Anda di halaman 1dari 8

TEORI AKUNTANSI

RMK BAB 12
“KONSEP LABA DAN PENGUKURANNYA”

Oleh:
Nurtiani Ratu Djaga (1833122115)

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WARMADEWA
DENPASAR
2021
a. Pengertian
Pengertian yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah laba akuntansi yang
merupakan selisih pengukuran pendapatan dan biaya. Dari segi struktur akuntansi, konsep
laba adalah yang paling dapat diterima karena objektivitas pengukurannya yang menjadi
tolak ukur  prestasi atau kinerja perusahaan dan dapat digunakan investor atau kreditor untuk
memprediksi aliran kas.
b. Konsep Mempertahankan Kapital
Kapital dapat dikatakan sebagai suatu sediaan kemakmuran pada saat tertentu untuk
digunakan atau dinikmati dimasa yang akan datang. Pada konsep mempertahankan kapital
aktiva dipandang sebagai kapasitas produksi barang. Kapasitas yang harus dipertahankan
dapat diwujudkan dalam bentuk fasilitas fisik, aktiva total, aktiva bersih dan volume
produksi atau penjualan. Dengan konsep mempertahankan kapital untuk menentukan
besarnya laba akan timbul persoalan tentang pengukuran kapital.
c. Capital Fisik dan Finansial
Kapital fisik adalah sumber ekomonik yang dimiliki oleh perusahaan dalamrangka usaha
untuk mempertahankan laba melalui produksi barang dan jasa karena itu kapital disini
pengertiannya sama dengan aktiva yang dikelola oleh manajemen.
Kapital financial merupakan kekayaan dari sudut pandang pemegang saham. Disini kapital
merupakan jumlah rupiah modal pemegang saham tanpa memperhatikan wujud atau bentuk
aktiva fisiknya, lebih difokuskan pada jumlah rupiah investasi dalam perusahaan dari sudut
pemilik.
d. Skala Pengukuran Laba
Dalam metodelogi pengukuran terdapat empat macam skala yaitu : skala nominal, skala
ordinal, skala interval dan skala rasio. Bila dihubungkan dengan waktu maka skala
pengukuran dibagi dua yaitu :
1. Skala rupiah nominal, dalam skala ini jumlah rupiah yang digunakan sebagai unit
pengukur adalah jumlah rupiah yang telah terjadi dan tercatat dalam akuntansi.
2. Skala daya beli konstan, dalam skala ini pada dasarnya menggunakan unit moneter
seperti pada skala rupiah nominal akan tetapi skala pengukurnya dibuat seragam dalam
bentuk unit daya beli yang konstan dengan cara pengindeksan skala rupiah nominal.
e. Pengukuran Laba atas Konsep Mempertahankan Kapital
Pengertian kapital dalam konsep ini adalah kapital neto. Kapital neto dapat dipandang dari
sudut pihak pemegang saham, ini berarti kapital dipandang sebagai kapital finansial. Untuk
mengukur laba capital awal dan akhir dapat dinilai atas dasar : kapitalisasi aliran kas
harapan, harga pasar perusahaan, jumlah stara kas sekarang, kos historis, harga masukan
historis, harga masukan sekarang dan jumlah rupiah daya beli konstan.
f. Laba fiskal, laba akuntansi, dan laba ekonomi
Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba
diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara keseluruhan. Laba
adalah tambahan kemampuan ekonomik yang ditandai dengan kenaikan kapital dalam suatu
perioda yang berasal dari kegiatan produktif dalam arti luas yang dapat dikonsumsi atau
ditarik oleh entitas penguasa/pemilik kapital tanpa mengurangi kemampuan ekonomik
kapital mula-mula. Dari sudut pandang perekayasa akuntansi, konsep laba dikembangkan
untuk memenuhi tujuan menyediakan informasi tentang kinerja perusahaan secara luas.

Konsep mempertahankan kapital dilandasi oleh gagasan bahwa entitas berhak mendapatkan
kembalian/imbalan atau return dan menikmatinya setelah kapital dipertahankan keutuhannya
atau pulih seperti sedia kala. Atas dasar konsep kapital sebagai tingkat kemakmuran, maka
laba merupakan aliran kemakmuran yang dapat dikonsumsikan (dinikmati) selama satu
periode, tanpa mengurangi tingkat kemakmuran sebelumnya. Dengan demikian laba dapat
diukur dari selisih antara tingkat kemakmuran pada akhir periode dengan tingkat
kemakmuran pada awal periode [Laba = total aktiva neto (akhir periode)- kapital yang
diinvestasikan (awal periode)].

Kapital finansial adalah klaim dipandang dari jumlah rupiah atau nilai yang melekat padanya
tanpa memperhatikan wujud fisis klaim tersebut. Dengan konsep ini, laba atau kembalian
atas kapital finansial akan timbul bila jumlah rupiah klaim finansial pada awal perioda
(setelah pengaruh transaksi pemilik/penguasa klaim selama perioda dikeluarkan). Kapital
fisis adalah sumber ekonomik yang dikuasai oleh entitas yang dipandang atau dimaknai
sebagai kapasitas produksi fisis yaitu kemampuan menghasilkan barang dan jasa. Dengan
konsep ini laba atau kembalian atas kapital fisis akan timbul bila kapasitas produksi fisis
pada akhir suatu perioda melebihi kapasistas produksi fisis pada awal perioda.
Skala pengukuran adalah unit pengukur yang dapat dilekatkan pada suatu objek sehingga
objek tersebut dapat dibedakan besar-kecilnya dari objek yang lain atas dasar unit pengukur
tersebut. Dalam teori pengukuran, dikenal empat macam skala pengukuran yaitu nominal,
ordinal, interval dan rasio. Ada tiga faktor penentu nilai kapital (jenis, skala, dan dasar
penilaian) yang saling berinteraksi menimbulkan berbagai macam pendekatan atau basis
penilaian kapital. Berbagai pendekatan penilaian kapital dan implikasinya terhadap
penentuan laba antara lain: kapitalisasi aliran kas harapan, penilaian pasar atas aset bersih
perusahaan, setara kas sekarang, harga masukan historis, harga masukan sekarang,
pemertahanan daya beli konstan.

Laba akuntansi diperoleh dari perbedaan antara pendapatan yang dapat direalisir yg
dihasilkan dari transaksi dalam suatu periode dengan biaya yangg layak dibebankan,
sebelum dikurangi biaya pajak. Laba kena pajak atau laba fiskal adalah laba (rugi) selama
satu periode yang dihitung berdasarkan peraturan yang ditetapkan oleh Otoritas Pajak atas
pajak penghasilan yang terutang (dilunasi). Laba ekonomik merupakan tambahan
kemakmuran yang ditimbulkan kegiatan ekonomi dengan perusahaan sebagai wadah yang
akan dinikmati oleh seluruh pihak yang ada dalam kegiatan ekonomi tersebut.

1. Laba Akuntansi versus Ekonomik


Laba akuntansi adalah laba dari kacamata perekayasa akuntansi atau kesatuan usaha
karena keperluan untuk menyajikan informasi secara objektif dan terandalkan. Oleh
karena itu, laba akuntansi didasarkan pada data yang telah terjadi bukannya ada hipotesis
yang dapat berupa kos kesempatan. Pengertian ekonomik dari segi akuntansi adalah
kelayakan ekonomik jangka pendek. Oleh karena itu depresiasi dalam akuntansi
merupakan proses alokasi dan bukan proses alokasi dan bukan proses penilaian.

Sementara itu, laba ekonomik adalah laba dari kacamata investor karena keperluan untuk
enilai investasi dalam saham yang dalam banyak hal bersifat subyektif bergantung pada
karakteristik investor. Dalam menilai investasinya, investor selalu mendasarkan diri pada
kos kesempatan yang diwujudkan dalam bentuk tingkat kembalian pasar. Dari konsep
depresiasi, laba akuntansi dihitung atas dasar depresiasi akuntansi (alokasi) dan laba
ekonomik dihitung atas dasar depresiasi ekonomik (penurunan nilai).

Laba ekonomik pada umumnya memperhitungkan perubahan daya beli uang


diperhitungkan karena investor lebih berkepentingan dengan kos kesempatan untuk
menilai secara ekonomik investasinya. Dalam hal ini akuntansi juga berusaha untuk
meningkatkan relevansi informasi dengan cara melengkapi seperangkat statemen pokok
(kos historis) dengan laporan pelengkap untuk menujukkan pengaruh perubahan harga
dan daya beli.

Berdasarkan konsep dasar yang dianut, laba akuntansi dilandasi oleh konsep kontinuitas
usaha yang memandang asset sebagai sisa potensi jasa sehingga kos historis menjadi
basis pengukurannya. Sementara itu, laba ekonomik dilandasi oleh konsep likuidasi yang
melihat asset sebagai simpanan atau sediaan nilai (store of value) setiap saat sehingga
nilai sekarang menjadi basis pengukurannya. Dengan demikian,  laba dipandang sebagai
perubahan nilai dalam suatu perioda.

2. Makna Laba
Laba secara konseptual mempunyai karakteristik umum sebagai berikut:
a. Kenaikan kemakmuran (wealt atau well-offness) yang dimiliki atau dikuasai auatu
entitas. Entitas dapat berupa perorangan/individual, kelompok individual, institusi,
badan, lembaga, atau perusahaan.
b. Perubahan terjadi dalam suatu kurun waktu (perioda) sehingga harus diidentifikasi
kemakmuran awal dan kemakmuran akhir.
c. Perubahan dapat dinikmati, didistribusi, atau ditarik oleh entitas yang menguasai
kemakmuran asalkan kemakmuran awal dipertahankan.

3. Laba Versus Kapital


Capital dapat diasosiasi dengan sediaan atau potensi jasa (stock concept). Jadi, capital
dapat dipandang sebagai sediaan kemakmuran pada saat tertentu. Sementara itu, laba
dapat diasosiasi dengan aliran kemakmuran (flow concept). Jadi, laba adalah aliran
potensi jasa yang dapat dinikmati dalam kurun waktu tertentu dengan tetap
mempertahankan tingkat potensi jasa mula-mula.

Bila dianalogi dengan tanki air (reservoar), capital adalah kandungan air sampai level
tertentu pada suatu saat. Dalam suatu perioda, air dalam tanki akan diisi dan sekaligus
juga digunakan. Laba adalah aliran air yang keluar dari tanki (digunakan atau dinikmati
untuk berbagai keperluan rumah tangga) dalam suatu perioda dengan tetap
mempertahankan kandungan air di tanki pada level semula.

4. Konsep Pertahanan Kapital


Konsep ini dilandasi oleh gagasan bahwa entitas (perusahaan atau investor) berhak
mendapatkan kembalian/imbalan atau return dan menikmatinya setelah kapital
(investasi) dipertahankan keutuhannya atau pulih seperti sedia kala (recovered). Harapan
umum dalam kegiatan bisnis adalah kapital atau investasi yang tertanam selalu
berkembang. Konsep ini mempunyai arti penting atau konsekuensi dalam beberapa hal
yang saling berkaitan sebagai berikut:
a. Membedakan antara kembalian atas investasi dan pengembalian investasi.
b. Memisahkan dan membedakan transaksi operasi (produktif) dalam arti luas dengan
transaksi pendanaan dari pemilik (owner transaction).
c. Menjamin agar laba yang dapat didistribusi tidak mengandung pengembalian
investasi. Artinya, kalau laba suatu perioda harus dikonsumsi/didistribusi seluruhnya,
jumlah tersebut harus benar-benar merefleksi jumla yang memenuhi definisi laba
sehingga antitas empunyai kemampuan ekonomik yang sama dengan kemampuan
mula-mula.
d. Memungkinkan penentuan jumlah penyesuaian kapital untuk mempertahankan
kemampuan ekonomik (kapital) awal perioda akibat perubahan harga dan daya beli
sehingga laba ekonomik akan tertukar pula.
e. Memungkinkan penggunaan berbagai dasar penilaian untuk menentukan tingkat
capital pada saat tertentu (awal dan akhir).
f. Memungkinkan penerapan pendekatan asset-kewajiban secara penuh dalam
pemaknaan laba akuntansi akan mendekati  angka laba ekonomik. Laba didefinisikan
sebagai perubahan asset bersih bukan sebagai selisih antara pendapatan dikurangi
biaya. Dengan kata lain, laba merupakan selisih pengukuran/penilaian asset bersih
pada dua titik waktu yang berbeda.
Daftar Referensi

1. http://ikadamayantiali.blogspot.com/2012/09/konsep-laba-dan-pengukurannya.html
2. http://kdardika.blogspot.com/2012/09/konsep-laba-dan-
pengukurannya.html#:~:text=Laba%20adalah%20tambahan%20kemampuan
%20ekonomik,kemampuan%20ekonomik%20kapital%20mula%2Dmula.

Anda mungkin juga menyukai