Anda di halaman 1dari 11

Filsafat Ilmu dan Metode Penelitian

Disusun Oleh
Lylis Syaida Mohamad
No Stambuk : E32223005

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS TADULAKO
TAHUN 2023
LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Biaya

Untuk mempertahankan bisnis memerlukan sumber daya atau sumber daya ekonomi yang

harus dikorbankan sebagai pengganti nilai untuk mendapatkan manfaat. Sumber daya ekonomi

atau sumber daya yang diperkirakan dalam satuan kas, yang telah terjadi, sedang berlangsung,

atau mungkin akan terjadi karena alasan tertentu dimana sumber daya ekonomi dan sumber daya

yang digunakan sering disebut sebagai biaya. Menurut Kuswandi dalam (Widi, 2014) bahwa:

biaya adalah pengeluaran untuk mendapatkan barang atau jasa dari pihak ketiga. Dalam hal ini,

biaya adalah kas atau kas atau setara kas (aset non kas yang dapat diukur untuk barang atau jasa

yang diinginkan) yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan tersedia.

Menurut Siregar dalam (Vidya, 2018) biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi untuk

memperoleh barang atau jasa yang diharapkan dapat memberikan manfaat sekarang atau masa

yang akan datang. Dengan kata lain biaya adalah pengeluaran untuk memperoleh barang dan jasa

yang besarnya diukur dalam satuan uang. Di dalam definisi tersebut terdapat empat unsur pokok

biaya, yaitu :

1. Biaya merupakan pengorbanan nilai ekonomi.

2. Diukur dalam satuan uang.

3. Yang telah terjadi maupun yang akan terjadi.

4. Pengorbanan tersebut memiliki tujuan untuk memperoleh manfaat dimasa sekarang

maupun yang akan datang.

Menurut Nafarin dalam (Widi, 2014) Berdasarkan perilaku biaya, biaya dikelompokkan

menjadi:

1. Biaya Variabel
Biaya variabel (variable cost) adalah biaya yang besarnya berubah sebanding dengan

perubahan volume kegiatan, tetapi biaya variabel per unit tetap meskipun volume

aktivitas berubah. Contoh biaya variabel adalah biaya bahan baku dan biaya overhead

pabrik.

2. Biaya Tetap

Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang tetap dalam rentang volume aktivitas tertentu,

tetapi biaya tetap per unit berubah ketika volume aktivitas berubah. Contoh biaya tetap

adalah beban penyusutan dan beban penyusutan.

3. Biaya semi variabel

Biaya semi variabel adalah biaya yang jumlahnya tidak berubah sebanding dengan

perubahan volume kegiatan. Biaya semivariabel mempunyai unsur biaya variabel dan

unsur biaya tetap, sehingga biaya semivariabel disebut juga biaya campuran.

2.2 Konsep Penerimaan

Menurut Boediono dalam (Muhammad Lathif, 2021), yang dimaksud dengan penerimaan

adalah penerimaan produksi dari penjualan outputnya. Untuk mengetahui total pendapatan yang

diperoleh dari output atau hasil produksi dikalikan dengan harga jual output tersebut. Secara

matematis dapat ditulis sebagai berikut:

Dimana : TR = P × Q

TR = penerimaan total

P = harga jual.

Q = jumlah output/produk yang dihasilkan

Maka untuk mengetahui jumlah total penerimaan produksi, harga jual dikalikan dengan

jumlah output/produk yang dihasilkan akan menghasilkan total penerimaan barang.


2.3 Konsep Produksi

Produksi adalah sebuah proses yang dilakukan untuk menciptakan atau menambah nilai

guna dari barang atau jasa. Jika pertambahan nilai guna dilakukan tanpa merubah bentuk produk,

maka disebut sebagai produksi jasa seperti jasa konseling, jasa les pelajaran, jasa konsultan

keuangan, dan sebagainya. Sementara pertambahan nilai guna yang diikuti dengan perubahan

bentuk produk disebut produksi barang. Contoh produksi barang adalah sebagai berikut

membangun rumah, membuat sepatu, memasak nasi, dan lain-lainnya. Dengan demikian,

produksi mempunyai dua nilai pokok untuk menciptakan nilai guna barang atau jasa. Barang

atau jasa hasil produksi ada yang bisa digunakan secara langsung maupun tidak langsung.

Biasanya hasil produksi yang tidak bisa langsung digunakan diolah lagi untuk menjadi produk

lain yang memiliki nilai lebih tinggi. Pada hakikatnya, produksi adalah proses penciptaan ada

penambahan nilai guna dari barang atau jasa bentuk yang diikuti oleh penambahan manfaat,

bentuk, waktu, tempat atas faktor-faktor produksi sehingga dari produksi tersebut memiliki

kemampuan lebih tinggi dalam memenuhi kebutuhan pemakainya. Pada umumnya, produksi

dari sudut pandang perusahaan bertujuan untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Oleh

karena itu, sebelum produksi dilakukan, perlu dilakukan persiapan dan manajemen yang cermat.

(Kurniasih, 2021).

Konsep produksi (production concept) adalah filosofi pemasaran yang berpegang pada penilaian

bahwa pelanggan akan condong ke barang-barang yang dapat diakses secara luas dan murah. Ini

adalah salah satu dari lima metode menampilkan penalaran plus, ide produk, ide penawaran, ide

iklan, dan semua ide promosi yang mencakup. Dalam ide penciptaan, organisasi harus fokus

pada pencapaian produktivitas produksi yang tinggi, biaya rendah, dan penyebaran massal.

Mereka berharap bahwa pelanggan pada dasarnya tertarik pada aksesibilitas barang dan biaya
rendah. Arahan ini tampaknya sah di negara-negara berkembang, di mana pelanggan lebih

tertarik pada item daripada sorotannya. Selain itu, pameran juga menggunakan ide penciptaan

ketika mereka ingin memperluas pasar dan menguasai pasar.(CERDASCO, 2019).

2.4 Konsep Pendapatan

Pendapatan adalah semua penerimaan baik berupa uang atau berupa barang yang berasal dari

pihak lain maupun hasil industri yang dinilai atas dasar sejumlah uang dari harta kekayaan yang

berlaku pada saat itu. Pendapatan merupakan sumber pendapatan seseorang untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari dan sangat penting bagi kelangsungan hidup dan penghidupan seseorang

secara langsung maupun tidak langsung, Suroto dalam (AR, 2020). Untuk memahami pengertian

pendapatan, akan dijelaskan pengertian pendapatan itu sendiri. Menurut Ikatan Akuntansi

Indonesia dalam (AR, 2020) pada buku Standar Akuntansi Keuangan menyatakan bahwa

pendapatan adalah: Arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal

perusahaan selama suatu periode, jika arus masuk tersebut mengakibatkan peningkatan ekuitas,

yang tidak berasal dari kontribusi investasi.

Pendapatan sangat berpengaruh bagi kelangsungan suatu usaha, semakin besar pendapatan

yang diperoleh maka semakin besar pula kemampuan suatu usaha untuk membiayai segala

pengeluaran dan kegiatan yang akan dilakukan. Kondisi individu dapat diperkirakan dengan

menggunakan gagasan pembayaran yang menunjukkan jumlah keseluruhan uang tunai yang

diperoleh individu atau keluarga selama jangka waktu tertentu Samuelson dan Nordhaus dalam

(AR, 2020).

Secara singkat kedatangan seorang anggota masyarakat ditentukan oleh:

1. Hasil tabungannya dalam beberapa tahun terakhir

2. Warisan atau pemberian


3. Harga per unit setiap faktor produksi.

4. Harga-harga ini ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan faktor-faktor

produksi di pasar. Tenaga kerja memiliki pasokan terus menerus sesuai dengan

perkembangan penduduk. Sementara itu, permintaan tenaga kerja bergantung pada

permintaan barang jadi (begitu juga permintaan barang modal). (Karim, 2010).

Pendapatan menurut (Karim, 2010) adalah penerimaan bersih individu, baik dalam bentuk

uang atau barang. Pendapatan, disebut juga pendapatan dari warga negara, adalah hasil penjualan

faktor-faktor produksi yang dimilikinya di bidang produksi. Sektor produksi ini membeli faktor-

faktor produksi tersebut untuk digunakan sebagai input dalam proses produksi dengan harga

yang berlaku di pasar faktor-faktor produksi. Harga faktor-faktor produksi di pasar untuk faktor-

faktor produksi (juga untuk barang-barang di pasar barang) ditentukan oleh tarik-menarik antara

penawaran dan permintaan. Singkatnya, pendapatan warga negara ditentukan oleh:

1. Hasil tabungannya dalam beberapa tahun terakhir

2. Warisan atau hadiah

3. Harga per unit setiap faktor produksi. Harga-harga ini ditentukan oleh kekuatan penawaran

dan permintaan di pasar untuk faktor-faktor produksi.

Menurut UU Ketenagakerjaan No. 13 Th. 2003 Upah adalah hak pekerja/buruh yang

diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja

kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayar menurut perjanjian kerja, perjanjian, atau

peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu

pekerjaanatau jasa yang telah atau akan di lakukan. (Karim, 2010).

Terdapat dua jenis konsep pendapatan dalam perusahaan, yakni:


1. Inflow of Net Asset: Konsep pendapatan ini berfokus kepada inflow yang merupakan arus

masuk kas perusahaan. Konsep ini akan mempengaruhi penambahan asset (aktiva tetap) dan

berkurangnya hutan perusahaan.

2. Outflow of Good Service: sebaliknya, konsep pendapatan ini berfokus kepada arus kas keluar

atau outflow dengan terjualnya barang dan jasa sehingga dapat memenuhi kebutuhan

konsumen. Konsep pendapatan ini juga bisa berguna untuk meningkatkan loyalitas konsumen

terhadap perusahaan. (TokopediaKamusKeuangan, 2009).

2.5 Sumber-Sumber Pendapatan

Secara garis besar pendapatan diklasifikasikan menjadi tiga kelompok Suparmoko dalam

Artaman dalam (AR, 2020) yaitu:

1. Gaji dan Upah. Imbalan yang diperoleh setelah orang tersebut melakukan pekerjaan

untuk orang lain diberikan dalam waktu satu hari, satu minggu atau satu bulan.

2. Pendapatan dari usaha sendiri. Adalah nilai total hasil produksi dikurangi biaya yang

dikeluarkan dan usaha ini merupakan usaha milik sendiri atau keluarga dan tenaga kerja

berasal dari anggota keluarga itu sendiri, nilai sewa modal sendiri dan semua biaya

tersebut biasanya tidak diambil memperhitungkan.

3. Pendapatan dari usaha lain. Penghasilan yang diperoleh tanpa mencurahkan tenaga dan

ini biasanya merupakan penghasilan sampingan antara lain yaitu penghasilan dari

menyewakan harta benda yang dimiliki seperti rumah, ternak dan barang-barang lainnya,

bunga dari uang, sumbangan dari pihak lain dan penghasilan dari pensiun.

2.6 Konsep Kelayakan Usaha

Kelayakan usaha adalah gerakan untuk mensurvei sejauh mana keuntungan dapat diperoleh

dalam menyelesaikan suatu tindakan atau usaha bisnis, yang disebut studi kelayakan usaha.
Dalam penyusunan studi kelayakan usaha digunakan perhitungan kuantitatif yang berkaitan

dengan perkiraan, interpretasi, dan prakiraan berbagai peluang dan kesulitan di dunia bisnis yang

mungkin terjadi mulai saat ini. Khususnya orang-orang yang berkecimpung dalam dunia bisnis,

terdapat berbagai peluang dan peluang yang ada dalam aktivitas dunia bisnis. Hal tersebut

menuntut perlunya penilaian sejauh mana kegiatan atau peluang tersebut dapat memberikan

manfaat jika diusahakan. Kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh

dalam menjalankan suatu kegiatan usaha atau proyek. Studi kelayakan usaha adalah suatu

kegiatan yang mempelajari fasilitas secara mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha yang

akan dilakukan, untuk menentukan layak atau tidaknya suatu kegiatan usaha. Dengan demikian,

studi kelayakan merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan, apakah akan

menerima atau menolak ide bisnis atau proyek yang direncanakan. (Putri Wahyuni Arnold et al.,

2020).

Tujuan studi kelayakan usaha:

1. Menghindari risiko kerugian

2. Memudahkan perencanaan

3. Memudahkan pelaksanaan pekerjaan

4. Memudahkan pengawasan

5. Memudahkan pengendalian

Pihak yang berkepentingan dengan hasil studi kelayakan usaha:

1. pemilik usaha; untuk mengukur usahanya akan memberikan keuntungan atau tidak.

2. Lembaga Keuangan; apabila usahanya dibantu oleh bank atau lembaga keuangan lainnya

dalam hal mengucurkan dana.


3. Pemerintah; berharap usaha yang dijalankan dapat membantu perekonomian secara

umum.

4. Masyarakat luas; tersedia lapangan kerja disekitar usaha dan terbukanya sarana dan

prasarana.

5. Manajemen; dapat menilai hasil yang telah dicapai sehingga terlihat prestasi kerja pihak

manajemen yang menjalankan usaha.

Aspek pasar dan Pemasaran:

1. Apakah ada konsumen yang potensial untuk membeli produk.

2. Jika ada seberapa besar pasar nyata dan potensi.

3. Bagaimana peta kondisi pesaing.

4. Bsagaimana perilaku konsumen.

5. Strategi apa yang harus dijalankan untuk memenangkan persaingan dan merebut pasar.

(Wahyuningsi, 2017)

2.7 Pengertian Wisata

Suwantoro dalam (Ali, 2016) mendefinisikan pariwisata, yaitu perubahan tempat tinggal

sementara seseorang di luar tempat tinggalnya karena suatu alasan dan bukan untuk melakukan

kegiatan yang menghasilkan upah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perjalanan yang

dilakukan oleh satu orang atau lebih dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan kesenangan

dan memenuhi keinginan untuk mengetahui sesuatu. Dalam UU Nomor 10 Tahun 2009 tentang

kepariwisataan, daya tarik ada segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai

berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sarana

atau tujuan wisatawan. Destinasi liburan adalah titik fokus utama dalam mendorong kegiatan

industri perjalanan, dan itu berarti bahwa daya tarik adalah pendorong utama yang memotivasi
wisatawan untuk mengunjungi suatu tempat. Daya tarik harus di awasi sehingga pengelolaan dan

daya dukungnya terjamin. Destinasi liburan terdapat Daya Tarik Wisata Alam, Budaya, dan

Buatan. Sedangkan usaha jasa makan dan minum dalam dunia pariwisata adalah penyedia makan

dan minum yang berupa restoran, rumah makan, warung, kafe, dan bar/kedai minum. (Setiawan

& Safira, 2013). Sedangkan wisata adalah perjalanan wisata bersama (untuk memperluas

informasi), bersenang-senang, bertamasya, dan piknik. (KBBI Daring, 2022).

2.8 Pengertian Rumah Makan

Menurut Marsum dalam (Aditama, 2011), restoran adalah suatu tempat atau bangunan yang

diorganisir secara komersil, yang menyelenggarakan pelayanan dengan baik kepada semua

konsumennya baik berupa makanan maupun minuman. Tujuan operasional restoran adalah untuk

mencari keuntungan sebagaimana tercantum dalam definisi Prof. Vanco Christian dari School

Hotel Administration di Cornell University. Selain bertujuan bisnis atau mencari keuntungan,

membuat puas para konsumennya pun merupakan tujuan operasional restoran yang utama.

Pengertian restoran atau rumah makan menurut Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan

Telekomunikasi No.KN.73/PVVI05/MPPT-85 tentang Peraturan usaha Rumah Makan, dalam

peraturan ini yang dimaksud dengan pengusaha Jasa Pangan adalah : “Suatu usaha yang

menyediakan jasa pelayanan makanan dan minuman yang dikelola secara komersial”. Sedangkan

menurut peraturan Menteri Kesehatan RI No. 304/Menkes/Per/89 tentang persyaratan rumah

makan maka yang dimaksud rumah makan adalah satu jenis usaha jasa pangan yang bertempat di

sebagian atau seluruh bangunan yang permanen dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan

untuk proses pembuatan, penyimpanan dan penjualan makanan dan minuman bagi umum di

tempat usahanya. (Aditama, 2011).


HIPOTESIS

3.1 Perumusan
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu masalah yang dihadapi dan perlu diuji
kebenarannya dengan data yang lebih lengkap dan menunjang. Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui pendapatan dan kelayakan usaha warung makan yang ada di lokasi
wisata sandakan. Berikut perumusan hipotesis dari penelitian ini.

Ho : Tidak ada perbedaan yang signifikan rata-rata pendapatan dan kelayakan usaha
pedagang warung makan yang ada di lokasi wisata sandakan.
H1 : Ada perbedaan yang signifikan rata-rata pendapatan dan kelayakan usaha pedagang
warung makan yang ada di lokasi wisata sandakan.

Anda mungkin juga menyukai