Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

Manajemen Keuangan dan CSR


Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Bisnis

OLEH :

Kelompok 7

1. Endah Puspitasari 201614500632

2. Putri Permatasari 201614500638

3. Dewi Karlinda 201614500657

4. Nur Humairoh 201614500685

5. Larassati Katon Sumarsono 201614500696

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN SOSIAL


JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan

Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini dengan

baik.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan juga kami mendapat

bantuan dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini kami ingin

menyampaikan terima kasih kepada pihak yang telah berkontribusi dalam

pembuatan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi pembaca dan dapat

dipergunakan sebagai pedoman bagi bidang pekerjaannya.

Dalam tulisan ini kami menyadari banyak keterbatasan dan kekurangan

didalamnya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun demi peningkatan wawasan dalam penulisan selanjutnya.

Jakarta, 24 September 2016

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………….……..............i

DAFTAR ISI………………………………………………………………........... ii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………............….....1

1.1 Latar Belakang………………………………………...........……...1

1.2 Rumusan Masalah……………………………………........…..........2

1.3 Tujuan Makalah…...………………………………..................……2

BAB II MANAJEMEN KEUANGAN…………………………..........…………..3

2.1 Pengertian, Fungsi, dan Tujuan Manajemen Keuangan….................3

2.2 Aktivitas Manajemen Keuangan..………………………...................4

2.2.1 Modal Kerja………………………………………..............4

2.2.2 Analisis Laporan Keuangan………………..........................6

2.2.2.1 Likuiditas…………………………….....................6

2.2.2.2 Solvabilitas……………………………..................7

2.2.2.3 Rentabilitas…………………………………..........7

ii
BAB III TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (CSR)

3.1 Pengertian dan Manfaat CSR…………………………………….....9

3.2 Bias – Bias CSR……………………………………………...........10

3.3 Good Corporate Governance (GCG)………………………………11

BAB IV PEMBAHASAN……………………………………………..................14

4.1 Cara Pengelolaan Anggaran ……………………...........................14

4.2 Tingkat Kepentingan CSR dalam Perusahaan…………………....15

4.2.1 Alasan CSR dengan Bisnis.....................................................16

4.3 Hubungan Manajemen Keuangan dan CSR……………………...18

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN…………………………….....................19

5.1 Kesimpulan…………………………………………....................19

5.2 Saran…………………………………………………...................20

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................21

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manajemen keuangan dan CSR adalah 2 hal terkait yang membuat

perusahaan terlihat baik dimata relasi dan khalayak umum.

Manajemen keuangan sendiri membicarakan masalah teori keuangan yang

berpengaruh terhadap nilai jual suatu perusahaan. Karena manajemen sebagai

sebuah proses perencanaan anggaran atas sumber dana, pengalokasian dana secara

efektif dan efisien, dan akan bertanggung jawab atas dana yang telah dikelolanya.

Manajemen keuangan juga perlu menganggarkan dana untuk program CSR.

Program CSR sendiri digunakan untuk mendapatkan citra baik dimata khalayak dan

berguna pula sebagai ajang promosi bagi produk yang dipasarkan.

Sehingga kerjasama antara manajemen keuangan dan CSR diperlukan untuk

mengembangkan perusahaan agar semakin baik, besar, dan diminati oleh pada

penanam modal. Dalam menjalankan tanggung jawab sosialnya, perusahaan

memfokuskan perhatiannya kepada tiga hal yakni ekonomi, sosial, dan lingkungan.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara pengelolaan sumber dana ?

2. Seberapa pentingkah CSR dalam sebuah perusahaan ?

3. Bagaimana keterkaitan manajemen keuangan dengan CSR ?

1.3 Tujuan Makalah

1. Agar kita dapat belajar memahami cara pengeloaan sumber dana secara

efektif dan efisien.

2. Untuk mengetahui seberapa pentingnya CSR dalam sebuah perusahaan.

3. Agar dapat memahami keterkaitan manajemen keuangan dengan CSR.

2
BAB II

MANAJEMEN KEUANGAN

2.1 Pengertian, Fungsi, dan Tujuan Manajemenn Keuangan

Manajemen Keuangan adalah segala kegiatan atau aktivitas perusahaan

yang berhubungan dengan bagaimana cara memperoleh pendanaan modal kerja,

menggunakan atau mengalokasikan dana, dan mengelola aset yang dimiliki untuk

mencapai tujuan utama perusahaan.

Fungsi utama Manajemen Keuangan adalah sebagai berikut:

1. Planning atau Perencanaan Keuangan, meliputi Perencanaan Arus Kas

dan Rugi Laba.

2. Budgeting atau Anggaran, perencanaan penerimaan dan pengalokasian

anggaran biaya secara efisien dan memaksimalkan dana yang dimiliki.

3. Controlling atau Pengendalian Keuangan, melakukan evaluasi serta

perbaikan atas keuangan dan sistem keuangan perusahaan.

4. Auditing atau Pemeriksaan Keuangan, melakukan audit internal atas

keuangan perusahaan yang ada agar sesuai dengan kaidah standar

akuntansi dan tidak terjadi penyimpangan.

5. Reporting atau Pelaporan Keuangan, menyediakan laporan informasi

tentang kondisi keuangan perusahaan dan analisa rasio laporan

keuangan. 1

1
http://kembar.pro/2016/03/pengertian-fungsi-dan-tujuan-manajemen-keuangan

3
Tujuan Manajemen Keuangan adalah untuk memaksimalkan nilai

perusahaan. Dengan demikian apabila suatu saat perusahaan dijual, maka harganya

dapat ditetapkan setinggi mungkin. Seorang manajer juga harus mampu menekan

arus peredaran uang agar terhindar dari tindakan yang tidak diinginkan. 2

2.2 Aktivitas Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan berhubungan dengan 3 aktivitas, yaitu :

1. Aktivitas penggunaan dana, yaitu aktivitas

untuk menginvestasikan dana pada berbagai aktiva.

2. Aktivitas perolehan dana, yaitu aktivitas untuk mendapatkan sumber

dana, baik dari sumber dana internal maupun sumber dana

eksternal perusahaan.

3. Aktivitas pengelolaan aktiva, yaitu setelah dana diperoleh dan

dialokasikan dalam bentuk aktiva, dana harus dikelola seefisien

mungkin.3

2.2.1 Modal Kerja

Modal Kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap utang jangka pendek.

Kelebihan inilah yang disebut modal kerja bersih (net working capital). Kelebihan

ini merupakan jumlah aktiva lancar yag berasal dari utang jangka panjang dan

modal sendiri.4

2
Khoirul Umam, dkk, Pengantar Bisnis, (Jakarta : Mitra Wacana Media, 2014) hal 119
3
http://kembar.pro/2016/03/pengertian-fungsi-dan-tujuan-manajemen-keuangan
4
Khoirul Umam, dkk, Pengantar Bisnis, (Jakarta : Mitra Wacana Media, 2014) hal 123

4
Pada umumnya modal kerja didapatkan dari berhutang kepada bank ataupun

kepada suatu perusahaan finansial. Seringkali kredit modal kerja juga disebut

dengan kredit multi guna, karena manfaatnya yang bisa digunakan untuk berbagai

hal. Tetapi ada juga perbankan yang menerapkan bentuk kredit multi guna dengan

dual fungsi yaitu rekening koran dan cicilan.

Berikut ini adalah jenis-jenis modal kerja :

Menurut WB. Taylor dan Bambang Rianto Modal Kerja digolongkan dalam

beberapa jenis yaitu :

1. Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital)

Yaitu modal kerja yang ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan

fungsinya antara modal kerja ini terdiri dan :

a. Modal kerja primer (Primary Working Capital)

Jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan

untuk menjaga kontinuitas usahanya.

b. Modal kerja normal (Normal Working Capital)

Modal kerja yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan proses

produksi yang normal.

2. Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital)

Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan

perubahan keadaan. Modal kerja ini dibagi:

5
a. Modal kerja musiman (Seasonal Working Capital)

modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan oleh

fluktuasi musim.

b. Modal kerja siklis (Cyclical Working Capital)

modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan oleh

fluktuasi konjungtur.

c. Modal kerja darurat (Emergency Working Capital)

modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena keadaan darurat

yang tidak diketahui sebelumnya.

2.2.2 Analisis Laporan Keuangan

Bagi pengelola perusahaan tentu ingin mengetahui perusahaan yang

dikelola selama ini telah berjalan dengan baik, maka pengelola harus mengetahui

kinerja perusahaan yang dikelola, Kinerja perusahaan secara sederhana dapat

diketahui dari 3 aspek berikut :

2.2.2.1 Likuiditas

Istilah likuiditas merupakan salah satu istilah ekonomi yang sering

digunakan untuk menunjukkan posisi keuangan ataupun kekayaan sebuah

organisasi perusahaan. Istilah likuiditas pada dasarnya merupakan istilah

yang diserap dari bahasa Inggris yaitu kata liquid yang artinya cairan. Istilah

ini biasanya menunjukkan tingkat kecairan dana ataupun kekayaan yang

dimiliki oleh sebuah organisasi perusahaan.

6
Menurut KBBI (kamus besar Bahasa Indonesia) sendiri, pengertian

likuiditas adalah posisi uang ataupun kas suatu perusahaan dan

kemampuannya untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo tepat pada

waktunya.

2.2.2.2 Solvabilitas

Solvabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk

membayar semua utang-utang perusahaan,baik utang jangka pendek

maupun utang jangka panjang. Solvabilitas diukur dengan perbandingan

antara total aktiva dengan total utang.

Analisis Solvabilitas memiliki tujuan yaitu

untuk mengetahui apakah kekayaan perusahaan

mampu untuk mendukung kegiatan perusahaan tersebut.

2.2.2.3 Rentabilitas

Kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba

selama periode tertentu dengan semua modalnya. Rasio Rentabilitas

betujuan untuk mengukur tingkat efektifitas manajemen dalam menjalankan

operasional perusahaannya. Rentabilitas terbagi menjadi 2, yaitu :

1. Rentabilitas Ekonomis

Rentabilitas Ekonomis secara umum adalah kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan laba usaha dengan semua modal, maka laba yang

dibagi adalah laba operasi EBIT (Earning before interest & tax).

7
2. Rentabilitas Modal Sendiri

Kemampuan perusahaan untk menghasilkan laba dengan modal sendiri,

makn laba yang dibagi adalah laba untuk pemegang saham yakni setelah

pajak EAT (Earning after tax). 5

5
Khoirul Umam, dkk, Pengantar Bisnis, (Jakarta : Mitra Wacana Media, 2014)hal 134-135

8
BAB III

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (CSR)

3.1 Pengertian dan Manfaat CSR

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan / Corporate Social Responssibility

(CSR) adalah suatu konsep atau tindakan yang dilakukan oleh perusahaan sebagai

rasa tanggung jawab perusahaan terhadap sosial maupun lingkungan sekitar.

CSR merupakan sebuah fenomena dan strategi yang digunakan perusahaan

untuk mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan stakeholder-nya. 6

Tiga lembaga international independen yaitu Evironics International

(Kanada), Conference Board (AS), dan Prince of Wales Business Leader Forum

(Inggris) melakukan survey tentang hubungan CSR dan citra perusahaan.

Hasil survey menunjukan mayoritas responsden (60%) menyatakan bahwa

CSR seperti etika bisnis. Praktik sehat terhadap karyawan, dampak terhadap

lingkungan, merupakan unsur utama mereka dalam menilai baik atau tidaknya suatu

perusahaan. Sebanyak 40% responsden bahkan mengancam akan “menghukum”

perusahaan yang tidak melakukan CSR.

Berikut ini beberapa manfaat dari CSR :

1. Brand Differentiation. Memberikan citra perusahaan yang khas, baik,

dan etis di mata publik yang akan menciptakan customer loyalty.

6
Ibid hal 173

9
2. Human Resources. Dapat membantu perekrutan karyawan baru,

terutama yang memiliki kualifikasi tinggi. Bagi karyawan lama, CSR

juga dapat meningkatkan dedikasi dalam bekerja.

3. License to Operate. Dapat mendorong pemerintah dan publik untuk

memberi izin atau restu bisnis, karena telah dianggap telah memenuhi

standard operasi dan kepedulian terhadap lingkungan.

4. Risk Management. Sebagai pengelola resiko bisnis dengan membangun

budaya “doing the right thing”, karena reputasi perusahaan yang

dibangun bertahun-tahun dapat runtuh dalam sekejap oleh scandal

korupsi, kecelakaan karyawan, atau kerusakan lingkungan. 7

3.2 Bias –Bias CSR

Tidak sedikit perusahaan yang terjebak oleh bias – bias CSR berikut :

1. Kamuflase. Perusahaan melakukan CSR tidak didasari pada oleh

komitmen, melainkan hanya sekedar menutupi praktik bisnis. Bagi

perusahaan seperti ini, CD bukan kepanjangan dari “Community

Development”, melainkan “Celana Dalam” yang berfungsi menutupi

aurat perusahaan. Artinya Perusahaan melakukan CSR hanya bila

tersandung masalah.

2. Generik. Program CSR terlalu umum dan kurang fokus karena

dikembangkan berdasarkan template atau program CSR yang telah

dilakukan pihak lain.

7
Ibid. Hal 178-179

10
3. Directive. Kebijakan dan program CSR dirumuskan akan tetapi hanya

sebagai misi dan kepentingan shareholder-nya semata. Program CSR

tidak berjalan sesuai rencana.

4. Lip Service. CSR tidak menjadi bagian dari strategi dan kebijakan

perusahaan. Biasanya program CSR tidak didahului dengan kebutuhan

khalayak , sehingga hanya diberikan sebagai belas kasihan.

5. Kiss and Run. Bersifat ad-hoc dan tidak berkelanjutan. Masyarakan

hanya diberi “ciuman” barang, pelayanan, atau pelatihan kemudian

ditinggalkan (run) begitu saja. Program ini berjangkan pendek dan tidak

memerhatikan makna pemberdayaan sosial. 8

3.3 Good Corporate Governance

Organization for Economic Cooperation and Development (OECD)

mendefinisikan Good Corporate Governance (GCG) sebagai cara-cara

menejemen perusahaan untuk bertanggung jawab pada shareholdernya. Selain itu

GCG juga dapat dipergunakan untuk menjelaskan peranan dan perilaku dari

Dewan Direksi, Dewan Komisaris, pengurus perusahaan dan para pemengang

saham. Maka dari itu proses pengambilan keputusan haruslah memiliki unsur-

unsur sebagai berikut:

1. Fairness (keadilan)

Unsur ini menjamin perlindungan hak-hak para pemegang saham,

termasuk pemegang saham minoritas dan pemegang saham asing. Dalam

8
Ibid. Hal 180

11
prinsip fairness ini terlihat bahwa perusahaan tidak membeda-bedakan hak

pemegang saham mayoritas ataupun minoritas.

2. Transparency (transparansi atau keterbukaan)

Mewajibkan adanya informasi yang terbuka, tepat waktu, serta jelas dan

dapat dipertimbangkan menyangkut keadaan keuangan, pengelolaan

perusahaan dan kepemilikan perusahan. Contohnya PT. Nippon Indosari

Corpindo Tbk. Telah melakukan unsur GCG tersebut yaitu keterbukaan

melalui annual report dan RUPS setiap tahunnya yang bisa diakses khalayak

publik pada webnya di www.sariroti.com.

3. Accountability (akuntabilitas)

Pada unsur ini menjelaskan tentang peran dan tanggung jawab

sebagaimana yang diawasi oleh Dewan komisaris. Di dalam laporan

tahunan perusahaan di jelaskan tentang perusahaan secara detail dan sangat

lengkap. Mulai dari kinerja tahunan perusahaan laporan keuangan, serta

keadaan pergerakan saham perusahaan.

4. Responsibility (pertanggungjawaban)

Memastikan dipatuhinya peraturan serta ketentuan yang berlaku

sebagai cerminan dipatuhinya nilai-nilai sosial seperti masalah pajak,

hubungan industrial, perlindungan lingkungan hidup,

kesehatan/keselamatan kerja, standard penggajian dan persaingan yang

sehat. Didalam penerapan responsibility ini perusahaan melalukan program

CSR untuk menjaga hubungan dengan stakeholder-nya.

12
Berikut ini adalah langkah yang perlu dilakukan dalam merumuskan

program CSR :

1. Engagement. Pendekatan Awal kepada masyarakat agar terjalin

komunikasi dan relasi yang baik.

2. Assesment. Identifikasi masalah dan kebutuhan masyarakat yang akan

dijadikan dasar dalam merumuskan program.

3. Plan of Action. Merumuskan rencana untuk diaplikasikan. Program

yang diterapkan haruslah memerhatikan aspirasi masyarakat.

4. Action and Facilitation. Menerapkan program yang telah disepakati

bersama. Program dapat dilakukan secara mandiri oleh masyarakat,

organisasi lokal, LSM, atau pihak perusahaan. Monitoring dan

pendampingan merupakan kunci keberhasilan implementasi program.

5. Evaluasi and Termination of Reformation. Menilai sejauh mana

keberhasilan pelaksanaan progran CSR di lapangan. Bila dari hasil

evaluasi program akan diakhiri (termination) maka perlu ada

pengakhiran kontrak terhadap pihak-piak yang terkait, dan bila program

akan dilanjutkan (reformation) maka perlu dirumuskan lessons learned

bagi pengembangan program CSR berikutnya. 9

9
Khoirul Umam, dkk, Pengantar Bisnis, (Jakarta : Mitra Wacana Media, 2014) hal 182-183

13
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Cara Pengelolaan Anggaran

Anggaran merupakan suatu rencana jangka pendek yang disusun

berdasarkan rencana kegiatan jangka panjang yang telah ditetapkan dalam proses

penyusunan program. Dimana anggaran disusun oleh manajemen untuk jangka

waktu satu tahun, yang nantinya akan membawa perusahaan kepada kondisi

tertentu yang diinginkan dengan sumber daya yang ditentukan.

Faktor – faktor yang perlu diperhatikan dalam penyusunan anggaran :

1. Pengetahuan tentang tujuan dan kebijakan umum perusahaan.

2. Data-data tahun sebelumnya.

3. Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi.

4. Pengetahuan tentang taktik , sebagai pesaing dan gerak gerik pesaing.

5. Kemungkinan adanya perubahan kebijakan pemerintah.

6. Penelitian untuk pengembangan perusahaan. 10

Proses penyusunan anggaran :

1. Tahap persiapan anggaran

Dilakukan taksiran pengeluaran atas dasar taksiran pendapatan.

10
Khoirul Umam, dkk, Pengantar Bisnis, (Jakarta : Mitra Wacana Media, 2014) hal 127

14
Apabila anggaran diestimasi pada saat bersamaan dengan pembuatan

keputusan anggaran pengeluaran, hal yang perlu dilakukan terlebih

dahulu adalah penaksiran pendapatan secara lebih kuat.

2. Tahap ratifikasi

Tahap yang melibatkan proses politik yang cukup rumit.

Pimpinan eksekutif dituntut tidak hanya memiliki managerial skill

namun juga harus mempunyai political skill, salesman ship, dan coalition

building yang memadai.

3. Tahap implementasi/pelaksanaan anggaran

Yang harus diperhatikan oleh manajer keuangan publik adalah

dimilikinya sistem (informasi) akuntansi dan sistem pengendalian

manajemen.

4. Tahap pelaporan dan evaluasi

Bila tahap implementasi sudah didukung dengan sistem akuntansi dan

sistem pengendalian manajemen yang baik, maka diharapkan tahap

budget, reporting, dan evaluation tidak akan menimbulkan masalah.

4.2 Tingkat Kepentingan CSR dalam Perusahaan

CSR telah diamanatkan UU. Jika CSR hanya dianggap penting karena UU,

perusahaan akan cenderung terpaksa dan setengah hati melaksanakan CSR.

Pentingnya CSR perlu dilandasi dengan kesadaran perusahaan terhadap

fakta tentang adanya jurang yang semakin menganga antara kemakmuran dan

kemelaratan, baik dalam tatanan global maupun nasional.

15
Bila dilihat dari beberapa manfaat CSR yang telah dibahas sebelumnya,

CSR penting untuk membangun sebuah citra agar dapat berkembang dan terhindar

dari jurang kemelaratan. Bila citra perusahaan baik maka para stakeholder pun akan

melindungi perusahaan bila perusahaan tertimpa masalah. Diibaratkan kita hidup

bertetangga, apabila kita mendapat musibah maka tetangga yang akan lebih dahulu

menolong kita, bukan kakak, adik, atau saudara yang tinggalnya jauh dari kita.

Maka langkah awal membangun CSR adalah menanamkan citra yang baik

bagi stakeholder yang berapa disekitarnya.

4.2.1 Alasan CSR dengan bisnis

Secara umum alasan terkaitnya bisnis dengan CSR sebagai berikut :

1. Sumber Daya Manusia

Program CSR dapat berwujud rekruitment tenaga kerja dan

mempekerjakan masyarakat sekitar. Lebih jauh lagi CSR dapat

dipergunakan untuk menarik para pelamar dari lulusan terbaik, biasanya

merekan akan menanyakan kebijakan CSR dalam perusahaan.

2. Manajemen Resiko

Dapat mengurangi resiko terjadinya hal-hal negatif terhadap perusahaan

yang akan menarik perhatian yang tidak diinginkan dari penguasa,

pengadilan, pemerintah, dan media masa.

3. Membedakan Merk

Cara penjualan yang unik dapat membuat produknya berbeda dari para

pesaing dimat konsumen. Menurut Philip Kotler dan Nancy Lee ada 2

16
kegiatan CSR yang bisa mendatangkan keuntungan terhadap merek

yaitu:

1. Corporate Social Marketing (CRM) yang bersifat tidak langsung,

perusahaan memilih satu atau beberapa isu untuk membuat

produknya lama kelamaan dikenali oleh konsumen dengan isu

tersebut.

2. Cause Related Marketing (CRM) bersifat lebih langsung. Perusahaan

menyatakan akan menyumbagkan dana tertentu untuk membantu

memecahkan masalah sosial. Biasanya berupa pernyataan rupiah per

product terjual.

4. Izin Usaha

Perusahaan selalu berupaya agar menghindari gangguan dalam usahanya

melalui perpajakan atau peraturan. Dengan melakukan ‘kebenaran’

secara suka rela maka mereka akan dapat meyakinkan pemerintah dan

masyarakat luas bahwa mereka sangat serius memerhatikan masalah

kesehatan dan keselamatan.

5. Motif perselisihan bisnis

Kritik akan CSR akan menyebabkan suatu alasan di mana akhirnya bisnis

perusahaan dipersalahkan. Contohnya, ada kepercayaan bahwa program

CSR hanya digunakan sebagai pengalihan perhatian masyarakat atas

masalah etika dari bisnis.11

11
Khoirul Umam, dkk, Pengantar Bisnis, (Jakarta : Mitra Wacana Media, 2014) hal 183-184

17
4.3 Hubungan Manajemen Keuangan dan CSR

Secara empiris Pengaruh Tanggung Jawab Sosial terhadap kinerja keuangan

merupakan hal yang masih kontroversial diantara para akademisi. Ada menyatakan

Tanggung Jawab Sosial berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan, ada pula

yang menyatakan Tanggung Jawab Sosial berpengaruh positif terhadap kinerja

keuangan.

Beberapa perusahaan berusaha menciptakan nilai perusahaan yang

maksimal guna menarik perhatian investor dan calon investor sehingga biaya-biaya

yang tidak memberikan manfaat terhadap peningkatan nilai perusahaan akan

diminimalisasikan. Akan tetapi tuntutan akan reputasi dan image perusahaan

menjadikan perusahaan mengimplementasikan Tanggung Jawab Sosial nya.

18
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Manajemen keuangan bertanggung jawab atas segala aktifitas keuangan

yang ada di dalam perusahaan. Mulai dari sumber dana, perencanaan dana,

mengaplikasikan dana secara efisien sampai pada pelaporan keuangan.

Apabila dana perusahaan tidak dikelola dengan baik maka nilai jual

perusahaan akan rendah, dan membuat perusahaan tidak diminati oleh para

penanam modal.

Manajemen keuangan juga harus memastikan keberhasilan keuangan

seperti membayar hutang – hutang perusahaan. Keberhasilan keuangan yang baik

akan menghasilkan pengaruh bisnis yang baik pula.

Dalam pengelolaan manajemen keuangan kita perlu juga membuat

perencanaan program CSR (Corporate Social Responsibility). Karena program

CSR dapat membantu membangun citra baik perusahaan.

Meski demikian masih banyak perusahaan yang mengabaikan CSR dan

hanya memprogramkannya saja tanpa menjalankan dengan sepenuh hati, serta

modal yang dikeluarkan pun tidak banyak. Hal tersebut terjadi karena mereka

menganggap keuntungan dari CSR didapat dalam waktu yang lama, karena butuh

waktu bertahun-tahun untuk membangun citra yang baik. Keuntungan yang didapat

pun hanya berupa citra dan nama baik, bukan keuntungan financial. Sedangkan bila

19
mereka menanamkan modal pada marketing maka keuntungan yang didapat akan

lebih cepat dan berupa keuntungan financial.

Tetapi bila ditinjau untuk jangka waktu yang lama keuntungan CSR akan

lebih menguntungkan karena selain mendapat citra baik perusahaan juga akan

mendapatkan keuntungan financial yang tidak terduga dari para stakeholdernya.

Maka dari itu program CSR sangat penting bagi sebuah perusahaan.

5.2 Saran

Makalah ini masih banyak kekurangan. Karena kurangnya sumber bacaan

dan waktu untuk menyusun dan berfikir lebih luas lagi. Diharapkan makalah yang

akan datang kami akan mendapatkan sumber lebih banyak, buku bacaan yang

mudah dimengerti dan waktu yang cukup agar dapat lebih memahami manajemen

keuangan dan CSR dengan baik dan benar.

20
DAFTAR PUSTAKA

http://Google.com

http://kembar.pro/2016/03/pengertian-fungsi-dan-tujuan-manajemen-keuangan

Khoirul Umam SE, M.I,Kom, Rudy Susanto SE.,MM, Indra Setiawan Purba SE.,

MSi. 2004. Pengantar Bisnis. Jakarta : Mitra Wacana Media.

21

Anda mungkin juga menyukai