Anda di halaman 1dari 13

KONSEP MODAL DAN LABA

Ringkasan Materi Kuliah (RMK) BAB 2

Pendahuluan
Salah satu fungsi akuntansi adalah melakukan pengukuran termasuk pengukuran prestasi,
hasil usaha, laba maupun posisi keuangan. Salah satu isu berat dalam pengukuran itu adalah
pengukuran modal dan laba. Pengukuran laba ini salah satunya sangat penting untuk menentukan
prestasi perusahaan.
Pengertian laba secara umum adalah selisih dari pendapatan di atas biaya-biayanya dalam
jangka waktu (periode) tertentu. Laba sering digunakan sebagai suatu dasar untuk pengenaan
pajak, kebijakan deviden, pedoman investasi serta pengambilan keputusan dan unsur prediksi.
Sedangkan dalam arti yang lebih luas modal berarti setiap penambahan dalam pengetahuan yang
menyebabkan prestasi ekonomi pada masa yang akan datang bertambah. Bagian terbesar dari
aktivitas ekonomi ditujukan ke arah masa yang akan datang.
Siapa pun yang melakukan kegiatan bisnis pasti memiliki alasan ekonomis yaitu mendapatkan
laba. Oleh karena itu, pelaku bisnis harus bisa memiliki pandangan tentang apa yang dimaksud
laba menurutnya dan bagaimana menentukan laba tersebut. Banyak pandangan dan praktik di
masyarakat dalam pengukuran laba ini. Karena perbedaan pandangan tersebutlah maka muncul
berbagai polemik atau perbedaan persepsi tentang laba ini.

Pengertian Konsep Modal


Istilah modal berbeda artinya dalam percakapan sehari-hari dan dalam ilmu ekonomi. Modal ( capital) sering
ditafsirkan sebagai uang. Terutama apabila mempersoalkan pembelian peralatan, mesin-mesin, atau fasilitas-
fasilitas produktif lain. Adalah lebih tepat untuk menyatakan uang yang digunakan untuk melaksanakan pembelian
tersebut sebagai modal finansial (financial capital). Seorang ahli ekonomi akan menyatakan pembelian
demikian sebagai investasi.
Para ekonom menggunakan istilah modal untuk semua alat bantu yang digunakan dalam bidang produksi
(Winardi, 1995). Adakalanya modal dinamakan barang-barang investasi, dan modal demikian terdiri dari:
1) Mesin-mesin

2) Peralatan

3) Bangunan-bangunan

4) Fasilitas-fasilitas transpor dan distribusi

5) Persediaan (inventaris) barang-barang setengah jadi

Ada suatu ciri pokok barang-barang modal yaitu bahwa mereka digunakan untuk memproduksi barang-
barang lain. Menurut Prof. Dr. H.M.H.A. van der Valk (Winardi, 1995), modal dalam arti luas adalah bagian

Viden Wara Aspadiah


A062212029
KONSEP MODAL DAN LABA

daripada arus benda-benda dan jasa-jasa yang langsung, yang ditujukan guna penyediaan benda-benda
material dan immaterial yang berkemampuan untuk memberikan prestasi- prestasi ekonomi pada masa yang akan
datang. Modal dalam arti sempit adalah alat-alat produksi yang telah diproduksi.
Dalam arti yang lebih luas modal berarti pula setiap penambahan dalam pengetahuan yang menyebabkan
prestasi ekonomi pada masa yang akan datang bertambah. Bagian terbesar dari aktivitas ekonomi ditujukan ke
arah masa yang akan datang. Sesuai dengan itu maka bagian terbesar dari konsumsi sekarang, merupakan
konsekuensi usaha-usaha masa lampau. Pada masyarakat yang progresif, maka sebagian dari usaha produktif
yang berlangsung ditujukan ke arah pembentukan modal baru; hal mana berarti bahwa sebagian dari konsumsi
sekarang dikurbankan, guna memperbesar produksi pada masa yang akan datang (Winardi, 1995).
Dalam ilmu ekonomi, istilah modal (capital) merupakan konsep yang pengertiannya berbeda- beda
tergantung dari konteks penggunaannya dan aliran pemikiran yang dianut. Secara historis konsep modal juga
mengalami perubahan atau perkembangan. Istilah “modal” yang biasa dipergunakan pada abad ke-16 dan abad
ke-17 menunjukkan pengertian kepada dua hal. Pertama, modal dalam pengertian persediaan uang yang digunakan
untuk membeli barang yang akan dijual untuk mendapatkan keuntungan dalam perdagangan. Kedua, modal
dengan maksud untuk menggambarkan persediaan yang berupa barang-barang. Oleh sebab itu, maka istilah
“modal” digunakan untuk kedua pengertian yaitu konsep keuangan dan konsep barang (Komaruddin, 1991).
John Stuart Mill dalam Principle of Political Economy (dalam Komaruddin, 1991) menggunakan istilah
“modal” dalam pengertian: (1) barang-barang fisik yang digunakan untuk menghasilkan barang- barang lainnya, dan
(2) sejumlah dana yang tersedia untuk menyewa tenaga kerja. Pada akhir abad ke-19, modal dalam pengertian
barang-barang fisik yang digunakan dalam proses produksi ditinjau sebagai salah satu dari keempat faktor dasar
dalam produksi yaitu tanah, tenaga kerja dan organisasi atau keusahawanan.
Sekarang, “modal” sebagai suatu konsep ekonomi dipergunakan dalam konteks yang berbeda- beda.
Mubyarto (1989) memberikan definisi modal sebagai sumber-sumber ekonomi di luar tenaga kerja yang dibuat oleh
manusia. Kadang-kadang modal dilihat dalam arti uang atau dalam arti keseluruhan nilai sumber-sumber
ekonomi non-manusiawi termasuk tanah. Definisi modal yang lain yaitu merupakan barang atau uang, yang
bersama-sama faktor produksi tanah dan tenaga kerja menghasilkan barang-barang baru.
Dalam artian yang lebih luas, dan dalam tradisi pandangan ekonomi non-Marxian pada umumnya,
modal mengacu kepada asset yang dimiliki seseorang sebagai kekayaan yang tidak segera dikonsumsi melainkan
disimpan (saving) atau dipakai untuk menghasilkan barang atau jasa baru (investasi). Dengan demikian, modal
dapat berwujud barang dan uang (www.ut.ac.id, 2011:1-4). Akan tetapi, tidak setiap jumlah uang dapat disebut
modal. Sejumlah uang itu menjadi modal apabila uang tersebut ditanam atau diinvestasikan untuk menjamin adanya
suatu kembalian. Dalam arti ini modal juga mengacu kepada investasi itu sendiri yang dapat berupa alat-alat
finansial seperti deposito, stok barang, ataupun surat saham yang mencerminkan hak atas sarana produksi, atau
dapat pula berupa sarana produksi fisik. Kembalian itu dapat berupa pembayaran bunga, ataupun klaim atas
suatu keuntungan (www.ut.ac.id, 2011:1-4).

Viden Wara Aspadiah


A062212029
KONSEP MODAL DAN LABA

Adam Smith dalam The Wealth of Nation (dalam www.ut.ac.id, 2011:1-4) menggunakan istilah capital
dan circulating capital. Pembedaan ini didasarkan atas kriteria sejauh mana suatu unsur modal itu
terkonsumsi dalam jangka waktu tertentu (misal satu tahun). Jika suatu unsur modal itu dalam jangka waktu
tertentu hanya terkonsumsi sebagian sehingga hanya sebagian (kecil) nilainya menjadi susut, maka unsur itu
disebut fixed capital dalam bentuk bangunan pabrik, mesin-mesin, peralatan transportasi, kemudahan distribusi,
dan barang-barang lainnya yang dipergunakan untuk memproduksi barang / jasa baru. Tetapi jika unsur modal
terkonsumsi secara total, maka disebut circulating capital dalam bentuk barang jadi ataupun setengah jadi
yang berada dalam proses untuk diolah menjadi barang jadi.

JENIS-JENIS KONSEP MODAL


Konsep modal dapat dibedakan atas konsep modal keuangan dan konsep modal fisik.
1. Konsep Modal Keuangan (Financial concept of capital)
Menurut konsep modal keuangan, seperti uang atau daya beli yang diinventasikan, modal adalah
sinonim dengan nilai aset bersih atau ekuitas entitas. Pemeliharaan modal keuangan menganggap laba
hanya diperoleh kalau nilai uang (nilai finansial) dari aset bersih pada akhir suatu periode usaha melebihi
awal periode, setelah memperhitungkan kembali penyetoran dan atau penarikan modal oleh pemilik.
Pengukuran dapat dilakukan berdasarkan satuan moneter nominal atau dalam satuan daya beli yang konstan.
Konsep modal keuangan ini seharusnya dianut kalau pemakai laporan keuangan terutama berkepentingan
dengan pemeliharaan modal nominal atau daya beli dari modal yang diinvestasikan. Pemilihan jenis modal
keuangan yang ingin dipelihara akan menentukan dasar pengukuran biaya yang harus digunakan.
2. Konsep Modal Fisik (Physical Capital Maintenance)
Menurut konsep modal fisik, seperti kemampuan usaha, modal dipandang sebagai kapasitas
produktif entitas yang didasarkan pada misalnya, unit output per hari. Pemeliharaan modal fisik
menganggap laba hanya diperoleh kalau kapasitas produktif fisik (atau kemampuan usaha) pada akhir suatu
periode usaha melebihi awal periode, setelah memperhitungkan kembali penyetoran atau penarikan
modal oleh pemilik. Konsep ini menggunakan dasar pengukuran biaya kini (current cost) dan digunakan
pemakai informasi bila berkepentingan dengan kemampuan usaha entitas.

KONSEP PEMELIHARAAN MODAL MENENTUKAN PERHITUNGAN LABA RUGI


Konsep pemeliharaan modal berkaitan dengan konsep laba dan memberikan dasar rujukan dalam
perhitungan laba rugi. Pemahaman konsep ini penting untuk membedakan pengertian imbalan modal entitas
(return on capital) dan pengembalian moda (return of capital). Imbalan modal entitas adalah laba atau
keuntungan yang dihasilkan atas modal yang diinvestasikan pada entitas, sedangkan pengembalian modal
merupakan penarikan kembali modal oleh pemilik.
Laba adalah jumlah residual atau selisih penghasilan dikurangkan semua beban (termasuk semua
penyesuaian pemeliharaan modal kalau ada). Bila beban melebihi penghasilan, berarti telah terjadi kerugian. Jadi

Viden Wara Aspadiah


A062212029
KONSEP MODAL DAN LABA

konsep pemeliharaan modal apa yang akan dianut, atau dengan kata lain, apa dan bagaimana beban
diperhitungkan, sangat menentukan perhitungan laba rugi.
Konsep pemeliharaan modal keuangan mengukur modal dalam satuan moneter nominal, dan laba
merupakan kenaikan dalam modal uang nominal selama periode usaha. Kenaikan harga aset yang dimiliki
meskipun dapat dianggap telah terjadi keuntungan atas pemilikan (holding gains), tapi tidak dapat diakui dan
dilaporkan sebagai suatu keuntungan sebelum aset tersebut benar-benar telah dilepaskan dalam suatu transaksi
pertukaran, yaitu dijual atau ditukar dengan aset lain atau digunakan untuk melunaskan suatu liabilitas.
Bila modal keuangan diukur dalam satuan daya beli konstan, maka laba adalah kenaikan daya beli yang
diinventasikan selama suatu periode usaha. Dengan perkataan lain laba adalah bagian dari kenaikan harga aset
yang melebihi kenaikan tingkat harga umum. Sedangkan kenaikan yang lainnya diperlakukan sebagai penyesuaian
pemeliharaan modal, dan karena itu langsung dilaporkan sebagai unsur neraca yaitu bagian dari ekuitas.
Sedangkan konsep pemeliharaan modal fisik mengartikan laba sebagai adanya kenaikan modal dalam
kapasitas produktif fisik selama suatu periode usaha. Semua perubahan harga yang mempengaruhi aset dan
liabilitas entitas dipandang sebagai perubahan dalam engukuran kapasitas produktif fisik entitas; karena itu
jumlahnya diperlakukan sebagai penyesuaian pemeliharaan modal yang merupakan bagian ekuitas dan bukan
merupakan laba. Pemilihan dasar pengukuran dan konsep pemeliharaan modal akan menentukan model akuntansi
yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan. Pemilihan alternatif tekanan dan menjaga keseimbangan
antar karakteristik kualitatif keandalan dan relevansi merupakan pertimbangan yang harus dilakukan secara
seksama dan bijak untuk menentukan model akuntansi yang berlaku.
Konsep dasar dari IAS/IFRS menjelaskan kedua konsep pemeliharaan modal dan tidak dengan jelas
memilih konsep mana yang harus dipilih atau diumumkan. Selama proses konvergensi IFRS masih berlangsung dan
standar akuntansi nasional di mancanegara masih mencari keseimbangan antara karakteristik keandalan dan
relevan informasi laporan keuangan, dualisme tersebut kiranya memang sulit dihindarkan.

PENGERTIAN LABA
Laba merupakan suatu konsep akuntansi yang memiliki berbagai sudut pandang, tergantung dari siapa
yanng menilai dan bagaimana tujuan penilaiannya tersebut. Oleh karena itu, para ahli dan organisasi akuntansi
memberikan defisini berbeda tentang konsep laba yaitu sebagai berikut:
a. Menurut Belkaoui (1993) laba merupakan suatu pos dasar dan penting dari ikhtisar keuangan yang merniliki
berbagai kegunaan dalam berbagai konteks. Laba pada umumnya dipandang sebagai suatu dasar bagi
perpajakan, determinan pada kebijakan pembayaran dividen, pedoman investasi, dan pengambilan
keputusan, dan unsur prediksi.

Viden Wara Aspadiah


A062212029
KONSEP MODAL DAN LABA

b. Menurut Commite On Terminology, Sofyan Syafri H (2004) laba sebagai jumlah yang berasal dari pengurangan
harga pokok produksi, biaya lain dan kerugian dari penghasilan atau penghasilan operasi.
c. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007) laba merupakan jumlah residual yang tertinggal setelah semua
beban (termasuk penyesuaian pemeliharaan modal, kalau ada) dikurangkan pada penghasilan. Kalau
beban melebihi penghasilan, maka jumlah residualnya merupakan kerugian bersih.
d. Menurut Stice, Skousen (2009) laba adalah pengambilan atas investasi kepada pemilik. Hal ini mengukur nilai
yang dapat diberikan oleh entitas kepada investor dan entitas masih memiliki kekayaan yang sama
dengan posisi awalnya.

KARAKTERISTIK LABA
Dari berbagai definisi laba di atas, dapat disimpulkan bahwa laba secara konseptual memiliki karakteristik
umum sebagai berikut:
a) Kenaikan kemakmuran yang dimiliki atau dikuasai suatu entitas

b) Perubahan terjadi dalam suatu periode sehingga harus diidentifikasi kondisi kemakmuran awal dan
kemakmuran akhir
c) Perubahan dapat dinikmati, didistribusi, atau ditarik oleh entitas yang menguasai kemakmuran, asalkan
kemakmuran awal dipertahankan. Kemakmuran dapat berupa aset bersih perusahaan, modal pemegang
saham, kekayaan, investasi, sumber daya ekonomik, atau apapun yang dapat dinilai dengan uang.

FUNGSI PERHITUNGAN LABA


Perolehan laba perlu diketahui karena merupakan informasi penting dalam suatu laporan keuangan.
Laba yang secara umum dihitung berdasarkan selisih lebih pendapatan dan biaya diharapkan dapat
digunakan sebagai berikut:
a) Indikator efisiensi penggunaan modal atau biaya

b) Pengukur prestasi atau kinerja management

c) Alat motivasi bagi management dalam pengelolaan perusahaan

d) Dasar penentuan besarnya pengenaan pajak

e) Dasar penghitungan deviden

f) Dasar pembagian kompensasi dan bonus

g) Pedoman dalam menentukan kebijakan dan pengambilan keputusan

h) Dasar peramalan kondisi perusahaan di masa yang akan datang

Viden Wara Aspadiah


A062212029
KONSEP MODAL DAN LABA

KONSEP LABA DILIHAT DARI SISI KELOMPOK PENERIMANYA


Laba yang menjadi dasar pengukuran laporan keuangan dibedakan menurut kelompok penerima,
yaitu tergantung fungsi dan tujuan pemakaiannya. Secara ringkas, laba berdasarkan penyajiannya untuk
masing-masing kelompok penerima dibagi menjadi lima jenis.

No. Jenis Laba Penerima Informasi Laba Perhitungan Laba


1. Value Added Karyawan, Pemilik, Kreditur, dan Harga jual produk – Cost yang
dikeluarkan
Pemerintah

Enterrprise Net Pemegang saham, Pemegang obligasi, dan (Revenue – Expenses) + (Gains –
2. Income Pemerintah Loses) tidak termasuk Biaya bunga,
Pajak penghasilan, dan Pembagian
deviden

3. Net Income to Pemegang saham dan Pemegang Seperti butir dua, namun termasuk
Investors Pajak penghasilan
obligasi

4. Net Income to Pemegang saham (Preffered stock Seperti butir tiga, namun setelah
Shareholders dan Common stock) dikurangi bunga obligasi

Net Income to Seperti butir empat, namun setelah


5. Residual Shareholders Pemegang saham Common stock dikurangi deviden Preferred Stock

KONSEP LABA
Sebagai salah satu elemen akuntansi, laba digunakan sebagai informasi yang dibutuhkan oleh para
pengguna laporan keuangan. Oleh karena itu, konsep laba harus dipahami sebagai suatu bahasa yang dapat
dikomunikasikan maksudnya kepada para pengguna.
Dalam tataran Semiotika (Semantik, Sintaktik, dan Pragmatik) konsep laba didefinisikan dan
diinterpretasikan menjadi tiga teori yaitu sebagai berikut :
1. Konsep Income dalam Tataran Semantik
Konsep laba dalam tataran semantik berkaitan dengan masalah makna yang harus dilekatkan oleh
perekayasa laporan pada simbol atau elemen biaya sehingga laba bermanfat dan bermakna sebagai informasi.
Pada tataran ini, teori menekankan makna yang harus dimiliki oleh konsep laba, seperti teori tentang aset, realitas,
atau kegiatan perusahaan yang diinterpretasikan oleh laba. Laba harus dapat memberikan informasi kepada para
pengguna laporan keuangan mengenai berbagai teori, misalnya kenaikan jumlah asset dan efektivitas kegiatan
produksi perusahaan. Berbagai implementasi laba dalam tataran semantik yaitu :
a) Pengukur Kinerja
Laba dapat diinterpretasikan sebagai pengukur efisiensi bila dihubungkan dengan tingkat investasi
karena kedua hal tersebut secara konseptual merupakan suatu hubungan. Dalam pengukuran kinerja, laba
dapat mempresentasikan efisiensi kinerja tersebut dengan menentukan ROI (Return on Investment)

Viden Wara Aspadiah


A062212029
KONSEP MODAL DAN LABA

dan ROA (Return on Asset) sebagai dasar pengukuran efisiensi.


b) Konfirmasi Harapan Investor
Kondisi pasar yang efisien atau tidak efisien akan sangat mempengaruhi prediksi atau harapan investor
mengenai laba yang akan diperoleh, sehingga keputusan yang akan diambil dalam melakukan sebuah
investasi juga akan terpengaruh. Hal ini berarti informasi mengenai laba dapat dijadikan sarana untuk
pengambilan keputusan investasi yang akan dilakukan.
c) Estimator Laba Ekonomik
Laba ekonomik adalah laba dari kaca mata investor yang digunakan untuk menilai investasi. Penilaian
laba ekonomik harus menggunakan informasi yang tersaji dalam pelaporan laba akuntansi, sehingga
dharapkan laba akuntansi dapat digunakan sebagai estimasi laba ekonomik. Laporan keuangan
diharapkan cukup menyediakan informasi laba dan aliran kas yang layak serta menyerahkan analisis dan
perhitungan laba kepada investor.
2. Konsep Income dalam Tataran Sintaktik
Konsep laba dalam tataran sintaktik berkaitan dengan konsep laba yang harus diungkapkan dalam bentuk
standar dan prosedur akuntansi yang mantap serta objektif, sehingga angka laba dapat diukur dan disajikan dalam
suatu laporan keuangan. Pada tataran ini, teori menekankan bahwa makna laba secara sintaktik adalah selisih
pengukuran dan perbandingan antara pendapatan dan biaya. Pengukuran dalam arti luas meliputi saat
pengakuan dan prosedur pengakuan. Kriteria atau pendekatan dalam pengukuran laba dibagi menjadi tiga
yaitu :
a) Pendekatan Transaksi (Transactions Approach)

Dalam pendekatan ini, laba diukur dan diakui pada saat terjadinya transaksi dan kemudian
terakumulasi sampai akhir periode. Pengukuran dan pengakuan laba juga akan paralel dengan kriteria
pengakuan pendapatan dan biaya. Pengakuan laba atas dasar pendekatan ini sama dengan pengakuan
pendapatan atas dasar kriteria terealisasi dan sama dengan pengakuan biaya atas dasar kriteria konsumsi
manfaat. Pendekatan ini memiliki berbagai keunggulan misalnya jumlah rupiah aset dan kewajiban secara
otomatis tersedia pada akhir periode serta perubahan aset dan kewajiban merupakan perubahan nilai yang
diakui secara objektif.
Ada beberapa manfaat dari penggunaan pendekatan transaksi dalam pengukuran laba, yaitu:
 Laba dapat dilaporkan menurut berbagai macam kelompok, misalnya menurut produk atau pelanggan.
 Dapat dijadikan dasar dalam penentuan tipe dan kuantitas aktiva dan hutang yang ada pada akhir
periode.
 Efisiensi usaha memerlukan pencatatan transaksi external untuk berbagai tujuan.

 Berbagai laporan dapat dibuat dan dikaitkan antara laporan yang satu dengan yang lainnya.

b) Pendekatan Aktivitas (Activities Approach)

Viden Wara Aspadiah


A062212029
KONSEP MODAL DAN LABA

Dalam pendekatan ini, laba dianggap timbul bersamaan dengan berlangsungnya kegiatan perusahaan
dan bukan sebagai hasil suatu transaksi. Pendekatan ini paralel dengan konsep penghimpunan sebagai basis
akrual pendapatan. Dengan konsep ini, laba dapat dinyatakan telah terbentuk bersamaan dengan
dilakukannya kegiatan operasi perusahaan dalam arti luas (produksi, penjualan, dan pengumpulan kas)
walaupun secara realisasi belum terjadi transaksi secara real. Pendekatan ini memiliki keunggulan dalam
membantu management melakukan analisis internal seperti mengukur efisiensi dan profitabilitas setiap
kegiatan operasional perusahaaan.
Kebaikan pendekatan kegiatan adalah:

 Laba yang berasal dari produksi dan penjualan barang memerlukan jenis evaluasi dan prediksi yang
berbeda dibandingkan laba yang berasal dari pembelian dan penjualan surat berharga yang ditujukan
pada usaha memperoleh capital gain.
 Efisiensi manajemen dapat diukur dengan lebih baik bila laba diklasifikasikan menurut jenis kegiatan
yang menjadi tanggung jawab manajemen.
 Memungkinkan prediksi yang lebih baik karena adanya perbedaan pola perilaku dari jenis kegiatan yang
berbeda.
Perbedaan yang mendasar pada kedua pendekatan tersebut adalah bahwa pendekatan transaksi
didasarkan kepada proses pelaporan yang mengukur peristiwa ekstern, yaitu transaksi; sedangkan
pendekatan kegiatan didasarkan kepada konsep dunia yang nyata (real- world) mengenai kegiatan atau
peristiwa dalam arti yang luas.
c) Pendekatan Pertahanan Kapital

Dalam konsep pertahanan kapital, laba merupakan konsekuensi dari pengukuran kapital pada dua titik
waktu yang berbeda. Dengan konsep ini, elemen laba diukur atas dasar pendekatan aset-kewajiban. Dua
pendekatan yang dibahas sebelumnya merupakan pendekatan pendapatan-biaya dalam pengukuran dan
penilaian elemen neraca (aset dan kewajiban). Nilai aset dan kewajiban merupakan konsekuensi dari
pengukuran pendapatan dan biaya atas dasar konsep perbandingan. Laba berdasarkan pendekatan ini berarti
perbedaan nilai kapital pada dua saat yang berbeda atau kenaikan kapital dalam suatu periode.
3. Konsep Income dalam Tataran Pragmatik

Konsep laba dalam tataran pragmatik berkaitan dengan pengaruh informasi laba terhadap perubahan perilaku
para pemakai laporan keuangan. Pada tataran ini, teori menekankan pada pembahasan reaksi pihak yang dituju
oleh informasi akuntansi. Misalnya suatu kejadian pengumuman laba oleh perusahaan, dikatakan
mengandung informasi jika pesan tersebut menyebabkan perubahan keyakinan para pengguna laporan dan
menyebabkan adanya suatu tindakan tertentu. Apabila tindakan tersebut dapat diyakini sebagai reaksi atas
kejadian pengumuman laba tersebut, maka informasi laba dapat dikatakan memiliki manfaat.
Bila dikaitkan dengan teori positif-normatif, tataran sintaktik dan semantik pada umumnya bersifat normatif,

Viden Wara Aspadiah


A062212029
KONSEP MODAL DAN LABA

sedangkan teori pragmatik akan lebih bersifat positif. Teori pragmatik juga sering diklasifikasikan sebagai
akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) karena pokok bahasan pada umumnya adalah perilaku manusia
dalam kaitannya dengan informasi. Pendekatan dalam proses penyimpulan yang menghasilkan pernyataan atau
tindakan dapat bersifat deduktif maupun induktif.
a) Pendekatan Penalaran Deduktif

Penalaran deduktif adalah proses penyimpulan yang berawal dari suatu pernyataan umum yang
disepakati (premis) ke pernyataan khusus sebagai kesimpulan (konklusi). Pernyataan umum yang disepakati
dan menjadi basis penalaran dapat berasal dari teori, prinsip, konsep, doktrin, atau norma yang dianggap
benar, baik, dan relevan dalam kaitannya dengan tujuan penyimpulan. Penalaran deduktif dalam akuntansi
digunakan untuk memberi penjelasan dan dukungan terhadap kelayakan suatu pernyataan akuntansi.
b) Pendekatan Penalaran Induktif

Penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Penalaran ini berawal dari suatu
pernyataan yang khusus dan berakhir dengan pernyataan umum yang merupakan generalisasi dari
keadaan khusus tersebut. Penalaran induktif dalam akuntansi digunakan untuk menghasilkan pernyataan
umum yang menjadi penjelasan atau teori terhdap gejala akuntansi tertentu.
4. Laba Menurut Konsep Capital Maintenance.
Menurut konsep ini, laba baru disebut ada setelah modal yang dikeluarkan tetap masih ada (capital
maintained atau return on capital) atau biaya yang dikeluarkan telah tertutupi (cost recovery) atau
pengembalian modal return of capital. Konsep ini dapat dinyatakan baik dalam ukuran uang (units of
money) yang disebut financial capital atau dalam ukuran tenaga beli (general purchasing power) yang
disebut physical capital.
Kedua konsep ini menghasilkan 4 konsep capital maintenance (Belkaoui):
a) Money maintenance, yaitu financial capital yang diukur menurut unit uang. Konsep ini sama
dengan konsep yang dianut dalam conventional accounting.
b) General purchasing power money maintenance, yaitu financial capital yang diukur menurut
tenaga beli yang sama. Konsep ini sama dengan konsep yang dianut dalam GPLA historical cost
accounting.
c) Productive capacity maintenance yaitu physical capital yang diukur menurut unit uang. Konsep ini sama
dengan konsep yang dianut dalam current value accounting.
d) Current value dapat dihitung dengan 3 metode:
 Capitalization atau present value method
Pengukuran Laba dalam Konsep Mempertahankan Kapital yaitu:
1. Kapital Finansial (Financial Capital)
Kapital financial merupakan klaim dalam bentuk jumlah rupiah/dolar tanpa memperhatikan wujud
fisiknya. Dengan konsep ini, laba atau atau return atas capital financial akan timbul bila jumlah rupiah

Viden Wara Aspadiah


A062212029
KONSEP MODAL DAN LABA

klaim financial pada akhir periode melebihi jumlah rupiah klaim financial pada awal (setelah pengaruh
transaksi pemilik dikeluarkan (Suwardjono).
Dalam analisis laporan keuangan, kita mengenal Return on Assets (ROA) yang mengukur tingkat
return atas financial capital tersebut, dengan rumus seperti berikut:

ROA = Income

2. Kapital Fisik (Physical Capital)


Kapital fisik adalah sumber ekonomis yang dikuasai oleh entitas yang dipandang sebagai kapasitas
produksi fisik, yaitu kemampuan menghasilkan barang dan jasa. Dengan konsep ini, laba akan
timbul/return atas kapital fisik (return on physical capital) apabila kapasitas produksi fisik pada akhir
periode melebihi kapasitas produksi fisik pada awal periode. Kapital dapat dipertahankan apabila asset
nonmeter diukur atas dasar nilai sekarang (current cost-nya) atau replacement cost-nya pada saat
penilaian Kapasitas produksi tersebut dapat berupa:
a. Aktiva nonmoneter dimiliki perusahaan

b. Volume produksi

c. Volume penjualan

d. Current entry price dan Current exit price

CAKUPAN LABA
Terdapat dua konsep cakupan laba, yaitu:
1. Current Operating Concept (Earnings)
Konsep laba periode, menurut konsep ini income hanya meliputi item-item yang sifatnya regular dan dari
elemen-elemen pendapatan dan beban yang sifatnya berulang (recurring) dan berasal dari operasi saat ini
(current operating). Item-item yang sifatnya irregular tidak dimasukkan sebagai komponen laba, sehingga tidak
mencerminkan earning power di masa yang akan datang dari satu kesatuan usaha.
Konsep ini relevan dengan kepentingan manajemen sebagai pengukur efisiensi, yaitu berkaitan
dengan pemanfaatan semua input dan sumber daya yang digunakan dalam rangka menghasilkan laba. Laba
periode tidak memasukkan pengaruh kumulatif akibat perubahan akuntansi. Misalnya: (1) pengaruh
penyesuaian akuntansi tertentu untuk periode lalu yang dialami dalam periode berjalan; (2) perubahan aktiva
bersih tertentu lainnya (holding gains and losses) yang diakui pada periode berjalan seperti untung rugi
perubahan harga pasar investasi saham sementara, dan untung rugi penjabaran mata uang asing. jadi yang menjadi
penentu laba periode adalah pendapatan, biaya, untung dan rugi yang benar-benar terjadi pada periode
berjalan.
2. All Inclusive Concept
Menurut konsep ini, cakupan laba meliputi semua perubahan dan kenaikan net asset selama periode

Viden Wara Aspadiah


A062212029
KONSEP MODAL DAN LABA

tertentu, kecuali yang mengakibatkan dari investasi oleh pemilik dan distribusi kepada pemilik (transaksi modal).
Dalam konsep ini, item-item yang sifatnya dan berasal dari aktivitas baik regular dan nonreguler, recurring,
maupun nonrecurring, termsuk dalam cakupan laba.
Terdapat lima kategori irregular items dalam konsep all inclusive tersebut, yaitu sebagai berikut:
a) Item-item yang berasal dari operasi yang dihentikan ( discontinued operation), Penghentian segmen bisnis
berarti kegiatan operasional bisnis tersebut dihentikan atau dijual. Untung atau rugi yang akan diakui
termasuk dua faktor berikut:
 Laba atau rugi kegiatan segmen mulai tanggal pengukuran sampai tanggal penghentian
 Untung atau rugi penghentian segmen
b) Extraordinary item
Adalah peristiwa atau transaksi yang memiliki pengaruh material, dan diharapkan jarang terjadi serta tidak
berasal dari faktor yang sifatnya berulang-ulang dalam kegiatan usaha normal perusahaan (APB Opinion
No. 9:1966 par. 21).
Dengan dikeluarkannya APB Opinion No. 30, menyebutkan bahwa elemen laporan keuangan dikatakan
sebagai extraordinary item jika memenuhi dua syarat:
 Tidak umum (unusual), artinya peristiwa atau transaksi yang harus memiliki tingkat ubnormal yang
tinggi dan tidak berkaitan dengan kegiatan normal perusahaan yang berlangsung terus menerus.
 Jarang terjadi (infrequency of occurrence), artinya peristiwa atau transaksi tersebut merupakan
tipe transaksi yang diharapkan jarang terjadi di masa mendatang.
c) Perubahan Akuntansi
Perubahan akuntansi dapat dikelompokkan dalam tiga jenis:
 Perubahan prinsip akuntansi, yaitu perubahan yang terjadi dimana perusahaan memilih metode akuntansi
yang berbeda dengan metode yang digunakan sebelumnya. Misalnya: perubahan metode penilaian
persediaan dari FIFO ke Average.
 Perubahan estimasi akuntansi, yaitu perubahan taksiran jumlah tertentu atas jumla taksiran yang telah
ditentukan pada periode sebelumnya. Misalnya: taksiran umur ekonomi aktiva tetap, atau taksiran
piutang tidak tertagih.
 Perubahan entitas pelaporan, yaitu perubahan yang berkaitan dengan status entitas pelaporan
sebagai akibat konsolidasi perubahan anak perusahaan tertentu atau perubahan jumlah yang
dikonsolidasikan.
d) Penyesuaian periode sebelumnya

FASB mengeluarkan SFAC No.16, “Prior Period Adjustment”, yang membatasi penyesuaian periode
sebelumnya pada elemen berikut:
 Koreksi kesalahan dalam laporan keuangan periode sebelumnya

Viden Wara Aspadiah


A062212029
KONSEP MODAL DAN LABA

 Penyesuaian yang berasal dari realisasi income tax benefit atas preacquisition operating loss
carry-forward dari pembelian anak perusahaan.
 Kesalahan dalam pengukuran laba periode sebelumnya ( error in prior years income
measurement) harus dilaporkan sebagai penyesuaian retained earning (disesuaikan dalam retained
earning statement). Menurut FSAB konseb laba all inclusive ini adalah konsep laba dengan apa
yang dikenal dengan istilah laba komprehensif (comprehensive income).
Financial Accounting Standard Board (FASB) dalam SFAC Nomor 6, menyatakan bahwa:
Comprehensive income adalah perubahan dalam ekuitas suatu perusahaan bisnis selama suatu periode yang
berasal dari transaksi-transaksi dan peristiwa-peristiwa lain atau kejadian lain yang bukan berasal dari sumber
pemilik.
Termasuk semua perubahan dalam ekuitas selama periode tertentu kecuali yang diakibatkan dari investasi oleh
pemilik dan distribusi kepada pemilik.
Comprehensive Income = Earning + Penyesuaian + Perubahan Ekuitas Lain

Kumulatif Selain dari Pemilik

Earning = Revenue – Expenses + Gain – Losses

INCOME SMOOTHING
Menurut Belkaoui (1993) Perataan laba merupakan normalisasi laba yang dilakukan secara sengaja untuk
mencapai trend atau level laba tertentu. Definisi income smoothing lainnya adalah definisi yang dikemukakan
oleh Beidelman (1973): Perataan laba yang dilaporkan dapat didefinisikan sebagai usaha yang disengaja untuk
meratakan atau memfluktuasikan tingkat laba sehingga pada saat sekarang dipandang normal bagi suatu
perusahaan. Dalam hal ini, perataan laba menunjukkan suatu usaha manajemen perusahaan untuk mengurangi
variasi abnormal laba dalam batas-batas yang diijinkan dalam praktik akuntansi dan prinsip manajemen yang
wajar (sound).
Menurut Hayworth (1953) menyatakan bahwa motivasi yang mendorong dilakukannya perataan laba adalah
untuk memperbaiki hubungan dengan kreditor, investor dan karyawan, serta meratakan siklus bisnis melalui
proses psikologis.
Sementara itu, Gordon (1964) mengajukan proposisi berkaitan dengan perataan laba sebagai berikut:
a. Kriteria yang digunakan manajemen perusahaan dalam memilih metode akuntansi adalah untuk
memaksimumkan kepuasan atau kemakmurannya.
b. Kepuasan merupakan fungsi dari keamanan pekerjaan, level dan tingkat pertumbuhan gaji serta level dan
tingkat pertumbuhan besaran (size) perusahaan.
c. Kepuasan pemegang saham dan kenaikan performan perusahaan dapat meningkatkan status dan reward
bagi manajer.
d. Kepuasan yang sama tergantung pada tingkat pertumbuhan dan stabilitas laba perusahaan. Dascher dan

Viden Wara Aspadiah


A062212029
KONSEP MODAL DAN LABA

Malcolm (1970) membedakan bentuk income smoothing menjadi dua yaitu:


a. Real Smoothing
Real smoothing berkaitan dengan transaksi aktual yang dilakukan atau tidak dilakukan berdasarkan pada
pengaruh perataan terhadap laba.
b. Artificial Smoothing
Artificial smoothing berkaitan dengan prosedur akuntansi yang diterapkan untuk mengubah cost atau
pendapatan dari satu periode ke periode lain. (p. 253-254).
Penyajian Laba
Masalah konseptual yang erat kaitannya dengan penyajian adalah pemisahan pelaporan pos-pos operasi
dan pos-pos transaksi dengan pemilik (transaksi modal). Pos-pos operasi dalam arti luas (transaksi nonpemilik)
pada umumnya dilaporkan melalui statemen laba rugi sedangkan pos-pos yang jelas-jelas merupakan transaksi
modal dilaporkan melalui statemen laba ditahan atau statemen perubahan ekuitas.

Viden Wara Aspadiah


A062212029

Anda mungkin juga menyukai