Anda di halaman 1dari 19

Nama : Adinda Arsy

Kelas : Akuntansi Pagi D


NIM : 17.10.42.6285

RESUME ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

BAB 3
ANALISIS AKTIVITAS PENDANAAN

Aktifitas bisnis didanai dengan kewajiban atau ekuitas, atau keduanya. Kewajiban merupakan
utang untuk mendapatkan pendanaan yang membutuhkan pembayaran dimasa depan dalam
bentuk uang, jasa, atau aset lainnya. Kewajiban (liabilities) merupakan klaim pihak luar atas
aset dan sumber daya perusahaan kini dan masa depan. Kewajiban dapat berupa pendanaan
atau operasi dan biasanya didahulukan daripada pemegang ekuitas. Kewajiban pendanaan
(financing liabilities) merupakan seluruh bentuk pendanaan kredit seperti wesel bayar jangka
panjang dan obligasi, pinjaman jangka pendek, dan sewa. Kewajiban operasi (operating
liabilities) merupakan kewajiban yang timbul dari operasi seperti kreditur perdagangan, kredir
yang ditangguhkan, dan kewajiban pensiun. Kewajiban umumnya dilaporkan sebagai lancar
(current) atau tidak lancar (noncurrent) biasanya didasarkan pada kapan kewajiban tersebut
jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau tidak. Ekuitas (equity) merupakan klaim pemilik
atas aset bersih perusahaan.

KEWAJIBAN
Bagian ini menjelaskan baik kewajiban lancar maupun tak lancar. Kita juga membahas
implikasinya bagi analisis laporan keuangan.
- Kewajiban Lancar
Kewajiban lancar (atau jangka pendek) merupakan kewajiban yag pelunasannya
memerlukan penggunaan aset lancar atau munculnya kewajiban lancar lainnya.
- Kewajiban Tak Lancar
Kewahiban tak lancar (atau jangka panjang) merupakan kewajiban jatuh temponya
tidak dalam waktu satu tahun atau satu siklus operasi, mana yang lebih panjang.
Analisis Kewajiban
Auditor merupakan satu sumber keyakinan dalam identifikasi dan pengukuran kewajiban.
Keakuratan dan kewajaran jumlah utang dapat dicek dengan merekonsiliasi jumlah utang
dengan pengungkapan beban bunga dan pembayaran bunga.
Fitur penting dalam analisis kewajiban
- Ketentuan utang (seperti tanggal jatuh tempo, tingkat bunga, pola pembayaran, dan
jumlah)
- Pembatasan pemakaian sumber daya dan pelakanaan aktivitas bisnis
- Kemampuan dan fleksibilitas untuk memperoleh pendanaan selanjutnya
- Kewajiban untuk modal kerja, perbandingan utang terhadap ekuitas (debt to equity) dan
ukuran keuangan lain
- Fitur konversi kewajiban yang bersifat difusi
- Larangan atas pembayaran-pembayaran seperti deviden

SEWA
Sewa merupakan bentuk pendanaan ;yang populer, khususnya dalam beberapa industri
tertentu. Sewa (lease) merupakan perjanjian kontraktual atau pemilik (lessor) penyewa
(lessee).
Akuntansi dan pelaporan sewa
- Klasifikasi dan pelaporan sewa
Lessee mengklasifikasikan dan mencatat sewa sebagai capital lease jika pada saat
terjadinya, transaksi tersebut memenuhi satu dari empat kriteria sebagai berikut:
(1) Terdapat transfer kepemilikan aset .kepada lessee pada akhir masa sewa
(2) Terdapat opsi untuk membeli aset pada saat harga murah (bargain price)
(3) Masa sewa 75% atau lebih dari estimasi umur ekonomi aset
(4) Nilai sekarang pembayaran sewa dan pembayaran sewa minimum lainnya sebesar
90% atau lebih dari nilai wajar aset dikurangi dengan kredit pajak investasi yang
ditahan oleh lessor.
Akuntansi sewa-sebuah ilustrasi
Bagian ini membandingkan dampak akuntansi sewa sebagai capital lease atau operating lease.
Pengungkapan Sewa
Aturan akuntansi mensyaratkan perusahaan dengan capital lease untuk melaporkan aset sewa
maupun kewajiban sewa dalam neraca. Terlebih lagi, perusahaan harus mengungkapkan
komitmen sewa dimasa depan untuk capital lease dan operating lease yang tidak dapat
dibatalkan.
Dampak operating lease
- Operating lease menyajikan kewajiban lebih rendah dari seharusnya dengan tidak
menyajikan pendanaan sewa dalam neraca.
- Operating lease menyajikan aset lebih rendah dari seharusnya.
- Operating lease menunda pengakuan beban dibandingkan dengan capital lease.
- Operating lease menyajikan kewajiban lancar lebih rendah dari seharusnya dengan
tidak menyajikan porsi pembayaran pokok yag jatuh tempo dalam wajtu satu tahun
dalam neraca.
- Operating lease memasukan bunga dalam beban sewa.
Konversi operating lease menjadi capital lease
- Langkah pertama adalah menilai apakah klasifikasi operating lease brst buy dapat
diterima.
- Langkah selanjutnya dalam analisis adalah menghitung nilai aset sewa.
Penyajian kembali laporan keuangan untuk reklasifikasi sewa
Reklasifikasi operating lease memiliki dampak yang terbatas pada laporan laba rugi best buy.
MANFAAT PASCAPENSIUN
Pemberi kerja sering menyediakan manfaat bagi pekerja pascapensiun. Terdapat dua bentuk
manfaat pascapensiun ( postretirement benefit) :
(1) Manfaat pensiun, dimana pemberi kerja menjanjikan manfaat moneter kepada pekerja
pascapensiun
(2) Manfaat lain pascapensiun pekerja, dimana pemberi kerja menyediakan manfaat lain
(biasanya nonmoneter) pascapensium-terutama pemeliharaan kesehatan dan asuransi
jiwa.
Manfaat Pensiun
Akuntansi pensiun mensyaratkan pemahaman ekonomi yang mendasari transaksi dan peristiwa
pensiun.
Sifat Kewajiban Pensiun
Perusahaan memformalkan komitmen pensiun dalam bentuk program pensiun. Program
Pensiun merupakan janji pemberi kerja untuk menyediakan manfaat pensiun bagi pekerja, dan
perjanjian tersebut melibatka tiga pihak, pemberi kerja yang memberikan kontribusi pada
program pensiun, pekerja yang menerima manfaat dan dana pensiun. Dana pensiun terpisah
dari pemberi kerja dan diadministrasikan oleh oihak yang ditunjuk.
Program pensiun dapat dibagi dalam dua kategori utama yaitu :
1. Program pensiun manfaat pasti
2. Program pensiun iuran pasti
Ekonomi dari akuntansi pensiun
Tantangan akuntansi dalam mendefinisikan program pensiun adalah bahwa akuntansi
membuat perkiraan kewajiban dan beban yang dibutuhkan untuk emnciptakan pembayaran kas
yang mungkin terjadi ditahun-tahun yang akan datang.
Persyaratan akuntansi pensiun
1. Status diakui dalam neraca
2. Biaya pensiun yang diakui
3. Artikulasi sekuritas neeraca dan laporan labarugi
Manfaat Karyawan Pascapensiun Lainnya
Manfaat lain pascapensiun karyawan merupakan manfaat yang diberikan oleh pemberi kerja
kepada pensiunan dan anggota keluarganya. Komponen dasar dari OPEB (Other
Postretirement Employee Benefit). Komponen dasar dari OPEB adalah manfaat perawatan
kesehatan.
Pelaporan Manfaat Pascapensiun
Ketentuan pelaporan manfaat pascapensiun diatur dalam SFAS 132, Yang mengharuskan
format pengungkapan yang sama bagi OPEB dan manfaat pensiun.

Analisis Manfaat Pascapensiun


Analisis pengungkapan manfaat pascapensoun penting dilakukan, karena besarnya kewajiban
maupun karena kompleksitas aturan akuntansi. Terdapat lima langkah untuk analisis manfaat
pascapensiun yaitu :
1. Menentukan dan merekonsiliasi biaya dan kewajiban (atau aset) manfaat ekonomis dan
yang dilaporkan
2. Membuat penyesuaian ‘yang diperlukan atas laporan keuangan
3. Mengevaluasi asumsi aktuaria dan dampaknya pada laporan keuangan
4. Memeriksa paparan risiko pensiun dan
5. Mempertimbangkan implikasi arus kas program manfaat pascapensiun.

KONTINJENSI DAN KOMITMEN


Kontijensi
Kontijensi (contingencies) merupakan keuntungan dan kerugian potensial yang
penyelesaiaannya bergantung pada satu atau lebih peristiwa di masa depan.
Analisis Kewajiban Kontinjen
Kewajiban kontinjen yang dilakukan seperti garansi masa dan jaminan merupakan estimasi.
Pengungkapan kontinjensi umum nya meliputi :
- Deskripsi kewajiban kontinjen dan tingkat resiko
- Jumlah kontinjensi potensial dan bagaimana partisipasi pihak lain diperlakukan dalam
penentuan resiko
- Pembebanan estimasi kerugian kontijen, jika ada.
Komitmen
Komitmen (Commitments) merupakan klaim potensial atas sumber daya perusahaan
berdasarkan kinerja dimasa depan sesuai kontraknya.
Pendanaan diluar Neraca
Pendanaan diluar neraca adalah tidak tercatatnya kewajiban pendanaan tertentu.
Contoh pendanaan diluar neraca
Salah satu cara untuk mendanai properti,pabrik,dan peralatan adalah meminta pihak luar untuk
mendapatkannya, dan perusahaan sepakat untuk menggunakan aset tersebut serta menyediakan
dana yang cukup untuk melunasi hutang.
Entitas Bertujuan Khusus
Entitas bertujuan khusus atau EBK (special purpose entities-SPE), yang sekarang menjadi tidak
terkenal setelah bangkrutnya Enron, telah menjadi mekanisme pendanaan yang sah selama
lebih dari dua dekade dan menjadi bagian tak terpisahkan dari keuangan perusahaan saat ini.

Konsep SPE adalah


- SPE dibentuk oleh perusahaan sponsor dan dikapitalisasi dengan investasi ekuitas,
beberapa diantaranya harus berasal dari pihak ke tiga yang indevenden.
- SPE meningkatkan investasi ekuitas ini dengan meminjam dari pasar kredit dan
membeli aset dari atau untuk perusahaan sponsor
- Arus kas dari aset digunakan untuk membayar utang dan menyediakan pengembalian
bagi investor ekuitas.
Terdapat dua alasan untuk kepopuleran SPE :
1. SPE Dapat menyediakan alternatif pendanaan berbiaya rendah daripada meminjam
langsung dari pasar kredit.
2. Dalam GAAP sekarang, selama SPE distrukturkan dengan benar, SPE diperlakukan
sebagai entitas terpisah, tidak dikonsolidasikan dengan perusahaan sponsor.

EKUITAS PEMEGANG SAHAM


Ekuitas mengacu pada pendanaan oleh pemilik (pemegang saham) perusahaan ekuitas
dipandang klaim pemilik atas aset bersih perusahaan.
Modal Saham Pelaporan Modal Saham
Pelaporan modal saham meliputi penjelasan atas perubahan jumlah lembar modal. Daftar
berikut ini menunjukkan alasan perubahan modal saham, terpisah menurut kenaikkan dan
penurunan .
Sumber Kenaikan Modal Saham Yang Beredar :
- Penerbitan saham
- Konversi utang dan saham preferen
- Penerbitan dividen saham dan pemecahan saham (stock aplit)
- Penerbitan saham dalam akuisisi dan merger
- Penerbitan untuk opsi saham dan waran
Sumber Penurunan Modal Saham Yang Beredar :
- Pembelian dan penghentian saham
- Pembellian kembali saham
- Pemecahan saham terbalik ( reserve stock split )
Pentingnya analisis pengungkapan tersebut adalah untuk mengingatkan kita adanya petemsi
kenaikan jumlah saham yang beredar.
Klasifikasi Modal Saham
Modal saham ( capital Stock ) merupakan saham yang diterbitkan kepada pemegang ekuitas
sebagai pembayaran aset dan jasa.
Terdapat dua jenis modal saham :
1. Saham Preferen Adalah kelompok khusus saham yang memiliki fitur yang tidak
dimiliki oleh saham biasa.
2. Saham Biasa Adalah kelompok saham yang mencerminkan hak kepemilikan serta
memiliki risiko tinggi dan pengembalian tinggi atas kinerja perusahaan.
Analisi Modal Saham
Akun-akun dalam ekuitas pemegang saham umumnya tidak mempengaruhi penentuan laba,
sehingga tidak banyak memengaruhi analisis laba.
Saldo Laba
Saldo Laba (retained Earnings) Merupakan modal yang dihasilkan sebuah perusahaan.
Deviden Tunai Dan Deviden Saham
- Deviden Tunai (Cash Devidend) merupakan distribusi kas kepada pemegang saham.
- Deviden Saham (Stock Devidend) adalah distribusi saham perusahaan itu sendiri
kepada pemegang saham secara proporsioanal.
Pembatasan Saldo Laba
Pembatasan atau Persyaratan saldo laba merupakan pembatasan atau ketentuan saldo laba
sejumlah tertentu.
Spint-Off dan Split-Off
- Spin-off, yaitu distribusi saham anak perushaan kepada pemegang saham sebagai
deviden, aset ( investasi dalam anak perusahaan ) dikurangi sebagai saldo laba.
- Split-off, yaitu pertukaran saham anak perusahaan yang dimiliki perushaaan dengan
saham yang dimiliki oelh para pemegang saham, aset ( Investasi dalam anak perusahaan
) dikurangi dan saham yang diterima dari pemegang saham diperlakukan sebagai saham
yang ditarik kembali ( Treasury stok ).
Penyesuaian Periode Lalu
Merupakan koreksi kesalahan diperiode laporan keuangan lalu. Perusahaan tidak
melaporkannya dalam laporan laba rugi, melainkan melaporkannya sebagai penyesuaian (
setelah pajak ) atas saldo awal saldo laba.
Nilai Buku Per Lembar Saham
Perhitungan nilai buku per lembar saham
Nilai buku per lembar saham adalah angka per lembar yang berasal dari likuidasi perusahaan
pada jumlah yang dilaporkan dalam neraca. Nilai buku merupakan istilah konvensional yang
mengacu pada nilai aset bersih yaitu total aset dikurangi dengan klaiam terhadapnya. Relevensi
nilai buku per lembar saham
Nilai buku memiliki peranan penting dalam analisis laporan keuangan. Aplikasinya meliputi :
- Nilai buku, dengan potensi penyesuaian, seringkali digunakan dalam penilaian
kesepakatan merger
- Analisis perusahaan denga komposisi besar aset likuid ( institusi keuangan, investasi,
asuransi dan bank) sangat bergantung pada nilai buku.
- Analisis obligasi kualitas utama dan saham preferen sangat memerlukan penutupan
aset.
Kewajiban pada ‘Ujung’ Ekuitas
Bagian ini menjelaskan dua akun yang memiliki berada di antara kewajiban dan ekuitas, saham
preferen yang dapat ditarik kembali.
Saham Preferen yang dapat ditarik kembali
Analisis harus mewaspadai sekuritas ekuitas (umumnya saham preferen) yang memiliki
provisi penarikan kembali wajib, yang membuatnya lebih mirip utang daripada ekuitas.
Sekuritas tersebut mengharuskan perusahaan untuk membayar dana pada tanggal teetentu.
Sekuritas ekuitas yang sesungguhnya tidak memiliki ketentuan seperti itu.

LAMPIRAN 3A: AKUNTANSI DAN ANALISIS SEWA-LESSOR


Sewa telah menjadi bagian penting dalam penjualan produk dan sekarang menjadi faktor
signifikan dalam analisis laporan keuangan. Lampiran ini secara ringkas menjelaskan
akuntansi dan analisis sewa dari sudut pandang lessor. Akuntansi sewa bagi lessor mirip
dengan akuntansi sewa bagi lessee. Dengan sedikit perbedaan, lessor mengkategorikan sewa
sebagai operating lease atau capital lease, sama dengan klasifikasi ole lessee. Jika
diklasifikasikan sebagai operating lease, aset sewa tetap berada dalam neraca lessor dan
pembayaran sewa diperlukan sebagai pendapatan sewa diterima. Lessor mencatatan beban
penyusutan atas aset sewa tersebut. Selisih antara pendapatan sewa dan beban penyusutan
menjadi laba bagi lessor.
Dua jenis sewa ini penting bagi lessor :
1. Sewa Penjualan (sales-type lease). Dalam jenis ini, biaya aset sewa berbeda dari nilai
wajar pasarnya pada tanggal sewa.
2. Sewa Pendanaan Langsung (direct financing lease). Perusahaan seperti General Electric
Capital Corporation melakukan direct financing lease.
Implikasi Analisis
Implikasi Analisis sewa sama dengan implikasi pemberian kredit lainnya. Perhatikan risiko
yang terkandung (bawaan) dalam pemberian kredit. Diperlukan analisis atas ketersediaan
cadangan untuk piutang sewa yang tidak dapat tertagih dubandingkan dengan kerugian yang
pernah dialami lessor. Kedua, perhatikan bahwa piutang sewa akan ditagih selama bertahun-
tahun dan bandingka umur rata-rata portofolio sewa dengann kewajiban perusahaan. Utang
jangka pendek berbunga mengambang (short-term floating rate debt) tidak tepat digunakan
untuk mendanai sewa berjangka menengah dengan pembayaran berjumlah tetap. Lessor sering
menyatukan kontrak jasa dengan sewa untuk memperoleh pendapatan tambahan.
Penjualan Dan Penyewaan Kembali (Sale-Leaseback)
Transaksi penjualan dan penyewaan kembali melibatkan penjualan aset yang dimiliki dan
penyewaan aset yang sama. Perusahaan sering menggunakan sale-leaseback untuk
membabaskan kas dari aset yang ada, terutama real estat. Secara umum, laba yang
direalisasikan atas penjualan aset harus ditangguhkan dan diakui selama masa sewa sebagai
pengurang beban .
LAMPIRAN 3B: AKUNTANSI KHUSUS UNTUK MANFAAT PASCAPENSIUN
Ekonomi Akuntansi Pensiun
Dalam bagian ini, kita mempelajari ekonomi yang mendasari akuntansi untuk program pensiun
manfaat pasti.
Kewajiban Pensiun
Dua definisi untuk kewajiban pensiun :
1. Akumulasi Kewajiban Manfaat ( Accumulated Benefit Obligationn-ABO )
Merupakan nilai sekarang akturia kewajiban manfaat pensiun dimasa depan kepada
pekerja pada saat pensiun berdasarkan kompensasi saat ini dan jasa sampai saat ini.
2. Proyeksi Kewajiban Manfaat ( projected Benefit Obligation-PBO )
Merupakan estimassi aktuaria atas utang manfaat pensiun dimasa depan kepada
pegawai pada saat pensiun berdasarkan kompensasi yang diharapkan dimasa depan dan
jasa sampai saat ini.
Aset Pensiun Dan Status Pendanaan
Selisih antara nilai aset program dan PBO disebut Status Pendanaan ( funded status ) atas
program yang merepresentasikan posisi ekonomi bersihnya.
Terdapat berbagai alasan terjadinya pendanaan lebih, termasuk akumulasi dana bebas pajak,
kinerja perusahaan yang sangat baik, atau kinerja dana investasi yang lebih baik dari yang
diharapkan. Implikai program pensiun yang didanai lebih termasuk :
- Perusahaan dapat menghentikan atau mengurangi kontribusi pada dana pensiun sampai
aset pensiun sama atau kurang dai PBO. Pengurangan atau penghentian kontribusi ini
memiliki impikasi pada laporan laba rugi dan laporan aruss kas.
- Perusahaan dapat menarik kelebihan aset. Jumlah yang ditarik dapat dikenakan pajak
pendapatan. Oleh karena perusahaan sering menggunakan pendanaan pensiun sebagai
perlindungan pajak ( Tax Shelter), sering terjadi penambahan pajak atas penarikan
tersebut.
Biaya Pensiun
Biaya pensium ekonomi (economic pensiun cost ) atau beban merupakan biaya bersih yang
timbul dari perubahan posisi ekonomi bersih atau status pendanaan ( funded status ) selama
periode bersangkutan. Biaya pensiun ekonomi meliputi komponen yang berulang ( recurring )
atau normal maupun yang tidak berulang ( Nonrecurring ) atau abnormal. Pengembalian atas
aset program pensiun digunakan untuk menutup biaya-biaya tersebut utuk menghitung biaya
pensiun ekonomi bersih.
Biaya pensiun yang berulang (recurring pension cost) terdiri atas dua komponen sebagai
berikut :
1. Biaya Jasa (service cost) merupakan nilai sekarang aktuaria atas manfaat pensiun yang
dihasilkan oleh pegawai berdasarkan rumus manfaat pensiun.
2. Biaya Bunga (interest cost) merupakan penambahan atas PBO yang timbul karena
pembayaran pensiun menjadi satu periode lebih dekat.

Biaya pensiun yang tidak berulang (nonrecurring pension cost) yang berasal dari peristiwa
asumsi aktuaria atau perubahan ketentuan program, terdiri atad dua komponen sebagai berikut:

1. Keuntungan atau Kerugian aktuaria (actuarial gain or loss) merupakan perubahan PBO
yang terjadi saat asunsi aktuaria dalam perhitungan PBO direvisi.
2. Biaya Jasa Lalu (prior service cost) timbuk karena perubahan ketentuan program
pensiun atas PBO.
Komponen terakhir dalam perhitungan biaya pensiun ekonomi bersih adalah penyesuaian
untuk pengembakian aktual aset program :
- Pengembalian aktual aset program (actual return on plan assets) merupakan laba
program pensiun. Laba aset program terdiri atas : pendapatan investasi-kenaikan modal
serta dividen dan bungan yang diterima, dikurangi upah manajemen, ditambah
kenaikan yang direalisasikan dan yang tidak direalisasikan ( atau dikurangi penurunan
) aset program lainnya.
Artikulasi Biaya Pensiun Dan Status Pendanaan
Bagian ini menjelaskan artikulasi biaya pensiun ekonomi dan status pendanaan. Artikulasi
muncul dari hubungan antara neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas yang terdapat
dalam akuntansi akrual. Pemahaman atas artikulasi ini meningkatkan analisis akuntansi
pensiun.
Ketentuan Akuntansi Pensiun
Neraca mengakui status pendanaan program. Neraca dan laporan labarugi diartikulasikan
dengan mengakui perbedaan antara biaya pensiun ekonomi dan laba komprehensif lainnya,
sebagai lawannya (ccounterpart) dalam proses perataan ( yaitu termasuk dalam komponen laba
bersih).
Biaya Pensiun yang Diakui
Membandingkan biaya pensiun ekonomi (ditentukan dengan fluktuasi aktual dalam aset dan
kewajiban pensiun) dengan jumlah yang diakui dalam laba bersih (disebut biaya pensiun
periodik bersih. Tingkat pengembalian aktual aset program telah digantikan dengan tingkat
pengembalian yang diharapkan atas aset.
Kita akan membahas tiap-tiap penangguhan (dan amortisasi) sebagai berikut :
- Pengembalian atas aset program yang diharapkan
Walaupun pasar modal dalam jangka pendek berfluktuasi, pengembalian jangka
panjang lebih dapat diprediksi.
- Penangguhan atas keuntungan (kerugian) aktuarial
Keuntungan (kerugian) aktuarisal dihitung dari perubahan asumsi aktuarial
- Amortisasi keuntungan atau kerugian bersih
Pertama, penangguhan dan amortisasi keuntungan atas kerugian serta perbedaan antara
tingkat pengembalian aktual dengan yang diharapkan ditangguhkan digabungkan yang
disebut dengan keuntungan (kerugian) bersih. Kemudian jumlah net ini ditambahkan
pada saldo yang belum diamortisasi yang terbawa dari masa lalu carry-forward (yaitu
akumulasi penangguhan bersih dikurangi akumulasi amortisasi pada awal periode).
- Penangguhan dan amortisasi biaya jasa lalu
Biaya jasa lalu adalah manfaat yang rekroatif yang timbul terutama melalui negosiasi
ulang dari kontrak pensiun.
Status yang diakui dalam Neraca
Dengan aturan akuntansi pensiun sekarang (SFAS 158), Status pendanaan program pensiun
diakui dalam neraca.
Sekilas Akuntansi OPEB
Akuntansi untuk manfaat karyawan pascapensiun lainnya (OPEB) diatur dalam SFAS 158
yang merupakan standar yang sama yang mengatur akuntansi pensiun. Akuntansi OPEB
paralel dengan akuntansi pensiun. Akan dibahas beberapa detail berikut :
 Status yang diakui neraca
Titik awal dalam menentukan kewajiban OPEB adlah mengestimasi kewajiban
manfaat pascapensiun yang diharapkan, yang merupakan nilai sekarang dari
pembayaran OPEB dimasa depan yang berhubungan dengan pekerja. Keseluruhan
EPOB tidak langsung diakui dilaporan keuangan, melainkan diakui secara bertahap
selama masa jasa pegawai yang diharapkan
 Mengakui Biaya OPEB
Biaya OPEB yang diakui dalam laba bersih meliputi komponen-komponen sebagai
berikut :
(1) Biaya Jasa-nilai sekarang aktuaria dari manfaat yang dihasilkan oleh pegawai
selma satu periode, bagian dari EPBO yang diatribusikan pada tahun berjalan.
EPBO biasa nya dialokasian ke masing-masing tahun selama periode jasa
(biasanya secara garis lurus)
(2) Biaya Bunga-pertumbuhan APBO selama satu periode menggunakan asumsi
tingkat diskonto.
(3) Pengembalian yang diharapkan atas aset program –merupakan nilai
pembukaan pasar wajar dari aset program OPEB dikalikan dengan tingkat
pengembalian jangka panjang yang diharapkan dari aset tersebut.
(4) Amortisasi keuntungan dan kerugian bersih- dalam pensium, keuntungan
(kerugian) aktuarial dapat timbul ketika asumsi aktuarial, seperti tingkat tren
biaya perawatan kesehatan, direvisi suatu waktu.
(5) Amortisasi biaya jasa lalu-biaya yang timbul akibat perubahan dari
amandemen program, atau biaya jasa lalu, ditangguhkan dan diamortisasi
secara garis lurus selama periode jasa yang tersisa dimasa depan.
Artikulasi Neraca dan Laba Bersih
Seperti pada pensiun, proses perataan biaya manfaat pascapensiun bersih tidak akan
diartikulasi dengan perubahan status pendanaan pada neraca. Pada kasus pensiun pula,
penangguhan bersih selama setahun dimasukkan dalam laba komprehensif lainnya untuk tahun
tersebut dan akumulasi penangguhan bersih dimasukkan dalam akumulasi laba komprehensif
lainnya.
BAB 4
ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI

Aset merupakan sumber daya yang dikuasai oleh suatu perusahaan dengan tujuan
menghasilkan laba. Aset dapat digolongkan kedalam dua kelompok lancar dan tak lancar. Aset
Lancar (current assets) merupakan sumber daya atau klaim atas sumber daya yang dapat
langsung diubah menjadi kas sepanjang siklus operasi perusahaan. golongan utama aset lancar
mencakup kas, setara kas, efek, piutang, derivatif, persediaan, dan beban diterima dimuka. Aset
jangka panjang (long-lived assets) disebut juga aset tetap (fixed assets) atau tak lancar
(noncurrent assets) merupakan sumber daya atau klaim atas sumber daya yang diharapkan
dapat memberikan manfaat pada perusahaan selama periode melebihi periode kini. Aset jangka
panjang utama mencakuo properti, pabrik, peralatan, aset tak wujud, investasi dan beban-beban
yang ditangguhkan. Suatu perbedaan aset alternatif yang sering bermanfaat dalam analisis
adalah membagi aset menjadi aset keuangan dan aset operasi. Aset keuangan (financial assets)
terutama terdiri atas efek (surat berharga atau sekuritas) dan investasi. Aset operasi (operating
assets) terdiri atas sebagian besar aset perusahaan.

PENGENALAN ASET LANCAR


Aset lancar merupakan sumber daya atau klaim atas sumber daya yang langsung dapat diubah
menjadi kas, biasanya dalam jangka waktu siklus operasi. Suatu siklus operasi (cycle
operating) merupakan jumlah waktu dari komitmen atas kas pada pembelian hingga diperoleh
kas yang berasal dari penjualan barang atau jasa. Siklus ini merupakan proses dimana
perusahaan mengubah kas menjadi aset jangka pendek dan kembali menjadi kas sebagai bagian
aktivitas operasi yang sedang berjalan.
Selisih antara aset lancar dengan kewajiban lancar disebut modal kerja (working capital).
Banyak perusahaan berusaha meningkatkan profitabilitas dan arus kasnya dengan mengurangi
investasi pada aset lancar melalui metode seperti pengelolaan penjaminan kredit, dan
penagihan piutang yang efektif serta persediaan tepat waktu (just in time ). Perusahaan lain
berusaha untuk mendanai aset lancar mereka dengan kewajiban lancar, Seperti utangdagang
sebagai usaha mengurangi modal kerja.
Oleh karena dampak aset lancar (dan kewajiban lancar) terhadap likuiditas dan profitabilitas,
analisis aset lancar (dan kewajiban lancar) sangat penting untuk analisis kredit dan analisis
prifitabilitas.
Kas Dan Setara Kas
Kas, aset yang paling likuid, mencakup mata uang, deposito dan money orders, dan cek. Setara
kas ( cash equivalents ) juga tergolong sangat lancar, investasi jangka pendek yang (1) siap
dikonversi menjadi kas dan (2) hampir jatuh tempo sehingga risiko perubahan harga yang
disebabkan pergerakan tingkat bunga yang hanya minimal. Investasi ini biasanya jatuh tempo
dalam waktu tiga bulan aau kurang.
Konsep likuiditas (liquidity) penting dalam analisis laporan keuangan. Likuiditas berarti
jumlah kas atau setara kas yang dimiliki perusahaan dan jumlah kas yang dapat diperoleh dalam
periode singkat.
Piutang
Piutang ( receivables ) merupakan nilai jatuh tempo yang berasal dari penjualan barang atau
jasa atau dari pemberian pinjaman uang. Piutang mencakup nilai jatuh tempo yang berasal dari
aktivitas seperti sewa dan bunga. Piutang usaha ( account receivables ) mengacu pada janji
tertulis untuk membayar.
Penilaian piutang
Analisis piutang penting karena dampaknya terhadap posisi aset dan arus laba perusahaan yang
saling terkait.
Analisis piutang
Meskipun opini wajar tanpa pengecualian dari auditor memberikan keyakinan akan validitas
dan penilaian piutang, analisis kita harus mengakui kemungkinan adanya kesalahan prosedur
atau penilaian audit.
Risiko Kolektibilitas sebagian besar penyisihan piutang tak tertagih berdasarkan pengalaman
masa lalu. Meskipun penyisihan dilakukan untuk ekonomi terkini yang membaik, dan kondisi
debitur. Dalam praktiknya, manajemen sering kali lebih mementingkan pengalaman masa lalu,
hanya karena kondisi ekonomi dan industri sulit diprediksi.
Alat analisi untuk memeriksa kolektibilitas mencakup :
- Membandingkan persentase piutang terhadap penjualan perusahaan pesaing dengan
perusahaan yang sedang dianalisis
- Memeriksa konsentrasi pelanggan-risiko meningkat jika piutang terkponsentrasi pada
datu atau sedikit pelanggan
- Menghitung dan menyelidiki tren periode rata-rata kolektibilitas piutang dibandingkan
dengan syarat kredit pelanggan untuk industri yang bersangkutan
- Menentukan bagian piutang yang merupakan pengalihan atau perpanjangan (renewal)
dari poutang atau wesel tagih masa lalu.
Beban Dibayar Di Muka
Beban dibayar dimuka (prepaid expanses) merupakan pembayaran dimuka atas jasa atau
barang yang belum diterima. Sebagai contoh adalah pembayaran dimuka untuk sewa, asuransi,
utilitas, dan pajak bangunan. Beban dibayar dimuka biasanya dikelompokan dalam aset lancar
karena mencerminjan jasa yang diberikan yang jika tidak ada akan membutuhkan penggunaan
aset lancar lain.

PERSEDIAAN
Akuntansi dan Penilaian Persediaan
Persediaan (inventory) adalah merupakan barang yang dijual dalam aktivitas operasi normal
perusahaan. dengan pengecualian organisasi jasa tertentu, persediaan merupakan aset inti dan
penting dalam perusahaan. persediaan harus diperhatikan karena merupakan komponen utama
dari aset operasi dan langsung mempengaruhi perhitungan laba.
Pentingnya metode akumulasi biaya dalam penilaian persediaan disebabkan oleh dampaknya
pada laba bersih dan penilaian aset.
Persamaan persediaan (inventory equation) dapat digunakan untuk memahami arus
persediaan.
Arus Biaya Persediaan
GAAP memberikan tiga pilihan bagi perusahaan untuk menentukan biaya mana yang akan
dikaitkan dengan penjualan :
1. Masuk Pertama, Keluar Pertama (First-in, First-Out-FIFO)
Metode ini mengasumsikan bahwa barang yang pertama dibeli merupakan barang yang
pertama dijual.
2. Masuk Terakhir, Keluar Pertama (Last-In, First-Out-LIFO)
Dengan asumsi arus biaya LIFO, unit yang dibeli terakhir merupakan unit pertama
dijual.
3. Biaya Rata-rata ( Average Cost )
Asumsi metode ini adalah unit dijual tanpa memperhatikan urutan pembeliannya dan
menghitung HPP serta persediaan akhir sebagai rata-rata tertimbang sederhana.
Analisis Persediaan
Dampak Biaya Persediaan Terhadap Profitabilitas
Laba kotor dapat dioengaruhi oleh pilihan metode penghitungan biaya perusahaan. pada
periode dimana harga meningkat, FIFO memberikan laba kotor yang lebih tinggi dibandingkan
LIFO karena biaya persediaan yang lebih rendah dikaitkan dengan pendapatan penjualan
dengan harga pasar terkini.
Dampak Biaya Persediaan Terhadap Neraca
Pada periode harga meningkat, dan dengan asumsi persediaan belum melikuidasi lapisan
persedian lamanya, LIFO melaporkan persediaan akhir pada harga yang jauh lebih rendah
dibandingkan dengan biaya penggantian. Hasilnya neraca perusahaan yang menggunakan
LIFO tidak secara akurat mencerminkan investasi lancar yang dimiliki perusahaan dalam
persediaannya.
Dampak Biaya Persediaan Terhadap Arus Kas
Perusahaan yang menggunakan biaya persediaan LIFO diharuskan untuk mengungkapkan
jumlah yang akan dilaporkan jika perusahaan menggunakan metode FIFO. Selisih antara kedua
jumlah ini dinamakan cadangan LIFO (LIFO reserve). Analisis dapat menggunakan cadangan
ini untuk menghitung jumlah yang akan memengaruhi arus kas komulatif maupun periode
berjalan karena penggunaan LIFO.
Masalah Penilaian Persediaan Lainnya
Likuidasi LIFO. Perusahaan diwajibkan untuk mencatat tiap tingkat baya sebagai kelompok
persediaan terpisah.
Dampak likuidasi LIFO dapat dilihat pada catatan kaki persediaan laporan tahunan stride rite
corporation. Perusahaan mengidentifikasi bahwa pengurangan kuantitas persediaan
menyebabkan penjualan barang yang dicatat dengan biaya masa lalu yang berbeda dengan
biaya terkini.
Penyajian Kembali (Restatement) Analitis dari LIFO Ke FIFO.
Jika laporan keuangan yang tersedia menggunakan LIFO, yang merupakan metode yang lebih
diinginkan untuk analisis kta, malka laporan laba rugi tidak membutuhkan penyesuaian besar
karena harga pokok penjualan telah mendekati biaya terkini. Namun metode LIFO yang
enyebabkan persediaan pada neraca tidak mencerminkan harga pada saat ini, seringkali
dinyatakan terlalu rendah.
Penyajian Kembali ( Restatement) Analitis dari FIFO Ke LIFO.
Penyesuaian dari FIFO menjadi LIFO , sayangnya membutuhkan asumsi penting dan
karenanya mungkin menimbulkan kesalhan. Ingat bahwa laba FIFO mencakup laba
kepemilikan atas persediaan awal. Ada manfaatnya untuk menghitung persediaan awal
(PAFIFO) Dikali dengan tingkat inflasi untuk lini persediaan tertentu yang dimiliki
perusahaan.
Biaya Persediaan Perusahaan Manufaktur dan Dampak Peningkatan Produksi
Biaya persediaan manufaktur terdiri atas tiga komponen :
1. Bahan baku atau bahan mentah- biaya dari bahan dasar yang digunakan untuk
membuat produk
2. Tenaga kerja- biaya tenaga kerja langsung yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
produk jadi
3. Overhead- biaya tidak langsung pada proses manufaktur, seperti penyusutan peralatan
manufaktur, gaji penyedia, dan biaya prasarana.
Biaya Perolehan atau Nilai Pasar, Mana yang Lebih Rendah
Nilai/ Harga Pasar (market) dijabarkan sebagai biaya penggantian terkini melalui pembelian
atau reproduksi. Biaya (cost) merupakan biaya perolehan persediaan.
PENGENALAN ASET JANGKA PANJANG
Aset Jangka Panjang merupakan sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan
penghasilan operasi ( atau mengurangi biaya operasi) untuk lebh dari satu periode. Bentuk aset
jangka panjang yang paling umum adalah aset tetap berwujud seperti bangunan, pabrik, dan
peralatan. Aset jangka panjang juga mencakup aset tak berwujud seperti paten, merek dagang,
copyright, dan goodwill.
Akuntansi Aset Jangka Panjang
Bagian ini menjelaskan konsep aset jangka panjang dan proses kapitalisasi, alokasi dan
penurunan nilai.
Kapitalisasi, alokasi, dan penurunan nilai
Proses akuntansi aset jangka panjang mencakup tiga aktivitas terpisah :
Kapitalisasi (capitalization) merupakan proses penangguhan biaya yang terjadi pada periode
berjalan, tetapi manfaatnya diharapkan dapat berlangsung selama beberapa periode dimasa
depan. Kapitalisasi ini yang menciptakan akun aset.
Alokasi (Allocation) merupakan proses pembebanan biaya tangguhan (aset) secara periodik
sepanjang satu atau lebih periode manfaat yang diharaokan. Proses alokasi ini dinamakan
penyusutan untuk aset berwujud, amortisasi untuk aset tak berwujud, dan deplesi untuk sumber
daya alam.
Penurunan nilai ( impairment) merupakan proses penurunan nilai buku aset saat arus kas yang
diharapkan tidak lagi cukup untuk menutupi biaya tersisa yang masih tercatat pada neraca.
Kapitalisasi Versus Pembebanan: Dampak Terhadap Laporan Keuangan dan Rasio
Kapitalisasi mempengaruhi baik laporan keuangan maupun rasionya. Kapitalisasi juga
membuat laba menjadi lebih unggul dibandingkan arus kas sebagai pengukuran kinerja
keuangan.
Dampak Kapitalisasi Terhadap Laba
Kapitalisasi memiliki dua dampak terhadap laba. Pertama, kapitalisasi menngguhkan
pengakuan biaya. Kedua, kapitalisasi menghasilkan serial perataan laba.
Dampak Kapitaliasi Terhadap Tingkat Pengembaliam Investasi
Kapitalisasi meningkatkan fluktuasi pengukuran laba dan karenanya rasio tingkat
pengembalian investasi.
Dampak Kapitalisasi Terhadap Rasio Solvabilitas
Pada pembebanan biaya aset secara langsung , rasio solvabilitas, seperti rasio utang terhadap
ekuitas (debt to equity) mencerminkan kondisi perusahaan yang lebih buruk dari kondisi
sebenarnya.
Dampak Kapitalisasi Terhadap Arus Kas Operasi
Saat biaya aset dibebankan langsung, biaya ini dilaporkan sebagai arus kas keluar aktivitas
operasi.

ASET TETAP DAN SUMBER DAYA ALAM


Properti, pabrik dan peralatan ( atau aset tetap) merupakan aset berwujud tak lancar yang
digunakan dalam proses manufaktur, penjualan, atau jasa untuk menghasilkan pendapatan dan
arus kas selama lebih dari satu periode.
Menilai Aset Tetap dan Sumber Daya Alam
Bagian ini mendeskripsikan penilaian aset tetap dan sumber daya alam
Menilai Properti, Pabrik dan Peralatan
Prinsip biaya historis digunakan saat menilai properti,pabrik,dan peralatan. Penilaian biaya
historis mengharuskan suatu perusahaan pertama kali mencatat aset sebesar harga belinya.
Biaya ini mencakup beban apa pun yang diperlukan agar aset tersebut berada dalam lokasi dan
kondisi siap digunakan atau siap memberikan jasa seperti biaya angkut, instalasi, pajak, dan
biaya pemasangan (set-up).
Menilai Sumber Daya Alam
Sumber daya alam (natural resource) yang juga disebut aset yang dihabiskan (wasting asset),
merupakan hak untuk mengambil atau mengkonsumsi sumber daya alam.
Penyusutan
Prinsip dasar penentuan laba adalah laba yang mendapatkan manfaat dari penggunaan aset
jangka panjang, harus menanggung bagian proporsional dari biaya aset tersebut. Penyusutan
merupakan alokasi biaya bangunan dan peralatan (tanah tidak disusutkan) sepanjang masa
manfaatnya.
Tingkat Penyusutan
Tingkat penyusutan bergantung pada dua faktor : masa manfaat dan metode alokasi.
Umur (Masa) Manfaat. Masa manfaat (useful life) aset sangat beragam. Asumsi yang terkait
masa manfaat aset dibuat berdasarkan kondisi ekonomi, pemahaman teknik, pengalaman, dan
informasi mengenai fisik dan sifat produktif suatu aset. Kerusakan fisik merupakan faktor
penting yang membatasi masa manfaat, dan hampir seluruh aset mengalaminya.
Metode Alokasi. Ketika masa manfaat aset ditetapkan, beban penyusutan periodik
dihitungberdasarkan metode alokasi (allocation). Keragaman penyusutan secara signifikan
disebabkan oleh metode yang dipilih. Kita akan melihat dua jenis metode yang biasa
digunakan, garis lurus dan dipercepat.
- Garis Lurus. Metode penyusutan garis lurus (straight-line) mengalokasikan biaya
aset pada masa manfaat berdasarkan beban periodik yang sama.
- Khusus. Metode penyusutan khusus (special) ditentukan pada industri tertentu
seperti baja dan mesin berat. Persamaan metode ini adalah dikaitkannya beban
penyusutan pada aktivitas atau intensitas penggunaan aset.
Deplesi
Deplesi (depletion) merupakan alokasi biaya sumber daya alam berdasarkan tingkat
pemungutan atau produksi. Perbedaan penyusutan dan deplesi adalah bahwa penyusutan
biasanya merupakan alokasi biaya aset produktif sepanjang waktu, sementara deplesi
merupakan alokasi biaya berdasarkan unit dieksplotasi dari sumber daya alam, seperti batu
bara, minyak, mineral, atau kayu. Deplesi tergantung dari produksi menghasilkan lebih banyak
produksi berarti mengeluarkan biaya deplesi yang lebih pula.
Penurunan Nilai
Bangunan dan sumber daya biasanya disusutkan selama masa manfaatnya. Penyusutan
berdasarkan prinsip alokasi, yaitu aset berumur panjang yang dialokasikan kepada periode
yang bermacam-macam ketikla digunakan. Tujuan penyusutan adalah penentuan laba: yaitu
metode mengaitkan biaya aset berumur panjang dengan pendapatan yang dihasilkan dari
penggunaan aset tersebut. Perlu diperhatikan bahwa penyusutan bukanlah praktik valuasi.
Dengan perkataan lain, nilai yang terbawa dari aset yang disusutkan (yaitu biaya aset dikurangi
akumulasi penyusutan), tidak dirancang untuk merefleksi nilai sekarang dari aset.
Menganalisis Aset Tetap dan Sumber Daya Alam
Valuasi aset tetap dan sumber daya alam yang menekankan objektivitas biaya historis.
Peningkatan nilai aset tetap menjadi sebesar nilai pasar tidak diperbolehkan dalam akuntansi.
Namun, konservatisme mengizinkan adanya penghapusan nilai karena adanya penurunan nilai
yang permanen. Penurunan nilai menghilangkan beban yang terkait dengan aktivitas operasi
pada periode dimasa depan.
Menganalisis Penyusutan Dan Deplesi
Manajer mengambil keputusan mengenai basis penyusutan , masa manfaat, dan metode
alokasi. Salah satu fokus analisis adalah adanya revisi masa manfaat aset.
Terdapat beberapa pengukuran yang terkait dengan umur aset tetap yang berguna untuk
membandingkan kebijakan penyusutan antar periode dan antar perusahaan, termasuk yang
berikut :
Rata-rata jangakauan waktu total = nilai kotor aset bangunan dsn perlengkapan/beban
penyusutan periode berjalan.
Umur Rata-rata = akumulasi penyusutan/beban penyusutan periode berjalan.
Umur Sisa Rata-rata = Nilai bersih aset bangunan dan perlengkapan / beban penyusutan
periode berjalan.
Analisis Penurunan Nilai
Tiga masalah analisis yang timbul dari penurunan nilai adalah :
(1) Evaluasi kelayakkan jumlah penurunan nilai, adalah tugas analisis yang tersulit
(2) Evaluasi kelayakan waktu penurunan nilai, perlu dicatat apakah perusahaan lama dalam
melakukan penurunan nilai atau menunda dalam melakukannya.
(3) Analisis efek penurunan nilai terhadap laba.

ASET TAK BERWUJUD


Aset tak berwujud ( intangible asset) merupakan hak, keistimewaan, dan manfaat
kepemilikan atau pengendalian. Dua karakteristik umum aset tak berwujud adalah tingginya
ketidakpastian masa manfaat dan tidak adanya wujud fisik.
Sebagian Kategori Aset Tak Berwujud
- Goodwill
- Paten, hak cipta, merek dagang, dan merek jual
- Sewa, pemegang hak sewa, dan perbaikan hak sewa
- Hak eksplorasi dan biaya sumber daya alam
- Rumus khusus, prose, teknologi, dan rancangan
- Lisensi, franchises, keanggotaan, dan daftar pelanggan
Biaya historis adalah aturan valuasi untuk aset tak berwujud dan berwujud. Yaitu, jika
perusahaan menggunakan bahan baku dan tenaga kerja untuk menciptakan aset berwujud,
perusahaan akan mengapitalisasi biaya ini dan menyusutkannya sepanjang masa manfaat.

Akuntansi Aset Tak Berwujud


Aset Tak Berwujud yang Dapat Diidentifikasi
Aset Tak Berwujud yang Dapat Diidentifikasi (identifiable intangible) merupakan aset tak
berwujud yang dapat di identifikasi terpisah dan dikaitkan dengan hak tertentu atau
keistimewaan selama periode manfaat yang terbatas. Contohnya adalah paten, merek dagang,
hak cipta dan franchises.
Aset Tak Berwujud yang tidak Dapat Diidentifikasi
Aset Tak Berwujud yang tidak Dapat Diidentifikasi (unidentifiable intangible) merupakan aset
yang dapat dikembangkan secara internal atau dibeli namun tidak dapat di identifikasi dan
seringkali masa manfaat yang tak terhingga contohnya adalah goodwill.
Amortisasi Aset Tak Berwujud
Saat kapitalisasi biaya aset tak berwujud yang dapat atau tidak dapat diidentifikasi, biaya ini
selanjutnya harus diamortisasi sepanjang periode manfaat aset ini.
Menganalisis aset tak berwujud
Analisis seringkali mencurigai aset tak tak berwujud saat menganalisis laporan keuangan.
Aset tak Berwujud dan Kontunjensi yang tak Tercatat
Pembahas aset tidak lengkap tanpa membahas aset tak berwujud dan kontinjensi yang tak
tercatat pada neraca. Salah satu kategori aset tak tercatat lainnya terkait dengan elemen jasa
atau ide.

Anda mungkin juga menyukai