Anda di halaman 1dari 11

RESUME BAB 3

Kelompok 11
Nama : Adinda Arsy (1710426285)
Ayu Nurfadila (1710426276)
Rahayu Widyawati (1710426306)
Susi (1610426161)
Tri Januramahnia (1710426296)

Mata Kuliah : Teori akuntansi


Dosen : Dra.Hj Reni Widyastuti, M.si
Bab III

Kas, Modal dan Laba

1. PENGERTIAN KAS
Kas adalah harta yang dapat digunakan untuk membayar kegiatan operasional perusahaan atau dapat
digunakan untuk membayar kewajiban saat ini. Wujud dari kas dapat berupa uang kertas/logam,
simpanan bank yang sewaktu-waktu dapat ditarik.

a. Dana Kas Kecil

Dana Kas Kecil adalah kas yang disediakan untuk membayar pengeluaran kecil. Terdapat dua metode
pencatatan atas dana kas kecil yaitu:

 Metode Imprest Fund (Metode Saldo Tetap)

Jika metode ini yang digunakan, maka di dalam buku besar disediakan satu rekening untuk
mempertanggungjawabkan dana kas kecil. Saldo rekening ini tetap jumlahnya. Oleh karena itu jika ada
pengeluaran kas kecil pengeluaran ini tidak dibuat jurnal. Jurnal pengeluaran dilakukan pada saat pengisian
kembali (replenishment) yang biasanya dilakukan dengan menerbitkan cek sesuai bukti-bukti pengeluaran
dari petugas kas kecil.

Jika pada akhir tahun ada pengeluaran kas kecil yang belum diisi kembali, dengan sistem ini pengeluaran ini
tentu belum dicatat, maka pada akhir tahun dibuat jurnal penyesuaian dengan men-debet biaya atau aset dan
meng-kredit rekening "Kas Kecil". Selanjutnya pada awal tahun berikutnya jurnal penyesuaian ini dijurnal
balik (direverse), agar pembukuan waktu pengisian kembali atas pengeluaran tersebut konsisten dengan
pembukuan pada waktu yang lain. Akuntansi untuk dana kas kecil meliputi akuntansi saat pembentukan,
pengisian kembali, dan ayat jurnal penyesuian jika pada akhir tahun ada pengeluaran yang belum diisi
kembali.

 Metode Saldo Berfluktuasi

Jika metode ini yang digunakan, maka di dalam buku besar disediakan satu rekening untuk
mempertanggungjawabkan dana kas kecil. Petugas kas kecil membuat catatan atas kas kecil. Untuk membuat
jurnal dianalisis dengan seksama transaksi yang berkaitan dengan kas kecil. Pada hakikatnya hanya ada dua
transaksi yaitu: (1) transaksi yang menambah Kas Kecil, dan (2) transaksi yang mengurangi Kas Kecil.

Transaksi yang menambah kas kecil adalah transaksi pengisian kas kecil atau replenishment. Transaksi yang
mengurangi kas kecil umumnya adalah untuk pembayaran biaya tertentu atau pembelian harta tertentu.

Karena metode saldo berfluktuasi tidak dipakai oleh pemerintah, maka modul ini tidak memberikan ilustrasi
rinci mengenai metode saldo berfluktuasi.

b. Rekonsiliasi Saldo Kas


Untuk pengendalian, kas dapat disimpan di bank dalam bentuk simpanan giro. Jika hal ini terjadi maka
masing-masing fihak yaitu perusahaan (nasabah) dan bank akan melakukan pencatatan atas saldo dan
perubahan dari saldo kas tersebut. Perusahaan melakukan pencatatan atas uang yang disimpan di bank di
perkiraan (akun) cash atau cash in bank. Selanjutnya berdasarkan catatan bank, secara berkala bank biasanya
mengirimkan laporan ke nasabah yang lazim disebut rekening koran (bank statement). Dengan demikian
dapat dilakukan perbandingan antara data menurut perusahaan dengan informasi yang dilaporkan bank.

Rekonsiliasi adalah tindakan membandingkan dua data untuk mencari kesesuaiannya. Jika rekening koran
bank tersebut dibandingkan dengan catatan perusahaan

2. PENGERTIAN MODAL

Menurut Soewartoyo (1992), dalam Ensiklopedi Ekonomi, Bisnis dan Manajemen modal adalah
sejumlah uang atau barang yang digunakan untuk kegiatan perusahaan yang terdiri atas modal tetap
seperti gedung pabrik,mesin-mesin dan modal kerja seperti piutang, sediaan barang, sediaan bahan,
barang setengah jadi, barang jadi. Gilarso (1993), menyatakan bahwa dalam ilmu ekonomi istilah
modal (capital, capital goods) sebagai faktor produksi menunjuk pada segala sarana dan prasarana
(selain manusiadan pemberian alam) yang dihasilkan untuk digunakan sebagai masukan(input) dalam
proses produksi : bangunan dan konstruksi, alat dan mesin,serta tambahan pada persediaan.

Modal tersebut dapat diperoleh dari dua sumber yaitu modal sendiri dan pinjaman. Modal
sendiri terdiri atas modal disetor atau modal saham dan laba ditahan. Pinjaman dapat berupa pinjaman
jangka pendek maupun jangka panjang.

Dalam neraca, modal dalam arti uang dan barang dicatat di sisi kiri sebagai aktiva atau harta,
sedangkan modal dalam arti sumber dana dicatat di sisi kanan sebagai utang dan modal.

 Jenis Modal

Jenis-jenis modal menurut Bambang Riyanto (1993) terdiri dari :

i. Modal Asing/Utang :

Modal asing adalah modal yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya sementara bekerja di dalam
perusahaan, dan bagi perusahaan yang bersangkutan modal tersebut merupakan utang yang pada
saatnya harus dibayar kembali. Selanjutnya modal asing atau utang ini dibagi lagi menjadi tiga golongan
yaitu :

a. Modal asing/utang jangka pendek (short-term debt) yaitu jangka waktunya pendek berkisar kurang dari
1 tahun

b. Modal asing/utang jangka menengah(intermediate- term debt) dengan jangka waktu antara 1 sampai 10
tahun.

c. Modal asing/utang jangka panjang (long- term debt) dengan jangka waktu lebih dari 10 tahun.

ii. Modal Sendiri


Modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan yang tertanam di dalam
perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu lamanya. Oleh karena itu modal sendiri ditinjau dari sudut
likuiditas merupakan “dana jangka panjang yang tidak tertentu likuiditasnya.

Modal sendiri yang berasal dari sumber intern (dari dalam perusahaan) yaitu modal yang dihasilkan
sendiri di dalam perusahaan dalam bentuk keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Modal sendiri yang
berasal dari sumber ekstern ialah modal yang berasal dari pemilik perusahaan yang bentuknya
tergantung dari bentuk hukum perusahaan misalnya PT, Firma, CV dan perusahaan perseorangan.
Perusahaan berbentuk PT, modal yang berasal dari pemiliknya adalah modal saham; bentuk firma ialah
modal berasal dari anggota Firma; bentuk CV ialah modal yang berasal dari anggota bekerja dan
anggota diam/komanditer ; bentuk perusahaan perseorangan modalnya berasal dari pemiliknya sendiri
dan bentuk koperasi modal sendiri berasal dari simpanan-simpanan pokok dan wajib yang berasal dari
anggotanya.

Modal sendiri di dalam perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) terdiri dari :

a. Modal saham

Saham adalah tanda bukti penyertaan modal dalam suatu PT. Bagi perusahaan bersangkutan
akan menerima hasil penjualan saham yang akan terus tertanam di dalam perusahaan, sedangkan bagi
pemegang saham itu sendiri bukanlah penanaman yang permanen karena setiap waktu pemegang saham
dapat menjual sahamnya.

Jenis-jenis saham sebagai berikut :

- Saham biasa (common stock)

- Saham preferen (preferred stock)

- Saham kumulatif preferen (cumulative preferred stock)

b. Cadangan

Cadangan di sini dimaksudkan sebagai cadangan yang dibentuk dari keuntungan yang
diperoleh oleh perusahaan selama beberapa waktu yang lampau atau dari tahun yang berjalan. Tidak
semua cadangan termasuk dalam pengertian modal sendiri. Cadangan yang termasuk dalam modal
sendiri antara lain :

- Cadangan ekspansi

- Cadangan modal kerja

- Cadangan selisih kurs

- Cadangan untuk menampung hal-hal atau kejadian-kejadian yang tidak diduga sebelumnya.

c. Laba ditahan

Keuntungan yang diperoleh oleh suatu perusahaan dapat sebagian dibayarkan sebagai deviden
dan sebagian ditahan oleh perusahaan. Apabila penahanan keuntungan tersebut sudah dengan tujuan
tertentu, maka dibentuklah cadangan sebagaimana diuraikan di atas.
Apabila perusahaan belum mempunyai tujuan tertentu mengenai penggunaan keuntungan tersebut,
maka keuntungan tersebut merupakan keuntungan yang ditahan (retained earning). Di dalam neraca
sering cadangan dan laba ditahan dijadikan satu dalam pos “retained earning” atau pos sisa-sisa laba,
misalnya sisa laba tahun 1998,1999,2000. Adanya keuntungan akan memperbesar “retained earning”
yang berarti hal ini akan memperbesar modal sendiri. Sebaliknya adanya kerugian yang dialami akan
memperkecil “retained earning” yang berarti akan memperkecil modal sendiri. Dapatlah disimpulkan
bahwa adanya saldo laba akan memperbesar modal sendiri dan adanya saldo kerugian akan
memperkecil modal sendiri.

 Sumber Modal

1. Sumber Internal

Sumber penawaran modal ditinjau dari asalnya pada dasarnya dapat dibedakan dalam sumber
intern (internal sources) dan sumber ekstern (external sources). Modal yang berasal dari sumber intern
adalah modal atau dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri di dalam perusahaan. Sumber intern atau
sumber dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri di dalam perusahaan adalah keuntungan yang
ditahan (retained net profit) dan akumulasi penyusutan. (accumulated depreciations). Sebenarnya
ditinjau dari penggunaannya atau bekerjanya kedua dana tersebut di dalam perusahaan tidak ada
bedanya. Berikut ini akan dijelaskan ke dua jenis modal yang berasal dari sumber intern perusahaan
yaitu :

a. Keuntungan/Laba ditahan

Keuntungan/laba yang ditahan adalah besarnya laba yang dimasukkan dalam cadangan atau
ditahan, selain tergantung kepada besarnya laba yang diperoleh selama periode tertentu, juga tergantung
kepada kebijakan deviden (dividend policy) dan kebijakan penanaman kembali (plowing back
policy) yang dijalankan oleh perusahaan yang bersangkutan. Meskipun laba yang diperoleh selama
periode tertentu besar, tetapi oleh karena perusahaan mengambil kebijakan bahwa sebagian besar dari
laba tersebut dibagikan sebagai dividen maka bagian laba yang dijadikan cadangan adalah kecil. Hal
ini berarti sumber intern yang berasal dari cadangan adalah kecil jumlahnya. Secara umum
pelaksanaan plow backpolicy dalam perusahaan berpedoman pada :

- Hendaknya dijalankan selama dapat diinvestasikan dengan rate of return yang lebih tinggi daripada
cost of capital –nya.

- Hendaknya dapat menstabilkan deviden

- Hendaknya merupakan persiapan untuk menghadapi keadaan darurat atau untuk ekspansi.

b. Depresiasi

Sumber intern selain berasal dari laba/cadangan juga berasal dari akumulasi penyusutan
/depresiasi. Besarnya akumulasi depresiasi yang terbentuk dari depresiasi setiap tahunnya adalah
tergantung kepada metode depresiasi yang digunakan oleh perusahaan bersangkutan. Sementara
sebelum akumulasi depresiasi itu digunakan untuk mengganti aktiva tetap yang akan diganti, dapat
digunakan untuk membelanjai perusahaan meskipun waktunya terbatas sampai saat
penggantiantersebut. Selama waktu itu akumulasi depresiasi merupakan sumber penawaran modal di
dalam perusahaan sendiri. Makin besar jumlah akumulasi depresiasi berarti makin besar “sumber
intern” dari dana yang dihasilkan di dalam perusahaan yang bersangkutan.

2. Sumber Eksternal

Sumber ekstern adalah sumber modal yang berasal dari luar perusahaan .Dana yang yang
berasal dari sumber ekstern adalah dana yang berasal dari kreditur dan pemilik, peserta atau penanam
saham di dalam perusahaan. Modal yang berasal dari kreditur adalah utang bagi perusahaan yang
bersangkutan dan modal yang berasal dari kreditur tersebut adalah apa yang disebut sebagai modal
asing. Metode pembelanjaan perusahaan dengan menggunakan modal asing dinamakan debt-financing.

Dana yang berasal dari pemilik, peserta atau penanam saham di dalam perusahaan adalah
merupakan dana yang akan tetap ditanamkan dalam perusahaan yang bersangkutan, dan dana ini dalam
perusahaan tersebut akan menjadi “modal sendiri”. Dengan demikian pada dasarnya dana yang berasal
dari sumber eksternal adalah terdiri dari modal asing dan modal sendiri.

Adapun pedoman 3 R dalam penilaian penggunaan kredit oleh Bank adalah :

a. Returns

Returns menunjukkan hasil yang diharapkan dapat diperoleh dari penggunaan kredit tersebut.
Dalam hubungan ini bank harus menilai bagaimana kredit yang diperoleh dari bank akan digunakan
oleh perusahaan pemohon kredit. Persoalan di sini apakah penggunaan kredit tersebut akan dapat
menghasilkan returns atau hasil pendapatan yang cukup untuk menutup biaya.

b. Repayment capacity

Bank harus menilai kemampuan perusahaan pemohon kredit untuk dapat membayar kembali
pinjamannya (repayment capacity) pada saat-saat di mana kredit tersebut harus diangsur atau dilunasi.

c. Risk-bearing ability

Bank harus menilai apakah perusahaan tersebut mempunyai kemampuan cukup untuk
menanggung resiko kegagalan atau ketidakpastianjyang bersangkutan dengan penggunaan kredit

tersebut. Dalam hal ini bank harus tahu tentang jaminan apa yang dapat diberikan atas pinjaman tersebut
oleh perusahaan pemohon kredit.

Pedoman 5 C dalam penilaian penggunaan kredit dari Bank sebagai berikut :

a. Character

Character menyangkut segi pribadi , watak, dan kejujuran dari pimpinan perusahaan dalam
pemenuhan kewajiban-kewajiban finansialnya.

b. Capacity

Capacity berkaitan dengan kemampuan pimpinan perusahaan beserta stafnya dari segi
manajemen dan keahlian bidang usahanya. Kemampuan diukur dari data finansial waktu-waktu yang
lalu. Hal ini menjadi dasar penilaian bank terhadap kemampuan merealisasikan rencana kerjanya di
waktu yang akan datang dalam hubungannya dengan penggunaan kredit tersebut.

c. Capital

Capital meunjukkan keadaan finansial perusahaan secara keseluruhan yang ditampilkan oleh
rasio finansialnya dan penekanan padatangible net worth –nya.

d. Collateral

Collateral menunjukkan aktiva yang digunakan sebagai jaminan atas kredit yang diberikan oleh
Bank. Jaminan terdiri dari jaminan pokok yang merupakan seluruh barang ang diblanjai olh kredit bank
dan jaminan tambahan yang merupakan barangbarang yang dijadikan jaminan tetapi tidak dibeli dengan
dana kredit bank. Besarnya persentase pokok dan tambahan ditentukan oleh pihak Bank.

e. Conditions

Kondisi ekonomi yang berpengaruh terhadap perusahaan pemohon kredit perlu diperhatikan
bank yang akan memberikan kredit.

 Prosedur Memperoleh Modal

Bagaimanakah perusahaan memperoleh modal ? Para pengusaha memperoleh modal salah


satunya yaitu melalui program pemerintah untuk pengusaha kecil dan menengah, yang dikenal dengan
Kredit Investasi Kecil (KIK), Kredit Modal Kerja Permanen (KMKP) dan Kredit Candak Kulak (KCK).
Kredit investasi maksudnya ialah kredit untuk membangun gedunggedung, pabrik beserta
perlengkapannya, sedangkan kredit modal lancar bertujuan untuk memperlancar kegiatan perusahaan
terutama untuk modal kerjanya.

3. LABA (INCOME)

Laba adalah tambahan kemampuan ekonomik yang ditandai dengan kenaikan kapital dalam suatu
perioda yang berasal dari kegiatan produktif dalam arti luas yang dapat dikonsumsi atau ditarik oleh
entitas penguasa/pemilik kapital tanpa mengurangi kemampuan ekonomik kapital paa awal perioda.
Dalam teori akuntansi sendiri, laba diartikan sebagai laba komprehensif yaitu kenaikan asset bersih
selain yang berasal dari transaksi dengan pemilik. Apabila dilihat menggunakan PABU, laba adalah
selisih pendapatan dan biaya yang diukur dan disajikan atas dasar prinsip akuntansi berterima umum
(PABU).

 Tujuan Pelaporan Laba

Berdasarkan pengertian dan cara pengukuran, laba akuntansi diharapkan dapat digunakan sebagai:
pengukur efisiensi, pengukur kinerja entitas dan manajemen, dasar penentuan pajak, sarana alokasi
sumber ekonomik, penentuan tarif jasa publik, optimalisasi kontrak utang-piutang, basis kompensasi,
motivator, dasar pembagian dividen.

 Konsep Laba Konvensional


Laba akuntansi menurut konsep konvensional memiliki beberapa kelemahan, yaitu: tidak bermakna
semantik, berfokus pemegang saham, PABU memberi peluang perbedaan antarentitas, berbasis kos
histories, dan hanya sebagian masukan informasi bagi investor.

 Konsep Laba Dalam TataranSemantik

konsep laba dalam tataran semantik berkaitan dengan masalah makna yang harus dilekatkan oleh
perekayasa pelaporan pada simbol atau elemen biaya sehingga laba bermanfat dan bermakna sebagai
informasi.

Pengukur Kinerja

Laba dapat diinterpretasikan sebagai pengukur keefisienan bila dihubungkan dengan tingkat investasi
karena efisiensi secara konseptual merupakan suatu hubungan. Dalam pengukuran kinerja, laba dapat
mempresantikan kinerja efisiensi karena laba menentukan ROI, ROA, dan ROL sebagai pengukur
efisiensi.

Konfirmasi Harapan Investor

Informasi yang tersedia dalam pelaporan keuangan akan mempresentasikan informasi privat mengenai
perusahaan atau laba bila dirujuk secara lebih spesifik. Kondisi pasar yang efisien ataupun yang tidak
efisien akan sangat mempengaruhi prediksi / harapan investor mengenai laba yang akan diperoleh
sehingga akan mempengaruhi keputusan yang akan diambil investor dalam melakukan sebuah
investasi. Jadi informasi mengenai laba dapat diinterpretasikan sebagai sarana untuk mengkorfirmasi
harapan/ prediksi mengenai keputusan investasi yang akan dilakukan .

Estimator Laba Ekonomik

Laba ekonomik adalah laba dari kaca mata investor karena laba digunakan untuk menilai investasi.
Penilaian laba ekonomik harus menggunkan informasi yang tersaji dalam pelaporan laba secara
akuntansi, sehingga dharapkan laba akuntansi dapat digunakan sebagai estimator/prediktor laba
ekonomik. Maka akuntansi cukup menyediakan informasi laba dan aliran kas yang layak dan
menyerahkan analisis dan perhitungan laba ekonomik kepada investor, walaupun persepsi dari masing-
masing investorlah yang aakn memegang peranan yang lebih besar dalam penilaian/estimasi mengenai
laba ekonomi suatu entitas.

a. Makna Laba

Makna laba dapat diartikan sebagai kemakmuran yang dicapai, hal ini dapat dilihat dengan kenaikan
kemakmuran yang dikuasai suatu entitas, prubahan kemakmuran yang dilihat dari selisih kemakmuran
awal dan akhir dari suatu perioda, dan perubahan kemakmuran harus dapat didistribusikan , dinkmati
atau ditari oleh entitas yang menguasai kemakmuran tersebut.

a. Laba dan kapital


Kapital adalah sediaan atau potensi jasa, maka laba bila dilihat dari pespektif kapital merupakan
kemakmuaran yang bisa diraih ari aliran petensi jasa yang dapat dinikmati dalam suatu periode tanpa
mengurangi tingkat potensi jasa pada awal perioda.

b. Konsep Pemertahanan Kapital.

Berdasarkan konsep ini laba diartiak sebagai harapan supaya kapital atau investasi yang tertanam akan
terus dan selalu berkembang.

 Konsep Laba Dalam Sintatik

Makna semantik laba yang dikembangkan pada akhirnya harus dapat dijabarkan dalam tataran sintaktik.
Salah satu bentuk penjabarannya adalah mendefinisi laba sebagai selisih pengukuran dan penandingan
antara pendapatan dan biaya. Konsep laba dalam tataran sintatik membahas mengenai bagaimana laba
diukur, diakui, dan disajikan. Terdapat beberapa criteria atau pendekatan dalam konsep ini, yaitu
pendekatan transaksi, pendekatan kegiatan, dan pendekatan pemertahanan kapital.

a. Pendekatan transaksi

Berdasarkan pendekatan transaksi laba diukur dan diakui pada saat terjadinya transaksi yang kemudian
terakumulasi sampai akhir perioda. Pengukuran dan pengakuan laba akan paralel dengan kriteria
pengakuan pendapatan dan biaya

b. Pendekatan Kegiatan

Laba dianggap timbul bersamaan dengan berlangsungnya kegiatan atau kejadian bukan sebagai hasil
suatu transaksi pada saat tertentu.

c. Pendekatan Pemertahanan Kapital

Entitas berhak mendapatkan imbalan dan menikmatinya setelah kapital dipertahankan keutuhannya atau
pulih seperti seperti awal, pada pendekatan ini imbalan atau laba didefinisikan sebagai konsekuansi dari
pengukuran kapital pada dua titik waktu yang berbeda. Elemen statemen keuangan diukur atas dasar
pendekatan aset-kewajiban.

 Pengukuran atau Penilaian Kapital

a. Jenis Kapital

Kapital finansial adalah klaim dari jumlah rupah atau nilai yang melekat pada aset total badan usaha
tanpa memandang jenis atau komponen aset. Laba akan timbul bila jumlah rupiah aset pada akhir
perioda lebih banyak dari jumlah rupiah pada awal perioda.

Kapital fisis, dimaknai sebagai kapasitas produksi fisis, jadi laba akan dinilai dengan melihat kelebihan
antara produksi fisis di akhir perioda dengan awal perioda.

b. Skala Pengukuran
Skala nominal adalah satuan rupiah yang seperti terjadi tanpa memperhatikan perubahan daya beli
dengan berjalannya waktu akibat perubahan kondisi ekonomik, skala nominal lebih menitikberatkan
pada jumlah unuit rupiah daripada jumlah unit daya beli.

Skala Daya Beli adalah skala untuk mengatasi kelemahan skala rupiah normal atas dasar harga indeks
tertentu.

Dasar atau Atribut Pengukuran

Kos historis adalah jumlah rupiah sepakatan atau harga pertukaran yang telah tercatat dalam system
pembukuan),

Kos sekarang adalah jumlah rupiah harga pertukaran atau kesepakatan yang diperlukan sekarang oleh
unit usaha untuk memperoleh asset yang sama jenis dan kondisinya atau penggantinya yang setara.

Pengukuran Laba dengan Mempertahankan Kapital

Menggambarkan laba secara umum sebagai perubahan kapital atas dasar konsep pemertahanan kapital.
Pendekatan penilaian dan implikasinya terhadap penentuan laba : Kapitalisasi aliran kas harapan,
Penilaian pasar atas perusahaan, Setara kas sekarang, Harga masukan historis, Harga masukan sekarang,
Pemertahanan daya beli.

Konsep Laba dalam tataran Pragmatik

Tataran pragmatik dalam teori komunikasi berkepentingan untuk menentukan apakah pesan sampai
kepada penerima dan mempengaruhi perilaku sebagaimana diarah, sedangkan dalam teori akuntansi
tataran pragmatik membahas mengenai apakah informasi laba bermanfaat atau apakah informasi laba
nyatanya digunakan.

Prediktor Aliran Kas ke Investor

Laba disisni bertujuan membantu investor dan kreditor dalam mengembangkan model untuk
memprediksi aliran kas ke mereka guna menilai investasi atau kapitalnya

a. Laba dan Harga Saham

Laba merupakan prediktor aliran kas masa depan ke investor digunakan untuk menentukan apa yang
disebut nilai intrinsik sekuritas atau saham, dan nilai intrinsik inilah yang akan memnentukan harga
saham di pasar modal pada saat tertentu.

b. Perkontrakan Efisien

Kontrak yang efisien adalah kontrak yang tidak banyak menimbulkan persengketaan dan mendorong
pihak yang berkontrak melaksanakan yang diperjanjikan.

c. Pengendalian Manajemen

Dalam tataran pragmatik, laba juga dapat digunakan sebagai pengendalian manajemen, yaitu sebagai
pengukur kinerja divisi atau manajernya. Perilaku manajer dikendalikan melalui laba dengan cara
mengaitkan kompensasi dengan laba sebagai pengukur kinerja.

d. Teori Pasar Efisien


Pasar modal dikatakan efisien terhadap suatu informasi bila harga saham merefleksi secara penuh
informasi tersebut, atau, bila harga sekuritas merefleksi secara cepat dan penuh semua informasi yang
tersedia dalam suatu sistem pelaporan keuangan.

e. Bentuk Efisiensi Pasar Laba Sebagai Signal :

Bentuk lemah, jika harga sekuritas merefleksi secara penuh informasi harga dan volume sekuritas masa
lalu, Bentuk semi-kuat ,jika harga sekuritas merefleksi secara penuh semua informasi yang tersedia
secara public termasuk data statemen keuangan), Bentuk kuat , jika harga sekuritas merefleksi secara
penuh semua informasi termasuk informasi privat atau dalam yang tidak dipublikasikan).

Pengujian Kandungan Informasi Laba

Terdapat dua bentuk pengujian terhadap kandungan informasi laba yaitu pengujian peristiwa dan
pengujian asosiasi (nilai relevan laba), Pengujian peristiwa adalah pengujian yang berfokus pada
peristiwa pengumuman laba. Pengujian asosiasi dilihat dari kepekaan return saham terhadap setiap
rupiah laba atau laba kejutan.

Laba dan Teori Entitas

Membahas berbagai konsep entitas selain kesatuan usaha dan implikasinya terhadap pengertian dan
penyajian laba. Karena berkaitan dengan siapa yang berhak atas laba, teori entitas (kesatuan) sering
disebut pula dengan teori ekuitas. Terdapat beberapa teori entitas atau teori ekuitas yang banyak dibahas
dalam literatur teori akutansi, yaitu entitas usaha bersama, entitas usaha atau bisnis, entitas investor,
entitas pemilik, entitas pemilik residual, entitas pengendali, dan entitas dana. Teori entitas selalu
dikaitkan dengan partisipan dalam kegiatan ekonomik. Partispan tersebut merupakan pihak yang
akhirnya meneima manfaat dari nilai tambahan yang timbul akibat kegiatan ekonomik. Teori kesatuan
juga mempunyai implikasi tentang tujuan pelaporan keuangan dan bentuk atau susunan statemen laba-
rugi.

Penyajian Laba

Penyajian laba berdasarkan masalah konseptual adalah pemisahan pelaporan pos – pos transaksi
dengan pemilik. Pos-pos operasi dalam arti luas dilaporkan melalui statemen laba-rugi sedangkan pos-
pos yang jelas merupakan transaksi modal dilaporkan melalui statemen laba ditahan atau statemen
perubahan ekuitas

Anda mungkin juga menyukai