Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur


Mata Kuliah Teori akuntansi

Dosen Penggampu:
RAHMI ISRIANI

OLEH :
KELOMPOK 1

RISDA HERISTRIAN 3417001


RENO NOVIALDI 3417007
NADILA KASNANDA 3417019
ELSA FITRI KUNANTI 3417023
LUTFIANA KHAIRA 3417032

JURUSAN AKUNTANSI SYARIAH A


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN ) BUKITINGGI
1441 H / 2020 M
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini, yang
berjudul “LIABILITIES”. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
junjungan Nabi besar Muhammad SAW, yang telah membimbing umat dari jalan
kegelapan menuju jalan yang terang benderang yang diridhoi oleh Allah SWT yaitu
dengan agama islam. Walaupun kami sudah berupaya semaksimal mungkin, demi
terselesainya makalah ini, kami tetap menyadari bahwa kemampuan kami jauh dari
kesempurnaan, dan sudah pasti banyak kekurangannya. Sehingga kritik dan saran yang
sifatnya membangun semangat kami.

Bukittinggi, 5 MEI 2020

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................i.

DAFTAR ISI .................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN …..….....................................................................1

A. Latar Belakang .................................................................................1


B. Rumusan Masalah .................................................................................1
C. Tujuan Makalah .................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Liabilites....................................................................................2
B. Pengakuan Liabilities…………...................................................................3
C. Pengukuran / Penilaian Liabilities...............................................................4
D. Challenges For Standard Setter………………………………………..…..7
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Konsep kewajiban menyatakan bahwa walaupun kontrak telah ditanda tangani, salah satu
pihak tidak mempunyai kewajiban apapun sebelum pihak lain memenuhi apa yang menjadi
hak pihak lain. Jadi, konsep hak – kewajiban tak bersyarat menyatakan ”secara teknis, konsep
ini diartikan bahwa hak atau kewajiban timbul bila salah satu pihak telah berbuat sesuatu”.
Kontrak – kontrak semacam ini dikenal dengan nama kontrak saling mengimbangi tak
bersyarat atau kontrak eksekutori .

Akuntansi yang dipraktikkan dalam suatu negara sebenarnya tidak terjadi begitu saja secara
ilmiah namun praktik yang dijalankan dirancang dan dikembangkan secara sengaja untuk
mencapai tujuan sosial tertentu. Dan praktik akuntansi dipengaruhi oleh faktor lingkungan
( sosial, ekonomi, politis ).Karena itu, struktur dan praktik akuntansi akan berbeda antara
negara yang satu dengan yang lainnya (perbedaan muncul dikarenakan struktur dan praktik
tersebut disesuaikan dengan kondisi negara, tempat dimana akuntansi tersebut dijalankan)

Dalam bab ini teori akuntansi akan membahas konsep kewajiban dalam praktik akuntansi.
Praktik yang baik dan maju tidak akan dapat dicapai tanpa suatu landasan teori yang baik.
Karena itu praktik dan profesi harus dikembangkan atas dasar penalaran.

B. RumusanMasalah
1) Apa itu pengertian liabilities?
2) Apa itu pengakuan liabilities?
3) Bagaimana pengukuran atau penilaian liabilities?
4) Apa itu challenges for standard setters?
C. Tujuan

Untuk mengetahui pengertian dan tujuan serta dapat menghitung pengukuran liabilities

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Liabilitas (Kewajiban)

Kewajiban adalah pengorbanan manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti yang
timbul dari keharusan sekarang suatu kesatuan usaha untuk mentransfer aset atau menyediakan/
menyerahkan jasa kepada kesatuan lain dimasa datang sebagai akibat transaksi atau kejadian masa
lalu.

Menurut IASC : Liabilitas adalah kewajiban kini dari perusahaan yang timbul dari peristiwa masa
lalu, penyelesaian yang diharapkan dapat menghasilkan arus keluar dari sumber daya peusahaan
dalam mewujudkan manfaat ekonomi.

Menurut AASB: Kewajiban adalah pengorbanan masa depan atas potensi jasa atau manfaat
ekonomi masa depan bahwa entitas saat ini wajib kepada entitas lain sebagai akibat transaksi masa
lalu atau peristiwa masa lalu lainnya.

Menurut APB : Kewajiban adalah kewajiban ekonomi perusahaan yang diakui dan diukur sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Kewajiban juga mencakup kredit tangguhan
tertentu yang tidak kewajiban tapi yang diakui dan diukur sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum.

Menurut IFRS : Liabilitas adalah kewajiban kini dari perusahaan yang timbul dari peristiwa masa
lalu, penyelesaian yang diharapkan dapat menghasilkan arus keluar dari sumber daya peusahaan
dalam mewujudkan manfaat ekonomi.1

Karakteristik Dasar Kewajiban

1. Suatu objek harus memuat tanggung jawab kepada pihak lain yang mengharuskan entitas
bisnis untuk melunasi, menunaikan, atau melaksanakan tanggung jawab tersebut dengan

1
Riahi, Ahmed, Teori Akuntasi 2, 2013, Salemba Empat, hal, 78

2
3

2. cara mengorbankan manfaat ekonomisnya di masa depan untuk dapat dikategorikan


sebagai kewajiban. Karakteristik ini ditambahkan oleh yang menyatakan bahwa kewajiban
terjadi akibat hubungan antara dua pihak atau lebih.
3. Untuk dapat disebut sebagai kewajiban, suatu pengorbanan ekonomik masa datang harus
timbul akibat keharusan sekarang. Makna dari sekarang disini adalah waktu, yaitu tanggal
pelaporan keberadaanya. Beberapa keharusan yang tercakup dalam pengertian kewajiban
ini adalah keharusan kontraktual, keharusan konstruktif, keharusan demi keadilan, dan
keharusan bergantung atau bersyarat. Meskipun secara definisi keharusan-keharusan ini
menimbulkan kewajiban, namun tidak semua kewajiban diakui dalam akuntansi.
4. Kewajiban juga timbul akibat kejadian masa lalu. Kewajiban yang berasal dari kegiatan
konstruktif harus diakui saat ini untuk menjadi dasar pembayaran kewajiban tersebut di
masa depan.
5. Nilai jatuh tempo telah ditentukan melalui estimasi atas kewajiban, yang didasarkan pada
jumlah kewajiban dan jangka waktu pelunasan kewajiban.

Karakteristik Pendukung Kewajiban

Karakteristik pendukung kewajiban lainnya adalah:

1. Keharusan untuk membayar dalam bentuk kas.


2. Identitas terbayar jelas.
3. Berkekuatan hukum

B. Pengakuan Liabilitas (Kewajiban)

Pengakuan mengikuti aturan standar dari SFAC 5 yang menyatakan bahwa suatu
kewajiban harus diakui sebagai kewajiban apabila memenuhi empat kriteria umum, yaitu:

1. Memenuhi definisi suatu kewajiban

2. Dapat diukur

3. Relevan

4. Dapat diandalkan
4

Tujuan dari penilaian kewajiban adalah bahwa pengukuran kewajiban harus memungkinkan
penyajian informasi kepada investor dan kreditor sebagai sarana untuk meramalkan arus kas.
Tujuan lain mencakup penilaian sebagai dasar untuk perbandingan laba antar periode dan antar
perusahaan, dan sebagai perbandingan dari klaim beberapa pemegang ekuitas.

Pada prinsipnya, kewajiban diakui pada saat keharusan telah mengikat akibat transaksi yang
sebelumnya telah terjadi. Mengikatnya suatu keharusan harus di evaluasi atas dasar kaidah
pengakuan.

Kam dalam memberikan empat kaidah atau kriteria pengakuan untuk menunjukkan
pengakuan kewajiban yaitu :

1. Adanya dasar hukum. Keberadaan dasar hukum maksudnya terdapat dasar hukum yang
meyakinkan untuk mengakui adanya kewajiban. Dalam hal ini, adanya faktur pembelian
dapat menjadi dasar hukum yang meyakinkan untuk mengakui kewajiban.
2. Keterterapan konsep dasar konservatisme. Keterterapan konsep dasar konservatisme
maksudnya disini berkaitan dengan keterandalan. Dalam konsep konversatisme kerugian
dapat segera diakui, sedangkan untung tidak. Contohnya kewajiban jaminan suku cadang
sudah dapat diakui, meskipun belum terjadi.
3. Ketertentuan substansi ekonomik transaksi. Ketertentuan substansi ekonomik transaksi
berkaitan dengan relevansi informasi. Utang sewa guna dapat diakui pada saat transaksi
meskipun tidak ada transfer hak milik.
4. Keterukuran nilai kewajiban. Keterukuran nilai kewajiban maksudnya adalah kewajiban
tersebut datang secara pasti dan nilai rupiahnya dapat diukur.Keterukuran merupakan salah
satu syarat untuk mencapai kualitas keterandalan informasi. Definisi kewajiban
mengandung kata cukup pasti (probable) yang mengacu tidak hanya pada terjadinya
pengorbanan sumber ekonomik masa datang tetapi juga pada jumlah rupiahnya.

Kewajiban mengandung arti kemungkinan terjadinya pengorbanan sumber ekonomik masa


depan sejumlah nilai pokok yang harus dilunasi Hendriksen dan Van Breda dalam
menunjukkan waktu pengakuan kewajiban yaitu:

1. Pada saat penandatanganan kontrak, atau ketika hak dan kewajiban telah
mengikat.
5

2. Bersamaan dengan pengakuan biaya apabila barang dan jasa yang menjadi
penyebab timbulnya biaya kewajiban, sebelumnya belum dicatat sebagai asset.
3. Bersamaan dengan pengakuan aset.
4. Pada akhir perioda karena penggunaan asas akrual melalui proses penyesuaian.

Pengakuan Kewajiban menurut FASB dicontohkan pada keadaan-keadaan


kebergantungan rugi (loss contingencies) yang berpotensi memicu pengakuan kewajiban,
yaitu:

1. Ketertagihan piutang usaha.


2. Keharusan berkaitan dengan jaminan produk dan kerusakan produk.
3. Risiko rugi atau kerusakan properitas (fasilitas) kesatuan usaha akibat
kebakaran, ledakan, dan bahaya lainnya
4. Ancaman pengambilalihan aset oleh pemerintah.
5. Persengketaan yang memberatkan atau menunggu keputusan.
6. Klaim atau pungutan yang telah diajukan/dikenakan atau yang mungkin
(possible) terjadi.
7. Risiko rugi akibat bencana yang ditanggung oleh perusahaan asuransi kerugian
dan kecelakaan dan perusahaan reasuransi.
8. Jaminan atas utang pihak lain.
9. Perjanjian untuk membeli kembali piutang atau aset yang terkait yang telah
dijual.

C. Pengukuran / Penilaian

1. Pengukuran

Pengakuan dilakukan setelah suatu kewajiban terukur dengan cukup pasti.


Penentuan kos kewajiban pada saat terjadi paralleldengan pengukuran asset. Terjadinya
kewajiban pada umumnya disertai dengan pemerolehan asset atau timbulmnya biaya.
Pemerolehan asset dapat berupa penguasaan barang dagangannya atau asset nonmoneter
lainnya yang terjadi dari transaksi pembelian. Pemerolehan asset dapat juga berupa kas
yang terjadi dari transaksi peminjaman (penerbitan obligasi) atau penerimaan uang muka
6

untuk barang atau jasa. Oleh karena itu pengukur yang paling objektif untuk menentuka
kos kewajiban pada saat terjadinya adalah penghargaan sepakatan (meansured
considerations) dalam transaksi-transaksi tersebut dan bukan jumlah rupiah pengorbanan
ekonomik masa datang. Hal ini berlaku khususnya untuk kewajiban jangka panjang.

Untuk kewajiban jangka pendek, kos penundaan dianggap tidak cukup material
sehingga jumlah rupiah kewajiban yang diakui akan sama denga jumlah rupiah
pengorbanan sumber ekonimik (kas) masa datang. Dengan kata lain, untuk kewajiban
jangka pendek, kos pendanaan (financing cost) atau kos penundaan (bunga sebagai nilai
waktu uang) dianggap material.

Penghargaan sepakatan suatu kewajiban merefleksi nilai setara tunai atau nilai
sekarang (current value) kewajiban yaitu jumlah rupiah pengorbanan sumber ekonomik
seandainya kewajiban dilunasi pada saat terjadinya. Dengan demikian, bisnis pencatatan
kewajiban adalah nilai setara tunai bukan nilai nominal utang.

2. Penilaian

Jika pengukuran mengacu pada penentuan nilai keharusan sekarang pada saat
terjadinya, penilaian mengacu pada penentuan nilai keharusan sekarang pada setiap saat
terjadinya kewajiban sampai dilunasinya kewajiban. Makin mendekati saat jatuh tempo,
nilai kewajiban akan makin mendekati nilai nominal.

Jadi, penilaian kewajiban pada saat tertentu adalah penentuan jumlah rupiah yang
harus dikorbankan seandainya pada saat tersebut kewajiban harus dilunasi.

Atribut Penilaian Menurut FASB:

1) Nilai pasar sekarang (current market value)

2) Nilai pelunasan neto (net settlement value)

3) Nilai diskunan aliran kas masa datang (discounted value of future cash
7

flows)

Basis (atribut) Penilaian Keterangan Contoh Pos Yang Berpaut


Kewajiban penerbit opsi
Berbagai kewajiban yang
sebelum jangka opsi habis
Harga pasar sekarang melibatkan komoditas dan
dan beberapa kewajiban
surat- surat berharga.
pedagang efek.
Berbagai kewajiban yang
melibatkan jumlah rupiah yangUtang usaha, utang garansi,
Nilai pelunasan neto cukup pasti tetap waktudan utang wesel jangka
pelunasannya tidak cukuppendek.
pasti.
Kewajiban moneter jangka
Nilai diskunan aliran kas Utang obligasi, dan utang
panjang jumlah rupiah maupun
masa dating wesel jangka panjang.2
saat pembayaran cukup pasti.

D. CHALLENGES FOR STANDARD SETTERS

Saat ini memiliki beberapa proyek yang dapat mempengaruhi definisi, pengakuan dan
pengukuran kewajiban, kerangka konseptual, instrumen keuangan, ketentuan serta hak-hak
karyawan. Contohnya IAS 37 tentang Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets
dan IAS 19 Employee Benefits sebagai bagian dari kewajiban.

Tujuan dari proyek ini adalah untuk menyatukan standar IASB dengan US GAAP dan
untuk meningkatkan standar saat ini dalam kaitannya dengan identifikasi dan pengakuan
kewajiban. Untuk mengilustrasikan tantangan yang di hadapi para pembuat standar, kita akan
mendiskusikan tiga topik utama yang sesuai dengan chapter ini. Debt vs Equity Distinction Sesuai
dengan kriteria definisi dan pengakuan yang telah kita bahas di chapter ini, saham yang telah di
terbitkan kepada investor termasuk bagian dari equity sedangkan pinjaman dari kreditor di
klasifikasikan sebagai liabilities. Lalu bagaimana dengan akun yang memiliki hybrid instrument?

2
Suwardjono, Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan, 2010, BPFE: Yogyakarta, hal 203
8

Contohnya, saham preference yang dianggap sebagai bagian dari modal dan diklasifikasi sebagai
equity.

Namun, saham preference juga memiliki karateristik yang sesuai dengan liabilities yakni:
- Memiliki penerimaan yang tetap - Tidak memiliki partisipasi dalam pembagian dividen lebih
kearah specified rate - Memiliki prioritas lebih utama dibandingkan dengan saham biasa dalam
pengembalian modal - Pada umumnya tidak memiliki hak voting. Meskipun saham preference di
klasifikasikan sebagai equity namun saham preference juga memiliki definisi dari liabilities.
mengatakan : The substance of financial instrument, rather than its legal form, governs the
classification... substance and legal form are commonly consistent, but not always. Some financial
instrument take the legal form of equity but are liabilities in substance and other may combine
features associated with equity but are liabilities in substance and other may combine features
associated with equity instrument and features associated with financial liabilities. Jadi IAS
32/AAS 132 mengatakan bahwa saham preference yang memberikan penerimaan tetap atau yang
telah ditentukan untuk masa mendatang dikategorikan sebagai financial liabilities.

Sebuah instrumen keuangan yang memberikan hak kepada pemegang instrument untuk
dikembalikan dan diganti dengan cash atau financial asset lainya di kategorikan sebagai financial
liabilities. Extinguish Debt Hutang dapat di selesaikan dengan cara membayar lunas atau
memberikan jasa kepada kreditur. Namun bila debitur tidak mampu melunasi hutangnya, kreditur
dapat menghapuskan hutang debitor. IAS 32/ AASB 132 membahas hal ini. Hal ini memungkinkan
debitor untuk menghapus hutang dari neraca dan melaporkan aset financial bersih atau hutang
hanya jika entitas tersebut di perbolehkan secara hukum.

Employee Shares Para akuntan berdebat apakah pembayaran karyawan dalam bentuk gaji
dimasukan kedalam beban atau tidak. Isu lainya adalah pemberian upah karyawan dalam bentuk
saham perusahaan dikategorika ke dalam liabilities atau equity. Bila termasuk ke dalam liabilities,
economic benefit apa yang akan dikorbankan? Mereka yang berargumen employee shares
menciptakan expense dan liabilities berpendapat para karyawan mendapatkan sesuatu yang
bernilai, oleh karenanya ada cost oleh perusahaan. Cost inilah yang dianggap beban. Dan liabilities
ada sampai di lunasi dengan hutang dan ekuitas bertambah. Bagi mereka yang berpendapat
Employee shares tidak menciptakan expense mereka beranggapan employee shares tidak lebih
menciptakan additional shares. Sebaliknya para shareholder lah yang mengalami penurunan nilai
9

saham. ASB telah memutuskan untuk memperlakukan imbalan dalam bentuk saham kedalam
beban.ifrs 2/AASB 2,pembayaran dalam bentuk saham dibedakan menjadi dua cash settled dan
equity settled. IFRS2/AASB 2 juga mengarahkan perlakuan yang berbeda untuk Fair value yang
berhubungan dengan cash settled dan equity settled.

Nilai wajar dari equity settled di tetapkan pada tanggal pemberian sedangkan perubahan
berikutnya di abaikan. Sedangkan untuk cash settled di adjust tiap periode. Issue for Auditor
Lengkapnya liabilities yang diakui, pengungkapan note dan obligasi lainya merupakan salah satu
isu yang di hadapi para auditor. Mereka wajib mengumpulkan bukti bahwa account payable,
accrual, and other liabilities disajikan secara benar. Auditor perlu mempertimbangkan
kemungkinan terjadinya penyimpangan waktu, dimana liability yang ada sebelum akhir periode
tidak dicatat oleh entitas sampai dimulainya periode baru. Dengan uji cut off para auditor dapat
mengumpulkan bukti bahwa transaksi dicatat dalam perode yang tepat. Pengenalan IFRS2/AASB
berbasis pembayaran shares meningkatkan paduan otoritas untuk auditor saaat menilai kewajaran
dari nilai fair value yang di berikan. Standar menyatakan bahwa fair value dapat ditentukan baik
oleh nilai saham yang diberikan atau dengan nilai barang/jasa yang diterima.
10

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Konsep kewajiban menyatakan bahwa walaupun kontrak telah ditanda tangani, salah satu
pihak tidak mempunyai kewajiban apapun sebelum pihak lain memenuhi apa yang menjadi
hak pihak lain. Jadi, konsep hak – kewajiban tak bersyarat menyatakan ”secara teknis, konsep
ini diartikan bahwa hak atau kewajiban timbul bila salah satu pihak telah berbuat sesuatu”.
Kontrak – kontrak semacam ini dikenal dengan nama kontrak saling mengimbangi tak
bersyarat atau kontrak eksekutori .

Tujuan dari penilaian kewajiban adalah bahwa pengukuran kewajiban harus


memungkinkan penyajian informasi kepada investor dan kreditor sebagai sarana untuk
meramalkan arus kas. Tujuan lain mencakup penilaian sebagai dasar untuk perbandingan laba
antar periode dan antar perusahaan, dan sebagai perbandingan dari klaim beberapa pemegang
ekuitas.
11

DAFTAR PUSTAKA

Riahi, Ahmed. 2016 Teori Akuntasi 2. Salemba Empat.

Suwardjono. 2010. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan. BPFE: Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai