net/publication/334670917
CITATIONS READS
0 1,016
3 authors, including:
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by M. ALI Rusdi Bedong on 25 July 2019.
Nursam Suriana
Amaliyah Sudirman
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PAREPARE
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah analisis Fatwa DSN Nomor 71/DSN-MUI/VI/2008
Tentang Sale and Lease Back ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Sale and Leaseback atau transaksi jual dan sewa balik adalah jenis transaksi
pembiayaan yang mengkombinasikan antara penjualan aset dengan penyewaan
kembali aset yang sama. Dalam transaksi tersebut, lessee (pihak penyewa)
menjual asetnya kepada lessor (pihak yang menyewakan) sesuai dengan nilai jual
aset tersebut. Lalu, aset tersebut diberlakukan suatu kontrak sewa/leasing antara
lessee dan lessor.
Tujuan sale and leaseback ini adalah lessee dapat memperoleh dana cash yang
dapat digunakan sebagai tambahan modal operasional atau tujuan bisnis lain dan
bagi lessor dapat memperoleh hak kepemilikan aset yang dijual serta pendapatan
sewa dari lessee. Pada umumnya, pembayaran sewa dan harga jual saling
berhubungan dikarenakan keduanya dinegosiasikan ke dalam suatu paket.
Contoh transaksi sale and leaseback adalah transaksi jual dan sewa balik 2,500
menara yang dimiliki PT Indosat Tbk kepada PT Tower Bersama Infrastructure
Tbk pada tahun 2012. Transaksi tersebut bernilai 406 juta dolar atau setara kurang
lebih 4,000 milyar rupiah. Indosat melakukan hal tersebut bertujuan untuk
melakukan efisiensi terhadap non-core assets. Pada tahun 2010, PT Garuda
Indonesia (Persero) Tbk. meneken kontrak sale and leaseback agreement tiga
pesawat Boeing 737-800 Next Generation dengan anak usaha Mitsubishi
Corporation yang bergerak di bidang penyewaan pesawat, MC Aviation Partners
atau MCAP yang nilainya jutaan dolar rupiah. Transaksi diatas memiliki
kegunaan sebagai penyewaan demi keperluan operasi.
Di Indonesia, pola transaksi sale and leaseback dipermudah dengan adanya
penghapusan pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 10% untuk transaksi
perusahaan yang menggunakan pola sale and leaseback. Peraturan tersebut
diberlakukan dikarenakan banyak kalangan menilai transaksi tersebut murni
pembiayaan sehingga tidak layak dikenakan PPN sebesar 10%. Dengan adanya
3
ketentuan tersebut, maka pengusaha pembiayaan diberikan kepastian dan
kejelasan aturan perpajakan sehingga pelaku usaha bisa lebih optimis dalam
menggunakan transaksi sale and leaseback. 1
1
Dewan Syariah Nasional MUI, Himpunan Fatwa Keuangan Syariah (Jakarta : Erlangga,2014),
h. 680-689.
4
Transaksi leaseng dalam bentuk sale and lease back ini pada prinsipnya
adalah pihak lesse sengaja menjual barang modalnya kepada lessor untuk
kemudian dilakukan kontrak sewa guna usaha atas barang tersebut. Lesse dalam
hal ini berperan sebagai pihak yang menjual barang untuk digunkan selama masa
lease yang disetujui dua pihak. Metode leaseng ini dimaksudkan untuk
memperoleh tambahan dana untuk modal kerja. Jadi transaksi leaseng disini
2
bersifat refinensing. Transaksi leaseng seperti ini banyak dilakukan di
pengenaan bea masuk atau pajak dalam rangka pengadaan suatu barang modal,
uumnya pihak lesse akan membeli lebih dahulu atas nama sendiri barang impor
atau eks-impor, termasuk membayar bea masuk dan bea impor lainnya.
kembali kepada lesse untuk digunakan sesuai dengan jangka waktu yang disetujui
dalam kontrak leaseng. Transaksi leaseng seperti di atas sering disebut technical
2.
Y. Sri Susilo, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Salemba,Jakarta) 2000. h. 131.
5
- Pembayaran pertama lainnya, jika ada
6. Pembayaran premi asuransi
7. Pembayaran lease bulanan dari lesse kepada lesser.
1.2 Analisis Fatwa Dewan Syari’ah Nasional tentang Sale and Lease
Back
Mengingat :
1. Firman Allah SWT, antara lain:
6
b. QS. al-Qashash [28]: 26:
َ
الربَا
ِّ مَ َوأ َحلَّ ال ّل ُه ا ْل َب ْي َع َو َح َّر
"Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba."
7
2. Hadis-hadis Nabi shallallahu alaihi wa sallam, antara lain:
a. Hadis Qudsi riwayat Imam al-Bukhari, Ahmad, Ibnu Majah dari Abu
Hurairah (teks al-Bukhari), Nabi bersabda:
َ
ل ٌ َر ُج:م ا ْل ِقيامة َ م َي ْوْ م ُه ْ ثَلاَث ٌَة أ َنا َخ: َّهللا َع َّز َو َجل
ُ ص ُ ال
َ َق
لَ َل بَا َع ُح ًّرا َفأَكٌ ور ُجَ ،م َغ َد َر َّ اس ِمى) ُثْ ف ِب َ أَ ْع َعى ِبى (أي َح َل
ع ِه أَ ْج َر ُه
ِ م ُي ْعْ اس َت ْو َفى ِم ْه ُه و َلْ ِس َتأْ َج َر أَ ِج ْي ًرا َف
ْ لا
ٌ ور ُجَ ،َم َه ُه
َ ث
)(رواه البخاري
"Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, "Ada tiga kelompok yang Aku
memusuhi mereka pada Hari Kiamat nanti. Pertama, orang yang
bersumpah atas nama-Ku lalu ia mengkhianatinya. Kedua, orang yang
menjual orang merdeka (bukan budak belian), lalu ia memakan
(mengambil) keuntungannya. Ketiga, orang yang memperkerjakan
seseorang, lalu ia meminta pekerja itu memenuhi kewajibannya,
sedangkan ia tidak membayarkan upahnya."
b. Hadis Riwayat Ibnu Majah dari Ibnu Umar, bahwa Nabi bersabda:
َّ ل أَ ْن يَ ِج
.ف َع َر ُق ُه َ أَ ْع ُعوا اْلأ َ ِج ْي َر أَ ْج َر ُه َق ْب
"Berikanlah upah pekerja sebelum keringatnya kering."
c. Hadis riwayat Abd ar-Razzaq dari Abu Hurairah dan Abu Sa'id al-
Khudri, Nabi SAW bersabda:
8
d. Hadis riwayat Ahmad, Abu Dawud, dan Ad-Daruquthni dari Sa`d Ibn
Abi Waqqash (teks Abu Dawud), ia berkata:
اس ِع َد
َ مَ ي ِم َن ال َّز ْر ِع َو ْ ز َوا ِقَّ ما َع َلى ال َ ض ِب َ ك ِري اْلأَ ْر ْ ُكهَّا ُن
َ س َّل
م ُ ص َّلى
َ هللا َع َل ْي ِه َوآ ِل ِه َو َ هللاِ ل ُ س ْو ُ َف َه َها َنا َر،ما ِء ِم ْه َها
َ ِبا ْل
.ض ٍةَّ ب أَ ْو ِف
ٍ و َ ك ِر َي َها ِب َذْ ن ُن ْ َم َر َنا أ َ َ َع ْن َذ ِل
َ ك َوأ
"Dulu kami menyewakan tanah dengan (bayaran) hasil pertanian yang tumbuh
di pinggir selokan dan yang tumbuh di bagian yang dialiri air; maka, Rasulullah
melarang kami melakukan hal tersebut dan memerintahkan agar kami
menyewakannya dengan emas atau perak."
e. Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari 'Amr bin 'Auf:
4. Kaidah fiqih :
9
ل
ُ ْالد ِلي
َ َّ اح ُة إِلا َّ أَ ْن يَ ُد
ل َ َلإب
ِ ْت ا
ِ َاملا
َ م َع
ُ ل ِفى ا ْل ْ َ الأ
ُ ص
َع َلى َت ْح ِر ْي ِم َها
“Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada
dalil yang mengharamkannya.”
Memperhatikan :
10
م ْه ِز َل ِة
َ م َها ِف ُع ِب
َ َوا ْل،م َها ِف ِع
َ ار ُة) بَيْ ُع ا ْل
َ ي (ال ِإ َج َ َف ِه
ِ َاْلأَ ْعي
.ان
“Ijarah adalah jual beli manfaat; dan manfaat berkedudukan sama dengan benda.”
اح ٍد
ِ ل َو
ّ ِ ر ِل ُك َ
َ ْاعيَ ٌة؛ َف َلي
ِ ار ِة] َد
َ [الإ َج
ِ اج َة إِ َليْ َها
َ َوأ َّن ا ْل َح...
ت
ْ ما ُج ِّو َز
َ َك ك
َ ت َلذ ِل
ْ زكَ ٌن َو َخا ِد ٌم َف ُج ِّو َز
ْ م
َ ب َو ٌ م ْر ُك ْو
َ
ِ َبَيْ ُع اْلأَ ْعي
.ان
“…kebutuhan orang mendorong adanya akad ijarah (sewa menyewa), sebab tidak
setiap orang memiliki kendaraan, tempat tinggal dan pelayan (pekerja). Oleh
karena itu, ijarah dibolehkan sebagaimana dibolehkan juga menjual benda.”
َز َتأْجر ُة أ
ْ ِ إ،ز َتأْ ِج ِر
ن ْ م
ُ ي يَ ِد ا ْل
ْ ف
ِ ة
ٌ ن
َ ا م
َ َ َ ْ م ُ َوا ْل َعيْ ُن ا ْل
.م ْه َها
َ ض
ْ َم ي
ْ ط َل
ٍ ْت ِب َػيْ ِر َت ْف ِر ي
ْ َت ِل َف
“Benda yang disewa adalah amanah di tangan penyewa; jika rusak bukan
disebabkan kelalaian, penyewa tidak diminta harus bertanggung jawab
(mengganti).”
2.Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syari'ah Nasional MUI pada hari Kamis,
22 Jumadil Akhir 1429 H. / 26 Juni 2008.
11
MEMUTUSKAN
2. Dalam akad Bai', pembeli boleh berjanji kepada penjual untuk menjual kembali
kepadanya aset yang dibelinya sesuai dengan
kesepakatan.
3.Akad Ijarah baru dapat dilakukan setelah terjadi jual beli atas aset yang akan
dijadikan sebagai obyek Ijarah.
4. Obyek Ijarah adalah barang yang memiliki manfaat dan nilai ekonomis.
5. Rukun dan syarat Ijarah dalam fatwa Sale and Lease Back ini harus
memperhatikan substansi ketentuan terkait dalam fatwa DSN-MUI Nomor:
09/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiaya-an Ijarah.
12
7. Biaya-biaya yang timbul dalam pemeliharaan Obyek Sale and Lease Back
diatur dalam akad.
Keempat : Penutup
1. Jika terjadi perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya dilakukan
berdasarkan peraturan perundang undangan yang berlaku dan sesuai prinsip
syariah.
2. Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di kemudian
hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan
disempurnakan sebagaimana mestinya. 3
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sale and Leaseback atau transaksi jual dan sewa balik adalah jenis
transaksi pembiayaan yang mengkombinasikan antara penjualan aset
dengan penyewaan kembali aset yang sama. Dalam transaksi tersebut,
lessee (pihak penyewa) menjual asetnya kepada lessor (pihak yang
menyewakan) sesuai dengan nilai jual aset tersebut. Lalu, aset tersebut
diberlakukan suatu kontrak sewa/leasing antara lessee dan lessor.
Fatwa Nomor 71/DSN-MUI/VI/2008 Tentang Sale and Lease BackDewan
Syari’ah Nasional, setelah: a. bahwa dalam masyarakat berkembang suatu
3
FATWA DSN MUI Nomor 71/DSN-MUI/VI/2008 Tentang Sale and Lease Back
4
MUI, D.S. (2014). Himpunan Fatwa Keuangan Syariah. Jakarta: Erlangga.
13
kebutuhan jual beli suatu aset untuk kemudian pembeli menyewakan
kembali aset kepada penjual, yang disebut dengan Sale and Lease Back;
b. bahwa dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut,
diperlukan aturan Sale and Lease Back yang sesuai dengan prinsip syariah
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a
dan huruf b, Dewan Syari’ah Nasional Majelis Ulama Indonesia
memandang perlu menetapkan fatwa tentang Sale and Lease Back untuk
dijadikan pedoman.
14
REFERENCES
15