Anda di halaman 1dari 8

Analisis Penerapan Akad Ijarah Pada Sistem Perbankan Syariah

Marselli Febrianti1, Dr. Muammar Khaddafi, SE, M.Si, Ak, CA2

Program Studi Akuntansi, Universitas Malikussaleh, Jl. Kampus Unimal Bukit Indah, Blang Pulo, Kec.
Muara Satu, Kabupaten Aceh Utara, Aceh 24355

marselli.200420224@mhs.unimal.ac.id

ABSTRAK

Dalam memenuhi kebutuhan hidup, tidak semua masyarakat memiliki dana yang cukup.
Hadirnya lembaga keuangan syariah diharapkan mampu untuk mendorong perekonomian
masyarakat menjadi lebih baik. Akad ijarah merupakan akad untuk menjual manfaat yang dilakukan
oleh seseorang dengan orang lain dengan menggunakan ketentuan syariat Islam. Tujuan penelitian
ini adalah untuk memperlihatkan apakah akad ijarah telah diterapkan pada sistem perbankan
syariah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni dengan menggunakan metode studi
literatur. Hasil dari penelitian ini yakni penerapan akad ijarah pada sistem perbankan syariah sudah
dilakukan.

Kata Kunci: Akad Ijarah, Akuntansi Ijarah, Sistem Perbankan Syariah

PENDAHULUAN sebab itu, muncul lah lembaga keuangan,


baik itu lembaga keuangan bank maupun
Dalam memenuhi kebutuhan
lembaga keuangan non-bank untuk
hidupnya, manusia saling membutuhkan
membantu meringankan beban sebagian
satu sama lain. Manusia merupakan
masyarakat tersebut.
makhluk ciptaan Allah SWT yang tidak
hanya diperintahkan untuk beribadah, Di Indonesia, kedua lembaga
akan tetapi juga untuk bermuamalah keuangan tersebut dibagi menjadi
dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini lembaga keuangan konvensional dan
dikarenakan tidak semua masyarakat lembaga keuangan syariah. Namun, akan
memiliki dana yang cukup untuk lebih baik jika kita sebagai masyarakat
memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh Islam menggunakan jasa yang diberikan
oleh lembaga keuangan syariah. Salah didefinisikan sebagai akad pemindahan
satu jasa yang diberikan oleh lembaga hak guna (manfaat) atas suatu barang atau
keuangan syariah yakni jasa pembiayaan jasa, dalam waktu tertentu dengan
yang menggunakan akad ijarah. Akad pembayaran upah sewa (ujrah), tanpa
ijarah merupakan akad untuk menjual diikuti dengan pemindahan kepemilikan
manfaat yang dilakukan oleh seseorang atas barang itu sendiri. Jadi ijarah
dengan orang lain dengan menggunakan dimaksudkan untuk mengambil manfaat
ketentuan syariat Islam. Berbeda dengan atas suatu barang atau jasa
konsep kredit pada bank konvensional, (mempekerjakan seseorang) dengan jalan
pembiayaan ijarah dapat dikatakan penggantian (membayar sewa atau upah
sebagai pendorong masyarakat dalam sejumlah tertentu).
sektor usaha karena pembiayaan ini
Secara terminologi, ada beberapa
memiliki keistimewaan tersendiri
definisi ijarah yang dikemukakan oleh
dibandingkan dengan jenis pembiayaan
para ulama fiqh. Pertama, ulama
syari’ah lainnya. Keistimewaan tersebut
Hanafiyah mendefinisikannya dengan:
terletak pada penyewaan yang dapat
“transaksi terhadap suatu manfaat dengan
dilakukan kepada lembaga keuangan
imbalan”. Kedua, ulama Malikiyah dan
syari’ah tanpa harus memiliki modal
Hanabilah mendefinisikannya dengan:
terlebih dahulu. Oleh karena itu, peneliti
“kepemilikan manfaat sesuatu yang
tertarik untuk membahas bagaimana
dibolehkan dalam waktu tertentu dengan
penerapan akad Ijarah pada sistem
suatu imbalan”.
perbankan syari’ah.
Menurut Fatwa Dewan Syari’ah
Nasional No.09/DSN/MUI/IV/2000,
PEMBAHASAN ijarah adalah akad pemindahan hak guna
(manfaat) atas suatu barang atau jasa
Pengertian Akad Ijarah
dalam waktu tertentu melalui pembayaran
Menurut Sayyid Sabiq dalam sewa/upah, tanpa diikuti dengan
Fikih Sunnah, Ijarah berasal dari kata al- pemindahan kepemilikan barang itu
ajru yang berarti al-‘iwadhu sendiri, dengan demikian dalam akad
(ganti/kompensasi). Ijarah dapat ijarah tidak ada perubahan kepemilikan,
tetapi hanya pemindahan hak guna saja rahmat Tuhan-mu lebih baik dari apa
dari yang menyewakan kepada penyewa. yang mereka kumpulkan." (QS. Az-
Zukhruf: 32)
Pengaturan akuntansi ijarah diatur
"Dan jika kamu ingin anakmu
dalam PSAK No. 107, dimana ijarah
disusukan oleh orang lain, maka tidak
merupakan sewa menyewa obyek ijarah
dosa bagimu apabila kamu
tanpa perpindahan risiko dan manfaat
memberikan pembayaran menurut
yang terkait dengan kepemilikan aset
yang patut. Bertakwalah kamu
terkait, dengan atau tanpa wa’ad untuk
kepada Allah dan ketauhilah bahwa
memindahkan kepemilikan dari pemilik
Allah Maha Melihat apa yang kamu
(mu’jir) kepada menyewa (musta’jir) pada
kerjakan." (QS. Al-Baqarah: 233)
saat tertentu. Oleh karena itu, ijarah
“Salah seorang dari kedua wanita itu
merupakan bentuk pembiayaan sewa
berkata 'wahai ayahku ambillah ia
dalam sistem syariah pada dasarnya sama
sebagai orang yang bekerja (pada
dengan sewa konvensional. Seperti halnya
kita), sesungguhnya orang yang
pada sewa konvensional, ijarah juga
paling baik untuk bekerja (pada kita)
mengenal adanya semacam hak opsi yaitu
adalah orang yang kuat lagi dapat
wa’ad, sebagaimana dijelaskan dalam
dipercaya." (QS. Al-Qasas: 26)
PSAK No.107
2) Sunah
Landasan Hukum Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa

1) Al-Qur’an, sebagaimana firman Allah Rasulullah saw. bersabda:

SWT: "Berbekamlah kamu, kemudian

"Apakah mereka yang membagi-bagi berikanlah olehmu upahnya kepada

rahmat Tuhan-mu? Kami telah tukang bekam itu." (HR. Bukhari dan

menentukan antara mereka Muslim)

penghidupan mereka dalam Dari Ibnu Umar, bahwa Rasulullah

kehidupan dunia, dan Kami telah bersabda: "Berikanlah upah pekerja

meninggikan sebagian mereka atas sebelum keringatnya kering." (HR.

sebagian yang lain beberapa derajat, Ibnu Majah)

agar sebagian mereka dapat


mempergunakan yang lain. Dan
"Barang siapa mempekerjakan "Rasulullah melarang dua bentuk
pekerja, beritahukanlah upahnya" akad sekaligus dalam satu objek."
(HR. 'Abd ar-Razzaq dari Abu (HR. Ahmad dari Ibnu Mas'ud).
Hurairah dan Abu Sa'id al-Khudri).
Jenis Akad Ijarah
Dari Saad bin Abi Waqqash r.a.,
bahwa Rasulullah bersabda: "Dahulu A. Berdasarkan Objek yang Disewakan

kami menyewa tanah dengan (jalan 1) Ijarah 'ala al-manafi'i yaitu

membayar dari) tanaman yang manfaat atas aset yang tidak

tumbuh. Lalu Rasulullah melarang bergerak, seperti rumah, atau aset

kami cara itu dan memerintahkan bergerak seperti motor, pakaian,

kami agar membayarnya dengan uang dan sebagainya.

emas atau perak." (HR. Nasa'i). 2) Ijarah 'ala al- a'amal yaitu manfaat

Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi saw. atas jasa berasal dari hasil karya

beliau bersabda, "Allah Ta'ala atau dari pekerjaan seseorang.

berfirman: Ada tiga golongan yang B. Berdasarkan PSAK 107

pada hari kiamat (kelak) Aku akan 1) Ijarah merupakan sewa menyewa

menjadi musuh mereka: (pertama) objek ijarah tanpa perpindahan

seorang laki-laki yang mengucapkan resiko dan manfaat atas

sumpah karena Aku kemudian ia kepemilikan aset terkait, dengan

curang, (kedua) seorang laki-laki atau tanpa wa’d untuk

yang menjual seorang merdeka lalu memindahkan kepemilikan dana

dimakan harganya, dan (ketiga) pemilik (mu’jir) kepada penyewa

seorang laki-laki yang (musta’jir) pada saat tertentu.

mempekerjakan seorang buruh lalu 2) Ijarah muttahiya bin tamlik

sang buruh mengerjakan tugas (IMBT) adalah ijarah dengan wa'd

dengan sempurna, namun ia tidak perpindahan kepemilikan aset

memberinya upahnya." (Hasan: Irwa- yang diijarahkan pada saat

ul Ghalil no.: 1489 dan Fathul Bari tertentu.

IV: 417 No.: 2227). 3) Jual-dan-ijarah adalah transaksi


menjual aset ijarah kepada pihak
lain, dan kemudian menyewa
kembali aset ijarah yang telah Berakhirnya Akad Ijarah
dijual tersebut. Alasan
1. Periode akad sudah selesai sesuai
dilakukannya transaksi tersebut
perjanjian, namun kontrak masih
bisa saja pemilik aset
dapat berlaku walaupun dalam
membutuhkan uang, sementara ia
perjanjian sudah selesai dengan
masih memerlukan manfaat dari
beberapa alasan, misalnya
aset tersebut.
keterlambatan masa panen jika
4) Ijarah-lanjut menyewakan lebih
menyewakan lahan untuk
lanjut kepada pihak lain atas aset
pertanian, maka dimungkinkan
yang sebelumnya disewa dari
berakhirnya akad setelah panen
pemilik/pemberi sewa. Jika suatu
selesai (Sayid Sabbiq, 2008).
entitas menyewa objek ijarah
2. Periode akad belum selesai tetapi
untuk disewa-lanjutkan, maka
pemberi sewa dan penyewa
entitas mengakui sebagai beban
sepakat menghentikan akad jarah.
ijarah (sewa tangguhan) untuk
3. Terjadi kerusakan aset.
pembayaran ijarah jangka
4. Penyewa tidak dapat membayar
panjang, dan sebagai beban ijarah
sewa.
untuk sewa jangka pendek.
5. Salah satu pihak meninggal dan
Rukun dan Ketentuan Syariah ahli waris tidak berkeinginan
Ijarah untuk meneruskan akad karena
memberatkannya.
Rukun ijarah ada tiga macam,
yaitu sebagai berikut. Penerapan Akad Ijarah

1. Pelaku yang terdiri atas pemberi Menurut surat edaran No. 10/14/DPBS
sewa/pemberi jasa/mu'jjir dan yang dikeluarkan Bank Indonesia
penyewa/pengguna jasa/musta’jir. tertanggal 17 Maret 2008, dalam
2. Objek akad ijarah berupa: manfaat memberikan pembiayaan ijarah Bank
aset/ma'jur dan pembayaran sewa; Syari’ah atau Unit Usaha Syariah (UUS)
atau manfaat jasa dan pembayaran harus memenuhi langkah berikut ini :
upah.
3. Ijab kabul/serah terima.
a) Bank bertindak sebagai pemilik i) Pembayaran sewa dapat dilakukan
dan/atau pihak yang mempunyai dengan angsuran maupun
hak penguasaan atas objek sewa sekaligus,
sesuai kesepakatan, j) Pembayaran sewa tidak dapat
b) Barang dalam transaksi ijarah dilakukan dalam bentuk piutang
adalah barang bergerak atau tidak maupun dalam bentuk
bergerak yang dapat diambil pembebasan utang,
manfaat sewanya, k) Bank dapat meminta nasabah
c) Transparansi informasi produk untuk menjaga keutuhan objek
Bank dan penggunaan data pribadi sewa, dan menanggung biaya
nasabah, pemeliharaan objek sewa sesuai
d) Melakukan analisis rencana dengan kesepakatan.
pembiayaan atas dasar ijarah Dalam perbankan syari’ah, ijarah
kepada nasabah terbagi menjadi dua yaitu:
e) Objek sewa harus dapat dinilai dan 1) Ijarah Mutlaqah atau leasing,
diidentifikasi secara spesifik dan adalah proses sewa menyewa. Para
dinyatakan dengan jelas termasuk ahli hukum muslim membagi lagi
besarnya nilai sewa dan jangka ijarah mutlaqah menjadi dua
waktunya, bentuk:
f) Menjamin pemenuhan kualitas a) Menyewa untuk suatu
maupun kuantitas objek sewa serta jangka waktu tertentu.
ketepatan waktu sesuai b) Menyewa untuk suatu
kesepakatan, proyek/usaha tertentu
g) Merealisasikan penyediaan objek 2) Al-Ijarah al-Muntahia bit-Tamlik,
sewa yang dipesan nasabah, adalah sejenis perpaduan antara
h) Bank dan nasabah wajib kontrak jual beli dan sewa atau
menuangkan kesepakatan dalam lebih tepatnya akad sewa yang
bentuk perjanjian tertulis berupa diakhiri dengan kepemilikan
akad pembiayaan atas dasar ijarah, barang di tangan si penyewa. Akad
sewa-menyewa (ijarah) pada
perbankan syariah pada
perkembangannya dapat disertai (ujrah), tanpa diikuti dengan pemindahan
dengan pemindahan hak milik kepemilikan atas barang itu sendiri.
yang disebut sebagai Ijarah
Dalam perbankan syari’ah, ijarah
Muntahiyyah bit-Tamlik (IMBT).
terbagi menjadi dua yaitu Ijarah Mutlaqah
Walaupun seperti terlihat mirip
atau leasing dan Ijarah al-Muntahia bit-
dengan Leasing pada praktek
Tamlik.
pembiayaan konvensional, tetapi
pada perbankan syariah terdapat Berdasarkan surat edaran No.

pembedaan, yaitu jika obyek 10/14/DPBS yang dikeluarkan Bank

leasing hanya berlaku pada Indonesia tertanggal 17 Maret 2008,

manfaat barang saja, sedangkan dalam memberikan pembiayaan ijarah

pada Ijarah Muntahiyyah Bit- Bank Syari’ah atau Unit Usaha Syariah

Tamlik obyeknya bisa berupa (UUS) memperlihatkan bahwa ijarah telah

barang maupun jasa/ tenaga kerja. diterapkan di perbankan syariah terutama


Ijarah Muntahiyyah bit-Tamlik (IMBT).

METODE PENELITIAN
DAFTAR PUSTAKA
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah studi literatur, yaitu Dr. Alexander Thian, M. (2022). Akuntansi
Syariah. Andi.
dengan cara membaca atau mengambil
informasi dari jurnal ilmiah, buku dan Evi Grediani, S. M. (2022). AKUNTANSI
juga memanfaatkan internet sebagai SYARIAH PENGANTAR. Penerbit

sumber informasi. Lakeisha.

Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor


09/DSN-MUI/IV/2000 tentang
KESIMPULAN Pembiayaan Ijarah. (n.d.).

Dari pembahasan diatas, dapat Ikatan Akuntan Indonesia. (2017).


ditarik kesimpulan bahwa akad ijarah Pernyataan Standar Akuntansi
merupakan akad pemindahan manfaat atas Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

suatu barang atau jasa, dalam waktu


tertentu dengan pembayaran upah sewa
Manan, A. (2007). Ekonomi Islam, Teori,
dan Praktek. Yogyakarta: PT. Dana
Bhakti Prima Yasa.

Nur, A. W. (2007). Sistem pembiayaan


leasing di perbankan syariah. Jurnal
Ekonomi Islam, 169-186.

Nurhayati, S., & Wasilah. (2019). Akuntansi


Syariah di Indonesia. Jakarta:
Salemba Empat.

S Muslich, H. A., & Firmansyah, A. (2018).


PENERAPAN AKUNTANSI
IJARAH PADA PERBANKAN
SYARIAH DI INDONESIA. Jurnal
Info Artha.

Santoso, H., & Anik. (n.d.). ANALISIS


PEMBIAYAAN IJARAH PADA
PERBANKAN SYARIAH.

Sudarsono, H. (2007). Bank dan Lembaga


Keuangan Syariah, Cet.IV.
Yogyakarta: Ekonisia.

Tehuayo, R. (n.d.). SEWA MENYEWA


(IJARAH) DALAM SISTEM
PERBANKAN SYARIAH.

Anda mungkin juga menyukai