebih luas, dana juga bisa berarti
modal usaha dalam menjalankan bisnis.
Dalam praktiknya pengertian dana atau fund dibagi ke dalam
beberapa pengertian berikut ini:

1. Dana dianggap sebagai kas (uang tunai)


Dana seperti yang tertera di dalam neraca dan langsung dapat menjadi
uang tunai saat dibutuhkan. Sebagai kas dapat diartikan bahwa dana yang
sesungguhnya yang dimiliki perusahaan dan siap digunakan setiap waktu
dibutuhkan.
2. Dana dianggap sebagai uang yang disimpan di bank dalam bentuk giro
atau tabungan
Dana tersebut ditempatkan dalam bentuk simpanan. Biasanya jenis
simpanan (rekening) yang dikelompokkan di sisi adalah rekening giro
(demand deposit) dan rekening tabungan (saving deposit). Uang yang
disimpan di bank dikelompokkan sebagai dana karena uang yang ada pada
kedua rekening tersebut, baik giro maupun tabungan dapat diambil setiap
saat jika dibutuhkan melalui teller (kasir) atau ATM (Anjungan Tunai
Mandiri) yang tersebar di berbagai tempat. Kemudian, waktu
pengambilannya pun tidak terbatas yaitu 24 jam. Maka dar itu, uang tunai
yang ada di ATM dapat diambil setiap waktu selama memenuhi
persyaratan yang telah ditetapkan bank.
3. Dana dianggap sebagai modal kerja

3
Dana yang digunakan untuk membiayai kegiatan operasional
perusahaan, terutama yang memiliki jangka waktu pendek. Sebagai
modal kerja diartikan seluruh aktiva lancar atau setelah dikurangi dengan
utang lancar.
4. Dana dianggap sebagai seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan
Seluruh harta perusahaan yang dimiliki dalam aktivanya dianggap dana
perusahaan
5. Dana dianggap sebagai aktiva yang memiliki sifat sama dengan kas
Semua aktiva yang memiliki fungsi seperti kas, dapat dikatakan dana

Dana yang dimiliki oleh perusahaan, baik dana pinjaman maupun


modal sendiri dapat digunakan untuk dua hal, yaitu :
1. Untuk keperluan investasi
Dana ini digunakan untuk membeli atau membiayai aktiva tetap dan
bersifat jangka panjang yang dapat digunakan secara berulang-ulang,
seperti pembelian tanah, bangunan, mesin, kendaraan, dan aktiva tetap
lainnya.
2. Untuk membiayai modal kerja
Yaitu modal yang digunakan untuk pembiayaan jangka pendek, seperti
pembelian bahan baku, membayar gaji dan upah, dan biaya-biaya
operasional lainnya.

Analisis sumber dan penggunaan modal kerja merupakan analisis


yang berhubungan dengan sumber-sumber dana dan penggunaan dana
yang berkaitan dengan modal kerja perusahaan. Artinya dari mana saja
perusahaan memperoleh dana untuk membiayai kegiatannya. Kemudian,
dana yang sudah diperoleh tersebut digunakan untuk aktivitas apa saja.

Perolehannya dana yang dibutuhkan perusahaan cukup banyak


tersedia dan untuk memperolehhnya relatif tidak terlalu sulit selama
memenuhi persyaratan yang dipersyaratkan. Hanya saja dari berbagai
sumber yang ada perlu diseleksi terlebih dahulu. Artinya pemilihan setiap
sumber dana yang akan digunakan disesuaikan dengan kebutuhan

4
perusahaan. Di samping itu, juga perlu dipikirkan untung ruginya
penggunaan sumber dana yang akan dipilih

2.1.2 Modal Kerja

Modal kerja merupakan modal yang digunakan untuk melakukan


kegiatan operasi perusahaan. Modal kerja diartikan sebagai investasi yang
ditanamkan dalam aktiva lancar atau aktiva jangka pendek, seperti kas,
bank, surat-surat berharga, piutang, persediaan, dan aktiva lancar lainnya.

Pengertian modal kerja secara mendalam terkandung dalam konsep


modal kerja yang dibagi menjadi tiga macam, yaitu:

1. Konsep Kuantitatif

Modal kerja adalah seluruh aktiva lancar. Dalam konsep ini adalah
bagaimana mencukupi kebutuhan dana untuk membiayai operasi
perusahaan jangka pendek. Konsep ini sering disebut dengan modal kerja
kotor (gross working capital). Konsep ini tidak mencerminkan tingkat
likuiditas perusahaan dan tidak mementingkan kualitas apakah modal
kerja dibiayai oleh utang jangka panjang atau jangka pendek atau pemilik
modal. Jumlah aktiva lancar yang besarnya belum menjamin margin of
safety bagi perusahaan sehingga kelangsungan operasi perusahaan belum
terjamin.

2. Konsep Kualitatif
Merupakan konsep yang menitikberatkan kepada kualitas modal kerja.
Konsep ini melihat selisih antara jumlah aktiva lancar dengan kewajiban
lancar. Konsep ini disebut modal kerja bersih (net working capital).
Konsep ini, tingkat likuiditas perusahaan terlihat dan aktiva lancar yang
lebih besar dari kewajiban lancar menunjukkan kepercayaan para
kreditor kepada pihak perusahaan sehingga kelangsungan operasi
perusahaan akan lebih terjamin dengan dana pinjaman dari kreditor.
3. Konsep Fungsional
Menekankan kepada fungsi dana yang dimiliki perusahaan dalam
memperoleh laba. Artinya, sejumlah dana yang dimiliki dan digunakan

5
perusahaan untuk meningkatkan laba perusahaan. Semakin banyak dana
yang digunakan sebagai modal kerja seharusnya dapat meningkatkan
perolehan laba. Demikian juga sebaliknya, jika dana yang digunakan
sedikit, laba pun kana menurun. Akan tetapi, dalam kenyataannya
terkadang kejadiannya tidak selalu demikian.

Secara umum, dalam praktiknya modal kerja perusahaan dibagi ke


dalam dua jenis, yaitu:

1. Modal kerja kotor (gross working capital)


Modal kerja kotor merupakan semua komponen yang ada di aktiva
lancar secara keseluruhan dan sering disebut modal kerja. Artnya mulai
dari kas, bank, surat-surat berharga, piutang, persediaan, dan aktiva
lancar lainnya. Nilai total komponen aktiva lancar tersebut menjadi
jumlah modal kerja yang dimiliki perusahaan.
2. Modal kerja bersih (net working capital)
Modal kerja bersih merupakan seluruh komponen aktuva lancar
dikurangi dengan seluruh total kewajiab lancar (utang jangka pendek).
Utang lancar meliputi utang dagang, utang wesel, utang bank kurang
dari satu tahun, utang gaji, utang pajak, dan utang lancar lainnya.

2.2 Arti Penting dan Tujuan Modal Kerja

2.2.1 Arti Penting Modal Kerja

Modal kerja memiliki arti yang sangat penting bagi operasioanl suatu
perusahaan. Di samping itu, manajemen modal kerja juga memiliki tujuan
tertentu yang hendak dicapai. Oleh karena itu, setiap perusahaan berusaha
memenuhi kebutuhan modal kerjanya, agar dapat meningkatkan likuiditasnya.
Kemudian, dengan terpenuhi modal kerja, perusahaan juga dapat
memaksimalkan perolehan labanya. Perusahaan dalam kekurangan modal
kerja dapat membahayakan kelangsungan hidup perusahaan yang
bersangkutan, akibat tidak dapat memenuhi likuiditas dan target laba yang
diinginkan. Kecukupan modal kerja juga merupakan salah satu ukuran kinerja
manajemen.

6
Secara umum arti penting modal kerja bagi perusahaan, terutama bagi
kesehatan keuangan perusahaan, yaitu sebagai berikut:

1. Kegiatan seorang manajer keuangan lebih banyak dihabiskan di dalam


kegiatan operasional perusahaan dari waktu ke waktu.
2. Investasi dalam aktiva lancar cepat dan sering kali mengalami perubahan
serta cenderung labil. Sedangkan aktiva lancar adalah modal kerja
perusahaan, artinya perubahan tersebut akan berpengaruh terhadap modal
kerja. Oleh karena itu, perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh
dari manajer keuangan.
3. Dalam praktiknya sering kali bahwa separuh dari total aktiva merupakan
bagian dari aktiva lancar, yang merupakan modal kerja perusahaan. Dengan
kata lain, jumlah aktiva lancar sama atau lebih dari 50% dari total aktiva.
4. Bagi perusahaan yang relatif kecil, fungsi modal kerja amat penting
Perusahaan kecil, relatif terbatas untuk memasuki pasar dengan modal besar
dan jangka panjang. Pendanaan perusahaan lebih mengandalkan pada utang
jangka pendek, seperti utang dagang, utang bank kurang dari satu tahun
yang tentunya dapat memengaruhi modal kerja.
5. Terdapat hubungan yang sangat erat antara pertumbuhan penjualan dengan
kebutuhan modal kerja. Kenaikan penjualan berkaitan dengan tambahan,
piutang, persediaan dan juga saldo kas. Demikian pula sebaliknya apabila
terjadi penurunan penjualan, akan berpengaruh terhadap komponen dalam
aktiva lancar.

2.2.2 Tujuan Modal Kerja

Tujuan manajemen modal kerja bagi perusahaan, yaitu:

1. Untuk memenuhi kebutuhan likuditas perusahaan


2. Dengan modal kerja yang cukup perusahaan memiliki kemampuan untuk
memenuhi kewajiban pada waktunya
3. Memungkinkan perusahaan untuk memilki persediaan yang cukup dalam
rangka memenuhi kebutuhan pelanggannya
4. Memungkinkan perusahaan untuk memperoleh tambahan dana dari para
kreditor, apabila rasio keuangannya memenuhi syarat

7
5. Memungkinkan perusahaan memberikan syarat kredit yang menarik
minat pelanggan, dengan kemampuan yang dimilikinya
6. Untuk memaksimalkan penggunaan aktiva lancar untuk meningkatkan
penjualan dan laba
7. Melindungi diri apabila terjadi krisis modal kerja akibat turunnya nilai
aktiva lancar

2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Modal Kerja

Modal kerja yang dibutuhkan perusahaan harus segera terpenuhi sesuai


dengan kebutuhan perusahaan. Namun, terkadang untuk memenuhi kebutuhan
modal kerja seperti yang diinginkan tidaklah selalu tersedia. Hal ini disebabkan
terpenuhi tidaknya kebutuhan modal kerja sangat tergantung kepada berbagai
faktor yang memengaruhi. Oleh karena itu, pihak manajemen dalam
menjalankan kegiatan operasi perusahaan terutama kebijakan dalam upaya
pemenuhan modal kerja harus selalu menerbitkan faktor-faktor tersebut.

faktor-faktor yang dapat memengaruhi modal kerja, yaitu:

1. Jenis perusahaan
Jenis kegiatan perusahaan dalam praktiknya meliputi dua macam, yaitu
perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa dan nonjasa (industri).
Kebutuhan modal dalam perusahaan industri lebih besar jika dibandingkan
dengan perusahaan jasa. Di perusahaan industri, investasi dalam bidang kas,
piutang, dan persediaan relatif lebih besar jika dibandingkan dengan
perusahaan jasa. Oleh karena itu, jenis kegiatan perusahaan sangat
menentukan kebutuhan akan modal kerjanya.
2. Syarat kredit
Syarat kredit atau penjualan yang pembayarannya dilakukan dengan cara
mencicil (angsuran) juga sangat memengaruhi modal kerja. Untuk
meningkatkan penjualan bisa dilakukan dengan berbagai cara dan salah
satunya adalah melalui penjualan secara kredit. Penjualan barang secara
kredit memberikan kelonggaraan kepada konsumen untuk membeli barang
dengan cara pembayaran diangsur (dicicil) beberapa kali untuk jangka
waktu tertentu.

8
Hal yang perlu diketahui dari syarat-syarat kredit dalam hal ini adalah:
1) Syarat untuk pembelian bahan atau barang dagangan
Syarat pembelian barang atau bahan yang akan digunakan untuk
memproduksi barang memengaruhi modal kerja. Pengaruhnya
berdampak terhadap pengeluaran kas. Jika persyaratan kredit lebih
mudah, akan sedikit uang kas yang keluar, demikian pula barang
dagangan juga memiliki kaitannya dengan persediaan.
2) syarat penjualan barang
Apabila syarat kredit diberikan relatif lunak seperti potongan harga,
modal kerja yang dibutuhkan semakin besar dalam sektor piutang.
Syarat kredit yang diberikan apakah 2/10, n/30.
Agar modal kerja yang diinvestasikan dalam sektor piutang dapat
diperkecil, perusahaan perlu memberikan potongan harga. Kebijakan
ini di samping bertujuan untuk menarik minat debitur untuk segara
membayar utangnya, juga untuk memperkecil kemungkinan risiko
utang yang tidak tertagih.
3) Waktu produksi
Waktu produksi yaitu jangka waktu atau lamanya memproduksi suatu
barang. Semakin lama waktu yang digunakan untuk memproduksi
suatu barang, maka akan semakin besar modal kerja yang dibutuhkan
untuk membayar gaji atau upah karyawan. Demikian pula sebaliknya
semakin pendek waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi, maka
semakin kecil modal kerja yang dibutuhkan. Maka perlu dilakukannya
strategi jika pada saat waktu memproduksi lama, bagaimana langkah
yang dapat diambil agar dapat menekan modal kerja pada saat produksi
banyak.
4) Tingkat perputaran persediaan
Pengaruh tingkat perputaran persediaan terhadap modal kerja cukup
penting bagi perusahaan. Semakin kecil atau rendah tingkat perputaran,
kebutuhan modal kerja semakin tinggi, demkian pula sebaliknya.
Dengan demikian, dibutuhkan perputaran persediaan yang cukup tinggi

9
agar memperkecil risiko kerugian akibat penurunan harga serta mampu
menghemat biaya penyimpanan dan pemeliharaan persediaan.

2.4 Rasio Struktur Modal

Rasio keuangan yang paling merefleksikan optimalisasi struktur modal


adalah rasio utang terhadap ekuitas (Debt-to-Equity Ratio) dan WACC
(Weighted Average Cost of Capital).

Kedua jenis rasio keuangan tersebut terbukti sangat berpengaruh dalam


merefleksikan optimalisasi struktur modal perusahaan berdasarkan hasil dari
beberapa penelitian terkait struktur modal.

1. Rasio Utang Terhadap Ekuitas (Debt-to-Equity Ratio)


Rasio utang terhadap ekuitas membandingkan total liabilitas atau
utang perusahaan dengan total pembiayaan dari ekuitasnya.
Rasio utang terhadap ekuitas yang tinggi menunjukkan bahwa bisnis
menerima proporsi pendanaan utang yang lebih besar daripada pendanaan
ekuitasnya. Sedangkan rasio utang terhadap ekuitas yang lebih rendah
biasanya menunjukkan kondisi bisnis yang lebih stabil secara finansial.
Tidak seperti pembiayaan ekuitas, utang wajib dibayar kembali
kepada pemberi pinjaman atau kreditur. Karena pembiayaan utang juga
membutuhkan pembayaran pokok pinjaman dan bunga, utang bisa menjadi
bentuk pembiayaan yang jauh lebih mahal daripada pembiayaan ekuitas.
Perusahaan yang memanfaatkan utang dalam jumlah besar bisa jadi berisiko
tidak dapat melunasi utang dan bunga yang dipinjam.
 Rasio Utang terhadap Modal di Mata Investor dan Kreditur
Kreditur memandang perusahaan yang memiliki rasio utang
terhadap ekuitas tinggi akan lebih berisiko. Hal ini bisa jadi dikarenakan
para investor tidak ingin mendanai perusahaan terkait sebanyak pendanaan
dari kreditur.
Dengan kata lain, dana dari investor tidak memiliki porsi sebanyak
dari para kreditor. Implikasinya, investor tidak ingin mendanai operasi
bisnis karena perusahaan tidak memiliki kinerja yang baik. Kurangnya

10
kinerja mungkin juga menjadi alasan mengapa perusahaan mencari
pembiayaan atau pendanaan lebih dari instrumen utang.

Sejumlah besar penggunaan utang umumnya juga dianggap sebagai


tanda praktik bisnis yang berisiko. Aturannya, sumber dana untuk
pembayaran atau pelunasan utang diharuskan terlepas dari pendapatan
utama bisnis. Perusahaan dengan rasio utang terhadap ekuitas yang tinggi
dan mengalami penurunan performa keuangan harus terus melakukan
pembayaran utangnya. Bahkan jika bisnis gagal menghasilkan pendapatan
yang cukup untuk menutupinya juga tetap wajib untuk melunasi utangnya.
Tentu hal tersebut dengan cepat dapat menyebabkan pinjaman macet dan
berakhir kebangkrutan. Secara umum, rasio utang terhadap modal yang
lebih rendah disukai oleh investor dan kreditur.

 Rumus Debt to Equity Ratio (DER)

DER= Total liabilitas


Total ekuitas
Contoh:

PT Santuy memiliki informasi keuangan berupa total liabilitas jangka


pendek dan panjang sejumlah Rp120.000.000 dan ekuitas pemegang
saham sejumlah Rp230.000.000. Berapakah nilai Rasio Utang terhadap
Ekuitasnya?

DER= Total liabilitas


Total ekuitas
= Rp. 120.000.000
Rp. 230.000.000
= 0,52

2. Weighted Average Cost of Capital (WACC)

Weighted Average Cost of Capital (WACC) atau biaya modal rata-


rata tertimbang adalah rasio keuangan yang menghitung biaya pendanaan

11
perusahaan untuk memperoleh aset dengan membandingkan struktur utang
dan ekuitas bisnis. Dengan kata lain, rasio ini mengukur bobot dan biaya
sebenarnya dari utang dan pengumpulan dana ekuitas untuk mendanai
pembelian aset dan ekspansi modal baru berdasarkan tingkat struktur modal
perusahaan saat ini.

Manajemen biasanya menggunakan rasio ini untuk memutuskan


apakah perusahaan harus menggunakan utang atau ekuitas untuk membiayai
pembeliaan aset baru. Rasio ini terbilang sangat komprehensif karena rasio
ini merata-ratakan semua sumber modal. Sumber modal tersebut termasuk
utang jangka panjang, saham biasa, saham preferen, dan obligasi. Dan
tentunya rasio ini juga sangat kompleks.

Obligasi dan utang jangka panjang diterbitkan dengan nominal


pokok dan suku bunga yang dapat digunakan untuk menghitung biaya
keseluruhannya. Namun untuk ekuitas, seperti halnya saham biasa dan
saham preferen, tidak memiliki harga pasti. Dan untuk mengetahui nilai
WACC, maka harus menghitung harga ekuitas tersebut sebelum
menerapkannya pada persamaan.

 Tujuan dan Fungsi WACC


1. WACC berfungsi sebagai financial modelling sebagai tingkat diskonto
untuk menghitung net present value dari suatu bisnis
2. Metode perhitungan WACC digunakan oleh investor untuk kelayakan
bisnis dan performa investasi di suatu perusahaan
3. WACC adalah matriks biaya modal perusahaan yang dapat menjadi tolak
ukur bagi investor untuk menentukan berapa target keuntungan yang
harus dicapai untuk menutupi biaya modal
4. Mengukur kinerja manajemen perusahaan

 Rumus WACC
WACC = (1- t) x rd x [D/(D+E)] + re x [E/(D+E)]
Keterangan :

12
D = Nilai pasar hutang perusahaan
E = Nilai pasar ekuitas perusahaan
rd = Biaya dari utang
re = Biaya ekuitas
t = Tarif pajak marginal
Contoh :
Sebuah perusahaan memiliki struktur modal 60% utang, dan 40 % ekuitas.
Biaya hutang sebelum pajak oleh perusahaan adalah 8% dan biaya ekuitas
adalah 9%. Tarif pajak marginal perusahaan adalah 20%. Berapakah
WACC?
WACC = (1 - t) x rd x [D/(D+E)] + re x [E/(D+E)]
= (1 – 20%) x 8% x [60%/(60%+40%)] + 9% x [40%/(60%+40%)]
= 0,8 x 0,08 x 0,6 + 0,09 x 0,4
= 0,0744
= 7,4 %

2.5 Sumber Modal Kerja

Kebutuhan akan modal modal kerja mutlak disediakan perusahaan


dalam bentuk apapun. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan tersebut,
diperlukan sumber-sumber modal kerja yang dapat dicari dari berbagai sumber
yang tersedia. Namun, dalam pemilihan sumber modal harus diperhatikan
untung ruginya sumber modal kerja tersebut. Pertimbangan ini perlu dilakukan
agar tidak menjadi beban perusahaan ke depan atau akan menimbulkan
masalah yang tidak diinginkan.

Sumber-sumber dana untuk modal kerja dapat diperoleh dari penurunan


jumlah aktiva dan kenaikan passiva. Berikut ini beberapa sumber modal kerja
yang dapat digunakan, yaitu:

1. Hasil operasi perusahaan


Hasil operasi perusahaan maksudnya adalah pendapatan atau laba yang
diperoleh perusahaan ditambah dengan penyusutan. Seperti misalnya
cadangan laba atau laba yang belum dibagi. Selama laba yang belum dibagi

13
perusahaan dan belum atau tidak diambil pemegang saham, hal tersebut
akan menambah modal kerja perusahaan. Namun, modal kerja ini sifatnya
hanya sementara waktu saja dalam waktu yang relatif tidak terlalu lama.
2. Keuntungan penjualan surat-surat berharga
Besar keuntungan tersebut adalah selisih antara harga beli dengan harga jual
surat berharga tersebut. Namun, sebaliknya jika terpaksa harus menjual
surat-surat berharga dalam kondisi rugi, otomatis akan mengurangi modal
kerja.
3. Penjualan saham
Perusahaan melepas sejumlah saham yang masih dimiliki untuk dijual
kepada berbagai pihak. Hasil penjualan saham ini dapat digunakan sebagai
modal kerja.
4. Penjualan aktiva tetap
Pada penjualan aktiva tetap, yang dijual adalah aktiva tetap yang kurang
produktif atau masih menganggur. Hasil penjualan ini dapat dijadikan uang
kas atau piutang sebesar harga jual.
5. Penjualan obligasi
Perusahaan mengeluarkan sejumlah obligasi untuk dijual kepada pihak
lainnya. Hasil penjualan ini juga dapat dijadikan modal kerja, sekalipun
hasil penjualan obligasi lebih diutamakan kepada investasi perusahaan
jangka panjang.
6. Memperoleh pinjaman
Memporeleh pinjaman dari kreditur (bank atau lembaga lainnya), terutama
pinjaman jangka pendek, khusus untuk pinjaman jangka panjang juga dapat
digunakan. Hanya saja peruntukkan pinjaman jangka panjang biasanya
digunakan untuk kepentingan investasi. Dalam praktiknya pinjaman
terutama dari duni perbankan ada yang dikhususkan untuk digunakan
sebagai modal kerja, walaupun tidak menambah aktiva lancar.
7. Dana hibah
Perolehan dana hibah dari berbagai lembaga, ini juga dapat digunakan
sebagai modal kerja. Dana hibah ini biasanya tidak dikenakan beban biaya
sebagaimana pinjaman dan tidak ada kewajiban pengembalian.

14
Dapat disimpulkan bahwa secara umum kenaikan dan penurunan
modal kerja disebabkan :

1. Adanya kenaikan modal (penambahan modal pemilik atau laba)


2. Adanya pengurangan aktiva tetap (penjualan aktiva tetap)
3. Adanya penambah utang

2.6 Penggunaan Modal Kerja

Setelah memperoleh modal kerja yang diinginkan, tugas manajer


keuangan adalah meggunakan modal kerja tersebut. Hubungan antara
sumber dan penggunaan modal kerja sangat erat artinya pengunaan modal
kerja dipilih dari sumber modal kerja tertentu atau sebaliknya. Penggunaan
modal kerja akan dapat mempengaruhi jumlah modal kerja itu sendiri.
Seseorang manajer dituntut untuk menggunakan modal kerja secara tepat,
sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai perusahaan.

Penggunaan dana untuk modal kerja dapat diperoleh dari kenaikan aktiva
dan menurunnya passiva. Secara umum dikatakan bahwa penggunaan
modal kerja bisa dilakukan perusahaan untuk:

1. Pengeluaran untuk gaji, upah, dan biaya operasi perusahaan lainnya


Perusahaan mengeluarkan sejumlah uang untuk membayar gaji, upah,
dan biaya operasi lainnya yang digunakan untuk menunjang penjualan.
2. Pengeluaran untuk membeli bahan baku atau barang dagangan.
Pada sejumlah bahan baku yang dibeli dan akan digunakan untuk proses
produksi dan pembelian barang dagangan yang akan dijual Kembali.
3. Menutupi kerugian akibat penjualan surat berharga.
Pada saat perusahaan menjual surat-surat berharga, namun mengalami
kerugian hal ini akan mengurangi modal kerja dan segera ditutupi.
4. Pembentukan dana
Pemisahan aktiva lancer untuk tujuan tertentu dalam jangka Panjang,
misalnya pembentukan dana pension, dana ekspansi, atau dana
pelunasan obligasi. Pembentukan dana ini akan mengubah bentuk aktiva
dari ktiva lancer menjadi aktiva tetap.

15
5. Pembelian aktiva tetap seperti tanah, bangunan, kendaraan, mesin, dan
lain-lain.
Pembelian aktiva tetap atau investasi jangja panjang seperti yang
disebutkan diatas ini akan mengakibatkan berkurang nya aktiva lancar
dan timbulnya utang lancar
6. Pembayaran utang jangka panjang
Adanya pembayaran utang jangka panjang yang sudah jatuh tempo
seperti pelunasan obligasi, hipotek dan utang bank jangka panjang.
7. Pembelian atau penarikan kembali saham yang beredar
Perusahaan menarik kembali saham-saham yang sudah beredar dengan
alas an tertentu dengan cara membeli Kembali, baik untuk sementara
waktu maupun selamanya.
8. Pengambilan uang atau barang untuk kepentingan pribadi
Pemilik perusahaan mengambil barang atau uang yang digunakan untuk
kepentingan pribadi, termasuk dalam hal ini adanya pengambilan
keuntungan atau pembayaran dividen oleh perusahaan.

Penggunaan modal kerja diatas jelas akan mengakibatkan perubahan modal


kerja, namun perubahan modal kerja tergantung dari penggunaan modal
kerja itu sendiri. Dalam praktiknya modal kerja suatu perusahaan tidak akan
berubah apabila terjadi:

1. Pembelian barang dagangan dan bahan lainnya secara tunai


2. Pembelian surat-surat berharga secara tunai
3. Perubahan bentuk piutang misalnya dari piutang dagang ke piutang
wesel

Dikatakan modal kerja tidak mengalami perubahan disebabkan pembelian


barang secara tunai, posisinya tetap berada diativa lancar, hanya berubah
komponennya saja. Demikian pula dengan pembelian surat-surat berharga
secara tunai tetap tidak mengubah aktiva lancar. Sementara itu, perubahan
bentuk piutang misalnya dari piutang dagang ke piutang wesel juga tidak
mengubah posisi utang lancar.

2.7 Laporan Sumber dan Penggunaan Modal

16
Perolehan modal kerja dari sumber yang telah dipilih serta
penggunaan modal kerja yang telah dilakukan selama operasional
perusahaan perlu dibuatkan laporan sebagai bentuk pertanggung jawaban
manajer keuangan. Laporan sumber dan pengunaan modal kerja
menggambarkan bagaimana perputaran modal kerja selama periode
tertentu. Laporan ini juga menunjukan kinerja manajemen dalam mengelola
modal kerjanya. Dalam laporan penggunaan dan sumber modal kerja akan
terlihat perubahan modal kerja yang dimiliki perusahaan.

Seperti dijelaskan sebelumnya, perubahan modal kerja disebabkan


oleh berbagai factor. Perubahan yang terjadi dalam modal kerja harus
dibuatkan laporannya yang kita sebut dengan nama laporan perubahan
modal kerja. Dalam praktiknya laporan perubahan modal kerja
menggambarkan:

1. Posisi modal kerja per periode


2. Perubahan modal kerja
3. Komposisi modal kerja
4. Jumlah modal kerja yang berasal dari penjualan saham
5. Jumlah modal kerja yang berasal dari utang jangka panjang
6. Jumlah modal kerja yang digunakan untuk aktiva tetap
7. Jumlah aktiva tetap yang telah dijual
Untuk membuat laporan perubahan modal kerja, berikut ini disajikan
contoh perbandingan neraca PT Ray Ibrahim, Tbk.

17
PT Ray Ibrahim, Tbk
Neraca Perbandingan
Per 31 Desember 2005 dan 2006 (dalam jutaan rupiah)

Periode Naik/Turun
Pos-pos dalam Tahun Tahun Naik Turun
Neraca 2005 2006
Aktiva Lancar
Kas 250 350 100
Surat-surat berharga 140 50 90
Piutang 350 250 100
Persediaan 125 150 25
Total Aktiva 865 800 65
Lancar
Aktiva Tetap
Tanah 735 735
Mesin 2.500 3.790 1.290
Kendaraan 1.500 1.500
Akum. Penyusutan (400) (925) 500
Total Aktiva Tetap 4.335 5.100 2.790
Total Aktiva 5.200 6.900 2.730
Utang Lancar
Utang Bank 550 200 350
Uang Dagang 100 200 100
Uang Wesel 100 50 50
Total Utang 750 450 300
Lancar
Utang Jangka
Panjang
Utang Hipotek 2.000 1.450 550
Total Utang 2.000 1.450 (200)
Jangka Panjang

18
Ekuitas
Modal Setor 2.000 2.500 500
Laba Ditahan 450 1.500 1.050
Total Ekuitas 2.450 4.000 1.550
Total Passiva 5.200 5.900

Sebagai ilustrasi untuk menggambarkan sumber modal kerja dan


penggunaan modal kerja dijelaskan sebagai berikut :
Sumber modal kerja
1. Hasil operasi :
- Laba Rp.1.050
- Penyusutan Rp. 500 Rp. 1.550
2. Penjualan saham Rp. 500
Jumlah Modal Kerja Rp. 2.050

Penggunaan Modal Kerja

1. Pembelian Mesin Rp. 1.290


2. Pembayaran Uang Hipotek Rp. 550 Rp. 1.840
Kenaikan Modal Kerja Bersih Rp. 210

2.8 Teori Struktur Modal Untuk Masalah Kredit Diperusahaan

Sumber dana dapat diperoleh dengan berbagai macam cara, namun


pada dasarnya ada dua sumber dana, yaitu dana yang berasal dari sumber asing
(eksternal perusahaan) atau biasa disebut modal asing, dan dana yang berasal
dari dalam perusahaan (internal perusahaan). Dana yang berasal dari sumber
asing dapat diperoleh melalui utang (debt financing) dan melalui pembelanjaan
sendiri yaitu dengan jalan penerbitan saham (equity financing).

Struktur modal menjadi masalah yang penting bagi perusahaan karena


baik buruknya struktur modal akan mempunyai efek langsung terhadap posisi
finansial perusahaan. Teori yang dapat membahas tentang struktur modal ada
yaitu:

19
1. Pendekatan tradisional
Menurut teori pendekatan tradisional terdapat struktur modal yang
optimal. Dengan kata lain struktur modal mempunyai pengaruh
terhadap nilai suatu perusahaan. Struktur modal bisa diubah-ubah agar
bisa diperoleh nilai perusahaan yang optimal.
2. Pendekatan Modigliani dan Miller (MM)
Pada pendekatan Modigliani dan miller (MM), tahun1960-an kedua
ekonom tersebut memasukan faktor pajak ke dalam analisis mereka.
Dalam teori MM, terdapat berbagai asumsi yang dirasa tidak realistis,
hasil ketidakrelevanan MM memiliki arti yang sangat penting dengan
menunjukkan kondisi-kondisi dimana struktur modal tersebut tidak
relevan. MM juga telah memberikan petunjuk mengenai hal-hal apa
yang dibutuhkan agar membuat struktur modal menjadi relevan dan
yang mempengaruhi nilai perusahaan Brigham dan Houston (2006).
Mereka sampai pada kesimpulan bahwa nilai perusahaan dengan utang
lebih tinggi adalah tidak relevan dibandingkan nilai perusahaan tanpa
utang. Kenaikan tersebut dikarenakanadanya penghematan pajak dari
penggunaan utang.
3. Teori Trade-Off
Teori trade off merupakan gabungan antara teori struktur modal
modigliani dan miller dengan memasukkan biaya kebangkrutan dan
biaya keagenan yang mengindikasikan adanya penghematan pajak dari
utang dengan biaya kebangkrutan. Pada teori ini, mengasumsikan
bahwa struktur modal perusahaan merupakan hasil pertukaran (trade-
off) dari keuntungan pendanaan melalui utang (pajak perusahaan yang
menguntungkan) dengan tingkat suku bunga dan biaya kebangkrutan
yang lebih tinggi. Sehingga pada teori ini, perusahaan lebih suka
mendapatkan dana dari eksternal perusahaan daripada dana yang berasal
dari internal perusahaan.
4. Model Millern dengan Pajak Perusahaan dan Personal
Modigliani dan miller mengembangkan model struktur modal tanpa
pajak dan dengan pajak. Nilai perusahaan dengan pajak lebih tinggi

20
dibandingkan dengan nilai perusahaan tanpa pajak. Selisih tersebut
diperoleh melalui penghematan pajak karena bunga bisa dipakai untuk
mengurangi pajak. Miller kemudian mengembangkan model struktur
modal dengan memasukkan pajak personal. Pemegang saham dan
pemegang utang harus membayar pajak jika mereka menerima dividen
(untuk pemegang saham) atau bunga (untuk pemegang utang). Menurut
model tersebut, tujuan yang ingin dicapai adalah tidak hanya
meminimalkan pajak perusahaan, tetapi meminimalkan total pajak yang
harus dibayarkan (pajak perusahaan, pajak atas pemegang saham, dan
pajak atas pemegang utang).
5. Pecking-Order Theory
Teori pecking order bisa menjelaskan kenapa perusahaan yang
mempunyai tingkat keuntungan yang tinggi justru mempunyai tingkat
utang yang lebih kecil. Tingkat utang yang kecil tersebut tidak
dikarenakan perusahaan mempunyai target tingkat utang yang kecil,
tetapi karena mereka tidak membutuhkan dana eksternal. Tingkat
keuntungan yang tinggi menjadikan dana internal mereka cukup untuk
memenuhi kebutuhan investasi. Pada perusahaan yang menggunakan
teori pecking-order ini, mereka lebih suka menggunakan dana internal
perusahaan dibandingkan dengan dana eksternal perusahaan.
6. Teori Asimetri: Informasi dan Signaling
Konsep signaling dan asimetri informasi berkaitan erat. Teori asimetri
mengatakan bahwa pihak-pihak yang berkaitan dengan perusahaan
tidak mempunyai informasi yang sama mengenai prospek dan risiko
perusahaan. Pihak tertentu mempunyai informasi yang lebih baik
dibandingkan pihak lainnya. Manajer biasanya mempunyai informasi
yang lebih baik dibandingkan dengan pihak luar (investor). Karena itu
bisa dikatakan terjadi asimetri informasi antara manajer dengan
investor. Teori signaling adalah model dimana struktur modal
(penggunaan utang) merupakan signal yang disampaikan oleh manajer
ke pasar. Perusahaan yang meningkatkan utang bisa dipandang sebagai
perusahaan yang yakin dengan prospek perusahaan di masa mendatang.

21
Karena cukup yakin, maka manajer perusahaan tersebut berani
menggunakan utang yang lebih besar. Investor diharapkan akan
menangkap signal tersebut, signal bahwa perusahaan mempunyai
prospek yang baik. Dengan demikian utang merupakan tanda atau signal
positif.

2.9 Risiko Berhutang Dalam Mata Uang Asing dan Pengaruhnya Bagi
Struktur Modal

Dari segi konsep struktur modal menekankan bahwa jika utang itu
sangat tidak boleh melewati batas kekayaan yang dimiliki (shareholder’s
equity). Namun jika ternyata utang tersebut telah melewati batas kekayaan
yang dimiliki dan tidak mampu dibayar lagi maka itulah yang dimaksud kasus
perbankan sebagai kredit macet.

Berutang dalam mata uang asing selama ini mungkin dianggap


bunganya jauh lebih rendah dibandingkan dengan mencari pinjaman dana
dari Lembaga pemberi pinjaman dalam negeri seperti perbankan. Tetapi harus
dimengerti bahwa mata uang asing (foreign currency) sering mengalami
pergerakan ketidak stabilan karena banyak factor seperti salah satunya
penerapan system mata uang mengambang (floating exchange rate) yang
diterapkan oleh Bank Indonesia dalam kebijakan moneternya.

Situasi pinjaman dalam mata uang asing menjadi bertambah parah


jika seandainya pinjaman tersebut lebih banyak dipakai untuk bisnis di dalam
negeri dan pangsa pasarnya pun berada didalam negeri. Sehingga pada saat
nilai tukar mata uang asing mengalami fluktuasi yaitu seperti rendahnya mata
uang asing domestic rupiah dibandingkan dengan mata uang asing, dan para
pengusaha harus mengembalikan pinjaman itu dengan situasi yang rugi,
sehingga jika ini terjadi secara terus-menerus akan menyebabkan perusahaan
tersebut bangkrut.

Pengaruh Hutang Mata Uang Asing Terhadap Struktur Modal .Teori


tentang struktur modal menyatakan bahwa peningkatan hutang akan
meningkatkan kinerja perusahaan namun juga akan meningkatkan risiko

22
keuangan perusahaan. Peningkatan kinerja perusahaan disebabkan karena
penghematan pajak yang ditimbulkan karena pembayaran beban tetap
sebelum perusahaan membayar pajak mengakibatkan penghematan pajak.
Bunga hutang mata uang asing yang secara relatif lebih rendah daripada
hutang mata uang lokal juga mendasari peningkatan kinerja akibat pemilihan
sumber dana ini. Tingkat leverage yang tinggi juga dapat memperbesar
tingkat pengembalian yang diharapkan sehingga akan menaikkan harga
saham atau memaksimalkan nilai perusahaan. Kenaikan harga saham dapat
meningkatkan pendapatan saham baik berupa dividen dan capital gain.

Teori Keynes dalam penelitian Sudiyanto dan Suroso (2010) yang


mengatakan bahwa semakin terdepresiasinya nilai tukar rupiah terhadap mata
uang asing berarti terjadi penurunan nilai mata uang domestic yang
disebabkan karena inflasi di dalam negeri lebih besar dari inflasi di luar
negeri. Era globalisasi menyebabkan perubahan inflasi di luar negeri akan
berpengaruh terhadap perekonomian global maupun nasional (domestic)
akibat dari perubahan kondisi perekonomian tersebut, maka kegiatan
investasi disektor riil terutama bagi perusahaan industry manufaktur yang
menggunakan bahan baku import menjadi tidak menentu. Oleh karena itu,
investor akan mencari alternatif investasi yang lebih menguntungkan,
kemungkinan transaksi menggunakan mat uang asing akan menjadi
pilihannya, akibatnya aktivitas investasi mengalami stagnan serta kinerja
pasar modal mulai menurun, khususnya di sector rill. Hal ini akan berdampak
pada struktur modal perusahaan yang tidak mengalami perubahan bahkan
mengalami penurunan.

23
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan tersebut dapat


disimpulkan bahwa analisis sumber dan penggunaan modal kerja merupakan
analisis yang berhubungan dengan sumber-sumber dan penggunaan dana
perusahaan. Dana dapat diartikan sebagai kas, utang yang disimpan di bank
dalam bentuk giro atau tabungan, modal kerja, seluruh aktiva yang dimiliki
perusahaan, aktiva yang memiliki sifat yang sama dengan kas.

Konsep modal kerja terbagi ke dalam:

1. Konsep kuantatif, bahwa modal kerja adalah seluruh aktiva lancar yang
dimiliki perusahaan.
2. Konsep kualitatif, menitikberatkan kepada kualitas modal kerja.
3. Konsep fungsional, menekankan kepada fungsi dana yang dimiliki
perusahaan dalam memperoleh laba.

Faktor-faktor yang mempengaruhi modal kerja yaitu jenis perusahaan,


syarat kredit, waktu produksi, tingkat perputaran persediaan.

Sumber modal kerja yang dapat digunakan yaitu :

1. Hasil operasi perusahaan


2. Keuntungan penjualan surat-surat berharga
3. Penjualan saham
4. Penjualan aktiva tetap
5. Penjualan obligasi
6. Memperoleh pinjaman
7. Dana hibah

Penggunaan modal kerja yang bisa digunakan oleh perusahaan :

1. Pengeluaran untuk gaji dan upah


2. Pengeluaran untuk membeli bahan baku atau barang dagangan

24
3. Untuk menutupi kerugian akibat penjualan surat berharga
4. Pembayaran dividen
5. Pembelian aktiva tetap
6. Pembayaran utang jangka panjang
7. Pengambilan uang atau barang untuk kepentingan pribadi

Laporan perubahan modal kerja menggambarkan:

1. Posisi modal per periode


2. Perubahan modal kerja
3. Komposisi modal kerja
4. Jumlah modal kerja yang berasal dari penjualan saham
5. Jumlah modal kerja yang berasal dari utang jangka panjang
6. Jumlah modal kerja yang digunakan untuk aktiva tetap
7. Jumlah aktiva tetap yang telah dijual dan lainnya.

Secara umum ada dua teori pada struktur modal yang bersangkutan dengan
kredit/utang pada perusahaan yaitu :

1. Pendekatan Tradisional
2. Pendekatan Modigliani dan Miller (MM)
3. Teori Trade-Off
4. Model Millern dengan Pajak Perusahaan dan Personal
5. Teori Pecking Order
6. Teori Asimetri : Informasi dan Signaling

Dari segi konsep struktur modal menekankan bahwa jika utang itu
sangat tidak boleh melewati batas kekayaan yang dimiliki (shareholder’s
equity). Namun jika ternyata utang tersebut telah melewati batas kekayaan
yang dimiliki dan tidak mampu dibayar lagi maka itulah yang dimaksud kasus
perbankan sebagai kredit macet. Era globalisasi menyebabkan perubahan
inflasi di luar negeri akan berpengaruh terhadap perekonomian global
maupun nasional (domestic) akibat dari perubahan kondisi perekonomian
tersebut, maka kegiatan investasi disektor riil terutama bagi perusahaan
industry manufaktur yang menggunakan bahan baku import menjadi tidak

25
menentu. . Hal ini akan berdampak pada struktur modal perusahaan yang
tidak mengalami perubahan bahkan mengalami penurunan.

3.2 Saran

Sumber dan penggunaan modal kerja sangat penting bagi perusahaan


dan modal kerja dibutuhkan untuk menjalankan usaha dan meminimalisir
risiko. Maka dari itu, agar dapat mengimplementasikan mengenai sumber dan
penggunaan modal kerja dengan efektif perusahaan perlu membuat
perencanaan yang lebih baik terhadap pengelolaan modal kerja. Baik itu dari
itu pengelolaan sumber-sumber modal kerja ataupun penggunaan modal kerja.
Sumber modal kerja sebaiknya diperoleh secara tepat sesuai dengan kebutuhan.
Selain itu, sumber modal kerja yang telah diperoleh digunakan secara efektif,
dan efisien sesuai dengan kegiatan utama perusahaan. Hal ini sangat perlu
dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu mendapatkan laba
seoptimal mungkin. Selain itu, perusahaan sebaiknya lebih meningkatkan
pengenadalian untuk menghindari risiko-risiko yang akan terjadi.

26
DAFTAR PUSTAKA

Kasmir. 2015. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Depok : Raja Wali Pers.

https://kamus.tokopedia.com/d/dana/
https://www.jurnal.id/id/blog/rasio-keuangan-untuk-menilai-keputusan-struktur-
modal/
https://www.jurnal.id/id/blog/2018-penjelasan-lengkap-6-teori-struktur-modal/
https://cerdasco.com/cara-menghitung-weighted-average-cost-of-capital-wacc/
https://www.invesnesia.com/wacc

27

Anda mungkin juga menyukai