Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


”Akuntansi Syariah”

Dosen Pengampuh :
“Saddan Husain,S.E, M.Ak”

Oleh:
KELOMPOK 3
Awalinda 2120203860202001
Nur Isma Padila 2120203860202034
Citra Bunga Mentari 2120203860202028
Nurul Fadhillah 2120203860202011

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PAREPARE 2023

1
DAFTAR ISI
SAMPUL....................................................................................................................................1
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................3
A. Pengertian Murabahah....................................................................................................3
B. Dasar Hukum Murabahah...............................................................................................3
C. Syarat dan Rukun Akad Murabahah ...............................................................................4
D. Jenis-jenis Akad Murabahah...........................................................................................5
E. Skema Akad Murabahah................................................................................................5
F. Perlakuan Akuntansi Pembiayaan Murabahah...............................................................6
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................13
A. Contoh Kasus Pencatatan Akuntansi Akad Murabahah................................................13
BAB III PENUTUP ..................................................................................................................18
A. Kesimpulan ..................................................................................................................18
B. Saran ............................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................................19

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian Murabahah
PSAK No.102 tentang Akuntansi Murabahah. Murabahah adalah akad jual beli barang
dengan harga jual sebesar biaya perolehan ditambah keuntungan yang disepakati dan penjual
harus mengungkapkan biaya perolehan barang tersebut kepada pembeli. (DSAK,2009).
Murabahah adalah akad jual beli atas barang tertentu, di mana penjual menyebutkan
harga pembelian barang kepada pembeli kemudian menjual kepada pihak pembeli dengan
mensyaratkan keuntungan yang diharapkan sesuai jumlah tertentu. Dalam akad murabahah,
penjual menjual barangnya dengan meminta kelebihan atas harga beli dengan harga jual.
Perbedaan antara harga beli dan harga jual barang disebut dengan margin keuntungan.
Demikian pula yang dikemukakan oleh Sudin Haron bahwa prinsip murabahah merupakan
konsep jual beli barang diantara dua pihak. Menurut konsep ini kedua pihak setuju menjual dan
membeli pada suatu tingkat harga yang di dalamnya terkandung segala biaya barang dan juga
keuntungan, konsep ini juga dikenali sebagai konsep mark upprice atau harga dinaikkan.
Murabahah adalah akad jual beli barang dengan harga jual sebesar biaya perolehan
ditambah keuntungan yang disepakati dan penjual harus mengungkapkan biaya perolehan
barang tersebut kepada pembeli.
Menurut Sri Nurhayati (2011 :168) murabahah adalah transaksi penjualan barang
dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan yang disepakati oleh penjual dan
pembeli. Pembayaran atas akad dapat dilakukan secara tunai atau tangguh. Dapat disimpulkan
bahwa murabahah merupakan transaksi antara penjual dan pembeli yang biaya perolehan dan
keuntungannya dinyatakan dalam transaksi tersebut.
Adapun perlakuan akuntansi untuk pembiayaan jual beli murabahah diatur dalam
PSAK 102. PSAK 102 merupakan peraturan akuntansi keuangan yang digunakan lembaga
keuangan syariah dalam mencatat produk pembiayaan dengan akad jual beli murabahah.
B. Dasar Hukum Murabahah
1. Dasar hukum murabahah didalam Al-Qur’an:
a) QS. An-Nisa’ [4]:29:
‫اض ِمنكُ ْم ۚ َو ََّلتَ ْقتُلُ ٓو ۟ا أَنفُ َسكُ ْم ۚ إِناٱللا َهكَانَبِكُ ْم َرحِ ي ًما‬ َ ً‫ِل اَّلٓأَنتَكُونَتِ َٰ َج َرة‬
ٍ ‫عنت ََر‬ ۟ ‫َٰيَٓأَيُّ َهاٱلاذِينَ َءا َمن‬
ِ ِ ِ‫ُوا ََّلتَأْكُلُ ٓو ۟ا أَ ْم َٰ َولَكُمبَ ْينَكُمبِ ْٱل َٰبَط‬
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku

3
dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu;
sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu,".
b) QS. Al-Baqarah [2]:275:
َ ‫َوأَ َحلاهلالُ ْالبَ ْيعَ َو َح ار َما ِل‬
‫رب‬
Artinya: Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba
c) QS. Al-Maidah [5]:1:
‫ياأَيُّ َهاالاذِينَآ َمنُواأَ ْوفُوا ِب ْال ُعقُو ِد‬
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu....”
2. Hadist Rasulullah SAW
a) Hadist Rasulullah Riwayat Tirmidzi:
Dari Abu Sa’id Al-Khudri bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya jual
beli itu harus dilakukan suka sama suka”. (HR. Al-Baihaqi dan Ibnu Majah, dan
dinilai shahih oleh Ibnu Hibban).
b) Hadist Rasulullah Riwayat Ibnu Majah:
Nabi bersabda, “ada tiga hal yang mengandung berkah: jual beli tidak secara tunai,
muqharadah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan jewawut untuk
keperluan rumah tangga, bukan untuk dijual”. (HR. Ibnu Majah dari Shuhaib).
c) Hadist Rasulullah Riwayat Jama’ah:
“Menunda-nunda (pembayaran) yang dilakukan oleh orang mampu adalah suatu
kedzaliman...”
3. Ijma’
Umat manusia telah berkosensus tentang keabsahan jual beli, karena manusia
sebagai anggota masyarakat selalu membutuhkan apa yang dihasilkan dan dimiliki orang
lain. Oleh karena jual beli ini adalah salah satu jalan untuk mendapatkan secara sah, dengan
demikian mudahlah bagi setiap individu untuk memenuhi kebutuhannya. Dari dasar hukum
di atas, dapat disimpulkan bahwa transaksi Murabahah itu dibolehkan dan tidak
bertentangan dengan ajaran syari’at Islam serta memberikan keringanan kepada pembeli
untuk memperoleh barang yang diinginkan walaupun dengan pembayaran yang tidak tunai.
C. Syarat dan Rukun Akad Murabahah
Dalam praktik ekonomi Islam, beberapa rukun dan syarat murabahah adalah:
1. Pihak yang berakad (Al-’aqidain)
a. Penjual (bank)
b. Pembeli (nasabah)
c. Pemasok (supplier)

4
2. Obyek yang diakadkan (Mahallul ‘Aqad)
a. Adanya wujud barang yang diperjualbelikan
b. Harga barang
3. Tujuan akad (Maudhu’ulAqad)
4. Akad (Sighatal-’Aqad)
a. Serah (ijab)
b. Terima (qabul)
D. Jenis-jenis Akad Murabahah
Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), murabahah adalah akad yang di dalamnya
terbagi ke dalam dua jenis mekanisme, di antaranya:
1. Murabahah dengan tunai
Murabahah adalah akad yang bisa dilakukan dengan tunai. Artinya, ada jual beli
barang di mana bank bertindak sebagai penjual, sedangkan nasabah sebagai pembeli.
2. Murabahah dengan cicilan (bitsamanajil)
Murabahah adalah akad yang bisa dilakukan dengan cicilan. Artinya, jual beli barang
di mana harga jual dicantumkan dalam akad jual beli.
E. Skema Akad Murabahah

Penjelasan Skema Murabahah yaitu:


1. Bank syariah dan nasabah melakukan negosiasi tentang rencana transaksi jual beli yang
akan dilaksanakan.
2. Bank dan nasabah melakukan akad pembiayaan jual beli atas suatu barang, dalam akad
ini bank bertindak sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli.

5
3. Bank melakukan pembelian barang yang diinginkan oleh nasabah dari supplier/penjual
dan dibayar secara tunai.
4. Barang yang telah dibeli bank dikirim oleh supplier kepada nasabah.
5. Nasabah menerima barang yang dibeli.
6. Atas barang yang dibelinya, nasabah membayar kewajiban kepada bank secara
angsuran selama jangka waktu tertentu.
F. Perlakuan Akuntansi Pembiayaan Murabahah
Menurut Ismail (2013:130) Perlakuan akuntansi pembiayaan murabahah dapat
dibedakan menjadi 4 (empat) perlakuan. Untuk penjual, untuk pembeli, penyelesaian utang
piutang bermasalah untuk penjual, dan penyelesaian utang piutang bermasalah untuk pembeli.
1. Akuntansi Untuk Penjual
a) Pada saat perolehan, aset murabahah diakui sebagai persediaan sebesar biaya
perolehan.
Aset Murabahah Xxx
Kas Xxx

b) Jika terjadi penurunan nilai untuk murabahah pesanan mengikat, akan ditanggung
penjual.
Beban Penurunan Nilai Xxx
Aset Murabahah Xxx

Jika terjadi penurunan nilai untuk murabahah pesanan tidak mengikat


Kerugian Xxx
Aset Murabahah Xxx

c) Apabila terdapat diskon pada saat pembelqian aset murabahah, maka perlakuannya
sebagai berikut:
• Jika terjadi sebelum akad murabahah, akan menjadi pengurang biaya perolehan
aset murabahah.
Aset Murabahah (net) Xxx
Kas Xxx

6
• jika terjadi setelah akad murabahah dan sesuai akad yang disepakati menjadi
hak pembeli, menjadi kewajiban kepada pembeli.
Kas Xxx
Utang Xxx

• Jika terjadi setelah akad murabahah dan sesuai akad yang disepakati menjadi
hak penjual, menjadi tambahan keuntungan murabahah.
Kas Xxx
Keuntungan Murabahah Xxx

• Jika terjadi setelah akad murabahah dan tidak diperjanjikan dalam akad, maka
akan menjadi hak penjual dan diakui pendapatan operasional.
Kas Xxx
Pendapatan operasional lain Xxx

d) Kewajiban penjual kepada pembeli atas pengembalian potongan tersebut akan


tereliminasi pada saat:
• Dilakukan pembayaran kepada pembeli.
Utang Xxx
Kas Xxx

• Akan dipindahkan sebagai dana kebajikan jika pembeli sudah tidak dapat
dijangkau oleh penjual:
Utang Xxx
Kas Xxx
Dana Kebajikan - Kas Xxx
Dana Kebajikan -Pot. Pembelian Xxx

e) Pada saat akad murabahah, piutang diakui sebesar biaya perolehan ditambah
dengan keuntungan yang disepakati. Pada akhir periode laporan keuangan, piutang
murabahah dinilai sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi (sama dengan
akuntansi konvensional). Jurnal untuk penyisihan piutang tak tertagih:
Beban Piutang Tak Tertagih Xxx

7
Penyisihan Piutang Tak Tertagih Xxx

f) Pengakuan keuntungan murabahah:


Pada saat terjadinya akad murabahah jika dilakukan secara tunai atau secara
tangguh sepanjang masa angsuran murabahah tidak melebihi satu periode laporan
keuangan dapat langsung diakui.
Kas Xxx
Piutang Murabahah Xxx
Aset Murabahah Xxx
Keuntungan Xxx

Namun apabila lebih dari satu periode, maka:


1. Keuntungan diakui saat penyerahan aset murabahah dengan syarat apabila
risiko penagihannya kecil, jurnal sama dengan butir a.
2. Diakui secara proporsional dengan besaran kas yang berhasil ditagih dari
piutang murabahah, jurnal:
• Pada saat penjualan kredit dilakukan:
Piutang Murabahah Xxx
Aset Murabahah Xxx
Keuntungan Tangguhan Xxx

• Pada saat penerimaan angsuran:


Kas Xxx
Piutang Murabahah Xxx
Keuntungan Tangguhan Xxx
Keuntungan Murabahah Xxx

g) Potongan pelunasan piutang murabahah diberikan pada saat pelunasan, diakui


sebagai pengurang keuntungan murabahah:
• Diberikan pada saat pelunasan, jurnal:
Kas Xxx
Keuntungan Ditangguhkan Xxx
Piutang Murabahah Xxx

8
Keuntungan Murabahah Xxx

• Memberikan setelah pelunasan (penjual menerima pelunasan dan membayarkan


potongan kepada pembeli). Jurnal:
Pada saat penerimaan piutang dari pembeli:
Kas Xxx
Keuntungan Ditangguhkan Xxx
Piutang Murabahah Xxx
Keuntungan Murabahah Xxx

Pada saat pengembalian kepada pembeli:


Keuntungan Murabahah Xxx
Kas Xxx

h) Denda dikenakan jika pembeli lalai dalam melakukan kewajibannya, dan denda
yang diterima diakui sebagai bagian dana kebajikan.
Dana Kebajikan - kas Xxx
Dana Kebajikan Pendapatan
Xxx
denda

i) Pengakuan & pengukuran penerimaan uang muka adalah sebagai berikut :


Uang muka diakui sebagai uang muka pembelian sebesar jumlah yang
diterima; pada saat barang jadi dibeli oleh pembeli maka uang muka diakui sebagai
pembayaran piutang (merupakan bagian pokok). Jika barang batal dibeli oleh
pembeli maka uang muka dikembalikan kepada pembeli setelah diperhitungkan
dengan biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh penjual.
Jurnal yang terkait dengan penerimaan uang muka:
• Penerimaan uang muka dari pembeli:
Kas Xxx
Utang lain-lain Xxx
Uang Muka Murabahah Xxx

• Apabila murabahah jadi dilaksanakan:

9
Utang lain Xxx
Uang muka Murabahah Xxx
Piutang Murabahah Xxx

Untuk jumlah margin keuntungan berdasarkan atas nilai piutang (harga jual-
uang muka). Pesanan dibatalkan, jika uang muka yang dibayarkan oleh calon
pembeli lebih besar daripada biaya yang telah dikeluarkan oleh penjual dalam
rangka memenuhi permintaan calon pembeli maka selisihnya dikembalikan pada
calon pembeli.
Utang Lain-Uang muka Mur Xxx
Pendapatan Operasional Xxx
Kas/Utang Xxx

Pesanan dibatalkan, jika uang muka yang dibayarkan oleh calon pembeli
lebih kecil daripada biaya yang telah dikeluarkan oleh penjual dalam rangka
memenuhi permintaan calon pembeli, maka penjual dapat meminta pembeli untuk
membayarkan kekurangannya, jurnal:
Kas/Piutang Xxx
Utang lain- Uang Muka Mur Xxx
Pendapatan Operasional Xxx

Jika pesanan dibatalkan, dan perusahaan menanggung kekurangannya atau


uang muka sama dengan beban yang dikeluarkan:
Utang lain-Uang Muka Murabahah Xxx
Pendapatan Operasional Xxx

2. Akuntansi untuk pembeli


a) Uang Muka
• Pembeli membayarkan uang muka.
Uang Muka Xxx
Kas Xxx

• Jika sudah memberikan uang muka, maka ketika penyerahan barang, jurnalnya:

10
Aset Xxx
Beban Murabahah Xxx
Uang Muka Xxx
Utang Murabahah Xxx

• Potongan uang muka akibat pembeli batal membeli barang diakui sebagai
kerugian, jurnal”
Kas Xxx
Kerugian Xxx
Uang Muka Xxx

• Potongan uang muka akibat pembeli batal membeli barang dan biaya yang
dikenakan lebih besar dari besaran uang muka.
Kerugian Xxx
Uang Muka Xxx
Kas atau utang Xxx

b) Aset yang diperoleh melalui transaksi murabahah tunai (Apabila tidak ada uang muka).
Aset Xxx
Kas Xxx

Utang yang timbul dari transaksi murabahah tangguh diakui sebagai hutang
murabahah sebesar harga beli yang disepakati (jumlah yang wajib dibayarkan), aset
dicatat sebesar biaya perolehan tunai dan selisih antara harga beli yang disepakati
dengan biaya perolehan tunai diakui sebagai beban murabahah tangguhan, jurnal:
Aset Xxx
Beban Murabahah Tangguhan Xxx
Utang Murabahah Xxx

d) Diskon pembelian yang diterima setelah akad murabahah, diperlakukan sebagai


pengurang beban murabahah tangguhan. Jurnal Diskon pembelian yang diterima
setelah akad Murabahah.
Kas Xxx

11
Beban Murabahah Tangguhan Xxx

• Jurnal potongan pelunasan dan potongan hutang murabahah.


Utang Murabahah Xxx
Beban Xxx
Kas Xxx
Beban Murabahah Tangguhan Xxx

e) Denda yang dikenakan akibat kelalaian dalam melakukan kewajiban sesuai dengan
akad diakui sebagai kerugian.
Kerugian Xxx
Kas/utang Xxx

12
BAB II
PEMBAHASAN
A. Contoh Kasus Pencatatan Akuntansi Akad Murabahah
1. Contoh Kasus
Pada tanggal 1 Juni 2019, Bank Anugerah Syariah menandatangani akad murabahah
dengan PT. Maju untuk pembiayaan pengadaan mesin produksi. Harga mesin Produksi
tersebut adalah Rp. 20.000.000 . Barang dibeli dan diserahkan kepada PT Maju pada
tanggal 10 Juni 2019. PT Maju membayar uang muka sebesar Rp 20.000.000. Dengan
demikian, angsuran perbulan sebesar Rp 10.0000.000 dan margin murabahah perbulan
sebesar Rp 1.000.000. Angsuran diterima setiap tanggal 10 bulan berikutnya.
Diminta
Buatlah jurnal transaksi yang diperlukan pada tahun 2019. Asumsi, angsuran pertama
adalah bulan Juli 2019 untuk membayar kewajiban mitra bulan Juni 2019.
Diketahui
Harga Mesin Rp. 200.000.000
Margin Rp. 20.000.000 +
Harga jual Rp. 220.000.000
Uang muka Rp 20.000.000 -
Sisa Rp 200.000.000/ 20 bulan
Angsuran perbulan Rp 10.000.000

Jurnal Umum
Bank Anugerah Syariah
Per Juni 2019
Tanggal Akun Debit Kredit
10/6/2019 Persediaan barang Murabahah Rp. 200.000.000 Rp. 200.000.000
Kas
10/6/2019 Kas Rp. 20.000.000 Rp. 20.000.000
Kewajiban lain – Uang muka
10/6/2019 Piutang Murabahah Rp. 220.000.000
Persediaan barang Murabahah Rp. 200.000.000
Margin murabahah tangguhan Rp. 20.000.000

13
10/6/2019 Kewajiban lain – Uang Muka Rp 20.000.000
Piutang Murabahah Rp. 20.000.000
10/7/2019 Kas Rp. 10.000.000
Piutang Murabahah Rp 10.000.000
10/7/2019 Margin Murabahah Tangguhan Rp. 1.000.000
Pendapatan margin Murabahah Rp. 1.000.000
Total Rp. 471.000.000 Rp. 471.000.000

2. Contoh kasus ke 2
Uang Muka Murabahah
Uang Muka murabahah adalah jumlah yang dibayar oleh pembeli (nasabah) kepada
penjual (bank syariah) sebagai bukti komitmen untuk membeli barang dari penjual. Pengakuan
dan pengukuran uang muka murabahah adalah sebagai berikut:
a. Uang muka diakui sebagai uang muka pembelian sebesar jumlah yang diterima
b. Jika barang jadi dibeli oleh nasabah, maka uang muka diakui sebagai pembayaran
bagian dari pokok piutang murabahah
c. Jika barang batal dibeli oleh nasabah, maka uang muka dikembalikan kepada nasabah
setelah diperhitungkan dengan biaya-biaya ril yang dikeluarkan oleh bank
Contoh Kasus:
Tanggal I April 2019 Bank Syariah Bersama (BSB) menerima pembayaran uang muka
sebesar Rp 50.000.000 dari Fulan sebagai tanda keseriusannya untuk memesan barang
kepada BSB berupa mobil Toyota. Atas transaksi tersebut BSB melakukan pencatatan
sebagai berikut:
1 April 2019 Dr Kas / Rek a.n Fulan Rp 50.000.000
Cr Hutang Uang Muka Murabahah Rp 50.000.000

Tanggal 6 April 2019 BSB menyerahkan barang pesanan kepada Fulan. Atas
kesepakatan transaksi murabahah tersebut maka jurnal uang muka sebagai berikut:
6 April 2019 Dr Hutang Uang Muka Murabahah Rp 50.000.000
Cr Piutang Murabahah Rp 50.000.000

Jika tanggal 6 April 2019 Fulan membatalkan pembelian barang kepada BSB dan atas

14
pemesananan pemesanan barang Bank Syariah telah mengeluarkan biaya sebesar Rp
5.000.000. Maka
jurnal transaksinya adalah:
6 April 2019 Dr Hutang Uang Muka Murabahah Rp 50.000.000
Cr Biaya Pemesanan Murabahah Rp 5.000.000
Cr Kas/Rek a.n Fulan Rp 45.000.000

3. Akad Murabahah/ Penyerahan Barang


Setelah barang yang dipesan oleh nasabah telah disiapkan oleh bank syariah, maka proses
berikutnya adalah akad/perjanjian murabahah antara bank syariah dengan nasabah
bersangkutan yang sekaligus juga penyerahan barang oleh bank syariah kepada nasabah.
Dalam akad murabahah disepakati beberapa ketentuan yang terkait :
1. Harga jual aset murabahah
2. Harga beli aset murabahah
3. Margin/keuntungan murabahah yang disepakati
4. Jangka waktu angsuran oleh nasabah
5. Dan ketentuan lainnya
Pada saat akad mưabahah, piutang murabahah diakui sebesar harga jual aset
murabahah yaitu harga perolehan ditambah keuntungan yang disepakati.
Keuntungan murabahah yang disepakati dapat diakui dengan cara berikut ini :
a. Diakui pada saat penyerahan barang. Cara ini diterapkan jika resiko penagihan
piutang murabahah relatif kecil.
b. Diakui secara proporsional sesuai dengan kas yang diterima dari tagihan piutang
murabahah. Cara ini diterapkan jika resiko penagihan piutang murabahah relatif
besar.
c. Diakui pada saat seluruh piutang murabahah berhasil ditagih. Cara ini dilakukan
jika resiko penagihan piutang murabahah cukup besar. Cara ini dilakukan jika
resiko penagihan piutang murabahah cukup besar.
Dari tiga cara pengakuan keuntungan murabahah diatas, cara pada nomor 2 yang paling
sering digunakan yaitu secara proporsional sesuai dengan kas yang dibayarkan oleh
nasabah.

Contoh Kasus:
Tanggal 1 AprlApril 2019 disepakati akad murabahah antara Bank Syariah Bersama (BSB)

15
dengan Fulan untuk pembelian mobil Toyota, dengan rincian sebagai berikut:
Harga Jual Rp 240.000.000
Harga Perolehan Rp 180.000.000
Margin/Keuntungan Rp 60.000.000
Jangka Waktu 1 Tahun (12 bulan)
Metode Pembayaran Angsuran
Biaya Administrasi Rp 1.500.000

Jurnal transaksi :
1 April 2019 Dr Piutang Murabahah Rp 240.000.000
Cr Margin Murabahah Yang Ditangguhkan Rp 60.000.000
Cr Persediaan Murabahah Rp 180.000.000
1 April 2019 Dr Kas / rek a.n Fulan Rp 1.500.000
Cr Pendapatan Administrasi Pembiayaan Rp 1.500.000

4. Pembayaran Angsuran Murabahah


Setelah akad murabahah dan barang sudah diserahkan kepada nasabah, maka
kewajiban nasabah adalah melakukan pembayaran. Pembayaran dapat dilakukan secara
tunai atau tangguh. Pada bank syariah, transaksi murabahah selalu dilakukan secara
tangguh baik dengan cara angsuran atau sekaligus pada waktu tertentu (tempo).
Contoh Kasus:
Berdasarkan kesepakatan dalam akad murabahah antara Fulan dan Bank Syariah Bersama
adalah jangka waktu murabahah 24 bulan dan pembayaran dilakukan secara angsuran.
Maka, Tanggal 1 Mei 2019 Fulan melakukan angsuran pertama sebesar Rp 20.000.000
dengan rincian angsuran pokok Rp 15.000.000 dan margin Rp S.000.000 (lihat tabel
angsuran).
Ang.
Total angsuran Pokok Margin Sisa Pokok Sisa Margin
Ke
Rp. 240.000.00 Rp. 72.000.00
1 Rp. 26.000.000 Rp. 20.000.000 Rp. 6.000.000 Rp. 220.000.000 Rp. 66.000.000
2 Rp. 26.000.000 Rp. 20.000.000 Rp. 6.000.000 Rp. 200.000. 000 Rp. 60.000.000
3 Rp. 26.000.000 Rp. 20.000.000 Rp. 6.000.000 Rp. 180.000.000 Rp. 54.000.000
4 Rp. 26.000.000 Rp. 20.000.000 Rp. 6.000.000 Rp. 160.000.000 Rp. 48.000.000

16
5 Rp. 26.000.000 Rp. 20.000.000 Rp. 6.000.000 Rp. 140.000.000 Rp. 42.000.000
6 Rp. 26.000.000 Rp. 20.000.000 Rp. 6.000.000 Rp. 120.000.000 Rp. 36.000.000
7 Rp. 26.000.000 Rp. 20.000.000 Rp. 6.000.000 Rp. 100.000.000 Rp. 30.000.000
8 Rp. 26.000.000 Rp. 20.000.000 Rp. 6.000.000 Rp. 80.000.000 Rp. 24.000.000
9 Rp. 26.000.000 Rp. 20.000.000 Rp. 6.000.000 Rp. 60.000.000 Rp. 18.000.000
10 Rp. 26.000.000 Rp. 20.000.000 Rp. 6.000.000 Rp. 40.000.000 Rp. 12.000.000
11 Rp. 26.000.000 Rp. 20.000.000 Rp. 6.000.000 Rp. 20.000.000 Rp. 6.000.000
12 Rp. 26.000.000 Rp. 20.000.000 Rp. 6.000.000 - -

Jurnal Transaksi :
1 April 2019 Dr Kas / rek a.n Fulan Rp 20.000.000
Cr Piutang Murabahah Rp. 20.000.00
Dr Margin Murabahah Yang Ditangguhkan Rp 5.000.000
Cr Pendapatan Margin Murabahah Rp 5.000.000

5. Potongan Murabahah
Potongan murabahah adalah pengurangan kewajiban nasabah yang diberikan oleh
bank. Potongan murabahah dapat diberikan pada dua kondisi yaitu potongan pelunasan
murabahah dan potongan tagihan murabahah. Pada dasarnya nasabah harus melunasi
seluruh kewajibannya atas transaksi murabahah, namun jika nasabah melakukan pelunasan
tepat waktu atau melakukan pelunasan sebelum jatuh tempo maka bank syariah dibolehkan
untuk memberikan potongan harga, dengan syarat tidak diperjanjikan dalam akad dan
besarnya potongan diserahkan pada kebijakan bank.
Potongan pelunasan piutang murabahah yang diberikan kepada nasabah diakui
sebagai pengurang pendapatan murabahah. Metode potongan pelunasan piutang
murabahah dengan menggunakan salah satu metode berikut ini (PSAK 102 par 27):
• Diberikan pada saat pelunasan, yaitu bank mengurangi piutang murabahah dari
keuntungan murabahah
• Diberikan setelah pelunasan, yaitu bank menerima pelunasan piutang dari
nasabah dan kemudian membayarkan potongan pelunasannya kepada nasabah.
Contoh Kasus
Tanggal 1 Februari 2020 Fulan melakukan pelunasan murabahah lebih cepat dari jadwal
jatuh

17
tempo seharusnya. Sampai bulan Februari sisa piutang murabahah a.n Fulan adalah sebesar
Rp. 40.000.000 terdiri dari pokok Rp 30.000.000 dan margin Rp 10.000.000. Atas
pelunasan tersebut Bank Syariah Bersama memberikan potongan margin murabahah
sebesar Rp5.000.000. Jurnal transaksi :
Jurnal bila potongan diberikan pada saat pelunasan :
1 Feb 2020 Dr Kas / Rek a.n Fulan Rp 35.000.000
Cr Piutang Murabahah Rp 35.000.000
Dr Margin Murabahah Yang Ditangguhkan Rp 5.000.000
Cr Pendapatan Margin Murabahah Rp 5.000.000
Dr Margin Murabahah Yang Ditangguhkan Rp 5.000.000
Cr Piutang Murabahah Rp 5.000.000

Jurnal bila potongan diberikan setelah pelunasan:


1 Feb 2020 Dr Kas /Rek a.n Fulan Rp 40.000.000
Cr Piutang Murabahah Rp 40.000.000
Dr Margin Murabahah Yang Ditangguhkan Rp 10.000.000
Cr Pendapatan Margin Murabahah Rp 10.000.000
Dr Pendapatan Margin Murabahah Rp 5.000.000
Cr Kas / Rek a.n Fulan Rp 5.000.000

6. Denda/ Ganti Rugi


Bank dapat mengenakan denda kepada nasabah yang tidak dapat melakukan
pembayaran angsuran piutang Murabahah, dengan indikasi antara lain:
• Adanya unsur kesengajaan, yaitu nasabah mempunyai dana tetapi tidak
melakukan pembayaran piutang Murabahah; dan
• Adanya unsur penyalahgunaan dana, yaitu nasabah mempunyai dana tetapi
digunakan terlebih dahulu untuk hal lain.
Denda Ganti Rugi tidak dapat dikenakan kepada nasabah yang tidak/belum mampu
melunasi disebabkan oleh force majeur, jika dapat dibuktikan. Denda yang diterima diakui
sebagai bagian dana kebajikan.
Contoh Kasus

18
Tanggal 1 Agustus 2019 atas kelalaian pembayaran angsuran oleh Fulan, Bank Syariah
Bersama mengenakan denda sebesar Rp 150.000 dan Fulan langsung membayar denda/
Ganti Rugi secara tunai.
Jurnal Transaksi :
1 Ags 2019 Dr Kas / Rek a.n Fulan Rp 150.000
Titipan Dana Kebajikan – Denda
Cr Rp 150.000
Murabahah

19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Murabahah adalah akad jual beli barang dengan harga jual sebesar biaya perolehan
ditambah keuntungan yang disepakati dan penjual harus mengungkapkan biaya perolehan
barang tersebut kepada pembeli.
Keuntungan murabahah bagi penjual diakui pada saat terjadinya penyerahan barang
jika dilakukan secara tunai atau secara tangguh yang tidak melebihi satu tahun, tetapi jika
melebihi satu tahun, maka keuntungan murabahah diakui saat penyerahan aset murabahah,
diakui secara proporsional dengan besaran kas yang berhasil ditagih dari piutang
murabahah, atau diakui saat seluruh piutang murabahah berhasil ditagih.
Aset yang diperoleh melalui transaksi murabahah bagi pembeli diakui sebesar biaya
perolehan murabahah tunai. Selisih antara harga beli yang disepakati dengan biaya
perolehan tunai diakui sebagai beban murabahah tangguhan. Sedangkan bagi penjual aset
dinilai sebesar biaya perolehan (jika pesanan mengikat) atau berdasarkan biaya perolehan
atau nilai bersih yang dapat direalisasi, mana yang lebih rendah (jika pesanan tidak
mengikat atau tanpa pesanan).
B. Saran
Demikian makalah yang dapat kami paparkan. Namun, kami menyadari bahwa
makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, baik dari segi bahasa, diksi, maupun
kekurangan materi. Maka dari itu, kritik dan saran anda sangatlah kami butuhkan. Karena
kritik dan saran tersebut sangat berguna bagi kami untuk menjadi bahan koreksi, agar
makalah kedepan yang kami sajikan menjadi lebih baik. Karena kesalahan itu pula, kami
mohon maaf.

20
DAFTAR PUSTAKA
Afrida, Yenti. 2016. Analisis Pembiayaan Murabahah di Perbankan Syariah. Jurnal Ekonomi
dan Bisnis Islam
Ernawati, Luluk. 2020. Analisis Penerapan Akuntansi Murabahah Berdasarkan PSAK 102
(Studi Kasus BMT Maslahah Cabang Pembantu Diwek). Universitas Hasyim Asy’ari.
Novianti, Ira. Akuntansi Murabahah.
Shindy Marcela Nasir dan Siswadi Sululing. 2015. Penerapan Akuntansi Murabahah Terhadap
Pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah Pada Bank Syariah Mandiri Cabang Luwuk.
Universitas Muhammadiyah Luwuk.
Wiky Aulia, Rhey Alimatul Farida, Muhammad Fahmul Iltiham. Analisis Perhitungan Dan
Mekanisme Pengajuan Pembiayaan Pada Akad Murabahah (Studi Kasus Pada PT.
BPRS Kota Mojokerto KCP Pandaan)

21

Anda mungkin juga menyukai