BAB 3
ANALISIS AKTIVITAS PENDANAAN
Aktifitas bisnis didanai dengan kewajiban atau ekuitas, atau keduanya. Kewajiban merupakan
utang untuk mendapatkan pendanaan yang membutuhkan pembayaran dimasa depan dalam
bentuk uang, jasa, atau aset lainnya. Kewajiban (liabilities) merupakan klaim pihak luar atas
aset dan sumber daya perusahaan kini dan masa depan. Kewajiban dapat berupa pendanaan
atau operasi dan biasanya didahulukan daripada pemegang ekuitas. Kewajiban pendanaan
(financing liabilities) merupakan seluruh bentuk pendanaan kredit seperti wesel bayar jangka
panjang dan obligasi, pinjaman jangka pendek, dan sewa. Kewajiban operasi (operating
liabilities) merupakan kewajiban yang timbul dari operasi seperti kreditur perdagangan, kredir
yang ditangguhkan, dan kewajiban pensiun. Kewajiban umumnya dilaporkan sebagai lancar
(current) atau tidak lancar (noncurrent) biasanya didasarkan pada kapan kewajiban tersebut
jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau tidak. Ekuitas (equity) merupakan klaim pemilik
atas aset bersih perusahaan.
KEWAJIBAN
Bagian ini menjelaskan baik kewajiban lancar maupun tak lancar. Kita juga membahas
implikasinya bagi analisis laporan keuangan.
- Kewajiban Lancar
Kewajiban lancar (atau jangka pendek) merupakan kewajiban yag pelunasannya
memerlukan penggunaan aset lancar atau munculnya kewajiban lancar lainnya.
- Kewajiban Tak Lancar
Kewahiban tak lancar (atau jangka panjang) merupakan kewajiban jatuh temponya
tidak dalam waktu satu tahun atau satu siklus operasi, mana yang lebih panjang.
Analisis Kewajiban
Auditor merupakan satu sumber keyakinan dalam identifikasi dan pengukuran kewajiban.
Keakuratan dan kewajaran jumlah utang dapat dicek dengan merekonsiliasi jumlah utang
dengan pengungkapan beban bunga dan pembayaran bunga.
Fitur penting dalam analisis kewajiban
- Ketentuan utang (seperti tanggal jatuh tempo, tingkat bunga, pola pembayaran, dan
jumlah)
- Pembatasan pemakaian sumber daya dan pelakanaan aktivitas bisnis
- Kemampuan dan fleksibilitas untuk memperoleh pendanaan selanjutnya
- Kewajiban untuk modal kerja, perbandingan utang terhadap ekuitas (debt to equity) dan
ukuran keuangan lain
- Fitur konversi kewajiban yang bersifat difusi
- Larangan atas pembayaran-pembayaran seperti deviden
SEWA
Sewa merupakan bentuk pendanaan ;yang populer, khususnya dalam beberapa industri
tertentu. Sewa (lease) merupakan perjanjian kontraktual atau pemilik (lessor) penyewa
(lessee).
Akuntansi dan pelaporan sewa
- Klasifikasi dan pelaporan sewa
Lessee mengklasifikasikan dan mencatat sewa sebagai capital lease jika pada saat
terjadinya, transaksi tersebut memenuhi satu dari empat kriteria sebagai berikut:
(1) Terdapat transfer kepemilikan aset .kepada lessee pada akhir masa sewa
(2) Terdapat opsi untuk membeli aset pada saat harga murah (bargain price)
(3) Masa sewa 75% atau lebih dari estimasi umur ekonomi aset
(4) Nilai sekarang pembayaran sewa dan pembayaran sewa minimum lainnya sebesar
90% atau lebih dari nilai wajar aset dikurangi dengan kredit pajak investasi yang
ditahan oleh lessor.
Akuntansi sewa-sebuah ilustrasi
Bagian ini membandingkan dampak akuntansi sewa sebagai capital lease atau operating lease.
Pengungkapan Sewa
Aturan akuntansi mensyaratkan perusahaan dengan capital lease untuk melaporkan aset sewa
maupun kewajiban sewa dalam neraca. Terlebih lagi, perusahaan harus mengungkapkan
komitmen sewa dimasa depan untuk capital lease dan operating lease yang tidak dapat
dibatalkan.
Dampak operating lease
- Operating lease menyajikan kewajiban lebih rendah dari seharusnya dengan tidak
menyajikan pendanaan sewa dalam neraca.
- Operating lease menyajikan aset lebih rendah dari seharusnya.
- Operating lease menunda pengakuan beban dibandingkan dengan capital lease.
- Operating lease menyajikan kewajiban lancar lebih rendah dari seharusnya dengan
tidak menyajikan porsi pembayaran pokok yag jatuh tempo dalam wajtu satu tahun
dalam neraca.
- Operating lease memasukan bunga dalam beban sewa.
Konversi operating lease menjadi capital lease
- Langkah pertama adalah menilai apakah klasifikasi operating lease brst buy dapat
diterima.
- Langkah selanjutnya dalam analisis adalah menghitung nilai aset sewa.
Penyajian kembali laporan keuangan untuk reklasifikasi sewa
Reklasifikasi operating lease memiliki dampak yang terbatas pada laporan laba rugi best buy.
MANFAAT PASCAPENSIUN
Pemberi kerja sering menyediakan manfaat bagi pekerja pascapensiun. Terdapat dua bentuk
manfaat pascapensiun ( postretirement benefit) :
(1) Manfaat pensiun, dimana pemberi kerja menjanjikan manfaat moneter kepada pekerja
pascapensiun
(2) Manfaat lain pascapensiun pekerja, dimana pemberi kerja menyediakan manfaat lain
(biasanya nonmoneter) pascapensium-terutama pemeliharaan kesehatan dan asuransi
jiwa.
Manfaat Pensiun
Akuntansi pensiun mensyaratkan pemahaman ekonomi yang mendasari transaksi dan peristiwa
pensiun.
Sifat Kewajiban Pensiun
Perusahaan memformalkan komitmen pensiun dalam bentuk program pensiun. Program
Pensiun merupakan janji pemberi kerja untuk menyediakan manfaat pensiun bagi pekerja, dan
perjanjian tersebut melibatka tiga pihak, pemberi kerja yang memberikan kontribusi pada
program pensiun, pekerja yang menerima manfaat dan dana pensiun. Dana pensiun terpisah
dari pemberi kerja dan diadministrasikan oleh oihak yang ditunjuk.
Program pensiun dapat dibagi dalam dua kategori utama yaitu :
1. Program pensiun manfaat pasti
2. Program pensiun iuran pasti
Ekonomi dari akuntansi pensiun
Tantangan akuntansi dalam mendefinisikan program pensiun adalah bahwa akuntansi
membuat perkiraan kewajiban dan beban yang dibutuhkan untuk emnciptakan pembayaran kas
yang mungkin terjadi ditahun-tahun yang akan datang.
Persyaratan akuntansi pensiun
1. Status diakui dalam neraca
2. Biaya pensiun yang diakui
3. Artikulasi sekuritas neeraca dan laporan labarugi
Manfaat Karyawan Pascapensiun Lainnya
Manfaat lain pascapensiun karyawan merupakan manfaat yang diberikan oleh pemberi kerja
kepada pensiunan dan anggota keluarganya. Komponen dasar dari OPEB (Other
Postretirement Employee Benefit). Komponen dasar dari OPEB adalah manfaat perawatan
kesehatan.
Pelaporan Manfaat Pascapensiun
Ketentuan pelaporan manfaat pascapensiun diatur dalam SFAS 132, Yang mengharuskan
format pengungkapan yang sama bagi OPEB dan manfaat pensiun.
Biaya pensiun yang tidak berulang (nonrecurring pension cost) yang berasal dari peristiwa
asumsi aktuaria atau perubahan ketentuan program, terdiri atad dua komponen sebagai berikut:
1. Keuntungan atau Kerugian aktuaria (actuarial gain or loss) merupakan perubahan PBO
yang terjadi saat asunsi aktuaria dalam perhitungan PBO direvisi.
2. Biaya Jasa Lalu (prior service cost) timbuk karena perubahan ketentuan program
pensiun atas PBO.
Komponen terakhir dalam perhitungan biaya pensiun ekonomi bersih adalah penyesuaian
untuk pengembakian aktual aset program :
- Pengembalian aktual aset program (actual return on plan assets) merupakan laba
program pensiun. Laba aset program terdiri atas : pendapatan investasi-kenaikan modal
serta dividen dan bungan yang diterima, dikurangi upah manajemen, ditambah
kenaikan yang direalisasikan dan yang tidak direalisasikan ( atau dikurangi penurunan
) aset program lainnya.
Artikulasi Biaya Pensiun Dan Status Pendanaan
Bagian ini menjelaskan artikulasi biaya pensiun ekonomi dan status pendanaan. Artikulasi
muncul dari hubungan antara neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas yang terdapat
dalam akuntansi akrual. Pemahaman atas artikulasi ini meningkatkan analisis akuntansi
pensiun.
Ketentuan Akuntansi Pensiun
Neraca mengakui status pendanaan program. Neraca dan laporan labarugi diartikulasikan
dengan mengakui perbedaan antara biaya pensiun ekonomi dan laba komprehensif lainnya,
sebagai lawannya (ccounterpart) dalam proses perataan ( yaitu termasuk dalam komponen laba
bersih).
Biaya Pensiun yang Diakui
Membandingkan biaya pensiun ekonomi (ditentukan dengan fluktuasi aktual dalam aset dan
kewajiban pensiun) dengan jumlah yang diakui dalam laba bersih (disebut biaya pensiun
periodik bersih. Tingkat pengembalian aktual aset program telah digantikan dengan tingkat
pengembalian yang diharapkan atas aset.
Kita akan membahas tiap-tiap penangguhan (dan amortisasi) sebagai berikut :
- Pengembalian atas aset program yang diharapkan
Walaupun pasar modal dalam jangka pendek berfluktuasi, pengembalian jangka
panjang lebih dapat diprediksi.
- Penangguhan atas keuntungan (kerugian) aktuarial
Keuntungan (kerugian) aktuarisal dihitung dari perubahan asumsi aktuarial
- Amortisasi keuntungan atau kerugian bersih
Pertama, penangguhan dan amortisasi keuntungan atas kerugian serta perbedaan antara
tingkat pengembalian aktual dengan yang diharapkan ditangguhkan digabungkan yang
disebut dengan keuntungan (kerugian) bersih. Kemudian jumlah net ini ditambahkan
pada saldo yang belum diamortisasi yang terbawa dari masa lalu carry-forward (yaitu
akumulasi penangguhan bersih dikurangi akumulasi amortisasi pada awal periode).
- Penangguhan dan amortisasi biaya jasa lalu
Biaya jasa lalu adalah manfaat yang rekroatif yang timbul terutama melalui negosiasi
ulang dari kontrak pensiun.
Status yang diakui dalam Neraca
Dengan aturan akuntansi pensiun sekarang (SFAS 158), Status pendanaan program pensiun
diakui dalam neraca.
Sekilas Akuntansi OPEB
Akuntansi untuk manfaat karyawan pascapensiun lainnya (OPEB) diatur dalam SFAS 158
yang merupakan standar yang sama yang mengatur akuntansi pensiun. Akuntansi OPEB
paralel dengan akuntansi pensiun. Akan dibahas beberapa detail berikut :
Status yang diakui neraca
Titik awal dalam menentukan kewajiban OPEB adlah mengestimasi kewajiban
manfaat pascapensiun yang diharapkan, yang merupakan nilai sekarang dari
pembayaran OPEB dimasa depan yang berhubungan dengan pekerja. Keseluruhan
EPOB tidak langsung diakui dilaporan keuangan, melainkan diakui secara bertahap
selama masa jasa pegawai yang diharapkan
Mengakui Biaya OPEB
Biaya OPEB yang diakui dalam laba bersih meliputi komponen-komponen sebagai
berikut :
(1) Biaya Jasa-nilai sekarang aktuaria dari manfaat yang dihasilkan oleh pegawai
selma satu periode, bagian dari EPBO yang diatribusikan pada tahun berjalan.
EPBO biasa nya dialokasian ke masing-masing tahun selama periode jasa
(biasanya secara garis lurus)
(2) Biaya Bunga-pertumbuhan APBO selama satu periode menggunakan asumsi
tingkat diskonto.
(3) Pengembalian yang diharapkan atas aset program –merupakan nilai
pembukaan pasar wajar dari aset program OPEB dikalikan dengan tingkat
pengembalian jangka panjang yang diharapkan dari aset tersebut.
(4) Amortisasi keuntungan dan kerugian bersih- dalam pensium, keuntungan
(kerugian) aktuarial dapat timbul ketika asumsi aktuarial, seperti tingkat tren
biaya perawatan kesehatan, direvisi suatu waktu.
(5) Amortisasi biaya jasa lalu-biaya yang timbul akibat perubahan dari
amandemen program, atau biaya jasa lalu, ditangguhkan dan diamortisasi
secara garis lurus selama periode jasa yang tersisa dimasa depan.
Artikulasi Neraca dan Laba Bersih
Seperti pada pensiun, proses perataan biaya manfaat pascapensiun bersih tidak akan
diartikulasi dengan perubahan status pendanaan pada neraca. Pada kasus pensiun pula,
penangguhan bersih selama setahun dimasukkan dalam laba komprehensif lainnya untuk tahun
tersebut dan akumulasi penangguhan bersih dimasukkan dalam akumulasi laba komprehensif
lainnya.
BAB 4
ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI
Aset merupakan sumber daya yang dikuasai oleh suatu perusahaan dengan tujuan
menghasilkan laba. Aset dapat digolongkan kedalam dua kelompok lancar dan tak lancar. Aset
Lancar (current assets) merupakan sumber daya atau klaim atas sumber daya yang dapat
langsung diubah menjadi kas sepanjang siklus operasi perusahaan. golongan utama aset lancar
mencakup kas, setara kas, efek, piutang, derivatif, persediaan, dan beban diterima dimuka. Aset
jangka panjang (long-lived assets) disebut juga aset tetap (fixed assets) atau tak lancar
(noncurrent assets) merupakan sumber daya atau klaim atas sumber daya yang diharapkan
dapat memberikan manfaat pada perusahaan selama periode melebihi periode kini. Aset jangka
panjang utama mencakuo properti, pabrik, peralatan, aset tak wujud, investasi dan beban-beban
yang ditangguhkan. Suatu perbedaan aset alternatif yang sering bermanfaat dalam analisis
adalah membagi aset menjadi aset keuangan dan aset operasi. Aset keuangan (financial assets)
terutama terdiri atas efek (surat berharga atau sekuritas) dan investasi. Aset operasi (operating
assets) terdiri atas sebagian besar aset perusahaan.
PERSEDIAAN
Akuntansi dan Penilaian Persediaan
Persediaan (inventory) adalah merupakan barang yang dijual dalam aktivitas operasi normal
perusahaan. dengan pengecualian organisasi jasa tertentu, persediaan merupakan aset inti dan
penting dalam perusahaan. persediaan harus diperhatikan karena merupakan komponen utama
dari aset operasi dan langsung mempengaruhi perhitungan laba.
Pentingnya metode akumulasi biaya dalam penilaian persediaan disebabkan oleh dampaknya
pada laba bersih dan penilaian aset.
Persamaan persediaan (inventory equation) dapat digunakan untuk memahami arus
persediaan.
Arus Biaya Persediaan
GAAP memberikan tiga pilihan bagi perusahaan untuk menentukan biaya mana yang akan
dikaitkan dengan penjualan :
1. Masuk Pertama, Keluar Pertama (First-in, First-Out-FIFO)
Metode ini mengasumsikan bahwa barang yang pertama dibeli merupakan barang yang
pertama dijual.
2. Masuk Terakhir, Keluar Pertama (Last-In, First-Out-LIFO)
Dengan asumsi arus biaya LIFO, unit yang dibeli terakhir merupakan unit pertama
dijual.
3. Biaya Rata-rata ( Average Cost )
Asumsi metode ini adalah unit dijual tanpa memperhatikan urutan pembeliannya dan
menghitung HPP serta persediaan akhir sebagai rata-rata tertimbang sederhana.
Analisis Persediaan
Dampak Biaya Persediaan Terhadap Profitabilitas
Laba kotor dapat dioengaruhi oleh pilihan metode penghitungan biaya perusahaan. pada
periode dimana harga meningkat, FIFO memberikan laba kotor yang lebih tinggi dibandingkan
LIFO karena biaya persediaan yang lebih rendah dikaitkan dengan pendapatan penjualan
dengan harga pasar terkini.
Dampak Biaya Persediaan Terhadap Neraca
Pada periode harga meningkat, dan dengan asumsi persediaan belum melikuidasi lapisan
persedian lamanya, LIFO melaporkan persediaan akhir pada harga yang jauh lebih rendah
dibandingkan dengan biaya penggantian. Hasilnya neraca perusahaan yang menggunakan
LIFO tidak secara akurat mencerminkan investasi lancar yang dimiliki perusahaan dalam
persediaannya.
Dampak Biaya Persediaan Terhadap Arus Kas
Perusahaan yang menggunakan biaya persediaan LIFO diharuskan untuk mengungkapkan
jumlah yang akan dilaporkan jika perusahaan menggunakan metode FIFO. Selisih antara kedua
jumlah ini dinamakan cadangan LIFO (LIFO reserve). Analisis dapat menggunakan cadangan
ini untuk menghitung jumlah yang akan memengaruhi arus kas komulatif maupun periode
berjalan karena penggunaan LIFO.
Masalah Penilaian Persediaan Lainnya
Likuidasi LIFO. Perusahaan diwajibkan untuk mencatat tiap tingkat baya sebagai kelompok
persediaan terpisah.
Dampak likuidasi LIFO dapat dilihat pada catatan kaki persediaan laporan tahunan stride rite
corporation. Perusahaan mengidentifikasi bahwa pengurangan kuantitas persediaan
menyebabkan penjualan barang yang dicatat dengan biaya masa lalu yang berbeda dengan
biaya terkini.
Penyajian Kembali (Restatement) Analitis dari LIFO Ke FIFO.
Jika laporan keuangan yang tersedia menggunakan LIFO, yang merupakan metode yang lebih
diinginkan untuk analisis kta, malka laporan laba rugi tidak membutuhkan penyesuaian besar
karena harga pokok penjualan telah mendekati biaya terkini. Namun metode LIFO yang
enyebabkan persediaan pada neraca tidak mencerminkan harga pada saat ini, seringkali
dinyatakan terlalu rendah.
Penyajian Kembali ( Restatement) Analitis dari FIFO Ke LIFO.
Penyesuaian dari FIFO menjadi LIFO , sayangnya membutuhkan asumsi penting dan
karenanya mungkin menimbulkan kesalhan. Ingat bahwa laba FIFO mencakup laba
kepemilikan atas persediaan awal. Ada manfaatnya untuk menghitung persediaan awal
(PAFIFO) Dikali dengan tingkat inflasi untuk lini persediaan tertentu yang dimiliki
perusahaan.
Biaya Persediaan Perusahaan Manufaktur dan Dampak Peningkatan Produksi
Biaya persediaan manufaktur terdiri atas tiga komponen :
1. Bahan baku atau bahan mentah- biaya dari bahan dasar yang digunakan untuk
membuat produk
2. Tenaga kerja- biaya tenaga kerja langsung yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
produk jadi
3. Overhead- biaya tidak langsung pada proses manufaktur, seperti penyusutan peralatan
manufaktur, gaji penyedia, dan biaya prasarana.
Biaya Perolehan atau Nilai Pasar, Mana yang Lebih Rendah
Nilai/ Harga Pasar (market) dijabarkan sebagai biaya penggantian terkini melalui pembelian
atau reproduksi. Biaya (cost) merupakan biaya perolehan persediaan.
PENGENALAN ASET JANGKA PANJANG
Aset Jangka Panjang merupakan sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan
penghasilan operasi ( atau mengurangi biaya operasi) untuk lebh dari satu periode. Bentuk aset
jangka panjang yang paling umum adalah aset tetap berwujud seperti bangunan, pabrik, dan
peralatan. Aset jangka panjang juga mencakup aset tak berwujud seperti paten, merek dagang,
copyright, dan goodwill.
Akuntansi Aset Jangka Panjang
Bagian ini menjelaskan konsep aset jangka panjang dan proses kapitalisasi, alokasi dan
penurunan nilai.
Kapitalisasi, alokasi, dan penurunan nilai
Proses akuntansi aset jangka panjang mencakup tiga aktivitas terpisah :
Kapitalisasi (capitalization) merupakan proses penangguhan biaya yang terjadi pada periode
berjalan, tetapi manfaatnya diharapkan dapat berlangsung selama beberapa periode dimasa
depan. Kapitalisasi ini yang menciptakan akun aset.
Alokasi (Allocation) merupakan proses pembebanan biaya tangguhan (aset) secara periodik
sepanjang satu atau lebih periode manfaat yang diharaokan. Proses alokasi ini dinamakan
penyusutan untuk aset berwujud, amortisasi untuk aset tak berwujud, dan deplesi untuk sumber
daya alam.
Penurunan nilai ( impairment) merupakan proses penurunan nilai buku aset saat arus kas yang
diharapkan tidak lagi cukup untuk menutupi biaya tersisa yang masih tercatat pada neraca.
Kapitalisasi Versus Pembebanan: Dampak Terhadap Laporan Keuangan dan Rasio
Kapitalisasi mempengaruhi baik laporan keuangan maupun rasionya. Kapitalisasi juga
membuat laba menjadi lebih unggul dibandingkan arus kas sebagai pengukuran kinerja
keuangan.
Dampak Kapitalisasi Terhadap Laba
Kapitalisasi memiliki dua dampak terhadap laba. Pertama, kapitalisasi menngguhkan
pengakuan biaya. Kedua, kapitalisasi menghasilkan serial perataan laba.
Dampak Kapitaliasi Terhadap Tingkat Pengembaliam Investasi
Kapitalisasi meningkatkan fluktuasi pengukuran laba dan karenanya rasio tingkat
pengembalian investasi.
Dampak Kapitalisasi Terhadap Rasio Solvabilitas
Pada pembebanan biaya aset secara langsung , rasio solvabilitas, seperti rasio utang terhadap
ekuitas (debt to equity) mencerminkan kondisi perusahaan yang lebih buruk dari kondisi
sebenarnya.
Dampak Kapitalisasi Terhadap Arus Kas Operasi
Saat biaya aset dibebankan langsung, biaya ini dilaporkan sebagai arus kas keluar aktivitas
operasi.