Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

“SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA”


UNTUK MEMENUHI MATA KULIAH ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

DOSEN PENGAMPUH :

SUWAJI , SE. MM

Disusun oleh:

RAISA SITI FATIMAH ( 2010089530298 )


SINTA AGUSTIA YULIANTO ( 2010089530331 )
UJANG SARIPUDIN ( 1910089530334 )

VI KEUANGAN C
KONSENTRASI KEUANGAN
PRODI MANAJEMEN
INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS INDRAGIRI (ITB-I)
Jalan R. Soeprapto No. 14 Telp. (0769) 21019 Rengat Riau

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
izin dan kehendak-Nya. Makalah ini dapat kami selesaikan pada waktunya.
Penulisan dan pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Analisi Laporan Keuangan . Adapun yang kami bahas dalam
makalah ini mengenai Sumber dan Penggunaan Modal Kerja. Dalam penulisan
makalah ini kami menemui berbagai hambatan yang dikarenakan terbatasnya ilmu
pengetahuan kami mengenai hal yang berkenaan dengan penulisan makalah ini.
Oleh karena itu, sudah sepatutnya kami berterima kasih kepada Dosen
Pengampuh yang telah memberikan limpahan ilmu yang berguna kepada kami.
Kami menyadari akan kemampuan kami yang masih amatir. Dalam
makalah ini kami sudah berusaha untuk dapat menyusunnya dengan baik. Tapi
kami yakin makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan saran dan juga kritik untuk menyempurnakan makalah ini.
Kami berharap makalah ini dapat menjadi referensi dan berguna bagi kami
dan siapapun yang membacanya

Rengat, 23 November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................... ii


DAFTAR ISI ....................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................... vi

1.1 LATAR BELAKANG .............................................................................. vi

1.2 RUMUSAN MASALAH .......................................................................... v

1.3 TUJUAN MASALAH ............................................................................... v

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................... 1

2.1. Pengertian Modal Kerja............................................................................... 1

2.2. Jenis-jenis Modal Kerja ............................................................................... 4

2.3. Faktor yang mempengaruhi jumlah Modal Kerja ....................................... 6

2.4. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja .......................................... 8

2.5. Studi Kasus ................................................................................................ 13

BAB IV PENUTUP ........................................................................... 15

3.1. KESIMPULAN ......................................................................................... 15

3.2. SARAN ..................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laporan Keuangan merupakan pelaporan dari peristiwa-peristiwa keuangan


laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi
dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan. Mulanya
laporan keuangan utama perusahaan adalah Neraca dan Laporan Laba Rugi, tetapi
belakangan ini lahirlah Laporan Modal Kerja atau Laporan sumber dan Penggunaan
Modal Kerja. Untuk membiayai operasi perusahaan perlu adanya modal kerja yang
diharapkan akan dapat kembali membiayao operasi perusahaan selanjutnya. Laporan
sumber dan penggunaan modal erat kaitannya dengan tingkat likuiditas dalam
memenuhi kewajiban jangka pendek dengan sejumlah aktiva-aktiva lancar yang
dimiliki perusahaan. Ada beberapa macam rasio dalam menilai likuiditas yaitu
Current Ratio, Acid Test Ratio, dan Cash Ratio
Salah satu analisis laporan keuangan adalah analisis laporan sumber dan
penggunaan modal kerja yaitu suatu analisis tentang darimana sumber-sumber dan
penggunaan modal kerja dalam suatu perusahaan. Modal kerja merupakan dana yang
harus tersediaa dalam perusahaan yang dapat digunakan untuk membelanjai kegiatan
operasinya sehari-hari, gaji pegawai dan sebagainya, dimana uang atau dana yang
telah dikeluarkan itu diharapkan akan dapat kembali lagi masuk dalam perusahaan
dalam waktu yang pendek melalui hasil penjualan produknya.
Dari laporan sumber daan penggunaan modal kerja ini akan membantu manajer
keuangan dalam melaksanakan kegiatan perusahaanmya dalam hal menentukan
jumlah dana yang harus tersedia dan untuk dapat melihat asal sumber dana itu
diperoleh. Selain laporan tersebut dapat juga membantu manajer keuangan dalam
merencanakan berapa penggunaan dana dengan sebaik-baiknya untuk dapat
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan perusahaan sebab apabila perusahaan
kekurangan dana tentu akan sulit berkembang Kekurangan modal kera terusmenerus
yang tidak segera diatasi tentu akan menghambat perusahaan dalam mencapai
tujuannya.

vi
1.2Rumusan Masalah
1. Apa pengertian modal kerja?
2. Apa Jenis- jenis modal kerja?
3. Apa faktor-faktor yang menentukan besarnya modal kerja?
4. Apa itu analisis sumber modal kerja dan penggunaan modal kerja?

1.3Tujuan Makalah
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk mempelajari tentang sumber dan
penggunaan modal kerja dalam laporan keuangan.

v
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Modal Kerja.

Setiap perusahaan akan memerlukan modal kerja yang akan digunakan untuk
membiayai aktivitas yang ada diperusahaan. Untuk melihat pengertian modal kerja, maka
penulis mengemukakan pendapat dari beberapa para ahli ekonomi yang memberikan
definisi dari modal kerja.

1) Menurut Jumingan (2008, hal : 66) “Modal kerja adalah kelebihan aktiva
lancar terhadap utang jangka pendek, kelebihan ini disebut modal kerja bersih
(net working capital)”.
2) Menurut Irham Fahmi (2014, hal : 99) “Modal kerja adalah investasi sebuah
perusahaan pada aktiva-aktiva jangka pendek seperti kas, sekuritas, persediaan
dan piutang.
3) Sedangkan Bambang Riyanto (2010, hal 57) menyatakan bahwa : “modal
kerja dibutuhkan oleh perusahaan untuk membelanjai operasinya sehari-hari,
misalnya untuk memberikan persekot pembelian bahan mentah, membayar
upah buruh, gaji pegawai dan lain sebagainya, dimana uang atau dana yang
telah dikeluarkan itu diharapkan akan dapat kembali lagi masuk dalam
perusahaan dalam waktu yang pendek melalui hasil penjualan produksinya”.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Modal kerja merupakan
bentuk investasi jangka pendek perusahaan dalam aktiva lancar dan modal kerja
digunakan untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-sehari seperti untuk
memberikan persekot pembelian bahan mentah, membayar upah buruh, gaji pegawai dan
lain sebagainya, dimana biaya yang dikeluarkan tersebut diharapkan dapat kembali lagi
masuk ke dalam perusahaan dalam waktu yang singat. Semakin besar perusahaan, maka
akan semakin besar pula jumlah modal kerja yang dibutuhkan.

Dalam hal ini peran dari manajmen modal kerja sangat pentig dalam bidang
keuangan karena jika salah dalam mengelola modal kerja dapat berdampak buruk pada
kegiatan perusahaan, sehingga analisis atas modal kerja perusahaan sangat penting
dilakukan untuk mengetahui situasi modal kerja yang ada saat ini, kemudian hal tersebut
1
dikaitkan dengan situasi keuangan perusahaan untuk masa yang akan datang agar
perusahaan dapat menentukan program apa yang harus dilakukan untuk mengatasinya.

Pengelolaan modal kerja juga merupakan hal yang sangat penting dalam
perusahaan, karena berhubungan dengan pengambilan keputusan mengenai jumlah dana
yang digunakan untuk membiayai aktiva lancar dari perusahaan.

Menurut Munawir (2014, hal : 114) ada tiga konsep modal kerja yang umum
digunakan yaitu :

1) KonsepKuantitatif Konsep ini menitik beratkan kepada kuantum yang


dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan perusahaan dalam membiayai
oeprasinya yang bersifat rutin, atau menunjukkan jumlah dana (fund) yang
tersedia untuk tujuan operasi jangka pendek. Dalam konsep ini menganggap
bahwa modal kerja adalah jumlah aktiva (gross working capital).
2) Konsep Kualitatif Konsep ini menitik beratkan pada kualitas modal kerja, dalam
konsep ini pengertian modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap hutang
jangka pendek (net working capital), yaitu jumlah aktiva lancar yang berasal dari
pinjaman jangka panjang maupun dari pemilik perusahaan.
3) Konsep Fungsional Konsep ini menitik beratkan fungsi dana yang dimiliki dalam
rangka menghasilkan pendapatan dari usaha pokok perusahaan. Pada dasarnya
dana dana yang dimiliki oleh suatu perusahaan seluruhnya digunakan untuk
menghasilkan laba sesuai dengan pokok perusahaan, tetapi tidak semua dana
digunakan untuk menghasilkan laba periode ini ada sebagian dana yang akan
digunakan untuk memperoleh atau menghasilkan laba dimasa yang akan datang

Pendapat Munawir diatas tersebut tidak hanya memutuskan modal kerja hanya
sebatas pada jumlah yang ada untuk mencukupi kebutuhannya, tetapi juga
menitikberatkan pada kualitas modal kerja yang ada pada perusahaan tersebut dan apa
fungsi dari dana tersebut. Menurut Kasmir (2012, hal : 248) dalam praktiknya dana atau
(fund) dibagi ke dalam beberapa pengertian berikut ini :

a. Dana dianggap sebagai kas (uang tunai).


b. Dana dianggap sebagai uang yang disimpan di Bank dalam bentuk giro
atau tabungan.
c. Dana yang dianggap sebagai modal kerja.

2
d. Dana dianggap sebagai seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan.
e. Dana dianggap sebagai aktiva yang memiliki sifat sama dengan kas.

Modal kerja sebaiknya tersedia dalam jumlah yang cukup agar memungkinkan
perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis dan menghindari masalah-masalah
kesulitan keuangan bagi perusahaan, misalnya dapat menutup kerugian dan mengatasi
keadaan keuangan perusahaan. Menurut Jumingan (2008, hal : 67) manfaat lain dari
tersedianya modal kerja yang cukup adalah sebagai berikut :

1) Melindungi perusahaan dari akibat buruk berupa turunnya nilai aktiva


lancar, seperti adanya kerugian karena debitur tidak membayar, turunnya
nilai persediaan karena harga waktunya.
2) Menungkinkan untuk dapat melunasi semua kewajiban-kewajiban jangka
pendek tepat pada waktunya.
3) Memungkinkan perusahaan untuk dapat membeli barang dengan tunai
sehingga dapat mendapatkan keuntungan berupa potongan harga.
4) Menjamin perusahaan memiliki credit standing dan dapat mengatasi
peristiwa yang tidak dapat diduga seperti kebakaran, pencurian, dan
sebagainya.
5) Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup
untuk melayani para konsumennya.
6) Menungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang
lebih menguntungkan kepada para langgangannya.
7) Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih
efisien karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang ataupun jasa
yang dibutuhkan.
8) Memungkinkan perusahaan mampu bertahan dalam periode resesi atau
depresi.

Menurut Kasmir (2012, hal : 252) arti penting modal kerja bagi perusahaan,
terutama bagi kesehatan keuangan perusahaan yaitu :

• Kegiatan seorang Manajer Keuangan lebih banyak dihabiskan di dalam


kegiatan operasional perusahaan dari waktu ke waktu. Ini merupakan
manajemen modal kerja.

3
• Investasi dalam aktiva lancar cepat dan sering kali mengalami perubahan
serta cenderung labil. Sedangkan aktiva lancar adalah modal kerja
perusahaan, artinya perubahan tersebut akan berpengaruh terhadap modal
kerja. Oleh karena itu, perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh
dari Manajer Keuangan.
• Dalam praktiknya sering kali bahwa separuh dari total aktiva merupakan
bagian dari aktiva lancar, yang merupakan modal kerja perusahaan.
Dengan kata lain, jumlah aktiva lancar samaa atau lebih dari 50% dari tital
aktiva.
• Bagi perusahaan yang relative kecil, fungsi modal kerja amat penting.
Perusahaan kecil, relatif terbatas untuk memasuki pasar dengan modal
besar dan jangka panjang. Pendanaan perusahaan lebih mengandalkan
pada utang jangka pendek, seperti utang dagang, utang Bank satu tahun
yang tentunya dapat mempengaruhi modal kerja.
• Terdapat hubungan yang sangat erat antara pertumbuhan penjualan dengan
kebutuhan modal kerja. Kenaikan penjualan berkaitan dengan tambahan,
piutang, persediaan dan juga saldo kas. Demikian pula sebaliknya apabila
terjadi penurunan penjualan, akan berpengaruh terhadap komponen dalam
aktiva lancar.

Sementara menurut Munawir (2014, hal : 114) menyatakan bahwa : “Adanya


modal kerja yang cukup sangat penting bagi suatu perusahaan karena dengan modal kerja
yang cukup itu memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi dengan seekonomis
mungkin dan perusahaan tidak mengalami kesulitan atau menghadapi bahaya-bahaya
yang mungkin timbul karena adanya krisis atau kekacauan keuangan”.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa apabila suatu perusahaan
memiliki modal kerja yang bes ar dalam menjalankan operasi perusahaan, maka
perusahaan tidak akan kesulitan untuk memenuhi semua kebutuhan perusahaan.

2.2. Jenis-jenis Modal Keja

Menurut Taylor Sutrisna dalam Tony dan Ahmad (2016, hal : 112) modal kerja

bisa dikelompokkan dalam dua jenis yaitu :


4
a) Modal kerja permanen adalah modal kerja yang selalu menjalankan

kegiatan-kegiatannya untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Modal kerja

permanen dibagi menjadi dua yaitu :

• Modal kerja primer adalah modal kerja minimal yang harus ada

dalam perusahaan untuk menjamin agar perusahaan tetap bisa

beroperasi.

• Modal kerja normal adalah modal kerja yang harus ada agar

perusahaan bisa beroperasi dengan tingkat produksi normal.

Produksi normal merupakan kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan barang sebesar kapasitas normal perusahaan.

Modal kerja variable adalah modal kerja yang jumlahnya berubah-

ubah sesuai dengan perubahan kegiatan ataupun keadaan lain yang

mempengaruhi perusahaan.

b) Modal kerja variable dibagi tiga yaitu :

1) Modal kera musiman adalah sejumlah dana yang dibutuhkan

untuk mengantisipasi apabila ada fluktuasi kegiatan perusahaan.

2) Modal kerja siklis adalah modal kerja yang jumlah kebutuhannya

dipengaruhi oleh fluktuasi kongjungtur.

3) Modal kerja darurat adalah modal kerja yang jumlah

kebutuhannya dipengaruhi oleh keadaan-keadaan yang terjadi

diluar kemampuan perusahaan.

5
2.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi modal kerja

Ketersediaan modal kerja yang dibutuhkan perusahaan harus segera terpenuhi

sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Namun terkadang untuk memenuhi kebutuhan

modal kerja seperti yang diinginkan tidaklah selalu mudah. Hal ini disebabkan terpenuhi

tidaknya kebutuhan modal kerja yang dibutuhkan perusahaan harus segera terpenuhi

sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Namum terkadang untuk memenuhi kebutuhan

modal kerja seperti yang diinginkan tidaklah selalu mudah. Hal ini disebabkan terpenuhi

tidaknya kebutuhan modal kerja sangat tergantung kepada berbagai faktor yang

mempengaruhinya.

Menurut Kasmir (2012, hal 254) dalam praktiknya terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi modal kerja antara lain :

a. Jenis Perusahaan

Jenis perusahaan dalam praktiknya meliputi dua macam, yaitu

perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa dan nonjasa (industri).

Kebutuhan modal kerja dalam perusahaan industri lebih besar jika

dibandingkan dengan perusahaan jasa. Oleh karena itu, jenis kegiatan

perusahaan sangat menentukan kebutuhan akan modal kerjanya.

b. Syarat kredit

Syarat kredit atau penjualan yang pembayarannya dilakukan

dengan cara mencicil (angsuran) juga sangat mempengaruhi modal kerja.

Untuk meningkatkan penjualan bisa dilakukan dengan berbagai cara

dengan salah satunya adaalaah melalui penjualan secara kredit. Penjualan

barang secara kredit memberikan kelonggaran kepada konsumen untuk

membeli barang dengan cara pembayaran diangsur (dicicil) beberapa kali

untuk jangka waktu tertentu.


6
Hal-hal yang di perhatian dari syarat-syarat kredit dalam hal ini

adalah :

1) Syarat untuk pembelian barang atau barang dagangan

Untuk syarat pembelian barang atau bahan yang

akan digunakan untuk memproduksi barang mempengaruhi

modal kerja. Pengaruhnya berdampak terhadap

pengeluaran kas, jika persyaratan kredit lebih mudah, maka

akan sedikit uang kas yang keluar, demikian pula

sebaliknya.

2) Syarat penjualan barang

Kemudian Syarat penjualan, apabila syarat kredit

diberikan relative lunak seperti potongan harga, maka

modal kerja yang dibutuhkan semakin besar modal kerja

yang dibutuhkan dalam sektor piutang. Agar modal kerja

yang diinvestasikan dalam sektor piutang dapat diperkecil,

maka perusahaan perlu memberikan potongan harga.

Kebijakan disamping bertujuan untuk menarik minat

debitur untuk segera membayar utangnya, juga untuk

memperkecil kemungkinan resiko untang yang tidak

tertagih (macet).

c. Waktu produksi

Untuk waktu produksi, artinya jangka waktu atau lamanya memproduksi

suatu barang. Makin lama waktu yang digunakan untuk memproduksi

suatu barang, maka akan semakin besar modal kerja yang dibutuhkan

demikian pula sebaliknya.

7
d. Tingkat perputaran persediaan

Pengaruh tingkat perputaran persediaan terhadap modal kerja

cukup penting bagi perusahaan. Makin kecil atau rendah tingkat

perputaran, maka kebutuhan modal kerja semakin tinggi, demikian pula

sebaliknya. Dengan demikian, dibutuhkan perputaran persediaan yang

cukup tinggi agar memperkecil resiko kerugian akibat penurunan harga

serta mampu menghemat biaya penyimpanan dan pemeliharaan

persediaan..

Secara umum kenaikan dan penurunan modal kerja disebabkan

tiga faktor yaitu :

1. Adanya kenaikan modal. Artinya, tambahan modal dari pemilik atau

perolehan laba dalam periode tertentu yang dimasukkan ke aktiva lancar.

2. Adanya pengurangan aktiva tetap. Artinya, adanya penjualan aktiva tetap,

terutama yang tidak produktif dimana uangnya dimasukkan ke aktiva

lancar atau digunakan untuk membayar utang jangka pendek.

3. Adanya penambahan hutang, artinya perusahaan menambah hutang baru

dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

2.4. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja

A. Analisis Sumber Modal Kerja

Menurut Bambang Riyanto (2010, hal : 345) yang dimaksud dengan analisis

sumber dan penggunaan modal kerja yaitu : “Suatu analisis untuk mengetahui bagaimana

dana digunakan dan dan bagaimana kebutuhan dana dibelanjai atau dengan kata lain

dapat diketahui darimana datangnya dana dan untuk apa dana digunakan”.

8
Sumber modal kerja adalah perubahan dari unsur-unsur non-akun lancar (aktiva

tetap, hutang jangka panjang dan modal sendiri) yang mempunyai efek memperbesar

modal kerja.

Menurut Kasmir (2012, hal : 256) beberapa sumber modal kerja yang dapat

digunakan adalah :

1. Hasil operasi perusahaan

Hasil operasi perusahaan, maksudnya adalah pendapatan atau laba

yang diperoleh pada periode tertentu. Pendapatan atau laba yang

diperoleh perusahaan ditambah dengan penyusutan. Seperti misalnya

cadangan laba, atau laba yang belum dibagi. Selama laba yang belum

dibagi perusahaan dan belum atau tidak diambil pemegang saham, maka

akan menambah modal kerja perusahaan. Namum modal kerja ini sifatnya

hanya sementara waktu saja dalam waktu yang relative tidak terlalu lama.

2. Keuntungan penjualan surat-surat berharga

Keuntungan penjualan surat-surat berharga, juga dapat digunakan

untuk keperluan modal kerja. Besarnya selisih antara harga beli dengan

harga jual surat berharga tersebut. Namum sebaliknya jika terpaksa harus

menjual surat berharga dalam kondisi rugi, maka otomatis akan

mengurangi modal kerja.

3. Penjualan saham

Penjualan saham, artinya perusahaan melepas sejumlah saham

yang masih dimiliki untuk dijual kepada berbagai pihak. Hasil penjualan

saham ini dapat digunakan sebagai modal kerja, sekalipun kebiasaan

(prioritas)

9
dalam manajemen keuangan hasil penjualan saham lebih ditekankan

untuk kebutuhan jangka panjang.

4. Penjualan aktiva tetap

Penjualan aktiva tetap, maksudnya yang dijual disini adalah aktiva

tetap yang kurang produktif atau masih menganggur. Hasil penjualan ini

dijadikan uang kas atau piutang sebesar harga jual.

5. Penjualan obligasi

Penjualan obligasi, artinya perusahaan mengeluarkan sejumlah

obligasi untuk dijual kepada pihak lainnya. Hasil penjualan ini juga dapat

dijadikan modal kerja, sekalipun hasil penjualan obligasi lebih

diutamakan kepada investasi perusahaan jangka panjang sama seperti

halnya dengan penjualan saham.

6. Memperoleh pinjaman

Memperoleh pinjaman dari kreditor (Bank atau lembaga lain),

terutama pinjaman jangka pendek. Khususnya untuk pinjaman jangka

pendek juga dapat digunakan, hanya saja peruntukan pinjaman jangka

panjang biasanya digunakan untuk kepentingan investasi. Dalam

praktiknya pinjaman, terutama dari dunia perbankan ada yang

dikhususkan untuk digunakan sebagai modal kerja, walaupun tidak

menambah aktiva lancar.

7. Dana hibah Memperoleh dana hibah dari berbagai lembaga.

Dana hibah ini juga dapat digunakan sebagai modal kerja. Dana

hibah ini biasanya tidak dikenakan beban biaya sebagaimana pinjaman

dan tidak ada kewajiban pengembalian

10
B. Pengunaan Modal Kerja

Penggunaan Modal Kerja adalah perubahan dari unsur-unsur non-akun lancar


yang mempunyai efek memperkecil modal kerja.

Menurut Kasmir (2012, hal 258) secara umum dikatakan bahwa penggunaan
modal kerja biasa dilakukan perusahaan untuk tujuan :

1. Pengeluaran gaji, upah dan biaya operasional perusahaan lainnya.


Pengeluaran gaji, upah dan biaya operasional perusahaan lainnya,
artinya perusahaan mengeluarkan sejumlah uang untuk membayar gaji,
upah, dan biaya operasi lainnya yang digunakan untuk menunjang
penjualan.
2. Pengeluaran untuk membeli bahan baku atau barang dagangan.
Pengeluaran untuk membeli bahan baku atau barang dagangan,
artinya ada sejumlah bahan baku yang dibeli yang akan digunakan untuk
proses produksi dan pembelian barang dagangan yang digunakan untuk
dijual kembali.
3. Untuk menutupi kerugian akibat penjualan surat berharga atau kerugian
lainnya.
Untuk menutupi kerugian akibat penjualan surat-surat berharga
atau kerugian lainnya, artinya pada saat perusahaan menjual surat berharga
namun mengalami kerugian dan ini akan mengurangi modal kerja yang
segera ditutupi.
4. Pembentukan dana
Pembentukan dana merupakan pemisahan aktiva lancar untuk
tujuan tertentu dalam jangka panjang, misalnya pembentukan dana pensiun,
dana ekspansi, atau dana pelunasan obligasi. Pembentukan dana ini akan
mengubah bentuk aktiva lancar menjadi aktiva tetap.
5. Pembelian aktiva tetap (tanah, bangunan, kendaraan, mesin dan lain-lain).
Pembelian aktiva tetap atau invstasi jangka panjang, seperti
pembelian tanah, bangunan, kendaraan, dan mesin. Pembelian ini akan
mengakibatkan berkurangnya aktiva lancar dan bertambahnya hutang
lancar.

11
6. Pembayaran hutang jangka panjang (obligasi, hipotek, dan hutang bank
jangka panjang).
Pembayaran hutang jangka panjang, artinya adanya pembayaran
hutang jangla panjang yang sudah jatuh tempo seperti pelunasan obligasi,
hipotek, dan hutang Bank jangka panjang.
7. Pembelian atau penarikan kembali saham yang beredar.
Pembelian atau penarikan kembali saham yang beredar, artinya
perusahaan menarik kembali saham-saham yang sudah beredar dengan
alasan tertentu dengan cara membeli kembali baik untuk sementara waktu
maupun selamanya.
8. Pengembalian uang atau barang untuk kepentingan pribadi.
Pengembalian uang atau barang untuk kepentingan pribadi, artinya
pemilik perusahaan mengambil barang atau uang yang digunakan untuk
kepentingan pribadi, termasuk dalam hal ini adanya pengembalian
keuntungan atau pembayaran deviden oleh perusahaan.
9. Dana penggunaan lainnya
Penggunaan modal kerja akan mengakibatkan perubahan modal
kerja, namun perubahan modal kerja tergantung dari penggunaan modal
kerja itu sendiri.

Dalam praktiknya modal kerja suatu perusahaan tidak akan berubah apabila
terjadi :

a) Pembelian barang dagangan dan bahan lainnya secara tunai.


b) Pembelian surat-surat berharga secara tunai.
c) Perubahan bentuk piutang dagang ke piutang wesel.

12
2.5. Studi Kasus Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja

Berikut ini adalah analisis sumber dan penggunaan modal kerja pada PT. Kawasan
Industri Medan (Persero) pada tahun 2011-2012

Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja PT. Kawasan Industri


Medan (Persero)
Tahun 2011-2012

Sumber Modal Kerja Penggunaan Modal Kerja


Aset Tetap 7.806.783.988 Properti Investasi 8.980.824.157
Pendapatan yang 536.253.982 Aset dalam Kontruksi 1.667.214.000
ditangguhkan
Hutang Bank 536.253.982 Aset Sarana dan 9.771.999.911
Prasarana
Saldo Laba 50.008.081.350 Liabilitas imbalan 1.429.158.455
pascasarjana
Total 61.585.468.202 21.846.196.523
Kenaikan Modal 39.735.922.797
Kerja
Total 61.585.468.202 61.585.468.202

Dari tabel diatas laporan analisis sumber dan penggunaan modal kerja pada tahun
2011-2012 telah diketahui bahwa perusahaan mengalami kenaikan modal kerja sebesar
Rp. 39.735.922.797. Hal ini disebabkan karena sumber modal kerja lebih besar dari padaa
penggunaan modal kerja.

Sumber modal kerja perusahaan yang paling dominan berasal dari saldo laba yang
cukup besar yaitu Rp. 50.008.081.350, yaitu berasal dari modal dan hasil operasi
perusahaan yaitu penjualan lahan dan non lahan, kemudian sumber lainnya yang
menyebabkan kenaikan modal kerja adalah pada aset tetap yaitu sebesar Rp.
7.806.783.988, pada tahun tersebut perusahaan menjual sebagian aset tetap yang dimiliki
yaitu tanah, bangunan dan juga alat berat. Dan juga pendapatan yang ditangguhkan
sebesar Rp. 536.253.982, hutang bank sebesar Rp. 3.234.000.000.

Penggunaan modal kerja padaa tahun 2011-2012 yang paling dominan adalah
pada bagian properti investasi yaitu sebesar Rp. 8.980.824.157 karena pada tahun tesebut
perusahaan melakukan perawatan pada properti investasi. Selain itu perusahaan
menggunakan modal kerja untuk aset dalam konstruksi sebesar Rp. 1.667.214.000 adanya
13
pembangunan SPBU, dan gudang penyimpanan limbah, kemudian aset sarana dan
prasarana sebesar Rp. 9.771.999.911 dan liabilitas imbalan pascasarjana sebsar Rp.
1.429.158.455

Dari analisis yang telah dilakukan oleh penulis, Pada tahun 2011 dan 2012 modal
kerja bersih menglamai peningkatan yaitu sebesar 4% yaitu selesih antara modal kerja
bersih ditahun tersebut, hal ini juga diikuti dengan perubahan modal kerja yang
meningkat dari tahun 2011 sampai tahun 2012. Pada tahun 2012 perubahan modal kerja
mengalami peningkatan yaitu sebesar 28%, hal ini disebabkan karena adanya peningkatan
pada aset lancar yaitu meningkat nya kas dan setara kas, piutang lain-lain, dan biaya
dibayar dimuka. Hal ini berdampak baik bagi perusahaan karena meningktanya beberapa
item ini akan menambah jumlah modal kerja bagi perusahaan.

Berdasarkan pada analisis sumber dan penggunaan modal kerja maka dapat dilihat
darimana sumber modal kerja perusahaan dan untuk apa penggunaan modal kerja pada
perusahaan, serta apa yang menjadi penyebab meningkatnya modal kerja tersebut. Pada
tahun 2012 peningkatan modal kerja terjadi karena sumber modal kerja yaitu sebesar 21%
lebih besar dari pada penggunaannya yaitu sebesar 11%, pada tahun 2012 penggunaan
modal kerja tidak terlalu banyak sehingga sumber modal kerja mengalami peningkatan
yaitu sebesar 28%. Sumber modal kerja perusahaan yang paling dominan berasal dari
saldo laba yang cukup 53 67 i besar, yaitu saldo laba berasal dari modal dan juga hasil
operasi perusahaan, dan pada tahun tersebut hasil operasi perusahaan meningkat yaitu
pada penjualan lahan.

Penggunaan modal kerja padaa tahun 2011-2012 adalah sebesar 11% yaitu pada
bagian properti investasi yaitu karena pada tahun tesebut perusahaan melakukan
perawatan dan pembelian pada properti investasi. Properti investasi ini meliputi seperti
gudang, gedung, alat-alat berat dan juga mesin yang biasanya disewakan kepada pihak-
pihak yang ingin menggunakan properti tersebut. Selain itu perusahaan menggunakan
modal kerja untuk aset dalam konstruksi yaitu untuk membangun SPBU dan juga gudang
penyimpanan untuk limbah.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Analisis sumber dan penggunaan modal keja merupakan salah satu dari
berbagai teknik analisis laporan keuangan yang menyajikan informasi khusus dan
spesifik dari suatu laporan keuangan. Ada tiga konsep pengertian modal kerja, yang
pertama adalah konsep kuantitatif, konsep kualitatif dan konsep fungsionil.
Dari ketiga konsep pengertian modal kerja tersebut, modal kerja yang akan
digunakan dalam analisis ini adalah modal kerja konsep kuantitatif, yaitu selisih
aktiva lancar atas hutang lancar yang dimiliki perusahaan. Dengan demikian modal
kerja yang digunakan menggunakan prinsip net working capital atau modal kerja
bersih, dimana jumlah modal kerja sudah memperhitungkan kewajiban jangka
pendek yang harus dibayar oleh perusahaan. Selain itu, ada dua jenis modal kerja
yaitu modal kerja permanen dan modal kerja variabel.

3.2 SARAN

Penulis menyadari akan kekurangan makalah ini, oleh sebab itu diharapkan
kepada pembaca untuk dapat memberi kritik dan saran yang konstruktif dalam rangka
penyempurnaan makalah ini. Penulis menyerahkan diri serta memohon taufik dan
hidayah-Nya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Deloof, M. (n.d.). Does Working Capital Managemen Effects Profitability Belgian Firms.
Journal Of Business Finance & Accounting, 30 (3) & (4): 0306-686X.

Eljelly, A. M. (n.d.). Liquidity – Profitability Tradeoff: An empirical Investigation in An


Emerging . “International Journal of Commerce & Management.”, 14 (2): 48-
61.

Esra, Martha, A., & Prima, A. (2002). Manajemen Modal Kerja. Jurnal Ekonomi
Perusahaan.

Gitman, L. J. (2001). Principle of Managerial Finance. Hagerstown,New York: Harper &


Row Publisher.

Handoko, & T, H. (1999). Dasar Dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Yogyakarta:
Penerbit BPFE.

Kasmir. (2010). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.

Kasmir. (2010). Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Prenada Media Grup.

Raheman, A., & Nashr, M. (2007, Maret 2). Working Capital Management and
Profitability – Case of Pakistani Firms. International Review of Business
Research Papers, pp. 275-276.

Riyanto, B. (1995). Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yayasan Badan Penerbit


Gajah Mada.

Riyanto, B. (1999). Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: Penerbit


BPFE.

Sawir, A. (2005). Analisis Kinerja Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan (Edisi
kelima ed.). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Shah, A., & Sana, A. (2006). Impact of Working Capital Management on the Profitability
of Oil and Gas Sector of Pakistan. European Journal of Scientific Research, 37-
45.

Sutrisno. (2005). Manajemen Keuangan Teori, Konsep, dan Aplikasi. Yogyakarta:


Ekonisi.

Weston, & Brigham. (1986). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan . Jakarta: Erlangga.

Weston, J. F., & Thomas, E. C. (1997). Alih bahasa oleh Jaka Wasana dan Kibrandoko,
(Manajemen Keuangan Jilid I ed.). Jakarta: Binarupa Aksara

16

Anda mungkin juga menyukai