Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

LIABILITIES AND OWNERS’S EQUITY

Oleh:

RAFIQA HASTHARITA : 0010 04 24 2017

MASWANDI S. : 0026 04 24 2017

HASYIM : 0029 04 24 2017

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih Lagi Maha

Penyayang, puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan Rahmat,

Hidayah dan inayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan

makalah yang berjudul liabilities and owner’s equity.

Adapun makalah tentang liabilities and owner’s equity. telah kami

usahakan semaksimal mungkin dengan bantuan berbagai pihak sehingga dapat

memperlancar pembuatan makalah ini untuk itu kami tidak lupa menyampaikan

banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam

pembuatan makalah ini. Namun tidak lepas dari semua itu kami sadar sepenuhnya

bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun dari segi

lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka

selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin member saran dan kritik kepada kami

sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah tentang liabilities

and owner’s equity ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat

memberikan inspirasi terhadap pembaca.

Makassar, 28 Maret 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL ............................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. Latar Belakang ...................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................. 4

1) Definisi dan karakteristik kewajiban menurut IFRS ........................ 4

2) Pengukuran kewajiban menurut IFRS ............................................... 8

1) Definisi dan teori ekuitas pemilik menurut IFRS .............................. 11

2) Perbedaan kewajiban dan ekuitas ....................................................... 20

BAB III PENUTUP ........................................................................................... 23

A. Kesimpulan ............................................................................................ 23

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 24

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebuah perusahaan memegang aset karena baik para pemilik maupun

pihak-pihak lain (kreditur) telah menyediakan dana untuk mendapatkan aset

tersebut. Oleh karena itu, total nilai aset sesungguhnya diperuntukkan bagi

beberapa pihak yang memiliki hak (claims), biasanya untuk pembayaran

dalam wujud uang. Terdapat dua jenis klaim yang pasti akan muncul yaitu

klaim oleh kreditur (liabilities) dan oleh pemilik (owner’s equity).Hak dari

kreditur dan pemilik di sini memiliki perbedaan.

Kreditur memiliki hak utama pada aset perusahaan dalam hal terjadi

likuidasi dan hak mereka hampir selalu lebih spesifik dibandingkan para

pemilik dengan memperhitungkan nilai dan waktu pembayaran. Sedangkan

hak dari kreditur adalah tanggung jawab bagi entitas pelaporan, sedangkan

entitas biasanya tidak wajib untuk membuat transfer spesifik atas aset kepada

pemilik. Demikian juga, ketika sebuah tanggung jawab muncul, misalnya

ketika dividend diumumkan, hak dari pemilik menjadi sebuah

kewajiban/liability (contohnya dividends payable). Atau dengan kata lain

liabilities menunjukkan tanggung jawab dari sebuah entitas, sedangkan

owner’s equity adalah residual interest or claim (kepentingan/hak terakhir),

namun bukan keharusan untuk mentransfer aset.

Dewan Standar Akuntansi Keuangan telah menerbitkan Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 50 revisi 2006 mengenai Instrumen

1
Keuangan “ Penyajian dan Pengungkapan” dan Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan (PSAK) No. 55 revisi 2006 mengenai Instrumen Keuangan

“Pengakuan dan Pengukuran” dimana PSAK 50 dan PSAK 55 tersebut akan

berlaku efektif mulai 1 Januari 2010. PSAK 50 dan 55 merupakan standar

akuntansi mengacu pada International Accounting Standard (IAS) 39

mengenai Recognition and Measurement of Financial Instruments dan IAS 32

mengenai Presentation and Disclosures of Financial Instruments. PSAK 50

dan 55 diharapkan dapat mendorong proses harmonisasi penyusunan dan

analisis laporan keuangan. Itu juga akan mendorong terciptanya market

disiplin.

Kewajiban dan modal merupakan elemen yang tidak dapat dipisahkan

dari laporan keuangan. Terdapat perubahan teori ekuitas pada kerangka

pelaporan keuangan era IFRS dengan PSAK yang sebelumnya yang mengacu

pada US GAAP. Dimana sebelumnya menerapkan teory kepemilikan,

sedangkan IFRS menerapkan pada teori entitas. Sucipto. 2012, proprietary

theory adalah aktiva bersih (aktiva – utang) yang berarti pemilik lebih

menekankan pada komponen laba rugi. Terdapat kekurangan pada teori ini

sehingga teori entitas muncul dengan maksud mengurangi kelemahan-

kelemahan yang ada dalam proprietary theory di mana pemilik menjadi pusat

perhatian. Namun demikian, entity theory pada dasarnya tidak berbeda jauh

dengan teori pendahulunya, proprietary theory.

Dalam konteks teori ini, terdapat dua pandangan yang berbeda

walaupun keduanya mengarah kepada konklusi yang sama, yaitu

2
stewardshipatau pertanggungjawaban (accountability). Versi pertama adalah

versi tradisional yang memandang bahwa perusahaan beroperasi untuk

keuntungan pemegang saham, yaitu orang-orang yang menanamkan dananya

dalam perusahaan. Dalam hal ini, entitas bisnis memperlakukan akuntansi

sebagai laporan kepada pemegang saham tentang status dan konsekuensi dari

investasi mereka. Sementara itu versi kedua, yaitu pandangan yang lebih baru

terhadap entity theory, menganggap bahwa sebuah entitas adalah bisnis untuk

dirinya sendiri yang berkepentingan terhadap kelangsungan hidup dan

perkembangannya

Dalam pelaporan akuntansi, kewajiban membutuhkan definisi,

pengukuran, penilaian dan pengakuan untuk dapat disajikan dalam laporan

keuangan agar laporan keuangan yang dihasilkan dapat dipahami dan

menghasilkan informasi yang dapat digunakan sebagai pengambilan

keputusan oleh semua pihak yang berkepentingan.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari latar belakang diatas adalah sebagai berikut:

1. Apakah definisi dan karakteristik kewajiban menurut IFRS?

2. Bagaimanakah pengukuran kewajiban menurut IFRS?

3. Apakah definisi dan konsep ekuitas pemilik menurut IFRS?

4. Apakah perbedaan kewajiban dan ekuitas

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kewajiban (Liabilities)

1. Definisi kewajiban

FASB mendefinisikan kewajiban dalam kerangka konseptualnya sebagai

berikut, (SFAC No. 6 prg. 35):

Liabilities are probable future sacrifices of economic benefits


arising from present obligation of a particular entity to transfer
assets or provide serfices to other entities in the future as result of
past transaction or events.

Kewajiban adalah pengorbanan manfaat ekonomi masa dating


yang cukup pasti yang timbul dari keharusan sekarang suatu
kesatuan usaha untuk mentransfer set atau
menyediakan/menyerahkan jasa kepada kesatuan lain dimasa
dating sebagai akibat transaksi atau kejadian masa lalu
(Suwardjono:2017)

IAI/SAK mendefinisikan kewajiban dalam rangka dasar adalah

hutang perusahaan yang timbul karena tindakan atau transaksi-transaksi

dimasa lampau untuk memperoleh aktiva atau jasa, yang pelunasannya

baru akan dilakukan dimasa yang akan datang, baik dengan penyerahan

uang tunai, aktiva-aktiva tertentu lainnya, jasa maupun dengan

menciptakan hutang baru.

2. Karakteristik kewajiban

a. Pengorbanan manfaat ekonomi masa datang

Untuk dapat disebut sebagai kewajiban suatu objek harus memuat

suatu tugas atau tanggungjawab kepada pihak lain yang mengharuskan

suatu kesatuan usaha untuk melunasi, menunaikan, atau

4
melaksanakannya dengan cara mengorbankan manfaat ekonomi yang

cukup pasti di masa dating. Pengorbanan manfaat ekonomi

diwujudkan dalam bentuk transfer atau penggunaan asset kesatuan

usaha. Cukup pasti dimasa datang mengandung makna bahwa jumlah

rupiah pengorbanan dapat ditentukan dengan layak. Demikian juga,

saat pengorbanan manfaat ekonomi dapat ditentukan atas dasar

kejadian tertentu atau atas permintaan pihak lain.

b. Keharusan sekarang untuk mentransfer asset

Untuk dapat disebut sebagai kewajiban, suatu pengorbanan

ekonomik masa datang harus timbul akibat keharusan sekarang.

Pengertian sekarang mengacu pada hal waktu, maksudnya waktu

adalah tanggal pelaporan (neraca). Artinya pada tanggal neraca kalau

perlu atau kalau dipaksakan pengorbanan sumber ekonomik harus

dipenuhi karena keharusan untuk itu telah ada.

Pengertian kewajiban mencakup empat keharusan, yaitu:

1) Keharusan kontraktual adalah keharusan yang timbul akibat

perjanjian atau peraturan hokum yang di dalamnya kewajiban bagi

suatu kesatuan usaha dinyatakan secara eksplisit dan mengikat.

2) Keharusan konstruktif adalah keharusan yang timbul akibat

kebijakan kesatuan usaha dalam rangka menjalankan dan

memajukan usahanya untuk memenuhi apa yang disebut praktik

usaha yang baik atau etika bisnis dan bukan untuk memenuhi

kewajiban yuridis.

5
3) Keharusan demi keadilan adalah keharusan yang ada sekarang

yang menimbulkan kewajiban bagi perusahaan semata-mata karena

panggilan etis atau moral bukan karena peraturan hokum atau

praktik bisnis yang sehat.

4) Keharusan bergantung atau bersyarat adalah keharusan yang

pemenuhannya (jumlah rupiahnya atau jadi tidaknya dipenuhi)

tidak pasti karena bergantung pada kejadian masa akan datang atau

terpenuhinya syarat-syarat tertentu dimasa akan datang.

c. Timbul akibat transaksi masa lalu

Sama seperti definisi asset, kriteria ini sebenarnya

menyempurnakan kriteria keharusan sekarang dan sekaligus tes pertama

pengakuan suatu pos sebagai kewajiban tetapi tidak cukup untuk mengakui

secara resmi dalam sistem pembukuan. Transaksi atau kejadian masalalu

adalah kriteria untuk memenuhi definisi tetapi bukan kriteria untuk

pengakuan. Jadi adanya pengorbanan manfaat ekonomi masa datang tidak

cukup untuk mengakui suatu objek kedalam kewajiban kesatuan usaha

untuk dilaporkan via statemen keuangan.

Selain ketiga karakteristik diatas, FASB menyebutkan beberapa

karakteristik pendukung yaitu:

1) Keharusan membayar kas. Pelunasan kewajiban pada umumnya

dilakukan dengan pembayaran kas. Keharusan membayar kas pada

waktu dan jumlah rupiah tertentu di masa datang merupakan

petunjuk yang kuat atau jelas mengenai adanya kewajiban. Akan

6
tetapi, untuk menjadi kewajiban, penyerahan aset (kas) bukan satu-

satunya kriteria tetapi meliputi pula penyerahan jasa.

2) Identitas terbayarjelas. Bila identitas terbayar sudah jelas, hal

tersebut hanya menguatkan bahwa kewajiban memang ada tetapi

untuk menjadi kewqiiban identitas terbayar tidak harus dapat

ditentukan pada saat keharusan terjadi. Artinya, untuk menjadi

kewajiban pada akhir tahun, pada saat itu identitas terbayar tidak

harus diketahui.

3) Berkekuatan hukum. Berkekuatan hukum. Memang pada

umumnya, keharusan suatu entitas untuk mengorbankan manfaat

ekonomik timbul akibat klaim yuridis (legal claims) yang

mempunyai kekuatan memaksa. Adanya daya paksa yuridis hanya

menunjukkan bahwa kewajiban tersebut memang ada dan dapat

dibuktikan secara yuridis material. Meskipun demikian, daya paksa

yang melekat pada klaim-klaim hukum bukan merupakan syarat

mutlak untuk mengakui adanya kewajiban.

Hutang/kewajiban dapat terjadi karena beberapa faktor antara lain:

a. Kewajiban legal/kontrak (Contractual liabilities)

Kewajiban legal adalah hutang yang timbul karena adanya ketentuan

formal berupa peraturan hukum untuk membayar kas atau

menyerahkan berang (jasa) kepada entitas tertentu.

b. Kewajiban konstruktif (constructive liabilities)

7
Kewajiban konstruktif timbul karena kewajiban tersebut sengaja

diciptakan untuk tujuan/kondisi tertentu, meskipun secara formal tidak

dilakukan melalui perjanjian tertulis untuk membayar sejumlah

tertentu dimasa yang akan datang.

c. Kewajiban equitable

Kewajiban ekuitabel adalah hutang yang timbul karena adanya

kebijakan yang diambil oleh perusahaan karena alas an moral/etika dan

perlakuannya diterima oleh praktik secara umum.

B. Pengukuran kewajiban menurut IFRS

Berdasarkan IFRS, metode pengukuran yang paling umum digunakan

untuk kewajiban adalah biaya historis. Nilai wajar merupakan pengukuran

yang digunakan pada awal transaksi yang melibatkan kewajiban dalam

hubungannya dengan IAS 17 tentang sewa, IAS 39 tentang pengakuan dan

pengukuran instrumen keuangan, IFRS 2 tentang setoran saham berbasis

IFRS 3 tentang penggabungan usaha.

Penentuan kos kewajiban pada saat terjadinya paralel dengan

pengukuran aset, dan pengukur yang paling objektif untuk menentukan kos

kewajiban pada saat terjadinya adalah dengan penghargaan sepakatan dalam

transaksi-transaksi dan bukan jumlah rupiah pengorbanan ekonomik masa

datang. Penghargaan suatu kewajiban merefleksi nilai setara tunai atau nilai

sekarang kewajiban yaitu jumlah rupiah pengorbanan sumber ekonomik

seandainya kewajiban dilunasi pada saat terjadinya.

8
Dasar pengukuran kewajiban yang paling objektif adalah kos tunai

atau kos tunai implisit. Karena kewajiban merupakan cerminan dari aset,

maka pengukurannya juga mengikuti pengukuran aset. Nilai nominal atau

jatuh tempo obligasi sering dianggap sebagai jumlah rupiah kesepakatan pada

saat penerbitan obligasi baik bagi penerbit maupun bagi kreditor. Dasar

pengukuran demikian tidak tepat. Utang obligasi diukur dan diakui atas dasar

jumlah rupiah yang diterima dalam penerbitan obligasi, sedangkan diskun dan

premium obligasi merupakan jumlah rupiah penyesuaian bunga nominal

untuk mendapatkan bunga efektif.

Kewajiban dapat bersifat moneter dan nonmeneter. Kewajiban

moneter adalah kewajiban yang pengorbanan sumber ekonomik masa

datangnya berupa kas dengan jumlah rupiah dan saat saat yang pasti.

Kewajiban moneter ini dikukur atas dasar nilai diskunan pembayaran kas

masa datang (jangka panjang) dan atas dasar nilai nominal (jangka pendek).

Kewajiban nonmeneter adalah keharusan untuk menyediakan barang dan jasa

dengan jumlah dan saat yang cukup pasti yang biasanya timbul karena

penerimaan pembayaran dimuka untuk barang dan jasa tersebut. kewajiban

nonmeneter diukur atas dasar pembayaran tersebut yang menunjukkan harga

yang disepakati untuk barang dan jasa.

Pengukuran kewajiban:

1. Kewajiban jangka pendek

a. Pengukuran Utang kepada Pihak Ketiga

9
Utang Kepada Pihak Ketiga terjadi ketika pemerintah daerah

menerima hak atas barang/jasa, tetapi belum melakukan pembayaran.

b. Pengukuran Utang Transfer

Utang transfer adalah kewajiban suatu entitas pelaporan untuk

melakukan pembayaran kepada entitas lain sebagai akibat ketentuan

perundang-undangan. Utang transfer diakui dan dinilai sesuai dengan

peraturan yang berlaku.

c. Pengukuran Utang Bunga

Utang bunga dicatat sebesar nilai bunga yang telah terjadi dan belum

dibayar dan diakui pada setiap akhir periode pelaporan sebagai bagian

dari kewajiban yang berkaitan.

d. Pengukuran Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK)

Utang PFK dicatat sebesar saldo pungutan/potongan yang belum

disetorkan kepada pihak lain di akhir periode.

e. Pengukuran Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Bagian lancar

utang jangka panjang dicatat sejumlah yang akan jatuh tempo dalam

waktu 12 bulan setelah tanggal pelaporan.

f. Pengukuran Kewajiban Lancar Lainnya Pengukuran kewajiban lancar

lainnya disesuaikan dengan karakteristik masing-masing pos tersebut.

Contoh: (1) biaya yang masih harus dibayar pada saat laporan

keuangan disusun ; (2) pendapatan diterima dimuka.

2. Kewajiban atau utang jangka panjang pemerintah daerah diukur

berdasarkan karakteristiknya, yaitu:

10
a. Utang yang tidak diperjualbelikan

Utang yang tidak diperjualbelikan memiliki nilai nominal sebesar

pokok utang dan bunga sebagaimana yang tertera dalam kontrak

perjanjian dan belum diselesaikan pada tanggal pelaporan, misal

pinjaman dari World Bank.

b. Utang yang diperjualbelikan

Utang yang diperjualbelikan pada umumnya berbentuk sekuritas utang

pemerintah. Sekuritas utang pemerintah dinilai sebesar nilai pari

(original face value) dengan memperhitungkan diskonto/premium

yang belum diamortisasi. Bila sekuritas utang pemerintah dijual

sebesar nilai pari, maka dinilai sebesar nilai parinya. Bila sekuritas

utang pemerintah dijual dengan harga diskonto, maka nilainya akan

bertambah selama periode penjualan hingga jatuh tempo. Bila

sekuritas dijual dengan harga premium, maka nilainya akan berkurang

selama periode penjualan hingga jatuh tempo.

C. Ekuitas Pemilik ( Owner’s Equity )

1. Definisi ekuitas pemilik

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia ( IAI ) atau PSAK (2002) pasal

49, ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi

semua kewajiban. Berbagai sumber yang lain mendefinisi ekuitas yang

tidak berbeda denagn definisi menurut IAI. Ekuitas didefinisikan sebagai

hak residual untuk menunjukkan bahwa ekuitas bukan kewajiban. Ini

berarti ekuitas bukan pengorbanan sumber ekonomik masa datang. Karena

11
didefinisi atas dasar asset dan kewajiban, nilai ekuitas juga bergantung

pada bagaimana asset dan kewajiban diukur.

Ekuitas Pemilik adalah konsep ketiga dari dasar akuntansi yang

ada dalam persamaan akuntansi. Ekuitas merupakan aktiva bersih (aktiva

dikurangi kewajiban) dari entitas (P = A-L). Dengan demikian, pemilik

ekuitas (atau usaha) akan mengklaim aktiva bersih entitas, yang tidak

memiliki kewajiban untuk membayar. Hal ini mewakili kepentingan

pemilikmodal dalam perusahaan. Ekuitas Pemilik (bunga sisa) adalah

sebuah klaim aktiva bersih entitas. Kerangka konseptual mendefinisikan

ekuitas dalam ayat 49 (C) sebagai berikut: “Ekuitas adalah kepentingan

sisa dalam aset perusahaan setelah dikurangi semua kewajibannya.”

Oleh karena itu, ekuitas pemilik tidak berkewajiban untuk

melakukan pengalihan aset, namun klaim sisa. Selanjutnya, hal itu tidak

dapat didefinisikan secara terpisah dari aktiva dankewajiban. Ada dua fitur

penting yang dapat membantu kita untuk membedakan antara kewajiban

dan ekuitas pemilik. yaitu:

a. Hak para pihak

Kreditor memiliki hak-hak berikut:

1) Penyelesaian klaim mereka dengan tanggal tertentu melalui

pengalihan aset (barang atau jasa)

2) Prioritas dari pemilik dalam penyelesaian klaim mereka dalam

likuidasi

12
Perhatikan bahwa klaim kreditur terbatas pada jumlah tertentu

(yang mungkin berbeda dari waktu ke waktu sesuai dengan persyaratan

perjanjian). Sebaliknya, pemilik memiliki kepentingan sisa saja,

walaupun dengan pengaturan kontrak yang berbeda dari pemilik yang

mungkin memiliki prioritas berbeda dalam pengembalian modal.

Aspek lain dari hak kreditur dan pemilik berkaitan dengan

penggunaan aset atau operasi bisnis. Kreditor tidak memiliki hak untuk

menggunakan aset dari perusahaan lain selain yang dirinci dalam

kontrak. Kecuali secara tidak langsung dalam beberapa kasus, mereka

tidak memiliki hak dalam proses pengambilan keputusan dalam

operasi bisnis. Dalam cara yang terbatas, dengan kontrak, mereka

mungkin mengganggu operasi dengan mensyaratkan bahwa saldo laba

dibatasi, atau bahwa aset yang diberikan tidak akan dijual tanpa

persetujuan mereka. Di sisi lain, pemilik mempunyai hak atau

wewenang untuk menjalankan usahanya.

b. Pengaturan substansi ekonomi

Baik kewajiban dan ekuitas pemilik mewakili klaim terhadap

entitas. Semua pengadu terhadap entitas menanggung risiko kerugian,

tetapi karena klaim sebelumnya, risiko kreditur lebih rendah dari

pemilik. Pemilik harus menanggung kerugian yang berasal dari

kegiatan perusahaan. Mereka membawa beban risiko dalam bisnis.

Dalam setiap perusahaan, tingkat risiko kreditur dan pemilik

tergantung pada hak-hak mereka. Dengan demikian, perbedaan utama

13
antara hak kreditur dan pemilik adalah bahwa kreditor memiliki hak

untuk penyelesaian, sedangkan pemilik memiliki hak untuk

berpartisipasi dalam keuntungan (residual). Perbedaan ini

mencerminkan risiko ekonomi dan fitur pengembalian dua jenis klaim:

kreditor menanggung risiko lebih kecil dan mendapatkan imbalan yang

relatif tetap (bunga dan pelunasan pokok), sedangkan pemilik

menanggung risiko yang lebih besar dan karenanya mendapatkan

imbalan variatif (dan sering lebih tinggi).

Pemilik atau representasi mereka memiliki kontrol atas akuisisi,

komposisi, penggunaan, dan pelepasan aset perusahaan. Mereka

memiliki kontrol operasi dan tanggung jawab untuk menjalankan

bisnis dan untuk kelangsungan hidup dan profitabilitas. Secara umum,

pemilik perusahaan (pemegang saham) mendelegasikan sebagian besar

tanggung jawab dan kontrol kepada direksi dan manajer.

Hak hukum merupakan pertimbangan yang sangat penting. Namun,

mereka tidak boleh menjadi dasar satu-satunya perbedaan antara kreditur dan

pemilik. Secara keseluruhan, definisi kewajiban termasuk kewajiban

konstruktif dan adil serta kewajiban hukum. Alasan lain adalah bahwa fokus

sudut pandang hukum terlalu sempit untuk digunakan dalam mencapai tujuan

akuntansi sebagai alat dalam pengambilan keputusan.

2. Teori ekuitas

Teori Ekuitas adakah teori yang menjelaskan sudut pandang yang

digunakan dalam akuntansi berkaitan dengan penyusunan dan penyajian

14
laporan keuangan. Dengan kata lain, penyusunan dan penyajian laporan

keuangan sangat tergantung pada sudut pandang yang digunakan yaitu

siapa yang dianggap paling berkepentingan terhadap laporan keuangan.

a. Teori Pemilikan (ProprietaryTheory)

Pada awalnya teori ini muncul sebagai perwujudan dari sistem

pembukuan berpasangan. Teori ini memusatkan perhatiannya kepada

pemilik. Persamaan akuntansi yang digunakan:

Aktiva – Liabilitas = Modal

Aktiva merupakan kekayaan pemilik, sementara hutang merupakan

kewajiban pemilik. Kepemilikan dianggap sebagai nilai bersih dari

perusahaan untuk pemilik. Selama berjalannya usaha maka nilai

perusahaan sama dengan investasi awal ditambah akumulasi laba

bersih setelah dikurangi prive untuk pemilik. Jadi teori proprietari

menganut wealth concept.

Teori Proprietary sangat cocok diterapkan untuk organisasi

perusahaan perseorangan dan firma oleh karena dalam bentuk

organisasi ini ada hubungan personal antara manajemen perusahaan

denga pemilik perusahaan. Hal ini disebabkan net income ditambahkan

setiap periode ke rekening modal pemilik walaupun perhitngan laba

bersih tidak mengukur kenaikan bersih kekayaan (wealth).

Teori propoprietary tidak dapat langsung digunakan untuk bentuk

perusahaan peseroan terbatas seperti halnya untuk perusahaan

15
perseorangan dan firma. Konsep laba komprehensif yang diadopsi oleh

FASB juga menggunakan dasar teori proprietary yaitu memasukkan

semua item yang mempengaruhi pemilik selama periode itu kecuali

pengambilan deviden dan transaksi modal.

b. Teori Entitas (Entity Theory)

Teori entitas muncul untuk mengatasi kelemahan yang melekat

pada teori proprietary. Perkembangan saat ini kenyataannya kegiatan

usaha menyebabkan perusahaan menjadi unit usaha yang berdiri

sendiri terpisah dari identitas pemilik. Hal ini berarti terdapat

pemisahan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan perusahaan.

Dengan demikian, transaksi/kejadian yang dicatat dan dipertanggung

jawabkan adalah transaksi yang melibatkan perusahaan. Perusahaan

dianggap bertindak atas nama kepentingannya sendiri terpisah dari

pemilik. Teori entitas didasarkan atas persamaan akuntansi:

Aktiva = Hutang + Modal

Elemen yang ada pada sisi kanan persamaan sering disebut hutang,

tetapi sesungguhnya adalah ekuitas dengan hak yang berbeda didalam

persamaan. Perbedaan utama antara hutang dan ekuitas pemilik adalah

hak kreditur dapat dinilai secara independen dari penilaian yang lain

jika perusahaan dalam keadaan solvent. Sedangkan hak pemegang

saham/pemilik diukur dari penilaian aktiva yang diinvestasikan

kembali. Jadi, hutang adalah kewajiban khusus perusahaan, dan aktiva

16
menunjukkan hak perusahaan menerima barang barang dan jasa

khusus atau manfaat lainnya.

Penilaian aktiva harus mencerminkan pengukuran manfaat

yang diterima oleh perusahaan. Laba bersih suatu perusahaan

umumnya diekspresikan dalam bentuk perubahan bersih modal

pemilik, tidak termasuk perubahan yang berasal dari deklarasi dividen

dan transaksi modal. Hal ini tidak sama dengan teori proprietary yang

mengatakan bahwa laba bersih adalah laba bagi pemegang

saham. Laba bersih dalam konsep entitas menggambarkan sisa

perubahan posisi ekuitas setelah dikurangi semua klaim, termasuk

bunga hutang jangka panjang dan pajak penghasilan.

Perbedaan antara teori proprietary dan teori entitas

menimbulkan perbedaan dalam melakukan penilaian aktiva. Dengan

teori proprietary, aktiva harus dinilai dengan nilai sekarang (current

value) oleh karena ekuitas pemilik dianggap sebagai kekayaan bersih.

Sedangkan dengan teori entitas, perusahaan tidak berhubungan dengan

nilai sekarang oleh karena penekanannya adalah akuntabilitas cost

kepada pemilik atau pemegang saham lainnya. Dengan demikian dasar

pengukuran yang relevan adalah historical cost.

c. Teori Ekuitas Residual (Residual Equity Theory)

Seseorang teoritisi akuntansi William Patton (1962)

menyatakan bahwa ekuitas residual merupakan salah satu jenis ekuitas

dalam kerangka teori entitas. Dalam pandangan teori entitas,

17
pemegang saham memiliki ekuitas di perusahaan seperti pemegang

saham ekuitas lainnya, tetapi pemegang saham tidak dianggap sebagai

pemilik. Patton menekankan pada hubungan khusus residual equity

holder. Perubahan dalam penilaian aktiva, perubahan dalam laba bersih

dan laba ditahan dan perubahan didalam hak pemegang ekuitas lainnya

semua tercermin didalam residual equity pemegang saham biasa.

Jadi teori ekuitas residual merupakan pandangan antara teori

proprietary dan teori entitas. Dalam pandangan ini persamaan

akuntansinya menjadi:

Aktiva – Ekuitas Khusus = Ekuitas Residual

Ekuitas khusus meliputi klaim kreditu dan ekuitas pemegang

saham preferen. Namun demikian pada kasus diaman kerugian begitu

besar sehingga perusahaan tersebut bangkrut, ekuitas pemegan saham

biasan dapat hilang dan pemegang saham preferen atau pemegang

obligasi menjadi pemegang ekuitas residual.

Tujuan pendekatan ekuitas residual adalah memberikan informasi

yang lebih baik kepada pemegang saham biasa dalam rangka

pengambilan keputusan investasi. Karena biasanya pemegang saham

umumnya dianggap memiliki ekuitas residual didalam laba perusahaan

dan didalam aktiva bersih pada saat likuidasi.

Oleh karena laporan keuangan umumnya disusun tidak dalam

rangka likuidasi, maka informasi yang disajikan dalam kaitannya

18
dengan ekuitas residual harus berguna untuk memprediksi dividen

masa datang bagi pemegang saham biasa. Laporan laba rugi dan

laporan laba ditahan harus menunjukkan laba yang tersedia bagi

pemegang ekuitas residual setelah semua kewajiban dipenuhi,

termasuk deviden kepada pemegang saham preferen.

d. Teori Badan Usaha (Enterprise Theory)

Teori enterprise dalam hal ini menyatakan bahwa perusahaan

dipandang sebagai lembaga sosial yang dioperasikan dalam rangka

memberikan manfaat bagi banyak pihak yang berkepentingan (dalam

arti luas meliputi pemegang saham, kreditor, pegawai, konsumen,

pemerintah dan masyarakat secara umum), jadi saham dalam arti luas

teori enterprise dapat dipandang sebagai teori akuntansi sosial.

Konsep ini tepat diterapkan pada perusahaan dalam skala besar dan

modern, karena ditinjau dari sisi akuntansi berarti tanggung jawab

pelaporan keuangan selain disampaikan kepada para pemegang

saham/kreditor juga kepada kelompok atau masyarakat secara

keseluruhan.

e. Teori Dana (Fund Theory)

Teori ini menyatakan bahwa unit aktivitas ekonomi merupakan dasar

akuntansi, unit aktivitas operasi ini disebut dana yang meliputi

sekelompok aktiva dan kewajiban dan restriksi atau batasan – batasan

yang menggambarkan fungsi atau aktivitas ekonomi. Persamaan

akuntansi dapat dinyatakan sebagai berikut :

19
Aktiva = Restriksi Aktiva

Aktiva menggambarkan jasa prospektif kepada dana atau unit

koperasi, hutang merupakan restriksi aktiva umum atau khusus dari

dana, modal yang diinvestasikan menceriminkan restriksi legal atau

financial untuk menggambarkan aktiva.

Konsep ini banyak diterapkan pada sektor pemerintahan dan

lembaga nirlaba. Dalam pemerintahan dana yang umumnya digunakan

meliputi dana umum (general fund), dana pendapatan khusus (spesial

revenue fund), dana proyek (capital project fund), dana pelunasan

hutang jangka panjang (debt service fund). Setiap dana ini memiliki

restriksi penggunaan yang diatur dalam undang-undang atau peraturan

pemerintah lainnya, masing-masing dana dipertanggungjawabkan

sendiri-sendiri sehingga masing-masing mempunyai pembukuan debet

kredit sendiri dan memiliki neraca dan laporan perubahan saldo dana.

D. Perbedaan Kewajiban dan Ekuitas

Berdasarkan kriteria definisi dan pengakuan yang dibahas dalam bab

ini, kita setuju bahwa saham yang dikeluarkan untuk membentuk bagian

investor dari ekuitas dan pinjaman dari kreditur merupakan kewajiban.

Namun, pertanyaan diajukan tentang hybrid instrument yang memiliki

karakteristik dari konsep hutang dan ekuitas. Sebagai contoh, saham preferensi

secara tradisional dianggap sebagai modal dan, karena itu, sebagai bagian dari

20
ekuitas pemilik, tetapi keduanya memiliki karakteristik yang juga

menyelaraskan mereka dengan kewajiban, seperti berikut:

a. tagihan kewajiban jangka panjang

b. mungkin tidak berpartisipasi dalam dividen lain pada tingkat tertentu

(mirip dengan bunga)

c. memiliki prioritas atas saham biasa dalam pengembalian modal (seperti

halnya kewajiban)

d. umumnya tidak memiliki hak suara

Meskipun disebut saham, kemungkinan bahwa mereka kadang-kadang

memenuhi definisi kewajiban, dan harus diklasifikasikan sebagai

kewajiban.Klasifikasi instrumen keuangan sebagai kewajiban atau ekuitas

memiliki efek di luar neraca sejak klasifikasi dalam menentukan apakah

bunga, dividen, kerugian atau keuntungan yang berhubungan dengan

instrumen yang diakui sebagai pendapatan atau beban dalam menghitung laba

bersih, atau apakah mereka diperlakukan sebagai distribusi dari keuntungan

yang dihitung. Distribusi bunga, dividen, kerugian dan keuntungan yang

terkait dengan instrumen keuangan atau komponen dari instrumen keuangan

yang merupakan kewajiban diakui sebagai pendapatan atau beban.Sebaliknya,

distribusi kepada pemegang instrumen ekuitas diperlakukan sebagai

pembagian keuntungan setelah saham dihitung.

Tujuan membedakan antara pemilik modal dan kewajiban adalah untuk

meningkatkan manfaat informasi bagi pengambilan keputusan. Pertanyaan

menarik yang diajukan tentang bagaimana investor melihat efek hibrida yang

21
disebut, menggabungkan kedua fitur hutang dan ekuitas seperti catatan

konversi, penebusan saham preferensi dan hutang subordinasi.IASB

menginginkan perbedaan yang lebih baik antara instrumen ekuitas dan non-

ekuitas. Titik awalnya adalah gagasan bahwa semua instrumen abadi adalah

modal. Selain itu, instrumen yang dipertukarkan sesuai dengan pilihan

penerbit akan ekuitas. Sebaliknya, kewajiban adalah wajib diuangkan pada

tanggal tertentu atau tanggal saat terjadinya

22
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

FASB mendefinisikan kewajiban adalah pengorbanan manfaat ekonomi

masa dating yang cukup pasti yang timbul dari keharusan sekarang suatu

kesatuan usaha untuk mentransfer set atau menyediakan/menyerahkan jasa

kepada kesatuan lain dimasa dating sebagai akibat transaksi atau kejadian

masa lalu.

Ekuitas Pemilik adalah konsep ketiga dari dasar akuntansi yang ada dalam

persamaan akuntansi. Ekuitas merupakan aktiva bersih (aktiva dikurangi

kewajiban) dari entitas (P = A-L).

Pengukuran kewajiban terbagi dua yaitu pengukuan jangka pendek dan

pengukuran jangka panjang. Terdapat beberapa teori ekuitas yaitu, teori

pemilik, teori entitas, teori ekuitas residual, teori badan usaha, dan teori dana.

23
DAFTAR PUSTAKA

Kartikahadi,Hans.2012.Akuntansi Keuangan berdasarkan IFRS.SALEMBA


EMPAT:Jakarta.

Sumber Internet:

http://www.slideshare.net/indra2808/97497114-slidekewajibandanekuitas

https://crystalbrainware.wordpress.com/2013/03/08/kewajiban-dan-ekuitas

http://www.academia.edu/6193480/26032462-Kewajiban-Dan-Ekuitas

24

Anda mungkin juga menyukai