Penulis
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kewajiban merupakan elemen neraca yang akan membentuk informasi sematik
berupa posisi keuangan bila dihubungkan dengan elemen yang lain yaitu aset dan ekuitas atau
pos-pos rinciannya.
Kewajiban merespresentasikan sebagian sumber dana dari aset badan usaha berupa
potensi jasa (manfaat) fisik dan non-fisik untuk menyediakan barang dan jasa.
Kewajiban dapat dipaksakan menurut hukum sebagai konsekuensi dari kontrak
mengingat peraturan perundangan. Tugas atau tanggung jawab untuk bertindak atau
melakukan sesuatu pengorbanan ekonomis yang harus dilakukan perusahaan karena tindakan
atau transaksi sebelumnya.
Pengorbanan ekonomis dapat berbentuk penyerahan utang, aktiva, jasa atau
melakukan pekerjaan tertentu. Tindakan atau transaksi sebelumnya itu dapat berupa uang,
barang atau jasa, diakuinya suatu beban atau kerugian.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja pengertian dari liabilitas atau kewajiban?
2. Apa saja karakteristik dari liabilitas atau kewajiban?
3. Bagaimana cara pengakuan, pengukuran, dan penilaian dari liabilitas atau kewajiban?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari liabilitas atau kewajiban.
2. Untuk mengetahui karakteristik dari liabilitas atau kewajiban.
3. Untuk mengetahui cara pengakuan, pengukuran, dan penilaian dari liabilitas atau
kewajiban.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Liabilitas
Menurut IAI melalui KDPPLK (1994), Liabilitas atau kewajiban merupakan utang
perusahaaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan
akibat arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi.
Menurut IAI melalui PAI (1984), Liabilitas atau kewajiban (utang) merupakan
pengorbanan ekonomis yang wajib dilakukan oleh perusahaan dimasa yang akan datang
dalam bentuk penyerahan aktva atau pemberian jasa yang disebabkan oleh tindakan atau
transaksi pada masa sebelumnya.
FASB (SFAC No. 6, Prg. 35), Liabilitas atau kewajiban adalah pengorbanan manfaat
ekonomi masa yang akan datang, yang mungkin timbul dari kewajiban sekarang suatu entitas
untuk menyerahkan aktiva atau menyediakan jasa kepada kesatuan lain dimasa datang
sebagai akibat transaksi atau kejadian masa lalu.
Menurut IASC, Liabilitas adalah kewajiban masa kini dari perusahaan yang timbul
dari peristiwa masa lalu, penyelesaian yang diharapkan dapat menghasilkan arus keluar dari
sumber daya peusahaan dalam mewujudkan manfaat ekonomi.
Menurut AASB (SAC No. 4), Liabilitas atau kewajiban adalah pengorbanan masa
depan atas potensi jasa atau manfaat ekonomi masa depan bahwa entitas saat ini wajib kepada
entitas lain sebagai akibat transaksi masa lalu atau peristiwa masa lalu lainnya.
Menurut APB, Liabilitas atau kewajiban adalah kewajiban ekonomi perusahaan yang
diakui dan diukur sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Kewajiban juga
mencakup kredit tangguhan tertentu yang diakui dan diukur sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum.
Menurut IFRS (PSAK 57), Liabilitas adalah kewajiban kini dari perusahaan yang
timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaian yang diharapkan dapat menghasilkan arus
keluar dari sumber daya perusahaan dalam mewujudkan manfaat ekonomi.
4
B. Karakteristik Liabilitas atau Kewajiban
1. Karakteristik Utama Liabilitas atau Kewajiban
a. Menurut FASB dalam SFAC Nomor 6 (1985)
Menurut FASB dalam SFAC Nomor 6 (1985), Kewajiban atau utang mempunyai 3
karakteristik seperti berikut ini :
1) Utang mewujudkan suatu tugas atau tanggung jawab kepada satu atau lebih kesatuan
usaha, yang memerlukan penyelesaian dengan kemungkinan transfer atau penggunaan
aktiva pada tanggal tertentu, dengan terjadinya peristiwa tertentu atau dengan permintaan.
2) Tugas atau tanggungjawab tersebut mewajibkan suatu perusahaan untuk melakukan
pengorbanan dimasa yang akan datang sehingga perusahaan tersebut tidak memiliki sama
sekali atau memiliki pertimbangan sedikit untuk menghindarkan diri dari pengorbanan
tersebut.
3) Transaksi atau peristiwa yang mewajibkan entitas untuk melakukan pengorbanan telah
terjadi.
b. Pengorbanan Manfaat Ekonomik
Untuk dapat disebut sebagai kewajiban, suatu objek harus memuat suatu tugas atau
tanggung jawab kepada pihak lain yang mengharuskan kesatuan usaha untuk melunasi,
menunaikan atau melaksanakan dengan cara mengorbankan manfaat ekonomik yang cukup
pasti dimasa datang. Pengorbanan manfaat ekonomik diwujudkan dalam bentuk transfer atau
penggunaan aset kesatuan usaha.
Transfer manfaat ekonomik kepada pemilik (pemegang saham) tidak termasuk dalam
pengertian pengorbanan sumber ekonomik masa datang yang membentuk kewajiban karena
untuk menjadi kewajiban pengorbanan tersebut harus bersifat memaksa dan bukan atas dasar
kebijakan atau keleluasaan manajemen untuk memutuskan baik dalam hal jumlah rupiah
maupun dalam saat transfer.
Secara umum, keharusan mengorbankan sumber ekonomik masa datang tidak dapat
menjadi kewajiban kalau keharusan tersebut bersifat terbuka atau tidak pasti. Kesatuan usaha
tidak mempunyai keharusan untuk mentransfer aset ke pemilik kecuali dalam hal kesatuan
usaha dilikuidasi. Walaupun secara konseptual ekuitas juga merupakan kewajiban bagi
perusahaan, pengorbanan sumber ekonomiknya tidak cukup pasti baik dalam jumlah maupun
saat sehingga kewajiban harus dibedakan dan dilaporkan secara terpisah dengan ekuitas.
5
c. Keharusan Sekarang
Untuk dapat disebut sebagai kewajiban, suatu pengorbanan ekonomik masa datang
harus timbul akibat keharusan sekarang. Pengertian sekarang dalam hal ini mengacu pada 2
hal yaitu waktu dan keharusan kewajiban.
Waktu yang dimaksud adalah tanggal pelaporan (neraca). Artinya pada tanggal neraca
kalau perlu atau kalau dipaksakan secara yuridis, etis, atau rasional pengorbanan sumber
ekonomik harus dipenuhi karena keharusan itu telah ada.
Keharusan kewajiban mencakup keharusan kontraktual, keharusan konstruktif atau
bentukan, keharusan demi keadilan dan keharusan bergantung atau bersyarat.
Keharusan Kontraktual
Keharusan yang timbul akibat perjanjian atau peraturan hukum yang didalamnya
termasuk kewajiban bagi suatu kesatuan usaha yang di nyatakan secara eksplit atau implisit
dan mengikat. Contoh : utang pajak, utang bunga, utang usaha, utang wesel, dan utang
obligasi.
Keharusan Konstruktif
Keharusan yang timbul akibat kebijakan kesatuan usaha dalam rangka menjalankan dan
memajukan usahanya untuk memenuhi apa yang disebut praktik usaha yang baik atau etika
bisnis dan bukan untuk memenuhi kewajiban yuridis. Contoh : servis gratis sepeda motor
yang dijanjikan oleh dealer sepeda motor, pengembalian uang untuk barang yang ternyata
cacat atau rusak, dan tunjangan hari raya.
Keharusan Demi Keadilan
Keharusan yang ada sekarang yang menimbulkan kewajiban bagi perusahaan semata-
mata karena panggilan etis atau moral karena peraturan hukum atau praktik bisnis yang sehat.
Contoh : kewajiban memberikan donasi untuk badan amal tiap akhir tahun dan kewajiban
memberi hadiah kepada penduduk yang tinggal di sekitar pabrik karena ketidaknyamanan
yang ditimbulkannya.
Keharusan Bergantung atau bersyarat
Keharusan yang pemenuhannya tidak pasti karena bergantung pada kejadian masa datang.
6
2. Karakteristik Pendukung Liabilitas atau Kewajiban
FASB menyebutkan beberapa karakteristik pendukung selain karakteristik yang
tersebut di atas, yaitu:
a. Keharusan membayar kas
Pelunasan kewajiban pada umumnya dilakukan dengan pembayaran kas. Keharusan
membayar kas pada waktu dan jumlah rupiah tertentu di masa datang merupakan petunjuk
yang kuat atau jelas mengenai adanya kewajiban. Akan tetapi, untuk menjadi kewajiban,
penyerahan aset (kas) bukan satu-satunya kriteria tetapi meliputi pula penyerahan jasa. Esensi
kewajiban lebih terletak pada pengorbanan manfaat ekonomik masa datang dari pada
terjadinya pengeluaran kas.
b. Identitas terbayar jelas
Jika identitas terbayar sudah jelas, maka hal tersebut hanya sekedar menguatkan bahwa
kewajiban memang ada tetapi untuk menjadi kewajiban identitas terbayar tidak harus dapat
ditentukan pada saat keharusan terjadi.
Jadi yang penting adalah bahwa keharusan sekarang pengorbanan sumber ekonomik di
masa datang telah ada dan bukan siapa yang harus dilunasi atau dibayar.
c. Berkekuatan hukum
Memang ada pada umumnya, keharusan suatu entitas untuk mengorbankan manfaat
ekonomik timbul akibat klaims yuridis yang mempunyai kekuatan memaksa. Definisi
kewajiban sebenarnya merupakan bayangan cermin aset.
7
Ketersediaan dasar hukum
Kaidah ini terkait dengan kualitas keterandalan dan keberpautan informasi. Faktur
pembelian (invoice) dan tanda penerimaan barang (receiving report) merupakan dasar hukum
yang cukup meyakinkan untuk mengakui kewajiban. Telah disebutkan bahwa ketersediaan
dasar hukum yang menimbulkan daya paksa hanya merupakan karateristik pendukung
definisi kewajiban. Jadi, kaidah ini tidak mutlak sehingga kewajiban juga dapat diakui bila
terdapat bukti substantif adanya keharusan konstruktif atau demi keadilan.
Keterterapan konsep dasar konservatisma
Kaidah ini merupakan penjabaran teknis kriteria keterandalan. Keadaan-keadaan
tertentu yang menjadikan konsep konservatisma terterapkan dapat memicu pengakuan
kewajiban. Implikasi dianutnya konsep konservatisma adalah rugi dapat segera diakui tetapi
tidak demikian dengan untung. Ini berarti kewajiban dapat diakui segera sedangkan aset
tidak.
Ketertentuan substansi ekonomik transaksi
Kaidah ini berkaitan dengan masalah relevansi informasi. Utang sewaguna (lease
obligations) dapat diakui pada saat transaksi meskipun tidak ada transfer hak milik dalam
transaksi sewaguna tersebut. Dalam hal ini, kewajiban dapat atau bahkan harus diakui kalau
secara substantif sewaguna tersebut sebenarnya adalah pembelian angsuran (yaitu memenuhi
salah satu kriteria kapitalisasi).
Keterukuran nilai kewajiban
Keterukuran merupakan salah satu syarat untuk mencapai kualitas keterandalan
informasi. Definisi kewajiban mengandung kata cukup pasti (probable) yang mengacu tidak
hanya pada terjadinya pengorbanan sumber ekonomik masa datang tetapi juga pada jumlah
rupiahnya.
Kaidah Pengakuan Kewajiban
Pada saat penandatanganan kontrak bila pada saat itu hak dan kewajiban telah mengikat.
Dalam hal kontrak eksekutori, pengakuan menunggu sampai salah satu pihak
memanfaatkan atau menguasai manfaat yang diperjanjikan atau memenuhi kewajibannya
(to perform).
Bersamaan dengan pengakuan biaya bila barang dan jasa yang menjadi biaya belum
dicatat sebagai aset sebelumnya.
Bersamaan dengan pengakuan aset. Kewajiban timbul ketika hak untuk menggunakan
barang dan jasa diperoleh.
8
Pada akhirnya periode karena penggunaan asas akrual melalui proses penyesuaian.
Pengakuan ini menimbulkan pos utang atau kewajiban akrual (accrued liabilities).
Kriteria Pengakuan Kewajiban Bergantung
Aset cukup pasti turun nilainya
Kewajiban cukup pasti timbul
Kejadian yang menjadikan kewajiban bergantung cukup pasti terjadi
Jumlah keharusan dapat diestimasikan dengan cukup layak
2. Pengukuran
Pengakuan dilakukan setelah suatu kewajiban terukur dengan cukup pasti. Penentuan
kos kewajiban pada saat terjadi paralel dengan pengukuran asset. Terjadinya kewajiban pada
umumnya disertai dengan pemerolehan asset atau timbulnya biaya. Pemerolehan asset dapat
berupa penguasaan barang dagangannya atau asset nonmoneter lainnya yang terjadi dari
transaksi pembelian. Pemerolehan asset dapat juga berupa kas yang terjadi dari transaksi
peminjaman (penerbitan obligasi) atau penerimaan uang muka untuk barang atau jasa. Oleh
karena itu pengukur yang paling objektif untuk menentukan kos kewajiban pada saat
terjadinya adalah penghargaan sepakatan (meansured considerations) dalam transaksi-
transaksi tersebut dan bukan jumlah rupiah pengorbanan ekonomik masa datang. Hal ini
berlaku khususnya untuk kewajiban jangka panjang.
Untuk kewajiban jangka pendek, kos penundaan dianggap tidak cukup material
sehingga jumlah rupiah kewajiban yang diakui akan sama dengan jumlah rupiah pengorbanan
sumber ekonomik (kas) masa datang. Dengan kata lain, untuk kewajiban jangka pendek, kos
pendanaan (financing cost) atau kos penundaan (bunga sebagai nilai waktu uang) dianggap
material.
Penghargaan sepakatan suatu kewajiban merefleksi nilai setara tunai atau nilai
sekarang (current value) kewajiban yaitu jumlah rupiah pengorbanan sumber ekonomik
seandainya kewajiban dilunasi pada saat terjadinya. Dengan demikian, bisnis pencatatan
kewajiban adalah nilai setara tunai bukan nilai nominal utang.
3. Penilaian
Jika pengukuran mengacu pada penentuan nilai keharusan sekarang pada saat
terjadinya, penilaian mengacu pada penentuan nilai keharusan sekarang pada setiap saat
terjadinya kewajiban sampai dilunasinya kewajiban. Makin mendekati saat jatuh tempo, nilai
kewajiban akan makin mendekati nilai nominal.
9
Jadi, penilaian kewajiban pada saat tertentu adalah penentuan jumlah rupiah yang
harus dikorbankan seandainya pada saat tersebut kewajiban harus dilunasi.
Atribut Penilaian Menurut FASB
Nilai pasar sekarang (current market value)
Nilai pelunasan neto (net settlement value)
Nilai diskunan aliran kas masa datang (discounted value of future cash flows)
10
Debitor menaruh kas atau aset lainnya yang tidak dapat ditarik kembali dalam suatu
perwakilan yang semata-mata digunakan untuk pelunasan pembayaran bunga serta
pokok suatu pinjaman tertentu dan sangat kecil kemungkinan bagi debitor untuk
diharuskan lagi melakukan pembayaran di masa datang yang berkaitan dengan pinjaman
tersebut.
5. Penyajian Pengungkapan
Secara umum, kewajiban disajikan dalam neraca berdasarkan urutan kelancarannya
sejalan dengan aset. PSAK No. 1 menggariskan bahwa aset lancar disajikan menurut urutan
likuiditas sedangkan kewajiban disajikan menurut urutan jatuh tempo. Ini berarti kewajiban
jangka pendek disajikan lebih dahulu daripada kewajiban jangka panjang. Hal ini
dimaksudkan untuk memudahkan pembaca untuk mengevaluasi likuiditas perusahaan. PSAK
No. 1 menentukan bahwa semua kewajiban yang tidak memenuhi kriteria sebagai kewajiban
jangka pendek diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang. Kriteria tersebut adalah
diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi perusahaan, atau
jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal neraca.
Penyajian Kewajiban Lancar, dalam prakteknya kewajiban lancar biasanya dicatat
dalam catatan akuntansi dan dilaporkan dalam laporan keuangan pada nilai penuh jatuh
temponya. Karena singkatnya priode waktu yang terlibat, yang sering kali kurang dari satu
tahun. Akun kewajiban lancar biasanya disajikan sebagai klasifikasi pertama dalam
kelompok kewajiban dan ekuitas pemegang saham di neraca. Dalam kelompok kewajiban
lancar akun-akun itu dapat dicantumkan menurut jatuh temponya, dalam jumlah yang
menurun, atau menurut prefensi likuiditasnya.
Penyajian hutang jangka panjang, perusahaan yang mempunyai banyak terbitan
hutang jangka panjang dalam jumlah besar seringkali hanya melaporkan satu akun dalam
neraca dan mendukungnya dengan komentar serta skedul dalam catatan yang menyertainya.
Pengungkapan catatan umumnya berisi dari kewajiban, tanggal jatuh tempo, suku bunga,
provisi penarikan, pembatasan yang dilakukan oleh kreditor, dan aktiva yang disepakati atau
digadaikan sebagai jaminan.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Liabilitas atau kewajiban atau utang adalah pengorbanan manfaat ekonomi masa yang
akan datang, yang mungkin timbul dari kewajiban sekarang suatu entitas untuk menyerahkan
aktiva atau menyediakan jasa kepada kesatuan lain dimasa datang sebagai akibat transaksi
atau kejadian masa lalu.
Kewajiban mempunyai tiga karakteristik utama yaitu pengorbanan manfaat ekonomi
masa datang, menjadi keharusan sekarang dan timbul akibat transaksi atau kejadian masa
lampau.
Pengertian liabilitas atau kewajiban merupakan bayangan cermin pengertian aset.
Transaksi atau kejadian masa lalu menimbulkan penguasaan sekarang perolehan manfaat
ekonomik masa datang untuk aset sedangkan untuk kewajiban hal tersebut menimbulkan
keharusan sekarang pengorbanan manfaat ekonomik masa datang.
B. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini dapat memotivasi kita semua untuk mempelajari
Teori Akuntansi tentang Liabilitas. Dan dengan adanya makalah ini pula, penulis harapkan
semoga dapat berguna bagi kita semua sehingga bisa memperluas wawasan dan pengetahuan
kita mengenai Teori Akuntansi tentang Liabilitas.
12
DAFTAR PUSTAKA
13