DAN KONTINJENSI
DI SUSUN OLEH
AKUNTANSI / III E
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
karunia - Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagaimana mestinya.
Shalawat dan salam tak lupa pula kita kirimkan kepada baginda Rasulullah SAW,
yang telah menjadi suri tauladan bagi umat manusia dan selaku tokoh reformasi yang
menjadi panutan untuk kita semua dalam menjalani kehidupan dengan syariat dan
kaidah yang berlaku di dalam masyarakat dengan baik. Juga kepada keluarganya,
sahabatnya, dan kepada seluruh pengikutnya yang senantiasa patuh atas ajaran –
ajaran Allah SWT sampai akhir zaman.
Makalah ini dibuat guna memenuhi kewajiban kami sebagai mahasiswa dalam
rangka memenuhi tugas yang telah diberikan oleh Ibu Jasmina Syafe’I, S.E.,
M.Ak.Ca selaku dosen pada mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah II. Makalah
ini disusun berdasarkan pada referensi yang ada, yang mana inti dari makalah ini
adalah membahas tentang “Liabilitas Jangka Pendek, Provinsi, dan Kontinjensi”.
Kami menyadari apabila makalah yang kami susun masih banyak kekurangan,
tetapi kami sudah berusaha menyajikan yang terbaik. Sudilah kiranya bagi para
pembaca memberikan kritik dan saran membangun mengenai makalah yang kami
susun ini, agar kedepannya bisa lebih baik lagi dan bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN....................................................................46
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................48
iii
1
Berdasarkan ketentuan diatas, liabilitas jangka pendek dapat diartikan sebagai liabilitas
entitas kini, yang timbul akibat peristiwa masa lalu, yang penyelesaiannya diharapkan
mengakibatkan arus kas keluar dari sumber daya entitas yang akan diselesaikan dalam
jangka waktu satu siklus operasi atau 12 bulan mana yang lebih panjang atau untuk tujuan
diperdagangkan. Liabilitas keuangan yang merupakan pembiayaan jangka panjang (bukan
bagian dari modal kerja yang digunakan dalam siklus operasional normal) dan tidak jatuh
tempo dalam waktu dua belas bulan setelah periode pelaporan merupakan liabilitas jangka
panjang. Bentuk liabilitas keuangan ini antara lain utang bank jangka panjang dan obligasi.
Liabilitas jangka pendek lainnya tidak diselesaikan dalam waktu dua belas bulan setelah
periode pelaporan atau dimiliki untuk tujuan diperdagangkan. Misalnya, liabilitas keuangan
yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan sesuai dengan PSAK 55
(Revisi 2013) instrumen keuangan : pengakuan dan pengukuran, cerukan bank, bagian
jangka pendek dari liabilitas keuangan jangka panjang, dividen terutang, pajak penghasilan
terutang dan utang non usaha lainnya. Entitas mengklasifikasikan liabilitas keuangan
tersebut sebagai liabilitas jangka pendek jika liabilitas tersebut akan jatuh tempo dalam
jangka waktu 12 (dua belas) bulan setelah periode pelaporan.
3
Liabilitas jangka pendek dapat berbentuk utang bank atau utang kepada pihak lain yang
akan dibayarkan dalam waktu kurang dari dua belas. Untuk utang bentuk ini sering kali ada
bunga, sehingga bunga yang telah terjadi dan belum dibayarkan harus diakui sebagai
liabilitas juga. Liabilitas jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu dua belas
bulan, akan disajikan dalam sebagai liabilitas jangka pendek. Psak 1 (Revisi 2009)
menjelaskan item-item minimum dari liabilitas jangka pendek yang harus disajikan dalam
laporan keuangan, menurut PSAK 1 (Revisi 2009), jika entitas memiliki liabilitas tersebut
dalam jumlah material maka entitas harus menyajikan sebagai unsur yang terpisah. Item
minimum yang diharuskan menurut PSAK 1 (Revisi 2009) untuk liabilitas jangka pendek
adalah :
Liabilitas jangka pendek lainnya dapat berupa liabilitas yang tidak diselesaikan dalam
siklus operasional normal. Tetapi jatuh tempo dan diselesaikan dalam waktu dua belas
bulan setelah periode pelaporan atau dimiliki untuk tujuan diperdagangkan. Misalnya
PSAK 55 (Revisi 2013) cerukan bank, bagian jangka pendek dari liabilitas keuangan
jangka panjang, deviden terutang, pajak penghasilan terutang, dan utang non usaha lainnya.
Jika suatu informasi detail diperlukan oleh pengguna laporan keuangan, maka entitas
sebaiknya menyajikan dalam komponen yang terpisah. Atau dapat juga entitas menyajikan
4
dalam kelompok minimal sesuai dengan PSAK 1 (Revisi 2009) dan melengkapinya dengan
rincian dalam catatan atas laporan keuangan. PSAK 1 (Revisi 2009_) hanya menjelaskan
tentang bagaimana menyajikan liabilitas dalam laporan keuangan. Pengakuan, pengukuran,
penyajian dan pengungkapan liabilitas jangka pendek dan jangka panjang diatur lebih lanjut
dalam PSAK instrumen keuangan yaitu PSAK 50 (Revisi 2013) penyajian instrument
keuangan PSAK 55 (Revisi 2013) pengakuan dan pengukuran instrumen keuangan dan
PSAK 60 (Revisi 2013) pengungkapan instrumen keuangan. untuk liabilitas diestimasi atau
sekarang dikenal dengan istilah provisi diatur dalam PSAK 57 (Revisi 2009) provisi,
liabilitas kontinjensi, dan aset kontinjensi.
PSAK 1 (Revisi 2009) hanya memberikan aturan umum dalam penyajian item dalam
laporan keuangan didasarkan pada relevansi informasi bagi pengguna laporan keuangan.
jika informasi tersebut dianggap relevan maka sebaiknnya diklasifikasikan secara terpisah.
Liabilitas juga dapat diklasifikasikan berdasarkan asal terjadinya. Liabilitas dapat terjadi
sebagai konsekuensi kegiatan operasi perusahaan dan liabilitas yang berdasarkan kontrak
formal. Liabilitas yang terjadi sebagai konsekuensi operasi misalnya utang dagang, uitang
pajak, beban yang masih harus dibayarkan, pendapatan diterima dimuka. Liabilitas
berdasrkan kontrak formal misalnya wesel bayar, utang bank, atau liabilitas jangka panjang
yang akan jatuh tempo dalam dua belas bulan.
Uatang bank jangka pendek Utang yang diperoleh dari bank dengan jangka waktu satu ta
5
atau kurang
Wesel bayar Kontrak yang menyatakan bahwa satu pihak akan melakukan
Pembayaran sejumlah tertentu kepada pihak lain di masa
Mendatang
Utang pajak Pajak yang belum dibayarkan ke kas Negara
Utang berbunga jangka pendek yang umumnya dijumpai adalah utang bank dan wesel
bayar (promissory note). Utang bank lebih sering dijumpai dalam laporan keuangan entitas
dibandingkan dengan wesel bayar. Utang bank jangka pendek adalah utang suatu entitas
kepada bank dengan jangka waktu satu tahun atau kurang. Utang bank jangka pendek
biasanya berbunga. Utang bank jangka pendek ditarik oleh entitas untuk memenuhi
operasional perusahaan. Pemenuhan kebutuhan modal kerja permanen, tetap akan dipenuhi
dengan liabilitas jangka panjang. Utang bank jangka pendek ditarik oleh entitas pada saat
6
membutuhkan untuk jangka waktu tertentu dan akan dikembalikan sesuai dengan perjanjian
kredit.
PT Merapi pada tanggai 1 november 2015 menarik dari Bank buana sebesar Rp.
200.000.000 dengan Bunga 15% untuk jangka waktu 150 hari. Tidak ada provisi yang
dikenakan oleh bank atas utang ini. Pokok dan Bunga akan dibayarkan pada saat jatuh
tempo.
Jurnal yang dibuat pada saat menerima utang tanggal 15 november 2015
Jurnal penyesuaian pada 31 desember 2015 atas bunga yang terutang dan
belum dibayarkan.
Beban Bunga Rp. 5.000.000
Jurnal saat utang Jatuh tempo pada tanggal 60 + 31 + 29 + 30 = 150. Jatuh tempo
pada tanggal 30 maret 2016 (asumsi 2016 tahun kabisat).
Contoh 11.2 Utang bank jangka pendek : bunga dibayar didepan (zero
coupon)
PT Lawu pada tanggal 2 oktober 2015 menarik utang jangka waktu 6 bulan dari
bank mega sebesar RTp. 400.000.000 dengan Bunga 15% per tahun dari pokok yang
dipotong pada awal. Pada saat jatuh tempo PT Lawu membayar sebesar Rp.
400.000.000. jumlah kas yamg diterima sebesar Rp. 400.000.000 – (400 x 15% x
6/12) = Rp. 370.000.000
bunga yang dibayarkan sekali di akhir sehingga perhitungan bunga efektif dengan
membagi bunga dengan pokok utang. Bunga = Rp. 30.000.000/Rp. 370.000.000 =
8,11% untuk 6 bulan atau 16,22% setahun.
Jurnal penyesuaian pada tanggal 31 desember 2015 untuk pengakuan bunga yang
dihitung dengan bunga efektif.
Beban bunga Rp. 15.000.000
Bunga dihitung dengan bunga efektif 16,22% x 3/12 x Rp. 370.000.000 = Rp.
15.000.000 (pembulatan)
Utang bank yang sebenarnya diterima adalah Rp. 98.500.000 namun PT Semeru
harus melunasi pada saat jatuh tempo bunga Rp. 3.000.000 dan pokoknya Rp.
100.000.000. untuk itu bunga efektif atas utang tersebut sebenarnya bukan 12% tapi
Rp. 4.500.000 / Rp. 98.500.000 x 12/3 = 18,274%. Bunga dihitung dari bunga yang
dibayar dan provisi. Tingkat bunga efektif menjadi lebih tinggi karena entitas
menrima utang yang lebih sedikit.
Beban bunga dihitung dari bunga efektif 18,2741% x 2/12 x 98.500.000 = Rp.
3.000.000. amortisasi diskon beban bunga dikurangi utang bunga = Rp. 3.000.000 –
Rp. 2.000.000
PT Kelud pada tanggal 1 desember 2015 mendapatkan fasilitas line of credit dari
bank Arta, 1 miliar selama jangka waktu 5 tahun. Kredit tersebut dapat ditarik sesuai
kebutuhan entitas. Bunga sebesar 12% pertahun dikenakan atas kredit yang ditarik.
Untuk setiap penarikan bank mengenakan biaya transaksi sebesar 2% dari dana yang
ditarik. Bank hanya mengenakan atas tarikan utang yang belum dilunasi sampai
dengan akhir bulan pelaporan. Jika penarikan telah dilunasi pada bulan yang sama,
maka tidak akan dikenakan bunga. Bunga akan dihitung dari tanggal penarikan atau
saldo utang terakhir sampai dengan tanggal jatuh tempo pelaporan. Setiap bulan akan
disampaikan laporan penggunaan line of credit, yang memperlihatkan saldo akhir
utang, mutasi kredit, termasuk jumlah bunga, dan biaya (charges) yang dikenakan.
11
3. Wesel Bayar
Wesel bayar atau sering disebut sebagai notes payable atau promissory notes.
Wesel bayar merupakan janji dari pihak penarik wesel untuk membayarkan sejumlah
uang pelunasan utang dagang, pembayaran suatu transaksi atau ditarik untuk
mendapatkan uang tunai. Akuntansi untuk wesel bayat tidak berbeda dengan
akuntansi untuk utang bank, perbedaan yang mendasari hanyalah dokumen
transaksinya. Dokumen transaksi wesel adalah surat wesel atau promissory notes,
sedangkan bukti transaksi utang bank adalah dokumen kredit bank. Bunga atas wesel
bayar biasanya dihitung berdasarkan nilai nominal yang tertera dalam wesel. Jika
dalam penerbitan wesel bayar, pihak penerbit mengeluarkan biaya transaksi maka
biaya transaksi tersebut akan diperhitungkan menambah biaya bunga sehingga bunga
efektif wesel akan menurun.
1. Kesepakatan awal perjanjian pinjaman untuk jangka waktu lebih dari dua
belas bulan dan
2. Perjanjian untuk pembiayaan kembali, atau penjadwalan kembali pembayaran,
atas dasar jangka panjang telah diselesaikan setelah periode pelaporan dan sebelum
tanggal penyelesaian laporan keuangan) untuk tidak mensyaratkan pembayaran
sebagai konsekuensi atas pelanggaran tersebut.
Contoh 11.5 Liabilitas Jangka Panjang yang Jatuh Tempo dalam Dua Belas Bulan
PT Wilis memiliki beberapa liabilitas jangka panjang untuk mendanai usahanya. Berikut
informasi yang diperoleh pada saat penyusunan laporan keuangan tanggal 31 Desember 2015.
2. Obligasi seri B, senilai Rp800.000.000.000, diterbitkan 1 Juni 2015, bunga 11% per
tahun dibayar setiap tahun, jatuh tempo setiap tahun sebesar Rp 100.000.000.000.
4. Utang Bank Kriya ditarik pada 1 September 2011 sebesar Rp 100.000.000.000, jangka
waktu 5 tahun bunga 12%. Atas utang ini entitas telah melakukan perjanjian untuk melakukan
pendanaan kembali dengan utang jangka panjang dengan bank yang sama, namun dengan bunga
yang lebih rendah sebesar 11%.
5. Utang Bank Permata ditarik pada tanggal 1 Juni 2014 sebesar 300 miliar, bunga 12%
dibayar setiap tahun. Pelunasan akan dimulai 1 Juni 2015 secara angsuran Rp50.000.000.000 per
tahun.
Saat ini entitas sedang memproses penerbitan obligasi seri D sebesar Rp300.000.000.000.
Obligasi tersebut rencananya akan diterbitkan pada 1 Juni 2016. Obligasi tersebut telah
mendapat persetujuan RUPS untuk diterbitkan. Saat ini sedang proses untuk mengurus
persyaratan penerbitan. Obligasi tersebut diterbitkan untuk mendanai ekspansi pembukaan pabrik
baru dan membayar utang yang jatuh tempo.
14
Buatlah reklasifikasi untuk utang tersebut yang harus disajikan menjadi liabilitas jangka
pendek, buatlah penyajian dan pengungkapan yang diperlukan untuk kelima utang tersebut jika
ada.
1. Obligasi seri A tidak perlu direklasifikasi, tetap menjadi liabilitas jangka panjang karena
jatuh tempo tahun 2017.
Liabilitas jangka pendek yang akan jatuh tempo dalam dua bulan (lihat pengungkapan)
Pengungkapan liabilitas jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam dua belas
bulan mendatang.
Obligasi seri C akan jatuh tempo pada 1 Desember 2016, namun perusahaan telah
melakukan negosiasi dengan Bank Mitra untuk mendanai pelunasan obligasi tersebut, sehingga
akan berubah menjadi utang bank jangka panjang pada 1 Desember 2016, entitas tetap
melakukan reklasifikasi dalam jangka pendek, karena meskipun pendanaan ini telah disetujui
pemegang saham, secara prinsip telah disetujui Bank Mitra namun proses administrasi baru
diselesaikan pada 25 Maret 2016, sesuai dengan PSAK I (Revisi 2009) tetap harus
direklasifikasi.
Atas liabilitas jangka panjang yang akan jatuh tempo pada tahun 2016, perusahaan telah
akan menerbitkan obligasi yang saat ini masih dalam proses penerbitan. Direncanakan obligasi
tersebut san diterbitkan pada Juni 2016.
16
Utang Usaha
Utang usaha atau utang dagang adalah utang terkait dengan kegiatan utama entitas. Utang
dagang timbul saat entitas melakukan pembelian kepada pemasok secara kredit. Entitas biasanya
akan memilih membeli kredit jika harga antara membeli kredit dan tunai harganya sama.
Pembelian secara tunai dilakukan jika pemasok tidak membolehkan membeli secara kredit, atau
membeli secara tunai lebih murah dibandingkan secara kredit. Pembelian kredit sering dituliskan
dalam term: 2/10, n/60. FOB Shipping Point. Artinya pembelian akan diberikan diskon 2% jika
dilunasi sampai dengan 10 hari, utang jatuh tempo dalam waktu 60 hari dan titik pengakuan di
gudang penjual.
Utang dagang diakui saat entitas telah menerima barang atau jasa dari pemasok. Untuk
pembelian dengan syarat pembelian FOB Shipping Point (franko gudang penjual) maka titik
17
pengakuan pembelian di gudang penjual, utang akan diakui saat barang telah masuk kendaraan
angkutan untuk diantar ke gudang pembeli. FOB Destination Point (franko gudang pembeli) titik
pengakuan di gudang pembeli, utang diakui saat barang telah diterima oleh pembeli, selama
dalam perjalanan barang ini merupakan barang pembeli. Risiko dalam perjalanan akan menjadi
pihak pembeli atau penjual tergantung persyaratan jual belinya.
Pemasok sering kali memberikan insentif kepada pembeli untuk melakukan pelunasan
lebih cepat. Tingkat diskon yang diberikan dapat dihitung imbal hasil (return) per tahunnya.
Imbal hasil dari diskon ini kemudian dibandingkan dengan alternatif investasi yang tersedia, jika
imbal hasil diskon lebih besar dibandingkan dengan imbal hasil investasi maka entitas harusnya
mengambil diskon ini.
Diskon penjualan 2/10, n/30 setara dengan bunga (100% - 2% )/100% x 360 / (30-10) =
17,64%. Dengan cara perhitungan yang sama term perjanjian 2/15, n/45 sama dengan 11,76%,
perjanjian kredit 3/10, n/45 sama dengan 9,98%.
Entitas dapat mencatat utang dagang sebesar nilai faktur pembelian. Jika utang dibayar
pada periode diskon maka diskon akan dicatat sebagai diskon pembelian, mengurangi pembelian
(menggunakan metode pencatatan persediaan periodik). Untuk metode pencatatan persediaan
dengan perpetual, diskon pembelian akan dicatat mengurangi nilai persediaan.
Selama bulan Desember 2015 PT Slamet memiliki beberapa transaksi kepada para
pemasoknya.
Berdasarkan Contoh 11.6, nilai persediaan dicatat sebesar nilai pembelian, namun nilai
utang ditambahkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Sesuai dengan PSAK 14 (Revisi 2013)
Persediaan, pajak yang dapat dikreditkan tidak menambah nilai persediaan, namun pajak yang
tidak dapat dikreditkan akan menambah persediaan. Untuk PPN yang tidak dapat dikreditkan
atau Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) yang tidak dapat dikreditkan, maka pajak akan
dicatat menambah nilai perolehan persediaan dan tidak dicatat terpisah. PPN masukan akan
diperhitungkan dengan PPN keluaran entitas di akhir bulan.
Beban yang telah terjadi namun belum dibayar sampai periode pelaporan, entitas harus
mengakui beban dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain serta beban yang
masih harus dibayar pada laporan posisi keuangan. Entitas belum membayar beban tersebut
karena kesepakatan kontrak menyatakan pembayaran tidak dilakukan pada saat beban terjadi
19
atau karena keterlambatan waktu penagihan. Beban yang masih harus dibayar yang sering
muncul di laporan posisi keuangan antara lain.
1. Beban gaji. Karyawan telah berhak atas gaji karena sudah bekerja namun tidak belum
dibayarkan oleh perusahaan.
2. Bunga yang masih harus dibayar/utang bunga. Bunga sudah menjadi beban dengan
berlalunya waktu namun baru dibayarkan sesuai dengan tanggal dalam perjanjian kredit.
3. Beban operasi yang masih harus dibayar. Beban atas jasa pihak lain kepada perusahaan
atas kegiatan operasinya, namun belum dibayarkan oleh perusahaan.
20
Jumlahnya dari bulan ke bulan jumlahnya relatif sama, dibayarkan tiap bulan atau dua belas kali
dalam setahun. Entitas dapat mencatatnya secara konsisten pada saat pembayaran, sehingga
pembayaran bulan Januari dianggap sebagai pemakaian bulan Januari, pembayaran bulan
Desember dianggap sebagai pemakaian bulan Desember dan selanjutnya. Untuk kasus itu, entitas
dapat mengabaikan jurnal penyesuaian asalkan secara konsisten pembayaran dilakukan dua belas
kali dalam setahun.
Pelanggan sering kali melakukan pembayaran di depan atas jasa yang akan diselesaikan
atau barang yang baru akan dikirim. Pembayaran tersebut tidak boleh diakui sebagai pendapatan
tetapi diakui sebagai pendapatan diterima di muka. Pendapatan diterima di muka termasuk
komponen liabilitas. Jika pendapatan tersebut akan direalisasikan dalam satu tahun atau satu
siklus operasi akan diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek dan jika direalisasikan lebih
dari satu siklus operasi akan diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka panjang. Pada saat kas
diterima dari pelanggan, entitas akan mencatat pendapatan diterima di muka. Jika pekerjaan telah
diselesaikan atau barang telah dikirimkan, pendapatan diterima di muka tersebut akan didebit
dan diakui sebagai pendapatan (kredit).
PT Ciremai mulai tahun 2015 menjual tiket keanggotaan (membership) golf kepada
pelanggan pribadi dan perusahaan. Tiket tersebut dijual dalam bentuk paket tahunan dan lima
tahunan. Untuk paket tahunan harganya Rp6.000.000 dapat digunakan main golf selama satu
tahun. Paket tiga tahun dijual dengan harga Rp16.200.000. Keanggotaan tersebut tidak
didasarkan pada jumlah kedatangan, pemegang kartu keanggotaan bebas datang jika kartu
keanggotaannya masih aktif. Setiap tahun harga kartu keanggotaan meningkat, sehingga menjadi
anggota jangka panjang memberikan banyak keuntungan bagi anggota.
22
Imbalan kerja diberikan dalam bentuk gaji, tunjangan, bonus, pensiun, dan lainnya. Gaji
dibayarkan kepada karyawan dan manajemen dalam suatu entitas. Gaji menurut UU Pajak
Penghasilan merupakan penghasilan bagi pihak yang menerima gaji dan entitas yang
membayarkan harus memotong pajak saat pembayaran gaji dilakukan. Pajak yang dipotong oleh
badan atas gaji dan penghasilan lain yang diterima oleh pekerja disebut PPh Pasal 21. Seluruh
penghasilan karyawan, termasuk tunjangan asuransi, tunjangan transportasi yang diterima
kecuali diterima dalam bentuk natura (misal beras seragam, pelayanan kesehatan) merupakan
objek pajak penghasilan. Atas penghasilan akan dikurangkan dengan iuran pensiun, biaya
jabatan, dan penghasilan tidak kena pajak. Gaji per bulan tersebut disetahunkan, kemudian
dikalikan dengan tarif yang berlaku (PPh Pasal 17 untuk wajib pajak pribadi) untuk mendapatkan
pajak setahun. Pajak yang dipotong tiap bulan dihitung dari pajak setahun dibagi dua belas. Jika
pada satu bulan tertentu karyawan menerima lembur, bonus atau penghasilan lain, pajak dihitung
dan dipotong pada saat gaji tersebut dibayarkan tidak menunggu akhir tahun. Menurut UU PPh,
23
pajak penghasilan yang dipotong oleh badan, harus disetorkan ke kas negara paling lambat
tanggal 10 bulan berikutnya.
Pensiun adalah penghasilan yang diterima oleh karyawan pada saat karyawan tidak lagi
bekerja. Pensiun akan diakui sebagai beban pada saat karyawan bekerja biasanya diakui
bersamaan dengan pengakuan gaji. Pensiun dapat diberikan sebagai pesangon saat karyawan
berhenti bekerja, atau diberikan per bulan seperti gaji sampai karyawan meninggal atau dapat
juga kombinasi dari keduanya. Iuran pensiun tersebut dapat dikelola oleh program dana pensiun
umum seperti Jamsostek atau dapat dikelola perusahaan sendiri dengan membentuk program
dana pensiun entitas.
Pemotongan yang dikaitkan dengan gaji karyawan dapat langsung disetorkan pada saat
yang bersamaan dengan pembayaran gaji atau baru dibayarkan pada tanggal tertentu. Entitas
yang memperhatikan manajemen kas, biasanya akan membayar pada batas akhir pembayaran
dan memanfaatkannya untuk kepentingan operasi entitas. Jika pembayaran dilakukan pada bulan
berikutnya, maka dalam laporan keuangan akan muncul utang terkait dengan pemotongan gaji
karyawan misalnya PPh 21, asuransi, iuran pensiun, iuran pihak lain, zakat, dan lain sebagainya.
Mutiara adalah pegawai PT Salak, pada bulan Desember 2015 menerima gaji sebesar
Rp6.000.000 per bulan ditambah tunjangan rumah Rp500.000 dan tunjangan transportasi
Rp1.000.000. Selain itu, PT Salak membayarkan asuransi kecelakaan kerja Rp150.000, asuransi
kematian Rp50.000, dan iuran tunjangan hari tua Rp250.000. Mutiara juga melakukan iuran
pensiun ke pengelola dana pensiun sebesar Rp300.000 yang dipotongkan dari gajinya. Mutiara
membayar melalui pemotongan oleh PT Salak, zakat ke LAZ sebesar Rp187.500 dan angsuran
rumah ke Bank CMN sebesar Rp 1.500,000. PPh 21 yang dipotong oleh PT Salak Rp425.200.
24
Gaji dibayarkan tiap akhir bulan dan semua pemotongan dibayarkan pada tanggal 10 bulan
berikutnya.
Tunjangan menambah gaji. Asuransi dan pensiun yang ditanggung entitas menambah beban
gaji.
Entitas ada yang memberikan bonus atau imbalan lain selain gaji. Menurut PSAK 24
(Revisi 2013) Imbalan Kerja, imbalan terkait dengan karyawan diakui pada saat karyawan
memberikan jasanya kepada entitas. Salah satu bentuk imbalan yang diberikan kepada karyawan
adalah cuti berimbalan. Pada saat seorang mengambil cuti, perusahaan memberikan uang kepada
karyawan yang mengambil cuti tersebut.
Cuti berimbalan yang tidak dapat diakumulasi (digunakan pada periode lain), diakui pada
saat terjadinya. Sedangkan cuti berimbalan yang dapat diakumulasi pada saat pekerja
memberikan jasa yang menambah hak cuti berimbalan di masa depan. Entitas akan mengestimasi
perkiraan biaya cuti berimbalan yang boleh diakumulasi sebagai liabilitas pada akhir periode
pelaporan.
25
Bonus tahunan yang diberikan terkait dengan kinerja entitas dalam satu periode diakui
pada periode di mana kinerja tersebut diberikan. Praktiknya bonus ini baru dibayarkan pada
periode berikutnya. Entitas akan mengakui utang bonus dan beban bonus pada akhir periode
pelaporan ketika jumlah bonus dapat diestimasi dengan andal. Pada awal periode berikutnya
kinerja entitas telah dapat ditentukan (laba diketahui), sehingga bonus dapat secara andal
ditentukan.
Entitas diwajibkan dalam peraturan untuk melakukan pemotongan pajak yang diterima
oleh pihak lain. Pajak yang dipotong di antaranya adalah PPh 21 atas gaji yang diterima pekerja,
PPh 26 atas penghasilan yang diterima wajib pajak luar negeri, PPh 23 atas jasa, sewa, bunga
royalti. Pada saat entitas membayarkan beban kepada pihak yang menerima, entitas memotong
pajak, sehingga kas yang dibayarkan akan berkurang karena pajaknya akan dibayarkan oleh
entitas ke kas negara. Jika pembayaran pajak tidak dilakukan bersamaan dengan pembayaran
kepada pihak ketiga maka akan timbul utang pajak penghasilan.
PT Salak melakukan beberapa pembayaran atas jasa atau kegiatan yang telah dilakukan
beberapa rekanan selama Desember 2015. Jasa tersebut dikenakan pajak, seperti dijelaskan
dalam informasi di soal. Pajak yang telah dipotong akan dibayar perusahaan pada masa pajak
periode berikutnya.
Utang atas pajak pihak ketiga terutang untuk satu masa pajak, karena pada bulan
berikutnya pajak ini harus dibayarkan ke kas negara. Kelalaian memotong pajak menyebabkan
entitas tidak dapat mengurangkan beban tersebut sebagai pengurang penghasilan untuk
kepentingan fiskal, sehingga entitas harus membayar pajak penghasilan lebih besar. Jika entitas
telah memotong pajak dari pihak ketiga, namun tidak menyetorkan ke kas, maka atas pajak yang
belum disetorkan akan dikenakan sanksi. Sanksi tersebut akan diterapkan jika entitas diketahui
melakukan pelanggaran oleh pihak fiskus, setelah dilakukan proses pemeriksaan pajak.
Utang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah
Atas penyerahan barang atau jasa kena pajak oleh pengusaha kena pajak akan dikenakan
Pajak Pertambahan Nilai (PPN), PPN adalah pajak yang dikenakan atas setiap pertambahan nilai
yang diciptakan oleh perusahaan. PPN sebenarnya ditanggung oleh konsumen sebagai pemakai
barang atau jasa, namun pengusaha kena pajak atau entitas yang bertugas melakukan
pemungutan pajak. PPN dikenakan pada setiap tingkat distribusi barang dari mulai importir atau
produsen, pedagang besar, grosir,dan peritel. Menurut UU PPN, saat terutang PPN adalah pada
27
saat penyerahan barang atau jasa, kecuali jika kas diterima terlebih dahulu sebelum penyerahan
barang atau jasa, maka saat terutang pajak adalah saat penerimaan kas.
PSAK 14 (Revisi 2010) Persediaan dan PSAK 16 (Revisi 2011) Aset Tetap menyatakan
bahwa pajak yang dapat dikreditkan tidak boleh menambah harga perolehan persediaan dan aset
tetap. Pajak akan langsung dicatat terpisah dalam akun tersendiri. Untuk menghindari pajak
berganda, maka setiap penjualan akan dikenakan pajak (PPN keluaran) dan pada setiap
pembelian entitas akan membayar pajak (PPN masukan). Selisih pajak keluaran dan pajak
masukan dibayarkan ke kas negara pada masa pajak berikutnya Jika PPN keluaran lebih besar
dari PPN masukan, maka akan muncul utang PPN di akhir masa/bulan. Jika PPN masukan lebih
besar, maka kelebihan pembayaran PPN ini akan dikompensasi pada pembayaran pajak periode
berikutnya atau dimintakan restitusi. Sebelum restitusi diberikan, pihak pajak akan melakukan
pemeriksaan.
Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) adalah pajak yang dikenakan atas
penjualan barang mewah. Pajak ini hanya dikenakan pada importir dan produsen barang mewah.
PPnBM tidak dapat dikreditkan. Bagi produsen barang mewah, PPnBM yang dikenakan harus
disetorkan ke kas negara. Bagi importir barang mewah, PPnBM dibayarkan ke kas negara
bersamaan dengan pembayaran pajak impor dan bea masuk. PPnBM akan dicatat oleh pembeli
sebagai penambah nilai persediaan karena tidak boleh dikreditkan.
28
Bagi importer barang mewah. PPnBm dibayarkan ke kas Negara bersaman dengan
pembayaran pajak impor dan bea masuk. PPnBM akan dicatat oleh pembeli sebagau penambah
nilai persediaan karena tidak boleh dikreditkan.
Contoh 11.11 Akutansi Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak penjualan atas Barang
Mewah
5 Desember
Persediaan
300.000.00
0
PPn
Masukan
30.000.000
29
Penyajian Irabilitas jangka pendek terkait PPn dan PPnBM sebagai berikut.
Entitas termasuk subjek pajak, dalam UU Pajak Penghasilan disebut Badan. Atas
penghasilan yang diperoleh dalam satu tahun pajak dikenakan pajak. Penghasilan kena
pajak dihitung dari penghasilan kotor dikurangi beban yang boleh dikurangkan.
Penghasilan kotor menurut akutansi tidak semuanya boleh menjadi beban menurut pajak.
Perbedaan antara akutansi dan pajak diklafikasikan menjadi dua. Perbedaan temporer
yang terjadi karena perbedaan pengakuan dan perbedaan permanen. Atas perbedaan
tersebut entitas harus membuat rekonsiliasi fiskal.
Beban pajak penghasilan terdiri dari dua yaitu pajak kini dan pajak tangguhan. Pajak
kini adalah pajak yang dihitung menurut ketentuan pajak atas penghasilan yang diperoleh
entisitas alam satu periode. Pajak kini merupakan pajak terutang dalam satu tahun fiskal
yang tercantum dalam Surat Pemberitahuan (SPT) tahunan ditambah pajak final jika ada.
Beban pajak kini tersebut akan dilunasi dengan angsuran pajak, pemotongan pajak oleh
pihak lain dan pembayaran pajak akhir tahun.
Atas penghasilan yang telah diterima entisitas ada yang telah dipotong pajak oleh
pihak lain. Entisitas merncatat pajak yang telah dipotong pihak lain sebagai PPh dibayar
di muka. Pajak yang telah dibayar ini dapat menjadi kredit (penguranga) pajak dalam
menghitung pajak akhir tahun. Pajak terutang dalam satu tahun fisikal dikurangi pajak
30
yang telah dipotong pihak lain akan menghasilkan pajak kurang (PPh 29) atau lebih bayar
akhir tahun (PPh). PPh 29 atay pajak kurang bayar akan disajikan sebagai utang pajak
kini. Pajak ini akan dibayarkan paling lambat sebelum SPT disampaikan.
PT. Gandul untuk tahun pajak yang berakhir 31 Desember 2015 menghitung jumlah
pajak terutang sebesar Rp. 430.000.000. pajak yang telah dibayar melalui angsuran PPh
25 sebesar Rp.360.000.000 dan dipotong oleh pihak lain PPh Rp. 20.000.000. perusahaan
mencatatnya sebagi pjak dibayar di muka. Berapakah utang pajak penghasilan untuk
tahun 2015, buatkan jurnal penyesuaian!
Utang pajak penghasilan akan disajikan di laporan posisi keuangan sebesar Rp.
50.000.000
Utang PPh Badan yang muncul dalam laporan keuangan merupakan pajak kurang
bayar dala satu tahun fisikal atau sering dikenal sebagai pajak rampung atau PPh 29.
Utang bayar dalam satu tahun fisikal atausering dikenal sebagai pajak rampung atau PPH
29. Utang PPh Badan merupakan utang yang terkait dengan beban pajak entisitas. Utang
pajak yang lain sehigga tidak akan memengaruhi nilai beban pajak. Entisitas dapat
menyajikan dalam laporan posisi keuangan hanya satu utang pajak dan rincian jenis-jenis
pajaknya dicatat atas laporan keuangan, atau menampilkan rincian utang pajak dalam
laporan posisi keuangan.
Definisi
31
Istilah umum yang digunakan untuk sesuatu yang memiliki ketidakpastian dari sisi
kejadian dan jumlah adalah kontinjiensi. Dalam akuntansi, kontinjensi lebih dapat
muncul sebagai liabilitas kontijensi atau set kontinjensi. Liabilitas kontinjensi dan kehati-
hatian menyebabkan kontinjensi tidak akan pernah diakui sampai asset tersebut
diperoleh.
Perbedaan antara provisi dan liabilitas lain, terletak pada kepastiandari sisi jumlah
dan waktu. Namun provisi telah memenuhi definisi umum liabilitas yaitu, merupakan
kewajiban kini, timbul dari peristiwa masa lalu dan mengakibatkan keluarnya sumber
daya esntisitas. “belum pasti” atas waktu diartikan bahwa liabilitas tersebut akan terjadi,
namun waktunya tidak dapat ditentukan. “Belum pasti” dari sisi jumlah diartikan bahwa
berpa besar sumber daya yang akan dikeluarkan jumlahnya belum dapat dipastikan,
namun pasti akan keluar sejumlah sumber daya.
1. Liabilitas potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu dan keberadaannya terjadi patsi
dengan terjadi atau tidakk terjadinya satu peristiwa atau lebih pada masa dating yang tidak
sepenuhnya berada dalam kendali entitas, atau
2. Liabilitas kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu, tetapi tidak diakui karena:
a. Tidak terdapat kemungkinan besar (Probable) entitas mengeluarkan sumber daya unutk
menyelesaikan liabilitasnya, atau
b. Jumlah liabilitas tersebut tidak dapat diukur secara andal.
Liabilitas kontinjensi tidak diakui dalam laporan keuangan. Liabilitas ini hanya perlu
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
32
Liabilitas kontinjensi terdiri dari dua kelompok, keajibab potensial dan kewajiban
potensial dan kewajiban kini yang tidak diakui karena tidak terdapat kemungkinan
pengeluaran sumber daya atau tidak dapat diukur dengan andal. Dikatan kewajibab
potensial karena baru berbentuk kemungkinan, namun jika terjadi akan menyebabkan
pengeluaran sumber daya. Probabilitas tidak terjadinya lebih besar dibandingkan dengan
probabilitas terjadi. Kewajibab potensial dengan berlalunya waktu dapat berubah menjadi
“kemungkinan besar terjadi” sehingga diakui sebagai liabilitas kini.
Peristiwa masa lalu yang menimbulkam liabilitas kini disebut peristiwa mengikat.
Provisi dan kontinjensi dapt muncul karena munculnya peristiwa yang mengikat, yaitu
peristiwa yang menimbulkan kewajiban hukun atau kewajiban konstruktif yang
mengakibatkan entitas tidak memiliki alternative lain kecuali menyelesaikan kewajiban
tersebut. Kewajiban hukum adalah kewajiban yang timbul dari suatu kontrak (secara
eksplisit); peraturan perundang-undangan; atau pelaksanaan produk hukum lainnya.
Kewajiban konstruktif adalah kewajiban yang timbul dari tindakan entisitas berdasarkan
praktik baku masa lalu, kebijakan yang telah dipublikasi atau pernyataan spesifik yang
memberikan indikasi kepada pihak lain akibatnya menimbulkan ekspektasi kuat dan sah
kepada pihak lain bahwa entisitas memberatkan, yaitu kontrak di mana biaya tidak
terhindar untuk memnuhi kewajiban kontraknya melebihi manfaat ekonomis yang akan
diterima kontrak tersebut.
1. Entitas memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum, konstruktif) sebagai akibat
peristiwa masa lalu;
2. Kemungkinan besar (probable) penyelesasian liabilitas tersebut mengakibatkan arus
keluar sumber daya; dan
33
3. Estimasi yang andal mengenai jumlah Irabilitas nilainya dapat diukur dengan andal dapat
dibuat.
Jika tidak memenuhi ketiga syarta tersebut provinsi tidak dapat diakui. Ketika tidak
memenuhi ketiga persyaratan tersebut, kemungkinan liabilitas tersebut cukup
diungkapkan sebagai liabilitas kontijensi tergantung materialitas dan kemungkinan
terjadinya.
Pengukuran provisi didasarkan pada hasil estimasi terbaik dari pengeluaran yang
diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini pada akhir periode pelaporan.estimasi
terbaik pengeluaran yang diperlukan unutk menyelesaikan kewajiban kini adalah jumlah
yang secara rasional akan dibayar entitas unutk menyelesaikan dan mengalihkan
kewajiban.
Estimasi hasil dan dampak keuangan ditentukan dengan pertimbangan manjemen dan
dilengkapi dengan pengalaman mengenai transaksi serupa serta dalam beberapa kasus
dilengkapi dengan laporan ahli independen. Diantara bukti yang dipertimbangkan adalah
peristiwa setelah periode pelaporan.
Entitas menjual produk dengan memberikan garansi selama 1 tahun dan tanggal
penjualan. Jika kerusakan terdeteksi cacat ringan biaya perbaikan atas seluruh produk
yang dijual Rp. 100.000.000, jika cacat berat biaya yang dikeluarkan Rp. 500.000.000.
pengalaman entitas di masa lalu memberikan indikasi bahwa dalam tahun mendatang
kemungkinan 80% produk terjual tanpa cacat, 15 % cacat ringa, dan 5% cacat berat.
Jika dampak nilai waktu uang cukup material, maka jumlah provinsi merupakan nilai
kini dari perkiraan pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan liabilitas di masa
mendatang. Tingkat diskonto adalah tingkat diskonto sebelum pajak yang mencermnkan
penilaian pasar atas nilai waktu uang dan risiko yang terkait dengan kewajiban yang
bersangkutan. Tingkat diskonto tidakboleh mencerminkan risiko yang sudah
diperhitungkan dalam estimasi arus kas masa medatang.
Jika sebagian atau seluruh pengeluaran untuk menyelesaikan liabilitas digamti oleh
pihak ketiga. Pengganti itu diakui hanya pada saat rimbul keyakinan bahwa pengganti
pasto diterima pada saat entitas menyelesaikan kewajibannya. Pengganti tersebut diakui
sebagai aset yang terpisah. Jumlah yang diakui sebagai penggantian tidak boleh melebihi
nilai provisi. Dalam laporan laba rugi komprehensif, beban yang berkaitan dengan provisi
dapat disajikan secara bersih setelah dikurangi jumlah yang diakui sebagai
penggantiannya.
Provisi ditelaah pada setiap akhir periode pelaporan dan disesuaikan untuk
mencerminkan estimasi terbaik yang paling kini. Jika arus keluar sumber daya untuk
menyelesaikan kewajiban kemungkinan besar tidak terjadi, maka provisi tersebut
dibatalkan. Jika provisi ini terkait dengan kegiatan utama entitas missal garansi, maka
pembalikan provisi akan diakui sebagai pengurang beban garansi yang diakui.
Entitas dapat mengakui provisi karena kontrak memberatkan. Jika entitas terikat
dalam suatu kontrak memberatkan, maka kewajiban kini menurut kontrak tersebut diukur
dan diakui sebagai provisi. Kontrak yang dapat dibatalkan tanpa membayar kompensasi
35
atau denda tidak perlu pengakuan provisi. Jika terjadi peristiwa yang mengakibatkan
kontrak memberatkan sehingga menimbulkan biaya yang tidak dapat dihindarkan, maka
provisi harus diakui.
Bentuk provinsi yang terjadi dalam bisnis dan disajikan dalam laporan keuangan
antara lain, tuntutan hukum yang menimbulkan kerugian bagi entitas, garansi produk atau
premi produk kewajiban pengelolaan lingkungan, kontrak yang memberatkan, dan
restrukturisasi usaha yang menjanjikan suatu kewajiban di masa mendatang. Masing-
masing kasus memiliki ciri spesifik baik dari sisi perhitungan dan dasar penilaian maupun
pertimbangan untuk disajikan sebagai provinsi, diungkapkan sebagai kontijensi atau tidak
diungkapkan dalam laporan keuangan, judgement profesional seorang akuntan dalam
menerapkan konsep keandalan, relevansi, dan materialitas diperlukan untuk menentukan
keberadaan dan nilai provisi.
Provisi tidak sama dengan penyisihan dana untuk membayar utang atau melakukan
aktivitas tertentu. Provisi merupakan pengakuan liabilitas dan beban. jika atas provinsi
tersebut entitas menyiapkan atau menyisihkan dana khusus untuk mendanai provisi yang
telah diakui, maka akan dicatat secara terpisah.
Garansi
Pada saat entitas menjual produk, sering kali memberikan garansi/jaminan bahwa
produk yang dibeli tidak rusak dan dapat berfungsi dengan baik. Garansi dapat dibedakan
menjadi dua yaitu garansi jaminan (assurance type warranty) dan garansi jasa (service
type warranty) kedua bentuk garansi ini memiliki pendekatan berbeda.
pelayanan purna jual tambahan dan tidak. Atas garansi jasa ini, penjual akan mengakui
pendapatan ditangguhkan pada saat penjualan dan mengakui sebagai pendapatan saat
layanan purna jual diberikan kepada pelanggan. Garansi jasa akan menimbulkan
pendapatan jasa dan akan diakui saat waktu berlalu atau secara proporsional dengan jasa
yang diberikan.
Garansi jaminan produk merupakan contoh dari kontinjensi karena jumlah dan
waktunya tidak pasti. Garansi merupakan bentuk kewajiban kontraktual, karena garansi
diberikan berdasarkan perjanjian jual beli yang tertera dalam dokumen jual beli. Garansi
memenuhi kriteria provisi karena merupakan bentuk kewajiban kini, entitas akan
mengeluarkan sumber daya di masa mendatang akibat jaminan produk tersebut. Jumlah
utang memang tidak diketahui namun entitas dapat melakukan estimasi dengan amdal
berdasarkan pengalaman masa lalu atau pengalaman dan perusahaan dalam industri
serupa.
Pengakuan timbulnya provisi pada saat terjadi penjualan, karena saat penjualan
terjadi berarti entitas telah memiliki liabilitas untuk memberikan garansi produk.
Sehingga garansi dibebankan pada saat penjualan terjadi bukan pada dasar garansi
diberikan kepada pelanggan. konsep pengakuan ini juga sejalan dengan konsep matching
principles beban garansi diakui pada saat penjualan karena garansi merupakan
konsekuensi dari penjualan tersebut.
Beban garansi akan diakui bersamaan dengan penjualan dengan mendebit beban
garansi dan kredit provisi garansi. Pada saat entitas mengeluarkan sumber daya untuk
37
memberikan garansi akan didebit provisi garansi dan kredit kas atau sumber daya yang
dikeluarkan.
Atas provisi yang sudah kadaluwarsa (provisinya masih ada namun jangka waktu
garansi telah berakhir), maka provisi tersebut harus dihapuskan dengan mendebit provisi
dan kredit beban garansi. Atau dapat terjadi sebaliknya provisi yang dibentuk kurang,
jumlah klaim pelanggan lebih besar dari provisi yang dibentuk, maka akan dibuat jurnal
menambah beban garansi. Entitas harus memperhatikan kedua kondisi tersebut, karena
deviasi yang besar antara jumlah provisi dan aktual klaim mencerminkan ketidakakurat
estimasi provisi.
Pada tahun 2015 penjualan sebanyak 20.000 unit dan tahun 2015 penjual sebanyak
26.000 unit. Total garansi aktual yang dikeluarkan di tahun 2010 sebesar Rp65.000.000
dan tahun 2015 sebesar Rp125.000.000. Buatlah jurnal yang diperlukan untuk mencatat
garansi di dua tahun tersebut!
Provisi garansi yang disajikan pada laporan keuangan 31 Desember 2015 sebesar
Rp.35.000.000
Provisi garansi yang disajikan pada laporan keuangan 31 Desember 2016 sebesar
Rp40.000.000.
Entitas dapat mencatat jurnal pemberian garansi, baru dia akhir periode pelaporan
mencatat provisi dengan jurnal penyesuaian. Jika pendekatan tersebut digunakan maka
jurnal yang dibuat.
PT prahu menjual mobil pada 2 Januari 2015 dengan memberikan garansi atas 36.000
km pertama atau selama tiga tahun mana yang lebih dahulu. Harga jual mobil
39
Rp300.000.000. Entitas mengestimasi biaya garansi yang akan diberikan selama 3 tahun
selama Rp7.000.000. Pelanggan juga membeli garansi jasa senilai Rp9.000.000 sehingga
ada tambahan pelayanan untuk servis mobil tersebut dari standar jaminan yang diberikan
selama tahun 2015 biaya terkait dengan jaminan asuransi yang dikeluarkan sebesar
Rp5.000.000 dan tahun 2016 sebesar Rp1.000.000. Atas garansi jasa perusahaan
mengakui dengan metode garis lurus.
Jurnal yang dibuat oleh perusahaan pada saat melakukan penjualan adalah:
Kas 309.000.000
Beban garansi 7.000.000
Provisi garansi 7.000.000
Pendapatan ditangguhkan garansi jas 9.000.000
Penjualan 300.000.000
Jurnal pada 2015, saat memberikan garansi jaminan dan pengakuan garansi jasa
Dalam praktik, seringkali entitas penjual tidak mau menangani sendiri pemberian
garansi produknya entitas mendirikan anak perusahaan atau mengalihkan pelayanan
purna jual produknya kepada pihak lain. Sehingga sering dijumpai saat membeli produk
kepada PT ABC namun saat pelayanan purna jual pelanggan datang kepada PT XYZ.
Beberapa produk dengan merek tertentu biasanya mendirikan satu entitas tersendiri untuk
menangani pemberian garansi ini. Untuk mekanisme pemberian garansi melalui pihak
lain, entitas penjual akan mengakui beban garansi saat penjualan dan mengakui provisi.
Dana yang ditransfer kepada entitas yang memberikan garansi dicatat sebagai pengurang
provisi. Entitas yang menangani garansi akan mencatatnya sebagai penerimaan
pendapatan jasa saat menerima dana dari entitas penjual produk.
dengan tingkat diskon 6% selama masa manfaat, nilai wajar kewajiban lingkungan
tersebut adalah Rp1.116800.000 (Rp2.000.000.000 x 0.5584).
Depresiasi ini akan dilakukan bersamaan dengan nilai peralatan drilling sebagai satu
kesatuan, tidak didepresiasikan secara terpisah.
Litigasi Hukum
Litigasi hukum merupakan tuntutan perkara terkait suatu entitas yang sedang berjalan
proses hukumnya. Kasus hukum entitas dapat berakibat timbulnya liabilitas yang harus
diselesaikan oleh sebuah entitas. Ada tidaknya liabilitas yang harus diselesaikan oleh
sebuah entitas. Ada tidaknya liabilitas yang diakui dipengaruhi oleh kasusnya dan
estimasi atas potensi munsulnya liabilitas. Suatu kasus dapat saja mengindikasikan suatu
entitas kalah dan memiliki liabilitas di masa mendatang.
42
PT Merbabu memiliki dua kasus yang saat ini sedang dalam proses di
pengadilan.
1. Entitas menerima klaim dari seorang pelanggan atas proyek yang tidak
dapat diselesaikan oleh perusahaan Akibat kegagalan tersebut, pelanggan
mengajukan klaim ganti rugi sebesar Rp 100.000.000.000. Pada saat
penyusunan laporan keuangan 31 Desember 2015 proses hukum sedang
berlangsung. Menurut pendapat konsultan hukum entitas, kemungkinan
entitas dapat kalah. Namun jika kalah masih ada upaya lagi untuk melakukan
banding. Konsultan belum dapat memastikan berapa jumlah kerugian yang
harus dibayar oleh perusahaan akibat tuntutan tersebut.
43
keuangan, perlu dilakukan evaluasi perjanjian kontrak yang ada dan juga
dampak dari pelanggaran kontrak tersebut. Jika kewajiban untuk membayar
denda menjadi sesuatu yang tidak dihindari maka entitas harus mengakui
liabiltias tersebut pada saat pelanggaran kontrak terjadi.
Liabilitas Kontinjensi
bagi entitas, misal kemungkinan klaim yang diperoleh karena proses hukum.
Pengakuan aset kontinjensi tidak diperkenankan, agar tidak menimbulkan
pengakuan penghasilan yang tidak pernah direalisasi. Jika sudah dapat
dipastikan akan langsung diakui sebagai aset. Aset kontinjensi diungkapkan
jika terdapat kemungkinan besar arus ekonomi akan diperoleh. Seperti halnya
liabilitas kontinjensi, aset kontinjensi juga dikaji ulang terus-menerus untuk
memastikan kemungkinan terjadinya menjadi lebih pasti atau menjadi tidak
mungkin terjadi.
Penyajian
Pengungkapan
DAFTAR PUSTAKA